Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap kegiatan belajar harus diketahui sejauh mana proses belajar tersebut telah
memberikan nilai tambah bagi kemampuan siswa. Salah satu cara untuk melihat peningkatan
kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-
pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk
lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).

Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati di dalam menyusun tes hasil belajar agar
tes tersebut dapat mengukur tujuan instruksional khusus untuk mata pelajaran yang telah
diajarkan, atau mengukur kemampuan dan keterampilan peserta didik yang diharapkan, setelah
mereka menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu. Pertama, tes hasil belajar harus dapat
mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
instruksional. Kedua, butir-butir tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representative
dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, sehingga dapat dianggap dapat mewakili
seluruh performanceyang telah diperoleh selama pesrta didik mengikuti suatu unit
pengajaran. Ketiga, bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat
bervariasi. Keempat, tes hasil belajar harus didasain sesuai dengan kegunaannya untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Kelima, tes hasil belajar harus memiliki realibilitas yang
dapat diandalkan. Keenam, tes hasil balajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur
keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna
untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal
ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essai (Arikunto,
2003:164).

Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi
pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai
kemampuan peserta didik yang mununtut proses mental yang tidak begitu tunggi seperti
kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali, pengertian, dan kemampuan
mengaplikasikan prinsip-prinsip.

Bentuk tes objektif dan bentuk tes uraian masing-masing memiliki kelebihan dan
kelemahan. Bentuk tes uraian, memberikan kebebasan kepada setiap penempuh tes untuk
mengekspresikan daya nalarnya, sehingga jawaban yang diberikan oleh setiap penempuh tes
akan menunjukkan kemampuan berpikir secara kompleks. Namun demikian ada beberapa
kelemahan bentuk tes uraian. Bentuk tes uraian dalam memberikan skor membutuhkan waktu
yang lama dan relatif lebih sulit, sehingga bentuk uraian sulit digunakan untuk tes-tes yang
berskala besar. Di samping itu, penskoran bentuk tes uraian bersifat subjektif dan harus
dilakukan oleh ahli atau yang berwenang sehingga tidak dapat dilakukan komputerisasi dalam
pensekoranya.

Berbeda dengan bentuk tes uraian, bentuk tes objektif lebih praktis dalam penskorannya.
Pada bentuk tes objektif siapa pun yang memeriksa akan memberikan skor yang sama, sehingga
kesalahan karena penskoran dapat menjadi kecil, apalagi bila digunakan komputer dalam
penskoran. Namun demikian bentuk tes objektif mempunyai peluang menjawab benar dengan
menebak cukup tinggi yang ditunjukkan oleh besarnya blind guessing maupun pseudo-level
chance. Penskoran pada tes objektif bersifat dikotomus sehingga tidak optimal untuk mengetahui
kemampuan penempuh tes.

B. RUMUSAN MASALAH
 Bagai mana keunggulan tes objektif dan tes uraian
 Bagai mana kelemahan tes objektif dan tes uraian
 Bagai mana jenis tes yang tepat untuk mengukur hasil belajar
 Bagai mana menulis tes yang baik
 Bagai mana factor factor yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan tes
C. TUJUAN
 Untuk mengetahui keunggulan tes objektif dan tes uraian
 Untuk mengetahui kelemahan tes objektif dan tes uraian
 Untuk mengetahui jenis tes yang tepat untuk mengukur hasil belajar
 Untuk mengetahui cara menulis tes yang baik
 Untuk mengetahui factor factor yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan
tes
BAB II
PEMBAHASAN
 PENGERTIAN TES
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes hasil belajar
adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa
dengan tujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa.

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal
ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essai (Arikunto,
2003:164).
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan
jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau
pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta
didik yang mununtut proses mental yang tidak begitu tunggi seperti kemampuan mengingat
kembali, kemampuan mengenal kembali, pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-
prinsip.
Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut peserta didik untuk menguraikan,
mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk teknik
dan gaya yang berbeda antara satu dan lainnya. Tes bentuk uraian merupakan tes yang pertama
kali ada. Bentuk uraian ini dapat digunakan untuk mengukur kegiatan belajar yang sulit diukur
oleh bentuk objektif.

 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES OBJEKTIF DAN TES URAIAN

A. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES OBJEKTIF

Sekarang mari kita bahas mengenai keunggulan tes objektif.


1. Tes objektif tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan
sedang. Bukannya tes objektif tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir
tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi tetapi untuk menulis future soal yang
seperti itu memerlukan keterampilan tersendiri.
2. Dengan menggunakan tes objektif mata semua atau sebagian besar materi yang telah
diajarkan dapat ditanyakan saat ujian.
3. Dengan dengan menggunakan tes objektif maka pemberian skor pada setiap siswa dapat
dilakukan dengan cepat tepat dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir
soal sudah jelas dan pasti. Kita juga dapat menggunakan fasilitas komputer untuk
memproses hasil ujian sehingga kecepatan, ketepatan, dan kekonsistenan nya dapat lebih
terjamin.
4. Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan
analisis butir soal. Dari hasil analisis butir soal maka akan dapat diperoleh informasi
tentang karakteristik setiap butir soal seperti tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas
pengecoh, serta reliabilitasnya.
5. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan. Dengan menggunakan tes objektif
khususnya pilihan ganda maka kita dapat mengendalikan tingkat kesukaran butir soal
hanya dengan mengubah homogenitas alternatif jawaban.
6. Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi
dengan baik maka kita akan memperoleh informasi yang banyak dari Respon yang
diberikan oleh siswa. Setiap respon siswa terhadap setiap alternatif jawaban akan
memberikan informasi kepada kita tentang penguasaan kognitif siswa terhadap materi
yang diujikan. Dengan demikian kita dapat mengetahui kemampuan dan kelemahan
siswa.

Kelemahan tes objektif


Disamping mempunyai keunggulan, tes objektif juga mempunyai beberapa kelemahan yang
perlu diperhatikan antara lain:

1. Kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir rendah. Walaupun tujuan
pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau
pemahaman. Hal ini semata-mata bukan karena tes objektif tidak dapat digunakan untuk
mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman Tetapi
lebih disebabkan oleh penulis soal yang belum dapat menulis tes objektif yang mengukur
proses berpikir tinggi.
2. Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar dari pada membuat pertanyaan tes
uraian. Kesulitan dalam membuat tes objektif biasanya muncul di saat menulis soal harus
membuat alternatif jawaban yang memenuhi syarat sebagai tes objektif yang baik,
misalnya semua alternatif jawaban harus homogen dan pengecoh menarik untuk dipilih.
Oleh karena itu membuat tes obyektif yang baik memerlukan waktu yang lama.
3. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka.
Jika tes objektif dibuat dengan kurang baik Misalnya susunan Bahasanya kurang mudah
dimengerti oleh anak, maka maksud butir soal tersebut akan sulit dipahami oleh siswa.
Jika hal ini terjadi maka kesalahan siswa dalam menjawab butir soal dapat terjadi bukan
karena siswa tidak memahami materi yang ditanyakan tetapi karena siswa mengalami
kesukaran dalam memahami kalimat dalam butir soal. Disamping itu kemampuan siswa
juga dapat dipengaruhi karena adanya unsur tebakan. Hal ini akan terjadi apabila siswa
merasa ragu atau kehabisan waktu untuk mengerjakan soal.
4. Siswa tidak dapat mengorganisasikan idenya sendiri karena semua alternatif jawaban
untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal. Dalam hal ini siswa hanya
dapat mengingat hidup orang lain yaitu itu penulis soal.

Menyadari akan adanya kelemahan yang ada pada tes objektif Maka sebagai seorang guru kita
harus berupaya untuk meminimalkan kelemahan tersebut. Berbagai upaya yang dapat ditempuh
untuk meminimalkan kelemahan tes objektif antara lain sebagai berikut.

