Anda di halaman 1dari 7

Menjelaskan hubungan sesama manusia dan perilakunya

 Meneliti aturan, fungsi kelompok/organisasi sosial


 Menemukan tenaga pendorong, mekanisme dan proses perubahan sosial danlain
sebagainya
 Mengumpulkan secara sistimatis atau secara bermakna tentang keterangan-
keterangan mengenai masyarakat pedesaan dan masyarakat yang berprofesi sebagai petani
dan menelaah hubungan-hubungannya.
 Mengambil lukisan seteliti-telitinya tentang tingkah laku, sikap, perasaan, motif dan
kegiatan-kegiatan petani yang umumnya hidup dalam lingkungan pedesaan
 Meperbaiki kehidupan masyarakat pedesaan dan pertanian pada khususnya.
Planck (1993:9)
Penduduk desa mencari penjelasan mengenai proses sosial di pedesaan dan menuntut
pembaharuan untuk masa depan. Petani mengharapkan sosiologi pertanian dalam usahanya
menemukan suatu sandaran baru.
Sosiologi pertanian harus memberikan data mengenai struktur pedesaan, mengenai
kecenderungan perkembangan sosial, mengenai penyakit dalam masyarakat dan keadaan
darurat, mengenai harapan dan tuntutan sosial mereka dalam perencanaan tata ruang.
Sumbangan sosiologi pertanian dalam politik kemasyarakatan memang
masih terbatas.
Sosiologi Pertanian dapat membantu pengambilan keputusan-keputusan yang dibuat dengan
cara:
• Menjelaskan definisi, obyek dan indikator sosial
• Menjelaskan hubungan sesama manusia dan perilakunya
• Meneliti aturan, fungsi kelompok/organisasi sosial
• Menemukan tenaga pendorong, mekanisme dan proses perubahan sosial dan lain sebab
bahan sosial dan lain sebagainya
Fungsi Sosiologi Pertanian
Fungsi dan tujuan yang diharapak dari persoalan sosiologi pertanian adalah untuk mengenal perilaku
masyarakat yang berprofesi sebagai petani, baik dalam pola hidup, hubungan kerja agraris, ,
kelembagaan dalam masyarakat, dan pembangunan pertanian yang dicapai.

Selain itu juga fungsi yang dipelajari dalam sosiologi pertanian ialah untuk mempercepatan
pembangunan dan meningkatkan hasil petani, yang sampai saat ini semua hal dan pemiliki Sumber Daya
Pagan ada di dalam sektor pertanian.
TUGAS MAKALAH SOSIOLOGI PERTANIAN

2013
04.27

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sosiologi pedesaan merupakan salah satu cabang dari ilmu Sosiologi. Ruang lingkup dari
sosiologi pedesaan mencakup proses-proses sosial, struktur sosial, dinamika sosial, perubahan
sosial dan komunitas desa. Pedesaan adalah suatu konsep yang sangat pokok dalam pembahasan
Sosiologi Pedesaan. Dalam pengertian yang sangat umum merupakan perwujudan atau kesatuan
geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungannya
dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain (Bintarto, 2012).
Pengertian desa lebih sering dikaitkan dengan pertanian. Namun sebenarnya faktor pertanian
bukanlah ciri yang selalu harus terlekat pada setiap desa. Ciri utamanya sebagai tempat tinggal
suatu kelompok masyarakat yang relatif kecil. Kelompok masyarakat tersebut, kadang memiliki
keterikatan pada wilayah mereka, terutama untuk tempat tinggal, dan untuk menyangga
kehidupan. Dalam ilmu sosiologi, suatu desa dilihat dari konsep komunitas desanya dengan
adanya hal tersebut.
Komunitas adalah suatu kumpulan orang-orang yang terdiri dalam jumlah yang banyak.
Sedangkan desa adalah sebuah pemukiman di daerah atau areal pedesaan. Maka komunitas desa
disebut suatu kumpulan orang-orang yang terdiri dalam jumlah yang banyak dan menempati
areal pedesaan.
Pada makalah ini akan membahas mengenai kehidupan komunitas desa, unsur – unsur komunitas
desa, tipe – tipe komunitas desa, ciri – ciri komunitas pedesaan dengan dibandingkan komunitas
perkotaan, dan perbedaan komunitas desa dan kota.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahuai kehidupan komunitas desa, mengetahui unsur – unsur pada komunitas desa,
tipe – tipe komunitas desa, ciri – ciri komunitas pedesaan dengan dibandingkan komunitas
perkotaan, dan mengetahui perbedaan antara masyarakat komunitas desa dan kota.

