Anda di halaman 1dari 7

I.

Filtrasi

Filtrasi adalah pemisahan bahan secara mekanis berdasarkan ukuran partikel yang berbeda-
beda. Filtrasi diterapkan untuk memisahkan bahan padat dari cairan atau gas, misalnya untuk
mendapatkan suatu fraksi padat yang diinginkan atau untuk membuang fraksi padat yang
tidak dikehendaki. Prinsip dari filtrasi adalah pemisahan melalui medium berpori.

II. Membrane
Membrane dapat digambarkan sebagai material lapisan tipis yang mampu memisahkan
bahan sebagai fungsi sifat fisik dan kimianya saat tekanan diterapkan sepanjang membrane.
Membrane secara fisik daoat berupa padaratan maupun cairan. Dalam proses pemisahan oleh
membrane, air umpan dipisahkan menjadi aliran yang melewati membrane, yaitu konsentrat.
Proses tekanan pada membrane kemudian memungkinkan transfer selektif dan terkontrol
satu spesies dari satu fase bulk ke fase bulk lainnya yang dipisahkan oleh membrane.

III. Ultrafiltrasi

Membran ultrafiltrasi adalah teknik pemisahan dengan menggunakan membran untuk


menghilangkan zat terlarut dengan bobot molekul (BM) tinggi, aneka koloid, mikroba
sampai padatan tersuspensi dari air lautan. Membran semipermeabel dipakai untuk
memisahkan makromolekul dari larutan. Proses pemisahan menggunakan membran
ultrafiltrasi biasanya digunakan di bidang industri dan penelitian untuk penjernihan air
karena ukuran yang dapat diolah adalah air pekat yang mengandung makromolekul yang
memiliki berat atom sekitar 103-106 Da (1 Da = 0,000714 gram). Membran ultrafiltrasi
berfungsi sebagai saringan molekul. Ultrafiltrasi memisahkan molekul terlarut berdasarkan
ukuran dengan melewatkan larutan tersebut pada filter. Molekul yang lebih kecil seperti
pelarut dan kontaminan terionisasi dapat melewati membran UF sebagai filtrat.

Pengolahan menggunakan ultrafiltrasi pada umumnya menggunakan membran


berukuran 0.001 mikron – 0.01 mikron. Dalam teknologi pemurnian air, membran
ultrafiltrasi dengan BM membran 1000-20000 lazim untuk penghilangan pirogen, sedangkan
BM membran 80000-100000 untuk penghilangan koloid. Pirogen dengan BM 10000-20000
terkadang dapat dipisahkan dengan membran 80000 karena adanya membran dinamis.
Tekanan sistem ultrafiltrasi biasanya rendah 10-100 psi (70-700 kPa) maka dapat
menggunakan pompa sentrifugal biasa. Membran UF sehubungan dengan pemurnian air
dipergunakan untuk menghilangkan koloid (penyebab fouling), mikroba, pirogen, dan
partikel modul higienis.

IV. Tipe-tipe Ultrafiltrasi


 Tipe “Dead End flow” Ultrafiltrasi

Tipe pengaplikasi “Dead end” digunakan oleh para ahli pada saat dimana seorang user
memiliki keterbatasan akan sumber daya air. Dengan digunakannya sistem “Dead end” maka
penghematan air dapat dilakukan. Kelemahannya adalah membrane ultrafiltration tersebut
akan lebih cepat terjadi penumpukan kotoran dan tersumbat, sehingga membrane harus lebih
intensif dilakukan backwash dan flushing. Normalnya adalah 5 jam pengoperasian sesuai
dengan kapasitas setiap membrane ultrafiltrasi tersebut. Sistem “Dead end” di
rekomendasikan pada kondisi air yang tidak banyak mengandung koloid, bakteria dan protein.

Ultrafiltration – UF – Housing

 .Tipe “Cross Flow” Ultrafiltration

Jenis ini banyak digunakan saat ini, dimana aliran air dilewatkan menyamping
membrane semipermeable. Sehingga penumpukan kotoran dapat di minimalisasi, tetapi
kelemahan dari sistem ultrafiltrasi “Cros Flow”, Kapasitas produksi per unit membrane UF
akan semakin rendah dan terjadi pemborosan air yang cukup tinggi dibandingkan dengan tipe
“Dead End”. System “Cross Flow” di rekomendasikan di kondisi air banyak mengandung
koloid dan total suspended solid yang tinggi.

Filter Ultrafiltration
Source : www.spectrumlabs.com
V. Ultrafiltrasi juga dibedakan menurut pengaplikasian prosesnya, antara lain Inside
out dan Outside in.

1. “Inside Out”

Untuk pengaplikasian Inside out, maka ultrafiltration itu didesain dimana air yang
masuk dari dalam membrane dan keluar melalui dinding membrane semipermeablenya.
Sistem ini tidak dapat digunakan untuk air baku yang nilai TSS nya cukup tinggi, maksimal
150ppm. Ultrafiltration membutuhkan pretreatment yang cukup baik diawal sebelum
masuk kedalam membrane yang bersistem “Inside Out”.

