Anda di halaman 1dari 24

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PADA LANSIA TENTANG TERAPI MUSIK DAN EKSPLORASI


PERASAAN DI PANTI BAKTI LUHUR SURABAYA

Oleh :

Eriyani Febri Wanli Valentina


I Komang Wijayanta Jerius Indra Pratama
Lisda Siringoringo Nani Indriani
Novita Sari Reka Yuliana
Rendo Riko Tarasendo
Rudi Triatmoko Risna Mariatin
Sampri Sri Eka Rohana
Tandak Prasetio Anderson Yanti Astari

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROFESI NERS ANGKATAN VI
TAHUN AJARAN 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok
diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi
yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat
lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang
maladaptif.
Panti bakti luhur surabaya mempunyai 4 wisma lansia yang terdiri dari
wisma kartini, wisma maria, wisma martha dan wisma theresa . Lansia yang
berada di Wisma tersebut pada umumnya adalah menderita penyakit pada sistem
pernapasan, kardiovaskuler, perkemihan, pencernaan, endokrin, muskoleskletal,
integumen, dan penglihatan. Sebagian besar lansia di panti, aktivitasnya terbatas
dan sebagian ada yang dibantu. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia
dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tesedia di Panti bakti luhur surabaya
dan ada sebagian yang hanya didalam kama saja. Di panti sarana hiburannya
terbatas tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang diadakan oleh Panti Bhakti
luhur sehingga lansia bisa mela kukan kegiatan yang ingin dilakukan lansia.
Terapi Musik ini bermanfaat untuk relaksasi, mengistirahatkan diri,
kemampuan mengingat, mengurangi rasa sakit, menyeimbangkan tubuh,
kesehatan jiwa dan lain-lain. Sehingga penyakit yang diderita atau stress yang
dialami oleh lansia di Panti Bakti Luhur Tropodo, mahasiswa STIKES Eka Harap
Palangka Raya melaksanakan senam lansia yang dilaksanakan di aula Panti Bakti
Luhur.
Maka dengan data yang ada kami mahasiswa program profesi ners STIKES
Eka Harap Palangka Raya akan melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK)
yaitu terapi Musik dan eksplorasi perasaan.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Lansia dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan oleh perawat
yaitu Musik.
b. Lansia dapat mengekspresikan perasaannya berupa pengalaman yang
menyenangkan
2. Tujuan Khusus
a. Lansia mampu memberi respons terhadap Musik yang didengar.
b. Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan Musik
c. Lansia merasa tidak bosan dalam melewati hari - harinya di wisma
masing-masing
d. Lansia mampu mengungkapkan perasaannya berupa pengalaman yang
menyenangkan
1.3 Manfaat
Sebagai sumber informasi tambahan untuk meningkatkan respon mereka
terhadap stimulus atau rangsangan suara bagi lansia yang tinggal di Panti Bakti
Luhur Wisma Tropodo Surabaya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan adalah proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak pertumbuhan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikilogis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran dimana salah satunya seperti pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk. (Padila, 2013)
Penurunan sensori-persepsi dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang mana salah
satunya bisa berakibat depresi. Dimana seperti kita ketahui gangguan sensori
persepsi seperti penglihatan kurang jelas, pendengaran kurang jelas, dan persepsi
mereka dalam menilai dirinya sendiri yang kurang baik. Biasanya mereka akan
beranggapan merasa tidak berguna dan gampang putus asa, sampai m enyebutkan
kata mati. Sebaliknya dengan mereka yang mempunyai penglihatan kurang jelas
dan pendengaran kurang jelas juga memicu klien untuk depresi, yang mana
mereka merasa dengan kondisi mereka yang seperti sekarang selalu merepotkan
orang lain dan tidak berguna dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2.2. Konsep Dasar Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi disini diartikan sebagai suatu aktifitas yang digunakan di dalam
kelompok seperti membaca puisi, seni, Musik, menari dan literature.
Aktivitas disini diartikan sebagai stimulus dan persepsi. Stimulus yang
disediakan : baca artikel/majalah, buku/puisi, menonton acara TV (ini merupakan
stimulus yang disediakan) : stimulus dari pengalaman masa lalu yang
menghasilkan proses persepsi lansia yang maladaptif atau destruktif, misalnya
kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negatif pada orang,dan
halusinasi. Kemudian dilatih persepsi lansia terhadap stimulus.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan
yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart dan Laraia,
2001 dikutip dari Cyber Nurse 2009). Tujuan kelompok adalah membantu
anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah prilaku yang
obstruktif dan maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi
pengalaman dan saling membantu sa tu sama lainnya untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika lansia ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus dari terapi kelompok adalah membuat perubahan sadar diri, peningkatan
hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan.
Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah pasien
dengan waktu yang sama , manfaat terapi aktivitas kelompok adalah agar lansia
dapat kembali belajar bagaimana cara bersosi alisasi karena kelompok ini
berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu satu sama lain untuk
menemukan cara menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus
kepadanya.
2.3. Konsep Dasar Terapi Musik
Terapi Musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombre, bentuk dan
gaya yang di organisir sedemikian rupa hingga tercipta misik yang bermanfaat
untuk kesehatan fisik dan mental.
Terapi Musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua
orang karena kita tidak menbutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi
alunan Musik. Terapi Musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan
kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses
emosi (system limbic). Musik sangat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik
bagi para pendengar yang mendengarakan maupun bagi peMusik yang
menggubahnya. Sasaran terapi Musik dalam lapangan pandang kedokteran adalah
pada perkembangan manusia sebagai suatu kesatuan yang unik dan tak
terpisahkan.
Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar
yang mendengarkan maupun bagi peMusik yang menggubahnya. Sasaran terapi
Musik dalam lapangan pandang kedokteran adalah pada perkembangan manusia
sebagai satu kesatuan yang unik dan tak terpisahkan.
Kwalitas dari Musik yang memiliki andil terhadap fungsi-fungsi dalam
pemgungkapan perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang di
miliki, yang mampu menuju pada ketidakberesan dalam kehidupan seseorang.
Peran sertanya Nampak dalam suatu pengalaman Musikal seperti menyanyi, dapat
menghasilkan intergrasi pribadi yang mempersatukan tubuh, pikiran, dan roh.
Bagi penyanyi dalam sebuah kelompok, Musik memberikan suatu komunikasi
yang intim dan emosional antara pemimpin dan anggota kelompok secara
individu, juga antara anggota itu sendiri, dan masih terjadi ketika hubungan
antarpribadi itu menjadi terbatas atau pecah. Musik dapat mempersatukan suatu
kelompok yang beraneka ragam menjadi suatu unit yang fungsional. Fungsi
Musik sebagai ungkapan perhatian dapat dilihat ketika Musik dialami sebagai
suatu pemberian dari orang-orang yang kelihatannya tidak memiliki apa-apa.
2.4. Musik sebagai Terapi dan Ungkapan Perhatian
Penggunaan Musik sebagai ungkapan perhatian dan suatu terapi tambahan
bagi konseling pastoral melibatkan integrasi dari beberapa disiplin sejarah :
pendidikan Musik, pelayanan Musik, dan terapi Musik. Terapi Musik merupakan
yang paling muda dari ketiga bidang ini dan yang langsung berhubungan dengan
aplikasi klinis Musik.
Musik dapat disebut sebagai terapi untuk menstimulasi, memulihkan,
menghidupkan, mempersatukan, membuat seseorang peka, menjadi saluran, dan
memerdekakan. Terapi Musik memiliki suatu kapasitas yang unik dan mapan
sehingga memungkinkan terjadinya perubahan hidup.
Musik mengandung kumpulan yang sistematis dan teratur dari berbagai
komponen suara irama, melodi, dan keselarasan untuk dapat dilihat dan dinikmati.
Musik, seperti bentuk seni lainnya, merupakan ekspresi yang penuh gaya. Musik
melibatkan pengelolaan serta keterampilan dari materi artistik sehingga dapat
menyajikan atau mengomunikasikan suatu hal tertentu, gagasan, atau keadaan
perasaan.
Biasanya tipe Musikal dapat dipilih sendiri oleh pasien atau diusulkan oleh
terapis. Terapi Musik formal sering menggunakan irama sederhana dan instrumen
perkusi yang dapat dimainkan oleh hampir setiap orang. Pilihan materi Musik,
medium Musik, tingkat kompleksitas, dan sasaran terapetik merupakan keputusan
dan kesepakatan antar terapis, dan antara terapis Musik dan pasien. Seperti dalam
semua cara terapi, terapi Musik menyangkut penilaian terhadap pasien, aktivitas
yang akan dilakukan (termasuk sasaran), pengalaman terapetik, dan evaluasi.
2.5. Musik sebagai Terapi Tingkah Laku
Terapi Musik lebih dari sekedar penghiburan : lebih daripada sekedar
pengalaman yang mendidik atau suatu aktifitas social, bersifat mendidik, dan
maksud-maksud social. Secara teknis, tarapi Musik telah di definisikan sebagai
“suatu system yang telah dikembangkan secara maksimal untuk menstimulasi dan
mengarahkan tingkah laku untuk mencapai perilaku untuk mencapai sasaran terapi