1. Upaya untuk mengatasi agar butir soal yang ditulis tidak cenderung mengukur proses
berpikir rendah caranya adalah membuat soal harus selalu berorientasi pada kisi-kisi soal.
Tulislah butir soal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan diukur.
2. Upaya untuk mengatasi lamanya waktu penulisan butir soal adalah dengan cara
menguasai materi yang baik dan latihan membuat soal yang terus-menerus maka Masalah
ini tidak akan menjadi hambatan lagi. Semua butir soal yang telah ditulis dan diujikan
sebaiknya tidak dibuang tetapi terus dikumpulkan dalam suatu kumpulan butir soal.
3. Upaya untuk mengatasi agar kemampuan siswa tidak terganggu oleh kemampuan
membaca dan menerka, caranya adalah dengan menulis butir soal yang baik sesuai
dengan kaidah penulisan butir soal objektif yang telah ditentukan. Sedangkan untuk
mengatasi masalah tebakan dapat diatasi dengan memperbanyak jumlah alternatif
jawaban menjadi 4 atau 5. Dengan bertambahnya jumlah alternatif jawaban maka
kemungkinan menebak akan semakin kecil.
4. Dengan tes objektif siswa tidak dapat mengemukakan ide yang sendiri tetapi harus
mengikuti ide orang lain dalam hal ini ide penulisan. Caranya adalah dengan
menggunakan tes uraian dan objektif secara bergantian selama proses penilaian hasil
belajar.

B. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES URAIAN

Keunggulan tes uraian

1. Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi. Ini artinya kalau tujuan
pembelajaran adalah mengajarkan proses berpikir tinggi maka untuk mengukurnya akan
lebih tepat jika menggunakan tes uraian. Tentu saja dengan tambahan pertimbangan
bahwa jumlah siswa kita tidak terlalu banyak. Jika jumlah siswa kita terlalu banyak maka
kita akan menghadapi kesulitan pada saat memeriksa hasil ujian.
2. Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur
dengan tes objektif. Dapatkah keterampilan menulis, kemampuan dalam menghasilkan,
mengorganisasi dan mengekspresikan ide atau gagasan, serta kemampuan dalam
membuat rancangan penelitian diukur dengan tes objektif? Inilah Salah satu keunggulan
tes uraian yang tidak dimiliki oleh tes objektif. Jika kita mempunyai tujuan pembelajaran
yang seperti ini maka kita tidak dapat mengukurnya dengan menggunakan tes objektif
tetapi kita harus mengukurnya dengan menggunakan tes uraian walaupun jumlah
siswanya banyak.
3. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian untuk satu waktu ujian lebih
cepat daripada waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.

Adapun kelemahan dari tes hasil belajar bentuk uraian yaitu:


1. Materi yang dicakup tidak luas
Tes hasil belajar bentuk uraian pada umumnya kurang dapat menampung isi dan luasnya
materi yang telah diberikan, yang seharusnya diujikan dalam tes hasil belajar. Hal ini
disebabkan karena jumlah butir soal tes uraian terbatas, sehingga sulit bagi pembuat soal
untuk menyusun soal dalam jumlah yang terbatas, dan soal tersebut hasrus mewakili
keseluruhan materi pelajar yang telah dipelajari.
2. Cara mengoreksi jawaban soal tes uraian cukup sulit dan diperlukan waktu yang lama.
Hal ini disebabkan karena jawaban dari soal tes uraian bisa panjang dan lebar serta
bervariasi. dalam mengoreksi jawaban menyita tenaga, pikiran, dan waktu serta sukar
sekali dinilai secara tepat dan komprehensif.

 JENIS TES YANG TEPAT UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR

A. TES OBJEKTIF
Macam Tes Objektif:
1. Bentuk Tes Benar Salah (True-False Test)
Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai
benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan
tersebut benar dan S yang berarti pernyataan tersebut salah. Tugas peserta tes adalah menentukan
apakah pernyataan tersebut benar atau salah.
Contoh salah satu tes bentuk uraian adalah :
B S : Ibukota Peru berjumlah lima buah.
B S : Manado adalah Ibukota propinsi Sulawesi Utara

Kelebihan Tes Benar Salah:


- Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak
- Mudah dalam penyusunannya
- Petunjuk mengerjakannya mudah dimengerti
- Dapat digunakan berkali-kali
- Objektif
- Praktis
Kelemahan Tes Benar Salah:
- Mudah ditebak
- Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan kemungkinan benar atau salah
- Reliabilitasnya rendah.
- Hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali

Petunjuk Penyusunan:
- Hindari kalimat negatif, yakni kalimat yang mengandung kata “tidak” atau “bukan”.
- Pernyataan harus disusun sedemikian rupa sehingga siswa yang memiliki pengertian samar-
samar dapat terkecoh dalam menjawabnya.
- Dalam menyusun keseluruhan tes, diharapkan item yang mengandung “salah sedikit” cukup
banyak.
2. Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)
Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum
lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan
jawaban benar yang telah disiapkan.

Apabila dilihat konstruksinya maka tes pilihan ganda terdiri dari dua hal pokok
yaitu stem atau pokok soal dengan 4 atau 5 alternatif jawaban. Satu di antara alternatif jawaban
tersebut adalah kunci jawaban. Alternatif jawaban selain kunci disebut dengan pengecoh
(distractor). Semakin banyak alternatif jawaban yang ada (misalnya 5) maka probabilitas
menebaknya akan semakin kecil. Ada lima ragam tes pilihan ganda yang sering digunakan yaitu:
a. Pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan)
Bentuk ini merupakan suatu kalimat pernyataan yang belum lengkap dan diikuti empat
atau lima kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapi pernyataan tersebut.
b. Hubungan antar hal (Sebab akibat)
Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat : satu kalimat pernyataan dan satu kalimat alasan.
Ditanyakan apakah pernyataan memiliki hubungan sebab akibat atau tidak dengan alasan.
c. Analisa Kasus
Bentuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu masalah.
d. Membaca Diagram, atau tabel
Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan ganda biasa, hanya saja disertai dengan tabel.
e. Asosiasi pilihan ganda
Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal melengkapi pilihan, yakni suatu pernyataan yang
tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa kemungkinan, hanya perbedaan pada bentuk
asosiasi pilihan ganda kemungkinan jawaban bisa lebih dari satu, sedangkan melengkapi
pilihan hanya satu yang paling tepat.
Petunjuk :
Pilih A jika (1), (2) dan (3) benar
Pilih B jika (1) dan (3) benar
Pilih C jika (2) dan (4) benar
Pilih D jika hanya (4) yang benar
Pilih E jika semuanya benar
Saran Pembuatan Soal Pilihan Ganda:
- Pernyataan dan pilihan merupakan suatu rangkaian kalimat
- Hindari pilihan yang tidak ada kaitannya satu sama lain
- Buat pilihan yang mirip dengan jawaban kunci
- Letak kunci jawaban sebaiknya tidak selalu berada pada tempat (poin) yang sama
- Hindari kaitan antara satu soal dengan soal lainnya
3. Menjodohkan (Matching Test)
Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap pertanyaan
mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk memasangkan atau
mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai jawaban yang benar.
Kelebihan:
- Dipergunakan untuk menilai bermacam-macam hal, misalnya: problem dan
penyelesaiannya, sebab akibat, istilah dan definisinya, dsb.
- Relatif mudah disusun.
- Jika disusun dengan baik, maka faktor menerka-nerka dapat dihilangkan.
- Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan objektif.
Kelemahan:
- Sukar menyusun test jenis ini yang benar-benar baik.
- Untuk menilai ingatan saja.
- Pengarahan jawaban sering terjadi
- Memakan banyak waktu dan tenaga untuk menyusunnya.
Saran Penulisan:
- Banyaknya jawaban di sebelah kanan lebih dari jawaban di sebelah kiri
- Lebihnya jawaban hendaknya menunjukkan jawaban yang salah
- Materinya setiap sisi baiknya mengenai satu pokok bahasan saja
- Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor soal dan
pertanyaan. Sedangkan kolom kedua memuat kode dan pilihan jawaban.

B. TES URAIAN
Secara garis besar tes uraian dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Tes uraian terbuka (Extended respons question)
Tes uraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam:
menghasilkan, mengorganisasi, mengekspresikan ide; mengintegrasikan pelajaran dalam
berbagai bidang; membuat desain eksperimen; mengevaluasi manfaat suatu ide; dan
sebagainya.
Pada test uraian bentuk terbuka, jawaban yang dikehendaki muncul dari teste
sepenuhnya diserahkan kepada teste itu sendiri. Artinya, teste mempunyai kebebasan yang
seluas-luasnya dalam merumuskan,mengorganisasikan dan menyajikan jawabannya dalam
bentuk uraian.
Contoh :
“Allah telah melimpahkan nikmatnya kepada kita yang amat banyak, sehingga kita tak
mampu untuk menghitungnya. Oleh karena itu sudah sepatuhnya kita mensyukuri nikmat
tersebut kepada Allah SWT”.

Jelaskan, bagaimana caranya kita mensyukuri nikmat Allsah itu sesuai dengan ajaran
Rasulullah!
2. Tes uraian terbatas (Restricted respons question).
Tes uraian terbatas tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam: menjelaskan
hubungan sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memberikan alasan yang
relevan, merumuskan hipotesis, membuat kesimpulan yang tepat, menjelaskan suatu
prosedur, dan sebagainya.
Contoh:
Coba jelaskan tentang peringat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang diadakan di Kantor
Kabupaten tanggal 17 Agustus 1998 yang lalu, ceritakan mengenai :
a) Pengaturan tempat
b) Pejabat dan undangan yang hadir
c) Acara peringatan
d) Atraksi yang disuguhkan
e) Hidangan yang diberikan

C. Petunjuk Penyusunan Tes Uraian


- Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin diukur.
- Pilih pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang relevan untuk mencapai tujuan
tersebut.
- Hendaknya tes meliputi ide-ide pokok bahan yang akan dites-kan
- Soal tidak sama persis dengan contoh yang ada pada catatan
- Pada waktu menyusun soal, hendaknya juga dibuatkan kunci jawaban
- Pertanyaan menggunakan kata tanya yang bervariasi
- Hendaknya rumus yang digunakan dalam menjawab soal jelas dan mudah dipahami
- Hendaknya ditegaskan model jawaban yang dikehendaki oleh pembuat, untuk itu harus
spesifik dan tidak terlalu umum
- Tentukan proses berpikir yang ingin diukur.
- Tentukan jenis tes yang tepat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran tersebut.
- Tentukan tingkat kesukaran butir soal yang akan dibuat.
- Tentukan jumlah butir soal yang sesuai untuk dikerjakan siswa dalam satu waktu ujian
yang telah ditentukan.
- Tuangkan komponen-komponen tersebut dalam tabel perencanaan tes
- Batasan pertanyaan dengan jawaban yang diharapkan harus jelas
- Rumusan kalimat butir soal harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut
jawaban uraian.
- Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes (kisi-kisi) yang ada.
- Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat atau tidak dapat
diukur dengan tes objektif.
- Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang dapat ditanyakan dalam satu
waktu ujian.
- Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak hanya sekedar menyebutkan
fakta. Untuk itu gunakan kata tanya seperti: jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan,
analisislah, kelompokkanlah, formulasikan, dan lain sebagainya.
- Hindarkan penggunaan kata tanya seperti sebutkan karena kata tanya seperti itu biasanya
hanya meminta siswa untuk menyebutkan fakta saja.
- Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir.
- Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan.
- Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh siswa.
- Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada setiap butir soal.
- Sebelum digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa maka tes uraian yang selesai
ditulis harus ditelaah terlebih dulu.

D. Ketepatan penggunaan Tes Uraian


Tes uraian hendaknya digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat
atau tidak dapat diukur dengan tes objektif. Jangan gunakan tes uraian hanya untuk
mengukur proses berpikir rendah tetapi gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar
yang kompleks.
Tes uraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam:
menghasilkan, mengorganisasi, dan mengekspresikan ide; mengintegrasikan pelajaran dalam
berbagai bidang; membuat desain eksperimen; mengevaluasi manfaat suatu ide; dan
sebagainya. Sedangkan tes uraian terbatas tepat digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam: menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori,
memberikan alasan yang relevan, merumuskan hipotesis, membuat kesimpulan yang tepat,
menjelaskan suatu prosedur, dan sebagainya.
Bentuk-bentuk pertanyaan atau suruhan meminta pada murid-murid untuk
menjelaskan, membandingkan, menginterpretasikan dan mencari perbedaan. Semua bentuk
pertanyaan tersebut mengharapkan agar murid-murid menunjukkan pengertian mereka
terhadap materi yang dipelajari. Tes esai digunakan untuk mengatasi kelemahan daya ukur
soal objektif yang terbatas pada hasil belajar rendah. Soal tes bentuk ini cocok untuk
mengukur hasil belajar yang level kognisinya lebih dari sekedar memanggil informasi,
karena hasil belajar yang diukur bersifat kompleks (Subino, 1987 : 1) dan sangat
mementingkan kemampuan menghasilkan, memadukan dan menyatakan gagasan
(Grounlund, 1981: 71).
Ketentuan Pokok:
- Bila jumlah murid dan peserta ujian terbatas maka soal tipe uraian dapat digunakan
karena masih mungkin bagi guru untuk dapat memeriksa atau menskor hasil ujian tersebut
secara baik.
- Bila waktu yang dimiliki guru untuk mempersiapkan soal sangat terbatas, sedangkan ia
mempunyai waktu yang cukup untuk memeriksa hasil ujian, maka tipe soal uraian dapat
digunakan.
- Bila tujuan instruksional yang ingin dicapai adalah kemampuan mengekspresikan pikiran
dalam bentuk tertulis, menguji kemampuan menulis dengan baik, atau kemampuan
penggunaan bahasa secara tertib, maka haruslah menggunakan tes tipe uraian.
- Bila guru ingin memperoleh informasi yang tidak tertulis secara langsung didalam soal
ujian tetapi dapat disimpulkan dari tulisan peserta tes, seperti sikap, nilai, atau pendapat.
Soal tipe uraian dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tidak langsung tersebut, tapi
digunakan harus sangat hati-hati oleh guru.
- Bila guru ingin agar peserta tes memperoleh pengalaman belajar atau ujian lebih
bervariasin maka ujian dengan menggunakan tes tipe uraian salah satu bentuk pengalaman
itu dapat diperoleh.

