Makalah Mas Ro Shit
Makalah Mas Ro Shit
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Etika Komunikasi Politik Capres 2019”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan juga bantuan dari pihak-
pihak tertentu, juga dari sumber-sumber literasi. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya, serta minimnya pengetahuan kami terhadap materi ini.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Etika Komunikasi Politik
Capres 2019”. ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi bahan
pembelajaran bagi pembaca dan teman-teman.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I : Pendahulan
A. Latar Belakang …………………………………………...…......... 4
B. Rumusan Masalah ……………………………………….….......... 4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………..... 4
BAB IV : Penutup
A. Kesimpulan........................................................................................ 23
B. Saran.................................................................................................. 23
Daftar Pustaka............................................................................................ 24
3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Apa itu etika komunikasi politik
Tujuan etika komunikasi politik
Etika politisi sebagai komunikator politik
Bagaimana etika komunikasi politik capres 2019
C. Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah komunikasi politik
Untuk belajar memahami apa yang dimaksud dengan etika komunikasi
politik dan mengerti bagaimana etika komunikasi politik capres 2019
4
BAB II
LANDASAN KONSEP
Etika dalam bahasa latin, ethic; sedangkan dalam bahasa Yunani ethos (a body
of moral principles or values), yang berarti “timbul dari kebiasaan”, Habitat,
Costum. Etika merupakan cabang utama ilmu filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas mengenai standard penelitian moral. Dalam etika kita akan mengenal
beberapa konsep terkait dengan benar-salah, baik buruk atau tanggung jawab. Baik
buruk dalam hal ini, yaitu sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Namun, kebiasaan
bersifat dinamis, selau berubah sesuai dengan perkembangan dan kemajuan suatu
masyarakat itu sendiri, oleh karena itu etika dapat membentuk tingkah laku setiap
manusia. [1]
Franz Magnis Suseno membedakan etika menjadi etika umum dan etika
khusus. Etika umum mempertanyakan prinsi-prinsip dasar yang berlaku bagi
segenap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip
dalam hubungannya dengan kewajiban moral manusia dalam berbagai lingkungan
kehidupannya. Bagi individu, di sini terdapat perbedaan yang signifikan, terutama
pada dirinya, Ilahi, dan etika social. Etika sosial jauh lebih luas di bandingakn etika
individual. Hal ini terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial. Dalam membicarakan etika politik, Paul Ricoeur juga memberi
pengertian bahwa etika politik adalah upaya untuk memperluas lingkup kebebasan
dan menciptakan institusi-institusi yang lebih adil. etika politk tidak dapat
dipisahkan dengan subjek sebagai pelaku etika, yaitu manusia. Oleh karena itu,
etika politik berkaitan erat dengan pembahasan moral. [2]
5
Etika komunikasi dalam politik merupakan tata nilai dalam berkomunikasi
pada peristiwa politik. Masalah politik adalah aktivitas pada hierarki tertinggi
dalam kehidupan sosial. Etika adalah hal yang paling penting dalam melakukan
komunikasi politik sebab karena etika lah kita akan mendapatkan simpati atau
dukungan dari khalayak politik. Belakangan ini banyak komunikasi politik yang
meninggalkan etika, saat ini banyak kalangan elite politik cenderung berpolitik
dengan melalaikan etika komunikasi politik. Banyak sekali kenyataan bahwa
mereka berpolitik dilakukan tanpa rasionalitas, mengedepankan emosi dan
kepentingan kelompok, serta tidak mengutamakan kepentingan berbangsa. tentu
saja hal tersebut menimbulkan kesan yang buruk bagi publik apalagi jelang
menghadapi pemilu perseteruan menjadi hal yang biasa, ada perbedaan pandangan
maka akan membuat masyarakat terbelah menjadi dua kubu atau beberapa poros
politik.
Tiga tuntutan ini saling terkait hidup bersama dan untuk orang lain. Hidup
bersama untuk orang lain tidak mungkin terwu2jud, kecuali bila menerima
6
pluralitas dan dalam kerangka institusi-institusi yang adil. Hidup yang baik tidak
lain adalah cita-cita kebebasan kesempurnaan eksistensi atau pencapaian
keutamaan. (Cangara, 2016:390-391).
Sebagai komunikator politik, politisi memang berada pada posisi strategis untuk
memainkan peran politik dalam suatu setting politik tertentu. politisi sebagai
komunikator politik memainkan peran sosial yang utama, terutama dalam proses
pembentukan opini publik. Politisi atau politikus berkomunikasi sebagai wakil
suatu kelompok dan pesan-pesan politikus itu adalah untuk mengajukan dan atau
melindungi tujuan kepentingan politik. Artinya, komunikator politik mewakili
kepentingan kelompok, sehingga para politisi mencari pengaruh lewat komunikasi.
Dalam praktik, idealitas politik sangat jarang bahkan seringkali tidak sesuai
dengan kenyataan di lapangan. Filosofi dan hakikat politik sebagai wahana untuk
mengabdi rupanya sering menyimpang dari khittah politik yang sesungguhnya.
Adanya keretakan antara ide terhadap realitas laku politisi itulah yang disebut
dengan politisi tidak beretika. Ketika kita lihat misalnya di senayan, pelaku korupsi,
skandal, gaya hidup glamor, hingga kekerasan masih menjadi hiasan para penghuni
gedung kura-kura itu. Belum lagi soal politisi senayan yang sering bolos, absen
hingga rapor merah lain. Padahal seharusnya, sebagai anggota dewan terhormat,
mereka harus serius memperjuangkan aspirasi rakyat yang diwakilinya sesuai janji
kampanye. [1]
7
D. Prinsip Dasar Partai Politik Peserta Pemilu
3. Adanya kejujuran. Kejujuran merupan norma dan nilai yang paling hakiki
falam berkampanye. Setiap pelaku politik mempertaruhkan kepercayaan
masyarakat terhadap partai ppolitik dan pemerintah. Untuk kepentingan
jangka panjang, kejujuran merupakan hal yang tidak biasa ditawar-tawar
lagi.
8
menghargai sesama peserta pemilu., tidak mencurangi dan menghujat serta
tidak menjelek-jelekan partai lain. Menghindari kekerasan dan
menjauhkan slogan-sloganyang tidak mendidik masyarakat baik yang
bersifat lisan maupun tertulis.
9
politik atau kampanye harus dimiliki oleh setiap aktor politik. Etika politik
diperlukan untuk memelihara kesatuan dalam berpolitik dengan menghargai dan
m1entaati legitimasi yang merujuk pada norma-norma moral, nilai-nilai hukum dan
peraturan perundangan.
10
Strategi, kiat, maupun trik-trik yang dilakukan dalam kampanye politik boleh
berkembang dan menjadi tontonan yang menarik, tetapi menghargai kompetitor
atau lawan selalu menjadi kendali sehingga pihak yang berkompetisi dapat
mengembangkan kreativitas masing-masing. Masyarakat Indonesia sekarang ini
sudah semakin maju, cerdas, dan kritis. Oleh sebab itu, strategi dan kiat yang
menghargai etika berkampanye dan berpolitik yang santun, arif, dan berkomitmen
pada moralitas kejujuran makin mendapat tempat di hati pemilih. Sebaliknya, para
aktor yang menggunakan hal-hal yang kurang etis akan terpinggirkan, bahkan
dalam menerima kekuasaan pun tidak akan langgeng karena tidak memperoleh
legitimasi kekuasaan secara penuh dari masyarakat. Dengan kata lain,
pemerintahannya akan digoyang terus karena kemenangan yang diperoleh tidak
secara adil. [1]
11
BAB III
Pemilu saat ini bukan menjadi pesta demokrasi bagi rakyat, tapi menjadi arena
pertaruhan adu kekuatan politik oleh para tokoh-tokoh politik Indonesia. Etika yang
selama ini disembunyikan muncul jelang kontestasi politik. Baik itu etika yang baik
maupun buruk, walaupun sebenarnya porsinya lebih banyak yang buruk. figur
seorang calon presiden yang berisi capability (kecakapan), integritas, dan moralitas
sangat berpengaruh dalam persepsi publik.
