Anda di halaman 1dari 23

Kajian Sektor Kesehatan

(Health Sector Review)


2018
Tim HSR
Kerangka Analisis
ISSUE STRATEGIS ISSUE STRATEGIS
SISTEM KESEHATAN MASALAH KESEHATAN
1. SDMK 1. Demografi/Transisi Epid/
2. Obat/Vaksin/Alkes & Demand
3. BPOM 2. PH-Security &Penguatan
4. Pembiayaan “PH-functions”
5. Pelayanan Kesehatan 3. RMNCAH
6. Tata kelola/Informasi 4. Gizi

• PH-security: ancaman
epidemi/pandemi PIE
STRATEGI KHUSUS (Penyakit Infeksi “Emerging”)
• PH-functions = 8 fungsi PH
STRATEGI UMUM (WHO)
• RMNCAH = Reproductive
Maternal Neonatal Child
Adolescent Health
1. Demografi & Epidemiologi
Transisi demografi
350.00

300.00 44.99
34.10 1. AGING
22.87
14.50 18.20 2. DOMINASI USIA KERJA
250.00
Jumlah Penduduk (juta)

200.00
65+

185.34 193.86 204.16 207.99 15-64 BONUS DEMOGRAFI


150.00 174.66
0-14
TRANSISI EPID
100.00

50.00
66.42 66.07 65.73 65.95 65.98

-
2015 2020 2025 2035 2045
BONUS DEMOGRAFI • Angka ketergantungan turun 2015 – 2035 ?
100
• “Yang cari makan > yg diberi makan”
• Private saving (RT/Swsta)
• Public saving (Pemerintah)
90

• Investasi RT/Swsta
Rasio Ketergantungan Total (%)

80 UN 2017 • Investasi Pemc


BPS 2010
BPS 2015 • Growth
70 • Equity

60
“No such a free bonus”
50 Angkatan kerja harus produktif
• Perlu investasi dini
➔ Kesehatan ibu
40
1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020 2030 2040 2050 ➔ 1000 hari HPK
Tahun ➔ kesehatan anak
• Jaga kesehatan angkatan kerja
TRANSISI EPID
Peringkat di Tahun 2007 Peringkat di Tahun 2017 % perubahan

Stroke 1 1 Stroke 29.2% Penyebab


Jantung Iskemik
Tuberkulosis
2
3
2
3
Jantung Iskemik
Diabetes
29.0%
50.1%
mati
Faktor resiko Sirosis 4 4 Tuberkulosis -19.0%
Diare 5 5 Sirosis 5.6%
Diabetes 6 6 Diare -10.4%
Peringkat di Tahun 2007 Peringkat di Tahun 2017 % perubahan
Neonatal disorders 7 7 COPD -10.5%
COPD 8 8 Alzheimer 49.7%
Malnutrisi 1 1 Dietary risks 18.7% Infeksi saluran Infeksi saluran
9 9
Dietary risks 2 2 Tekanan darah tinggi 25.7% pernapasan bawah pernapasan bawah -26.1%
Tekanan darah tinggi 3 3 Gula darah puasa tinggi 50.6% Kecelakaan lalu lintas 10 10 Neonatal disorders -38.8%
Tembakau 4 4 Tembakau 17.3% Alzheimer 11 11 Kecelakaan lalu lintas -18.6%
Gula darah puasa tinggi 5 5 Malnutrisi -40.4%
Penyakit Menular / CMNN
Polusi udara 6 6 Indeks massa tubuh tinggi 65.4%
Penyakit Tidak Menular / NCD
Indeks massa tubuh tinggi 7 7 Polusi udara -4.6%
Kecelakaan / Injuries
Air, sanitasi, higienitas 8 8 Kolesterol LDL tinggi 24.3%
Risiko kecelakaan kerja 9 9 Risiko kecelakaan kerja 6.4%
Kolesterol LDL tinggi 10 10 Gangguan fungsi ginjal 17.7% Peringkat di Tahun 2007 Peringkat di Tahun 2017 % perubahan
Gangguan fungsi ginjal 11 11 Air, sanitasi, higienitas -35.2%
Sakit pinggang bawah 1 1 Sakit pinggang bawah 21.3%
Sakit kepala 2 2 Sakit kepala 14.2%
Risiko Metabolisme
Risiko Lingkungan / Pekerjaan
Gangguan penglihatan
dan kebutaan
3 3 Diabetes 63.7% Penyebab
Gangguan penglihatan
Risiko terkait Perilaku Diabetes 4 4
dan kebutaan
15.4%
disabilitas
Kehilangan pendengaran Kehilangan pendengaran
5 5 22.3%
karena usia karena usia
Gangguan
Defisiensi besi 6 6 23.8%
muskuloskeletal lain
Gangguan
“Need” “Demand” muskuloskeletal lain
7
Depressive disorders 8
7 Depressive disorders
8 COPD
18.8%

