Anda di halaman 1dari 3

Re: Twins

Chapter 1

“Aku sering bermimpi dimana aku memiliki saudara kembar. Seseorang yang mengerti suka duka
hidupku, seseorang yang selalu menemaniku. Seseorang yang selalu ada ketika aku membutuhkannya.
Tapi itu cuma mimpi. Pada kenyataannya, aku adalah anak tunggal.”

Ibu : Maura, ini sudah ibu buatkan bubur, habiskan ya. Nanti setelah selesai makan, jangan
lupa minum obat.
Maura : Iya bu…
Ibu : Oh ya, sebaiknya kamu mandi, nanti ibu siapkan air hangat
Maura : Kenapa memangnya?
Ibu : Soalnya kembaranmu akan datang sore ini
Maura : Eh?
Ibu : Ibu mau panaskan airnya dulu ya
Maura : TUNGGU SEBENTAR! K-kembaran!? Aku punya kembaran? Bagaimana- kenapa-?
Ibu : Huft… ibu sudah cerita tentang perceraian ibu dengan ayahmu saat kamu masih kecil
kan?
Maura : Iya…
Ibu : Kami sepakat, ibu yang mengasuhmu dan ayahmu yang mengasuh kembaranmu. Tapi
yah… ibu tidak ingin menceritakannya padamu, karena jika kamu tahu kamu pasti akan merajuk untuk
bertemu saudaramu itu dan ibu sudah tidak sudi bertemu dengan ayahmu itu. Tapi, ayahmu pindah
dinas ke luar pulau Jawa, makanya kembaranmu sekarang akan tinggal bersama dengan kita.
Maura :…
Ibu : Sudah ya, ibu mau panaskan air dulu
Maura : ‘KENAPA IBU TIDAK PERNAH CERITA SIH!?’ Uuuh… Tapi, aku punya kembaran!
Orangnya seperti apa ya? Apa suka baca novel dan komik juga?

Ting tong

Ibu : Lama tidak bertemu, silahkan masuk


Maura : ‘Ah, dia sudah datang!’
Tura : ….
Maura : …. ‘laki-laki?’
Tura : …lama tidak berjumpa
Maura : *pingsan ‘Kenapa saudara kembarku laki-laki!?’

Chapter 2

‘Saudara kembar itu tidak hanya kembar identic tapi juga kembar fraternal atau ‘tidak identik’.’

Maura : Ibu, hari ini aku sudah boleh berangkat sekolah?


Ibu : Sepertinya kamu sudah baikan, kamu boleh ke sekolah tapi hati-hati ya
Maura : Iya
Tura : Pagi
Maura : P-pagi… ‘Aku selama ini nggak banyak berinteraksi dengan laki-laki, bagaimana ini? Aku
nggak tahu harus bersikap bagaimana… dan wajahnya tanpa ekspresi begitu seram sekali…’
Ibu : Mulai hari ini kamu berangkat dengan Datura ya, kalian kan satu sekolah mulai hari ini.
Ibu juga sudah buatkan bekal, jangan lupa dimakan.
Maura : Eh?

Maura : ‘Oh naik sepeda ya…’ A-apa nggak apa-apa?


Tura : Apanya?
Maura : Nanti… kamu capek…?
Tura : Nggak apa-apa, sekolah juga nggak jauh kan?
Maura : … *naik ke sepeda
Tura :…
Maura : ‘Awkward sekali… tapi aku nggak tahu harus bicara apa….’

Sesampainya di sekolah

Maura : M-makasih
Tura : Ya, tasmu
Maura : Eh?
Tura : Tasmu
Maura : *kasih tas
Tura : *bawa tas Maura
Maura : T-tunggu! Aku bisa bawa tas sendiri!
Tura : Kau masih baru sembuh sakit kan? Nggak apa-apa
Maura : …….oh… makasih

Di kelas

Tura : Ini kelasmu?


Maura : Iya
Tura : Aku harus ke ruang guru dulu? Kau masuk ke kelas saja
Maura : Iya…
Maura : ‘Aku benar-benar nggak tahu harus bersikap bagaimana!!’ *cry

Di kelas

Guru : Anak-anak, kalian dapat teman baru, silahkan memperkenalkan diri


Tura : Salam kenal, nama saya Datura Putra Purnama, salam kenal
Maura : ‘Lho… bukannya anak kembar biasanya tidak boleh satu kelas ya…?’
Guru : Oh ya, Datura ini saudara kembarnya Maura ya?
Tura : Iya
Teman sekelas : Eh…
Guru : Silahkan duduk
Tura : Ya *duduk di sebelah Maura
Maura : Ehe…
Tura : ……..
Maura : ‘*cry’

Chapter 3

Teman A : Salam kenal!


Teman B : Salam kenal Namamu Datura ya? Panggilannya apa?
Maura : *tersingkir Uuuh… ‘Dia memang tampan sih, nggak heran cewek-cewek langsung
heboh…’
Tura : Nggak apa-apa?
Maura : Eh… Iya
Tura : *tarik Maura ke luar kelas
Maura : D-datura?
Tura : Ayo makan, kamu masih harus minum obat kan? Makan di luar saja, sekalian antar aku
berkeliling sekolah
Maura : Eh i-iya

Maura : Huft… *makan bekal*


Tura : …*ambil daun dari rambut Maura
Maura : … eh…?
Tura : *lanjut makan bekal*
Maura : ….. ‘mungkin dia… nggak seseram yang kupikirkan…’

Di rumah
Maura : Huft panas banget…
Tura : *lap keringat
Maura : Makasih ya…
Tura : Iya…
Maura : Hm… boleh kupanggil Tura aja nggak? Datura soalnya kepanjangan
Tura : ….Boleh
Maura : Makasih ya Tura
Tura : ….sama-sama…

Anda mungkin juga menyukai