Tak heran bila dalam perjalanan kepresidenan kita banyak diraih melalui
legitimasi yang lebih mengarah pada isu ideologis dan simpati. Susilo Bambang
Yudhoyono mampu memenangkan kontestasi melawan mentornya, Megawati
Soekarnoputri, pada 2004. Kemenangannya banyak ditopang oleh rasa simpati
rakyat. Sebab, pada detik-detik terakhir pencoblosan, media massa memframing
12
SBY sebagai sosok yang teraniaya, sering ditinggal atau tidak diundang dalam rapat
kabinet oleh Presiden Megawati. Saat itu Susilo Bambang Yudhoyono menjabat
sebagai Menkopolhukam.
Demikian juga dengan terpilihnya Joko Widodo lima tahun silam. Itu
lantaran kecenderungan pembentukan citra diri sebagai sosok yang sederhana,
bersahaja, merakyat, dan “gila kerja”. Sekarang kita merasakan nuansa membetot
emosi menjelang debat publik yang diadakan KPU. Masing-masing tim sukses
melakukan serangan yang cenderung bertujuan membentuk ketidaksukaan atau
kebencian.
Paslon 02 diserang dari sisi dugaan pelanggaran pada 1998, dekat dengan
keluarga Soeharto (memang mantan menantunya), belum berpengalaman
memimpin pemerintahan di tingkat kabupaten sekalipun, dan sejenisnya.
Harapannya, kepercayaan publik akan goyah kepada salah satu calon.
13
Etika komunikasi politik bisa dilihat dari hasil debat capres 2019 yang
terjadi beberapa minggu lalu. Capres dan Cawapres biasanya terlihat saling bahu-
membahu untuk mengalahkan lawan debatnya, dengan cara mendukung bila benar,
dan membela bila salah. Adanya harmonisasi tersebut ditujukan agar publik
mengira bahwa ada chemistry yang baik antar capres dan cawapres tersebut. Tapi
saat ini strategi seperti ini sudah mulai ditinggalkan oleh beberapa politisi, itu
terlihat saat pada debat capres pertama kemarin ketika capres dan cawapres nomor
urut 2 yaitu Prabowo-Sandi, saat Prabowo sedang menjawab soal perempuan dalam
struktur partai Gerindra, lalu sandi diberi kesempatan untuk menambahkan
argumen, tetapi ditolak karena Sandiaga Uno bukanlah lagi bagian dari partai
Prabowo. Contoh tersebut memperlihatkan bahwa mereka lebih memilih untuk
berjuang sendiri-sendiri, walaupun secara garis besar mereka mempunyai tujuan
yang sama.
Ada juga hal yang menarik mengenai etika komunikasi politik, yaitu ketika
Prabowo berjoget sesaat setelah Capres nomor urut 01 Joko Widodo menanyakan
tentang penunjukkan caleg Gerindra yang berasal dari bekas narapidana kasus
korupsi. Prabowo sempat meminta waktu untuk menanggapi, namun ditolak oleh
moderator karena masih waktunya Jokowi untuk berbicara, lalu Prabowo berjoget
dan wakilnya Sandiaga Uno mengelus-elus punggung Prabowo. Sandi juga
kemudian memijat-mijat bahu Prabowo. Seharusnya hal seperti itu tidak terjadi saat
debat capres, capres dan cawapres nomor urut 2 sebaiknya lebih bisa mengontrol
perilaku yang sifatnya kebiasaan itu di forum resmi seperti debat capres ini. Tentu
hal tersebut juga melanggar etika komunikasi politik dimana capres nomor urut 2
tidak bisa menahan emosinya ketika mendapat pertannyaan dari capres nomor urut
1, karena Prabowo langsung ingin menjawab pertanyaan yang dilontarkan, padahal
itu masih waktunya Jokowi untuk berbicara. Dan Prabowo mengeluarkan emosinya
dengan berjoget, itu dinilai sangat kurang pantas untuk dilakukan oleh calon orang
nomor satu di indonesia. [1]
14
Etika komunikasi politik capres 2019 tak hanya soal harmonisasi yang
mulai berkurang dan perilaku yang melanggar etika, Serangan kepada lawan politik
menjadi bagian dari rangkaian kampanye yang tidak tertulis dalam agenda
kampanye. Namun, saya yakin menyerang lawan politik adalah agenda tidak
tertulis namun terpatri pada tim pemenangan maupun tim sukses (timses).
