Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKIKAT MANUSIA MENURUT


ISLAM

Disusun oleh :
1. Desy Ratna Sari 131411131096
2. Titin Paramida 131411131099
3. Nuzulia Azizi Islamia 131411133005
4. Dwiki Noni Armyta 131411133008
5. Marissa Ulfah 131411133010
6. Iftitakhur Rohmah 131411133015
7. Elvanda Vandina Romanda 131411133013
8. Putri Nandani Alifah 131411133003

Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Menurut
Islam”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Agama Islam di Universitas Airlangga Surabaya.
Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang saling membantu dan bekerjasama dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami bapak Moh.Yunus yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat membantu
para pembaca.

Surabaya, 12 September 2014

Penulis
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL....... i

KATA PENGANTAR..................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan.................................................................................. 1

I.1 Latar Belakang............................................................ 1

I.2 Rumusan masalah..............................................................

I.3 Tujuan..................................................................................

BAB II Pembahasan......................................................................................

II.1 Konsep Manusia................................................................................

II.1.A Siapakah Manusia?....................................................................

II.1.B Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain....

II.2 Ekstensi dan Martabat Manusia......................................................

II.2.A Tujuan Penciptaan Manusia......................................

II.2.B Fungsi dan Peranan yang diberikan Allah kepada Manusia.......

II.3 Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifah Allah....

II.3.A Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah........

II.3.B Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah.............

BAB III Penutup............................................................................

III.1.
Kesimpulan.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
Bab I
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang

Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan


sesuatu yang sangat klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal
tersebut sama saja dengan berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita
sebagai makhluk Tuhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai
‘makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’
(1989:558). Menurut pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi
potensi akal dan budi, nalar dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya
demi kemakmuran dan kemaslahatannya. Dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini
bersepadan dengan kata-kata nâs, basyar, insân, mar’u, ins dan lain-lain.
Meskipun bersinonim, namun kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam hal
makna spesifiknya. Kata nâs misalnya lebih merujuk pada makna manusia sebagai
makhluk sosial. Sedangkan kata basyar lebih menunjuk pada makna manusia
sebagai makhluk biologis. Begitu juga dengan kata-kata lainnya.

I.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian hakikat dan manusia itu ?
2) Apa saja tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia ?
3) Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah
SWT ?
4) Apa saja hakikat manusia itu ?
I.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian hakikat dan manusia.
2) Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran
manusia
3) Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah
Allah SWT
4) Untuk mengetahui Apa saja hakikat manusia itu
BAB II
Pembahasan
Hakikat Manusia Menurut Islam
II.1 Konsep Manusia

II.1.A Siapakah Manusia?

Membicarakan manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat


bergantung pada metodologi yang digunakan antara lain:

1) Penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo


volens (manusia berkeinginan) yakni manusia adalah makhluk
yang memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis (Id),
psikologis (ego), dan social (superego). Didalam diri manusia
terdapat unsure animal (hewani), rasional (alkali), dan moral
(nilai).
2) Penganut teori behaviorisme menyebut manusia homo mehanicus
(manusia mesin) yakni segala tingkah laku manusia terbentuk
sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak
disebabkan aspek rasional dan emosional.
3) Penganut teori kognitif menyebut manusia homo sapiens (manusia
berpikir) yakni manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk
yang bereaksi secara pasif pada lingkungan, tetapi sebagai makhluk
yang selalu berusaha memahami lingkungannya, dan makhluk
yang selalu berpikir.
4) Penganut teori humanism menyebut manusia sebagai homo ludens
(manusia bermain) yakni manusia berperilaku untuk
mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri.
5) Menurut Al-Qur’an dipahami dengan memperhatikan makna kata
yang saling menunjuk pada makna manusia yakni:
a. Bani Adam, dari aspek historis penciptaan manusia disebut
dengan Bani Adam. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-A’raaf:
31)
b. Basyar, konsep Basyar selalu berhubungan dengan sifat-sifat
biologis manusia, seperti asal dari tanah liat (al Hijr: 33, Al
Rum 20), manusia makan dan minum (Al Mu’minun: 33).
Jadi Basyar adalah makhluk yang sekedar berada (being)
yang statis seperti hewan dalam Al-Qur’an disebutkan
sebanyak 37 kali dan Surat Al Kahfi: 110
c. Insan, disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 65 kali. Konsep
insan selalu berhubungan dengan pada sifat psikologis atau
spiritual manusia sebagai makhluk yang berfikir, diberi ilmu
dan memikul amanah (al Ahzab: 72) Surat Al Alaq: 5. Insan
adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak
maju ke arah kesempurnaan.
d. Al-Nas. Kata Al-Nas dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak
240 kali. Al Zumar: 27. Konsep Al-Nas menunjuk pada
semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
e. Abdun, Surat Saba’, 34:9. Dari aspek posisinya disebut
‘abdun (hamba yang menunjukkan kedudukannya sebagai
hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya.

Potensi (fitrah) yakni kelengkapan yang diberikan Allah pada saat


dilahirkan ke dunia. Lois Ma’luf dalam kamus Al-Munjid (1980: 120)
menyebutkan bahwa sifat yang ada pada setiap yang ada pada awal
penciptaannya, sifat alami manusia, agama, sunnah. Menurut Imam Al-
Maraghi (1974: 200) fitrah adalah kondisi dimana Allah menciptakan
manusia yang menghadapkan dirinya kepada kebenaran dan kesiapan
untuk menggunakan pikirannya. Potensi yang dimiliki manusia dapat
dikelompokkan dalam dua hal yakni potensi fisik dan potensi ruhaniah.
Potensi fisik terdiri dari bani adam, Basyar, Insan, Al Nas, Abdun.
Sedangkan potensi ruhaniah (Akal, Qalb, dan Nafsu)

a. Akal : dalam Al-Qur’an akal diartikan kebijaksanaan


(wisdom), intelegensia (intelegent) dan pengertian
(understanding). Dengan demikian akal bukan hanya rasio,
tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu akal diartikan
dengan hikmah atau bijaksana.
b. Al Qolb, Al Qolb berasal dari kata qalaba (berubah,
berpindah atau berbalik), menurut Ibnu Sayyidah (Ibn
Manzur : 179) berarti hati. Menurut Musa Asy’ari (1922) Al
Qolb diartikan : makna fisik : segumpal daging yang
berbentuk bulat panjang, terletak di dada sebelah kiri, yang
sering disebut jantung.
c. Makna ketuhanan dan rohaniah: hakikat manusia yang dapat
menangkap segala pengertian, berpengetahuan dan arif

Perbedaan dengan akal Vs Qolbu:

Akal digunakan untuk memikirkan alam, sedangkan


mengingat Allah adalah kegiatan yang berpusat dengan Qolbu.
Dengan demikian keduanya merupakan kesatuan daya rohani
untuk dapat memahami kebenaran, sehingga manusia dapat
memasuki suatu kesadaran tertinggi yang bersatu dengan
kebenaran ilahi.
Al-Qalb berasal dari kata qalaba (berubah, berpindah, atau
berbalik) menurut Ibnu Sayyidah (Ibn Manzur : 179) berarti
hati.menurut Musa Asy’ari (1992) Al-Qalb diartikan :

(Ibn Manzur : 179) berarti hati. Menurut Musa Asy’ari (1992) Al-Qalb
diartikan:

- Makna fisik : Segumpal daging yang berbentuk bulat panjang, terletak


didada sebelah kiri, yang sering disebut jantung
- Makna ketuhanan dan rohaniah : hakekat manusia yang dapat
menangkapsegala pengertian, berpengetahuan dan arif.

Akal digunakan untuk memikirkan alam, sedangkan mengingat Allah


adalah kegiatan yang berpusat dengan Qolbu. Dengan demikian
keduanya merupakan kesatuan daya rohani untuk dapat memahami
kebenaran, sehingga manusia dapat memasuki suatu kesadaran
tertinggi yang bersatu dengan kebenaran ilahi.

