Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Overhaul tidak hanya sebatas pada mesin saja, tetapi overhaul juga ada
pada komponen lainnya seperti rem, karburator, transmisi, distributor dan lain
sebagainya. Jadi engine overhaul adalah suatu kegiatan pembongkaran mesin
(engine) pada kendaraan, dan kemudian komponen mesin tersebut diperiksa
dengan sangat teliti supaya didapat data-data yang valid sehingga langkah
perbaikan selanjutnya dapat tepat dan masalah pada engine tersebut teratasi.
1
4. Mahasiswa diharapkan dapat mengenali nama-nama komponen dari
engine dan cara kerjanya.
5. Mahasiswa diharapkan dapat memahami prosedur kerja yang baik
sesuai standarnya.
2
BAB II
TEORI DASAR
Blok silinder adalah struktur terpadu yang terdiri dari silinder dari motor
bakar torak dan beberapa atau semua yang terkait struktur sekitarnya
(bagian pendingin, bagian bukaan masuk dan keluar bagian, sambungan,
dan crankcase). Istilah blok mesin sering digunakan bersama dengan "blok
silinder" (meskipun secara teknis dapat dibuat perbedaan antara silinder mesin
monobloc silinder sebagai unit diskrit dibandingkan dengan desain blok dengan
lebih banyak integrasi yang terdiri dari crankcase juga.
Dalam istilah dasar elemen mesin, berbagai bagian utama dari mesin
(seperti silinder, kepala silinder, bagian pendingin, bagian intake dan exhaust, dan
crankcase) secara konseptual berbeda, dan konsep-konsep ini dapat semua
diturunkan sebagai potongan diskrit yang disatukan. Konstruksi seperti ini sangat
luas di awal dekade komersialisasi mesin pembakaran dalam (1880-an sampai
1920-an). Namun, tidak lagi seperti biasa memproduksi mesin bensin dan mesin
diesel, karena untuk setiap sistem konfigurasi mesin, ada cara yang lebih
efisien untuk merancang pembuatan (dan juga untuk pemeliharaan dan perbaikan)
Hal ini umumnya melibatkan integrasi beberapa elemen mesin menjadi satu
bagian diskrit, dan melakukan pembentukan (seperti pengecoran, stamping, dan
memesin) untuk beberapa elemen dalam satu setup dengan satu mesin sistem
koordinat (dari alat mesin atau bagian lain dari mesin manufaktur). Maka, akan
menghasilkan satuan biaya produksi serta pemeliharaan dan perbaikan yang lebih
rendah.
Blok Silinder adalah salah satu alat pada motor yng bersifat statis yang
fungsinya sebagai tempat bergeraknya piston dalam melaksanakan proses kerja
motor. Blok silinder dan cara mengatasi kerusakan blok silinder. Silinder motor 4
tak tidak terdapat lubang-lubang apapun di bagian dalam dinding silindernya.
3
Silinder motor 2 tak terdapat lubang-lubang pada bagian dalam dindinmg silinder.
Kerusakan yang sering terjadi pada blok silinder adalah tergores / aus / lubang
silinder membesar, sehingga hal ini dapat mengakibatkan piston menjadi rusak /
kocak/ longgar di dalam silinder.
Water jacket Pada Blok silinder, terdapat ruang ruang kecil yang disebut
water jacket. Water jacket ini sendiri berfungsi sebagai ruang untuk bersirkulasi
air yang berguna mendinginkan mesin, lengkapnya ada pada penjelasan sistem
pendingin.
2.3 Piston/Torak
4
meneruskan tenaga hasil pembakaran ke crankshaft. Jadi dapat kita lihat bahwa
piston memiliki fungsi yang sangat penting dalam melakukan siklus kerja mesin
dan dalam menghasilkan tenaga pembakaran. Untuknya maka piston harus
memiliki syarat – syarat sebagai berikut:
1. Ringan, agar mudah bagi mesin dalam mencapai putaran tinggi. Jika
konstruksi piston terlalu berat, maka sulit bagi mesin untuk mencapai
putaran tinggi, sehingga akselerasi sepeda motor atau mobil menjadi
sangat lambat. Atau bahasa mudahnya, sepeda motor atau mobil lambat
untuk cepat mencapai kecepatan tinggi walau gas sudah ditarik.
