Anda di halaman 1dari 9

GRAND TEORI BELAJAR

Oleh:
Nurul Arsyi
NIM. 1712441007

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA INTERNATIONAL CLASS PROGRAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.1. Latar Belakang

Tuhan Yang Maha Esa menciptakan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi,
salah satunya untuk di amati. Dengan mengamati ciptaan-Nya, kita sebagai manusia yang
berakal diminta untuk berpikir tentang fakta-fakta dari yang kita amati itu dan setelah itu
timbul berbagai macam pertanyaan dipikiran kita, untuk menjawab pertanyaan itu kita
diminta untuk belajar. Belajar namun saat ini pengetahuan sudah sedemikian pesat sehingga
kita tidak mudah untuk mempelajari dan memahaminya.

Salah satu cara untuk mempermudah belajar ialah dengan mengetahui cara-cara dan
seluk-beluk belajar. Banyak penelitian yang telah dilakukan orang tentan belajar dan para ahli
membuat hasil-hasil penelitian mereka menjadi sistematis, kemudian lahirlah teori belajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah terjadi sebuah interaksi, salah satunya ialah
interaksi antara guru dan siswa. Guru memiliki peran diantaranya mengengolah pembelajaran
dengan baik. Maka dari itu untuk menjadi guru diperlukan pemahaman yang mendalam
tentang teori belajar.

1.2.Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan teori belajar?
b. Apa macam-macam teori belajar?

1.3.Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian teori belajar.
b. Untuk mengetahui macam-macam teori belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Teori Belajar


Banyak definisi dari belajar diantaranya, menurut Ormod (dalam Susanto, 2016) belajar
didefinisikan sebagai proses perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai akibat dari
pengalaman, dan belajar juga didefinisikan sebagai perubahan jangka panjang dalam
representasi atau asosiasi mental sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut Gagne (dalam Darha,2006) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Belajar adalah cara memperoleh tidak hanya skills (keterampilan) dan Knowledge
(pengetahuan), tetapi juga value (nilai), attitudes (sikap) dan reaksi emosional (Hidayati, 2017).
Seseorang dianggap telah belajar apabila dapat menunjukkan tanpa belajar seseorang
tidak mungkin bisa menjadi orang yang terdidik. Dengan kata lain orang yang terdidik adalah
orang yang selalu gemar belajar. Dalam kehidupannya selalu berusaha untuk belajar, sehingga
tertanam suatu prinsip pada dirinya “tiada hari tanpa belajar” (Hilmi, 2012).
Sedangkan definisi teori-teori dalam penggunaan secara umum menurut Snelbecker
(dalam Darha, 2006) berarti sejumlah proposisi yang terintegrasi secara sintaktik (artinya
kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara
logis proposisi yang satu dengan proposisi lain, dan juga pada data yang diamati), serta yang
digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas (Dewi, 2013).
Menurut Widyawati (2010), teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan
bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang
kompleks dari belajar.
Menurut Nahar (2016), teori belajar merupakan gabungan prinsip yang saling
berhubungan dan penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan
peristiwa belajar. Penggunaan teori belajar dengan langkah-langkah pengembangan yang benar
dan pilihan materi pelajaran serta penggunaan unsur desain pesan yang baik dapat memberikan
kemudahan kepada siswa dalam memahami sesuatu yang dipelajari. Selain itu, suasana
belajarakan terasa lebih santai dan menyenangkan. Proses belajar pada hakikatnya adalah
kegiatan mental yang tidak tampak. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang yang sedang belajar tidak dapat disaksikan dengan jelas, tetapi dapat dilihat dari
gejala-gejala perubahan perilaku.
Setiap pepandaian atau kemahiran baru yang dapat digunakan dalam kehidupan. Setiap
perjalanan kehidupan manusia terlebih Anak Usia Dini akan selalu menghadapi hal baru,
situasi baru dan menuntutnya untuk memahami agar dapat tetap berinteraksi secara baik
terhadap kondisi lingkungan yang dihadapinya. Disinilah letak pentingnya sebuah teori. Teori
belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana seorang anak belajar, bagaimana
seorang guru belajar mengajar sehingga membantu kita semua memahami proses yang
kompleks dari belajar (Hilmi, 2012).
2. Macam-macam Teori Belajar
Ada banyak macam teori belajar, beberapa diantaranya ialah
a. Teori belajar behavioristik

Teori belajar yang menekankan terhadap perubahan perilaku siswa adalah teori belajar
behavioristik. Di lihat dari pengertiannya teori belajar behavioristik merupakan suatu teori
psikologi yang berfokus pada prilaku nyata dan tidak terkait dengan hubungan kesadaran atau
konstruksi mental (Nahar, 2016).

Menurut Saripah (2017), teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah
perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi
melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon)
berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak,
baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons
adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fifik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan
ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).

Menurut Saripah ( 2017), teori Behavioristik:

1. Mementingkan faktor lingkungan


2. Menekankan pada faktor bagian
3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode
obyektif,
4. Sifatnya mekanis
5. Mementingkan masa lalu
b. Teori belajar humanistik

teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi
dirinya (Hasnawati, 2015).