 PENYUSUNAN PERENCANAAN TES


Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes antara lain:
1. Pemulihan sampel materi yang akan diujikan hendaknya dilakukan dengan mengacu pada
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
2. Jenis tes yang akan digunakan berhubungan erat dengan jumlah sampel materi yang akan
diukur, tingkat kognitif yang akan diukur, jumlah peserta tes, serta jumlah soal yang akan
dibuat;
3. Jenjang kemampuan berfikir yang ingin diuji
Setiap mata pelajaran mempunyai penekanan kemampuan yang berbeda dalam
mengembangkan proses berfikir siswa. Dengan demikian jenjang kemampuan berfikir
yang akan diuji pun berbeda-beda. Jika tujuan suatu pelajaran lebih menekankan pada
pengembangan proses berfikir analisis, evaluasi, dan kreasi maka butir soal yang akan
digunakan dalam ujian harus dapat mengukur kemampuan tersebut demikian juga
sebaliknya.
4. Ragam tes yang digunakan
Ragam tes yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa baik itu berupa
tes objektif maupun tes uraian.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal
Pada umumnya ahli pengukuran sepakat bahwa butir soal yang dapat memberikan
informasi yang besar kepada guru adalah butir soal yang tingkat kesukarannya sedang
(harga p di sekitar 0,5). Secara teoritis dapat dilihat bahwa butir soal dengan tingkat
kesukaran = 0,5 akan sangat memungkinkan indeks daya beda maksimal (mendekati 1).
6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian
Lamanya waktu ujian merupakan faktor pembatas yang harus diperhatikan dalam membuat
perencanaan tes. Lamanya waktu ujian (misalnya 90 menit) akan membawa konsekuensi
kepada banyaknya butir soal yang harus dibuat.
7. Jumlah butir soal.
Penentuan jumlah butir soal yang tepat dalam satu kali ujian tergantung pada beberapa hal
antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ragam soal yang akan digunakan,
proses berfikir yang ingin diukur, dan sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Pengertian tes belajar
Maksudnya adalah mengukur kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau
permasalahan.
 Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.
 Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut peserta didik untuk menguraikan,
mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk
teknik dan gaya yang berbeda antara satu dan lainnya.
 Keunggulan dan kelemahan tes objektif
Keunggulan
 Tes objektif tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai
dengan sedang.
 Dengan menggunakan tes objektif mata semua atau sebagian besar materi yang
telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian.
 Dengan dengan menggunakan tes objektif maka pemberian skor pada setiap
siswa dapat dilakukan dengan cepat tepat dan konsisten karena jawaban yang
benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
 Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk
dilakukan analisis butir soal.
 Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.
 Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya.
Kelemahan
 Kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir rendah.
 Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada membuat
pertanyaan tes uraian.
 Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan
menerka.
 Siswa tidak dapat mengorganisasikan idenya sendiri karena semua alternatif
jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal.
 Keunggulan dan kelemahan uraian
Keunggulan
 Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi.
 Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat
diukur dengan tes objektif.
 Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian untuk satu waktu ujian
lebih cepat daripada waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.

Kelemahan
 Materi yang dicakup tidak luas
 Cara mengoreksi jawaban soal tes uraian cukup sulit dan diperlukan waktu yang
lama.
 Jenis tes yang tepat untuk mengukur hasil belajar
o TES OBJEKTIF
1. Bentuk Tes Benar Salah (True-False Test)
2. Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)
3. Menjodohkan (Matching Test)
o TES URAIAN
1. Tes uraian terbuka
2. Tes uraian terbatas
 Membuat perencanaan tes
o Pemulihan sampel materi
o Jenis tes yang akan digunakan berhubungan erat dengan jumlah sampel materi
yang akan diukur
o Jenjang kemampuan berfikir yang ingin diuji
o Ragam tes yang digunakan
o Sebaran tingkat kesukaran butir soal
o Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian
o Jumlah butir soal.
B. KRITIK DAN SARAN
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi
maupun penyajian. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan untuk
perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1992
Subino, 1987. Konstruksi Dan Analisi Tes Suatu Pengantar Kepada Teori Tes Dan Pengukuran.
Jakarta : Depdikbud
Ditjen Dikti Depdikbud . Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V. Jakarta : Ditjen
Dikti Depdikbud
Anisa, Blog Spot, Pengertian Tes Hasil Belajar, 23-03-2015, 17:10
http://tifar21.blogspot.com/2016/02/pengertian-tes-objektif-dan-tes.html

https://www.kangferdi.com/2017/11/keunggulan-dan-kelemahan-tes-objektif-dan-tes-uraian/
MAKALAH
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR
MATA KULIAH:

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

Oleh Kelompok
RUSIYADI HANDAYANI (858274553)
JAMIAH (858274704)
NURHASANAH (858274965)
RATIH PURNAMASARI (858274689)
KHAFIZHAH (858274499)

POKJAR : UT Kelas B Marabahan

Jurusan : S1 PGSD

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-UT BANJARMASIN

TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai