Anda di halaman 1dari 42

KARYA TULIS ILMIAH

PENGGUNAAN LEAFLET DAN ALAT BANTU PENGAMBIL KEPUTUSAN


(ABPK) DALAM KONSELING KONTRASEPSI IMPLANT PADA NY. S
UMUR 32 TAHUN DI BPM PUJI LESTARI S.ST DESA PLUMBON
KARANGSAMBUNG KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan


Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
DINA MARLIN PUSPITANINGTYAS HIDAYATI
B1301039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2016
KARYA TULIS ILMIAH
PENGGUNAAN LEAFLET DAN ALAT BANTU PENGAMBIL KEPUTUSAN
(ABPK) DALAM KONSELING KONTRASEPSI IMPLANT PADA NY. S
UMUR 32 TAHUN DI BPM PUJI LESTARI S.ST DESA PLUMBON
KARANGSAMBUNG KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan


Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
DINA MARLIN PUSPITANINGTYAS HIDAYATI
B1301039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2016
ii
iii
iv
KARYA TULIS ILMIAH
PENGGUNAAN LEAFLET DAN ALAT BANTU PENGAMBIL
KEPUTUSAN (ABPK) DALAM KONSELING KONTRASEPSI IMPLANT
PADA NY. S UMUR 32 TAHUN DI BPM PUJI LESTARI S.ST DESA
PLUMBON KARANGSAMBUNG KEBUMEN1
Dina Marlin Puspitaningtyas Hidayati2, Umi Laelatul Qomar S.ST., M.P.H3

INTISARI

Latar Belakang : Hasil konseling sering dihubungkan dengan problem Klien


dalam mencerna dan memahami materi konseling yang diberikan. Model
Shared decision making adalah salah satu model yang digunakan oleh penyedia
pelayanan kesehatan untuk membantu pasien dalam membuat keputusan tentang
kesehatan. Tenaga kesehatan memberikan informasi tentang metode kontrasepsi
jangka panjang melalui konseling. Alat bantu konseling yang sering digunakan
adalah ABPK (lembar balik), dan leaflet sebagai alat pendukung ABPK (lembar
balik). Alat ini digunakan untuk pendukung sarana penyampai informasi. maka
penulis tertarik menggunakan leaflet sebagai alat pendukung ABPK. Media
tersebut digunakan sebagai pendukung konseling agar klien lebih tertarik dengan
konseling yang diberikan.
Tujuan : penggunaan leflet dalam pengambilan keputusan ber-KB, mampu
mengetahui kondisi medis klien, dapat mengetahui keputusan ber-KB klien.
Metode Penelitian : Menggunkan metode survey deskriptif. Dalam hal ini
peneliti mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi
didalam masyarakat dengan subjek Ny. S umur 32 tahun. Penelitian ini dilakukan
dari bulan April sampai Mei 2016. Pengkajian yang didapat melalui wawancara
dan observasi langsung.
Hasil : Leaflet yang telah diberikan pada Ny. S dapat membantunya memahami
tentang alat kontrapsi implant. Setelah di berikan konseling Ny. S mantap
menggunakan implant sebagai alat kontrasepsi yang akan di gunakan.
Kesimpulan : leflet dan ABPK dapat membantu klien dalam pengambilan
keputusan ber-KB implant.
Kata Kunci : leaflet, ABPK, Konseling KB implant
Kepustakaan : 22 pustaka (2002-2015)
Jumlah Halaman : ix + 46 halaman + 7 Lampiran
1
Judul
2
Mahasiswa Prgram Studi DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Gombong
3
Dosen Program Studi DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Gombong

v
SCIENTIFIC PAPER
THE USE OF LEAFLET IN DECIDING IMPLANT CONTRACEPTION
OF MRS. S, 32 YEAR-OLD MOTHER
IN PRIVATE MIDWIFERY CLINIC OF MIDWIFE PUJI LESTARI S.ST
AT KARANGSAMBUNG, KEBUMEN1

Dina Marlin Puspitaningtyas Hidayati2, Umi Laelatul Qomar S.ST.,M.P.H3

ABSTRACT

Background: A client often gets in understanding the counseling material. Shared


decision-making counseling is one of the models used by health-care providers in
helping patients to make a decision about health. In giving information about a
method of long-term contraception, health workers do by counseling. The
instrument frequently used in counseling is flipchart, and leaflet as a supporting
instrument. They are used to support the means of information deliery. Because of
the rarely use of leaflets, the writer is interested in using that kind of leaflets to
support flipchart edia. This media is used in giving counseling so that the clients
are more interested in the counseling given.
Objective: To use leaflets in family planning decisions, to be able to know the
medical condition of the client, to find out the decision of family planning of the
clients, and to be able to know the side effects of implant contraceptive.
Methods: This scientific paper uses descriptive survey method. In this case the
writer describes or depict a phenomenon that occurs in the community, especially
Mrs. S, 32 years old. This was conducted from April to May 2016. The
assessment was obtained through interviews and direct observation.
Results : Leaflets given to Mrs. S can help her understand implant contraceptive.
After being given counseling, Mrs. S feels cetain to have implant as the
contraceptive.
Conclusion: The leaflet can help clients make a decision in choosing implant as
her contraceptive.
Keywords : leaflet, counseling, implant contraceptive
Bibliography : 22 Library ( 2002-2015)
Number of pages : ix + 46 pages + 7 Appendix
1
Title
2
Student of DIII Program of Midwifery Dept.
3
Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu watatta’ala yang senantiasa
melimpahkan taufiq dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir berupa studi kasus dengan judul “Karya Tulis Ilmiah
Penggunaan Leaflet dan Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK) Dalam
Pengambilan Keputusan Ber-KB Implant Pada Ny. S Umur 32 Tahun Di BPM
Puji Lestari S.ST Desa Plumbon Karangsambung Kebumen”. Laporan Karya
Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat mencapai gelar ahli madya kebidanan.
Selama penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat
bimbingan, masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga laporan Karya
Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. M. Madkhan Anis, S.Kep.Ns, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan program studi
Kebidanan.
2. Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT.,M.P.H, selaku Ketua Program Studi Diploma
Tiga Kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong.
3. Umi Laelatul Qomar, S.ST.,MPH, selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis selama pemberian asuhan dan
pembuatan karya tulis ilmiah.
4. Bidan Puji Lestari S.ST, selaku pembimbing lahan yang telah banyak
membimbing, mendukung, mengarahkan dan membantu penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan karya tulis ilmiah ini.
5. Ny. S dan keluarga yang bersedia menjadi objek Asuhan Karya Tulis Ilmiah.
6. Orang tua dan Keluarga tercinta telah memberikan dukungan baik materiil
maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti.
7. Semua teman-teman Diploma Tiga Kebidanan Kelas A, terima kasih atas
kebaikan dan bantuan yang diberikan dalam penyelesaian laporan
komprehensif ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penyusunan laporan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Menyadari adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, baik
pengetahuan maupun pengalaman tentunya laporan Karya Tulis Ilmiah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan. Semoga Allah Subhanahuwata’ala senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah yang tidak berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua (Amin).
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Gombong, Juli 2016

Penulis

vii
v
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Persetujuan........................................................................................ ii
Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii
Halaman Pernyataan......................................................................................... iv
Intisari .............................................................................................................. v
Abstrak ............................................................................................................. vi
Kata Pengantar ................................................................................................ vii
Daftar Isi .......................................................................................................... viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan......................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Konsling ................................................................................. 6
2. Leaflet..................................................................................... 18
3. Keluarga Berencana ............................................................... 22
4. Kontrasepsi ............................................................................. 23
5. Alat Kontrasepsi Implant ....................................................... 24
B. Kerangka Teori ........................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 32
B. Tempat Dan Waktu ..................................................................... 33
C. Subjek ......................................................................................... 33
D. Instrumen .................................................................................... 35
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 37
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil ............................................................................................ 39
B. Pembahasan ................................................................................ 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 45
B. Saran ............................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 ............................................................................ 31

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia dibidang kependudukan

adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya

pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk

mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

penduduk di Indonesia semakin nyata. Hal ini terlihat dalam kurun

waktu 10 Tahun, jumlah penduduk di Indonesia meningkat sebesar 10,9

juta dari 224,5 juta pada Tahun 2005 menjadi 255,4 juta di Tahun

2015 (BKKBN, 2015). Diperkirakan penduduk Indonesia pada Tahun

2019 mencapai 268,1 juta (Badan Pusat Statistik, 2015).

Saat ini Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan

dengan program Keluarga Berencana (KB). Program KB adalah bagian

yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan

untuk ikut serta menciptakan kesejahteraan penduduk Indonesia, untuk

mencapai keseimbangan yang baik (Depkes RI, 2007). Untuk mengatasi

permasalahan penduduk saat ini, pemerintah merancang program kontrasepsi

Metode Kontraspsi Jangka Panjang (MKJP) yang merupakan metode

kontrasepsi dengan masa efektif yang relatif lama. Metode tersebut dapat

digunakan oleh wanita meliputi metode oprasi wanita, alat kontrasepsi dalam

rahim atau IUD, alat kontrasepsi bawah kulit atau implant dengan masa berlaku
2

3 tahun (Manurung, 2013). Implant efektif mencegah kehamilan selama 3

tahun. Tingkat kegagalan lebih sedikit dibanding IUD. Sementara alat KB

berupa pil dan suntikan sifatnya jangka pendek dan kerap gagal, jika dipasang

dengan benar, metode kontrasepsi Implant memiliki efektivitas sampai 99

persen dengan tingkat kegagalan hanya 0,05 dari 100 wanita yang memakainya

(Hartanto, 2010).

Berdasarkan data dari BKKBN Indonesia pada Tahun 2010, didapatkan

data pemakai KB Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau Implant di

Indonesia adalah sebesar 4,99% dengan peserta KB aktif 64.133.347 peserta

(BKKBN, 2011). Sedangkan pada Tahun 2014, pemakai KB Implant di

Indonesia adalah sebesar 10,65% dari jumlah peserta KB aktif 42.964.869

peserta (BKKBN, 2015). Terjadi penurunan peminatan peserta KB aktif dari

Tahun 2010 ke Tahun 2014.

Peserta KB di Kabupaten Kebumen per 31 Desember 2015 adalah

155.206 peserta. Pengguna KB Implant terbilang masih rendah dibandingkan

dengan KB suntik yaitu 76.320 peserta, implant 36.387 peserta, pil 20.369

peserta, IUD 11.755 peserta, MOW 5.022 peserta, Kondom 4.634 peserta,

MOP 719 peserta (BKKBN Kebumen, 2015). Peserta KB di Kecamatan

Karangsambung pada tahun 2015 adalah sebanyak 5.588 peserta dimana suntik

menduduki peringkat pertama dengan 3.490 peserta, implant 1.344 peserta, pil

470 peserta, IUD 149 peserta, MOW 100 peserta, kondom 27 peserta dan MOP

8 peserta (BKKBN Kebumen, 2015).

Pelayanan KB yang berkualitas tidak hanya terkait dengan pelayanan


3

dalam pemasangan alat kontrasepsi akan tetapi juga terkait dengan

pemberian konseling kepada akseptor maupun calon akseptor, sehingga

calon akseptor semakin mantap dengan menentukan pilihan alat kontrasepsi

(Suyono, 2007).

Informasi yang disampaikan oleh petugas konseling harus jelas, dapat

dimengerti, serta terkait dengan masalah–masalah yang sedang dihadapi

klien. Di samping itu untuk memudahkan dalam hal penyampaian materi

konseling, petugas sebaiknya menggunakan alat bantu dalam proses

konseling (Notoatmodjo, 2007).

WHO telah mengembangkan Alat Bantu Pengambilan Keputusan

(ABPK) berupa lembar balik (Flifchart) dan telah diadaptasi untuk Indonesia

yang digunakan dalam proses konseling kontrasepsi. ABPK ber-KB

(Flifchart) ini tidak hanya berisi informasi mutakhir kontrasepsi namun juga

standar proses dan langkah konseling KB yang berlandaskan pada hak klien

KB, sehingga flifchart atau ABPK ini memudahkan provider dalam

menjelaskan materi konseling agar lebih optimal.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2012)

menyebutkan bahwa konseling menggunakan leafleat menunjukan nilai

rerata sebesar 1,51 sedangkan yang tidak diberikan konseling sesuai standar

tanpa leafleat nilai rerata adalah 0,45. Hal ini menunjukkan metode konseling

yang menggunakan leafleat efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu

hamil. Menurut Effendi (2014) leafleat merupakan alat peraga cetak yang

sederhana mudah dipahami, menarik karena terdiri dari tulisan singkat


4

dan mudah dibawa.

Di BPM Puji Lestari S.ST Desa Plumbon Kecamatan Karangsambung

dalam 3 bulan terakhir pasien yang datang untuk ber KB sebanyak 136 jiwa.

Sebagian besar yang ber KB di BPM Puji adalah suntik yaitu berjumlah 128,

KB pil 5, Implant 3. Saat ini banyak peserta KB yang memilih KB jangka

Pendek padahal jika digunakan oleh orang yang tidak rajin dalam kunjungan

ulang dapat berakibat fatal yaitu kehamilan yang tidak diinginkan. Penulis

tertarik menggunakan Ny. S sebagai sampel karena Ny. S termasuk dalam

kriteria yang dapat menggunakan KB Implant Dilihat dari keefektifan dan

tingkat kegagalan KB implant yang sedikit. Serta banyaknya keuntungan

penambahan leaflet dalam pemberian konseling.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penerapan penggunaan leaflet dan Alat Bantu Pengambil Keputusan

(ABPK) dalam konseling kontrasepsi Implant pada Ny. S umur 32 tahun di

BPM Puji Lestari S.ST Desa Plumbon Kecamatan Karangsambung

Kabupaten Kebumen.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui keputusan Ny. S untuk menggunakan KB implant.

b. Mengetahui kondisi medis Ny. S sebagai syarat pemasangan Implant.


5

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Penulis dapat secara langsung melakukan penambahan leaflet dalam

konseling kontrasepsi implant.

2. Bagi Institusi

Dapat menambah literatur sebagai bahan pustaka tambahan bagi Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong khususnya

program studi DIII Kebidanan dengan menitik beratkan pada peningkatan

keinginan ibu dalam ber KB MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang)

terutama pada KB Implant / AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit).

3. Bagi Bidan

Dapat menambah pengetahuan bidan dalam pemberian leaflet pada ibu

yang ingin menggunkan KB supaya ibu tidak kebinggungan dalam

pemilihan KB dan mengetahui kekurangan dan kelebihan KB yang akan di

gunkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Saifuddin. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asih, L. & Oesman, H. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan


MKJP. Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional. Jakarta : KB dan Kesehatan Reproduksi,
BKKBN

Badan Pusat Statistik, BKKBN. 2012. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia.

. 2015. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia.

BKKBN, 2015. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kebumen. 2015. Jumlah


Penduduk Kabupaten Kebumen 2015. Avaible online on
kependudukan.kebumenkab.go.id. diakses bulan Maret 2016.

Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Avaible online on


www.depkes.go.id/resources/.../profil-kesehatan-indonesia-2007.pdf.
diakses bulan Maret 2016.

Hartanto, Hanifa. 2004. Keluarga Beencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka


Sinar Harapan

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Manurung, Suryani. 2013. Model Pengambilan Keputusan Meningkatkan


Akseptor Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Volume 7, No. 11.

Melina dkk. 2014. Perbedaan Media Pembelajaran (Leaflet Dan Video)


TerhadapKeterampilan Sadari Ditinjau Dari Motivasi. Jurnal Kesehatan
Samodra Ilmu. Volume 5, No. 02.

Mulyani Nina, Rinawati M. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.


Jogjakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Riris dkk. 2013. Pengaruh Metode Ceramah Dengan Pemberian Leaflet
Terhadap Pengetahuan Tentang Perawatan Kehamilan Pada Ibu Yang
Mengikuti Kelas Ibu Hamil. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Volume 1 No. 1.

Saifuddin, BA. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka.

2006. Buku Panduan Ppraktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka.
Setya Arum dkk. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB. Jogjakarta: Nuha
Medika.

Sudjana dkk. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru.

Supardi dkk. 2002. Pengaruh Media Ceramah Dan Media Leaflet Terhadap
Perilaku Pengobatan Sendiri yang Sesuai Aturan. Bul Pencl Kesehatan.
Volume 30 No. 03.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Usman, Purnomo. 2008. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

WHO. 2005. Medical Eligibility Criteria For Contrasetive Use 3 rd Edition. A


WHO Family Planning Cornerstone. Geneva, Switzerland: World Health
Organization.

Wiknojosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga. Jakarta: Yayasan


Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.

Varney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.


LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA (KB)

Pokok bahasan : Keluarga Berencana


Sub pokok bahasan : KB Implant
Sasaran : Ny. S
Hari/tanggal : Sabtu / 30 April 2016
Pukul : 16.30 – 17.30 WIB
Tempat : BPM Puji Lestari S.ST

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya konseling klien dapat mengetahui dan memahami
tentang KB Implant.

B. TujuanKhusus
a. Memberikan gambaran tentang manfaat dan kerugian ber KB.
b. Memberi tahu macam-macam dan bentuk KB serta cara penggunaannya.
c. Memberi tahu indikasi dan kontraindikasi ber-KB

C. Garis–GarisBesarMateri
a. Pengertian KB Implant
b. Manfaat KB Implant
c. Macam-macam KB dancarapenggunaansertaefeksamping KB Implant.
d. Indikasidankontraindikasi KB Implant.

B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
C. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet

D. KegiatanPenyuluhan
No KegiatanPenyuluh Waktu KegiatanPeserta
1 Pendahuluan 10Menit
a. Memberisalam a. Menjawabsalam
b. Memberipertanyaanapersepsi b. Menyimak
c. Menjelaskantujuan konseling c. Menyimak
2 KegiatanInti
a. Memberikan penjelasan tentang 20 Menit a. Menyimak
KB implant menggunakan b. Bertanya
lembar balik c. Memperhatikan
b. Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya.
c. Menjawabpertanyaanpeserta

3 Penutup 10 Menit
a. Menyimpulkanmateripenyuluh a. Memperhatikan
anbersamapeserta b. Menjawab
b. Memberikanevaluasisecaralisan c. Menjawabsalam
c. Memberikansalampenutup

E. Kriteria Evaluasi
Peserta dapat menjawab pertanyaan tentang:
1. Apa kegunaan ber-KB
2.Bagaimana dampak tidak ber KB
3. Macam-macam KB dan cara penggunaan
4.Apa efek samping dari tiap jenis KB
5.Apa manfaat imuisasi

F. Referensi
BKKBN, 2015.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Hartanto, Hanifa. 2004. Keluarga Beencana Dan Kontrasepsi. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan

Mulyani Nina, Rinawati M. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.


Jogjakarta: Nuha Medika

Saiffudin, 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan KB. Jakarta: YBPSP.

Sulistyawati, Ari. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba


medika.
G. Lampiran Materi

KELUARGA BERENCANA

A. Pengertian

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami

istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan

kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga (Sulistyawati, 2014).

1) Metode Sederhana

a) Senggama terputus, pembilasan pascasenggama, perpanjangan masa

menyusui anak (prolonged Lactation), pantang berkala (Hanifa,

2011).

b) Kondom, diagfragma vaginal, krim, jelly, tissu KB (Hanifa, 2011).

2) Metode Moderen

Kontrasepsi hormonal, pil KB, suntikan, Implant / AKBK, IUD / AKDR,

MOW, MOP (Hartanto, 2004).

B. Alat Kontrasepsi Implant / AKBK

1) Pengertian Implant

Implant adalah alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong

silastic (karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya

kapsul ditutup dengan silastic adhesive (Hartanto, 2004).kontrasepsi

implant adalah alat kontrasepsi yang di pasang di bawah kulit. Implant

adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang


dibugkus dalam kapsul silastic silikon dan di pasang di bawah kulit

(Mulyani dan Rinawati, 2013).

2) Jenis – jenis Implant

Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), terdapat 3 jenis implant, yaitu:

a) Norplant

Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,

dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg Levonogestrel dan

lama kerjanya 5 tahun.

b) Implanon dan Sinoplant

Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan

diameter 2mm, yang diisi dengan 68 mg 3 keto-desogestrel dan lama

kerjanya 3 tahun.

c) Jadena dan Indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan

lama kerjanya 3 tahun.

3) Cara Kerja Implant

Dengan disusupkannya 1 kapsul, 2 kapsul, tau 6 kapsul silastik

implant di bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah

levonorgstrel ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul

yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya levonorgestrel yang

dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan

ketebalan dari dinding kapsul tersebut. Satu set implant yang terdiri dari

6 kapsul dapat bekerja secara efektif selama 5 tahun. Sedang Implanon


yang terdiri dari 1 atau 2 kapsul dapat berkerja secara efektif selama 3

tahun. Cara kerja implant dalam menegah kehamilan dengan

dilepaskannya hormon levonorgestrel secara konstan dan kontinyu maka

cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas

(Mulyani dan Rinawati, 2013):

a. Mengentalkan lendir serviks.

b. Menghambat proses pembentukan endometrium sehingga sulit

terjadi implantasi.

c. Melemahkan transportasi sperma.

d. Menekan ovulasi

4) Menurut Saiffudin (2012), Keefektifan KB Implant ada 2 yaitu:

a. Angka kegagalan kurang dari satu per 100 wanita per tahun dalam

lima tahun pertama

b. Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah lima tahun, dan pada

tahun ke-6 kira–kira 2,5-3 % akseptor menjadi hamil.

5) Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), Keuntungan dan Kerugian

Implant

a) Keuntungan Implant

Keuntungan implant secara kontrasepsi antara lain:

1) Daya guna tinggi.

2) Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun.

3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

implant.
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.

5) Bebas dari pengaruh estrogen.

6) Tidak mengganggu hubungan saat senggama.

7) Tidak mengganggu produksi ASI.

8) Ibu hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan.

9) Dapat di cabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Keuntungan implant secara Non Kontrasepsi antara lain adalah :

1) Mengurangi nyeri haid.

2) Perdarahan atau bercak perdarahan diatara siklushaid.

3) Melindungi terjadinya kanker endometrium.

4) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.

5) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.

b) Kekurangan Implant

1) Implant harus di pasang dan di lepas oleh tenga kesehatan yang

terlatih.

2) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.

3) Harga implant yang mahal.

4) Implant dapat mengubah pola haid.

5) Implant dapat terlihat di bawah kulit.

6) Efek Samping Implant

Menurut BKKBN(2015), Efek samping KB implant yang sangat

umum terjadi adalah bercak atau haid sering, dan yang umum adalah
haid tidak teratur, atau bahkan tidak mendapatkan haid. Sedangkan efek

samping yang jarang terjadi antara lain :

a) Nyeri kepala atau pusing.

b) Nyeri payudara serta perasaan mual.

c) Perubahan perasaan atau mood atau kegelisahan.

d) Ovarium membesar

Menurut Varney (2006) Penggunaan KB hormonal akan

memicu terjadinya kanker payudara akan lebih berbahaya apabila

digunakan oleh seseorang yang mempunyai resiko kanker payudara.

7) Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), Indikasi dan Kontraindikasi KB

Implant

a) Indikasi

1) Umur reproduksi 20-35 tahun.

2) Telah memiliki anak sesuai yang diinginkan atau tidak ingin

tambah anak lagi tetapi saat ini belum mau menggunakan

kontrasepsi mantap.

3) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan

menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.

4) Pascapersalinan dan sedang menyusui bayinya yang berusia 6

minggu atau lebih

b) Kontraindikasi

1) Hamil atau diduga hamil.

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.


3) Ada benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

4) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.

5) Mioma uterus.

6) Penyakit hati berat maupun kuning.

7) Jerawat, atau gatal-gatal, perubahan napsu makan, berat badan

bertambah, rambut rontok atau tmbuh rambut di wajah.

8) Ibu yang memiliki riwayat hipertensi.

9) Ibu yang memiliki riwayat diabetus meletus.

8) Tempat Pemasangan Implant

Pemasangan implant dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarag

bergerak atau digunakan. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan

tempat terbaik untuk pemasangan implant, yang sbelumnya dilakukan

anastesi lokal (Mulyani dan Rinawati, 2013).

9) Menurut Saiffudin (2012), Waktu Mulai Peggunaan Implant:

a) Setiap saat selama siklus haid hari ke 2 sampai hari ke 7

b) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal diyakini pasien tidak hamil.

Bila di insersi setelah hari ke 7 siklus haid ibu jangan melkukan

hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari.

c) Bila menyusui antara 6 minggu atau sampai 6 bulan pscapersalinan

insersi dapat dilkukan setiap saat, bila ibu menyusui secara ekslusif

tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.

d) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali,

insersi dapat dilakukan setiap saat tetapi jangan melakukan


hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode

kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

e) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implant

dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut tidak

diperlukan metode kontrasepsi lain.

f) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal

kecuali AKDR dan ibu ingin enggantinya dengan implant insersi

iplant dapat dilakukan setiap saat asal saja ibu diyakini tidak hamil.

g) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR atau IUD dan ibu ingin

menggantinya dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat

haid hari ke 7 dan ibu jangan melkukn hubungan seksual selama 7

hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja lalu

AKDR segera dicabut dan dipasang implant.

h) Ibu pascakeguguran, implant dapat segera diinsersikan.

10) Menurut Saiffudin (2012), Tahap Pasca Tindakan Implant

a) Peserta KB implant sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap

kering minimal 3 hari untuk mempercepat proses penyembuhandan

mengurangi kemungkinan infeksi.

b) Bila lengan akseptor terasa membengkak danberwarna kebiru-

biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau

pemasangan implant dan akan mengilang dalam 3-5 hari.

c) Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk implan non

pemakaian,implant dapat di lepas.


SOP KONSELING KONTRASEPSI
DENGAN PENGGUNAAN LEAFLET DAN ALAT
BANTU PENGAMBIL KEPUTUSAN (ABPK)

INSTRUKSI
KERJA
PENGERTIAN Memberikan konseling KB implant dengan leaflet dan
Alat Bantu pengambil Keputusan (ABPK)
KEBIJAKAN Akseptor KB baru
MEDIA Leaflet
ABPK
ROSEDUR A. SIKAP DAN PRILAKU
PELAKSANAAN 1. Sapa dan memberikan salam kepada klien
2. Menawarkan bantuan
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
4. Mengawali dengan tasmiah dan akhiri dengan
tahmid
B. PENDAHULUAN
1. Pengkajian
a. Subjektif
1) Biodata ( Nama, umur, suku, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat)
2) Keluhan
3) Riwayat pernikahan ( pertama kali
menikah, lama menikah)
4) Riwayat menstruasi (HPHT, Menarch,
Lama, Siklus, Volume, Konsistensi)
5) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
lalu
a) GPA
b) Persalinan terakhir
c) nifas
6) Riwayat kontrasepsi
7) Kontrasepsi yang diinginkan
8) Riwayat kesehatan
a) Sekarang
b) Dahulu
c) Keluarga
d) reproduksi
9) Alergi obat
10) Merokok/tidak
11) Pola berhubungan seksual
b. Objektif
1) Keadaan umum
2) Berat badan
Tinggi badan
3) Tanda-tanda vital
TD, Nadi, Suhu, Pernafasan
4) Pemeriksaan fisik
Kepala, Mata, mulut, leher, ekstermitas
5) Pemeriksaan obstetric
Payudara, abdomen
C. INTI/POKOK
1. Sebelum dilakukan Konseling metode kontrasepsi
diberikian leaflet kepada klien untuk dipahami
terlebih dahulu
2. Konseling metode yang dapat digunakan
menggunakan ABPK meliputi keuntungan,
kerugian, efek samping, cara penggunaan, indikasi,
kontraindikasi
3. Memberikan kebebasan kepada klien untuk
menggunakan KB tersebut atau tidak
D. BAGIAN AKHIR
Menyimpulkan seluruh aspek kegiatan dan
melakukan evaluasi
DOKUMENTASI

1. Konseling

2. Pemasangan Implant
3. Pasca Pemasangan Implant 1 Minggu
LEAFLET 3 DIMENSI

Anda mungkin juga menyukai