Anda di halaman 1dari 35

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kehamilan adalah fertilasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum

kemudian dilanjutkan dngan nidasi dan implantasi. Perubahan-perubahan pada

masa kehamilan terdiri dari Perubahan fisik maternal, perubahan-perubahan

hormonal ibu, perubahan-perubahan pada sistem cardiovaskuler dan

hematologis, perubahan-perubahan psikologis dalam kehamilan.

(Prawirohardjo, 2009)

Sebagian besar dari kehamilan mempunyai hasil yang

menggembirakan dengan ibu dan bayi yang sehat. Hasil yang

menggembirakan tersebut tidak selalu terjadi, ada persalinan yang

berakhir dengan ibu dan atau bayi mati atau sakit. Kehamilan yang

berakhir dengan kematian atau kesakitan pada ibu dan atau bayinya

tersebut terjadi pada resiko tinggi ibu hamil. Kehamilan normal bisa

memiliki risiko, semua ibu hamil perlu perawatan agar ibu dan janin tetap

dalam keadaan sehat. Sedangkan kehamilan yang resiko tinggi akan

menghadapi berbagai permasalahan yang dapat mengganggu proses

persalinan. Kehamilan dengan masalah dikelompokkan kehamilan

risiko tinggi yaitu keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu

maupun janin (Manuaba, 2003).

1
2

Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan yang akan

menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi lebih besar baik terhadap

ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,

melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan

dan nifas normal (Kusmarjadi, 2008).

Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2007, angka kematian ibu masih cukup tinggi, yaitu 228

per 100.000 kelahiran hidup. Prioritas penyebab langsung kematian ibu

adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), abortus

(5%) dan partus lama (5%). Pendarahan menempati persentase tertinggi

penyebab kematian ibu, anemia dan kekurangan energi kronis (KEK)

pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan

infeksi ( Profil Kesehatan Indonesia, 2008). Menurut World Health

Education ( WHO dalam Sarwono, 2011 ) usia 10 – 20 tahun adalah usia

remaja, di mana usia tersebut mempunyai resiko lebih tinggi dalam

melahirkan, sakit cacat kematian bayi dan ibu. Berdasarkan data World Health

Organization ( WHO ), Tahun 2012 sekitar 16 juta perempuan berusia 15 – 19

tahun melahirkan setiap tahunnya, sekitar 11 % dari semua kelahiran di

seluruh dunia. Menurut data survey yang di peroleh BKKBN hamil remaja

mencapai 20,9 persen. Hal ini, menunjukkkan bahwa sebagian besar

penyebab kematian Ibu dan Bayi merupakan komplikasi saat kehamilan

dan saat persalinan yang sebenarnya dapat dicegah.


3

Data dari dinas kesehatan kabupaten manggarai (Dinkes ) kejadian ibu

hamil baru dengan kasus 4T (terlalu banyak anak, terlalu muda, terlalu tua,

dan terlalu dekat jarak kehamilan), kumulatif januari sampai dengan desember

2015 kejadian ibu hamil baru dengan kasus 4T yaitu <20 tahun 643 orang, >35

tahun 809 orang, spasi 2 tahun 396 orang, paritas>5 982 orang .

Usaha yang bisa dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu di

antaranya yaitu dari tenaga kesehatan untuk selalu melakukan

pengawasan serta pertolongan dalam kehamilan, persalinan, nifas,

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam ilmu kebidanan,

dan memberikan keputusan yang tepat dalam keadaan gawat darurat.

Sedangkan usaha yang bisa dilakukan ibu untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian ibu yaitu dengan rutin memeriksakan kehamilannya

pada tenaga kesehatan, mengikuti anjuran yang diberikan oleh bidan, dan

proses persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih

(Prawirohardjo, 2009).

Pendekatan resiko pada ibu hamil merupakan strategi operasional

dalam upaya pencegahan terhadap kemungkinan kesakitan atau

kematian melalui peningkatan efektifitas dan e fisiensi dengan

memberikan pelayanan yang lebih inteisif kepada resiko ibu hamil

secara cepat dan tepat. Skrining atau deteksi dini merupakan langkah

awal dari pemeliharaan ibu hamil. Tujuannnya untuk menemukan ibu hamil

resiko tinggi sehingga dapat diberikan penyuluhan mengenai kondisi ibu dan

janin kepada ibu hamil dan keluarga agar ibu hamil dan keluarga tersebut tahu
4

peduli dan patuh untuk melakukan pemeriksaan ante natal dan tindakan

rujukan bila diperlukan. Sehingga ibu hamil dan keluarga sejak awal sudah

melakukan persiapan mental, biaya dan transportasi dalam pengambilan

keputusan untuk perencanaan tempat dan penolong persalinan yang aman

sesuai kondisi ibu.

