Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Etika Komunikasi Politik Capres 2019”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan juga bantuan dari pihak-
pihak tertentu, juga dari sumber-sumber literasi. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya, serta minimnya pengetahuan kami terhadap materi ini.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Etika Komunikasi Politik
Capres 2019”. ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi bahan
pembelajaran bagi pembaca dan teman-teman.

Jakarta, 01 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3

BAB I : Pendahulan
A. Latar Belakang …………………………………………...…......... 4
B. Rumusan Masalah ……………………………………….….......... 4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………..... 4

BAB II : Landasan Konesep


A. Pengertian Etika Komunikasi Politk................................................ 5
B. Tujuan Etika Komunikasi Politik ……………………………....... 6
C. Etika Politisi Sebagai Komunikator Politik………………………. 7
D. Prinsip Dasar Partai Politik Peserta Pemilu.......................... ........... 8
E. Etika Dalam Nilai Demokraasi......................................................... 9

BAB III : Analisia dan Pembahasan


A. Etika Komunikasi Politik Capres 2019…………………………..... 12
B. Wawancara Mengenai Etika Politik Capres 2019………………..... 18

BAB IV : Penutup
A. Kesimpulan........................................................................................ 23
B. Saran.................................................................................................. 23

Daftar Pustaka............................................................................................ 24

3
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Etika diartikan sebagai ajaran tentang nilai-nilai moral menyangkut perilaku


manusia. Etika dalam konteks studi filsafat digolongkan sebagai kelompok filsafat
praktis, yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu dan bagaimana belajar bertanggung jawab
dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan manusia.

Etika berkaitan dengan masalah nilai, karena etika pada dasarnya


membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat nilai baik dan
tidak baik, sopan dan santun. Denagan demikian etika banyank berkaitan dengan
prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungannya dengan tingkah laku
manusia. Di media massa, sering kita dengar bentrok antar massa yang mendukung
antar calon tertentu dalam pilkada. Bahkan antar elite sering terjadi gontok-
gontokan. Di sinilah letak peran betapa pentingnya etika politik.

B. Rumusan Masalah
 Apa itu etika komunikasi politik
 Tujuan etika komunikasi politik
 Etika politisi sebagai komunikator politik
 Bagaimana etika komunikasi politik capres 2019

C. Tujuan Penulisan
 Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah komunikasi politik
 Untuk belajar memahami apa yang dimaksud dengan etika komunikasi
politik dan mengerti bagaimana etika komunikasi politik capres 2019

4
BAB II

LANDASAN KONSEP

A. Pengertian Etika Komunikasi Politik

Etika dalam bahasa latin, ethic; sedangkan dalam bahasa Yunani ethos (a body
of moral principles or values), yang berarti “timbul dari kebiasaan”, Habitat,
Costum. Etika merupakan cabang utama ilmu filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas mengenai standard penelitian moral. Dalam etika kita akan mengenal
beberapa konsep terkait dengan benar-salah, baik buruk atau tanggung jawab. Baik
buruk dalam hal ini, yaitu sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Namun, kebiasaan
bersifat dinamis, selau berubah sesuai dengan perkembangan dan kemajuan suatu
masyarakat itu sendiri, oleh karena itu etika dapat membentuk tingkah laku setiap
manusia. [1]

Franz Magnis Suseno membedakan etika menjadi etika umum dan etika
khusus. Etika umum mempertanyakan prinsi-prinsip dasar yang berlaku bagi
segenap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip
dalam hubungannya dengan kewajiban moral manusia dalam berbagai lingkungan
kehidupannya. Bagi individu, di sini terdapat perbedaan yang signifikan, terutama
pada dirinya, Ilahi, dan etika social. Etika sosial jauh lebih luas di bandingakn etika
individual. Hal ini terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial. Dalam membicarakan etika politik, Paul Ricoeur juga memberi
pengertian bahwa etika politik adalah upaya untuk memperluas lingkup kebebasan
dan menciptakan institusi-institusi yang lebih adil. etika politk tidak dapat
dipisahkan dengan subjek sebagai pelaku etika, yaitu manusia. Oleh karena itu,
etika politik berkaitan erat dengan pembahasan moral. [2]

1. Mirza Shahreza dan Korry El-Yana, Etika Komunikasi Politik, hlm 11


2. Franz Magnis Suseno, Etika Dasar, Cet. 6, Jakarta: Kanisius, 1993,hlm 17

5
Etika komunikasi dalam politik merupakan tata nilai dalam berkomunikasi
pada peristiwa politik. Masalah politik adalah aktivitas pada hierarki tertinggi
dalam kehidupan sosial. Etika adalah hal yang paling penting dalam melakukan
komunikasi politik sebab karena etika lah kita akan mendapatkan simpati atau
dukungan dari khalayak politik. Belakangan ini banyak komunikasi politik yang
meninggalkan etika, saat ini banyak kalangan elite politik cenderung berpolitik
dengan melalaikan etika komunikasi politik. Banyak sekali kenyataan bahwa
mereka berpolitik dilakukan tanpa rasionalitas, mengedepankan emosi dan
kepentingan kelompok, serta tidak mengutamakan kepentingan berbangsa. tentu
saja hal tersebut menimbulkan kesan yang buruk bagi publik apalagi jelang
menghadapi pemilu perseteruan menjadi hal yang biasa, ada perbedaan pandangan
maka akan membuat masyarakat terbelah menjadi dua kubu atau beberapa poros
politik.

