ASKEP Komunitas DHF Sudah Revisi Kelompok 4 (Amalia Dimas Heru Laily Murniningty
ASKEP Komunitas DHF Sudah Revisi Kelompok 4 (Amalia Dimas Heru Laily Murniningty
PENDAHULUAN
1
0,4 % dengan adanya 1 kasus kematian. Sedangkan jumlah kasus DBD di Kota Kediri
Tahun 2016 sebesar 338 kasus terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 276 kasus
di tahun 2016 . Untuk angka Case Fatality Rate (CFR) mengalami peningkatan 0,3 %
dengan adanya 1 kasus kematian. (DINKES,2017).
Pemberian terapi pengobatan yang optimal pada penderita DBD dapat menurunkan
jumlah kasus dan kematian akibat penyakit ini (Chen dkk, 2009).Pengobatan DBD pada
dasarnya bersifat suportif dan simptomatik (Anonim, 2014).Pengobatan suportif berupa
pengobatan dengan pemberian cairan pengganti seperti cairan intavena dengan memahami
patogenesis, perjalanan penyakit, gambaran klinis dan pemeriksaan laboratorium,
sehingga diharapkan penatalaksanaannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien (Chen
dkk, 2009).Pengobatan simptomatik yakni berupa pemberian antipiretik misalnya
parasetamol bila suhu >38,50C (Hadinegoro dkk, 2004).
Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat
untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M),
pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya
di rumah tangga. (DINKES, 2016).
Hingga saat ini belum ditemukan terapi utama seperti vaksin untuk menangani
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini.Terapi antibiotik dapat diberikan dalam
pengobatan DBD jika terdapat infeksi sekunder yang disebabkan oleh adanya translokasi
bakteri dari saluran cerna dan hal ini terjadi pada penderita DSS (Dengue Syok Syndrome)
atau penderita DBD derajat III dan IV (Yasin dkk, 2009).
2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian DHF
2. Untuk mengetahui klasifikasi DHF
3. Untuk mengetahui etiologi dari DHF
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari DHF
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari DHF
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari DHF
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari DHF
8. Untuk mengetahui komplikasi dari DHF
9. Untuk mengetahui WOC dari DHF
10. Untuk mengetahui ASKEP Komunitas dari DHF
1.4 Manfaat
1. Bagi pemerintah dan instansi kesehatan
Mahasiswa dan pemerintah maupun instansi kesehatan, dapat bekerja sama dalam
memberantas dan memberikan pengetahuan serta pencegahan penyakit DHFkepada
masyarakat .
2. Bagi profesi keperawatan
Mahasiswa dan profesi keperawatan dapat bekerja sama dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap pasien mengenai DHF.
3. Bagi mahasiswa keperawatan
Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit DHF dan mampu
mengaplikasikannya di saat praktek klinik
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.3 Etiologi DHF
DHF atau DBD disebabkan oleh virus dengue (DEN),dari kelompok arbovirus B,
yaitu arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Virus dengue
(DEN),yang termasuk genus falvivirus.Virus yang ditularkan ole nyamuk ini tergolong
RNA Positive-strand virusdari keluarga falviviridae.terdapat empat serotipe virus DEN
yang sifat antigennya berbeda, yaitu virus dengue-1 (DEN 1), virus dengue-2 (DEN
2),virus dengue-3 (DEN 3),virus dengue-4 (DEN 4). Spesifikasi virus dengue yang
dilakukan oleh Albert Sabin pada tahun 1994 menunjukan bahwa masing-masing serotipe
virus dengan memiliki genotipe yang berbeda antara serotipe – serotipe tersebut.Vector
utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti (didaerah perkotaan) dan aedes
albopictus (didaerah pedesaan) (Soedarto,2012).
8
2.10 WOC DHF
Menggigit manusia
Viremia
Kebocoran plasma
MK : Hipertermia
Pendarahan ekstraselular
Lemas
MK : Intoleransi Aktivitas
9
BAB III
A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan komunitas dilakukan di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor
Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri
Hasil pengkajian keperawatan komunitas tersebut yaitu:
Data Demografi:
1) Jumlah Kepala Keluarga : 5 KK
2) Jumlah Penduduk di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto
Kota Kediri : 25 orang
3) Jenis Kelamin :
Distribusi jenis kelamin yaitu
a) Perempuan : 11 orang
b) Laki-laki : 14 orang
4) Agama
Dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk menganut agama Islam.
5) Suku Bangsa
Dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk merupakan suku Jawa.
Data Subsistem
1) Lingkungan Fisik
Distribusi status pemilikan rumah di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6
Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Sewa : 0 KK
b) Numpang : 0 KK
c) Milik Sendiri : 5 KK
Distribusi tipe rumah di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto
Kota Kediri, yaitu:
a) Permanen : 5 KK
b) Semi Permanen : 0 KK
c) Tidak Permanen : 0 KK
Distribusi lantai rumah di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
10
a) Tanah : 0 KK
b) Papan : 0 KK
c) Tegel : 5 KK
d) Semen : 0 KK
Distribusi ada tidaknya jendela di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ada : 21 KK
b) Tidak : 0 KK
Distribusi jendela buka setiap hari di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6
Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Buka : 5 KK
b) Tidak Buka : 0 KK
Distribusi pencahayaan di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Terang : 5 KK
b) Remang-remang : 0 KK
c) Gelap` : 0KK
Distribusi sumber air minum di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Masak : 4 KK
b) Mineral : 1 KK
c) Msak dan mineral : 0 KK
Distribusi pembuangan limbah di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Resapan : 0 KK
b) Got : 0 KK
c) Sembarangan : 0 KK
2) Politik dan Pemerintahan
Distribusi bentuk warga menyalurkan pendapat terhadap kebijakan setempat di
Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Demonstrasi : 0 KK
b) Musyawarah : 5 KK
c) Lain-lain : 0 KK
3) Komunikasi
11
Distribusi fasilitas komunikasi yang sering digunakan di Panca Wisma (5 Rumah)
Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Radio : 0 KK
b) TV : 5 KK
c) Majalah/Koran : 0 KK
4) Ekonomi
Distribusi pendapatan di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu
a) < 2.000.000 : 0 KK
b) 2.000.000 – 3.000.000 : 3 KK
c) > 3.000.000 : 2 KK
Distribusi pekerjaan di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto
Kota Kediri, yaitu
a) Swasta : 1orang
b) Wiraswasta : 2 orang
c) PNS : 2 orang
d) Lain-lain : 5orang
e) Tidak bekerja : 16 orang
5) Keamanan dan Transportasi
Distribusi poskamling di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ada : 0 RT
b) Tidak ada : 0 RT
Distribusi penggunaan sarana transportasi di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor
Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Pribadi : 5 KK
b) Umum : 0 KK
Distribusi alat transportasi yang dimiliki di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor
Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Sepeda Motor : 5KK
b) Sepeda : 0 KK
c) Mobil : 3 KK
d) Lain-lain : 0 KK
12
6) Rekreasi
Distribusi sarana rekreasi terdekatdi Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6
Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Mall : 0 KK
b) Kolam renang/Taman : 0 KK
c) Lain-lain : 0 KK
Distribusi akses menuju sarana rekreasidi Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor
Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Jauh ( > 5 km) : 5 KK
b) Dekat (< 5 km) : 0 KK
Distribusi biaya untuk rekreasidi Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Terjangkau : 5 KK
b) Tidak terjangkau : 0 KK
7) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Distribusi pemilihan sarana kesehatan di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg.
6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) RS : 0 KK
b) Klinik : 1 KK
c) Puskesmas : 1 KK
d) Lain-lain : 0 KK
8) Pendidikan
Distribusi pendidikan di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto
Kota Kediri, yaitu
a) Tidak sekolah : 2 orang
b) Tamat SD : 2 orang
c) Tamat SMP : 2 orang
d) Tamat SMA : 11 orang
e) Perguruan Tinggi : 4 orang
Distribusi keberadaan sekolah di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) TK : 2 buah
b) SD : 1 buah
c) SMP : 0 buah
d) SMA : 0 buah
13
e) PT : 0 buah
Data Kesehatan
1) Pasangan Usia Subur
Distribusi jumlah PUS di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ya : 2 KK
b) Tidak : 3 KK
Distribusi jumlah akseptor KB di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ya : 0 KK
b) Tidak : 5 KK
Alasan tidak menjadi akseptor KB di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6
Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Dilarang suami : 0 KK
b) Agama : 0 KK
c) Tidak tahu : 0 KK
d) Lain-lain : 5 KK
2) Ibu Hamil
Distribusi jumlah ibu hamil di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ya : 0 KK
b) Tidak : 5 KK
3) Ibu Nifas dan Menyusui
Distribusi jumlah keluarga dengan ibu menyusui di Panca Wisma (5 Rumah)
Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ya : 1KK
b) Tidak : 4 KK
4) Bayi dan Balita
Distribusi jumlah keluarga dengan balita di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor
Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ya : 2 KK (1 balita)
b) Tidak : 3 KK
Distribusi jumlah balita yang mengikuti posyandu di Panca Wisma (5 Rumah)
Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
14
a) Ya : 2 balita
b) Tidak : 0 balita
Distribusi alasan balita tidak ke posyandu di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor
Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Jauh : 0 balita
b) Tidak ada waktu : 0 balita
c) Lain-lain : 0balita
Distribusi jumlah balita yang melakukan imunisasi di Panca Wisma (5 Rumah)
Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ya : 2 balita
b) Tidak : 0 balita
Distribusi hasil KMS balita di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Di daerah garis hijau : 1 balita
b) Di atas garis hijau sampai kuning : 0 balita
c) Dibawah garis titik titik : 0 balita
d) Dibawah garis merah : 0 balita
5) Anak Usia Sekolah
Distribusi jumlah keluarga dengan anak usia sekolah di Panca Wisma (5 Rumah)
Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ya : 4 KK (6 anak)
b) Tidak : 0KK
Distribusi kegiatan anak sekolah di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6
Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Keagamaan : 6anak
b) Karang Taruna : 0anak
c) Olahraga : 1 anak
d) Lain-lain : 0 anak
Distribusi anak sekolah yang menderita penyakit di Panca Wisma (5 Rumah)
Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ya : 0 anak
b) Tidak : 6 anak
6) Remaja
Distribusi jumlah keluarga dengan remaja di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor
Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
15
a) Ya : 3 KK (4 remaja)
b) Tidak : 2 KK
Distribusi kegiatan remaja di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor Gg. 6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Keagamaan : 3 remaja
b) Karang Taruna : 0 remaja
c) Olahraga :1 remaja
d) Lain-lain : 0 remaja
Distribusi remaja yang menderita penyakit di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor
Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ya : 0remaja
b) Tidak : 4 remaja
7) Dewasa
Distribusi jumlah keluarga dengan usia dewasa di Panca Wisma (5 Rumah)
Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ya : 5 KK (13 orang)
b) Tidak : 0 KK
Distribusi ada tidaknya keluhan penyakit pada dewasa di Panca Wisma (5 Rumah)
Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ada : 5 KK (12 orang)
b) Tidak ada : 0 KK
8) Lansia
Distribusi jumlah keluarga dengan lansia di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor
Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ya : 0 KK
b) Tidak : 0 KK
Distribusi ada tidaknya keluhan penyakit pada lansia di Panca Wisma (5 Rumah)
Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ada : 0 lansia
b) Tidak ada : 0 lansia
Distribusi penyakit yang sering dikeluhkan lansia di Panca Wisma (5 Rumah)
Bandar lor Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Asma : 0KK
b) TBC : 0KK
c) Hipertensi : 0 KK
16
d) DM : 0 KK
e) Reumatik : 0 KK
f) Katarak : 0KK
g) Penyakit Jantung : 0KK
h) Lain-lain : 0 KK
Distribusi keikutsertaan posyandu lansia di Panca Wisma (5 Rumah) Bandar lor
Gg. 6 Kec. Mojoroto Kota Kediri, yaitu:
a) Ikut : 0 lansia
b) Tidak ikut : 0 lansia
Ditemukan 5 KK mengalami DHF, dalam 1 KK anggota keluarganya ada 2
orang yang terkena DHF dan 2 warga mengalami nyeri sendi.
DO :
Tidak tersedianya program
untuk mengatasi dan
17
mengurangi masalah di
Bandar lor Gg.6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri
Tidak tersedianya program
untuk mencegah DHF di
Bandar lor Gg.6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri
2 Defisiensi kesehatan 2 2 3 7 2
komunitas pada
agregat anak di
Bandar lor Gg.6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri
berhubungan dengan
Kurang adanya
promosi kesehatan
bagi petugas
kesehatan ditandai
oleh “Warga di
Bandar lor Gg.6 Kec.
Mojoroto Kota Kediri
mengatakan tidak ada
petugas kesehatan
yang menangani
masalah kesehatan
yang ada dan
mengatakan petugas
kesehatan jarang
berkeliling untuk
menemui wargaTidak
tersedianya program
untuk mengatasi dan
mengurangi masalah.
Tidak tersedianya
program untuk
mencegah DHF”
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
21
2) Pencegahan Sekunder 2) Pencegahan
1. 1805 pengetahuan perilaku sekunder
kesehatan Pendidikan
Skala outcome: kesehatan S (5510)
180518 layanan Defnisi :
peningkatan kesehatan 1 2 3 mengembangkan dan
45 menyediakan instruksi
180516 teknik skrining dan pengalaman belajar
sendiri 1 2 3 4 5 untuk memfasilitasi
perilaku adaptasi yang
2. 1854 pengetahuan diet yang disengaja yang kondusif
sehat bagi kesehatan pada
Skala outcome: individu, keluarga,
185401 tujuan diet yang kelompok, atau
bisa dicapai 1 2 3 4 5 komunitas
185402 kisaran berat badan Domain : 3 (Perilaku)
personal yang optimal 1 2 3 Kelas : S (Pendidikan
45 Kesehatan)
185407 pedoman gizi yang Aktifitas :
direkomendasikan 1 2 3 4 5 1. Targetkan sasaran
185408 makanan sesuai pada kelompok
dengan pedoman gizi 1 2 3 risiko tinggi dan
45 rentang usia yang
185422 strategi untuk akan mendapatkan
meningkatkan kepatuhan manfaat besar dari
diet 1 2 3 4 5 pendidikan
185424 strategi untuk kesehatan
menghindari makanan 2. Sasar kebutuhan -
dengan nilai kalori tinggi kebutuhan yang
dan gizi sedikit 1 2 3 4 5 teridentifikasi
dalam healthy
3. 1855 pengetahuan gaya people 2010:
hidup sehat Promosi Kesehatan
Skala outcome: Nasional dan
185501 kisaran berat badan Tujuan Pencegahan
personal yang optimal 1 2 3 Penyakit, atau
45 kebutuhan lokal,
185504 strategi untuk negara bagian, dan
mempertahankan diet yang kepentingan
sehat 1 2 3 4 5 nasional lainnya.
185505 pentingnya air 3. Identifikasi faktor
untuk hidrasi yang memadai internal atau
12345 eksternal yang
185506 porsi buah harian dapat meningkatkan
yang direkomendasikan 1 2 atau mengurangi
345 motivasi untuk
185507 porsi sayuran harian [ber]perilaku sehat
22
yang direkomendasikan 1 2 4. Pertimbangkan
345 riwayat individu
185519 faktor personal dalam konteks
yang mempengaruhi personal dan
perilaku kesehatan 1 2 3 4 5 riwayat sosial
185520 faktor lingkungan budaya individu,
yang mempengaruhi keluarga dan
perilaku kesehatan 1 2 3 4 5 masyarakat
185527 pentingnya skrining 5. Tentukan
pencegahan 1 2 3 4 5 pengetahuan
kesehatan dan gaya
4. 2807 keefektifan skrining hidup perilaku saat
kesehatan komunitas ini pada individu,
Skala outcome: keluarga, atau
280701 identifikasi kondisi kelompok sasaran
yang berisiko tinggi yang 6. Bantu individu,
umum di komunitas 1 2 3 4 keluarga, dan
5 masyarakat untuk
280725 tingkat partisipasi memperjelas
populasi target saat skrining keyakinan dan nilai
12345 - nilai kesehatan
7. Identifikasi
karakteristik
populasi target yang
mempengaruhi
pemilihan strategi
belajar
8. Prioritaskan
kebutuhan orang
yang belajar dengan
mengidentifikasi
kebutuhan
berdasarkan apa
yang disukai klien,
keterampilan
perawat, sumber
yang tersedia, dan
kemungkinan
keberhasilan
pencapaian tujuan
9. Rumuskan tujuan
dalam program
pendidikan
kesehatan [tersebut]
10. Identifikasi sumber
daya (misalnya,
tenaga, ruang,
peralatan, uang, dan
lain - lain) yang
diperlukan untuk
melaksanakan
program
23
11. Pertimbangkan
kemudahan akses,
hal - hal yang
disukai konsumen,
dan biaya dalam
perencanaan
program
12. Letakkan iklan yang
menarik ditempat
strategis untuk
mendapatkan
perhatian audiens
[yang menjadi]
sasaran
13. Hindari penggunaan
tehnik dengan
menakut - nakuti
sebagai strategi
untuk memotivasi
orang agar
mengubah perilaku
kesehatan atau gaya
hidup
14. Tekankan manfaat
kesehatan positif
yang langsung atau
[manfaat] jangka
pendek yang bisa
diterima oleh
perilaku gaya hidup
positif daripada
[menekankan pada]
manfaat pada
jangka panjang atau
efek negatif dari
ketidakpatuhan
15. Kembangkan materi
pendidikan tertulis
yang tersedia dan
sesuai dengan
audiens [yang
menjadi] sasaran
16. Gunakan presentasi
kelompok untuk
memberikan
dukungan dan
mengurangi
ancaman bagi
pembelajar yang
mengalami masalah
atau keprihatinan
yang sama, yang
24
[memang] sesuai
[dengan kebutuhan]
17. Gunakan peer
leaders [pemimpin
kelompok], guru,
dan kelompok
pendukung dalam
mengimplementasik
an program bagi
kelompok yang
kecil
kemungkinannya
untuk mau
mendengarkan
profesional
kesehatan atau
orang dewasa
(misalnya, remaja)
18. Berikan ceramah
untuk
menyampaikan
informasi dalam
jumlah besar,
[pada] saat yang
tepat
19. Berikan diskusi
kelompok dan
bermain peran
untuk untuk
mempengaruhi
keyakinan terhadap
kesehatan, sikap,
dan nilai - nilai
20. Lakukan
demonstrasi/demon
strasi ulang,
partisipasi
pembelajaran dan
manipulasi bahan
[pembelajaran]
ketika mengajarkan
keterampilan
psikomotorik
21. Libatkan individu,
keluarga dan
kelompok dalam
perencanaan dan
rencana
implementasi gaya
hidup atau
modifikasi perilaku
kesehatan
25
22. Gunakan berbagai
strategi dan
intervensi utama
dalam program
pendidikan
23. Rencanakan tindak
lanjut jangka
panjang untuk
memperkuat
perilaku kesehatan
atau adaptasi
terhadap gaya hidup
24. Rancang dan
imlementasikan
strategi untuk
mengukur outcome
klien secara berkala
selama dan setelah
berakhirnya
program
Skrining kesehatan
V (6520)
Definisi : mendeteksi
risiko atau masalah
kesehatan melalui
anamnesis, pemeriksaan
dan prosedur lainnya
Domain : 7
(Komunitas)
Kelas : C (Peningkatan
Kesehatan Komunitas)
Aktifitas :
1. Tentukan populasi
target untuk
[dilakukannya]
pemeriksaan
kesehatan
2. Iklankan layanan
skrining kesehatan
untuk meninkatkan
kesadaran
masyarakat
3. Sediakan akses
yang mudah bagi
layanan skrining
(misalkan waktu
dan tempat)
4. Jadwalkan
pertemuan untuk
26
meningkatkan
efisiensi dan
perawatan
individual
5. Gunakan instrumen
yang valid dan
terpercaya
6. Instruksikan akan
rasionalisasi dan
tujuan pemeriksaan
kesehatan serta
pemantauan diri
7. Dapatkan persejuan
untuk
[dilakukannya]
prosedur skrining
kesehatan, yag
sesuai
8. Berikan privasi dan
kerahasiaan
9. Berikan
kenyamanan selama
prosedur skrining
10. Dapatkan riwayat
kesehatan yang
sesuai, termasuk
deskripsi kebiasaan
kesehatan, faktor
resiko, dan obat -
obatan
11. Lakukan pengkajian
fisik yang sesuai
12. Ukur tekanan darah,
tinggi badan, berat
badan, presentase
lemak tubuh,
kolesterol dan kadar
gula darah dan
pemeriksaan urine,
yang sesuai
13. Berikan informasi
pemeriksaan diri
yang tepat selama
skrining
14. Berikan hasil
skrining kepada
pasien
15. Informasikan [pada]
pasien [mengenai]
keterbatasan dan
nilai [dari]
kesalahan pada tes
27
skrining tertentu
Manajemen
lingkungan
komunitas (6484)
Definisi:
Domain : 7
(Komunitas)
Kelas : ……
Aktifitas:
1. Insiasi skrining
risiko kesehatan
yang berasal dari
lingkungan
2. Monitor status risiko
kesehatan yang
sudah diketahui
3. Berpartisipasi dalam
program di
komunitas untuk
mengatasi risiko
yang sudah
diketahui
4. Berkolaborasi
dengan
mengembangkan
program aksi di
komunitas
5. Dorong lingkungan
untuk berpartisipasi
aktif dalam
keselamatan
komunitas
6. Lakukan progra,
edukasi untuk
kelompok beerisiko
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Demam berdarah dengue (DBD) atau Demam Hemoragic Fever (DHF)
merupakan suatu penyakit epidemik akut yang disebabkan oleh virus yang
ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi
akan memiliki gejala berupa demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit
kepala, nyeri pada mata, otot dan persendian, hingga perdarahan spontan (WHO,
2010).
Penyebab utama adalah Arbovirus (Arthtropodborn Virus) melalui gigitan
nyamuk Aedes Albopictus dan Aedes aegypti. Adanya vektor tersebut berhubungan
dengan kebiasaan masyarakat menampung air untuk keperluan sehari-hari, sanitasi
lingkungan yang kurang baik. DBD dapat dicegah dengan rutin melakukan 3M,
menjaga sanitasi lingkungan tetap bersih, mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Untuk penatalaksanaan pada pasien DHF dapat dilakukan dengan penatalaksanaan
yaitu : minum yang banyak, makanan lunak, pemberian cairan infus, tirah baring dan
observasi keadaan umum klien.
4.2 Saran
1. Menjaga sanitasi lingkungan tetap sehat.
2. Rutin melakukan 3M akan menghindari terjangkitnya virus DBD.
3. Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran.
32
NOTE:
Nyamuk Aedes aegypti memiliki ciri-ciri skutum berwarna hitam dengan dua strip
putih sejajar di bagian dorsal tengah yang diapit oleh dua garis lengkung berwarna putih.
Nyamuk Aedes aegypti yang sudah tua sisik-sisik atau skutum pada tubuhnya mudah
terlepas atau rontok sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk tersebut.
Perbedaan nyamuk Aedes Aegypti Jantan dan Betina:
1. Nyamuk Aedes aegypti betina memiliki ukuran tubuh lebih besar dibandingkan
dengan nyamuk jantan, ukuran tubuh nyamuk betina sekitar 3-4 cm dengan
mengabaikan panjang kakinya (Ginanjar 2003).
2. Bagian mulut pada nyamuk betina lebih panjang dibanding nyamuk jantan, hal ini
disesuaikan berdasarkan fungsinya. Mulut pada nyamuk betina berfungsi untuk
menusuk dan menghisap darah, sedangkan fungsi dari mulut nyamuk jantan
hanya untuk menghisap nektar bunga.
3. Tubuh nyamuk Aedes aegypti pada saat hinggap akan sejajar dengan permukaan
benda yang dihinggapinya. Antena pada nyamuk dapat digunakan untuk membedakan
jenis kelamin Aedes aegypti, nyamuk betina memiliki sedikit bulu sehingga
disebut antena pilose, sedangkan nyamuk jantan lebih banyak memiliki bulu dan
disebut antena plumose. Antena tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang (Hadi
dan Susi 2000).
2. Mengapa nyamuk Aedes Aegypti lebih suka berada di tempat yang gelap dan lebih suka
keluar dipagi hari?
33
Karena nyamuk Aedes Aegypti bersifat urban, hidup diperkotaan dan lebih sering
hidup di dalam dan disekitar rumah (domestic) dan sangat erat hubungannya dengan
manusia. nyamuk Aedes Aegypti suka beristirahat di tempat yang gelap lembap dan
tersembunyi di dalam rumah atau bangunan termasuk kamar tidur, kamar mandi, kamar
kecil, maupun di dapur. Di dalam ruangan permukaan istirahat yang mereka suka adalah
di bawah furniture, benda yang tergantung seperti baju, korden dan dinding (Soegianto
2006). Aktivitas mengisap biasanya mulai pagi sampai petang hari dengan 2 puncak
aktivitas antara pukul 09.00 – 10.00 dan 16.00 –17.00. (Depkes,2005)
35
- Bahwa bendungan tidak boleh terlalu ketat dan tidak boleh berlangsung lama.
Pembendungan yang ketat dan berlangsung lama dapat menimbulkan
hemokonsentrasi.
Alat: :
- Tensimeter
- Stetoskop
- Timer/Stop Watch
- Spidol
Cara Kerja :
1. Terangkan pada pasien tentang tujuan tes RL dan prosedurnya.
2. Buatlah lingkaran (pakai spidol), pada lengan volar lengan bawah.
Radius 3 cm
Titik pusat terletak 2 cm di bawah garis lipatan siku.
3. Pasang manset tensimeter pada lengan atas.
Carilah Tekanan Sistole (TS) dan Tekanan Diastole (TD) padan lengan volar lengan
bawah. Pompa sfigmomanometer sampai tekanan antara sistolik dan diastolik (100
mmHg) yaitu di atas tekanan vena tapi kurang dari tekanan arteri sehingga darah dari
jantung ke perifer tetap jalan. Pertahankan selama 10 menit (jika test ini dilakukan
sebagai lanjutan dari test IVY, 5 menit sudah mencukupi).Jika tekanan Sistolik < 100
mmHg, buatlah tekanan sebesar ½ (TS+TD) pertahankan tekanan ini selama 5
menit.(3-5-10 menit).
4. Lepaskan ikatan sfigmomanometer dan tunggu sampai tanda stasis darah lenyap.
Stasis darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang dibendung sama dengan
warna kulit lengan yang disebelahnya. Perhatikan timbulnya peteki(bintik-bintik
merah) pada lengan bawah di daerah kulit lipatan siku di bawah bebatan (pada lengan
bawah sepertiga bagian proksimal medial. Cari dan hitung jumlah petekie yang timbul
dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti.
Catatan:
Jika ada > 10 petekie dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa
cubiti test Rumple Leede dikatakan positif. Seandainya dalam lingkaran tersebut tidak ada
petekie, tetapi terdapat petekie pada distal yang lebih jauh daripada itu, test Rumple Leede
juga dikatakan positif.
36