Humanisasi berarti memanusiakan manusia, menghilangkan kebendaan, keterganntungan,


kekerasan dan kebencian dari manusia, dengan melawan tiga hal yaitu: dehumanisasi
(objektivasi teknologis, ekonomis, budaya atau Negara), agresivitas (agresivitas kolektif, dan
kriminalitas), Loneliness (privatisasi, individual).11 Pendekatan humanistic dalam belajar
bertolak dari ide “memanusiakan manusia”. Karena itu sebelum menguraikan lebih jauh
tentang pendekatan humanistik tersebut, maka persoalan yang perlu dijawab adalah apa yang
dimaksud dengan “memanusiakan manusia” itu (Hilmi, 2012).

Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:

1. Manusia mempunyai belajar alami


2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi
dengan maksud tertentu
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu
kecil
5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh cara.
6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik melakukannya
7. Belajar lancer jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan untuk
mawas diri
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
c. Teori belajar kognitif

Definisi “Cognitive” berasal dari kata “Cognition” yang mempunyai persamaan dengan
“knowing” yang berarti mengetahui. Dalam arti yang luas kognition/kognisi ialah perolahan
penataan, penggunaan pengetahuan (Neisser:1976) dalam Muhibbin (1995:65). Teori belajar
kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Baharudin
menerangkan teori ini lebih menaruh perhatian dari pada peristiwa-peristiwa Internal
(2010:167). Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon
sebagaimana dalam teori behaviorisme, lebih dari itu belajar dengan teori kognitivisme
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks (Nugroho, 2015)

Menurut Hasnawati (2015), karakteristik :

1. Belajar adalah proses mental bukan behavioral


2. Siswa aktif sebagai penyadur
3. Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif
4. Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus
5. Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan
6. Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.

d. Teori belajar kontruktivistik

Menurut Sumarsih (2009), konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat


pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan).
Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi
melalui aktivitas seseorang. Teori belajar konstruktivistik biasanya dimulai dari karakteristik
manusia masa depan yang diharapkan, konstruksi pengetahuan, proses belajar menurut teori
konstruktivistik.

Menurut Hasnawati (2015), teori konstruktivisme belajar adalah proses mengkonstruksi


pengetahuan dengan cara mengabstraksi pengalaman sebagai hasil interaksi antara siswa
dengan realitas baik realitas pribadi, alam, maupun realitas sosial. Proses konstruksi
pengetahuan berlangsung secara pribadi maupun sosial. Proses ini adalah proses yang aktif dan
dinamis. Beberapa faktor seperti pengalaman, pengetahuan awal, kemampuan kognitif dan
lingkungan sangat berpengaruh dalam proses konstruksi makna.Argumentasi para
konstruktivis memperlihatkan bahwa sebenarnya teori belajar konstrukvisme telah banyak
mendapat pengaruh dari psikologi kognitif, sehingga dalam batas tertentu aliran ini dapat
disebut juga neokognitif.

Menurut Hasnawati (2015), Prinsip-prinsip teori belajar konstruktivistik adalah sebagai


berikut :

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri


2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan
keaktifan murid sendiri untuk menalar
3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan
konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan
lancar
5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
6. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
7. Mencari dan menilai pendapat siswa
8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
1. Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana seorang anak
belajar, bagaimana seorang guru belajar mengajar sehingga membantu kita semua
memahami proses yang kompleks dari belajar.
2. Ada banyak teori belajar 4 diantaranya adalah teori belajar behavioristik teori yang
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari
interaksi antar stimulus dan respon. Teori belajar kognitif adalah teori yang lebih
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Teori belajar
humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana
memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
Teori belajar konstruktivistik adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dengan cara
mengabstraksi pengalaman sebagai hasil interaksi antara siswa dengan realitas baik
realitas pribadi, alam, maupun realitas sosial.
b. Saran
Demikian makalah ini saya sampaikan, disarankan kepada pelajar dan
utamanya pendidik agar memahami teori belajar karena pendidik merupakan tombak
dari pelaksana pendidikan terdepan dituntut untuk terus mengembangkan
pengetahuan, kemampuan serta keterampilannya
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Dewi. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. [Online]. Diakses dari http://biologi-
lestari.blogspot.com/2013/03/teori-teori-belajar-dan-pembelajaran.html.
Hasnawati. 2015. Teori Belajar. [Online]. Diakses dari
https://perkuliahanpgsd.blogspot.com/2015/11/makalah-teori-belajar.html.
Hidayati, U.F. 2017. “Aplikasi Teori Belajar Berkaitan Dengan Kemandirian Belajar
Mahasiswa”. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 20 No.1, Maret 2017, hal XXX-
XXX pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203.

Hilmi. 2012. Pendekatan Humanistik Dalam Belajar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol. 6. No. 2 ISSN 0126-3390.
Nahar, I.R. “Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran”. Jurnal
Ilmu Pengetahuan Sosial Volume 1, Desember 2016, ISSN2541-657X.
Nugroho, P. 2015. Pandangan Kognitifisme dan Aplikasinya dalam pembelajaran
Pendidikan ahama islam anak usia dini. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol.3. No 2,
Juli-Desember 2015, hal 218-304.
Sumarsih. 2009. Implementasi teori pembelajaran konstruktivistik dalam pembelajaran mata
kuliah dasar-dasar bisnis. Jurnal Pendidikan Akuntansi indonesia Vol. VIII. No. 1, Hal
4-62.
Supriadi. 2017. Teori Pembelajaran. [Online]. Diakses dari
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/197012101998022-
IIP_SARIPAH/TEORI_pembelajaranx.pdf.

Anda mungkin juga menyukai