Berdasarkan data dari puskesmas kota, kasus 4T <20 tahun 44 orang,

>35 tahun ada 74 orang, spasi 2 tahun 34 orang, dan paritas >5 ada 43 orang.

Data pada tahun 2016 bulan juli dimana <2 tahun 41 orang, >35 tahun 48

orang, spasi 2 tahun 27 orang, paritas >5 ada 70 orang khususnya di

puskesmas kota ibu hamil baru dengan kasus 4T <20 tahun 6 orang, >35 tahun

6 orang, spasi 2 tahun 4 orang, paritas lebih dari 5 ada 4 orang.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti

“Gambaran Pengetahuan Ibu hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi

di Puskesmas Kota.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka di dapatkan rumusan masalah

sebagai berikut : “bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Kota Kabupaten Manggarai?


C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Kota Kabupaten Manggarai.


2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan

resiko tinggi di Puskesmas Kota berdasarkan kriteria baik


5

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan

resiko tinggi di Puskesmas Kota berdasarkan kriteria cukup


c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan

resiko tinggi di Puskesmas Kota berdasarkan kriteria kurang.


D. Manfaat Penelitian
1. Bagi STIKes Santu Paulus Ruteng
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan

tambahan referensi bagi institusi akademik kesehatan


2. Bagi Puskesmas Kota
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan menambah wawasan

dalam memberikan informasi tentang hubungan seksual pada ibu hamil


3. Bagi Bidan di Puskesmas Kota
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi

bidan dalam memberikan asuhan kebidanan yang berkualitas bagi klien


4. Bagi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ibu hamil

tentang hubungan seks yang baik dan boleh dilakukan dan lebih lanjut

dapat mengubah perilaku hubungan seks yang salah selama hamil.

E. Keaslian penelitian
Berikut ini penelitian yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu

hamil tentang kehamilan resiko tinggi yang pernahdilakukan sebelumnya.


1. Tri Wulandari (2011) STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Di PKD Ngudi

Waras Jabung Sragen Tahun 2011. Rancangan penelitian yang digunakan

yaitu deskriptif Kuantitatif, teknik pengambilan sampel dilakukan secara

accidental dengan jumlah sampel yang digunakan 30 orang. Tingkat

pengetahuan baik (0%), yang berpengatahuan cukup 23 responden (76,75

%) dan berpengetahuan kurang 7 responden (23,3 %). Perbedaan


6

penelitian terletak pada tempat dan waktu penelitian, jumlah populasi dan

sampel serta teknik sampling.


2. Lin nuryati (2006) Akademi Kebidanan Nahdlatul Ulama Tuban dengan

Judul Pengetahuan Ibu Hamil tentang resiko tinggi di Puskesmas

Kemuning tasikmadu Palang Tuban. Rancangan penelitian yang

digunakan Deskriptif Kuantitatif, Teknik pengambilan sampel dilakukan

secara total sampling dengan jumlah sampel yang digunakan 30 orang.

Tingkaat pengetahuan baik 6 reponden (205 %), berpengetahuan cukup

19 responden (63, 32 %) dan yang berpengetahuan kurang 5 responden

(16, 67 %). Perbedaan penelitian terletak pada tempat dan waktu

penelitian, jumlah populasi dan sampel serta teknik sampling.


3. Marlina (2008) dengan judul ”Pengetahuan Ibu hamil dengan

Resiko Tinggi Kehamilan di RB An Nur Kuncen Salatiga Tahun 2008”.

Jenis penelitian deskriptif analitik observasional dengan pendekatan

secara cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40

responden ibu hamil ternyata yang mempunyai pengetahuan baik 64 %,

yang berpengetahuan cukup 28 % dan yang berpengetahuan kurang 8 %.


Adapun perbedaan karya tulis ilimiah ini adalah perbedaan waktu,

tempat penelitian, sampel penelitian, rancangan penelitian, teknik

pengambilan sampel dan hasil penelitian.


7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Pengetahuan


1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya, (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan

indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2012).


8

Pengetahuan diperoleh dari informasi baik secara lisan maupun

tulisan dari pengalaman seseorang. Pengetahuan diperoleh dari fakta atau

kenyatan dengan membaca, mendengar radio dan lain-lain. Serta dapat

diperoleh dari pengalaman berdasarkan pemikiran kritis (Notoatmodjo,

2012).
Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk

mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja

maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau

pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahit, 2006).


Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).


Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Dengan kata lain pengetahuan

mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam

berperilaku. Namun perlu diperhatikan bahwa perubahan pengetahuan

tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, walaupun hubungan positif

antara variabel pengetahuan dan variabel perilaku telah banyak

diperhatikan (Syafrudin, 2009).


2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), untuk mengukur tingkat

pengetahuan terdiri dari 6 pringkat:


a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya atau rangsangan yang telah diterima

(Notoatmodjo, 2007).
Dalam tingkatan ini, tekanan utama pada pengenalan kembali

fakta, prinsip, aturan atau strategi penyelesaian masalah. Beberapa kata


9

kerja yang dipakai untuk mengukur kemampuan tingkat tahu (know)

antara lain: atur, kutip, urutan, tetapkan, daftar, ingat-ingat, gambarkan,

cocokan, kenali, perkenalkan, sebutkan, hubungkan, berinama, garis

bawah, nyatakan, ulangi, tabulasi, pilih (Shirran, 2008).

b. Memahami (komprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2010).


Dalam tingkatan pengetahuan ini, seseorang telah dapat

menafirkan fakta, menyatakan kembali apa yang ia lihat,

menerjemahkan menjadi atau konteks baru, menarik kesimpulan dan

melihat konsekuensi. Beberapa kata kerja yang dipakai untuk

mengukur tingkat pemahaman seseorang antara lain: perbaiki,

pertahankan, uraikan, klasifikasi, cari ciri khasnya, jelaskan, bedakan,

ubah, berikan, generalisir, diskusikan, simpulkan, ringkas, laporkan,

prediksikan, perkirakan, identifikasi, nyatakan kembali (Shirran,

2008).
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi pengunaan hukum-hukum atau rumus, metode, prinsip

dan lain sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Beberapa

kata kerja yang di gunakan untuk mengukur tingkat aplikasi seseorang

adalah: terapkan, demonstrasikan, Siapkan, perhitungkan, buat

eksperimen, temukan, pilih, buat, kaitkan, klasifikasikan, upayakan

selesaikan, kembangkan, ambil contoh, pindahkan, gambarkan, atur,

pakai, tunjukan, manfaatkan, hasilkan, tafsirkan (Shirran, 2008).


10

d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau

objek kedalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Seorang mampu

mengenali kesalahan–kesalahan logis, menunjukan kontradiksi atau

membedakan di antara fakta, pendapat, hipotesis, asumsi dan simpulan

serta mampu menggambarkan hubungan antara ide (Shirran, 2008).


Beberapa kata kerja yang di gunakan dalam penggukuran

tingkat analisi antara lain: analisis, garis bawahi, bedakan, tunjukan,

rincikan, gambarkan, bedakan, pisahkan, buat diagram, simpulkan,

tegakan, bedakan, hubungkan, kurangi dan bandingkan (Shirran,

2008).
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keeluruhan yang

baru dan koheren, manusia mampu menyusun formulasi baru

(Notoatmodjo, 2012).
Beberapa kata kerja yang digunakan dalam mengukur tingkat

sintesis adalah:kategorikan, susun, bangun, sintesiskan, desain,

intekgrasikan, temukan, hipotesiskan, prediksikan, hadapkan,

kumpulkan, kombinasikan, ciptakan, rencanakan, perluas,

formulasikan, hasilkan, rencanakan, teorisasikan (Shirran, 2008).

f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek dan didasarkan pada suatu kriteria
11

yang ditentukan sendiri atau dengan ketentuan yang udah ada

sehingga, mampu menyatakan alasan untuk pertimbangan tersebut

(Shirran, 2008).
Beberapa kata kerja yang dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan tingkat evaluasi seseorang adalah:pertahankan, dukung,

pertimbangkan, kritik, kurangi, kontraskan, beri komentar, beri alasan,

bandingkan, evaluasi, verifikasi, nilai, putukan dan validasikan

(Shirran, 2008).
3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan seseorang dipengaruhi

oleh:
a. Pendidikan.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku

seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan seseorang

melalui upaya pengajaran dan pelatihan, baik di sekolah maupun di

luar sekolah. Makin tinggi pendidikan makin mudah seseorang

menerima pengetahuan (Meliono Irmayati, 2007).


Tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang

untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru. Pendidikan juga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang,

karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah mengambil

keputusan dan bertindak.


b. Usia.
Semakin banyak usia seseorang maka semakin bijaksana dan

banyak pengalaman atau hal yang telah dijumpai dan dikerjakan untuk

memiliki pengetahuan, dengan pengetahuan tersebut dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan


12

manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang

bertolak dari masalah nyata (Meliono Irmayati, 2007).


c. Sumber Informasi.
Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak

akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Meliono Irmayati,

2007). Informasi yang di peroleh dari beberapa sumber akan

mengetahui tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak

memperoleh informai maka ia cendrung memiliki pengetahuan yang

lebih luas (Meliono Irmayati, 2007).


4. Sumber Pengetahuan.
Upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk memperoleh

pengetahuan adalah sebagai berikut:


a) Orang yang memiliki otoritas.
Salah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu

dengan bertanya pada orang yang memiliki otoritas atau yang

dianggapnya lebih tahu. Pada zaman modern ini orang yang

ditempatkan memiliki otoritas, misalnya dengan pengakuan melalui

gelar termasuk juga dalam hal ini misalnya, hasil publikasi resmi

mengenai kesaksian otoritas tersebut seperti buku-buku atau

publikasi resmi pengetahuan lainnya.


b) Indra.
Indra adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu

sumber internal pengetahuan. Dalam filsafat science modern

menyatakan bahwa pengetahuan pada dasarnya adalah hanyalah

pengalaman-pengalaman konkrit kita yang terbentuk karena persepsi

indra, seperti persepsi penglihatan, pendengaran, perabaan,

penciuman, dan pencicipan dengan lidah.


c) Akal.
13

Dalam kenyataannya ada pengetahuan tertentu yang bisa di

bangun oleh manusia tanpa harus atau tidak bisa mempersepsikan

dengan indra terlebih dahulu. Pengetahuan dapat diketahui dengan

pasti dan dengan sendirinya karena potensi akal.


d) Intuisi.
Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah

intuisi atau pemahaman yang langsung tentang pengetahuan yang

merupakan hasil pemikiran yang sadar atau persepsi rasa yang

langung. Intuisi dapat berarti kesadaran tentang data-data yang

langung dirasakan mu (Lynn S. Bickley, 2008).

B. Konsep Dasar Kehamilan


a. Defenisi
Kehamilan adalah proses alamiah (normal) dan bukan

merupakan proses patologio. (Janah, 2011). Sedangkan

Prawirohardjo (2009), Kehamilan adalah fertilasi atau

penyatuan spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dngan

nidasi dan implantasi


b. Tanda – tanda kehamilan
Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakan

kehamilan di tetapkan dengan melakukan penilaian terhadap

beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut :

1) Tanda Dugaan Kehamilan

a) Amenorea (terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel de graff dan ovulasi..Dengan

mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan


14

perhitungan rumus Neagle dapat ditentukan hari

perkiraan lahir (HPL) yaitu dengan menambah tujuh

pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah

satu pada tahunnya.

b) Mual (Nause) dan muntah (Emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron yang menyebabkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan.Mual

dan muntah pada pagi hari disebut morning sickness.

Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat

diatasi.Akibat mual dan muntah nafsu makan

berkurang.

c) Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

keinginan yang demikian disebut ngidam.

d) Sinkope atau pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

menimbulkan sikope atau pingsan. Keadaan ini

menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.


15

e) Payudara Tegang

Pengaruh hormon estrogen dan progesteron dan

somatomamotrofin menimbulkan deposif lemak, air dan

garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang.

Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama

pada hamil pertama.

f) Sering Miksi (sering BAK)

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung

kemih sempat terasa penuh dan sering buang air kecil.Pada

triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.

g) Konstipasi atau Obstipasi

Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat

peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air

besar.

h) Pigmentasi kulit

Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi

(cloasma gravidarim). Pada dinding perut terdapat strie

albican, strie livide dan linea nigra danalba semakin

menghitam. Pada sekitar payudara terdapat

hiperpigmentasi pada bagian areola mammae, puting susu

makin menonjol.

i) Epulis
16

Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi

saat kehamilan.

j) Varices

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan

progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena,

terutamabagi mereka yang mempunyai bakat.

Penampakan pembuluh darah terjadi pada sekitar genetalia

eksterna, kaki, betis dan payudara. Penampakan

pembuluh darah ini bisa hilang setelah persalinan.

2) Tanda Tidak Pasti Kehamilan

a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil

b) Pada pemeriksaan dalam dapat dijumpai

(1) Tanda hegar yaitu perubahan pada isthmus

uteri (rahim) menjadi lebih panjang dan lunak

sehingga seolah–olah kedua jari dapat saling

bersentuhan.