1.3 Rumusan masalah


1. Apakah definisi Komunitas Desa?
2. Apa saja unsur-unsur Komunitas Desa?
3. Apa saja tipe-tipe Komunitas Desa?
4. Apa ciri-ciri Komunitas Desa dibanding komunitas kota?
5. Apakah perbedaan komunitas desa dengan komunitas kota?

BAB II
ISI

2.1 Definisi komunitas desa


Sebelum memasuki definisi komunitas desa, terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud
dengan desa. Menurut orang – orang memberikan pengertian tentang desa didasarkan dari sudut
pandang masing – masing, yaitu : ditinjau dari administrasi, desa adalah suatu wilayah yang
ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah dibawah kepemimpinan seorang kepala desa dan berhak
menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan suatu negara. Secara geografis, desa
adalah hasil perpaduan antara kegiatan kelompok manusia dengan lingkunganya. Hasil dari
perpaduan itu adalah suatu wujud atau penampakan dari muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur
– unsur fisiologis, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang sering berinteraksi dalam
hubungannya dengan daerah lain. Sedangkan Phillips Ruop mengemukaan bahwa secara
sosiologis, desa merupakan : (1) Daerah yang sama dilihat dari segi geografis dan administratif,
(2) Nilai sosial yang sama, artinya seluruh anggota masyarakat desa menganut nilai – nilai sosial
yang sama, (3) Kegiatan yang sama terutama dalam sistem mata pencaharian. Masyarakat desa
umumnya dibidang pertanian yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan alam.
Pengertian dari komunitas (community) dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok orang –
orang komunal di tingkat lokal yang dicirikan oleh terdapatnya interaksi sosial yang intensif di
antara mereka para anggota – anggotanya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunitas desa adalah sekelompok masyarakat
yang menempati suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu yang lama dengan mata pencaharian
sebagian besar pertanian dan memiliki suatu nilai – nilai sosial yang sama.

2.2Unsur-unsur Komunitas Desa


a.Daerah tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis,
b.Penduduk, jumlah penduduk, pertambahan penduduk, persebaran penduduk dan mata
pencaharian penduduk,
c.Tata Kehidupan, pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan warga desa termasuk seluk beluk
kehidupan masyarakat desa,
d.Kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaannya.
Di dalamnya mencakup adat-istiadat, nilai sosial, dan norma sosial. Adat-istiadat secara harfiah
diartikan praktik-praktik yang berdasarkan kebiasaan, baik perorangan maupun kelompok.
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik
dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat .
Sedangkan norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu .
2.3 Tipe-tipe Komunitas Desa
Menurut Soekanto,2012 tipe-tipe komunitas dapat didasarkan atas empat kriteria, yaitu :
1.Jumlah penduduk
2.Luas, kekayaan dan kepadatan daerah
3.Fungsi-fungsi khusus komunitas terhadap masyarakat
4.Organisasi komunitas yang bersangkutan
2.4 Ciri – ciri komunitas desa di banding komunitas kota
Menurut Roucek dan Warren dalam Shahab K (2007), secara umum ciri-ciri kehidupan
komunitas pedesaan dibandingkan komunitas perkotaan dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Masyarakat pedesaan :
1.Kehidupan desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi. Artinya; semua
anggota keluarga turut bersama-sama memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,
2.Faktor geografi sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada. Misalnya, keterikatan anggota
keluarga dengan tanah atau desa kelahirannya,
3.Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet dari pada kota,
4.Jumlah anak yang ada dalam keluarga inti lebih besar,
5.Hubungan lebih bercorak gemeinschaft dan gesellschaft .
6.Besarnya peranan kelompok primer
7.Homogen, artinya masyarakat desa biasanya terdiri dari satu atau dua suku. Kebanyakan
mereka masih bersaudara satu sama lain (matapencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan serta
dalam sikap dan tingkah laku),
8.Mobilitas sosial rendah
9.Gotong royong,artinya di desa akan menemukan masyarakat yang masih erat hubungan
kekeluargaannya. Mereka suka bergotong royong dan saling membantu.
Sedangkan karakteristik masyarakat kota menurut mereka adalah :
1.Besarnya peranan kelompok sekunder
2.Anonimitas merupakan ciri kehidupan masyarakatnya
3.Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya
4.Mobilitas sosial tinggi
5.Tergantung pada spesialisasi
6.Hubungan antara satu dengan yang lain lebih didasarkan atas kepentingan daripada kedaerahan
7.Lebih banyak tersedia lembaga atau fasilitas untuk mendapatkan barang dan pelayanan
8.Lebih banyak mengubah lingkungan.