yang benar-benar jelas”. Salah satu penyajian yang terbaik dan paling singkat dari
kerangka konseptual ini adalah yang diberikan oleh William Sears dalam
makalahnya yang berjudul “Proses in Musik Therapy”.
1. Musik memberikan pengalaman di dalam struktur
Sasarannya ialah untuk memperpanjang komiten kepada aktifitas, untuk
membuat aneka ragam komitmen, dan menumbuhkan kesadaran akan manfaat
yang di peroleh. Dengan cara yang tidak memaksa, Musik menuntut tingkah
laku yang sesuai dengan urutan waktu, realitas yang teratur, kecakapan yang
teratur, dan pengaruh yang teratur. Musik menimbulkan gagasan dan asosiasi
ekstraMusikal.
2. Musik memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diri
Pengalaman mempengaruhi sikap, perhatian, nilai-nilai, dan pengertian
seseorang. Sasaran harus memberikan kepuasan sehingga seseorang akan
berusaha untuk memperoleh lebih banyak pengalaman serupa yang aman, baik,
dan nikmat. Musik menyediakan kesempatan untuk ekspersi diri dan
memperoleh kecakapan baru yang memperkaya citra diri (terutama bagi yang
memiliki keterbatasan tubuh atau cacat)
3. Musik memberikan pengalaman dalam hubungan antar pribadi
Musik merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana
individu telah mengesampingkan kepentingannya demi kepentingan kelompok.
Sasarannya ialah untuk meperbanyak jumlah anggota dalam kelompok,
menambah jangkauan dan variasi interaksi, dan menyediakan pengalaman yang
akan memudahkan melakukan adaptasi terhadap kehidupan diluar lembaga.
Pengalaman kelompok memungkinkan seseorang berbagai rasa secara intens
dalam cara-cara yang secara social dapat diterima ; Musik memberikan
penghiburan dan rekreasi yang diperlukan bagi lingkungan terapi secara umum.
Juga bantuan pengalaman dalam pengembangan dalam pengembangan
kecakapan social sexara reslitis dan pola tingkah laku pribadi yang dapat
diterima secara lembaga dan kelompok sebaya dalam masyarakat.
2.6. Jenis Musik yang di Gunakan
Pada dasarnya hampir semua jenis Musik bisa dinamakan untuk terapi Musik.
Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis Musik terhadap pikiran. Setiap nada,
melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya Musik akan memberi pengaruh
berbeda kepada pikiran dan kita capai. Ada dua macam terapi Musik:
1. Terapi Musik aktif.
Dalam terapi Musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main
menggunakan alat Musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu
singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia Musik .
untuk melakukan terapi Musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang
pakar terapi Musik yang kompeten.
2. Terapi Musik pasif.
Inilah terapi Musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal
mendengarkan dan menghayati suatu alunan Musik tertentu yang disesuaikan
dengan masalahnya. CD Terapi Musik termasuk jenis terapi Musik pasif. Hal
terpenting dalam terapi Musik pasif adalah pemilihan jenis Musik harus tepat
dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, kami membuat puluhan jenis CD
Terapi Musik yang disesuaikan dengan kebutuhan anda.
3. Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia
Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Contoh
paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser
Musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam
konser Musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang
dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan
“head banger”, suatu gerakan memutar mutar kepala mengikuti irama Musik
rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.
Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan Musik yang indah,
yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan
enteng, bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan
lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu
bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia.
Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film
horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat
bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak
digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam
penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-
suara alam di sekelilingnya.
Terapi Musik yang efektif menggunakan Musik dengan komposisi yang
tepat antara beat, ritme dan harmony yang sesuaikan dengan tujuan
dilakukannya terapi Musik. Jadi memang terapi Musik yang efektif tidak bisa
menggunakan sembarang Musik.
2.7. Manfaat Terapi Musik
1. Relaksasi, mengistirahatkan tubuh dan pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi Musik adalah
perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi Musik
memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi
yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu,
seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami
berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami
penyegaran
2. Meningkatkan kecerdasan
Sebuah efek terapi Musik yang bisa meningkatkan intelegensi seorang
disebut efek mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh frances Rauscher
et al dari Universitas California. penelitian lain juga membuktikan bahwa
masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk
menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak dalam
masa pembentukan, sehinngga sangat baik apabila mendapatkan rangsangan
yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering mendengarkan
terapi Musik, janin di dalam kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak
janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini
dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih
tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa dibesarkan tanpa
diperkenalkan pada Musik.
3. Meningkatkan motivasi
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan
mood tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala
kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu,
maka semangatpun menjadi lurus, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas.
Dari hasil penelitian, ternyata jenis Musik tertentu bisa meningkatkan
motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.
4. Pengembangan diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan seseorang.
Hati-hati, karena Musik yang anda dengarkan menentukan kualitas pribadi
anda. Hasil penelitian kami menunjukan bahwa orang yang punya masasalah
perasaan, biasanya cendrung mendengarkan Musik yang sesuai perasaannya.
Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan Musik atau lagu bertema
putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi semakin
parah. Dengan mengubah jenis Musik yang didengarkan menjadi Musik yang
memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang dengan
sendirinya atau berkurang sangat banyak.
Dan jika anda mau, Anda bisa mempunyai kepribadian yang anda
inginkan dengan cara mendengarkan jenis Musik yang tepat
5. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Terapi Musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan.
Hal ini bisa terjadi karena bagian otak bisa memproses Musik terletak
berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan
terapi Musik, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar
inilah terapi Musik banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika
dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat
rehabilitasi, terapi Musik banyak digunakan untuk menangani masalah
kepikunan dan kehilangan ingatan.
6. Kesehatan Jiwa
Ilmuan Arab, Abu Nasr al-farabi (873-950M) dalam bukunya “Great
Book About Musik”, mengatakan bahwa Musik membuat rasa tenang,
sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual,
menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataan itu tentu saja berdasarkan
pengalamannya dalam menggunakan Musik sebagai terapi. Sekarang di
zaman Modern, terapi Musik banyak digunakan oleh psikolog maupun
psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan
mental atau gangguan psikologis.
7. Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada system saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang
bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi
otak, yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua system
tersebut bereaksi sensitive terhadap Musik. Ketika kita merasa sakit, kita
menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot
tubuh, hasilnua secara relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu
menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan, terapi
Musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan
bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi Musik terbukti
membantu mengatasi rasa sakit.
8. Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi Musik membantu
menyeimbangkan organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika
organ keseimbangan sehat maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih
seimbang dan lebih sehat.
9. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai
efek dari Musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan
bahwa : Apabila jenis Musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh
tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan jenis
hormone (serotonin) yang dapat menimbulkan rasa nikmat dan senang
sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem
kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.
10. Meningkatkan Olahraga
Mendengarkan Musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang
baik dalam beberapa cara, diantaranya meningkatkan daya tahan,
meningkatkan mood dan mengalihkan Anda dari setiap pengalaman yang