26.3%
➔ Hlth promotion ➔ Kuratif Anxiety disorders 9 9 Anxiety disorders 15.2%

➔ prevention >< ➔ Pelayanan 2nd & 3r


COPD 10 10 Defisiensi besi -10.3%

➔ Early D/ & Th/ ➔ Pelayanan canggih Penyakit Menular / CMNN


Penyakit Tidak Menular / NCD
No Kelompok Umur Saran kebijakan
1 Bayi-balita • Akses & mutu yankes &nakes ANC, persalinan, postnatal care
• Ketersediaan obat & alat esensial
• Sanitasi & air minum
2 Anak & Remaja • Komitmen utk Kespro Remaja
• KIE Kespro dan KB remaja
• Road safety ➔ low enforcement
3 Peremp. 15-49 th • Akses & mutu yankes &nakes ANC, persalinan, postnatal care
• Ketersediaan obat & alat esensial
• Rujukan komplikasi komplikasi persalinan (kaji ulang)
4 Usia produktif • Promosi Germas + stop merokok
• Tenaga spesialis
• Road safety ➔ law enforcement
5 Lansia • Pel khusus lansia (home care)
• Geriatrik services
2. PH security & PH-functions STRATEGI KHUSUS
• EID menjadi ➔ hi priority ➔ perlu
“EID summit” (seperti “Stunting
ANCAMAN EPIDEMI/PANDEMI Summit” ➔ kordinasi Wapres)
• Fokal point dalam struktur pemerintah
PIE (EID) untuk kordinasi lintas sektor
• Strategi nasional: regulasi
Ebola, MERS, Avian flue, SARS, • Perkuat Surveilans pada hewan &
Zika, Virus Nipah, dll manusia
AMR (Anti Microbial Resistance) • KESEPAKATAN GLOBAL • Sistem peringatan dini
➔ PH-Security • Kapasitas respons cepat tim lintas sektor
• INDONESIA • Rencana Aksi cegah AMR
➔ Sangat vulnerable • Manajemen “food safety”
Human & Economic Loss >> ➔ ikut ratifikasi • Tim SDM multidisiplin
• Peternakan/pertanian • Kapasitas LAB: kesehatan, peternakan,
• Perdagangan hankam
• Pariwisata • Kerja sama bilateral, regional, global
• Transpotasi
• Perhotelan
• Hankam STRATEGI UMUM
• Dll • Perkuat “PH-functions
STRATEGI UMUM WHO (2003)
• Perkuat 8 “PH-functions” Ada 8 PH functions
➔ Utk menghadapi ancaman EID
➔ Untuk mengatasi PM dan PTM

• Kajian regulasi
• Susun NSPK
• Penguatan
Pusat, Dinkes
(Prop &
Kab/Kota)
STRATEGI UMUM
• Perkuat 8 “PH-functions”
(WHO-2003)
Emergensi &
bencana
Tata kelola Surveylans • Pelaksanaan
SPM Propinsi
• Penguatan kordi- • Pedoman teknis
nassi kebijakan • Penguatan Dinkes Perlindungan kes.
dan intervensi Prop, Kab Penguatan:
• NSPK fungsi PH • Penguatan Upaya Kesehatan
• Dinkes; BPOM Masyarakat
Penguatan Dinkes Puskms & RSU • Pelaksanaan (UKM)
• Penguatan Pus- • Lab kesmas program
kesmas • Kerja sama linsek
Promkes Penguatan Intervensi
• Penyusunan SKP (Peternakan/kehe Sistem Kesehatan Lintas sektor
dan SKD wanan) • Tupoksi Dinkes
• Pembiayaan
• Tupoksi Puskemas
Litbang & Analisis Upaya Kesehatan
SDM PH-fs • Pelaksanaan Promkes Perorangan
kebijakan (UKP)
• Surveilans Komunikasi
• Promkes di Dinkes • Analisis Peran serta Fokus utama PH
Functions
& Puskesmas determinan Fokus utama Clinical