B. Tujuan Etika Komunikasi Politik

Tujuan etika komunikasi politik ialah mengarahkan kepada kehidupan yang


lebih baik, bersama dan untuk orang lain dalam rangka memperluas lingkup [1]
Kebebasan dan membangun institusi-institusi yang adil. Pengertian ini membantu
untuk menganalisis kolerasi antara tindakan individual, tindakan kolektif, dan
stuktur-struktur yang ada. Dalam perspektif pengertian, etika politik mengandung
tiga tuntutan yaitu:

 Upaya hidup baik bersama dan untuk orang lain


 Upaya untuk memperluas lingkup kebebasan, dan
 Membangun institusi-institusi yang adil

Tiga tuntutan ini saling terkait hidup bersama dan untuk orang lain. Hidup
bersama untuk orang lain tidak mungkin terwu2jud, kecuali bila menerima

1. Prof.Hafied Cangara, Komunikasi Politik, hlm 390-392

6
pluralitas dan dalam kerangka institusi-institusi yang adil. Hidup yang baik tidak
lain adalah cita-cita kebebasan kesempurnaan eksistensi atau pencapaian
keutamaan. (Cangara, 2016:390-391).

C. Etika Politisi Sebagai Komunikator Politik

Sebagai komunikator politik, politisi memang berada pada posisi strategis untuk
memainkan peran politik dalam suatu setting politik tertentu. politisi sebagai
komunikator politik memainkan peran sosial yang utama, terutama dalam proses
pembentukan opini publik. Politisi atau politikus berkomunikasi sebagai wakil
suatu kelompok dan pesan-pesan politikus itu adalah untuk mengajukan dan atau
melindungi tujuan kepentingan politik. Artinya, komunikator politik mewakili
kepentingan kelompok, sehingga para politisi mencari pengaruh lewat komunikasi.

Dalam praktik, idealitas politik sangat jarang bahkan seringkali tidak sesuai
dengan kenyataan di lapangan. Filosofi dan hakikat politik sebagai wahana untuk
mengabdi rupanya sering menyimpang dari khittah politik yang sesungguhnya.
Adanya keretakan antara ide terhadap realitas laku politisi itulah yang disebut
dengan politisi tidak beretika. Ketika kita lihat misalnya di senayan, pelaku korupsi,
skandal, gaya hidup glamor, hingga kekerasan masih menjadi hiasan para penghuni
gedung kura-kura itu. Belum lagi soal politisi senayan yang sering bolos, absen
hingga rapor merah lain. Padahal seharusnya, sebagai anggota dewan terhormat,
mereka harus serius memperjuangkan aspirasi rakyat yang diwakilinya sesuai janji
kampanye. [1]

1. Ghazaly Ama La Nora. Ilmu Komunikasi Politik, hlm 132

7
D. Prinsip Dasar Partai Politik Peserta Pemilu

Berkaitan dengan etika kampanye, Borrong (suara pembaharuan) dalam


Cangara (2009:446-447), menyatakan bahwa untuk penegakan etika dalam setiap
kampanye politik diperlukan acuan sebagai prinsip dasar yang harus ditaai oleh
setiap partai politik peserta pemilu, yakni sebagai berikut.[1]

1. Perlu adanya kesadaran peserta atau pelaku kampanye untuk bisa


membedakan apa yang baik dan apa yang tidak baik, apa yang patut
dilakukan dan apa yang tidak patut dilakukan, termasuk pihak-pihak para
pejabat birokrat yang tidak diperkenankan melakukan kampanye dengan
menggunakan fasilitas Negara unruk kepentingan dirinya atau
golongannya.

2. Adanya kesadaran moral para pelaku kampanye untuk mengatakan dan


melakukan apa yang baik dan patut, serta menolak untuk mengatakan dan
melakukan yang tidak patut untuk disampaikan kepada publik. Kampanye
tidak boleh mengarah pada pembohongan dan pembodohan publik. Suara
dan lingkungan harus diperoleh dengan jalan yang baik-baiknya.

3. Adanya kejujuran. Kejujuran merupan norma dan nilai yang paling hakiki
falam berkampanye. Setiap pelaku politik mempertaruhkan kepercayaan
masyarakat terhadap partai ppolitik dan pemerintah. Untuk kepentingan
jangka panjang, kejujuran merupakan hal yang tidak biasa ditawar-tawar
lagi.

4. Adanya sopan santun (etiket) yang perlu diperhatikan karena menunjukan


kedewasaan para pelaku kampanye, dan menjadi kriteria yang
menakar bobot dari pemilu itu sendiri. Misalnya saling menghormati dan

1. Prof.Hafied Cangara, Komunikasi Politik, hlm 392

8
menghargai sesama peserta pemilu., tidak mencurangi dan menghujat serta
tidak menjelek-jelekan partai lain. Menghindari kekerasan dan
menjauhkan slogan-sloganyang tidak mendidik masyarakat baik yang
bersifat lisan maupun tertulis.

5. Adanya pertanggungjawaban secara transparan, baik dalam bentuk sumber


dan penggunaan keuangan, maupun dalam hal permulaan kampanye.
Tidak boleh mencuri start dan menggunakan waktu paskakampanye disaat
minggu tenang, dan lingkungan harus dijaga untuk tidak dikotori.

6. Adanya kedamaian. Kampanye tidak boleh menggangu jalannya roda


1kegiatan masyarakat, sehingga took-toko swalayan dan kantor ditutup
karena adanya keributan dan kerusuhan.

7. Adanya ketertiban. Untuk itu, para peserta kampanye harus bisa


dikendalikan, tertib, dan tidak menimbulkan keributan

E. Etika Dalam Nilai Demokrasi

Demokrasi adalah suatu komitmen moral dalam berpolitik. Untuk itu,


pengakuan kepada suara terbanyak (mayoritas) untuk memegang kekuasaan dalam
hal apapun berdasarkan keputusan yang telah diambil secara adil dan jujur, harus
dihargai. Oleh karena itu, sikap demokrasi adalah sikap moral yang harus dijunjung
tinggi oleh para pelaku atau aktor politik, termasuk untuk mengakui kekalahan dan
member dukungan kepada yang memenangkan pertarungan.

Jalur untuk memenangkan pertarungan agar memperoleh kesempatan untuk


pengambilan keputusan memerlukan strategi kampanye sebagaimana telah banyak
diuraikan lebih dahulu. Akan tetapi, suatu hal yang tidak bisa diabaikan adalah
tegaknya demokrasi itu di atas perisai keadilan dan kejujuran. Untuk itu, etika

1. Prof.Hafied Cangara, Komunikasi Politik, hlm 392-393

9
politik atau kampanye harus dimiliki oleh setiap aktor politik. Etika politik
diperlukan untuk memelihara kesatuan dalam berpolitik dengan menghargai dan
m1entaati legitimasi yang merujuk pada norma-norma moral, nilai-nilai hukum dan
peraturan perundangan.

Johannesen, mengutip pendapat Wallan, menyebutkan ada empat moralitas etika


yang berakal pada nilai demokrasi, yakni:

1. Mengembangkan budaya kritis


2. Menumbuhkan kebiasaan bersikap adil
3. Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi
4. Menanamkan kebiasaan menghormati perbedaan pendapat.

Untuk itu, dalam pelaksanaanya dan penyelenggaraan Negara, etika politik


menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip
moral dasar negara modern. Yakni:

1. Asas legalitas (legitimasi hukum), yaitu dijalankan sesuai dengan hukum


yang berlaku
2. Disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitimasi demokratis)
3. Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral (Franz Magnis Suseno;
1991).

Dalam memburu kekuasaan, banyak politisi yang mengabaikan dimensi etika.


Mereka hanya berfikir untuk dirinya, tidak mampu menempatkan posisi orang lain.
Oleh karena itu, masuk akal jika politisi banyak yang tidak peka terhadap jeritan
rakyat. Politisi yang baik adalah mereka yang memiliki sikap jujur, santun,
memiliki integritas dalam menghargai orang lain dengan menerima pluralitas, serta
memiliki keprihatinan untuk kesejahteraan umum. Hanya politikus yang
menjalankan etika politik dengan keutamaan moral dan karakter yang tinggi dapat
digelari”negarawan”.

1. Prof.Hafied Cangara, Komunikasi Politik, hlm 390-393

10
Strategi, kiat, maupun trik-trik yang dilakukan dalam kampanye politik boleh
berkembang dan menjadi tontonan yang menarik, tetapi menghargai kompetitor
atau lawan selalu menjadi kendali sehingga pihak yang berkompetisi dapat
mengembangkan kreativitas masing-masing. Masyarakat Indonesia sekarang ini
sudah semakin maju, cerdas, dan kritis. Oleh sebab itu, strategi dan kiat yang
menghargai etika berkampanye dan berpolitik yang santun, arif, dan berkomitmen
pada moralitas kejujuran makin mendapat tempat di hati pemilih. Sebaliknya, para
aktor yang menggunakan hal-hal yang kurang etis akan terpinggirkan, bahkan
dalam menerima kekuasaan pun tidak akan langgeng karena tidak memperoleh
legitimasi kekuasaan secara penuh dari masyarakat. Dengan kata lain,
pemerintahannya akan digoyang terus karena kemenangan yang diperoleh tidak
secara adil. [1]

Di Indonesia etika politik dan kampanye harus ditegakan sebagai suatu


komitmen moral untuk mendidik masyarakat berpolitik dan menghargai kreativifas
orang lain. Dalam suasana di mana tingkat kedewasaan masyarakat mulai tumbuh,
tidak ada pilihan lain bagi partai politik, kecuali melakukan kampanye secara
santun, persuasive menurut etika moral, serta member pendidikan politik yang baik
kapada masyarakat. Ringkasnya bahwa demokrasi harus mengakar sebagai prinsip
etika, yangmembatasi berbagai bentuk kekuasaan, uang, dan korupsi, melainkan
diarahkan kepada pembentukan komitmen kenegaraan untuk memajukan bangsa
dan negara melalui demokrasi. Hanya melalui demokrasi yang sesungguhnya,
kedamaian dan kesejahteraan dapat tercapai. [2]

1. Prof.Hafied Cangara, Komunikasi Politik, hlm 393-394


2. Prof.Hafied Cangara, Komunikasi Politik, hlm 393-394

11
BAB III

Analisa dan Pembahasan

A. Etika Komunikasi Politik Capres 2019

Pemilu saat ini bukan menjadi pesta demokrasi bagi rakyat, tapi menjadi arena
pertaruhan adu kekuatan politik oleh para tokoh-tokoh politik Indonesia. Etika yang
selama ini disembunyikan muncul jelang kontestasi politik. Baik itu etika yang baik
maupun buruk, walaupun sebenarnya porsinya lebih banyak yang buruk. figur
seorang calon presiden yang berisi capability (kecakapan), integritas, dan moralitas
sangat berpengaruh dalam persepsi publik.

Mengikuti rasionalitas politik seperti itu, masing-masing calon berusaha


memasarkan dirinya dengan janji yang realistis. Publik menilai layak atau tidak
layak seorang calon cenderung diukur dari peluang berhasil atau tidaknya apa yang
akan dilakukan. Karena itu, para calon tidak berani membuat janji-janji yang
muluk-muluk (utopis). Sebab, ada waktunya janji-janji itu ditagih masyarakatnya.

Namun, karena para elite politik tidak menggunakan dimensi rasionalitas


dalam memasarkan dirinya, akibatnya masyarakat tidak teredukasi menjadi kritis-
evaluatif. Sebaliknya, yang muncul ke permukaan justru isu-isu yang bersifat afeksi
(menyentuh rasa).

Tak heran bila dalam perjalanan kepresidenan kita banyak diraih melalui
legitimasi yang lebih mengarah pada isu ideologis dan simpati. Susilo Bambang
Yudhoyono mampu memenangkan kontestasi melawan mentornya, Megawati
Soekarnoputri, pada 2004. Kemenangannya banyak ditopang oleh rasa simpati
rakyat. Sebab, pada detik-detik terakhir pencoblosan, media massa memframing

12
SBY sebagai sosok yang teraniaya, sering ditinggal atau tidak diundang dalam rapat
kabinet oleh Presiden Megawati. Saat itu Susilo Bambang Yudhoyono menjabat
sebagai Menkopolhukam.

Demikian juga dengan terpilihnya Joko Widodo lima tahun silam. Itu
lantaran kecenderungan pembentukan citra diri sebagai sosok yang sederhana,
bersahaja, merakyat, dan “gila kerja”. Sekarang kita merasakan nuansa membetot
emosi menjelang debat publik yang diadakan KPU. Masing-masing tim sukses
melakukan serangan yang cenderung bertujuan membentuk ketidaksukaan atau
kebencian.

Dalam rangka itu, masing-masing berusaha menyerang lawannya dari sudut


kelemahannya. Paslon 01 diserang dari sisi ketidakberhasilannya dalam memenuhi
target menggapai pertumbuhan ekonomi, jalan tol hanya menguntungkan warga
negara yang memiliki kendaraan roda empat ke atas, ambang utang ke negara lain
yang membahayakan, dan sebagainya.

Paslon 02 diserang dari sisi dugaan pelanggaran pada 1998, dekat dengan
keluarga Soeharto (memang mantan menantunya), belum berpengalaman
memimpin pemerintahan di tingkat kabupaten sekalipun, dan sejenisnya.
Harapannya, kepercayaan publik akan goyah kepada salah satu calon.

Etika pejabat negara/tokoh politik menjadi sorotan pertama yang dikonsumsi


oleh publik di media mainstream maupun media sosial. Media sosial memberikan
ruang baru kepada publik untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan etika
pejabat negara/tokoh politik. Sedikit saja kesalahan dalam bertutur kata atau dalam
berbicara misalnya, bisa menjadi hidangan utama dalam perdebatan di ranah dunia
maya.

13
Etika komunikasi politik bisa dilihat dari hasil debat capres 2019 yang
terjadi beberapa minggu lalu. Capres dan Cawapres biasanya terlihat saling bahu-
membahu untuk mengalahkan lawan debatnya, dengan cara mendukung bila benar,
dan membela bila salah. Adanya harmonisasi tersebut ditujukan agar publik
mengira bahwa ada chemistry yang baik antar capres dan cawapres tersebut. Tapi
saat ini strategi seperti ini sudah mulai ditinggalkan oleh beberapa politisi, itu
terlihat saat pada debat capres pertama kemarin ketika capres dan cawapres nomor
urut 2 yaitu Prabowo-Sandi, saat Prabowo sedang menjawab soal perempuan dalam
struktur partai Gerindra, lalu sandi diberi kesempatan untuk menambahkan
argumen, tetapi ditolak karena Sandiaga Uno bukanlah lagi bagian dari partai
Prabowo. Contoh tersebut memperlihatkan bahwa mereka lebih memilih untuk
berjuang sendiri-sendiri, walaupun secara garis besar mereka mempunyai tujuan
yang sama.

