Oleh :
i
Daftar Isi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan segenap
keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Shalawat serta salam kami haturkan
kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan dan pembimbing ke era pencerahan
intelektual dan spiritual. Penulisan makalah dengan judul “PERANAN DAN
KEDUDUKAN TRI PUSAT PENDIDIKAN” ini adalah bentuk rangkaian tugas
mata kuliah Pengantar Pendidikan di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Kependidikan
di Universitas Muhammadiyah Malang Dengan Dosen Pengampu Bapak Husamah
S.pd.
Sebagai manusia biasa yang sering melakukan kesalahan dan memiliki
berbagai kekurangan, penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan berlapang dada penulis akan senantiasa
terbuka untuk menerima segenap saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan pada pembuatan makalah berikutnya.
Terakhir, dengan segala keterbatasannya penulis berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi para pembaca. Mudah- mudahan
penulisan makalah ini juga dicatat oleh Allah SWT sebagai suatu amal kebaikan.
Amiin...
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya
pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan
dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses
pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal ( sekolah ) saja.
Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan juga meliputi
pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai
hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem
pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan
pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.
B. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang tersebut penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Pengertian lingkungan pendidikan.
2. Fungsi dan tujuan lingkungan pendidikan.
3. Jenis lingkungan pendidikan.
4. Pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan dengan
perkembangan peserta didik.
C. Metode Penulisan
Penulis menggunakan metode browsing internet dan referensi buku
untuk menulis makalah ini. Browsing internet,ialah kami mengambil data
ataupun materi materi yang dapat mendukung terselesainya karya tulis ini.
1
D. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui arti pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan keluarga.
3. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan sekolah.
4. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
manusia, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi
larangan-larangannya. Sehingga hidupnya bahagia lahir dan batin, dunia
maupun akhirat.
Berbagai petunjuk Al Qur’an maupun Sunnah yang menyangkut
pendidikan pada umumnya menunjukkan bahwa tujuan utama pendidikan
adalah pendidikan moral (akhlak) dan pengembangan kecakapan atau
keahlian. Pendidikan adalah sebuah penanaman modal manusia untuk masa
depan dengan membekali generasi muda dengan budi pekerti yang luhur dan
kecakapan yang tinggi.
Sedangkan pendidikan itu sendiri tidak hanya dapat dilakukan di
lingkungan keluarga saja, melainkan di tiga lingkungan pendidikan yaitu;
lingkungan pendidikam keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan
formal), dan masyarakat (pendidikan non formal). Jadi baik buruknya akhlak
seseorang dan tinggi rendahnya kecakapan atu keahlian seseorang
dipengaruhi oleh tiga lingkungan pendidikan tersebut, yang mana ketiga
lingkungan tersebut terkenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan.
Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas
terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat. Hal ini juga dikemukakan oleh para tokoh pendidikan, tetapi ada
perbedaan dalam menentukan ketiga pusat pendidikan tersebut.
Menurut Dr. M.J Langeveld mengemukakan tiga macam lembaga
pendidikan yaitu :
1. Keluarga
2. Negara
3. Gereja.
Menurut Ki Hajar Dewantoro mengemukakan system Tri Centra
dengan menyatakan :
“ Didalam hidupnya anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat
pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan
dan alam pergerakan pemuda ”.
Dari kedua pendapat tersebut itu, kini lahir istilah Tri Pusat Pendidikan
4
menurut UU No. 20 Tahun 2003, yang meliputi :
1. Pendidikan keluarga
2. Pendidikan sekolah
3. Pendidikan masyarakat
Yang mana tiga tempat pergaulan atau lembaga pendidikan tersebut
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kepribadian serta
tingkah laku anak. Secara rinci pengertian dari masing – masing pusat
pendidikan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial yang terbentuk setelah adanya
suatu perkawinan. Keluarga mempunyai otonom melaksanakan
pendidikan, orang tua mau tidak mau, berkeahlian atau tidak,
berkewajiban secara kodrati untuk menyelenggarakan pendidikan
terhadap anak – anaknya. Pendidikan yang terjadi di lingkungan
keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga disebut
pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari
– hari dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya
dilaksanakan tanpa suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya
program waktu. Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan
keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan
pendidikan individu maupun social. Oleh karena itu keluarga adalah
tempat pendidikan yang sempurna untuk melangsungkan pendidikan
kearah penbentukan pribadi yang utuh.
Perkembangan kebutuhan dan aspirasi individu maupun
masyarakat menyebabkan peran keluarga terhadap pendidikan anak-
anaknya juga mengalami perubahan. Seperti telah dikemukakan bahwa
pada mulanya keluargalah yang terutama berperan baik pada aspek
pembudayaan, maupun penguasaan pengetahuan dan keterampilan.
Dengan meningkatnya kebutuhan dan aspirasi anak, maka keluarga
pada umumnya tidak mampu memenuhinya. Oleh karena itu, sebagian
dari tujuan pendidikan itu akan dicapai melalui jalur pendidikan sekolah
5
ataupun jalur pendidikan luar sekolah lainnya. Bahkan peran jalur
pendidikan semakin lama semakin penting, namun bukan berarti bahwa
keluarga dapat melepaskan tanggung jawab pendidikan anaknya itu,
karena keluarga diharapkan bekerja sama dan mendukung kegiatan
pusat pendidikan lainnya.
Fungsi dan peranan keluarga, di samping pemerintah dan
masyarakat dalam Sisdiknas Indonesia tidak terbatas hanya pada
pendidikan keluarga sja, akan tetapi keluarga ikut berperan dan
bertanggung jawab terhadap pendidikan lainnya. Dama UU RI No. 2
Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan fungsi dan peranan
keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni membangun
manusia yang seutuhnya. Pendidikan keluaraga merupakan bagian dari
jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan
yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya,nilai moral, dan
keterampilan.