2. Tahan terhadap tekanan ledakan karena hasil pembakaran. Pada saat
langkah usaha , bensin dan udara terbakar oleh percikan bunga api listrik
dari busi. Hasil pembakaran ini akan menimbulkan ledakan dan tekanan
yang sangat kuat di dalam ruang bakar, tak terkecuali piston menerima
ledakan dan tekanan dari hasil pembakaran tersebut.. Karenanya selain
piston harus ringan tapi piston juga harus kuat dalam menahan ledakan
dan tekanan hasil pembakaran untuk diteruskan menggerakkan poros
engkol.
3. Tahan terhadap pemuaian. Pembakaran campuran bensin dan udara dalam
ruang bakar akan menimbulkan panas, suhu di daerah ruang bakar akan
naik sangat tinggi. Seperti telah kita ketahui bahwa dengan naiknya suhu,
maka logam akan mengalami perubahan bentuk atau memuai. Piston yang
terbuat dari logam-logam khusus pun akan mengalami pemuiaan yang
tidak sedikit. Jika pemuaian yang dialami piston berlebihan maka akan
membuat piston terkunci atau ngancing ke dinding silinder blok, sehingga
piston akan berhenti bekerja naik turun dalam silinder, sehingga bisa
dikatakan bahwa mesin telah mati dengan berhentinya piston dalam
melakukan gerakan naik turun.Piston/torak berfungsi untuk menghisap gas
yang akan dibakar di ruang bakar serta memberikan tekanan pada saat
langkah kompresi.
5
Gambar 2.3 Piston/Torak
Batang piston juga dapat mengubah gerak melingkar menjadi gerak linear.
Dalam sejarahnya, sebelum ada pengembangan mesin, batang piston digunakan
untuk hal ini terlebih dahulu.
Karena batang piston itu kaku, maka ia dapat meneruskan tarikan dan
dorongan, sehingga batang pistonnya dapat merotasi crank melalui kedua bagian
dari revolusi, yaitu tarikan piston dan dorongan piston. Mekanisme generasi awal,
6
misalnya pada rantau, hanya dapat menarik. Dalam beberapa mesin 2 tak, batang
pistonnya hanya digunakan untuk mendorong.
7
2.8 Metal
Main Bearing (metal duduk) merupakan tumpuan utama bagi kruk as saat
berputar. Terletak di block mesin, berfungsi untuk menjadi bantalan ketika kruk
as berputar.
Round Bearing (metal jalan) merupakan bearing bagi batang piston untuk
bergerak keatas dan kebawah. Terletak di Batang Torak atau Connecting Rod.
Fungsi metal jalan adalah melapisi atau menjadi bantalan untuk stang piston.
Disebut metal jalang karena saat metal ini bekerja menjadi bearing, metal ini
bergerak keatas dan kebawah.
8
Gambar 2.9 Round Bearing (Metal Jalan)
9
16. perhatikan tanda-tanda timing yang terdapat pada roda gigi poros engkol,
roda gigi idler, roda gigi poros bubungan,dan roda gigi pompa injeksi
(automotive timer), kemudian lepas timing gear
17. Buka mur pengikat automotive timer, dan lepas timernya dengan
menggunakan puller
18. Lepas selang-selang bahan bakar dan saringan bahan bakar
19. Lepas pipa-pipa tekanan tinggi penghubung pompa injeksi dengan
injector.
20. Lepas pompa injeksi dari dudukannya
21. Lepas busi pijar dan penghubungnya
22. Buka injeksi
23. Lepas tutup kepala slinder
24. Lepas poros rocker arm
25. Keluarkan pushrod dan valve filter
26. uka baut-baut kepala slinder, dengan urutan dari bagian luar menuju ke
bagian tengah secara silang
27. Lepaskan kepala slinder dan gasket kepala slinder
28. Buka karter oli
29. Buka pompa oli
30. Lepaskan poros bubungan, dengan terlebih dahulu membuka baut
pengikatnya
31. Lepaskan tutup batang torak denga cara membuka mur pengikatnya
32. Lepaskan torak dan kelengkapannya dari blok slinder, dan beri tanda
supaya tidak tertukar
33. Buka baut pengikat bantalan utama dan lepas tutup bantalan utama
34. Lepaskan poros engkol dan simpan pada dudukan poros engkol.
35. Lepaskan katup dan kelengkapannya dari kepela slinder dengan
menggunakan valve spring compressor
36. Penyimpanan bantalan, katup-katup, pegas katup, dan komponen yang
lainya harus diberi tanda supaya tidak tertukar.
10
BAB III
3.1.1 Tempat
3.1.2 Waktu
Pemeriksaan :
Limit maksimal ketidak rataan = 0,10 mm. Jika telah melebihi limit,
kepala silinder harus diratakan dengan gerinda atau frais dengan
menggosok diatas permukaan kaca yang dilumuri amaril.
1111
Tabel 3.1 pemeriksaan kepala silinder :
3. Menyilang 0,05
4. Menyilang 0,05
3. Menyilang 0,05
4. Menyilang 0,05
Pemeriksaan :
1. Periksa permukaan blok silinder dan lubang-lubang pada blok silinder dari
kerusakan dan keretakan secara visual.
12
permukaan dilakukan dengan jalan memfrais, menggerinda atau
menggosok pada permukaan datar dengan media amaril.
13
Tabel 3.3 pemeriksaan dinding silinder :
NO Silinder I Silinder II Silinder III Silinder IV
1 Data Pengukuran a Data Pengukuran a Data Pengukuran a Data Pengukuran a
a1 a2 a3 a1 a2 a2 a1 a2 a3 a1 a2 a3
80,15 80,14 80,14 80,15 80,13 80,14 80,15 80,13 80,14 80,13 80,13 80,15
Keovalan a =80,14 mm Keovalan a = 80,14 mm Keovalan a = 80,14 mm Keovalan a = 80,13 mm
2 Data Pengukuran b Data Pengukuran b Data Pengukuran b Data pengukuran b
b1 b2 b3 b1 b2 b3 b1 b2 b3 b1 b2 b3
80,15 80,14 80,14 80,15 80,13 80,14 80,15 80,13 80,14 80,14 80,13 80,15
80,15 80,14 80,14 80,15 80,13 80,14 80,15 80,13 80,14 80,14 80,13 80,15
Keovalan c = 80,14 mm Keovalan c = 80,14 mm Keovalan c = 80,14 mm Keovalan c = 80,14 mm
4 Keovalan maksimal Keovalan maksimal Keovalan maksimal Keovalan maksimal
= 80,14 mm = 80,14 mm = 80,14 mm = 80,14 mm
5 Ketirusan maksimal Ketirusan maksimal Ketirusan maksimal Ketirusan maksimal
= 80,15 mm = 80,15 mm = 80,15 mm = 80,15 mm
6 Tindak Lanjut Perbaikan : Tidak dilakukan overhaul karna tidak mencapai limit 0,10 mm
14
3.2.3 Poros Engkol (Crank shaft)
Pemeriksaan :
1. Bersihkan poros engkol dengan cairan dan udara tekan
2. Bersihkan lubang-lubang minyak pada poros engkol dengan udara tekan
dan semprot dengan cairan pembersih sehingga bersih dari kotoran.
3. Tempatkan poros engkol pada V-block ditempat yang rata.
4. Tempatkan dial indikator pada posisi yang tepat dan sentuhkan ujung
pengukuran dial indikator pada bagian yang akan diukur, set jarum
pengukur pada posisi dial (0).
5. Gerakkan poros engkol, secara perlahan dan perhatikan gerak dari jarum
pengukur.
Pengukuran:
6. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan micrometer luar. Titik-titik
pengukuran ditempatkan pada poros crank journal dan poros crank pin,
untuk mendapatkan harga keovalan dan ketirusan.
7. Selisih pengukuran A-A’ dan B-B’ menunjukkan ketirusan poros crank
journal. Sedangkan selisih pengukuran a-a’ dan b-b’ menunjukkan
ketirusan poros crank pin.
8. Lakukan pengukuran seperti itu pada semua crank journal dan crank pin
dari poros engkol, untuk memperoleh data ketirusan.
9. Pengukuran keovalan crank journal dan crank pin
10. Selisih pengukuran C-C’ dan D-D’ dan E-E’ menunjukkan keovalan poros
crank journal. Dan selisih pengukuran c-c’, d-d’ dan e-e’ menunjukkan
keovalan poros crank pin.
11. Masukkan semua data dan pengukuran kedalam tabel cacatan hasil
pekerjaan. Tentukanlah berapa total ketirusan dan total keovalan yang
diperlukan untuk meratakan kembali crank journal dan crank pin dari
poros engkol tersebut.
12. Lakukan pengukuran kebengkokan atau kebalingan/terpuntir poros engkol
dengan menggunkan dial indikator. Poros engkol diletakkan diatas V
block pada bidang yang rata.
13. Pengukuran kebengkokan:
15
Letakkan dial indikator pada permukaan crank journal. Putar poros engkol
perlahan-lahan. Baca penunjukkan dial indikator. Harga penunjukkan
tertinggi adalah besarnya kebengkokan yang terjadi.
Bantalan 1 49,6 mm
Bantalan 2 49 mm
Bantalan 3 49,4 mm
Bantalan 4 50 mm
Bantalan 5 50 mm
16
7. Kunci 8 ring pa
3.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian yaitu mencari kepala silinder, blok silinder,
dan poros engkol, maka telah diketahui hasilnya yaitu sebagai berikut:
1. Kepala silinder tidak melebihi limit maksimal karena masih mempunyai
kerataan 0,5 mm, maka dengan itu kepala silinder tidak perlu diratakan
kembali.
2. Silinder heat tidak melebihi limit maksimal karena masih mempunyai nilai
kerataan 0,5 mm, maka silinder heat tidak perlu diratakan kembali.
3. Blok silinder tidak melebihi limit maksimal karena mempunyai keovalan
maksimal 80,14 mm , dan ketirusan maksimal 80,15 mm.
1. Silinder 1 Keovalan Maksimal = 80,14 mm, Ketirusan Maksimal =
80,15 mm
2. Silinder 2 Keovalan Maksimal = 80,14 mm, Ketirusan Maksimal =
80,15 mm
3. Silinder 3 Keovalan Maksimal = 80,14 mm, Ketirusan Maksimal =
80,15 mm
4. Silinder 4 Keovalan Maksimal = 80,48 mm, Ketirusan Maksimal =
80,50 mm
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
a. Proses overhaul pada mobil melalui beberapa tahap, sebelumnya
dilakukan identifikasi masalah, menilai perluasan kerusakan untuk
menentukan alat dan bahan yang di butuhkan. Dalam melakukan
pemasangan, mekanik harus memahami terhadap overhaul.
4.2 Saran
a. Hindari segala kemungkinan yang dapat merusak pada saat melakukan
overhaul, baik dalam pengoperasian maupun dalam perawatannya,
lakukan prosedur yang tepat, baik dan benar.
b. Lakukan pemeriksaan dan pemantauan secara periodik baik dengan
menganalisa aliran kerusakan, kebocoran, maupun kondisi saat
overhaul selesai dilakukan.
c. Patuhi rambu-rambu yang ada dan patuhi K3LH dengan bijak.
d. Jadikan K3LH sebagai kebutuhan bukan sebagai beban.
e. Dalam melakukan pemasangan, mekanik di anjurkan untuk merujuk
buka panduan overhaul..
18