(2) Tanda chadwicks yaitu vagina dan vulva

mengalami peningkatan pembuluh darah

sehingga makin tampak dan kebiru-biruan karena

pengaruh estrogen.

(3) Tanda piscaseck yaitu adanya perlunakan

dan pembesaran pada unilateral pada tempat


17

implantasi (rahim).

(4) Kontraksi Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi

pada rahim yang disebabkan karena adanya

rangsangan pada uterus

c) Pemeriksaan test biologis kehamilan positif.

3) Tanda pasti kehamilan

a) Gerakan janin dalam rahim

b) Terlihat dan teraba gerakan dan teraba bagian –

bagian janin

c) Denyut Jantung Janin

Didengar dengan stestokop laenec, alat

kardiotokografi, alat doppler. Dilihat dengan

ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu

rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonograf

c. Pembagian masa kehamilan

Pembagian masa kehamilan dibagi per tiga bulanan

(trimester)

a) Trimester pertama usia kehamilan 0-14 minggu


b) Trimester kedua usia kehamilan 14 – 28 minggu
c) Trimester ketiga usia kehamilan 28 -42 minggu (Subakti,

2008)
d. Masalah yang biasa terjadi pada kehamilan
18

Adapun masalah yang dapat terjadi pada masa kehamilan

yaitu:
a) trimester Pertama : Pendarahan pervagianam, mual muntah

berlebihan, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur,

nyeri perut yang hebat, gerakan janin berkurang, bengkak

pada wajah kaki dan tanggan, nyeri perut yang hebat,

demam tinggi, kejang, keluar air ketuban sebelum

waktunya. ( Kusmiyati, 2008 )


b) Trimester kedua : Sembelit, ngidam, nyeri pangkal paha,

nyeri ulu hati, linea nigra dan cloasma, perdarahan hidung

dan gusi, nyeri panggul, kejang kaki, ribas vagina

( Kusmiyati, 2008 )
c) Trimester ketiga :Perdarahan pervagianam, sakit kepala

lebih dari biasa, gangguan penglihatan, pembengkakan

pada wajah/ tangan, nyeri abdomen ( epigastrik ), dan janin

tidak bergerak sebanyak biasanya ( Safrudin, 2010 )


1. Kehamilan Risiko Tinggi
a. Defenisi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang

menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih

besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama

kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan

kehamilan, persalinan dan nifas normal. (Kusmarjadi, 2008).


b. Menentukan Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamilan Resiko Tinggi adalah: primimuda, primitua,

umur 35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145

cm,grandemulti, riwayat persalinan yang buruk, bekas seksio


19

sesaria, pre-eklampsia, hamil serotinus, perdarahan antepartum,

kelainan letak, kelainan medis, dan lain-lain. kriteria kehamilan

risiko tinggi terbagi berdasarkan:


1) Komplikasi Obstetrik :

a) Umur (≤19 tahun atau > 35 tahun)

b) Paritas (primigravida atau para lebih dari 6)

c) Riwayat kehamilan yang lalu :

 ≥ 2 kali abortus
 ≥ 2 kali partus premature
 Kematian janin dalam kandungan atau kematian

perinatal
 Perdarahan paska persalinan
 Pre-eklampsi dan eklampsi
 Kehamilan mola
 Pernah ditolong secara obstetri operatif
 Pernah operasi ginekologik
 Pernah inersia uteri
d) Disproporsi sefalo pelvik, perdarahan antepartum,

pre-eklampsi dan eklampsi, kehamilan ganda,

hidramnion, kelainan letak pada hamil tua, dismaturitas,

kehamilan pada infertilitas, persalinan terakhir ≥ 5

tahun, inkompetensi serviks, postmaturitas, hamil

dengan tumor (mioma atau kista ovarii), uji serologis

lues positif. ( Rochyati, dkk , 2010 )

2) Komplikasi medis

Anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus,

obesitas, penyakit saluran kencing, penyakit hati, penyakit


20

paru dan penyakit- penyakit lain dalam kehamilan.

(Rochyati, dkk, 2010)

c. Klasifikasi kehamilan risiko tinggi

Kehamilan berisiko dapat dikelompokkan menjadi 3

yaitu :

1) Kehamilan beresiko rendah sama dengan keadaan

normal.

2) Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak

langsung dapat menimbulkan kematian ibu antara lain:

a) TB < 145

b) Pendidikan ibu, pengetahuan keluarga rendah c)

Tingkat sosial ekonomi rendah

d) Hb rendah < 8 gr %

e) Hypertensi (tekanan darah 130/90 mmhg)

f) Jarak antara kehamilan / kelahiran < 2 tahun g) Partus

lebih dari 5 kali

h) Primigravida pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih

dari 35 tahun

3). Kehamilan beresiko tinggi dapat menyebabkan:

a) Keguguran
21

b) Kematian ibu dan janin

c) Persalinan prematur

d) Kelahiran dengan berat badan rendah

e) Penyakit janin atau bayi neonates (Prawirohardjo,

2008).

d. Komplikasi Kehamilan Risiko Tinggi


Tidak setiap ibu hamil akan memiliki komplikasi

kehamilan yang berisiko tinggi tetapi mengetahui komplikasi

atua risiko selama hamil dapat membantu menangani dan

mencegah komplikasi itu terjadi.

Ada beberapa komplikasi kehamilan berisiko tinggi,

diantaranya:

1) Anemia

2) Prematur

3) Gestational Diabetes

4) Tekanan darah tinggi

5) Placenta Previa

6) Penyakit Rhesus (Rh)

7) Kehamilan Post-Term

8) Kehamilan ganda

9) Kehamilan ektopik
22

10) Keguguran

11) Perdarahan pasca melahirkan (Kusmarjadi, 2008).

e. Dampak Kehamilan risiko tinggi adalah:


1) Bayi lahir dengan BBLR
2) Keguguran (abortus)
3) Partus macet
4) Perdarahan ante partum dan post partum
5) Keracunan dalam kehamilan Kejang (Prawirohardjo,

2008)
f. Penatalaksanaan Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan

pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu

hamil risiko tinggi atau komplikasi kebidanan yang lebih

difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu

dan bayi. Pengawasan antenatal menyertai kehamilan secara

dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah

dan persiapan persalinan. (Manuaba, 2008),


Pengawasan antenatal sebaiknya dilakukan secara teratur

selama hamil. WHO menganjurkan pemeriksaan antenatal

minimal 4 kali yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada

trimester II, dan 2kali pada trimester III.


Adapun tujuan pemeriksaan antenatal adalah:
1. Trimester 1 untuk mendeteksi adanya anemia.
2. Trimester 2 untuk mendeteksi adanya preeklamsi dan

penyakit yang menyertai kehamilan.


3. Trimester 3 untuk mendeteksi letak janin, janin abnormal,

dan kehamilan ganda. Sedangkan pengawasan antenatal

bertujuan agar ketahuinya secara dini keadaan risiko

tinggi ibu dan janin sehingga dapat :


23

a) Dilakukan koreksi dan penanganan segera, sehingga

pengaruhnya terhadap morbiditas dan mortalitas ibu

dan anak dapat ditekan atau dihilangkan.


b) Melakukan pengawasan yang lebih intensif
c) Melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan
yang akurat.
24

A. Kerangka teori

Tingkat pengetahuan:
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintensis
6. Evaluasi
Pengetahuan kehamilan Kehamilan Resiko Tinggi

Faktor yang
Kehamilan resiko Faktor- faktor Dampak kehamilan
mempengaruhi
tinggi adalah kehamilan resiko tinggi adalah :
pengetahuan :
kehamilan yang resiko tinggi
1. Pendidikan 1. bayi lahir belum
menyebabkan adalah :
2. Usia cukup bulan
terjadinya bahaya
3.Sumber dan komplikasi yang 1. Komplikasi 2. Bayi lahir dengan
Informasi lebih besar terhadap Obstetrik BBLR
ibu maupun janin 3. Keguguran
2. Komplikasi (abortus)
yang dikandungnya
medis 4. Partus macet
selama kehamilan,
persalinan ataupun 5. Perdarahan ante
nifas bila partum dan post
dibandingkan partum
dengan kehamilan, 6. Keracunan dalam
persalinan dan nifas kehamilan
normal. 7. Kejang

Gambar 2.1 kerangka teori

Sumber: Notoatmodjo (2007), Janah (2011), Rochyati, dkk (2010),

(Prawirohardjo, 2008), Manuaba (2008).

C. kerangka Konsep Penelitian


25

baik

Pengetahuan ibu hamil


tentang kehamilan resiko cukup
tinggi

kurang

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN
26

A. Jenis dan desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau

deskriptif keadaan secara objektif dengan data yang dipaparkan dalam bentuk

angka-angka (Notoatmodjo, 2010).


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

survey yaitu suatu rancangan yang digunakan untuk mengumpulkan informasi

dari pengetahuan, pendapat, perilaku dan nilai (Nursalam, 2011). Pada

penelitian ini mendeskripsikan tingkat Pengetahuan Tentang Kehamilan

Resiko Tinggi di Puskesmas Kota.


B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Kota Kabupaten Manggarai
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan 28 April-13 Mei tahun 2017.
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu

hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Kota sebanyak 42

orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

mewakili populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini

adalah 42 ibu hamil.


3. Teknik pengambilan sampel
Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan

sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek peneliti

(Nursalam, 2008). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

mengunakan teknik total sampling. Total sampling adalah teknik


27

pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi

(Sugyiono, 2007).
D. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

(Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini menggunakan satu

variabel yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko

tinggi.

. 2. Definisi operasional penelitian


Definisi operasional adalah suatu definisi yang membatasi ruang

lingkup atau pengertian variabel – variable diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010)
Table ; 3.1 : Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Parameter Skala


operasional
1 Tingkat Kemampuan Kuesioner  Baik, bila Ordinal
pengetahuan dari nilai
ibu hamil responden tesponden
tentang dalam yang
kehamilan menjaab diperoleh
resiko tinggi pertanyaan 76-100%
tentang  Cukup, bila
kehamilan nilai
resiko tinggi responden
yang
diperoleh
56-76%
 Kurang,
bila nilai
responden
yang
diperoleh
28

<56%.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini instrumen penelitian atau alat

yang digunakan untuk pengambilan data adalah :

1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu

penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut

kepentingan umum atau banyak orang (Notoatmodjo, 2010). Kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang bersifat

langsung dan pertanyaan tertutup artinya pernyataan yang membutuhkan

jawaban yaitu benar dan salah (Arikunto, 2010).


2. Kriteria Penilaian
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang

berbentuk pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan

pilihan jawaban “benar atau salah” dan responden diminta memilih salah

satu jawaban tersebut. Kuesioner ini ada dua pernyataan yaitu pernyataan

positif (favorable) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan

menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavorable) bila

responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1.

Pemberian jawaban ditunjukan dengan mengunakan tada pada lembar

kuesioner yang sudah disediakan.


29

Tabel: 3.2: Kisi-kisi kuesioner

Variable Sub variable No item No.Item Jumla


Favorab Unfavorab h
el el Soal
Tingkat 1. defenisi 1 1
Pengetahuan 2. klasifikasi 5,8 11 3
Ibu Hamil kehamilan resiko
tentang tinggi
resiko tinggi
kehamilan
3. faktor kehamilan 6,10 2,17 4
dengan resiko
tinggi

4. Komplikasi 3,9,4 15,7 5


kehamilan resiko
tinggi
5. bahaya kehamilan 19,12 16 3
resiko tinggi
6. penatalaksanaan 20,13 14,18 4
Total 12 8 20

F. Uji Validitas Dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalitansuatu instrumen. Suatu instrumen yang

validmempunyai validitas tinggi dan instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010).


Sebelum koesioner yang digunakan dalam penelitian dilakukan uji

validitas dan reliabiltas untuk memperoleh koesioner yang valid. Dalam


30

uji validitas untuk menentukan kolerasi antar variabel yang akan

dihitung dengan rumus kolerasi Pearson Product Moment sebagai

berikut:

Keterangan
N = Banyaknya peserta
∑x = Jumlah skor item
∑y = Jumlah skor total
rxy = Korelasi Antar Variabel
Setelah dihitung semua korelasi antara masing – masing

pertanyaan dengan skor total, perlu dicari apakah nilai korelasi tiap – tiap

pertanyaan tersebut signifikan, maka perlu dilihat pada tabel product

moment dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Jika didapat rxy

lebih dan atau sama dengan r tabel maka item tersebut sahih, dan apabila

kurang dari r tabel maka item tersebut dikatakan gugur (Arikunto, 2010).

Nilai r tabel dapat untuk n= 20, α= 5% di peroleh tabel sebesar 0,444.

Kuesioner tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kahamilan resiko tinggi

ini dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas di Puskemas Cancar Tahun

2017 dengan responden berjumlah 20 orang. Berdasarkan hasil pengujian

validitas, dari 20 butir pernyataan diperoleh bahwa semua butir

pernyataan katakan valid .

2. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas adalah cara untuk mengetahui sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berati
31

menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmojo, 2012).