Lingkungan keluarga sungguh-sungguh merupakan pusat
pendidikan yang penting dan menentukan karena itu tugas pendidikan
adalah mencari cara, membantu para ibu dalam tiap keluarga agar dapat
mendidik anak-anaknya dengan optimal. Dan ditegaskan lagi bahwa di
samping pendidikan keluarga itu, keluarga juga seyogianya ikut
mendukung program-program lingkungan pendidikan lainnya (
kelompok bermain, penitipan anak, sekolah, kursus, organisasi pemuda,
dll). Keikutsertaan keluarga itu daoat pada tahap perencanaan ,
pemantauan, dan dengan berbagai cara.
b. Pendidikan sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan telah ada sejak beberapa
abad yang lalu, yaitu pada zaman Yunani kuno. Kata sekolah berasal
dari bahasa yunani “Schola” yang berarti waktu menganggur atau
waktu senggang. Bangsa Yunani kuno mempunyai kebiasaan
berdiskusi guna menambah ilmu dan mencerdaskan akal. Lambat laun
usaha diselenggarakan secara teratur dan berencana (secara formal)
6
sehingga akhirnya timbullah sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal yang bertugas untuk menambah ilmu pengetahuan dan
kecerdasan akal. Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan
perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan
dengan organisasi yang tersusun rapi, mulai dari tujuan, penjejangan,
kurikulum, administrasi dan pengelolaannya. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan sebenarnya ada banyak ragamnya, dan hal ini tergantung
dari segi mana melihatnya.
1) Ditinjau dari segi mana yang mengusahakan :
7
perluasan ilmu pengetahuan, yang termasuk dalam sekolah
ini adalah SD/ MI, SMP/ MTs, SMU/ MA.
b) Sekolah Kejuruan, yaitu sekolah yang mempersiapkan anak
untuk menguasai keahlian – keahlian tertentu, yang
termasuk dalam sekolah ini adalah SMEA, MAK, SMKK,
STM.
8
c. Pendidikan masyarakat
Didalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan bahwa
masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau perkumpulan orang
yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan – ikatan aturan
tertentu yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka
sebagai suatu kelompok serta saling membutuhkan. Kelompok-
kelompok masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dan bekerja
sama dibidang tertentu untuk mencapai tujuan tertentu adalah
merupakan sumber pendidikan bagi warga masyarakat , seperti lembaga
– lembaga sosial budaya, yayasan – yayasan, organisasi – organisasi,
perkumpulan – perkumpulan yang semuanya itu merupakan unsur –
unsur pelaksana asas pendidikan masyarakat. Masing – masing
kelompok tersebut melakukan aktifitas – aktifitas keterampilan,
penerangan dan pendalaman dengan sadar dibawah pimpinan atau
koordinator masing – masing kelompok. Kesemua kelompok sosial
tersebut diatas adalah merupakan unsur – unsur pelaku atau pelaksana
asas pendidikan yang dengan sengaja dan sadar membawa masyarakat
kepada kedewasaan, baik jasmani maupun rohani yang realisasinya
terlihat pada perbuatan dan sikap kepribadian warga masyarakat. Maka
pendidikan masyarakat adalah pendidikan non formal yang
memberikan pendidikan secara sengaja, terencana dan terarah kepada
seluruh anggotanya yang pluralistic (majemuk) tetapi tidak
dipersyaratkan berjenjang serta dengan aturan-aturan yang lebih
longgar untuk mengarahkan menjadi anggota masyarakat yang baik
demi tercapainya kesejahteraan social para anggotanya.
Dalam kehidupan sebagai makhluk sosial pastinya kita hidup
dalam sekumpulan masyarakat. Masyarakat apabila dilihat dari konsep
sosiologi adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam
suatu kawasan dan saling berinteraksi, sebuah interaksi atau hubungan
sosial dapat memberi kita pendidikan, kebutuhan, pembentukan
karakter dan lainnya. Bila dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat
adalah sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai
9
dari yang tidak berpendidikan sampai pada yang berpendidikan tinggi.
Ia adalah laboratorium besar tempat para anggotanya mengamalkan
semua keterampilan yang dimilikinya.
Masyarakat disebut lingkungan pendidikan non formal yang
memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh
anggotanya, teteapi tidak sistematis.Jadi bisa dibilang lingkungan atau
masyarakat bisa kita katakan sebagai "Pendidikan nonformal".
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan perantara
antara lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami
dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa
waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari
pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan
tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang
dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala
bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan
pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun
pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi,
yakni:
1) Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang
dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan.
2) Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial di
masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung, ikut
mempunyai peran dan fungsi edukatif.
3) Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang
dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (utility).
10
peranan tripusat itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri
ataupun bersama-sama.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang
besar dalam ketiga kegiatan pendidikan sehingga dapat mempengaruhi
perkembangan peserta didik. Ketiga kegiatan pendidikan tersebut adalah :
1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan.
3. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai pihak khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai
lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan
peranan tripusat pendidikan itu baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama
merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan, yakni
membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya
manusia pembangunan yang bermutu. Dengan demikian, pemenuhan fungsi
dan peranan itu secara optimal merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan pembangunan nasional.
B. Saran
Adapun saran yang penulis berikan adalah perlunya peningkatan
pelayanan dari tripusat pendidikan kepada peserta didik agar dapat
meningkatkan tiga kegiatan pendidikan (membimbing, mengajar, dan
melatih) sehingga dapat meningkatkan perkembangan peserta didik kearah
yang lebih baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
13