Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MIKOLOGI

CANDIDIASIS

Disusun oleh:
1. Septia Deby (17.72.018068)
2. Yuvita (17.72.018074)
3. Setrima (17.72.018078)

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih karunia dan
kehendaknya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Kami berharap pada Dosen Pengampu mata kuliah Parasitologi II agar memberikan saran
serta pendapatnya, guna perbaikan makalah ini agar dikemudian hari kami mampu
mengerjakannya lebih baik dari sekarang ini.

Demikianlah batas dan gambaran kemampuan kami dalam menyelesaikan tugas makalah
yang jauh dari sempurna ini dengan harapan semoga bermanfaat. Terima kasih.

Palangkaraya, Maret 2019


Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………………..i

Daftar isi……………………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………

A. Latar belakang…………………………………………………………………………………..

B. Rumusan masalah……………………………………………………………………………...

C.Tujuan…………………………………………………………………………………………….

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………….....

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………………

A. Jamur Penyebab Candidiasis ……………………………………


B. Epidemiologi Candidiasis……………………………………………………
C. Manifestasi Klinis Candidiasis …………………………………………………………….
D. Diagnosis Mikrobiologi Candidiasis …………………………………………………………...
E. Terapi Candidiasis ………………………………
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh yang normal mempunyai berbagai jenis mikroorganisme termasuk bakteri dan
jamur. Beberapa mikroorganisme tersebut berguna untuk tubuh, beberapa memberikan
keuntungan dan beberapa ada yang merugikan bagi manusia. Candida adalah suatu spesies
yang paling umum di temukan di rongga mulut yang merupakan flora normal. Telah di laporkan
spesies Candida mencapai 40-60% dari seluruh populasi mikroorganisme di rongga mulut.
Terdapat lima spesies Candida yaitu Candida albikans, Candida krusei, Candida stellatoidea,
Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, dan Candida parapsilosis. Dari keenam Candida
tersebut Candida albikans merupakan spesies yang paling umum menyebabkan penyakit
Candidiasis. Ada pula jenis infeksi dari Candida yang kronis seperti pada kelainan
imunodefisiensi seluler pada kulit dan membrane mukosa cirinya adalah terdapat alergi
Cutaneus, dan pada beberapa kasus terjadi pula aktivitas limfosit atau produksi faktor
penghambat migrasi yang berkurang.
Candidiasis adalah suatu infeksi dari jamur, jenis jamur yang menginfeksi adalah dari
genus Candida. Biasanya berupa superficial dari daerah Cutaneus tubuh yang lembab. Infeksi
yang paling sering disebabkan oleh Candida albikans. infeksi ini sering menyerang kulit,
membrane mukosa mulut, dan vagina. Dari jamur-jamur ini jarang sekali terjadi infeksi sistemik
atau endokarditis. Candidiasis terdapat di seluruh dunia yang dapat menyerang seluruh umur,
baik laki maupun wanita. Dari warga New Zeland dengan imun yang rendah tahun 1990 sekitar
15%nya terkena Candidiasis. Namun lebih banyak terjadi pada wanita, karena terdapatnya
Candida sebagai flora normal dalam saluran kelamin wanita dan kenaikan PH pada wanita
hamil. Di New Zeland dari 1990 wanita 19% terkena vaginitis. Tahun 2002 terjadi kenaikan
menjadi 33% yang terkena vaginitis. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menjaga agar
Candida tetap seimbang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa jamur penyebab Candidiasis?
2. Bagaimana epidemiologi Candidiasis?
3. Bagaimana manifestasi klinis Candidiasis?
4. Bagaimana diagnosis mikrobiologi Candidiasis?
5. Bagaimana terapi Candidiasis?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui jamur penyebab Candidiasis.
2. Mengetahui epidemiologi Candidiasis.
3. Mengetahui manifestasi klinis Candidiasis.
4. Mengetahui diagnosis mikrobiologi Candidiasis.
5. Mengetahui terapi Candidiasis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Candidiasis adalah suatu infeksi akut atau subakut yang disebabkan oleh Candida
albicans atau kadang-kadang oleh spesies kandida yang lain, yang dapat menyerang berbagai
jaringan tubuh. (Siregar, 2005).
Candidiasis atau kandidiasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dari
spesies Candida albicans. Adanya jamur pada diri manusia adalah hal yang alami dan memang
selalu ada pada diri manusia seperti di daerah mulut, tenggorokan, vagina, dan pada sistem
pencernaan lainnya. Dalam kondisi normal (tidak berlebihan), kehadiran jamur Candidia
albicans sebernarnya tidak membahayakan. Pertumbuhan jamur yang berlebihan dapat
menyebabkan infeksi. Penyakit candidiasis ini sangat rentan terhadap orang-orang yang
memiliki sistem imun yang lemah termasuk pada penderita AIDS, steroid berlebihan,
kontrasepsi hormone, diabetes, kanker, depresi, orang tua dan orang-orang dengan kondisi
medis yang kronis paling beresiko. Mengkonsumsi obat tertentu dalam jangka lama dapat
mempercepat pertumbuhan jamur candida ini.
Penyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans. Spesies lain seperti Candida
krusei, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, dan Candida
parapsilosis, umumnya bersifat apatogen (Siregar, 2005). Menurut Lodder, 1970 (dalam
Siregar, 2005), taksonomi kandida adalah:
1. Termasuk kedalam kelompok Deutromycota.
2. Famili : Cryptococcaccae
3. Subfamili : Candidoidea
4. Genus : Candida
Spesies pada manusia meliputi: Candida albicans, Candida stellatoidea, Candida
tropicalis, Candida pseudotropicalis, Candida krusei, Candida parapsilosis, Candida
guilliermondii. Sel-sel jamur kandida berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong dengan ukuran
2-5µ x 3-6µ sampai 2-5,5µ x 5-28,5µ. Berkembang biak dengan memperbanyak diri dengan
spora yang tumbuh dari tunas, disebut blastospora (Siregar, 2005). Candida dapat dengan
mudah tumbuh di dalam media Sabauroud dengan membentuk koloni ragi dengan sifat-sifat
khas, yakni: menonjol dari permukaan medium, permukaan koloni halus, licin, bewarna putih
kekuning-kuningan, dan berbau ragi. Jamur kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia, hidup
sebagai parasit atau saprofit, yaitu di dalam alat percernaan, alat pernapasan, atau vagina
orang sehat. Pada keadaan tertentu, sifat kandida ini dapat berubah menjadi patogen dan dapat
menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis atau kandidosis (Siregar, 2005).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Jamur Penyebab Candidiasis


Candidiasis merupakan infeksi akibat jamur Candida, yaitu jamur yang memiliki lebih
dari 20 jenis. Namun jenis Candida yang paling sering menyebabkan infeksi adalah Candida
albicans. Candiadisis bisa muncul pada berbagai bagian tubuh manusia tapi paling sering
mengalami infeksi ini adalah mulut dan di sekitar organ intim. Bagian tubuh lain yang dapat
terkena infeksi Candida adalah kuku, esophagus, daerah sekitar anus, dan saluran pencernaan.

3.2. Epidemiologi Candidiasis

3.3. Manifestasi Klinis Candidiasis


Gejala dari candidiasis dapat bervariasi dan tergantung pada area infeksi. Berikut adalah
beberapa gejala umum yang dapat terjadi:
 Area kulit, bagian kulit berwarna merah atau putih yang gatal, perih, dan meradang.
 Area genital. Pada wanita, infeksi jamur pada vagina dapat mengakibatkan gejala rasa
gatal yang ekstrem, kemerahan, serta rasa sakit pada area vagina. Cairan vagina
terlihat berwarna putih dan kental. Pada pria, gejala dapat meliputi rasa sakit, gatal, dan
perih pada ujung penis. Pria dan wanita dapat merasakan sakit saat berhubungan seks.
 Mulut dan kerongkongan. Sering disebut thrush, dapat menghasilkan bercak-bercak
putih pada lidah dan mulut. Gusi juga dapat menjadi bengkak dengan luka berwarna
merah dan putih. Candida esophagitis yang mempengaruhi kerongkongan dapat
menyebabkan rasa sakit dan kesulitan saat menelan.
 Aliran darah dan organ lainnya. Dikenal sebagai candidemia, dapat mengakibatkan
demam dan menggigil.
3.4. Diagnosis Mikrobiologi Candidiasis
Candida albicans adalah monomorphic yeast dan yeast like organisme, tumbuh dengan
baik pada suhu 25-300C dan juga 35-370C. Infeksi yang disebabkan kandida dapat berupa akut,
subakut atau kronis pada seluruh tubuh manusia. Candida albicans dapat diisolasi tumbuh pada
media agar dalam waktu tiga hari dengan koloni berbentuk seperti pasta krim lembut. Candida
albicans mempunyai kemampuan untuk membentuk tabung benih/germ tubes dalam serum,
atau spora besar berdinding tebal yang dinamakan klamidospora. Bahan klinis yang dipakai
untuk pemeriksaan dapat berupa kerokan kulit atau kuku, sputum, sekret bronkus, urin, tinja,
usap mulut, sekret telingga, sekret vagina, darah, cairan tubuh lain atau jaringan. Bahan klinis
yang akan diperiksa harus dengan cara steril dan ditempatkan dalam wadah steril. Diagnosis
laboratorium mikrobiologi dapat dilakukan melalui pemeriksaan langsung, kultur, serologi dan
biologi molekuler.
Media kultur yang dipakai untuk biakan C.albicans adalah Sabouraud dextrose agar/
SDA dengan atau tanpa antibiotik . ditemukan oleh Raymond Sabouraud (1864-1938) seorang
ahli dermatologi berkebangsaan Perancis. Pemeriksaan kultur dilakukan dengan mengambil
sampel cairan atau kerokan sampel pada tempat infeksi, kemudian diperiksa secara berurutan
menggunakan Sabouraud’s dextrose broth kemudian Sabouraud’s dextrose agar plate.
Pemeriksaan kultur darah sangat berguna untuk endokarditis kandidiasis dan sepsis. Kultur
sering tidak memberikan hasil yang positif pada bentuk penyakit diseminata lainnya.
Sabouraud’s dextrose broth/SDB berguna untuk membedakan C. albicans dengan spesies
jamur lain seperti Cryptococcus, Hasenula, Malaesezzia. Pemeriksaan ini juga berguna
mendeteksi jamur kontaminan untuk produk farmasi. Pembuatan SDB dapat ditempat dalam
tabung atau plate dan diinkubasi pada suhu 37° C selama 24-48 jam, setelah 3 hari tampak
koloni C.albicans sebesar kepala jarum pentul, 1-2 hari kemudian kolonidapat dilihat dengan
jelas. Koloni C.albicans berwarna putih kekuningan, menimbul di atas permukaan media,
mempunyai permukaan yang pada permulaan halus dan licin dan dapat agak keriput dengan
bau ragi yang khas. Pertumbuhan pada SDB baru dapat dilihat setelah 4-6 minggu, sebelum
dilaporkan sebagai hasil negatif. Jamur dimurnikan dengan mengambil koloni yang terpisah,
kemudian ditanam seujung jarum biakan pada media yang baru untuk selanjutnya dilakukan
identifikasi jamur.

3.5. Terapi Candidiasis


Pengobatan candidiasis biasanya berupa obat topikal antijamur berbentuk krim untuk
dioleskan pada kulit. Tujuan pemberian obat ini adalah untuk menghambat penyebaran infeksi
dan membunuh jamur Candida. Khusus untuk infeksi candidiasis yang sudah berkembang
menjadi infeksi sistemik (menyerang seluruh tubuh), dapat diberikan obat-obatan antijamur
berbentuk oral. Beberapa golongan obat-obatan antifungi, baik topikal maupun oral yang dapat
diberikan untuk mengobati candidiasis, antara lain adalah:
 Antijamur golongan azole. Obat ini, terutama yang dikemas dalam bentuk topikal,
seringkali diberikan sebagai pengobatan pertama infeksi jamur, termasuk candidiasis.
Selain dalam bentuk topikal, antijamur azole juga dapat diberikan dalam bentuk oral
untuk mengobati candidiasis sistemik. Contoh obat-obatan golongan ini adalah
fluconazole, itraconazole, voriconazole.
 Polyene. Ini merupakan obat antijamur berspektrum luas. Contohnya adalah
amphotericin B dan nystatin.
 Penghambat sintesis golongan glukan. Obat antijamur golongan ini berfungsi untuk
mengobati candidiasis yang tergolong berat, sistemik, serta invasif. Obat ini juga dapat
diberikan pada penderita candidiasis yang tidak dapat ditangani dengan obat
amphotericin B. Contoh obat-obatan penghambat sintesis golongan glukan adalah
caspofungin, micafungin, dan
 Azole topikal. Fungsi obat ini sama seperti antijamur azole lainnya, hanya dikemas
dalam bentuk topikal sebagai krim oles. Contoh obat ini adalah clotrimazole,
butoconazole, miconazole vaginal, tioconazole, dan terconazole vaginal.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
1. Candidiasis atau kandidiasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dari
spesies Candida albicans. Adanya jamur pada diri manusia adalah hal yang alami dan
memang selalu ada pada diri manusia seperti di daerah mulut, tenggorokan, vagina, dan
pada sistem pencernaan lainnya.
2. Gejala dari candidiasis dapat bervariasi dan tergantung pada area infeksi.
3. Pengobatan candidiasis biasanya berupa obat topikal antijamur berbentuk krim untuk
dioleskan pada kulit. Tujuan pemberian obat ini adalah untuk menghambat penyebaran
infeksi dan membunuh jamur Candida. Khusus untuk infeksi candidiasis yang sudah
berkembang menjadi infeksi sistemik (menyerang seluruh tubuh), dapat diberikan obat-
obatan antijamur berbentuk oral.
DAFTAR PUSTAKA

Jordan,Sue. 2004. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC.

Sacher,R.A, McPherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta :
EGC.

Saifuddin Bari Abdul, George Adriaansz, Gulardi Hanifa Wikjosastro dan Djoko Siregar,R.S.
2004. Penyakit JamurKulit. Jakarta : EGC

Waspodo. 2006. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : YBP-SP

Wong, L. Donna, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Wong. Jakarta : EGC Buku
Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai