Farida
Rs Ortopedi Prof.DR.R.Soeharso Surakarta
frdjubair@hotmail.co.id
Wisnu Untoro
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret
wisnu.untoro@gmail.com
ABSTRACT
ABSTRAK
83
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
secara simultan terhadap hubungan kadar hemoglobin pasien preoperasi dan
jenis operasi terhadap permintaan jumlah tes cross-match tetapi tidak terbukti
berpengaruh secara individual.
84
Right Issue: Kualifikasi Operator... Farida & Wisnu Untoro
untuk operasi yang terencana (elective/ banyak sekali retur kantong darah setelah
planned surgery) . Sedang untuk keadaan dilakukan cross match karena tidak jadi di
darurat (emergency) sebaiknya di atas 8 pakai untuk transfusi dengan berbagai
gr % (McClelland, 2007). alasan dan pertimbangan padahal ada
Penelitian yang di kerjakan oleh biaya yang telah dikeluarkan untuk
Lowery TA (1989) dan Hardy NM (1987) pelaksanaan pekerjaan cross match
menunjukkan bahwa selama persiapan sehingga menimbulkan ineffisiensi di
penanganan pasien- pasien yang dalam kegiatan penyediaan kantong darah
mengalami trauma sebagian besar dokter untuk keperluan tersebut.
bedah terlalu berlebihan didalam Penelitian ini dilakukan untuk
mengantisipasi kebutuhan darah untuk mencari jawaban dari permasalahan
pasien dengan meminta pemeriksaan uji pokok yang ada di Bank Darah Rumah
silang serasi (cross match ) yang Sakit Ortopedi Prof. DR.R.Soeharso
kemungkinan tidak akan pernah dipakai Surakarta yaitu mencari dan menganalisis
darah tersebut, temuan studi tersebut faktor- faktor apa saja yang menyebabkan
konsisten dengan hasil penelitian ineffisiensidi dalam pelayanan penyediaan
Subramanian A et al. (2012), serta permintaan kantong darah untuk
penelitian Bader KT et al. (2015) dan juga persiapan operasi di Rumah Sakit Ortopedi
hasil penelitian Thomas C.Hall et al., Prof. DR.R.Soeharso Surakarta, yang mana
(2013). diperlukan pengerjaan cross-match
Subramanian et al. (2012) sebelumnya .
melaporkan bahwa hanya 40 % dari Pada penelitian ini dilakukan analisis
kantong darah yang di order yang efisiensi dan pengujian secara empiris
digunakan pada operasi elektif dan 22 % pengaruh kualifikasi operator operasi
pada pelaksanaan operasi neurosurgery. yang memoderasi perbedaan jenis
Pada pelaksanaan operasi elektif kasus operasi yang akan di kerjakan (emergency
ortopedi tidak lepas dari masalah seperti atau elektive) serta perbedaan kadar
diatas yaitu banyaknya darah yang tidak hemoglobin pasien sebelum operasi di
jadi digunakan setelah di ordercross- kerjakan didalam menentukan jumlah
match, temuan studi tersebut konsisten cross-match yang akan diminta untuk
dengan hasil penelitian Alick M et al. persiapan operasi.
(2015) dan Memtombi et al., (2014).
Efisiensi itu sendiri merupakan suatu
usaha untuk memberantas pemborosan TELAAH PUSTAKA
bahan dan tenaga kerja . Menurut Achmad
S (2007), efisiensi artinya perbandingan Manajemen Operasional
terbaik antara usaha yang telah Operations Management adalah
dikorbankan dengan hasil yang dicapai. serangkaian aktivitas untuk menciptakan
Pengertian efisiensi pada prinsipnya nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui
merupakan perbandingan terbaik atau transformasi input menjadi output.
