Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DINAS KESEHATAN
UPT BLUD PUSKESMAS PUYUNG
Jl. Raya Puyung Praya Desa Puyung Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Kode Pos 83561

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PUYUNG
Nomor : 043/PKM-PYG/Kep/I/2016/1.5 sss11111
TENTANG
SASARAN – SASARAN KESELAMATAN PASIEN UPT PUSKESMAS PUYUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA UPT BLUD PUSKESMAS PUYUNG,

Menimbang: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu klinis dan keselamatan pasien
puskesmas diperlukan sasaran-sasaran keselamatan pasien;
b. Bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas perlu ketetapan melalui
surat keputusan KEPALA UPT BLUD PUSKESMAS PUYUNG;

Mengingat: 1. Undang – Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;


2. Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1691/Menkes/PERVIII/2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
4. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
5. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat nomor 34 tahun 2013 tentang
layanan publik;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT BLUD PUSKESMAS PUYUNG TENTANG
SASARAN – SASARAN KESELAMATAN PASIEN UPT BLUD
PUSKESMAS PUYUNG.
Kesatu: Memberlakukan Sasaran Keselamatan Pasien UPT BLUD PUSKESMAS
PUYUNG sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua: Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/ perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Puyung


Pada tanggal :
Kepala UPT BLUD Puskesmas
Puyung

Hafsah Widiyanti, SKM


NIP. 19731114 199401 2 001
SASARAN KESELAMATAN PASIEN UPT PUSKESMAS PUYUNG

1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggungjawab pelayanan klinis dan penanggungjawab


Upaya Puskesmas wajib berpartisipasi dalam tercapainya sasaran keselamatan pasien.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pencapaian sasaran keselamatan pasien
yang diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.
3. Sasaran keselamatan pasien disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Puyung dengan
pendekatan multi disiplin, dan dikoordinasikan olehWakil Manajemen Mutu
4. Tujuh standar keselamatan pasien meliputi:
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metoda – metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
5. Tujuh langkah menuju keselamatan pasien meliputi :
a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Memimpin dan mendukung staf
c. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
d. Mengembangkan sistem pelaporan
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
g. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
6. Sasaran keselamatan pasien meliputi:
a. Ketepatan identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan resiko pasien jatuh
7. Seluruh kegiatan pencapaian sasaran keselamatan pasien harus didokumentasikan.
8. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan sasaran keselamatan pasien kepada
Kepala Puskesmas tiap triwulan.
9. Kepala puskesmas, penanggungjawab pelayanan klinis dan penanggungjawab upaya
puskesmas melakukan monitoring, evaluasi, dan tindaklanjut keselamatan pasien.
Ditetapkan di: Puyung
Pada tanggal :
Kepala UPT BLUD Puskesmas
Puyung

Hafsah Widiyanti, SKM


NIP. 19731114 199401 2 001
LAMPIRAN :
SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PUYUNG
NOMOR : 043/PKM-PYG/Kep/I/2016
TENTANG SASARAN – SASARAN KESELAMATAN PASIEN

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien.Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan sehingga kejadian yang tidak diharapkan dapat dicegah melalui perencanaan
pelayanan yang komprehensif dengan melibatkan pasien berdasarkan haknya.

Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran-


sasaran keselamatan pasien.

Indikator pengukuran Sasaran Keselamatan Pasien

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN TARGET


PASIEN
1 Ketepatan identifikasi pasien 100%
2 Peningkatan komunikasi yang efektif ≥80%
3 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai 100%
(high alert)
4 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien ≥80%
operasi
5 Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan ≥90%
kesehatan
6 Pengurangan resiko pasien jatuh 100%

1. Ketepatan Identifikasi Pasien


Identifikasi pasien yang tepat dan mendetail meliputi nama, umur, alamat, nomor
rekammedis pasien. Identifikasi meliputi semua lini pelayanan kesehatan di Puskesmas
baik pendaftaran, poli umum, poli gigi, KIA/KB, laboratorium, pustu, maupun farmasi.
Pengidentifikasian pasien dilakukan dengan cara:
a. Identifikasi pasien dengan 2 identitas : nama pasien, nomor RekamMedis, tanggal
lahir
b. Identifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah
c. Identifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
d. Identifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/ prosedur
e. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek identifikasi yang konsisten pada semua
situasi dan lokasi
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
teridentifikasi tepat dibagi jumlah seluruh pasien yang dilayani

Jumlah pasien yang teridentifiksi tepat


X 100 %
Jumlah seluruh pasien yang dilayani

2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif


Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
antar para pemberi pelayanan dengan tujuan agar mengurangi kesalahan dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi efektif meliputi: tepat waktu,
akurat, lengkap, jelas, dipahami oleh pihak-pihak terkait Komunikasi dapat dilakukan
melalui elektronik (SMS, WA dll), lisan atau tertulis. Komunikasi yang dibangun
meliputi:
a. Identifikasi data pasien dengan jelas termasuk keluarga pasien nomor telpon yang
bisa dihubungi untuk mencari informasi sehubungan dengan keadaan pasien.
b. Menyediakan riwayat kesehatan yang signifikan dengan singkat, termasuk tes atau
perawatan yang telah dilakukan, atau perubahan pasien dari kondisi sebelumnya.
c. Jelaskan kondisi pasien saat ini
d. Diskusikan rencana perawatan untuk pasien selanjutnya

Jumlah komunikasi yang terjalin efektif


X 100 %
Jumlah seluruh komunikasi yang terjadi

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)


Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat
yang perlu diwaspadai. Penyimpanan obat psikotrofika dengan menggunakan one system
barrier.

Obat yang perlu diwaspadai: sering menyebabkan KTD atau kejadian sentinel
(NORUM/LASA, elektrolit )
1. Look alike : Nacl 0,9 % = RL , MgSO4 40% = Aqua pro injeksi
2. High alert : MgSO 4 40%
Jumlah pasien yang tepat teridentifikasi dalam pemberian obat
X 100 %
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan
mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian prosedur dibagi dengan seluruh tindakan medis yang
dilakukan

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan sesuai prosedur


X 100 %
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan

5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


Agar tidak terjadi resiko infeksi, maka semua petugas puskesmas Puyung wajib menjaga
kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan menggunakan sabun
dan air mengalir. Tujuh langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan
pada lima keadaan, yaitu :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptik
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara menghitung


jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 7 langkah pada 5
keadaan tersebut di atas dibagi dengan jumlah semua petugas layanan klinis.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 7 langkah pada 5 keadaan


X 100 %
Jumlah semua petugas pelayanan klinis

6. Pengurangan resiko pasien jatuh


Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Puyung dilakukan pengkajian terhadap
kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan resiko jatuh. Pencegahan terjadinya
pasien jatuh dilakukan dengan cara memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko
serta memberikan lingkungan yang aman.

Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara menghitung
jumlah pasien yang jatuh dibagi dengan jumlah semua pasien yang dirawat
Jumlah pasien yang jatuh
X 100 %
Jumlah semua pasien yang dirawat

Ditetapkan di: Puyung


Pada tanggal :
Kepala UPT BLUD Puskesmas
Puyung

Hafsah Widiyanti, SKM


NIP. 19731114 199401 2 001

Anda mungkin juga menyukai