Nafsu menurut bahasa Arab disebut “Al Hawa” dalam bahasa


Indonesia “Hawa Nafsu” yaknisuatu kekuatan yang mendorong manusia
untuk mencapai keinginannya. Dengan nafsu, manusia dapat bergerak
dinamis dari satu keadaan yang lain. Untuk mengendalikan nafsu manusia
menggunakan akalnya untuk mengendalikan dan berada pada jalur yang
ditunjukkan agama disebut An-Nafs Muthmainnah (Surat Al-Fajr, 27-30).

Menurut Ibnu Sina Manusia adalah makhluk social; manusia tidak bisa
hidup dengan baik tanpa ada manusia lain. Manusia adalah makhluk
ekonomi; manusia selalu memikirkan masa depannya dan menyiapkan
segala sesuatu untuk masa depannya, terutama mengenai barang atau materi
untuk kebutuhan jasmaninya.

Menurut Murtadha Mutahari manusia adalah makhluk serba dimensi.


Antara lain:

1. Secara fisik manusia sama dengan hewan (membutuhkan makan,


minum, istirahat, dan menikah supaya dapat hidup, tumbuh dan
berkembang).
2. Manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis (yaitu ingin
memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian).
3. Manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan.
4. Manusia memiliki dorongan untuk menyembah Tuhan.
5. Manusia memiliki kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda
(karena dikaruniai akal, pikiran, nafsu dan dapat menciptakan
keseimbangan hidup).
6. Manusia mampu mengenal dirinya sendiri (maka dia akan mencari
tahu siapa yang telah menciptakan dirinya)

Penciptaan manusia dalam Al-Qur’an,

Ayat-ayat lain menyebutkan manusia dibentuk dari:

a. Turaab, yaitu tanah gemuk sebagaimana disebut dalam ayat;


(Al-Kahfi,37)
b. Tiin, yaitu tanah lempung sebagaimana ayat : (As-
Sajadah,32:7) (Tuhan) memulai penciptaan manusia dari
lempung. Dalam ayat ini, Al-Qur’an menyebut kata badaa yang
berarti memulai. Ini menunjukkan adanya awal suatu
penciptaan dari Tiin. Hal ini jelas bermakna tahap yang lain
akan segera mengikuti.
c. Tiinul laazib, yaitu tanah lempung yang pekat As-Saffaat,37:11
d. Salsalun, yaitu lempung yang dikatakan kalfakhkhar (seperti
tembikar). Citra di ayat ini menunjukka bahwa manusia
dimodelkan. Salsalun min hamaian masnuun (tanah liat dari
lumpur yang dicetak atau diberi bentuk Al-Hijr, 15:26
e. Sulaalatun min tiin, yaitu dari sari pati lempung. Sulaalat
berarti sesuatu yang disarikan dari sesuatu yang lain.
f. Air yang dianggap sebagai asal-usul seluruh kehidupan.

II.1.B PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN MAKHLUK LAIN

Allah menciptakan manusia dalam keadaan ciptaan terbaik. Manusia akan


tetap bermartabat mulia, kalau mereka tetap hidup dengan ilmu dan ajaran
Allah. Tapi jika manusia meninggalkan perintah Allah, yaitu tidak beriman
dan beramal saleh (takwa), manusia itu tidak bermartabat lagi. Karena
dalam keadaan demikian, manusia bermartabat sangat rendah(Qs. At Tin :
4-6)

Manusia pada hakekatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya , yaitu
memiliki hasrat dan tujuan. Sedangkan perbedaannya terletak pada dimensi
pengetahuan , kesadaran, dan tingkat tujuan yang dimiliki. Manusia
memiliki kelebihan pada makhluk lain, yakni kemampuan untuk bergerak
dan beraktifitas di ruang yang tidak terbatas sebagaimana dijelaskan dalam
surat Al-Isra’:70. Disamping itu manusia juga diberi oleh Allah SWT
dengan akal dan hati, sehingga manusia dapat memahami ilmu
pengetahuan, sebab dengan ilmu itulah manusia berbudaya. Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya surat At-Tin: 4 dan
surat Al-An’am: 165

Manusia memiliki beberapa karakter yang berbeda dengan makhluk


lainnya, antara lain :

- Aspek kreasi (diciptakan dalam tatanan yang terbaik dan paling


sempurna )
- Aspek ilmu (hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh
hakekat alam semesta dan sekelilingnya)
- Aspek kehendak (manusia bias memilih pilihan hidup)
- Pengarahan akhlaq (manusia bias dibentuk akhlaqnya)

II.2 Eksistensi Dan Martabat Manusia

II.2.A Tujuan Penciptaan Manusia

Tujuan penciptaan manusia adalah penyembahan (ibadah) kepada


penciptanya, yaitu Allah. Penyembahan (ibadah) dapat diartikan ketundukan
manusia kepada Allah dengan menjalankan perintah-NYA dan menjauhi
segala larangan-NYA dalam menjalankan kehidupan di muka bumi. Ibadah ini
harus dilakukan tulus dan murni karena Allah semata (Qs. Al Bayyinah : 5).

Ibadah manusia kepada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia


terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang baik dan benar.
Oleh karena itu, ibadah harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak
membutuhkan sedikitpun dari manusia termasuk ritual-ritual ibadahnya,
melainkan seluruh makhluk termasuk manusia yang selalu membutuhkan
rahmat dan karunia Allah (Qs. Adz Dzariyat : 56-58).

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah pada yang


menciptakannya . penyembahan berarti ketundukan manusia kepada semua
hokum-hukum Allah . dengan demikian penyembahan manusia terhadap
penciptanya mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya
kehidupan dengan tatanan yang baik dan adil . Dalam hal ini dijelaskan dalam
surat Al-Dzariyat :56-58 dan surat Al-Bayyinah :5

II.2.B Fungsi dan Peranan yang diberikan Allah kepada Manusia

Fungsi dan peran manusia dalam kehidupannya adalah :

- Belajar (surat An-Naml:15-16 dan Al-Mukmin:54)


- Mengajarkan ilmu ( Al-Baqarah: 31-39)
- Membudayakan ilmu (Al-Mukmin:35)
II.3 Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifah Allah

II.3.A Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah

Hamba Allah (Abdullah)

Kata ‘abd (hamba)berarti ketaatan , ketundukandan kepatuhan. Adapun


tanggungjawab dari Abdullah adalah :

1. Menghambakan dirinya kepada Allah dan dilarang menghambakan kepada


dirinya sendiri dan pada hawa nafsunya
2. Memelihara iman yang dimilikinya agar tidak naik turun (yazidu wa
yanqshu; yang terkadang bertambah atau menguat dan terkadang
berkurang atau melemah )
3. Bertanggungjawab pada diri sendiri dan keluarga
4. Berlaku adil dan ihsan
5. Mengajak manusia lain berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran (Ali
Imran :103)

II.3.B Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan . tugas


manusia dimuka bumi adalah memimpin , mengelola dan memelihara alam
sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Fatir : 39:

Tanggungjawab sebagai khalifah Allah :

1. Mewujudkan kemakmuran
2. Mengelola dan mendayagunakan alam
3. Melakukan rekayasa dalam membentuk wujud baru dan kebudayaan
Perwujudan kualitas keinsanian manusia tidak terlepas dari konteks social
dan budaya atau dengan kata lain kekhalifahan manusia pada dasarnya
diterapkan pada konteks individu dan social yang berporos pada
keilahian(Al-Imran:112)
BAB III

PENUTUP
III.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Fanani, Sunan.2010.Lembar Kerja Mahasiswa Pendidikan Agama Islam untuk
Perguruan Tinggi.Surabaya:PT A1 Maktabah

Pendidikan Agama Islam.Jakarta:Grasindo

Anda mungkin juga menyukai