Laporan KP 1
Laporan KP 1
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja
Praktik satu di PT. Adiluhung Sarana Segara Indonesia dan dapat menyusun laporan resmi
Kerja Praktik satu ini dengan baik guna memenuhi kelengkapan bukti belajar selama di
tempar kerja praktik.
Laporan Kerja Praktek satu ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dari pihak –
pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sebagai bahan masukan untuk saya.
Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.) Bapak Dr. Eng. M. Badrus Zaman, S.T, M.T. selaku Ketua Departemen Teknik
Sistem Perkapalan FTK – ITS
2.) Bapak Dr. Semin Sanuri, S.T, M.T. selaku Sekretasi Departemen Teknik Sistem
Perkapalan FTK – ITS
3.) Bapak Indra Ranu Kusuma, S.T, M.Sc. selaku Koordinator Kerja Praktik Departemen
Teknik Sistem Perkapaln FTK – ITS
4.) Bapak Irfan Syarif Arief, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing dan juga Dosen Wali
penulis
5.) Bapak Jimmy Riski Sofyan, S.T. selaku Manager Divisi Bangunan Baru yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan Kerja Praktik
6.) Bapak Muhammad Aisy S.T. selaku Asisten PPC Bangunan Baru dan juga
Pembimbing Kerja Praktik penulis
7.) Seluruh Staff Divisi Bangunan Baru, terima kasih atas informasi yang diberikan
kepada penulis selama proses pelaksanaan Kerja Praktik
8.) Seluruh Teknisi PT. ASSI dan Sub – Kontraktor, terima kasih atas ilmu diajarkan dan
informasi yang diberikan kepada penulis saat berada dilapangan selama proses Kerja
Praktik
9.) Orang tua dan rekan – rekan yang selalu memberi dukungan kepada penulis selama
proses Kerja Praktik
10.) Dan kepada pihak – pihak lain yang telah membantu proses penulisan laporan Kerja
Praktik ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis mengakui bahwa masih banyak sekali kekurangan yang dalam laporan Kerja
Praktik ini, oleh karena itu penulis sangat menghargai sebuah saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca yang mana penulis juga sangat berharap laporan ini dapat
menjadi sumber ilmu bagi siapapun untuk di masa yang akan datang. Demikian laporan Kerja
Praktik ini disusun sedemikian rupa sehingga bisa menjadi manfaat bagi pembaca yang
mencari referensi tentang kegiatan selama proses pelaksanaan Kerja Praktik. Akhir kata dari
penulis mengucapkan terima kasih mohon maaf atas segala kekurangan.
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................................ 1
I.1 Latar Belakang Kerja Praktik ........................................................................................................ 3
I.2 Tujuan Kerja Praktik ..................................................................................................................... 3
I.3 Waktu dan Tempat Kerja Praktik .................................................................................................. 4
I.4 Metode Kerja Praktik..................................................................................................................... 4
BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN ........................................................................................ 5
II.1 Profil Perusahaan.......................................................................................................................... 5
II.1.1 Sejarah Perusahaan ................................................................................................................ 7
II.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................................................... 7
II.2 Fasilitas dan Layanan Perusahaan ................................................................................................ 8
II 2.1. Docking Tool Facilities ........................................................................................................ 8
II. 2.2. Floating Dock ...................................................................................................................... 9
II. 2.3. Building Berth ..................................................................................................................... 9
II. 2.4. Workshop .......................................................................................................................... 10
II. 2.5. Repair Faicilities................................................................................................................ 10
II. 2.6. Jetty Facilities .................................................................................................................... 11
BAB 3 PEMBAHASAN BANGUNAN KAPAL BARU ..................................................................... 12
III. 1. Penghitungan Kebutuhan Material Kapal ............................................................................... 12
III. 2. Penggambaran Mouldloft ........................................................................................................ 13
III. 3. Penggunaan Mesin Bubut dalam Membuat Bantalan Propeler ............................................... 14
III. 4. Penggunaan Mesin CNC dalam Proses Pemotongan Plat....................................................... 15
III. 5. Proses Welding Check ............................................................................................................ 17
III. 6. Proses Load Test ..................................................................................................................... 18
III. 7. Pengecekan Steering Wheel .................................................................................................... 19
III. 8. Melakukan Crankshaft Defelction ......................................................................................... 20
III. 9. Proses Sandblasting. ............................................................................................................... 21
III. 10. Pengecatan ............................................................................................................................ 22
BAB 4 PEMBAHASAN MENGENAI REPARASI ............................................................................ 25
IV. 1. Proses Docking Kapal............................................................................................................. 25
IV. 2. Pembersihan Lambung Kapal, Replating, dan Pembongkaran mesin .................................... 27
IV. 3. Pemasangan Propeller ............................................................................................................. 29
IV. 4. Pengecekan Kebocoran Plat.................................................................................................... 30
2
BAB 1 PENDAHULUAN
B. Sektor Sosial
3
Memiliki hubungan yang baik dengan semua orang di PT. Adiluhung Saranasegara
Indonesia
4
BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN
Tiga sertifikasi dari badan internasional telah dikantongi sekaligus oleh perusahaan
galangan di Pulau Madura ini. Sertifikat MANAJEMEN MUTU ISO 9001 , MANAJEMEN
K3 OHSAS 18001 dan MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001. Ini semua merupakan
bentuk komitmen PT.ASSI untuk terus mengembangkan diri dan terus berbenah dalam
memberikan LAYANAN PRIMA.
5
Sistem Keselamatan dan Keamanan.
Mengacu pada aturan tentang keselamatan jiwa, PT.ASSI telah menerapkan sistem
terpadu Kesehatan dan Keselamatan Kerja, safety patrol yang rutin mengadakan inspeksi
diseluruh area galangan. Penerapan kewajiban penggunaan APD, sistem pencegahan
kebakaran, dan penjagaan keamanan. Penjagaan keamanan dengan melibatkan TNI POLRI
dan pengamanan swadaya untuk memberikan rasa aman di wilayah PT.ASSI, baik bagi
karyawan, mitra kerja, maupun para pengguna jasa, ABK kapal dan seluruh fasilitas yang
ada.
Misi
Melalui teknologi canggih, pengetahuan dan ekonomi yang kompetitif untuk menciptakan
aman produk teknologi kelautan, aman, ramah lingkungan yang harga yang kompetitif dan
dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat maritim.
7
II.2 Fasilitas dan Layanan Perusahaan
8
Air Bag Line 5 : Airbag 2000 GT
9
II. 2.4. Workshop
Bengkel Konstruksi dengan perlengkapan rolling machine, press & cutting machine
dan welding machine.
Bengkel mesin dengan perlengkapan lathe machine ( mesin bubut ), boring & milling
machine, dan vertical boring machine
Bengkel Sandblasting dan Pengecatan
Bengkel CNC cutting dan Outfitting
Bengkel Non Metal / Non Ferro
Floating Facilities
11
BAB 3 PEMBAHASAN BANGUNAN KAPAL BARU
12
Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan aplikasi Auto CAD dimana desain kapal
yang telah jadi kita hitung luasnya untuk plat dan untuk sejenis stiffener atau center girder
kita hitung banyaknya. Setelah itu kita masukkan data tersebut ke dalam Microsoft Excel
yang sudah dimasukkan formula untuk menghitung kebutuhan material tersebut. Dimana
hasil akhir yang didapat adalah total jumlah plat yang dibutuhkan tiap block.
13
III. 3. Penggunaan Mesin Bubut dalam Membuat Bantalan Propeler
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk proses
pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja dimana
pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang berputar.
Prinsip kerja mesin bubut adalah menghilangkan bagian dari benda kerja untuk memperoleh
bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan
dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak makan (feeding).
Tailstock untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung yang
14
mengendalikan gerakan dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan
pembawa sepanjang landasan.
Toolpost digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan
pemegang pahat.
Headstock adalah tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut yang
mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.
Salah satu benda yang mejadi benda kerja mesin bubut adalah katu pogot. Kayu pogot
tersebut akan dibubut sampai dihasilkan ukuran dengan diameter lingkaran dalam 219 mm
dan diameter lingkaran luar 241 mm. Mesin bubut yang digunakan terbilang besar, pasalnya
mesin ini mampu mengerjakan bahan dengan panjang 3m dan tebal 1m. Kayu pogot (Lignum
vitae) sampai saat ini masih banyak dipakai terutama seperti pada kapal - kapal rakyat kapal
Ferry penyeberangan sampai kapal khusus kapal selam . Jenis kayu ini mempunyai ke
istimewaan yaitu dapat mengeluarkan minyak untuk melumasi poros dalam kondisi tercelup
air dan sampai kini jenis kayu ini di Indonesia belum dapat ditemukan karena kayu tersebut
di proteksi negara asal kayu sehingga kita tidak dapat membudidayakan dan harus memesan
15
Mesin CNC adalah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan
bahasa numerik (data perintah dengan kode angka, huruf dan simbol) sesuai standart ISO. Di
Gudang workshop CNC terdapat dua jenis mesin CNC yaitu CNC gas dan CNC plasma.
Mesin CNC gas ini menggunakan gas sebagai pemotong platnya. Ketebalan plat yang bisa
diotong oleh mesin ini yaitu 60 inci sedangkan mesin CNC plasma menggunakan laser
sebagai pemotongnya. Mesin ini dapat memotong plat lebih cepat dan rapi dibandingkan
mesin sebelumnya. Hanya saja mesin ini hanya mampu memotong plat sampai dengan
ketebalan 10 inci.
16
Gambar 4.2. Mesin Potong CNC Plasma
Hal yang membedakan mesin CNC ini daripada mesin pemotong plat konvensional
adalah penggunaannya melalui komputer. Aplikasi yang digunakan pada komputer mesin ini
yaitu Vision 51. Untuk pemrogramannya dibuat menggunakan aplikasi CAM. Pemrograman
itu sendiri dilakukan oleh pihak Engineering PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia. Tidak
semua bagian dari mesin Cutting diatur secara otomatis. Pada bagian nozzle harus diganti
secara manual sebelum melakukan pemotongan. Ada 5 jenis nozzle yang dapat dipilih, yaitu
nozzle 0,1,2,3, dan 4 inci. Selain itu densitas angin dan gas yang digunakan juga diatur secara
manual. Untuk perawatan, mesin potong ini harus dibersihkan seminggu sekali, terutama
pada bagian nozzle. Karena jika tidak dibersihkan akan mengakibatkan hasil potongan
menjadi tidak bagus.
17
Gambar 5.2. Hasil Welding Keempat Plat
Plat yang dicek saat itu adalah gabungan dari 4 plat yang membentuk sambungan
seperti tanda “+”. Jika tidak memenuhi syarat, maka sambungan tersebut akan digerinda
kembali untuk kemudian di las kembali dengan menggunakan kaca dibagian bawah
sambungan tersebut.
18
Proses load test ini dilakukan untuk melihat ke-sinkronan tiga generator tersebut.
Ketiga generator dikatakan sinkron apabila otomatis generator dua akan hidup jika beban
sudah kelebihan di generator satu, dan generator tiga akan otomatis hidup apabila generator
dua sudah kelebihan beban. Data-data yang diambil dalam load test yaitu perubahan daya,
frekuensi, tegangan. Data-data tersebut didapat dari panel-panel yang terpasang pengukur
tegangan, frekuensi, dan daya. Alat untuk melihat sinkronnya ketiga generator adalah
sinkroniskop. Kunci dari uji beban penyimpanan / load bank testing yang tepat adalah,
dengan menguji beban (kW) secara penuh dari peringkat output generator. Karena
kebanyakan generator tidak beroperasi secara teratur pada peringkat kW penuh mereka, hal
ini sangat penting agar kita dapat memastikan bahwa generator benar-benar dapat
menghasilkan tenaga kuda tertinggi yang mungkin diperlukan, yang dapat memastikan bahwa
generator dapat diandalkan selama diperlukan.
19
Gambar 7.2. Sinkronisasi Steering Wheel
20
Cara melakukan pengecekan crankshaft deflection adalah mengukur dan memastikan bahwa
keselarasan poros masih berada pada batas yang diperkenankan. Selain itu, crankshaft
deflection diperlukan untuk mengatur crankshaft pada posisi yang tepat karena ketika mesin
tersebut berputar maka pada piston akan terjadi defleksi dan jika posisi crankshaft tidak
berada pada posisi yang tepat dapat menyebabkan connecting rod tersebut patah.
Pengukuran crankshaft deflection tersebut dilakukan menggunakan alat bernama dial gauge
yang memiliki ketelitian 0,01 mm pada setiap stripnya.
Ukuran butir berkaitan dengan bentuk profil permukaan yang terbentuk. Pada butiran
yang kecil, bentuk profil permukaan yang dihasilkan cenderung lebih halus dibandingkan
dengan ukuran butir yang lebih besar.
2. Sudut penyemprotan
3. Tekanan penyemprotan
4. Jarak penyemprotan
Jarak penyemprotan adalah jarak antara nozzle dengan benda kerja yang disemprot.
Jarak penyemprotan bisa diatur sesuai dengan hasil yang diinginkan.
5. Waktu penyemprotan
21
Gambar 9.1. Proses Sandblasting
Pengecatan adalah tahap akhir yang akan melindungi plat kapal dari korosi. Untuk
pengecaran kapal, harus benar-benar diperhatikan proses dari pengecatan ini. Pertama-tama
kita harus menghitung luas kapal yang akan dicat, hal ini untuk penggunaan cat yang sesuai
dengan kebutuhan. Setelah itu kita harus mengecat sesuai dengan bagian-bagian kapal yang
harus dicat.
22
Proses pengecatan menggunakan airless spray dimana alat ini menggunakan udara
bertekanan tinggi untuk mengatomisasi material cat tanpa adanya angina dalam sistem
tersebut. Airless spray tip digunakan untuk mengeatur alirand an sudutt saat proses
pengecatan. Beberapa merek cat yang beredar di pasaran misalnya International paint,
Hempel, Juton, Propan, dan lain-lain.
Pengecatan dilakukan setelah badan kapal selesai diblasting. Sebelum dicat, badan kapal
harus benar-benar bersih dari debu atau sejenisnya. Karena apabila masih ada debu yang
menempel kemudian dicat akan menimbulkan kondensasi yang lama kelamaan akan
menyebabkan munculnya blistering (lubang-lubang kecil karena catnya terkelupas). Badan
kapal dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
23
Kemudian di cat dengan AF ( Anti Foulling ) lapis pertama dan lapis kedua.
Pemberian Anti folling ini bertujuan untuk mengurangi binatang laut yang menempel
pada badan kapal. Proses pengeringanya membutuhkan waktu 8-10 jam.
b. Bottop, dalam pengecatan daerah ini kadang tercelup air ( saat muatan penuh ) dan
kadang tidak tercelup air ( saat muatan kosong ), jadi pemberian AF nya menggunakan self
polishing.
c. Top Side, langkah-langkahnya juga sama, namun pada daerah ini tidak perlu di cat AF
karena pada bagian ini tidak tercelup air.
24
BAB 4 PEMBAHASAN MENGENAI REPARASI
Sejatinya saat kami melakukan kerja praktek di PT. Adiluhung kami ditempatkan di
divisi Bangunan Baru. Namun karena kantor divisi Bangunan Baru dan Reparasi berada
dalam ruangan yang sama, jadi kami sedikit mengetahui proses-proses yang dilakukan oleh
bapak-bapak pimpinan proyek Reparasi. Karena itu, sedikit penulis akan memaparkan apa
yang dapatkan tentang apa yang dilakukan di divisi Reparasi.
Pada slipway dock, pertama-tama kapal didorong ke dekat graddle (gerobak Tarik),
kemudian setelah kapal sudah berada di atas cradle, dengan bantuan mesin derek/25arik, wire
rope/tali baja kapal pun ditarik ke atas sampai seluruh badan kapal keluar dari air. Sedangkan
pada floating dock, kapal didorong oleh tugboat sampai di atas floating dock yang masih di
bawah air, kemudian saat posisi kapal sudah sesuai dengan posisi penumpu kapal di floating
dock, maka operator pun menaikkan floating dock ke atas, sehingga kapal terdocking. Pada
proses docking menggunakan airbag, kapal didorong menggunakan tugboat sampai
mendekeati lokasi docking, kemudian dibagian bawah kapal diselipkan airbag yang belum
diisi udara, setelah semua bagian kapal yang harus ditopang oleh airbag sudah terdapat airbag
dibawahnya, maka airbag diisi udara sampai kapal terdokcing. Setelah kapal ditumpi
menggunakan kayu, maka udara dalam airbag pun dikeluarkan.
25
Gambar 1.1. Mesin Tarik Craddle dan Tali Baja
26
Gambar 1.4. Docking Menggunakan Airbag
Ketika didapatkan plat yang sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan replating.
Supaya ketahanan kapal menjadi kuat kembali ketika akan berlayar nanti. Caranya adalah
dengan mula-mula plat yang harus diganti akan dipotong menggunakan las potong.
Kemudian plat diganti dengan yang baru lalu dilas kembali.
27
Gambar 2.2. Plat yang Sudah tidak Layak
Ketika sedang dilakukan reparasi, para awak kapal akan membongkar mesin untuk
dibbersihkan dan diperbaiki jika ada yang tidak beres. Selain melakukan pembongkaran
mesin, dilakukan juga pembersihan oli-oli yang menggenang di sela-sela pondasi dudukan
mesin.
28
Gambar 2.4. Pembongkaran Generator
29
Gambar 3.1. Pemasangan Propeller
30
Gambar 4.2. Sambungan yang bocor
Vacuum test ini dilakukan untuk menguji kekedapan pengelasan pada bagian lambung
kapal yang telah selesai dilakukan penggantian plat. Cara kerja vacuum test ini adalah
mendeteksi kebocoran pengelasan udara disekitar benda yang akan diuji menjadi hampa
dengan menggunakan semacam tabung dari bahan yang tembus pandang, kebocoran akan
terlihat jika adanya gelembung/ busa dari cairan air sabun yang tampak di dalam tabung.
Vacuum test ini dilakukan menggunakan alat air pressure test.
31