Serangan-serangan yang ditujukan kepada lawan politik biasanya tidak jauh dari
kasus yang pernah menimpa si lawan politik, masa lalu si lawan politik, dan bahkan
tidak jarang ada yang sampai membawa perkara urusan rumah tangga.
Tentu hal ini menjadi tidak elegan untuk dikonsumsi oleh publik. Sebagai
seorang politikus seharusnya serangan-serangan yang ditujukan kepada lawan
politik harus bersifat elegan dan bersifat membangun. Seperti misalnya menyerang
dengan program-program unggulan, visi dan misi yang baik, dan harapannya
serangan ini juga dibalas dengan nada-nada yang serupa. Nada-nada yang bersifat
konstruktif.
Dalam debat kedua capres 2019 terlihat capres nomor urut 1 alias Joko
Widodo menyerang Prabowo Subianto capres nomor urut 2, atas kepemilikan lahan
ratusan hektare, 220 ribu hektare di kalimantan timur dan di kabupaten aceh tengah
120 ribu hektare, dalam segmen ketiga mengenai SDA dan lingkungan hidup.[1]
Hal tersebut tentu saja melanggar etika dan melanggar peraturan KPU untuk tidak
menyerang personal lawan debatnya. Disini sikap Jokowi sangat disayangkan sebab
Jokowi tidak perlu melakukan hal semacam itu walapun dia orang nomor 1 di
Indonesia seharusnya tidak semena-mena membuka data pribadi lawan debatnya.
Hal ini secara tidak langsung menunjukkan jati diri seorang jokowi bahwa ia bisa
melakukan segala macam cara, bahkan yang melanggar hukum secara halus untuk
menjatuhkan lawannya. Tetapi hal tersebut bukan lah penyerangan secara personal
15
tetapi lebih ke etika, sebab jika penyerangan personal itu adalah suatu hal yang
sudah menyangkut pribadi atau karakter seseorang.
Pada debat ketiga, debat antara Cawapres nomor urut 01 dan Cawapres
nomor urut 02 yang bertemakan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial,
dan budaya. Dalam debat antara Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno ini tampil dengan
elegan dan sangat santun, mengikuti etika komunikasi dalam politik sehingga kedua
kandidat tersebut terlihat berwibawa dan itu sangat baik untuk memberi contoh
kepada publik bagaimana cara berdebat dengan etika dan adab yang benar. Dalam
debat Keduanya hanya memaparkan visi misi mereka, baik Ma’ruf ataupun Sandi
sangat minim untuk mendebat program kandidat lain. Debat berjalan sangat
monoton karena intonasi keduanya datar, tidak ada serangan ofensif, dan tidak ada
pertanyaan yang membuat lawan terkejut. [1]
Pada debat keempat antara Capres nomor urut 01 dan capres nomor urut 02
bertemakan ideologi, pemerintahan, pertahanan dan hubungan internasional. Debat
mulai panas ketika memasuki sesi pertahanan, disini Prabowo terlihat unggul dalam
memaparkan apa yang harus dilakukan pemerintah dalam bidang pertahanan.
Kedua kandidat tersebut saling berdebat mengenai anggaran pertahanan hingga
tidak akan ada invasi yang masuk ke indonesia untuk 20 tahun kedepan, dan
disinilah Prabowo terlihat sangat emosional sebab ia geram dengan jendral yang
memberi briefing terhadap Jokowi dan secara tidak langsung menyalahkan orang
yang briefing Jokowi. Sebab menurut Prabowo yang didapat dari pengalamannya,
perang itu tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi karena dulu ia pernah mengalami
hal seperti ini, sebuah prediksi yang keliru dan Prabowo takut hal tersebut terulang,
maka dari itu Prabowo terlihat sangat emosional ketika membicarakan soal
pertahanan Indonesia. Prabowo juga menganggap pertahanan indonesia yang
lemah, dan mengakui bahwa dirinya lebih TNI daripada TNI itu sendiri. Prabowo
juga sempat memarahi audiens ketika audiens tertawa sesaat setelah Prabowo
mengatakan bahwa pertahanan Indonesia lemah dan Prabowo tidak tahu harus
menyalahkan siapa, lantas audiens sempat tertawa sejenak sebelum Prabowo
16
marah. Seharusnya Calon Presiden Indonesia tidak menunjukkan amarahnya dan
harus bisa mengontrol emosinya karena hal tersebut memberikan dampak negatif
kepada publik, bisa jadi karena publik mengetahui bahwa Prabowo adalah orang
yang tempramental, publik bisa saja merubah persepsinya terhadap Prabowo. [1]
17
B. Wawancara Mengenai Etika Komunikasi Politik Capres 2019
Berikut ini adalah sesi Wawancara yang dilakukan oleh Jecklin Carol
dengan Narasumber yang bernama Ibu Bernadhette Kurnia Lestari.
W : Menurut Ibu, jika ibu diminta untuk mendeskripsikan etika dalam berpolitik
serta kampanye bagaimana ibu mendeskripsikannya bu?
N : Etika, kalo menurut saya etika adalah bagaimana kita bisa sebagai sesama tim
bisa menghormati tim lain, karena yang berkebangsaan ini seperti yang kalian tahu
begitu banyaknya hoax yang beredar, tipuan, apapun yang melibatkan medsos
bahkan timses sekalipun. Buat saya untuk saling membuat hoax atau saling
menjelekkan tim lawan sangat kurang beretika, seharusnya kita bisa berkampanye
18
dengan cerdas, baik, supaya kita bisa membawa rakyat yang awam sekalipun untuk
cerdas dalam memilih tanpa menjatuhkan pihak lawan, kita beri tahu capaian atau
prestasi yang telah diperoleh oleh Presiden dan juga kita jelaskan latar belakang
Presiden, dll. itu menurut saya etika dalam berkampanye yang baik
W : baik bu, untuk pertanyaan selanjutnya, analisia etika politik dan kampanye jelas
menjadi bagian dari komunikasi politik karena sifatnya yang deliberatif
memengaruhi rakyat atas sebuah kebijakan. Maka dari itu asumsinya pidato akan
berhasil jika terjadi relasi antara pembicara dan audiensi. Menurut pandangan ibu,
apa yang membedakan cara Jokowi dan Prabowo dalam menciptakan relasi saat
pidato debat kemarin? Dan bagaimana pendapat ibu tentang kampanye dari kedua
belah pihak capres?
N : kalau dari Jokowi, saya lihat bagaimana beliau berkampanye, berpidato ataupun
saat beliau memperkenalkan janji-janji pada saat kampanye. buat saya, Jokowi itu
sangat santun sekali, dia pandai untuk menyentuh hati rakyat, mungkin inilah yang
dikatakan incumbent sebab incumbent ini memiliki keuntungan kita tidak bisa
menutup mata soal itu. Masalah keberhasilan beliau pun sudah dirasakan oleh
masyarakat, pastinya dia tidak akan susah untuk berbicara ataupun untuk menjual
dirinya kepada masyarakat karena dilatarbelakangi oleh keberhasilan yang sudah
dicapai oleh Jokowi. Sedangkan untuk capres nomor urut 02 yaitu Prabowo, beliau
kan belum pernah menjadi Presiden, ya otomatis pasti dia mempunyai kekurangan
yang saya maksud adalah, dia tertinggal beberapa langkah dibelakang Jokowi.
Karena itu sebab Prabowo belum memiliki hasil, tidak memiliki prestasi dan juga
tidak memiliki suatu tindakan yang bisa dinikmati oleh masyarakat, disitulah
mungkin prabowo tertinggal. Dan masalah debat kemarin, tanggapan saya adalah
jokowi itu bagaikan air yang tenang, mengalir dengan yakin, dengan sangat lembut
tapi terarah. Sedangkan Prabowo itu bagaikan api yang meledak-ledak dan terkesan
mohon maaf, tidak nyambung, karena beliau begitu meledak-ledak, itu buat saya
sangat disayangkan. Dan hasil debat kemarin saya lihat bagaimana Jokowi dengan
kenegarwanan yang hebat dan Prabowo dengan segala emosinya yang merugikan
dia, itu menurut saya.
19
W : baik bu, pertanyaan selanjutnya, menurut ibu adakah kesalahan etika berpolitik
yang diperbuat secara tidak sengaja oleh pasangan 01 dan pasangan 02 saat
dilaksanakannya debat kemarin ?
N : Buat saya sepertinya tidak ada ya, dalam pelanggaran etika berpolitik. Masing-
masing punya alasan untuk menyampaikan kampanye apapun itu kalau dalam debat
saya rasa bebas-bebas saja yang penting tidak saling menjelekkan. Karena kemarin
pada saat debat, saya lihat bukan etika yang ada disitu, tapi terlalu banyak curhat,
masalah Prabowo merasa di tuduh dan dibalikkan oleh pak Jokowi beliau tenang-
tenang saja saat dituduh. Jadi buat saya semua ada plus minus nya, tinggal kita lihat
dari prestasi, karena ya jujur saja negara ini bukan buat main-main dan saya
berharap untuk kaum milenial bisa melihat sekian tahun kedepan, jangan hanya
melihat di tahun sekarang ini. Seperti kata Sandiaga Uno bilang, biarkan laut rusak,
biarkan menggunakan sistem seperti ini, tidak apa-apa rusak yang penting rakyat
bisa makan. Rakyat bisa makan sampai kapan? Pada saat nanti anak cucu kita
Indonesia sudah punah mungkin karena kerusakan tersebut. Jadi buat saya kaum
milenial harus cerdas melihat, jangan hanya melihat dari mudahnya sekarang
seperti janji-janji kampanye dari nomor urut 02 yaitu yang mengatakan bahwa,
nanti kalau misalkan tidak ada pajak, tidak ada ini, tidak ada itu, Indonesia hidup
darimana? Bukan hanya Indonesia, negara superpower sekalipun itu butuh pajak.
Itu adalah sumber utama dana negara, kalau pajak ditiadakan, Indonesia mau hidup
darimana? Sekarang, kalaupun misalnya oke kita senang tidak ada pajak, buat kaum
menengah kebawah, dia punya motor berapa? Punya mobil mungkin satu motor
pun juga satu. Yang lebih diuntungkan kalau begini siapa? Orang yang punya mobil
lima ? mungkin punya motor sepuluh atau lebih banyak lagi? PBB di gratiskan
orang-orang yang seperti apa yang harus digratiskan? Itu yang harus kita cermati
dalam berpikir, tidak hanya untuk kesenangan atau kenikmatan sementara. Karena
apa yang kita perbuat nanti adalah untuk generasi mendatang, bukan hanya untuk
sesaat. Sama seperti apa yang sedang dikerjakan oleh pak Jokowi masalah
infrastruktur, mungkin sekarang belum begitu terasa, mungkin kita sekarang akan
dibebani dengan bayar hutang negara. Tidak apa-apa hutang selama memang
dibayar apalagi jika terlihat hasilnya itu tidak apa-apa. Saya bukan menjelekkan
20
presiden sebelum-sebelumnya, contoh SBY itu mempunyai hutang terbesar itu ada
datanya, tapi apa hasilnya? Tidak ada sama sekali yang terbangun pada masa pak
SBY. Dan pada masa jabatan pak Jokowi dalam masa 5 tahun rencana-rencana
repelita yang pernah dibangun oleh founding father kita seperti Soekarno,
Megawati, SBY, dst. semua diselesaikan oleh Jokowi, jadi itulah kenapa saya
berharap kaum milenial bisa berpikir cerdas untuk memilih mana yang akan mampu
membangun negara ini, bukan akan membawa negara ini mundur bukan untuk
mundur ke masa lalu dimana mau menggunakan teknologi masa lalu. Apakah anda
kaum milenial mau balik kepada zaman pager? Tidak mau kan tentunya, kita kan
ingin lebih maju. Sekarang presiden sudah meluncurkan Apollo sudah meluncurkan
nusantara sekian, nusantara satu untuk membangun jaringan internet kita. Kita
harus maju kita harus lebih hebat kita harus menjadi negara yang diperhitungkan di
Asia, ASEAN, ataupun di dunia. Dan jangan salah untuk kita bicara masalah
keamanan atau TNI, TNI kita nomor 15 didunia dan nomor satu di ASEAN, jadi
kita ini sedang menuju ke negara yang lebih maju, kuat dan superpower jadi jangan
sampai salah memilih.
W : baik bu, untuk pertanyaan terakhir menurut ibu buat etika berpolitik
kedepannya ada pesan-pesan untuk Paslon 01 ataupun Paslon 02?
N : kalau untuk paslon 01 saya tidak bilang beliau sempurna, manusia pasti ada
kesalahannya seperti kubu sebelah katakan. Bahwa pak Jokowi pembohong janji-
janjinya belum ditepati, mungkin benar. Tapi untuk menepatinya itu butuh proses,
jadi buat saya, saya tidak memaksakan atau membuat hoax untuk memaksakan kita
semua untuk memilih Jokowi, sebab Jokowi juga ada kekurangannya oleh karena
itu bantu Jokowi. Kritik Jokowi dengan sopan support beliau untuk membangun
negeri ini bantu beliau untuk menjadikan Indonesia maju. Kalau untuk Prabowo,
saya sangat berharap Prabowo sudah cukup belajar dari masalah-masalah hoax
yang pernah dibuatnya, dari masalah Ratna Sarumpaet, masalah PKI yang dia
sebarkan untuk menjatuhkan Jokowi, bahkan Jokowi dibilang China dll. Saya
sangat berharap Prabowo bisa maju dari semua itu, bisa mencari kampanye yang
bersih yang santun attitude dan elegan itu yang paling penting. Tunjukkan kepada
21
masyarakat Indonesia bahwa dia mampu dan akan menunjukkan
kenegarawanannya. Karena jujur bukan karena saya dari kubu 01, jujur saya belum
pernah melihat beliau dengan karismatik dan kenegarawanannya itu muncul. karena
apa yang terjadi adalah beliau selalu menunjukkan emosinya selalu terburu-buru
dll. Jadi saya sangat berharap bapak Prabowo Subianto yang terhormat ataupun
timsesnya tolong move on dari kejadian-kejadian kemarin.
W : Baik bu Terima kasih banyak karena telah membantu saya untuk mengerjakan
tugas Wawancara ini, semoga apa yang kita pilih kedepannya bisa menguntungkan
bagi Indonesia.
22
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
23
politik yang bersih dan bertanggung jawab, bekerjalah dengan jujur dan adil, jangan
hanya mementingkan ego untuk diri sendiri , dahulukanlah kepentingan rakyat yang
merupakan tugas utama para politisi. Besainglah secara sehat tanpa harus
menjatuhkan para politisi yang satu dengan yang lainnya. Politik yang beretika
adalah politik yang mampu membawa kesejahteraan pada masyarakat.
Daftar Pustaka
24