tidak nyaman selama olahraga. Ternyata penyembuhan terapi Musik tidak
hanya terbatas pada kesehatan mental atau masalah psikologis saja. Telah
dilakukan studi terhadap pasien-pasien penderita luka bakar, penyakit
jantung, hipertensi, stroke, nyeri kronis, alergi, maag, kanker dan penyakit
lainnya, terapi Musik juga bisa digunakan untuk membantu proses
penyembuhan. Terapi Musik dapat mengurangi kebutuhan pengobatan selama
kelahiran dan dilengkapi fungsi mati rasa dalam operasi dan perawatan gigi,
terutama jika yang dirawat anak-anak serta pasien yang menjalani prosedur
pembedahan. Musik juga berguna untuk mengatasi trauma pada bayi yang
lahir premature. Disamping situasi akut ini, terapi Musik juga membantu
menghilangkan rasa sakit. Terapi Musik juga dapat memperbaiki kualitas
bagi pasien yang mengalami sakit berkepanjangan dan menambah kesehatan
orang-orang jompo, termasuk untuk penderita Alzheimer. Musik juga telah
digunakan untuk melengkapi perawatan. Selain itu terapi Musik juga berguna
untuk mendukung keharmonisan keluarga dan memotivasi kinerja karyawan.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa efek biologis dari suara
dan Musik dapat mengakibatkan :
1) Energi otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimulasi irama
2) Tarikan nafas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur
3) Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan fungsi
endokrin
4) Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan
5) Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi tegangan otot meningkat
6) Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh
7) Perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa proses enzim
8) Setidaknya ada tiga sistem saraf dalam otak yang akan terpengauh oleh
Musik yang didengarkan, yaitu :
a) Sistem Otak yang Memproses Perasaan
Musik adalah bahasa jiwa, ia mampu membawa perasaan ke arah
mana saja. Musik yang Anda dengar akan merangsang sistem saraf
yang akan menghasilkan suatu perasaan. Perangsangan sistem saraf
ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf
ambil bagian dalam proses fisiologis. Dalam ilmu kedokteran jiwa,
jika emosi tidak harmonis, maka akan mengganggu sistem lain dalam
tubuh kita, misalnya sistem pernafasan, sistem endokrin, sistem
immun, sistem kardiovaskuler, sistem metabolik, sistem motorik,
sistem nyeri, sistem temperatur dan lain sebagainya. Semua sistem
tersebut dapat bereaksi positif jika mendengar Musik yang tepat.
b) Sistem Otak Kognitif
Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak
mendengarkan atau memperhatikan Musik yang sedang diputar.
Musik akan merangsang sistem ini secara otomatis. Jika sistem ini
dirangsang maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat,
kemampuan belajar, kemampuan matematika, analisis, logika,
intelegensi dan kemampuan memilah, disamping itu juga adanya
perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial.
c) Sistem Otak yang Mengontrol Kerja Otot
Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak
jantung dan prnafasan bisa melambat atau cepat secara otomatis,
tergantung alunan Musik yang didengar. Bahkan bayi dan orang tidak
sadar pun tetap terpengaruh oleh alunan Musik. Bahkan ada suatu
penelitian tentang efek terapi Musik pada pasien dalam keadaan koma.
Ternyata denyut jantung bisa diturunkan dan tekanan darah pun turun,
kemudian begitu Musik dimatikan, maka denyut jantung dan tekanan
darah kembali naik. Fakta ini juga bermanfaat untuk penderita
hipertensi karena Musik bisa mengontrol tekanan darah.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, dunia kedokteran
serta psikologi membuktikan bahwa terapi Musik berpengaruh dalam
mengembangkan imajinasi dan pikiran kreatif. Musik juga
mempengaruhi sistem imun, sistem saraf, sistem endokrin, sistem
pernafasan, sistem metabolik, sistem kardiovaskuler dan beberapa
sistem lainnya dalam tubuh. Dari berbagai penelitian ilmiah tersebut,
dinyatakan bahwa Musik dapat digunakan untuk membantu
penyembuhan beberapa penyakit seperti insomnia, stress, depresi,
nyeri, hipertensi, obesitas, parkinson, epilepsi, kelumpuhan, aritmia
kanker, psikosomatis, mengurangi rasa nyeri saat melahirkan dll.
Namun perlu diingat, meskipun manfaat terapi Musik sangat
besar, terapi Musik tidak dimaksudkan untuk menggantikan
pengobatan medis. Terapi Musik digunakan sebagai terapi pengobatan
pelengkap yang bisa mempercepat proses penyembuhan suatu
penyakit.
Dalam memproduksi CD terapi muik, kami menggabung terapi
Musik, terapi gelombang otak dan terapi pemmrograman pikiran
untuk hasil maksimal. Jadi sebenarnya yang kami sebut CD terapi
Musik tidak hanya berisi terapi Musik saja, melainkan telah diperkaya
dengan jenis terapi lain yang bisa meningkatkan hasil terapi Musik.
BAB 3

RENCANA KEGIATAN

3.1 Sasaran
Semua OBK yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria yaitu OBK yang
bersekolah dan aktif serta kooperatif dalam penyelenggaraan kegiatan dan yang
ada di Panti Bakti Luhur Wisma Tropodo Surabaya.
3.2 Jumlah Peserta
Jumlah OBK ada 30 orang yang sudah dipilih berdasarkan kriteria dari
beberapa wisma didampingi oleh pengasuh/guru yang ada di Panti Bakti Luhur
Wisma Tropodo Surabaya.
3.3 Metode dan Media
1. Metode
1) Diskusi
2) Sharing persepsi
3) Mengekspresikan perasaan
4) Mendengarkan Musik
2. Media
1) Laptop sound
2) LCD
3) Layar LCD
4) Lagu Khusus
5) Ruangan
6) Kursi

3.4 Pengorganisasian
1. Waktu
Kegiatan terapi aktivitas kelompok tentang terapi Musik paa lansia
dilaksanakan selama 45 menit yaitu pada:
Hari : Kamis
Jam : 09.00-09.45 Wib
Tanggal : 07 Maret 2019
2. Tempat
Kegiatan dilakukan di ruang Aula Panti Bakti Luhur Surabaya
3. Tim terapi
1) Ketua : Reka Yuliana
2) Sekretaris : Nani Indriani
3) Bendahara : Lisda Siringoringo
4) Leader : Rudi Triatmoko
5) Co Leader : Sri Eka Rohana
6) Observer : I Komang Wijayanta
7) Fasilitator : 8 Orang dengan dokumentasi conditional
- Eriyani
- Febri Wanli Valentina
- Riko Tarasendo
- Rendo
- Sampri
- Tandak Prasetio Anderson
- Yanti Astari
8) Konsumsi dan Perlengkapan:
- Jerius Indra Pratama
- Lisda Siringoringo
- Novita Sari
- Reka Yuliana
- Risna Mariatin
9) Dokumentasi :
- Riko Tarasendo
- Sampri
3.5 Setting Tempat

Observer
Media

P1 Co Leader
K1 K13

P7
K2
LEADER K12

P2 K3
K11

P6

K4 K10
K5 K6 K7 K8 K9

P4 P5
P3

Keterangan:
= Fasilitator

= Klien

Tugasnya:
a. Leader
1. Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
2. Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
3. Menetapkan jalannya tata tertib
4. Menjelaskan tujuan diskusi
5.
6. Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi pada
kelompok terapi diskusi tersebut .
7. Kontrak waktu
8. Menyimpulkan hasil kegiatan
9. Menutup acara
b. Co-Leader
1. Mendampingi leader jika terjadi bloking
2. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3. Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
c. Fasilitator
1) membantu leader memfasilitasi untuk berperan aktif dan memotivasi
2) Mempertahankan kehadiran anggota
d. Observer
1) Mengobservasi respon pasien
2) Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
prilaku pasien (jumlah anggota yang hadir, yang terlambat, daftar hadir,
yang memberi ide, dan pendapat, topik diskusi, respon verbal dan non
verbal
3) Memberi umpan balik pada kelompok
4) Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
5) Memprediksi respon anggota kelompok
6) Menilai secara keseluruhan
3.6 Proses Pelaksanaan
1) Orientasi
Pada saat ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan
nama dan panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan lansia saat ini dan terapis
menanyakan tentang sejak kapan lansia mulai tinggal di Panti Bakti
Luhur merasakan penurunan daya ingat dan fungsi pendengaran.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
 Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus minta
ijin kepada fasilitator
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
 Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelaskan leader,
dapat menanyakan kepada leader dengan menunjuk tangan
terlebih dahulu.
 Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung.
2) Kerja
a. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, lansia boleh tepuk
tangan atau boleh menari sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu
selesai lansia akan diminta menceritakan isi dari lagu tersebut dan
perasaan lansia setelah mendengar lagu.
b. Terapis memutar lagu, lansia mendengar, boleh berjoget atau tepuk
tangan (kira-kira 15 menit). Musik yang diputar boleh diulang
beberapa kali. Terapis mengobservasi respons lansia terhadap Musik
c. Secara acak, lansia diminta menceritakan isi lagu/mengungkapkan
perasaannya selama dirawat/pengalaman hidup. Sampai semua lansia
mendapatkan giliran secara acak.
d. Terapis memberikan pujian, setiap lansia selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak lansia bertepuk tangan.
e. Terapis dan lansia bernyanyi bersama.
3) Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti
kegiatan
2) Memberikan pujian atas keberhasilan lansia.
b. Rencana Tindak lanjut
Terapis meminta lansia untuk mengulang hal yang sama dengan
salah satu teman yang berada di Panti Bakti Luhur, menganjurkan
klien untuk mendengarkan Musik yang disukai dan bermakna dalam
kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia
untuk melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di Panti Bakti
Luhur.
d. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah
kemampuan lansia sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
sensoris mendengar Musik, kemampuan lansia yang diharapkan
adalah mengikuti kegiatan, respons terhadap Musik, pendengaran,
memberi pendapat tentang Musik yang didengar, dan perasaan saat
mendengar Musik.
FORMAT PENILAIAN EVALUASI TINDAKAN TAK TERAPI MUSIK

Aspek yang dinilai


Mengikuti kegiatan Memberi respons (ikut Memberi Menjelaskan
No Nama Wisma dari awal sampai bernyanyi/menari/meng pendapat tentang perasaan setelah
akhir gerakan tangan dan Musik yang mendengar lagu
kaki sesuai irama didengar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

Keterangan:

Tanda (√) jika ditemukan kemampuan lansia yang sudah di tentukan.

Tanda (X) jika tidak ditemukan kemampuan lansia yang sudah di tentukan.
Evaluasi Struktur

Evaluasi Proses

Evaluasi Hasil

Anda mungkin juga menyukai