Ada juga hal yang menarik mengenai etika komunikasi politik, yaitu ketika
Prabowo berjoget sesaat setelah Capres nomor urut 01 Joko Widodo menanyakan
tentang penunjukkan caleg Gerindra yang berasal dari bekas narapidana kasus
korupsi. Prabowo sempat meminta waktu untuk menanggapi, namun ditolak oleh
moderator karena masih waktunya Jokowi untuk berbicara, lalu Prabowo berjoget
dan wakilnya Sandiaga Uno mengelus-elus punggung Prabowo. Sandi juga
kemudian memijat-mijat bahu Prabowo. Seharusnya hal seperti itu tidak terjadi saat
debat capres, capres dan cawapres nomor urut 2 sebaiknya lebih bisa mengontrol
perilaku yang sifatnya kebiasaan itu di forum resmi seperti debat capres ini. Tentu
hal tersebut juga melanggar etika komunikasi politik dimana capres nomor urut 2
tidak bisa menahan emosinya ketika mendapat pertannyaan dari capres nomor urut
1, karena Prabowo langsung ingin menjawab pertanyaan yang dilontarkan, padahal
itu masih waktunya Jokowi untuk berbicara. Dan Prabowo mengeluarkan emosinya
dengan berjoget, itu dinilai sangat kurang pantas untuk dilakukan oleh calon orang
nomor satu di indonesia. [1]

1 . Debat Pertama Capres 2019

14
Etika komunikasi politik capres 2019 tak hanya soal harmonisasi yang
mulai berkurang dan perilaku yang melanggar etika, Serangan kepada lawan politik
menjadi bagian dari rangkaian kampanye yang tidak tertulis dalam agenda
kampanye. Namun, saya yakin menyerang lawan politik adalah agenda tidak
tertulis namun terpatri pada tim pemenangan maupun tim sukses (timses).
Serangan-serangan yang ditujukan kepada lawan politik biasanya tidak jauh dari
kasus yang pernah menimpa si lawan politik, masa lalu si lawan politik, dan bahkan
tidak jarang ada yang sampai membawa perkara urusan rumah tangga.

Tentu hal ini menjadi tidak elegan untuk dikonsumsi oleh publik. Sebagai
seorang politikus seharusnya serangan-serangan yang ditujukan kepada lawan
politik harus bersifat elegan dan bersifat membangun. Seperti misalnya menyerang
dengan program-program unggulan, visi dan misi yang baik, dan harapannya
serangan ini juga dibalas dengan nada-nada yang serupa. Nada-nada yang bersifat
konstruktif.

Dalam debat kedua capres 2019 terlihat capres nomor urut 1 alias Joko
Widodo menyerang Prabowo Subianto capres nomor urut 2, atas kepemilikan lahan
ratusan hektare, 220 ribu hektare di kalimantan timur dan di kabupaten aceh tengah
120 ribu hektare, dalam segmen ketiga mengenai SDA dan lingkungan hidup.[1]
Hal tersebut tentu saja melanggar etika dan melanggar peraturan KPU untuk tidak
menyerang personal lawan debatnya. Disini sikap Jokowi sangat disayangkan sebab
Jokowi tidak perlu melakukan hal semacam itu walapun dia orang nomor 1 di
Indonesia seharusnya tidak semena-mena membuka data pribadi lawan debatnya.
Hal ini secara tidak langsung menunjukkan jati diri seorang jokowi bahwa ia bisa
melakukan segala macam cara, bahkan yang melanggar hukum secara halus untuk
menjatuhkan lawannya. Tetapi hal tersebut bukan lah penyerangan secara personal

1.Debat Kedua capres 2019

15
tetapi lebih ke etika, sebab jika penyerangan personal itu adalah suatu hal yang
sudah menyangkut pribadi atau karakter seseorang.

Pada debat ketiga, debat antara Cawapres nomor urut 01 dan Cawapres
nomor urut 02 yang bertemakan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial,
dan budaya. Dalam debat antara Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno ini tampil dengan
elegan dan sangat santun, mengikuti etika komunikasi dalam politik sehingga kedua
kandidat tersebut terlihat berwibawa dan itu sangat baik untuk memberi contoh
kepada publik bagaimana cara berdebat dengan etika dan adab yang benar. Dalam
debat Keduanya hanya memaparkan visi misi mereka, baik Ma’ruf ataupun Sandi
sangat minim untuk mendebat program kandidat lain. Debat berjalan sangat
monoton karena intonasi keduanya datar, tidak ada serangan ofensif, dan tidak ada
pertanyaan yang membuat lawan terkejut. [1]

Pada debat keempat antara Capres nomor urut 01 dan capres nomor urut 02
bertemakan ideologi, pemerintahan, pertahanan dan hubungan internasional. Debat
mulai panas ketika memasuki sesi pertahanan, disini Prabowo terlihat unggul dalam
memaparkan apa yang harus dilakukan pemerintah dalam bidang pertahanan.
Kedua kandidat tersebut saling berdebat mengenai anggaran pertahanan hingga
tidak akan ada invasi yang masuk ke indonesia untuk 20 tahun kedepan, dan
disinilah Prabowo terlihat sangat emosional sebab ia geram dengan jendral yang
memberi briefing terhadap Jokowi dan secara tidak langsung menyalahkan orang
yang briefing Jokowi. Sebab menurut Prabowo yang didapat dari pengalamannya,
perang itu tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi karena dulu ia pernah mengalami
hal seperti ini, sebuah prediksi yang keliru dan Prabowo takut hal tersebut terulang,
maka dari itu Prabowo terlihat sangat emosional ketika membicarakan soal
pertahanan Indonesia. Prabowo juga menganggap pertahanan indonesia yang
lemah, dan mengakui bahwa dirinya lebih TNI daripada TNI itu sendiri. Prabowo
juga sempat memarahi audiens ketika audiens tertawa sesaat setelah Prabowo
mengatakan bahwa pertahanan Indonesia lemah dan Prabowo tidak tahu harus
menyalahkan siapa, lantas audiens sempat tertawa sejenak sebelum Prabowo

1. Debat Ketiga Capres 2019

16
marah. Seharusnya Calon Presiden Indonesia tidak menunjukkan amarahnya dan
harus bisa mengontrol emosinya karena hal tersebut memberikan dampak negatif
kepada publik, bisa jadi karena publik mengetahui bahwa Prabowo adalah orang
yang tempramental, publik bisa saja merubah persepsinya terhadap Prabowo. [1]

Kemungkinan publik mengubah dukungan masih terbuka lebar, tergantung


pada persepsinya. Belum tentu tampilan paslon 02 yang atraktif dan mengesankan
cerdas otomatis mendapat respons positif, sebab bisa jadi publik memersepsinya
sebagai kesombongan. Sebaliknya, belum tentu tampilan Jokowi yang biasa-biasa
saja direspons negatif, sebab bisa saja publik justru memaknainya sebagai petunjuk
kesederhanaan, kejujuran, merakyat, dan kerendahhatian (tawaduk). Masing-
masing paslon harus waspada terhadap psikologi sosial masyarakat kita yang
banyak dipengaruhi etika (pantas atau tidak pantas). debat capres lebih penting
sebagai ajang bagaimana tokoh bangsa menunjukkan kedewasaannya dalam
kompetisi memperebutkan singgasana. Dalam momen ini, yakinlah akhlak dan
etika seseorang akan lebih memesona ketimbang kecerdasannya.

1. Debat Keempat Capres 2019

17
B. Wawancara Mengenai Etika Komunikasi Politik Capres 2019

Berikut ini adalah sesi Wawancara yang dilakukan oleh Jecklin Carol
dengan Narasumber yang bernama Ibu Bernadhette Kurnia Lestari.

Topik : Etika Komunikasi Politik Capres 2019

Pewawancara (W) : Jecklin Carol

Narasumber (N) : Ibu Bernadhette Kurnia Lestari, Sebagai Timses Jokowi

W : Menurut Ibu, jika ibu diminta untuk mendeskripsikan etika dalam berpolitik
serta kampanye bagaimana ibu mendeskripsikannya bu?

N : Etika, kalo menurut saya etika adalah bagaimana kita bisa sebagai sesama tim
bisa menghormati tim lain, karena yang berkebangsaan ini seperti yang kalian tahu
begitu banyaknya hoax yang beredar, tipuan, apapun yang melibatkan medsos
bahkan timses sekalipun. Buat saya untuk saling membuat hoax atau saling
menjelekkan tim lawan sangat kurang beretika, seharusnya kita bisa berkampanye

18
dengan cerdas, baik, supaya kita bisa membawa rakyat yang awam sekalipun untuk
cerdas dalam memilih tanpa menjatuhkan pihak lawan, kita beri tahu capaian atau
prestasi yang telah diperoleh oleh Presiden dan juga kita jelaskan latar belakang
Presiden, dll. itu menurut saya etika dalam berkampanye yang baik

W : baik bu, untuk pertanyaan selanjutnya, analisia etika politik dan kampanye jelas
menjadi bagian dari komunikasi politik karena sifatnya yang deliberatif
memengaruhi rakyat atas sebuah kebijakan. Maka dari itu asumsinya pidato akan
berhasil jika terjadi relasi antara pembicara dan audiensi. Menurut pandangan ibu,
apa yang membedakan cara Jokowi dan Prabowo dalam menciptakan relasi saat
pidato debat kemarin? Dan bagaimana pendapat ibu tentang kampanye dari kedua
belah pihak capres?

