Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Penyebaran secara agresif pada CRAB terjadi karena budaya lingkungan yang diterapkan pada
staff ICU. Penggunaan kamar pasien tunggal di ICU yang dikaitkan dengan penurunan risiko
tertular patogen yang resisten, tidak akan menjadi keberhasilan dalam pencegahan penularan
apabila momen hygiene tidak optimal (Ben-chetrit et al., 2018). Di unit terbuka, momen yang
tepat bahwa hand hygiene diperlukan ketika berpindah dari pasien satu ke pasien yang lain. Ini
menunjukkan bahwa kulit menjadi salah satu reservoir bagi mikroorganisme (Sarani, Navidian,
Jahani, Tabas, & Bidar, 2017).Munculnya resistensi multi-obat, penggunaan disinfeksi kulit
perlu dievaluasi kembali.

Chlorhexidine yang digunakan pertama kali sebagai antiseptic local pada tahun 1970 merupakan
disinfektan yang ampuh mempengaruhi berbagai macam bakteri, jamur dan virus serta tidak
memiliki resistensi mikroba atau efek karsiogenik.(Sarani et al., 2017). Chlorhexidine adalah
molekul bermuatan positif yang akan mengikat muatan negatif di dinding sel bakteri untuk
mengacaukan dinding sel dan mengganggu regulasi osmosis dan akan mengakibatkan kematian
pada sel bakteri (Boonyasiri, Thaisiam, Permpikul, & Judaeng, 2016). Chlorhexidine memiliki
sifat kationik yang cukup ekstrim dan adhesi yang kuat namun toksisitas pada kulit rendah,
sehingga ini menciptakan antibakteri lingkungan untuk sementara waktu.

Chlorhexidine dapat diaplikasikan secara langsung sebagai larutan (pada konsentrasi 2%) atau
sebagai bahan dalam sabun dan gel (pada konsentrasi 4%). Beberapa penelitian telah melaporkan
bahwa mandi chlorhexidine glukonat (CHG) secara efektif mencegah pembawaan infeksi pada
central line-associated infections (CLABSI) yang disebabkan oleh methicillin-resistant
Staphylococcus aureus (MRSA) dan vancomycin-resistant enterococci (VRE) (Batra et al, 2010).
Penelitian lebih lanjut telah dilaporkan bahwa disinfeksi dengan mandi chlorhexidine 4% seluruh
tubuh setiap hari secara signifikan mengurangi kolonisasi kulit Acinobacter baumannii dan
rejimen ini dapat dipertimbangkan dengan langkah-langkah pengendalian infeksi tradisional ;
(Mendoza-olazarán et al., 2014). Akan tetapi, tingkat keberhasilan dalam pengendalian
carbapenem-resistant Acinobacter baumannii (CRAB) menggunakan chlorhexidine belum
memiliki titik temu, sehingga dibutuhkan tinjauan lebih lanjut mengenai Chlorhexidine bathing
dalam upaya menurunkan angka CRAB.
DAFTAR PUSTAKA

Batra R, Cooper BS, Whiteley C, Patel AK, Wyncoll D, Edgeworth JD. Efficacy and limitation
of a chlorhexidine-based decolonization strategy in preventing transmission of methicillin-
resistant Staphylococcus aureus in an intensive care unit. Clin Infect Dis 2010;50:210-7.
Borer A, Gilad J, Porat N, Megrelesvilli R, Saidel-Odes L, Peled N, et al. Impact of 4%
chlorhexidine whole-body washing on multidrug-resistant Acinetobacter baumannii skin
colonisation among patients in a medical intensive care unit. J Hosp Infect 2007;67:149-
55.
Ben-chetrit, E., Wiener-well, Y., Lesho, E., Kopuit, P., Broyer, C., Bier, L., … Levin, P. D.
(2018). An intervention to control an ICU outbreak of carbapenem-resistant Acinetobacter
baumannii : long-term impact for the ICU and hospital. Critical Care, 22, 1–10.
Boonyasiri, A., Thaisiam, P., Permpikul, C., & Judaeng, T. (2016). Infection Control & Hospital
Epidemiology Effectiveness of Chlorhexidine Wipes for the Prevention of Multidrug-
Resistant Bacterial Colonization Effectiveness of Chlorhexidine Wipes for the Prevention
of Multidrug-Resistant Bacterial Colonization and Hospi, 37(3), 245–253.
https://doi.org/10.1017/ice.2015.285
Mendoza-olazarán, S., Camacho-ortiz, A., Martínez-reséndez, M. F., Martín, J., Msp, L., Pérez-
rodríguez, E., & Garza-gonzález, E. (2014). Influence of whole-body washing of critically
ill patients with chlorhexidine on Acinetobacter baumannii isolates. American Journal of
Infection Control, 1–5. https://doi.org/10.1016/j.ajic.2014.04.009
Sarani, H., Navidian, A., Jahani, S., Tabas, E. E., & Bidar, S. (2017). Evaluation of the Daily
Chlorhexidine Bath Effect on Skin Colonization of the Intensive Care Unit Patients, 5(4),
38–44.

Anda mungkin juga menyukai