Dalam menguji reabilitas tingkat pengetahuan tentang sadari

dengan menggunakan instrumen yang mempunyai jumlah butir

pertanyaan genap maka digunakan rumus KR 20 (Kurder Richadson):

Keterangan:
K : Banyaknya butir pertanyaan
: Variansi total

: proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item1

:1-
Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan rumus KR 20

dikatakan reliabel, jika r KRnya lebih besar atau sama dengan 0,6

(Riduwan, 2009).
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Puskesmas Cancar yang

berjumlah 20 orang. Responden yang digunakan untuk uji coba

sebaiknya yang memiliki ciri-ciri responden dari tempat dimana

penelitian tersebut harus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan

hasil pengujian reliabilitas dari 40 butir pernyataan yang valid diperoleh

nilai Kurder Richadson sebesar 0,873 lebih > 0,6 jadi dapat disimpulkan

bahwa instrumen reliabel.

G. Jeni Dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan menurut Riwidikdo (2009), merupakan kegiatan

penelitian untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh terdiri dari :


32

1. jenis data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung diambil

dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009).

Data primer dalam penelitian ini berupa identitas responden dan

pengetahuan reponden tentang kehamilan resiko tinggi.

2.Tenik Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengumpulan data


yaitu:
1) Responden diberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian
2) Cara pengambilan subyek penelitian yaitu ditetapkan dengan

memilih responden penelitian secara random dengan melakukan

pengundian pada responden berdasarkan jumlah sampel dimasing-

masing kelas.
3) Peneliti melakukan inform concent terlebih dahulu kepada

responden untuk mengisi kuesioner sesuai petunjuk.


4) Menyebarkan kuesioner pada responden mengena pengetahuan

tentang dismenorea.
5) Responden diberi penjelasan cara pengisisan kuesioner yang benar

dan responden segera menandatangani surat pernyataan persetujuan

sebagai responden.
6) Responden mengisi kuesioner dengan lengkap kemudian diserahkan

kembali kepada peneliti pada saat yang sama dengan pengisian

kuesioner.
H. Cara Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data melalui tahap-

tahap antara lain :


33

1. Editing
Data editing adalah kegiatan memeriksa data, kelengkapan, kebenaran

pengisisan data, keseragaman ukuran, keterbacaan tulisan dan konsistensi

data berdasarkan tujuan penelitian (Sulistyaningsih, 2011).


2. Coding
Coding adalah pemberian kode pada data yang berskala nominal dan

ordinal. Kodenya berbentuk angka/numerik/nomor, bukan simbol karena

hanya angka yang dapat diolah secara statistik dengan bantuan program

komputer (Sulistyaningsih, 2011).

Pengkodean yang diberikan adalah sebagai berikut :

Pengetahuan baik : 1
Pengetahuan cukup : 2
Pengetahuan kurang : 3
3. Entry
Data entry adalah memasukkan data yang telah dikoding ke dalam

program komputer. Perlu ketelitian dan kecermatan peneliti dalam

memasukkan data tersebut karena apabila salah melakukan entry, maka

akan berpengaruh pada kebenaran data dan selanjutnya akan berpengaruh

pada analisis serta pengambilan kesimpulan hasil penelitian.

(Sulistyaningsih, 2011).
4. Cleaning
Data cleaning adalah proses pembersihan data sebelum diolah secara

statistik, mencakup pemeriksaan konsistensi dan perawatan respon yang

hilang serta consistency checks yaitu mengidentifikasi data yang keluar

dari range, tidak konsisten secara logis atau punya nilai extreme

(Sulistyaningsih, 2011).
34

5. Transfering
Transfering yaitu memindahkan jawaban atau kode ke dalam

media tertentu yaitu master tabel


6. Tabulating
Tabulating yaitu skor yang diperoleh dimasukan ke dalam master

tabel atau dicari distribusi frekuensinya.

I. Analisis Data

Analisa data adalah kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi

informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian

(Sulistyaningsih, 2011). Teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan analisis univariat yang merupakan analisa untuk satu variabel

penelitian. Pada penelitian ini analisa univariat yang bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase

dari tiap variable (Notoatmodjo, 2010). Pengukuran tingkat pengetahuan

diukur menggunakan kala guttman dengan jawaban benar dan salah (saryono,

2009).
Rumus yang digunakan adalah:

keterangan :
p = Persentase
f = Frekuensi data
n = Jumlah sampel yang diolah
J. Etika Penelitian
Menurut Notoatmodjo, 2010 peneliti harus memenuhi etika penelitian

yaitu menjamin kerahasian responden, menjamin keamanan, adil dan


35

mendapatkan persetujuan. Peneliti harus memperhatikan permasalahan etika

dalam melakukan penelitian yang meliputi:

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

2. Anonimity ( tanpanama )

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan ( confidentiality )

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberiakan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil rise.

Anda mungkin juga menyukai