rasionalitas antara hasil yang diperoleh Aktivitas merupakan proses atau
(Output) dengan kegiatan yang dilakukan sekumpulan kegiatan yang memerlukan
serta sumber-sumber dan waktu yang satu atau lebih dari input, merubah dan
dipergunakan (Input). menambah nilai pada input tersebut,
Sampai saat ini belum ada kebijakan sehingga dapat memberikan satu atau
ataupun panduan secara nasional maupun lebih output bagi pelanggan. Input terdiri
lokal di rumah sakit untuk strategi atas sumber daya manusia (tenaga kerja),
perencanaan kebutuhan darah untuk modal (peralatan dan fasilitas), pembelian
persiapan pelaksanaan operasi sehingga bahan baku dan jasa, tanah dan energi.
kantong darah yang di pesan untuk Sedangkan outputnya adalah barang dan
dilakukan uji silang serasi (cross match) jasa.( Heizer & Render, 2004)
dapat terpakai secara maksimal untuk Manajemen merupakan faktor
pelaksanaan transfusi bagi pasien yang produksi dan sumber daya ekonomi.
membutuhkan. Kenyataan dilapangan Manajemen bertanggung jawab
85
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
memastikan tenaga kerja dan modal persediaan yang memfokuskan
digunakan secara efektif untuk persediaan pada bagian-bagian
meningkatkan produktifitas. Manajemen persediaan kritis yang sedikit dan tidak
berperan dalam lebih dari setengah pada banyak yang sepele. Untuk
peningkatan produktivitas tahunan, menentukan volume dolar tahunan dari
termasuk peningkatan yang diperoleh analisis ABC, kita mengukur permintaan
melalui penerapan tekhnologi dan tahunan dari setiap barang persediaan
pemanfaatan ilmu pengetahuan. dikalikan biaya perunitnya. (Haizer &
Penerapan tekhnologi dan ilmu Render, 2004).
pengetahuan sangatlah penting bagi Akurasi catatan sangat penting bagi
masyarakat maju. Oleh karena itu, mereka manajemen untuk mengetahui persediaan
disebut masyarakat terdidik. Masyarakat yang tersedia. Akurasi catatan adalah
terdidik adalah masyarakat dengan tenaga sebuah unsur kritis dalam sistem produksi
kerja yang telah berpindah dari pekerjaan dan persediaan. Akurasi catatan membuat
kasar ke pekerjaan yang berbasis manajemen fokus pada barang-barang
tekhnologi dan informasi yang tentunya yang diperlukan daripada menetapkan
memerlukan pendidikan untuk yakin bahwa ‘beberapa dari
berkesinambungan. (Stoner, 1982) semuanya” berada dalam persediaan.
Manajemen operasi atau sering Ketika sebuah organisasi dapat
dinamakan dengan manajemen produksi menentukan secara akurat apa yang
memuat sepuluh hal keputusan strategis dimilikinya sekarang, organisasi tersebut
yang dikemukakan oleh Jay Heizer dan dapat mengambil keputusan yang tepat
Barry Render (2004). Salah satunya adalah mengenai pemesanan, penjadwalan, dan
manajemen persediaan(Inventory,material pengiriman. (Haizer & Render, 2004).
requirements planning, and JIT) yang mana
keputusan jumlah persediaan dipengaruhi Cross-match Test
oleh perancangan proses dan kapasitas, Cross- matchtestatau tes reaksi
SDM, dan perancangan tata letak. silang merupakan tindakan medis yang
Permintaan jumlah cross-matchuntuk perlu dilakukan sebelum melakukan
persiapan kantong darah preoperasi transfusi darah untuk melihat apakah darah
masuk didalam manajemen persediaan. penderita sesuai dengan darah donor.
Mayor crossmatch adalah serum penerima
Manajemen Persediaan (Inventory) dicampur dengan sel donor dan Minor
Tujuan manajemen persediaan Crossmatch adalah serum donor dicampur
adalah menentukan keseimbangan antara dengan sel penerima. Jika golongan darah
investasi persediaan dengan pelayanan ABO penerima dan donor sama, baik
pelanggan. Manajer operasi membuat mayor maupun minor test tidak bereaksi.
sistem-sistem untuk mengelola Jika berlainan umpamanya donor
persediaan, ada dua unsur dari sistem golongan darah O dan penerima golongan
tersebut yaitu: 1). Bagaimana barang- darah A maka pada test minor akan terjadi
barang persediaan dapat diklasifikasikan aglutinasi. (Rachmawati B dkk, 1997)
(analisis ABC) dan 2). Seberapa akurat MayorCrossmatchmerupakan
catatan persediaan dapat dijaga. tindakan terakhir untuk melindungi
Kemudiaan kita akan mengamati kontrol keselamatan penerima darah dan
persediaan dalam sektor pelayanan. sebaiknya dilakukan demikian sehingga
Analisis ABC membagi persediaan Complete Antibodies maupun Incomplete
yang ada menjadi tiga klasifikasi dengan Antibodies dapat ditemukan. Pemeriksaan
basis volume dolar tahunan. Analisis ABC Crossmatch di Unit Transfusi Darah dan
adalah sebuah aplikasi presediaan dari Bank Darah Rumah Sakit saat ini
prinsip pareto. Prinsip pareto menyatakan menggunakan metode gel dalam cup kecil
terdapat “sedikit hal yang kritis dan yang lebih mudah dan praktis, metode ini
banyak yang sepele”. Gagasannya adalah telah menggantikan metode tabung yang
untuk membuat kebijakan – kebijakan lebih sulit dan memerlukan banyak
86
Right Issue: Kualifikasi Operator... Farida & Wisnu Untoro
peralatan untuk pemeriksaan. (Budiman besi, atau bahkan meskipun harus tirah
dkk, 2014) baring untuk menunggu darah terbentuk
kembali, sebaiknya tidak dilakukan
Hemoglobin transfusi. ( Hui CH et al., 2005)
Hemoglobin adalah metalloprotein Menurut Hui CH et al., (2005) yang
(protein yang mengandung zat besi) di tertulis di dalam Transfusion Medicine
dalam sel darah merahyang berfungsi Handbook, indikasi transfusi yaitu bila di
sebagai pengangkut oksigendari paru- temukan hal- hal tersebut di bawah ini :
paruke seluruh tubuh. (Keohane et al, 2016 1).Perdarahan akut setelah didahului
).Kadar Hemoglobin adalah suatu patokan penggantian volume darah dengan salin;
yang digunakan dalam dunia medis untuk 2).Anemia kronik jika Hemoglobin tidak
mengenali apakah seseorang mempunyai dapat dinaikkan dengan cara lain;
kadar hemoglobin rendah, normal atau 3).Gangguan pembekuan darah karena
tinggi. Fungsi patokan ini biasa digunakan kekurangan faktor-faktor pembekuan
sebagai tindakan pengobatan secara darah atau trombosit.
medis. Darah donor dan komponennya
Setiap pasien sebelum di operasi mempunyai keterbatasan waktu pakai,
diharuskan ada informasi mengenai oleh karena itu penanganannya harus baik
Haemoglobin (Hb ),karena jika tidak ada dan benar agar tujuan transfusi efisien dan
informasi mengenai haemoglobin maka aman, maka jika tidak segera diperlukan
akan beresiko jika terjadi perdarahan transfusi, komponen darah jangan
yang menguras Hb ini. Masing - masing dikeluarkan dari tempat penyimpanan,
bagian misalnya bagian bedah, anak atau dan bila darah telah dikeluarkan dari
ilmu kebidanan, dan masing masing lemari pendingin dalam 30 menit harus
operator telah memiliki standar tersendiri sudah ditransfusikan.
mengenai jumlah Hb tersebut.
Sebagaimana di ketahui haemoglobin Bank Darah
adalah bagian komponen darah yang Bank Darah Rumah Sakit merupakan
berfungsi untuk membawa oksigen suatu unit pelayanan di rumah sakit yang
keseluruh tubuh . Operasi akan bertanggung jawab atas tersedianya darah
berlangsung baik jika kadar Hb ini normal untuk transfusi yang aman, berkualitas dan
sehingga perdarahan yang minimal masih dalam jumlah yang cukup untuk
bisa di tolerir oleh tubuh. Kadar Hb yang mmendukung pelayanan kesehatan di
optimal tentu sebaiknya di atas 10 gr % rumah sakit. Bank Darah Rumah Sakit yang
untuk operasi yang terencana (elective/ didirikan dan dikelola oleh Rumah Sakit
planned surgery ) . Sedang untuk keadaan berkewajiban menyimpan darah yang
darurat ( emergency ) sebaiknya di atas 8 telah diuji saring oleh UTD PMI dan
gr %. ( McClelland, 2007 ). melakukan uji cocok serasi ( cross match )
pada setiap kantong darah yang di order
Transfusi Darah untuk persiapan transfusi.
Transfusi darah selain bermanfaat Fungsi Bank Darah Rumah Sakit (
tetapi juga mengandung resiko penyulit BDRS ) adalah sebagai pelaksana dan
bagi pasien, oleh karena itu sebelum penanggung jawab pemenuhan kebutuhan
melakukan transfusi darah harus darah untuk transfusi di rumah sakit
dipertimbangkan betul indikasi, manfaat sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit
dan resiko transfusi bagi pasien, karena secara keseluruhan. BDRS menyimpan
transfusi darah yang dikerjakan tanpa darah dan mengeluarkannya bagi pasien
indikasi adalah kontra indikasi. Resiko yang memerlukan darah di rumah sakit .
penyulit dapat berupa reaksi alergi, Pelayanan transfusi darah adalah
anafilaksis, penularan penyakit hepatitis B, upaya pelayanan kesehatan yang terdiri
C dan HIV, maka bila masih ada jalan dari serangkaian kegiatan mulai dari
untuk memperbaiki kekurangan pengarahan dan pelestarian donor, proses
komponen darah dengan cara lain, seperti pengambilan darah,pencegahan
pemberian nutrisi yang baik, vitamin, zat penularan penyakit, pengamanan,
87
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
pengolahan darah, pendistribusian darah, Kualifikasi berarti latihan, tes, ijazah dan
penyimpanan darah, pemeriksaan serologi lain-lain yang menjadikan seseorang
golongan darah dan uji silang serasi memenuhi syarat. Menurut Kamus Besar
(cross-match)serta tindakan medis Bahasa Indonesia, kualifikasi adalah
pemberian darah kepada resipien untuk “pendidikan khusus untuk memperoleh
tujuan penyembuhan penyakit dan suatu keahlian yang diperlukan untuk
pemulihan kesehatan. Sebelum melakukan sesuatu atau menduduki
pelaksanaan transfusi, dilakukan uji silang jabatan tertentu” (Depdikbud, 1996: 533).
serasi antara darah donor dan resipien. Menurut Ningrum
(http://file.upi.edu.22/09/2010 ) kualifikasi
Efisiensi berarti persyaratan yang harus dipenuhi
Menurut Dwiyanto, dkk (2008) terkait dengan kemampuan yang
Efisiensi pelayanan adalah perbandingan dibutuhkan untuk melaksanakan suatu
terbaik antara input dan output pelayanan. pekerjaan. Kualifikasi dapat menunjukkan
Secara ideal, pelayanan akan efisien kredibilitas seseorang dalam
apabila birokrasi pelayanan dapat melaksanakan pekerjaannya.
menyediakan input pelayanan, seperti
biaya dan waktu pelayanan yang HIPOTESIS
meringankan masyarakat pengguna jasa.
Demikian pula pada sisi output pelayanan, H1.Terdapat pengaruh langsung kadar
secara ideal harus dapat memberikan hemoglobin pasien preoperasi
produk pelayanan yang berkualitas, terhadappermintaan jumlah tes cross-
terutama dari aspek biaya dan waktu match untuk persiapan operasi.
pelayanan. Efisiensi pada sisi input H2.Terdapat pengaruh langsung jenis
dipergunakan untuk melihat seberapa jauh operasi terhadap permintaan jumlah tes
kemudahan akses publik terhadap sistim cross-match untuk persiapan operasi.
pelayanan yang ditawarkan. Akses publik H3.Terdapat pengaruh kualifikasi operator
terhadap pelayanan dipandang efisien operasi sebagai pemoderasi kadar
apabila publik memiliki jaminan atau hemoglobin terhadap permintaan jumlah
kepastian menyangkut biaya pelayanan. tes cross-match untuk persiapan operasi.
H4.Terdapat pengaruh kualifikasi
Kualifikasi operator operasi sebagai pemoderasi
Secara etimologis kata kualifikasi jenis operasi(emergency dan elektive )
diadopsi dari bahasa Inggris qualification terhadap permintaan jumlah tes cross-
yang berarti training, test, diploma, etc. that match untukpersiapan operasi.
qualifies a person (Manser, 1995: 337).
88
Right Issue: Kualifikasi Operator... Farida & Wisnu Untoro
X1 H1
Jenis Operasi Y
X2 H3 H4
Operator Operasi
X3
Gambar 1. Kerangka Berpikir
89
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
Jumlah permintaan cross-match,, retur kantong darah, darah yang dipakai dan darah
yang dibuang selama 12 bulan tersebut total adalah 3659, dengan rincian seperti terlihat
pada grafik 1 dan grafik 2 :
Jumlah Cross-Match
Darah Yang di pakai
Retur darah
Darah yg Dibuang
J
U
M
L
M
A
A
H
T
Jumlah Cross-
C
C Match
H Darah Yang di
R
pakai
O
S
S
BULAN
Grafik 2. Jumlah Cross Match dan Kantong Darah Yang Dipakai Juli 2015-Mei
Mei 2016
Dari tabel 2 diketahui bahwa nilai 1,833 < 1,953 < 4 – 1,833 à1,833 <
statistik untuk uji normalitas atau D dari 1,953 < 2,167 berarti tidak terjadi
keempat variabel adalah > 0,05 maka autokorelasi.
dapat dikatakan data berdistribusi normal.
c. Uji Multikolinieritas
b. Uji Autokorelasi Uji multikolinearitas bertujuan
Dalam penelitian ini untuk untuk menguji apakah model regresi
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi ditemukan adanya korelasi yang
digunakan uji statistik Durbin-Watson sempurna antar variabel bebas (
dengan menggunakan SPSS versi 20.0 independen). Model regresi yang baik
didapatkan hasil sebagai berikut : seharusnya tidak terjadi korelasi yang
Nilai Durbin – Watson = 1,953 (d), sempurna diantara diantara variabel
Tabel Durbin – Watson (k, n), dimana bebas. Salah satu cara untuk
k adalah jumlah variabel independen) mendeteksi adanya multikolinearitas
jadi (k, n) = (2, 360) didapatkan :Nilai adalah dengan melihat tolerance atau
dl = 1,822 dan Nilai du = 1,833 Varians Inflation Factor (VIF). Apabila
Jika nilai du < d < 4 – du maka tidak tolerance lebih kecil dari 1 atau nilai
terjadi autokorelasi, didapatkan hasil : VIF diatas 10, maka terjadi
multikolinearitas (Wiratna,2014).
91
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
Hasil uji multikolinieritas variabel terikat (ZPRED) dengan nilai
didapatkan hasil VIF 1,208 untuk residualnya (SRESID). Jika ada pola
variabel perbedaan kadar hemoglobin tertentu yang teratur, maka
dan untuk variabel jenis operasi juga mengindikasikan telah terjadi
didapatkan nilai VIF 1,208 maka dapat heteroskedastisitas.. Dari grafik
disimpulkan tidak terjadi scatterplot yang dihasilkan
multikolinearitas pada data penelitian. menunjukkan hasil titik-titik data tidak
mengumpul hanya di atas atau di
d. Uji Heteroskedastisitas bawah saja dan penyebaran titik-titik
Uji heteroskedastisitas bertujuan data tidak membentuk pola
untuk menguji apakah dalam model bergelombang melebar kemudian
regresi terjadi ketidaksamaan menyempit dan melebar lagi, maka
variance dari residual satu dapat disimpulkan tidak terjadi
pengamatan ke pengamatan yang lain. heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi 2. Uji Hipotesis
heteroskedastisitas. Pendeteksi ada Analisis regresi berganda dan
atau tidaknya heteroskedastisitas analisis regresi moderasi digunakan
dapat dilakukan dengan melihat ada untuk menguji hipotesa yang peneliti
tidaknya pola tertentu pada grafik ajukan, hasilnya dapat dilihat pada
scatterplot antara nilai prediksi tabel berikut ini :
R2 0,086 0,095
Adj R 2 0,081 0,082
F Hitung 16,836 7,392
Sig.F 0,000 0,000
92
Right Issue: Kualifikasi Operator... Farida & Wisnu Untoro
93
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
2. Jenis operasi mempunyai pengaruh dikatakan C: T rasio yang masih dapat
langsung terhadap permintaan di toleransi adalah 1,0 – 2,5
jumlah cross-match (Subramanian et al, 2010). Hal ini
Berdasarkan hasil persamaan membuktikan bahwa terjadi
regresi yang digunakan dalam ineffisiensi pada permintaan jumlah
penelitian ini diperoleh hasil bahwa cross-match di bank darah rumah sakit
jenis operasi berpengaruh langsung ortopedi Prof.DR.R.Soeharso
dengan signifikansi terhadap Surakarta, dan ineffisiensi terutama
permintaan jumlah cross-match. Hal terjadi pada jenis operasi elektive.
ini dapat dibuktikan dengan nilai
koefisien parameter sebesar – 0,484 3. Kualifikasi operator operasi
dengan nilai signifikansi (probabilitas sebagai pemoderasi kadar
atau p) sebesar 0,000 (p < 0,05). hemoglobin pasien preoperasi
Hipotesa kedua yang diajukan dalam mempunyai pengaruh terhadap
penelitian ini terbukti yaitu jenis permintaan jumlahcross-match
operasi yang akan dilakukan Hasil analisis menunjukkan
(emergency atau elektive) mempunyai bahwa kualifikasi operator operasi
pengaruh langsung yang signifikan sebagai pemoderasi tidak
terhadap jumlah permintaan cross- berpengaruh signifikan terhadap
match. jumlah permintaan cross-match untuk
Hasil penelitian ini mendukung persiapan operasi bila didasarkan
hasil penelitian sebelumnya yaitu pada kadar hemoglobin pasien
penelitian dari Bader Kamal et.al preoperasi, hal tersebut dapat dilihat
(2015) dan penelitian dari Alick M et berdasarkan hasil analisis koefisien
al. (2015), yang menyatakan bahwa parameter yang diperoleh sebesar –
terdapat perbedaan jumlah 0,026 dengan nilai signifikansi
permintaan cross-match pada jenis (probabilitas atau p) sebesar 0,398 (p
operasi elektive dan emergency, > 0,05) dengan nilai Uji signifikansi
dimana ditemukan hasil bahwa untuk simultan (F) sebesar 5,561 dengan
persiapan operasi elektif jumlah nilai signifikansi 0,001 (p < 0,05).
permintaan cross-match nya terlalu Dapat disimpulkan bahwa hipotesa
berlebihan, tidak sesuai dengan ketiga dalam penelitian ini tidak
kenyataan jumlah unit kantong darah terbukti bahwa kualifikasi operator
yang akhirnya benar-benar di lakukan operasi sebagai variabel moderating
transfusi kepada pasien, hal ini akan pada uji signifikansi parameter
menimbulkan ineffisiensi karena ada individual (parsial/ uji t) tetapi pada
biaya dan tenaga untuk melakukan uji signifikansi simultan (F) terbukti
cross-match yang terbuang sia-sia. secara signifikan kualifikasi operator
Pada penelitian ini jumlah jenis operasi sebagai variabel moderating.
operasi yang dikerjakan secara Penelitian Hartini (2012) tentang
keseluruhan adalah operasi elektive pengaruh kualifikasi akademik,
yang dikerjakan adalah 85,6 % dan pengalaman kerja dan motivasi kerja
operasi emergency yang di kerjakan terhadap kinerja kepala sekolah dasar
adalah 14,4 % dari total data operasi sekecamatan Wiradesa kabupaten
yaitu 360 operasi. Dari data retur Pekalongan. memberikan hasil bahwa
darah yang tidak jadi di gunakan terdapat pengaruh secara parsial
untuk transfusi di dapatkan data C/T maupun secara bersama-sama yang
(Cross-Match/ Transfusion) adalah signifikan antara kualifikasi akademik,
1,41. Pada literatur dikatakan C:T rasio pengalaman kerja dan motivasi kerja
biasanya digunakan untuk melihat terhadap kinerja kepala sekolah dasar
efisiensi permintaan kantong darah sekecamatan Wiradesa kabupaten
(cross-match) , idealnya C: T rasio Pekalongan.
