PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi
pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula
menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan
menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi
secara dini dapat berlanjut hingga dewasa.
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas
dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang
sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini
tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah
menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik
pada saat ini maupun masa selanjutnya.
B. Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
SistemGastrointestinal yang berjudul ” Pemberian Makan Pada Bayi & Anak ”. Tujuan
khusus penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang pemberian makan pada
bayi dan anak dan tips pemberian makan agar dapat menambah pengetahuan penulis
ataupun pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makanan Bayi
Makanan bayi dan anak usia 6-24 bulanadalah terdiri dari Air Susu Ibu (ASI) dan
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu
Ibu) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau
anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI lokal adalah MP-
ASI yang diolah di rumah tangga atau di Posyandu, terbuat dari bahan makanan yang tersedia
setempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan
pengolahan sebelum dikonsumsi
2. Pengelolaan teknis pembuatan MP-ASI lokal yaitu :pembelian bahan makanan, persiapan,
pemasakan, penyajian dan sampai dikonsumsi sasaran.
3. Bahan makanan lokal adalah bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dan
harga terjangkau oleh masyarakat.
4. Hari Makan Anak (HMA) adalah jumlah hari bayi dan anak usia 6-24 bulan
6. Kandungan gizi adalah jumlah zat gizi terutama energi dan protein yang harus ada
di dalam MP-ASI lokal setiap hari yaitu sebesar 250 Kalori, 6-8 gram protein
untuk bayi usia 6 – 12 bulan dan 450 Kalori, 12 - 15 gram protein untuk anak usia
12 - 24 bulan.
7. Kebutuhan gizi bayi usia 6-12 bulan adalah 650 Kalori dan 16 gram protein.
8. Kandungan gizi Air Susu Ibu (ASI) adalah 400 Kalori dan 10 gram protein, maka
9. kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah 250 Kalori dan 6 gram protein.
10. Kebutuhan gizi bayi usia 12 – 24 bulan adalah sekitar 850 Kalori dan 20 gram
protein. Kandungan gizi ASI adalah sekitar 350 Kalori dan 8 gram protein, maka
kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah sekitar 500 Kalori dan 12 gram
protein.
Untuk bayi 0-6 bulan tidak perlu makanan lain, kecuali ASI (ASI Eklusif). Pada masa itu
saluran pencernaan bayi masih peka, sehingga hanya ASI yang mampu dicerna dan diserap
usus.
- Keperluan edukatif atau pendidikan untuk melatih kebiasaan makanan yang baik
b. Makanan pelengkap/ pendamping ASI : Sari buah, Makanan lumat (contoh : bubur susu,
bubur tepung), makanan lembek (contoh : tim saring lengkap, bubur beras lengkap,
puree campur, makaroni)
b. Tim saring dapat dibuat sendiri yang terdiri dari bahan-bahan sebagai berikut : Makanan
pokok (beras) 20gr, lauk hewani (daging ayam) 25gr, lauk nabati (tahu tempe) 20gr,
sayuran (wortel bayam) 25gr, air 3-4 gelas
Makanan Lunak
a. Bayi umur 9-12 bulan diberi makanan lunak berupa bubur nasi lengkap atau tim lengkap
tanpa disaring lagi. Bayi jangan diberi makanan yang terlalu banyak mengandung minyak,
margari atau mentega karena lemak yang dikandungnya akan memperberat kerja
pencernaannya.
b. Nasi tim merupakan makanan bayi lengkap gizi, sebagaimana makanan perintis untuk
nasi remas lengkap atau hidangan makanan pokok beserta lauk pauk untuk orang dewasa.
Anak usia 3-4 tahun mulai fase negatifistik yaitu menolak makan karena
menunjukkan keakuannya. Makanan selalu ditolak, kadang bisa jadi anak tidak lapar
karena sudah terlalu banyak makan makanan selingan. Anak usia 3-4 atau sekitar 4
tahun, sering sekali susah untuk makan karena mereka lebih asyik untuk bermain. Dalam
mengatasi masalah ini harus dapat memenuhi ketiga fungsi pemberian makan, sehingga
kebutuhan fisiologis, psikologis, hubungan ibu dan anak, sosial dan edukasi dapat
terpenuhi. Cara mengatasinya adalah :
c. Jadwal disesuaikan
n. Variasikan makanan
a. Berikan makanan 5-6 kali sehari. Pada masa ini lambung anak belum mampu
mengakomodasi porsi makan 3 kali sehari. Mereka perlu makan lebih sering, sekitar 5-6
kali sehari (3 kali makan “berat” ditambah cemilan sehat)
b. Berikan porsi kecil. Balita dikenal sebagai anak yang mempunyai nafsu makan yang naik-
turun. Kadang doyan makan, kadang hanya makan sedikit, namun tetap bisa tumbuh
dengan sehat
c. Jangan berikan susu dan jus sampai berlebihan. Minuman bisa mempengaruhi nafsu
makan batita. Agar batita tumbuh dengan baik, ia membutuhkan 2-3 cangkir susu (atau
2-3 porsi susu dan produk susu olahan) per hari. Bataasi pemberian jus menjadi
maksimal 120 ml per hari, terlalu banyak jus akan membuat anak kehilangan nafsu
makan dan atau diare.
d. Tumbuhkan ketrampilan makan. Saat batita mengetahui cara makan sendiri, mereka
biasanya menjadi terlalu bersemangat ingin makan tanpa bantuan.
e. Kurangi makanan/ minuman lemak secara bertahap. Walaupun batita membutuhkan
kalori lebih sedikit dari masa bayinya, jangan batasi kadar lemak dalam makanannya
sampai ia berusia 2 tahun. Setelah anak menginjak usia 2 tahun, secara bertahap
mengurangi kadar lemak di makanannya, dan meningkatkan asupan sereal, sayuran, dan
buah-buahan.
f. Berikan makanan kaya zat besi. Berikan batita Anda makanan kaya zat besi seperti
daging, ungggas, ikan, dan sereal yang diperkaya zat besi
- Kurang kegiatan serta sumber suara atau visual yang bisa menggangu perhatiannya
BAB III
PENUTUP
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis
dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.