2.5 Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan


Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya
masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan
kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil
sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam
hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan
kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di
jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi,
sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat
desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
1.Sederhana
2.Mudah curiga
3.Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4.Mempunyai sifat kekeluargaan
5.Lugas atau berbicara apa adanya
6.Tertutup dalam hal keuangan mereka
7.Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8.Menghargai orang lain
9.Demokratis dan religius
10.Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap
kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan
santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan
kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering
disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1.Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan
seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2.orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
3.di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan
agama dan sebagainya.
4.jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5.interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada
kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh
karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari
ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari
kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunitas (community) merupakan suatu kelompok orang – orang komunal di tingkat lokal
yang dicirikan oleh terdapatnya interaksi sosial yang intensif di antara mereka para anggota –
anggotanya. Sedangkan desa adalah sebuah pemukiman di daerah atau areal pedesaan. Jadi,
komunitas desa adalah sekelompok masyarakat yang menempati suatu wilayah tertentu dalam
kurun waktu yang lama dengan mata pencaharian sebagian besar pertanian dan memiliki suatu
nilai – nilai sosial yang sama.
Unsur – unsur komunitas desa yaitu: daerah tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas yang
merupakan lingkungan geografis; nilai kebudayaan; dan tata kehidupan. Pada tipe – tipenya
yaitu: adanya jumlah penduduk, luas kekayaan dan kepadatan daerah, fungsi-fungsi khusus
komunitas terhadap masyarakat, organisasi komunitas yang bersangkutan.
Perbedaan komunitas masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan ditinjau dari interaksi satu
sama lain. Masyarakat perkotaan sangat individualisme, bersifat heterogen yang artinya terdiri
dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya, mobilitas sosial tinggi tergantung
pada spesialisasi. Kehidupan perkotaan lebih banyak tersedia lembaga atau fasilitas untuk
mendapatkan barang dan pelayanan dan lebih banyak mengubah lingkungan. Sedangkan
kehidupan desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi artinya semua anggota
keluarga turut bersama-sama memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, hubungan sesama anggota
masyarakat lebih intim dan awet dari pada kota, jumlah anak yang ada dalam keluarga inti lebih
besar,masyarakatnya bersifat homogen yang artinya masyarakat desa biasanya terdiri dari satu
atau dua suku. Kebanyakan mereka masih bersaudara satu sama lain (matapencaharian, nilai-
nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku), mobilitas sosial rendah, saling
bergotong royong,artinya di desa akan menemukan masyarakat yang masih erat hubungan
kekeluargaannya. Mereka suka bergotong royong dan saling membantu.

This entry was posted on Saturday, April 27th, 2013 at 18:52 and is filed under tugas. You can
follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response,
or trackback from your own site.

Anda mungkin juga menyukai