N : kalau dari Jokowi, saya lihat bagaimana beliau berkampanye, berpidato ataupun
saat beliau memperkenalkan janji-janji pada saat kampanye. buat saya, Jokowi itu
sangat santun sekali, dia pandai untuk menyentuh hati rakyat, mungkin inilah yang
dikatakan incumbent sebab incumbent ini memiliki keuntungan kita tidak bisa
menutup mata soal itu. Masalah keberhasilan beliau pun sudah dirasakan oleh
masyarakat, pastinya dia tidak akan susah untuk berbicara ataupun untuk menjual
dirinya kepada masyarakat karena dilatarbelakangi oleh keberhasilan yang sudah
dicapai oleh Jokowi. Sedangkan untuk capres nomor urut 02 yaitu Prabowo, beliau
kan belum pernah menjadi Presiden, ya otomatis pasti dia mempunyai kekurangan
yang saya maksud adalah, dia tertinggal beberapa langkah dibelakang Jokowi.
Karena itu sebab Prabowo belum memiliki hasil, tidak memiliki prestasi dan juga
tidak memiliki suatu tindakan yang bisa dinikmati oleh masyarakat, disitulah
mungkin prabowo tertinggal. Dan masalah debat kemarin, tanggapan saya adalah
jokowi itu bagaikan air yang tenang, mengalir dengan yakin, dengan sangat lembut
tapi terarah. Sedangkan Prabowo itu bagaikan api yang meledak-ledak dan terkesan
mohon maaf, tidak nyambung, karena beliau begitu meledak-ledak, itu buat saya
sangat disayangkan. Dan hasil debat kemarin saya lihat bagaimana Jokowi dengan
kenegarwanan yang hebat dan Prabowo dengan segala emosinya yang merugikan
dia, itu menurut saya.

19
W : baik bu, pertanyaan selanjutnya, menurut ibu adakah kesalahan etika berpolitik
yang diperbuat secara tidak sengaja oleh pasangan 01 dan pasangan 02 saat
dilaksanakannya debat kemarin ?

N : Buat saya sepertinya tidak ada ya, dalam pelanggaran etika berpolitik. Masing-
masing punya alasan untuk menyampaikan kampanye apapun itu kalau dalam debat
saya rasa bebas-bebas saja yang penting tidak saling menjelekkan. Karena kemarin
pada saat debat, saya lihat bukan etika yang ada disitu, tapi terlalu banyak curhat,
masalah Prabowo merasa di tuduh dan dibalikkan oleh pak Jokowi beliau tenang-
tenang saja saat dituduh. Jadi buat saya semua ada plus minus nya, tinggal kita lihat
dari prestasi, karena ya jujur saja negara ini bukan buat main-main dan saya
berharap untuk kaum milenial bisa melihat sekian tahun kedepan, jangan hanya
melihat di tahun sekarang ini. Seperti kata Sandiaga Uno bilang, biarkan laut rusak,
biarkan menggunakan sistem seperti ini, tidak apa-apa rusak yang penting rakyat
bisa makan. Rakyat bisa makan sampai kapan? Pada saat nanti anak cucu kita
Indonesia sudah punah mungkin karena kerusakan tersebut. Jadi buat saya kaum
milenial harus cerdas melihat, jangan hanya melihat dari mudahnya sekarang
seperti janji-janji kampanye dari nomor urut 02 yaitu yang mengatakan bahwa,
nanti kalau misalkan tidak ada pajak, tidak ada ini, tidak ada itu, Indonesia hidup
darimana? Bukan hanya Indonesia, negara superpower sekalipun itu butuh pajak.
Itu adalah sumber utama dana negara, kalau pajak ditiadakan, Indonesia mau hidup
darimana? Sekarang, kalaupun misalnya oke kita senang tidak ada pajak, buat kaum
menengah kebawah, dia punya motor berapa? Punya mobil mungkin satu motor
pun juga satu. Yang lebih diuntungkan kalau begini siapa? Orang yang punya mobil
lima ? mungkin punya motor sepuluh atau lebih banyak lagi? PBB di gratiskan
orang-orang yang seperti apa yang harus digratiskan? Itu yang harus kita cermati
dalam berpikir, tidak hanya untuk kesenangan atau kenikmatan sementara. Karena
apa yang kita perbuat nanti adalah untuk generasi mendatang, bukan hanya untuk
sesaat. Sama seperti apa yang sedang dikerjakan oleh pak Jokowi masalah
infrastruktur, mungkin sekarang belum begitu terasa, mungkin kita sekarang akan
dibebani dengan bayar hutang negara. Tidak apa-apa hutang selama memang
dibayar apalagi jika terlihat hasilnya itu tidak apa-apa. Saya bukan menjelekkan

20
presiden sebelum-sebelumnya, contoh SBY itu mempunyai hutang terbesar itu ada
datanya, tapi apa hasilnya? Tidak ada sama sekali yang terbangun pada masa pak
SBY. Dan pada masa jabatan pak Jokowi dalam masa 5 tahun rencana-rencana
repelita yang pernah dibangun oleh founding father kita seperti Soekarno,
Megawati, SBY, dst. semua diselesaikan oleh Jokowi, jadi itulah kenapa saya
berharap kaum milenial bisa berpikir cerdas untuk memilih mana yang akan mampu
membangun negara ini, bukan akan membawa negara ini mundur bukan untuk
mundur ke masa lalu dimana mau menggunakan teknologi masa lalu. Apakah anda
kaum milenial mau balik kepada zaman pager? Tidak mau kan tentunya, kita kan
ingin lebih maju. Sekarang presiden sudah meluncurkan Apollo sudah meluncurkan
nusantara sekian, nusantara satu untuk membangun jaringan internet kita. Kita
harus maju kita harus lebih hebat kita harus menjadi negara yang diperhitungkan di
Asia, ASEAN, ataupun di dunia. Dan jangan salah untuk kita bicara masalah
keamanan atau TNI, TNI kita nomor 15 didunia dan nomor satu di ASEAN, jadi
kita ini sedang menuju ke negara yang lebih maju, kuat dan superpower jadi jangan
sampai salah memilih.

W : baik bu, untuk pertanyaan terakhir menurut ibu buat etika berpolitik
kedepannya ada pesan-pesan untuk Paslon 01 ataupun Paslon 02?

N : kalau untuk paslon 01 saya tidak bilang beliau sempurna, manusia pasti ada
kesalahannya seperti kubu sebelah katakan. Bahwa pak Jokowi pembohong janji-
janjinya belum ditepati, mungkin benar. Tapi untuk menepatinya itu butuh proses,
jadi buat saya, saya tidak memaksakan atau membuat hoax untuk memaksakan kita
semua untuk memilih Jokowi, sebab Jokowi juga ada kekurangannya oleh karena
itu bantu Jokowi. Kritik Jokowi dengan sopan support beliau untuk membangun
negeri ini bantu beliau untuk menjadikan Indonesia maju. Kalau untuk Prabowo,
saya sangat berharap Prabowo sudah cukup belajar dari masalah-masalah hoax
yang pernah dibuatnya, dari masalah Ratna Sarumpaet, masalah PKI yang dia
sebarkan untuk menjatuhkan Jokowi, bahkan Jokowi dibilang China dll. Saya
sangat berharap Prabowo bisa maju dari semua itu, bisa mencari kampanye yang
bersih yang santun attitude dan elegan itu yang paling penting. Tunjukkan kepada

21
masyarakat Indonesia bahwa dia mampu dan akan menunjukkan
kenegarawanannya. Karena jujur bukan karena saya dari kubu 01, jujur saya belum
pernah melihat beliau dengan karismatik dan kenegarawanannya itu muncul. karena
apa yang terjadi adalah beliau selalu menunjukkan emosinya selalu terburu-buru
dll. Jadi saya sangat berharap bapak Prabowo Subianto yang terhormat ataupun
timsesnya tolong move on dari kejadian-kejadian kemarin.

W : Baik bu Terima kasih banyak karena telah membantu saya untuk mengerjakan
tugas Wawancara ini, semoga apa yang kita pilih kedepannya bisa menguntungkan
bagi Indonesia.

22
BAB IV

Penutup

A. Kesimpulan

Kurangnya etika berpolitik sebagaimana perilaku politisi sekarang ini


merupakan akibat dari ketiadaan pendidikan politik yang memadai. Bangsa kita
tidak banyak mempunyai guru politik yang baik, yang dapat mengajarkan
bagaimana berpolitik yang tak hanya memperebutkan kekuasaan, namun dengan
penghayatan etika serta moral itu akan lebih baik. Selain itu kurangnya etika
komunikasi politik juga menjadi penyebab lahirnya politisi yang tidak jujur.
Sepertinya di Indonesia, mencari politisi yang berintegritas dan santun, yang
melakukan kegiatan politik dengan moral dan etika yang baik sudah sangat sulit
dan langka. Namun bahwa di antara sekian banyak elit politik, tentu masih ada yang
menjadikan sopan dan santun serta jujur sebagai dasar etikanya, itulah yang
dibutuhkan bangsa ini. Dengan masih adanya politisi kita yang bermoral,
memungkinkan kita bisa berharap akan adanya perbaikan politik dan moral bangsa
yang sedang bobrok dengan maraknya kasus korupsi serta jual-beli jabatan
dipemerintahan ini. Dan dengan demikian, diharapkan ke depannya masih ada
orang yang bisa dipilih untuk kepentingan mengembangkan kebajikan tersebut.

B. Saran

Di harapkan kepada Politisi di Indonesia bisa memberikan sikap berpolitik yang


tepat, baik, berkesantunan sesuai etika dalam komunikasi politik. Ciptakanlah

23
politik yang bersih dan bertanggung jawab, bekerjalah dengan jujur dan adil, jangan
hanya mementingkan ego untuk diri sendiri , dahulukanlah kepentingan rakyat yang
merupakan tugas utama para politisi. Besainglah secara sehat tanpa harus
menjatuhkan para politisi yang satu dengan yang lainnya. Politik yang beretika
adalah politik yang mampu membawa kesejahteraan pada masyarakat.

Daftar Pustaka

 Hafied,cangara.2016.komunikasi politik teori,konsep dan strategi.edisi


revisi 2016,jakarta:Rajawali pers.
 Ghazaly,Ama La Nora. 2014. Ilmu Komunikasi Politik. Jakarta: CV. Andi
Offset.
 Shahreza, Mirza dan El-Yana, Korry.2016. Etika Komunikasi Politik.
Jakarta: Indo Media
 Debat Capres dan Cawapres 2019

24

Anda mungkin juga menyukai