yang terbaik adalah 1,0 meskipun
94
Right Issue: Kualifikasi Operator... Farida & Wisnu Untoro
95
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
Bader Kamal T, et all. 2015. Blood Liana Lie. 2009. Penggunaan MRA dengan
utilization in orthopedic and trauma Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel
practice. International Journal of Moderating terhadap Hubungan antara
Applied and Basic Medical Research, Variabel Independen dan Variabel
Vol 5, Issue 2, May – Aug. Dependen. Jurnal Teknologi Informasi
Budiman, Maimun ZA. 2014.Buku Materi DINAMIK Volume XIV, No.2, Juli: 90-
Lokakarya Transfusi Darah. Malang. 97.
Chiavetta JA, Herst R, Freedman J, Axcell Lowery TA, Clark JA. 1989. Successful
TJ, Wall AJ, van Rooy SC. 1996. A implementation of Maximum Surgical
survey ofred cell use in 45 hospitals in Blood Order Schedule. J Med Assoc
central Ontario, Canada. Ga; 78:155-8.
Transfusion;;36:699-706. Mc Clelland. DBL. 2007.Handbook of
Depdikbud. 1996.Penelitian Tindakan Kelas Transfusion Medicine. Ed.DBL. Mc
(PTK)Tentang Efektivitas Clelland.TSO Blackwell.
Pembelajaran Kelas: IKIP Yogyakarta. Memtombi et al.; Quality Indicators Of
Devi Memtombi, et all. 2014. Quality Blood Utilization in a Tertiary Care
Indicators of Blood Utilization in a Centre inthe North-Eastern India.
Tertiary CareCentre in the North- 2014. Journal of Dental and Medical
Eastern India. Journal of Dental and Sciences;13:50-52.
Medical Sciences, Vol.13, Issue 1,pp : Rachmawati B, dkk. 1997.Pelatihan Analis
(50-52),January. Bank Darah. Salatiga.
Dwiyanto, Agus, dkk. 2008. Reformasi RSU Dr.Soetomo FK Unair. 1991.Pedoman
Birokrasi Publik di Indonesia. Gadjah Pelaksanaan Transfusi Darah dan
Mada University Press. Yogyakarta. Komponen Darah. Edisi II. Surabaya.
Hardy NM, Bolen FH, Shatney CH. 1987. Subramanian A, Sagar S, Kumar S, Agrawal
Maximum surgical blood order D, Albert V, Misra MC. 2012.
schedule reduces hospital costs. Am Maximum surgical blood ordering
Surg; 53: 223-5. schedule in a tertiary trauma center in
Healthcare Cost and Utilization Project. Northern India:A proposal. J Emerg
HCUP facts and Figures 2009. Section Trauma Shock;5:321-7.
3: Inpatient hospital stay by procedure. Stoner, A.F. James. 1982, Manajemen,
Available from: Second Edition, diterjemahkan
http://www.hcupus.ahrq.gov/reports/fa Erlangga, Jakarta.
cts and Thomas C.Hall, et al. 2013. Blood
figures/2009/section3_TOC.jsp. Transfusion Policies in Elective
Heizer, Jay dan Render Barry. 2004. General Surgery: How to Optimise
Manajemen Operasi, Jakarta : Salemba Cross- Match- to- Transfusion Ratios.
Empat. Transfus Med Hemother; 40: 27 – 31.
Hui CH, Davis K, William I. Vibhute M, Kamath S. K, and Shetty A.
2005.Transfusion Medicine Handbook. “Blood utilisation in elective general
Royal Adelaide Hospital. surgery
Keohane et al. 2016. Rodaks Hematology
Basic Principle and Application, 5 th
ed.
96