2. “Outside In” Ultrafiltration

Sedangkan “Outside in“, Ultrafiltration di desain dengan memasukkan air dari dinding
luar kedalam membrane semipermeablenya. Sistem ini memiliki toleransi yang tinggi
terhadap TSS, tidak membutuhkan filter awal yang intensif, memiliki area filtrasi yang
lebih besar, membutuhkan tekanan angin saat proses pencucian dan membutuhkan air yang
cukup banyak pada saat pencucian membrane ultrafiltrasi.

Membrane Ultrafiltration

Membrane semi permeable terdapat beberapa jenis, yaitu “Flat Sheet”, “Spiral
Wound” dan Modul “Hollow Fibre”. Modul “Spiral wound” berbentuk seperti membran
reverse osmosis, dioperasikan secara terus menerus seperti membrane reverse osmosis, dan
untuk modul “Spiral wound” tidak dapat dilakukan pencucian dengan membalik aliran air
untuk mengangkat kotoran yang berada di membrane. Membrane ultrafiltration “Hollow
Fibre” banyak digunakan dalam Membrane Bioreaktor. Sedangkan Membrane “Flat Sheet”
memiliki ukuran yang cukup besar dan biasanya memiliki kapasitas hasil penyaringan yang
tidak terlalu besar.
VI. Beberapa keuntungan dalam menggunakan UF.

1. Sistem yang lebih mudah diaplikasikan, perawatan, maintenance hingga pemasangan


yang mudah.

2. Dapat menyaring bakteri atau germ yang tahan terhadap chlorine seperti
Cryptosporidium atau bakteri lainnya.

3. Dapat dengan mudah menyaring konsentrat dalam pengolahan air limbah

4. Ruangan yang tidak terlalu besar dibandingan dengan clarifier konventional.

5. Dapat menyaring Film forming pada air sebelum diolah lebih lanjut oleh sistem reverse
osmosis.

VII. Penerapan Ultrafiltrasi

Terapan teknologi membrane ultrafiltrasi adalah untuk dapat menghasilkan air bersih
dengan syarat kualitas air minum, untuk mengolah air gambut dan limbah emulsi minyak,
untuk proses pengolahan minuman isotonic air kelapa. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
aplikasi membrane ultrafiltrasi untuk pengolahan air waduk Saguling dan pengolahan
minuman isotonic air kelapa.Membran ultrafiltrasi yang digunakan adalah membran selulosa
asetat yang dibuat sendiri dengan komposisi selulosa asetat 11% (CA-11), 13% (CA-13),
15% (CA-15). Membran ini dibuat dari selulosa asetat, aseton, formamide, dan aquades
(Rautenbach, 1989). Membran dibuat dengan teknik inversi fasa dan presipitasi pencelupan
yang menggunakan aquades sebagai precipitation agent. Membran yang telah dibuat,
penyimpanannya harus tetap terjaga dalam kondisi basah. Cara penyimpanannya adalah
dengan dimasukkan ke dalam plastik tertutup yang berisi aquades atau formalin.
Jenis membran ini bersifat hidrofilik sehingga mudah menyerap air. Selain itu, juga memiliki
selektifitas yang tinggi karena membrannya rapat, dan fluks permeatnya tinggi karena
berukuran sangat tipis.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi fluks pada proses pengolahan air,
antara lain komposisi membran, tekanan, ukuran pori, dan pencucian membran. Komposisi
membran CA yang tinggi akan menghasilkan volume yang rendah, berbanding lurus dengan
fluks. Tekanan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan deformasi atau pelebaran pori
membran yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas membran. Tekanan juga
menurunkan tingkat rejeksi zat organik dan kekeruhan. Hal ini juga disebabkan oleh adanya
deformasi pada membran akibat tekanan yang mengakibatkan ukuran pori melebar.
Ukuran pori juga memegang peranan penting dalam penyisihan zat organik dan permeat.
Contohnya pada membran CA-15. Kemampuan rejeksi zat organik mencapai 80-90%. Hal
ini disebabkan pori yang terbentuk dari komposisi selulosa tinggi adalah rapat/kecil.
Akibatnya, hanya partikel yang lebih kecil dari pori yang dapa melewati membran.
Pencucian membran juga berpengaruh pada fluks. Pencucian meningkatkan fluks, tetapi
fluks yang diperoleh tidak sebesar waktu awal proses pencucian. Hal ini disebabkan karena
proses pencucian tidak akan dapat membersihkan partikel-partikel yang tertangkap oleh pori
membran. Pencucian membran akan membantu meningkatkan kenaikan fluks karena
partikel-partikel yang mengotori permukaan membran dapat dibersihkan dengan pencucian.
Dari hasil penelitian air baku waduk Saguling setelah operasi membran dengan metode dead-
end dapat disimpulkan bahwa membran ultrafiltrasi memiliki prospek yang sangat baik untuk
digunakan sebagai unit pengolahan air minum (Notodarmojo, 2004).

Membran ultrafiltrasi juga dapat digunakan dalam proses pengolahan minuman


isotonik air kelapa. Dalam pengolahan ini dapat digunakan teknologi membrane, yaitu
Ultrafiltration Package Plant. Prinsip dari teknologi ultrafiltrasi yang diterapkan dalam
pemrosesan air kelapa ini adalah sebagai proses sterilisasi dingin. Hal ini dilakukan karena
sifat air kelapa yang sangat sensitive terhadap panas, sehingga teknologi pengawetan yang
biasa dilakukan seperti pasteurisasi tidak efektif karena akan membuat cita rasa air kelapa
berubah.

Sebelum memulai proses, membrane ultrafiltrasi perlu dibersihkan dari kotoran yang
mungkin menempel. Air kelapa yang sudah dibuka tempurungnya segera dimasukkan ke
dalam membrane dengan sebelumnya ditambahkan gula, asam askorbat dan mineral
tambahan. Setelah melewati membrane, air kelapa bisa langsung dikemas ke dalam botol
kaca yang sebelumnya telah disterilisasi. Proses ini sangat sederhana dimana filtrasi dan
pemurnian dilakukan tanpa bantuan bahan kimia sehingga dapat menekan biaya.
Membran ultrafiltrasi mampu menahan berbagai bahan pengotor dan mikroorganisme
dengan ukuran yang lebih besar dengan ukuran pori membrane. Hasil ini ditunjukkan dengan
peningkatan kejernihan air kelapa. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh tim peneliti
dari BB-Pascapanen memperlihatkan bahwa air kelapa yang diproses dengan membrane
ultrafiltrasi (ukuran pori 0,5-2 nm) memperlihatkan bahwa kandungan kalium dan natrium
masih sangat tinggi dan total mikroba > 22 (Sinartani, 2006).

Selain kedua aplikasi tersebut, film tipis Nata de Coco juga dapat digunakan sebagai
membrane ultrafiltrasi. Pembuatan film nata de coco diawali dengan mencampurkan air
kelapa dan gula, kemudian ditambah starter setelah melalui pendinginan pada suhu kamar.
Setelah difermentasi selam 7 hari akan terbentuk gel pada permukaan media cairnya, yaitu
pellicle. Pada proses pemurnian dilakukan pencucian dengan air dan perendaman dalam
NaOH 2% untuk menghilangkan komponen-komponen non-selulosa dan sisa bakteri. Film
nata de coco yang dihasilkan memiliki berat jenis yang tinggi dan derajat penggembungannya
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa membrane mempunyai struktur yang rapat, sehingga
proses difusi air ke dalam film nata de coco lebih sulit.

Kinerja membrane dapat diketahui dengan cara melakukan uji kompaksi. Uji ini
bertujuan untuk memperoleh harga fluks air yang konstan pada tekanan operasional. Hasil
uji menunjukkan bahwa terjadi penurunan fluks sampai menit keduapuluh, dan selanjutnya
nilai fluks relative konstan. Penrunan fluks air terjadi karena adanya deformasi mekanik pada
matriks membrane akibat tekanan yang diberikan. Pada proses deformasi terjadi pemadatan
pori film sehingga nilai fluks turun.
VIII. Perhitungan flux dan selektivitas membrane

Fluk merupakan fungsi dari beda tekan dan konstanta permeabilitas yang dapat
dinyatakan dengan persamaan:

Konstanta permeabilitas merupakan konstanta yang menyatakan kemampuan


membran untuk melewatkan aqua dm. Sejalan dengan waktu, permeabilitas membran akan
berkurang. Hal ini disebabkan oleh pembentukan fouling. Fouling merupakan proses dimana
zat terlarut atau partikel terdeposisi pada permukaan membrane atau pada pori membran
sehingga terjadi penurunan kinerja membrane. Foaling dapat disebabakan oleh zat koloid,
biologis, organik, dan mineral. Untuk meningkatkan kembali kinerja membran, membrane
dapat dibersihkan dengan secara hidrolik (back wash dengan aqua dm), kimiawi, mekanik
dan juga dengan menggunakan listrik.

Selektifitas membran ditentukan oleh dua parameter yaitu faktor rejeksi (R) dan
faktor pemisahan (α). Persen rejeksi adalah persen dari konsentrasi yang terpisahkan dari
umpan (feedwater) oleh membrane. Secara matematis persen rejeksi dinyatakan oleh
persamaan:

Cf = konsentrasi zat terlarut dalam umpan

Cp= konsentrasi zat terlarut dalam permeat

R bernilai 100% (retensi total dari zat terlarut) yang berarti ideal semipermeabel

membran dan 0% yang berati pelarut dan zat terlarut bebas melewati membran.
TUGAS KESELAMATAN PABRIK KIMIA
“ULTRA FILTRASI”

Disusun Oleh :

Nama : DIMAS FAIZAL A.M


NPM : 1631010009
Paralel :A

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2018

Anda mungkin juga menyukai