• Sanitarian kesehatan • Peran Pusat, Prop. & Functions

• Gizi • Diseminasi hasil Kab/ kota


Kebijakan & strategi
• Lab analis • Komunikasi dua arah
dgn sektor lain
Komprehensif &
terpadu
Penguatan sistem Informasi & kebijakan Program/intervensi
Fungsi-PH
3. RMNCAH

No ISSUE STRATEGIS REKOMENDASI


1 Cakupan JKN belum 100% ➔ cakupan KIA belum • Percepat Cakupan JKN ➔ 100%
cakup semua ibu dan anak • Pel KIA esensial di tanggung JKN
2 • Kompetensi bidan belum capai standar • Tingkatkan kompetensi Bidan
• Obat esensial KIA belum lengkap semua Puskms • Obat esensial KIA di Puskesmas (proses RKO)
• KB, Pel PM dan PTM belum terintegrasi dalam KIA • Integrasi pel KIA dgn program KB, PM, PTM,
3 Pelayanan Gizi esensial & KB tidak masuk SPM • Revisi isi SPM ➔ memasukkan KB dan Gizi
4 Hampir 50% partus di pelkes swasta • Akreditasi faskes swasta
• Pemantauan kinerja faskes swasta oleh Dinkes &
Puskesmas
5 Data hasil PWS KIA, Audit Maternal & Perinatal, DTPS • Integrasi data KIA dalam SIMPUS
dan supervisi ➔ belum optimal dimanfaatkan • Dinkes & Puskesmaas ➔ data driven KIA
6 • Ignorancy remaja ttg Kesrep • Pengembangan kemampuan ”life skill” remaja
• Kehamilan remaja tinggi (kota 5%, desa 10%) • Kapasitas fasyankes layani kesehataan remaja
4. GIZI PENDUDUK Komitmen ➔ • Urgensi gizi dlm RPJMN, RPJMD, Renstra
regulasi • Perluas kewenangan GTGN
2018 2024 • StandarAnggaran gizi nasional & daerah
1 Stunting 5 - 59 bln 30,8 24 Mutu layanan • Revisi SPM ➔ pelayanan Gizi
2 Stunting 0 – 23 bln 29,9 19 gizi • Ketrampilan tenaga gizi
• Regulasi control GGL dlm prdouk makanan dan
3 Anemia WUS 22,7 12 minuman dan makanan bayi
4 Anemia Bumil 48,9 30 • Dorong Fortifikasi yang wajib
5 BBLR 6,2 4 • Efisiensi pengadaan supply produk gizi
• Regulasi program gizi wanita dan anak
6 ASI ekslusif < 6 bln 51,5 60
Kampanye • Manfaat gizi ➔ wanita, sekolah, org. agama
7 Wasting 10.2 7 perilaku • BahanKIE dan Advocacy gizi
8 Overweight 0-59 bln 8,0 12 Sistem Informasi • Indikator intervensi gizi spesifik dan gizi sensitive
9 Obesitas >18th 21,8 15 • Pemanfaatkan data gizi utk perencanaan dan monev
• Agenda prioriats penelitian gizi
“Double burden”, “bipolar” Multi sektor • Identifikasi jenis intervensi sensitive
• Pemetaan regulasi dan sumberdaya
• Dukungan utk sektor “sensitive”
• Kordinasi lintas sektor di pusat & daerah
5. SDM KESEHATAN
ISSUE STRATEGI REKOMENDASI
1 Kurang tenaga UKM di Puskesmas Kebijakan afirmatif penempatan SDMK di Puskesmas DTPK
2 Kurang DSP di FKRL • Teruskan kebijakan SKDS untuk RS
• WKDS untuk RS Swasta ➔ insentif buka FKRL di daerah
• Hospital based specialist training
3 Maldistribusi SDMK • PB ttg mutase dan distribusi (Kemendagri, BKN, KemenpanRB,
Kemenkes)
4 Mutu SDM • Intensifikasi peran Komite Bersama Kemenristek-Dikti &
Kemenkes ➔ peningkatan Mutu Pendidikan Nakes
5 Terjadi “task shifting” SDM di • Pelatihan dan Binwas SDMK yg melalukan “task shisting”
fasyankes • Kerja sama Kemenristek-Dikti, Kemenkes, Org. Profesi, Kolegium
KKI, Konsil Nakes, Asosiasi Institusi Pendidikan
6 • Tupoksi Dinkes yg baru sesuai UU- • Susun standar SDM Dinkes ➔ sesuai tupoksi & struktur org
23/2004 dan PP-18/2018 • Perlu tenaga (i) surveillans, (ii) Mjmn RS, (iii) Amdal
• Standar SDM Dinkes • Perumusan komprtensi Dinkes
6. OBAT/VAKSIN/ALKES
ISSUE STRATEGIS REKOMENDASI
1. MANAJEMEN RANTAI SUPPLY • Penerbitan Fornas lebih awal
a. 7,6% Fornas tak sesuai e-Katalok • Penyeragaman motode RKO
b. Penerbitan & sosialisasi Fornas singkat • Pemenang diberi waktu 3 bulana
c. Waktu produksi pemenang 1 bulan terlalu pendek • Data based nasional ttg konsumsi & belanja obat
d. Ada obat tanpa acuan harga di faskes
2. PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR) • Dukungan semua stakeholded untk POR
a. Baru 65% Puskesmas laksanakan POR • Studi situasi AMR
b. Kurang informasi dan promosi POR kpd masyarakat • Pedoman & pelatihan POR
c. Kurang Bintek ttg POR ke Puskesmas • Tenaga farmasi di Puskesmas
d. Banyak Puskesmas tak p unya tanag farmasi • Penyuluhan POR
3. SUSTAINABILITAS INDUSTRI FARMASI
a. Flukuasi biaya produksi • Harga e-Katalog agar mangacu pada IRP
b. Harga e-Katalog < IRP (Inter. Refference Price) • Komponen Farmalkes di rinci dalam INACBGs
c. Pembayaran kepada supplier terlambat
4. KEMANDIRIAN PRODUK FARMASI
a. 90% bahan baku obat di impor • Pengembangan & produksi bahan baku
b. Regulasi untuk dorong produksi Dalam Negeri • Proyeksi kebutuhan bahan baku
c. Indeks “cost of doing business” < Malaysia, Vietnam, Thai • Kordinasi linsek untuk produksi bahan baku
d. Produksi bahan baku masih tahap riset • Subsidi riset & reward untuk hasil riset bahanbaku
7. POM
ISSUE STRATEGIS REKOMENDASI
Penguatan Fungsi Pengawasan • Revisi IKU POM dari orientasi “proses-output” ke “outcome”
Obat & Makanan • Penetapan “benchmark” IKU sesuai standar global
• Pengawasan obat JKN dgn pertimbangan mutu, bukan hanya harga
• Kordinasi system peradilan (ICJS = International Criminal Justice Systtem)
Penguatan Kelembagaan • Penyusunan NSPK
• Pembagian tugas BPOM, Kementrian, Dinkes Prop
• Penguatan 50 Loka POM di Kab/Kota
Kapasitas Laboratorium Uji Coba • Penguatan kapasitas lab untuk uji sampling
• Regionalisasi laboratorium
• Kerja sama dgn laboratorium independent (univseritas)
Kapasitas Produsen Makanan • Pembinaan GMP dalam industti makanan
• Penuhi syarat-syarat ekspor
• Patuhi GMP, HACCP, hygiene, jaminan mutu
Pemberdayaan Masyarakat • KIE tentang khasiat, keamanan dan resiko obat/makanan
Kemandirian Obat dan Makanan • Inovasi pengembangan obat, batra, bahan baku dalam negeri
• Insentif ➔misalnya prioritas uji klinik; keringanan pajak ekspor
• Kordinasi lintas sektor
• Dukungan riset
8. PELAYANAN KESEHATAN
1. REVITALISASI PUSKESMAS SBG “PHC”

Puskesmas ➔ cenderung menjadi • Sosialisasi semua “stakeholder” isi PMK-75/2014 ➔ Puskesmas =


“klinik” UKP pembina kes. Wilayah
Disparitas kapasitas (di DTPK) Kebijakan afirmatif : 1 paket
• i) SDM, (ii) Obat, (iii) BOK ➔ Langsung ke Puskesmas di DTPK
UKM di Puskemas melemah • Dinkes & Puskesmas menyusun R/ & Anggaran berbasis Kinerja
• Anggaran BOK + komponen Jasa Pelayanan
• Lengkapi SDM Kesmas (Kesmas, sanitarian, gizi, LabMedis)
Kemampuan mgt Puskesmas lemah • Penyempurnaan Modul Pelatihan Mgt Puskesmas
• TOT Pelatih Puskemas di setiap Propinsi ➔ Pelatihan Mgt Puskesmas
Pengelolaan Keuangan tidak • Asistensi untuk transofrmasi Puskesmas menjadi PPKBLUD
fleksibel (Baru 6% yg PPK-BLUD)

2. JARINGAN FKTP BPJS UNTUK PELAYANAN JKN

• Puskesmas Klinik Pratama, • Peningkatan mutu: lisensi, akreditasi, pelatihan


• Dokter Praktek Mandiri(DPM) • Pendampingan FKTP oleh RSUD (FKTP sbg “gate keeper” JKN
• Pendampingan FKTP oleh Dinkes
• Penguatan Asosiasi FKTP
3. PELAYANAN RUMAH SAKIT

• Kekurangan Jml RS dan Jmlh TT di • Prioritas pembangunan RS di wilayah Timur


Kawasan timur • Meneruskan kebijakan WKDS
• Insentif bagi swasta untuk membangun RS di wilayah Timur (tanah,
perizinan, WKDS untuk RSS)
• Pembangunan RS Khusus • Assessment kebutuhan RS Khusus atas dasar Transis Epiemiologi
• RS Sebagai FKRL JKN/BPJS • Dorong akreditasi RS (KARS, JCI)
• Perkuat fungsi TKMKB (Pusat & Propinsi)
• Perkuat fungsi BPRS (Propinsi)
• Pembayaran melalui INACBGs • Percepat penyusunan “clinical pathway” & “costing” & “pricing)
masih problematik • Kembangkan pembayaran RS berbasis kinerja
• RSUD & Puskesmas sbg UPT • Pengaturan hubungan kerja antara RSUD dan Puskesmas (Pembina
Dinkes (PP-18/2017) aspek teknis medis)

4. PENGUATAN SISTEM RUJUKAN

• FKTP ➔ RS: masalah rujuk • Ketersediaan obat untuk Rujuk Balik dari RS (Pembinaan FKTP oleh
balik RSUD dan Dinkes dalam RKO dan Pengadaan Obat)
• Penguatan RS Rujukan regional • Teruskan penguatan RS Rujukan Regional
• Potensi pengguaan Tele-medicine
9. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Kebutuhan biaya kes terus naik Peningkatan kepasistas pembiayaan kesehatan
(jml pddk, PTM) • Cukai rokok: 37% ➔ 57%: earmarked untuk kesehatan
• Pajak thd “sugary food”
• Insentif bagi Swasta bangun fasyankes
• KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha)
• UKM termarginalisasi • Tingkatkan alokasi BOK : (i) costing SPM & UKM lain, (ii) Dinkes susun R/ bebasis
• Indikator kesmas kinerja
stagnan/menurun • Adakan elemen “jasa pelayanan” dalam BOK
• Kebijakan Afirmatif: BOK langsung daru pusat ke Puskesmas DTPK
• Cukupi SDM UKM di Puskesmas agatr BOK terserap dgnbaik
• Dorong CSR untuk UKM
• Defisir JKN/BPJS • Revisi tarif INACBGs (cost based & clinial pathway standar)
• OOP tinggi • Rekalkulasi premi: actuaria atas dasar tarif baru dan utilisasi
• Penelitian ATP (Ability to pay) untuk kebijakan “cost sharing”
• Kembangkan pembayaran RS berbasis kinerja (strategic purchasing)
• Tingkatkan audit medis di RS
• Disparitas akses dan mutu • Anggaran untuk membangun faskes di DTPK ➔ DAK dan insentif untuk swasta
• Rata-2 kapasitas fiskal daerah • Costing biaya urusan wajib di setiap daerah (515 Kab/Kota)
rendah, banyak untuk gaji • Mapping kemampuan fiskal daerah
(BP) • Peran APBN membantu daerah tak mampu (equalizing role APBN)
10. TATA KELOLA

• Transformasi “mindset” di pusat dan • Peran pusat dari “policy maker & implementor” menjadi
daerah “policy maker”
• Banyak regulasi belum diuraikan dalam • Rumusan pembagian peran pusat-propinsi-daerah
NSPK (41) • Segera selesalikan 41 NSPK peraturan perundangan kesehatan
• Potensi tumpang tindih hubungan kerja • Rumuskan ketentuan hubungan kerja antara
antar lembaga a. Kemenkes – BPJS
b. Kemenkes – Dinkes Propinsi – Dinkes Kab/Kota
c. Dinkes Kab/Kota – RSUD
d. RSUD - Puskesmas
• Pelaksanaan SPM oleh Kab/Kota perlu • Pedoman teknis monev pencapaian SPM oleh Dinkes Propinsi
monev oleh Gubernur/Dinkes Prop • Aplikasi IT untuk monev pencapaian SPM
• Perlu standar pedoman
• 515 Kab/Kota perlu “Binwas” dlm • Tingkatkan peran Kemenkes untuk “Binwas teknis”
melaksanakan urusan kes • Tingkatkan peran Kemendagri untuk “Binwas Umum”
• Banyak “evidence” tentang perlunya • Perjelas peran/intervensi lintas sektor untuk setiap masalah
intervensi lintas sektor thd setiap kesehatan
masalah kesehatan • Tingkatkan kordinasi lintas kementrian/lembaga di Pusat dan
daera
KONSOLIDASI ISSUE
MASALAH KESEHATAN, UPAYA KESEHATAN &
PENGUATAN SISTEM KESEHATAN
MASA LALU/YANG SUDAH-SUDAH MASA YANG AKAN DATANG
• PARSIAL • KOMPREHENSIF
• FRAGMENTED • INTEGRATED
• Dikotomi UKP dan UKM • Intervensi komprehensif bagi
• UKM termarginalisasi setiap masalah kesehatan:
• Penguatan system terfragmentasi UKP – UKM – DSK – PSK
(missal: faskes tanpa SDM, SDM • Penguatan Sistem (PSK) secara
tanpa obat & pembiayaan) terintegrasi
• Intervensi sektor lain “retorika”
Pendekatan kompehensif/integrated

UKP
Bonus Dmgr
• Tata kelola
Peny. Menulr
• Sist. Informasi
• SDMK
Ancaman PIE
• Obat/vaksin/alkes PSK UKM
• BPOM PTM
• Peran serta masy
• Yankes RMNCHAH
• Pembiayaan
DSK Gizi

• Perlu terartikulasi dalam Rencana dan Kebijakan:


RPJMN, RPJMD, Renstra
• Menjadi komitment di Pusat, Propinsi, Kab/Kota
• Menjadi komitment lintas kementrian/lemga di
Pusat, Propinsi, Kab/kota
Contoh
SRATEGI UMUM

1. PENDEKATAN & INTERVENSI • Sosialisasi konsep pendekatan komprehensif (UKP, UKM DSK, PSK)
KOMPREHENSIF & • Penguatan perencanaan dgn pendekatan komprihensi
TERINTEGRASI
2. MENINGKATKAN UKM • UKM esensial: (i) SPM, (ii) UKM nonSPM, (iii) KLB/PIE, Pemberdayaan Masy,
menggerakkan lintas sektor
• Penguatan Dinkes ➔ untuk UKM
• Penguatan Puskesmas ➔ untuk UKM (SDM, BOK, Obat, dll)
3. PENGUATAN UKP • Penguatan FKTP & Penguatan FKRL (supply side)
• Likuiditas JKN/BPJS ➔ aktuaria untuk revisi premi (demand side)
4. PERAN LINTAS SEKTOR • Dukungan untuk studi Determinan Sosial Kesehatan
• Intervensi SDK dalam perencanaan kesehatan
• Kerja sama dan kordinasi lintas sektor terkait
5. MENGATASI DISPARITASS • Analisis tentang disparitas
• Assment kapasitas daerah
• Peran pusat sebagai penyeimbang (equalizing role)
• Kebijakan afirmatif ➔ 1 paket (SDM, Obat/alkes, BOK)
6. PENGUATAN TATA KELOLA • NSPK (41)
• Perkuat peran propinsi untuk melakukan “Binwas”
• Hubunggan pusat/prop/daerah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai