Anda di halaman 1dari 14

Right Issue: Kualifikasi Operator...

Farida & Wisnu Untoro

KUALIFIKASI OPERATOR OPERASI SEBAGAI PEMODERASI


PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DAN JENIS OPERASI PADA
JUMLAH TES CROSS-MATCH DI BANK DARAH

Farida
Rs Ortopedi Prof.DR.R.Soeharso Surakarta
frdjubair@hotmail.co.id

Wisnu Untoro
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret
wisnu.untoro@gmail.com

ABSTRACT

The aims of research is to understand/discover the effect of the qualification


of surgery operator for moderating pre-operative hemoglobin level at the
patient and the type of operation performance (elective or emergency) with the
number of cross-match test request for surgery preparation. The research
utilizes the quantitative empirical method using a secondary data derived from
the orthopedic hospital blood-bank Prof. DR. R. Soeharso Surakarta i.e. the
number of data cross-match test request from June 2015 to May 2016 with 360
samples. The Data analysis method is Moderated Regression Analysis.
The results of research exhibits significant direct influence pre-operative
hemoglobin level and the type of operation to the number of cross-match test
request. The qualification of surgery operator has not proven significantly as a
moderation variable. The qualification of surgery operator influences
simultaneously on the patient preoperative hemoglobin correlation level and
type of operation to the number of cross-match test request, although no proven
effect on an individual basis.

Keywords: qualification surgery operator, preoperative hemoglobin, the type of


operation, cross-match test

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualifikasi operator


operasi sebagai pemoderasi kadar hemoglobin preoperasi pasien, jenis operasi
yang akan dikerjakan (elektif atau emergency) terhadap jumlah permintaan tes
cross-match untuk persiapan operasi. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian empiris kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang berasal
dari bank darah rumah sakit ortopedi Prof.DR.R.Soeharso Surakarta yaitu data
permintaan jumlah tes cross-match mulai bulan Juni 2015 sampai bulan Mei
2016 yaitu sejumlah 360 sampel. Metode analisis data yang digunakan
Moderated Regression Analysis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung secara
signifikan kadar hemoglobin preoperasi dan jenis operasi terhadap permintaan
jumlah tes cross-match. Kualifikasi operator operasi tidak terbukti secara
signifikan sebagai variabel moderasi. Kualifikasi operator operasi berpengaruh

83
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
secara simultan terhadap hubungan kadar hemoglobin pasien preoperasi dan
jenis operasi terhadap permintaan jumlah tes cross-match tetapi tidak terbukti
berpengaruh secara individual.

Kata kunci: kualifikasi operator operasi, hemoglobin preoperasi, jenis operasi,


tes cross-match.

Operations Management adalah penggunaan transfusi darah pada kasus


serangkaian aktivitas untuk menciptakan bedah jantung dan ortopedi, tetapi
nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui dikatakan masih sedikit literatur yang
transformasi input menjadi output. menjelaskan tentang utilisasi darah pada
Aktivitas merupakan proses atau orthopedic dan trauma surgery.
sekumpulan kegiatan yang memerlukan Fungsi Bank Darah Rumah Sakit
satu atau lebih dari input, merubah dan (BDRS) adalah sebagai pelaksana dan
menambah nilai pada input tersebut, penanggung jawab pemenuhan kebutuhan
sehingga dapat memberikan satu atau darah untuk transfusi di rumah sakit
lebih output bagi pelanggan. Input terdiri sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit
atas sumber daya manusia (tenaga kerja), secara keseluruhan. BDRS menyimpan
modal (peralatan dan fasilitas), pembelian darah dan mengeluarkannya bagi pasien
bahan bakudan jasa, tanah dan energi. yang memerlukan darah di rumah sakit .
Sedangkan outputnya adalah barang dan Hemoglobin adalah metaloprotein
jasa.(Heizer & Render, 2004) (protein yang mengandung zat besi) di
Bank Darah Rumah Sakit merupakan dalam sel darah merah yang berfungsi
suatu unit pelayanan di rumah sakit yang sebagai pengangkut oksigen dari paru-
bertanggung jawab atas tersedianya darah paru ke seluruh tubuh, pada mamalia dan
untuk transfusi yang aman, berkualitas dan hewan lainnya. (Keohane,
dalam jumlah yang cukup untuk 2016).Kadarhemoglobinadalah suatu
mendukung pelayanan kesehatan di patokan yang digunakan dalam dunia
rumah sakit. Bank Darah Rumah Sakit yang medis untuk mengenali apakah seseorang
didirikan dan dikelola oleh Rumah Sakit mempunyai kadar hemoglobin rendah,
berkewajiban menyimpan darah yang normal atau tinggi. Fungsi patokan ini
telah diuji saring oleh UTD PMI dan biasa digunakan sebagai tindakan
melakukan uji cocok serasi (cross match) pengobatan secara medis.
pada setiap kantong darah yang di order Setiap pasien sebelum di operasi
untuk persiapan transfusi. Penggunaan diharuskan ada informasi mengenai
transfusi darah adalah bagian yang sangat Haemoglobin (Hb ),karena jika tidak ada
penting di dalam manajemen pengobatan informasi mengenai haemoglobin maka
dari penyakit dan luka karena kecelakaan. akan beresiko jika terjadi perdarahan
(Vibhute M et.al, 2000 dan Bader KT et.al, yang menguras Hb ini. Masing - masing
2015) Di Amerika Serikat setiap tahunnya bagian misalnya bagian bedah, anak atau
dipakai 24 juta kantong darah dan ilmu kebidanan, dan masing masing
produk-produknya, seperti yang operator telah memiliki standar tersendiri
dilaporkan pada Healthcare Cost and mengenai jumlah Hb
Utilization Project (HCUP, 2009), sedangkan tersebut.Sebagaimana di ketahui
data resmi pemakaian kantong darah haemoglobin adalah bagian komponen
pertahunnya di Indonesia belum pernah darah yang berfungsi untuk membawa
dilaporkan. Penggunaan transfusi darah oksigen keseluruh tubuh . Operasi akan
sangat umum terjadi pada operasi bedah berlangsung baik jika kadar Hb ini normal
orthopedi dan kasus- kasus trauma. sehingga perdarahan yang minimal masih
Chiavetta et al., (1996) dan Alick et al., bisa di tolerir oleh tubuh. Kadar Hb yang
(2015) melaporkan lebih dari 31 % optimal tentu sebaiknya di atas 10 gr %

84
Right Issue: Kualifikasi Operator... Farida & Wisnu Untoro

untuk operasi yang terencana (elective/ banyak sekali retur kantong darah setelah
planned surgery) . Sedang untuk keadaan dilakukan cross match karena tidak jadi di
darurat (emergency) sebaiknya di atas 8 pakai untuk transfusi dengan berbagai
gr % (McClelland, 2007). alasan dan pertimbangan padahal ada
Penelitian yang di kerjakan oleh biaya yang telah dikeluarkan untuk
Lowery TA (1989) dan Hardy NM (1987) pelaksanaan pekerjaan cross match
menunjukkan bahwa selama persiapan sehingga menimbulkan ineffisiensi di
penanganan pasien- pasien yang dalam kegiatan penyediaan kantong darah
mengalami trauma sebagian besar dokter untuk keperluan tersebut.
bedah terlalu berlebihan didalam Penelitian ini dilakukan untuk
mengantisipasi kebutuhan darah untuk mencari jawaban dari permasalahan
pasien dengan meminta pemeriksaan uji pokok yang ada di Bank Darah Rumah
silang serasi (cross match ) yang Sakit Ortopedi Prof. DR.R.Soeharso
kemungkinan tidak akan pernah dipakai Surakarta yaitu mencari dan menganalisis
darah tersebut, temuan studi tersebut faktor- faktor apa saja yang menyebabkan
konsisten dengan hasil penelitian ineffisiensidi dalam pelayanan penyediaan
Subramanian A et al. (2012), serta permintaan kantong darah untuk
penelitian Bader KT et al. (2015) dan juga persiapan operasi di Rumah Sakit Ortopedi
hasil penelitian Thomas C.Hall et al., Prof. DR.R.Soeharso Surakarta, yang mana
(2013). diperlukan pengerjaan cross-match
Subramanian et al. (2012) sebelumnya .
melaporkan bahwa hanya 40 % dari Pada penelitian ini dilakukan analisis
kantong darah yang di order yang efisiensi dan pengujian secara empiris
digunakan pada operasi elektif dan 22 % pengaruh kualifikasi operator operasi
pada pelaksanaan operasi neurosurgery. yang memoderasi perbedaan jenis
Pada pelaksanaan operasi elektif kasus operasi yang akan di kerjakan (emergency
ortopedi tidak lepas dari masalah seperti atau elektive) serta perbedaan kadar
diatas yaitu banyaknya darah yang tidak hemoglobin pasien sebelum operasi di
jadi digunakan setelah di ordercross- kerjakan didalam menentukan jumlah
match, temuan studi tersebut konsisten cross-match yang akan diminta untuk
dengan hasil penelitian Alick M et al. persiapan operasi.
(2015) dan Memtombi et al., (2014).
Efisiensi itu sendiri merupakan suatu
usaha untuk memberantas pemborosan TELAAH PUSTAKA
bahan dan tenaga kerja . Menurut Achmad
S (2007), efisiensi artinya perbandingan Manajemen Operasional
terbaik antara usaha yang telah Operations Management adalah
dikorbankan dengan hasil yang dicapai. serangkaian aktivitas untuk menciptakan
Pengertian efisiensi pada prinsipnya nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui
merupakan perbandingan terbaik atau transformasi input menjadi output.
rasionalitas antara hasil yang diperoleh Aktivitas merupakan proses atau
(Output) dengan kegiatan yang dilakukan sekumpulan kegiatan yang memerlukan
serta sumber-sumber dan waktu yang satu atau lebih dari input, merubah dan
dipergunakan (Input). menambah nilai pada input tersebut,
Sampai saat ini belum ada kebijakan sehingga dapat memberikan satu atau
ataupun panduan secara nasional maupun lebih output bagi pelanggan. Input terdiri
lokal di rumah sakit untuk strategi atas sumber daya manusia (tenaga kerja),
perencanaan kebutuhan darah untuk modal (peralatan dan fasilitas), pembelian
persiapan pelaksanaan operasi sehingga bahan baku dan jasa, tanah dan energi.
kantong darah yang di pesan untuk Sedangkan outputnya adalah barang dan
dilakukan uji silang serasi (cross match) jasa.( Heizer & Render, 2004)
dapat terpakai secara maksimal untuk Manajemen merupakan faktor
pelaksanaan transfusi bagi pasien yang produksi dan sumber daya ekonomi.
membutuhkan. Kenyataan dilapangan Manajemen bertanggung jawab

85
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
memastikan tenaga kerja dan modal persediaan yang memfokuskan
digunakan secara efektif untuk persediaan pada bagian-bagian
meningkatkan produktifitas. Manajemen persediaan kritis yang sedikit dan tidak
berperan dalam lebih dari setengah pada banyak yang sepele. Untuk
peningkatan produktivitas tahunan, menentukan volume dolar tahunan dari
termasuk peningkatan yang diperoleh analisis ABC, kita mengukur permintaan
melalui penerapan tekhnologi dan tahunan dari setiap barang persediaan
pemanfaatan ilmu pengetahuan. dikalikan biaya perunitnya. (Haizer &
Penerapan tekhnologi dan ilmu Render, 2004).
pengetahuan sangatlah penting bagi Akurasi catatan sangat penting bagi
masyarakat maju. Oleh karena itu, mereka manajemen untuk mengetahui persediaan
disebut masyarakat terdidik. Masyarakat yang tersedia. Akurasi catatan adalah
terdidik adalah masyarakat dengan tenaga sebuah unsur kritis dalam sistem produksi
kerja yang telah berpindah dari pekerjaan dan persediaan. Akurasi catatan membuat
kasar ke pekerjaan yang berbasis manajemen fokus pada barang-barang
tekhnologi dan informasi yang tentunya yang diperlukan daripada menetapkan
memerlukan pendidikan untuk yakin bahwa ‘beberapa dari
berkesinambungan. (Stoner, 1982) semuanya” berada dalam persediaan.
Manajemen operasi atau sering Ketika sebuah organisasi dapat
dinamakan dengan manajemen produksi menentukan secara akurat apa yang
memuat sepuluh hal keputusan strategis dimilikinya sekarang, organisasi tersebut
yang dikemukakan oleh Jay Heizer dan dapat mengambil keputusan yang tepat
Barry Render (2004). Salah satunya adalah mengenai pemesanan, penjadwalan, dan
manajemen persediaan(Inventory,material pengiriman. (Haizer & Render, 2004).
requirements planning, and JIT) yang mana
keputusan jumlah persediaan dipengaruhi Cross-match Test
oleh perancangan proses dan kapasitas, Cross- matchtestatau tes reaksi
SDM, dan perancangan tata letak. silang merupakan tindakan medis yang
Permintaan jumlah cross-matchuntuk perlu dilakukan sebelum melakukan
persiapan kantong darah preoperasi transfusi darah untuk melihat apakah darah
masuk didalam manajemen persediaan. penderita sesuai dengan darah donor.
Mayor crossmatch adalah serum penerima
Manajemen Persediaan (Inventory) dicampur dengan sel donor dan Minor
Tujuan manajemen persediaan Crossmatch adalah serum donor dicampur
adalah menentukan keseimbangan antara dengan sel penerima. Jika golongan darah
investasi persediaan dengan pelayanan ABO penerima dan donor sama, baik
pelanggan. Manajer operasi membuat mayor maupun minor test tidak bereaksi.
sistem-sistem untuk mengelola Jika berlainan umpamanya donor
persediaan, ada dua unsur dari sistem golongan darah O dan penerima golongan
tersebut yaitu: 1). Bagaimana barang- darah A maka pada test minor akan terjadi
barang persediaan dapat diklasifikasikan aglutinasi. (Rachmawati B dkk, 1997)
(analisis ABC) dan 2). Seberapa akurat MayorCrossmatchmerupakan
catatan persediaan dapat dijaga. tindakan terakhir untuk melindungi
Kemudiaan kita akan mengamati kontrol keselamatan penerima darah dan
persediaan dalam sektor pelayanan. sebaiknya dilakukan demikian sehingga
Analisis ABC membagi persediaan Complete Antibodies maupun Incomplete
yang ada menjadi tiga klasifikasi dengan Antibodies dapat ditemukan. Pemeriksaan
basis volume dolar tahunan. Analisis ABC Crossmatch di Unit Transfusi Darah dan
adalah sebuah aplikasi presediaan dari Bank Darah Rumah Sakit saat ini
prinsip pareto. Prinsip pareto menyatakan menggunakan metode gel dalam cup kecil
terdapat “sedikit hal yang kritis dan yang lebih mudah dan praktis, metode ini
banyak yang sepele”. Gagasannya adalah telah menggantikan metode tabung yang
untuk membuat kebijakan – kebijakan lebih sulit dan memerlukan banyak

86
Right Issue: Kualifikasi Operator... Farida & Wisnu Untoro

peralatan untuk pemeriksaan. (Budiman besi, atau bahkan meskipun harus tirah
dkk, 2014) baring untuk menunggu darah terbentuk
kembali, sebaiknya tidak dilakukan
Hemoglobin transfusi. ( Hui CH et al., 2005)
Hemoglobin adalah metalloprotein Menurut Hui CH et al., (2005) yang
(protein yang mengandung zat besi) di tertulis di dalam Transfusion Medicine
dalam sel darah merahyang berfungsi Handbook, indikasi transfusi yaitu bila di
sebagai pengangkut oksigendari paru- temukan hal- hal tersebut di bawah ini :
paruke seluruh tubuh. (Keohane et al, 2016 1).Perdarahan akut setelah didahului
).Kadar Hemoglobin adalah suatu patokan penggantian volume darah dengan salin;
yang digunakan dalam dunia medis untuk 2).Anemia kronik jika Hemoglobin tidak
mengenali apakah seseorang mempunyai dapat dinaikkan dengan cara lain;
kadar hemoglobin rendah, normal atau 3).Gangguan pembekuan darah karena
tinggi. Fungsi patokan ini biasa digunakan kekurangan faktor-faktor pembekuan
sebagai tindakan pengobatan secara darah atau trombosit.
medis. Darah donor dan komponennya
Setiap pasien sebelum di operasi mempunyai keterbatasan waktu pakai,
diharuskan ada informasi mengenai oleh karena itu penanganannya harus baik
Haemoglobin (Hb ),karena jika tidak ada dan benar agar tujuan transfusi efisien dan
informasi mengenai haemoglobin maka aman, maka jika tidak segera diperlukan
akan beresiko jika terjadi perdarahan transfusi, komponen darah jangan
yang menguras Hb ini. Masing - masing dikeluarkan dari tempat penyimpanan,
bagian misalnya bagian bedah, anak atau dan bila darah telah dikeluarkan dari
ilmu kebidanan, dan masing masing lemari pendingin dalam 30 menit harus
operator telah memiliki standar tersendiri sudah ditransfusikan.
mengenai jumlah Hb tersebut.
Sebagaimana di ketahui haemoglobin Bank Darah
adalah bagian komponen darah yang Bank Darah Rumah Sakit merupakan
berfungsi untuk membawa oksigen suatu unit pelayanan di rumah sakit yang
keseluruh tubuh . Operasi akan bertanggung jawab atas tersedianya darah
berlangsung baik jika kadar Hb ini normal untuk transfusi yang aman, berkualitas dan
sehingga perdarahan yang minimal masih dalam jumlah yang cukup untuk
bisa di tolerir oleh tubuh. Kadar Hb yang mmendukung pelayanan kesehatan di
optimal tentu sebaiknya di atas 10 gr % rumah sakit. Bank Darah Rumah Sakit yang
untuk operasi yang terencana (elective/ didirikan dan dikelola oleh Rumah Sakit
planned surgery ) . Sedang untuk keadaan berkewajiban menyimpan darah yang
darurat ( emergency ) sebaiknya di atas 8 telah diuji saring oleh UTD PMI dan
gr %. ( McClelland, 2007 ). melakukan uji cocok serasi ( cross match )
pada setiap kantong darah yang di order
Transfusi Darah untuk persiapan transfusi.
Transfusi darah selain bermanfaat Fungsi Bank Darah Rumah Sakit (
tetapi juga mengandung resiko penyulit BDRS ) adalah sebagai pelaksana dan
bagi pasien, oleh karena itu sebelum penanggung jawab pemenuhan kebutuhan
melakukan transfusi darah harus darah untuk transfusi di rumah sakit
dipertimbangkan betul indikasi, manfaat sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit
dan resiko transfusi bagi pasien, karena secara keseluruhan. BDRS menyimpan
transfusi darah yang dikerjakan tanpa darah dan mengeluarkannya bagi pasien
indikasi adalah kontra indikasi. Resiko yang memerlukan darah di rumah sakit .
penyulit dapat berupa reaksi alergi, Pelayanan transfusi darah adalah
anafilaksis, penularan penyakit hepatitis B, upaya pelayanan kesehatan yang terdiri
C dan HIV, maka bila masih ada jalan dari serangkaian kegiatan mulai dari
untuk memperbaiki kekurangan pengarahan dan pelestarian donor, proses
komponen darah dengan cara lain, seperti pengambilan darah,pencegahan
pemberian nutrisi yang baik, vitamin, zat penularan penyakit, pengamanan,

87
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
pengolahan darah, pendistribusian darah, Kualifikasi berarti latihan, tes, ijazah dan
penyimpanan darah, pemeriksaan serologi lain-lain yang menjadikan seseorang
golongan darah dan uji silang serasi memenuhi syarat. Menurut Kamus Besar
(cross-match)serta tindakan medis Bahasa Indonesia, kualifikasi adalah
pemberian darah kepada resipien untuk “pendidikan khusus untuk memperoleh
tujuan penyembuhan penyakit dan suatu keahlian yang diperlukan untuk
pemulihan kesehatan. Sebelum melakukan sesuatu atau menduduki
pelaksanaan transfusi, dilakukan uji silang jabatan tertentu” (Depdikbud, 1996: 533).
serasi antara darah donor dan resipien. Menurut Ningrum
(http://file.upi.edu.22/09/2010 ) kualifikasi
Efisiensi berarti persyaratan yang harus dipenuhi
Menurut Dwiyanto, dkk (2008) terkait dengan kemampuan yang
Efisiensi pelayanan adalah perbandingan dibutuhkan untuk melaksanakan suatu
terbaik antara input dan output pelayanan. pekerjaan. Kualifikasi dapat menunjukkan
Secara ideal, pelayanan akan efisien kredibilitas seseorang dalam
apabila birokrasi pelayanan dapat melaksanakan pekerjaannya.
menyediakan input pelayanan, seperti
biaya dan waktu pelayanan yang HIPOTESIS
meringankan masyarakat pengguna jasa.
Demikian pula pada sisi output pelayanan, H1.Terdapat pengaruh langsung kadar
secara ideal harus dapat memberikan hemoglobin pasien preoperasi
produk pelayanan yang berkualitas, terhadappermintaan jumlah tes cross-
terutama dari aspek biaya dan waktu match untuk persiapan operasi.
pelayanan. Efisiensi pada sisi input H2.Terdapat pengaruh langsung jenis
dipergunakan untuk melihat seberapa jauh operasi terhadap permintaan jumlah tes
kemudahan akses publik terhadap sistim cross-match untuk persiapan operasi.
pelayanan yang ditawarkan. Akses publik H3.Terdapat pengaruh kualifikasi operator
terhadap pelayanan dipandang efisien operasi sebagai pemoderasi kadar
apabila publik memiliki jaminan atau hemoglobin terhadap permintaan jumlah
kepastian menyangkut biaya pelayanan. tes cross-match untuk persiapan operasi.
H4.Terdapat pengaruh kualifikasi
Kualifikasi operator operasi sebagai pemoderasi
Secara etimologis kata kualifikasi jenis operasi(emergency dan elektive )
diadopsi dari bahasa Inggris qualification terhadap permintaan jumlah tes cross-
yang berarti training, test, diploma, etc. that match untukpersiapan operasi.
qualifies a person (Manser, 1995: 337).

88
Right Issue: Kualifikasi Operator... Farida & Wisnu Untoro

Kadar Hb pre operasi

X1 H1

H2 Permintaan Jumlah Cross-Match

Jenis Operasi Y

X2 H3 H4

Operator Operasi

X3
Gambar 1. Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN Sampel yang digunakan dalam penelitian


ini sebesar 360 sampel.
Penelitian ini merupakan penelitian Teknik analisa yang digunakan
empiris dengan metode kuantitatif. dalam penelitian ini adalah sebagai
Penelitian ini dilakukan di sebuah bank berikut Analisa deskriptif (Cross-Match to
darah rumah sakit di kota Solo. Jenis data Transfusion ratio, Transfusion Probability,
yang digunakan dalam penelitian ini Transfusion Index), uji normalitas, uji
adalah data sekunder. Data sekunder asumsi klasik, analisis regresi moderasi
bersumber dari data permintaan cross- (MRA) dan uji hipotesa dengan
match di bank darah rumah sakit selama menggunakan uji F dan uji t .
satu tahun.
Populasi penelitian ini adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
seluruh permintaan jumlah cross-match
yang ada di Bank Darah Rumah Sakit Analisis Diskriptif
Ortopedi Prof.DR.R.Soeharso Surakarta Data karakteristik dari 360 sampel
selama satu tahun yaitu dari bulan Juni meliputi usia, jenis kelamin, kadar
2015 sampai dengan bulan Mei 2016. hemoglobin preoperasi, dan jenis operasi
Pengumpulan data secara retrospektif. yang dikerjakan serta kualifikasi operator
pada tabel 1.

Tabel 1. Analisis Diskriptif


Jumlah Sample 360
Umur 1 – 95 th
Kadar Hemoglobin PreOperasi 7,1 – 17,4
Jenis Kelamin :
Laki-laki 194 (46,11 %)
Perempuan 166 (53,89 %)
Jenis Operasi :
Elektive 308 (85,56 %)
Emergency 52 (14,44 %)
Kualifikasi Operator Operasi
Senior 181 (50,3 %)
PPDS 179 (49,7 %)

89
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
Jumlah permintaan cross-match,, retur kantong darah, darah yang dipakai dan darah
yang dibuang selama 12 bulan tersebut total adalah 3659, dengan rincian seperti terlihat
pada grafik 1 dan grafik 2 :

Jumlah Cross-Match
Darah Yang di pakai
Retur darah
Darah yg Dibuang

Grafik 1. Permintaan Jumlah Cross-Match Juli 2015 – Mei 2016.

JUMLAH TES CROSS-


CROSS MATCH KANTONG DARAH YANG DI PAKAI

J
U
M
L
M
A
A
H
T
Jumlah Cross-
C
C Match
H Darah Yang di
R
pakai
O
S
S

BULAN
Grafik 2. Jumlah Cross Match dan Kantong Darah Yang Dipakai Juli 2015-Mei
Mei 2016

Didalam penelitian ini analisis Adalah perbandingan jumlah mlah unit


deskriptif digunakan untuk menganalis kantong darah yang di lakukan cross-
cross
profil data sekunder yang diambil di match dengan jumlah kantong darah
dalam penelitian
nelitian ini. Untuk analisis yang ditransfusikan.
efisiensi permintaan cross- match di bank Didapatkan hasil : 3659 / 2594 = 1,41
darah rumah sakit didalam penelitian ini b. Transfusion probability (%T)
menggunakan perhitungan rasio yaitu Adalah perbandingan jumlah pasien
(Alick Mwambungu et al, 2015) : yang menerima transfusi dengan
a. Cross-matchto transfusion ratio (C / T jumlah pasien yang dilakukan cross-
cross
ratio) match dikalikan 100.
Right Issue: Kualifikasi Operator... Farida & Wisnu Untoro

Didapatkan hasil : 2293/3659 x 100 % autokorelasi, uji multikolineritas dan uji


= 62,7 % heteroskedastisitas yang dianalisis
c. Transfusion Index (TI) menggunakan bantuan SPSS 20.0 for
Adalah perbandingan jumlah unit Windows. Berikut ini penjelasan mengenai
kantong darah yang di transfusikan asumsi-asumsi tersebut.
dengan jumlah pasien yang dilakukan
cross-match. 1. Uji Asumsi Klasik
Didapatkan hasil : 2594 / 3659 = 0,70 a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk
Uji Hipotesis mengetahui normal atau tidaknya
Uji hipotesis dalam penelitian ini sebaran distribusi data yang
menggunakan metode moderated digunakan dalam penelitian. Uji
regression analysis (MRA). Sebelum normalitas sebaran data dapat
melakukan pengujian hipotesis dengan dilihat pada nilai signifikansi atau
analisis berganda dan analisis regresi probabilitas > 0,05 maka data
moderasi terdapat beberapa asumsi yang berdistribusi normal
harus diperhatikan yaitu uji normalitas, uji (Wiratna,2014).

Tabel 2. Test normalitas


Variabel Kolmogorov-Smirnov Kriteria Kesimpulan

Statistik df Sig. D > 0,05


(D)
Operator 0,342 360 0,000 0,342 Berdistribusi normal

Jenis Operasi 0,515 360 0,000 0,515 Berdistribusi normal

Hb Preoperasi 0,056 360 0,009 0,056 Berdistribusi normal

Jml Crossmatch 0,295 360 0,000 0,295 Berdistribusi normal

Sumber : Data sekunder yang diolah oleh peneliti (2016)

Dari tabel 2 diketahui bahwa nilai 1,833 < 1,953 < 4 – 1,833 à1,833 <
statistik untuk uji normalitas atau D dari 1,953 < 2,167 berarti tidak terjadi
keempat variabel adalah > 0,05 maka autokorelasi.
dapat dikatakan data berdistribusi normal.
c. Uji Multikolinieritas
b. Uji Autokorelasi Uji multikolinearitas bertujuan
Dalam penelitian ini untuk untuk menguji apakah model regresi
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi ditemukan adanya korelasi yang
digunakan uji statistik Durbin-Watson sempurna antar variabel bebas (
dengan menggunakan SPSS versi 20.0 independen). Model regresi yang baik
didapatkan hasil sebagai berikut : seharusnya tidak terjadi korelasi yang
Nilai Durbin – Watson = 1,953 (d), sempurna diantara diantara variabel
Tabel Durbin – Watson (k, n), dimana bebas. Salah satu cara untuk
k adalah jumlah variabel independen) mendeteksi adanya multikolinearitas
jadi (k, n) = (2, 360) didapatkan :Nilai adalah dengan melihat tolerance atau
dl = 1,822 dan Nilai du = 1,833 Varians Inflation Factor (VIF). Apabila
Jika nilai du < d < 4 – du maka tidak tolerance lebih kecil dari 1 atau nilai
terjadi autokorelasi, didapatkan hasil : VIF diatas 10, maka terjadi
multikolinearitas (Wiratna,2014).

91
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
Hasil uji multikolinieritas variabel terikat (ZPRED) dengan nilai
didapatkan hasil VIF 1,208 untuk residualnya (SRESID). Jika ada pola
variabel perbedaan kadar hemoglobin tertentu yang teratur, maka
dan untuk variabel jenis operasi juga mengindikasikan telah terjadi
didapatkan nilai VIF 1,208 maka dapat heteroskedastisitas.. Dari grafik
disimpulkan tidak terjadi scatterplot yang dihasilkan
multikolinearitas pada data penelitian. menunjukkan hasil titik-titik data tidak
mengumpul hanya di atas atau di
d. Uji Heteroskedastisitas bawah saja dan penyebaran titik-titik
Uji heteroskedastisitas bertujuan data tidak membentuk pola
untuk menguji apakah dalam model bergelombang melebar kemudian
regresi terjadi ketidaksamaan menyempit dan melebar lagi, maka
variance dari residual satu dapat disimpulkan tidak terjadi
pengamatan ke pengamatan yang lain. heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi 2. Uji Hipotesis
heteroskedastisitas. Pendeteksi ada Analisis regresi berganda dan
atau tidaknya heteroskedastisitas analisis regresi moderasi digunakan
dapat dilakukan dengan melihat ada untuk menguji hipotesa yang peneliti
tidaknya pola tertentu pada grafik ajukan, hasilnya dapat dilihat pada
scatterplot antara nilai prediksi tabel berikut ini :

Tabel 4.3.1 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis


Model Pengaruh Langsung Model Pemoderasi
Variabel Independen
B t Sig B t Sig

Konstanta 2,340 12,254 0,000 1,986 3,020 0,003


KadarHb.Pre Operasi -,061 -4,003 0,000 0,045 0,876 0,381
Jenis Operasi -,484 -5,419 0,000 -,565 -1,830 0,068
Kualifikasi Op. Operasi 0,542 1,134 0,258
Moderat 1 -,052 -1,575 0,116
Moderat 2 0,089 0,389 0,698

R2 0,086 0,095
Adj R 2 0,081 0,082
F Hitung 16,836 7,392
Sig.F 0,000 0,000

Variabel Dependen : Jumlah Permintaan Cross-Match


*p < 0,05
Sumber : Data Sekunder yang diolah oleh peneliti (2016)

Analisis Model Pemoderasi 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji


1. Koefisien Determinasi Statistik F)
Nilai Adjusted R Square (R2) sebesar Uji Anova atau F test menghasilkan
0,082, artinya 8,2 % variasi permintaan nilai F hitung sebesar 7,392 dengan
jumlah cross-match (Y) dapat tingkat signifikansi 0, 000. Karena
dijelaskan oleh variabel independen probabilitas signifikansi jauh lebih
X1 (Kadar Hb Preop) , X2 (Jenis kecil dari 0,05, maka model regresi
Operasi), moderat 1 (X1X3) dan dapat digunakan untuk memprediksi
moderat 2 (X2X3). Sisanya (100% - 8,2 permintaan jumlah cross-match (Y)
% = 91,8 %) di jelaskan oleh sebab- atau dapat dikatakan bahwa X1, X2,
sebab lain di luar model. moderat 1(X1*X3) dan moderat2

92
Right Issue: Kualifikasi Operator... Farida & Wisnu Untoro

(X2*X3) secara bersama-sama 0,05). Variabel moderat 1 (X1*X3)


berpengaruh terhadap permintaan memberikan nilai koefisien parameter
jumlah cross-match (Y). sebesar – 0,052 dengan tingkat
3. Uji Signifikansi Parameter signifikansi 0,116 (> 0,05).Variabel
Individual (Uji t Statistik) moderat 2 (X2*X3) memberikan nilai
Variabel Hb Preoperasi (X1) koefisien parameter sebesar 0,089
memberikan nilai koefisien parameter dengan tingkat signifikansi sebesar
sebesar 0,045 dengan tingkat 0,698 (> 0,05).Dari Uji Signifikansi
signifikansi 0,381 (> 0,05), variabel Parameter Individual (Uji t Statistik)
Jenis Operasi (X2) memberikan nilai didapatkan hasil dari semua variabel
koefisien parameter sebesar -0,565 adalah tidak signifikan, sehingga
dengan tingkat signifikansi 0,068 (> dapat disimpulkan bahwa variabel
0,05). Variabel Kualifikasi Operator Kualifikasi Operator Operasi (X3)
Operasi (X3) memberikan nilai bukan merupakan variabel
koefisien parameter sebesar 0,542 moderating.
dengan tingkat signifikansi 0,258 (>

Dari hasil perhitungan regresi diatas di dapatkan persamaan :

Y = 1,986 + 0,045X1 – 0,565X2 + 0,542X3 – 0,52X1X3 + 0,089X2X3


Keterangan :
Y = permintaan jumlah cross-match
X1 = kadar hemoglobin preoperasi
X2 = jenis operasi
X3 = kualifikasi operator operasi

PEMBAHASAN match bila dilihat dari perbedaan


kadar hemoglobin pasien preoperasi.
1. Kadar hemoglobin pasien Untuk persiapan preoperasi yang baik
preoperasi mempunyai pengaruh dan aman operator operasi harus
langsung terhadap permintaan memperhatikan kadar hemoglobin
jumlah cross-match pasien preoperasi sebagai
Berdasarkan hasil persamaan pertimbangan penentuan perkiraan
regresi yang digunakan dalam jumlah kantong darah yang harus di
penelitian ini diperoleh hasil bahwa persiapkan untuk dilakukan cross-
perbedaan kadar hemoglobin pasien match sebagai persiapan untuk
preoperasi berpengaruh langsung transfusi yang akan diberikan kepada
terhadap permintaan jumlah cross- pasien setelah operasi sebagai
match. Hal ini dapat dibuktikan antipasi terjadinya perdarahan selama
dengan nilai koefisien parameter operasi.
sebesar – 0,061 dengan nilai Berdasarkan literatur untuk
signifikansi (probabilitas atau p) operasi elektif kadar optimal
sebesar 0,000 (p < 0,05). Hipotesis hemoglobin pasien sebelum operasi
pertama yang diajukan dalam sebaiknya adalah diatas 10 gr/dl
penelitian ini terbukti yaitu kadar sedangkan untuk operasi emergency
hemoglobin pasien preoperasi adalah diatas 8 gr/dl. (Mc.Clelland,
mempunyai pengaruh langsung yang 2007) Pada penelitian ini kadar
signifikansi terhadap permintaan hemoglobin pasien preoperasi untuk
jumlah cross-match. operasi elektive adalah 9,9 gr/dl ,
Hasil penelitian ini mendukung sedangkan untuk operasi emergency
hasil penelitian Subramanian et al. yang dilakukan kadar hemoglobin
(2010) yang menyatakan terdapat pasien yang terendah adalah 7,1 gr/dl.
perbedaan permintaan jumlah cross-

93
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
2. Jenis operasi mempunyai pengaruh dikatakan C: T rasio yang masih dapat
langsung terhadap permintaan di toleransi adalah 1,0 – 2,5
jumlah cross-match (Subramanian et al, 2010). Hal ini
Berdasarkan hasil persamaan membuktikan bahwa terjadi
regresi yang digunakan dalam ineffisiensi pada permintaan jumlah
penelitian ini diperoleh hasil bahwa cross-match di bank darah rumah sakit
jenis operasi berpengaruh langsung ortopedi Prof.DR.R.Soeharso
dengan signifikansi terhadap Surakarta, dan ineffisiensi terutama
permintaan jumlah cross-match. Hal terjadi pada jenis operasi elektive.
ini dapat dibuktikan dengan nilai
koefisien parameter sebesar – 0,484 3. Kualifikasi operator operasi
dengan nilai signifikansi (probabilitas sebagai pemoderasi kadar
atau p) sebesar 0,000 (p < 0,05). hemoglobin pasien preoperasi
Hipotesa kedua yang diajukan dalam mempunyai pengaruh terhadap
penelitian ini terbukti yaitu jenis permintaan jumlahcross-match
operasi yang akan dilakukan Hasil analisis menunjukkan
(emergency atau elektive) mempunyai bahwa kualifikasi operator operasi
pengaruh langsung yang signifikan sebagai pemoderasi tidak
terhadap jumlah permintaan cross- berpengaruh signifikan terhadap
match. jumlah permintaan cross-match untuk
Hasil penelitian ini mendukung persiapan operasi bila didasarkan
hasil penelitian sebelumnya yaitu pada kadar hemoglobin pasien
penelitian dari Bader Kamal et.al preoperasi, hal tersebut dapat dilihat
(2015) dan penelitian dari Alick M et berdasarkan hasil analisis koefisien
al. (2015), yang menyatakan bahwa parameter yang diperoleh sebesar –
terdapat perbedaan jumlah 0,026 dengan nilai signifikansi
permintaan cross-match pada jenis (probabilitas atau p) sebesar 0,398 (p
operasi elektive dan emergency, > 0,05) dengan nilai Uji signifikansi
dimana ditemukan hasil bahwa untuk simultan (F) sebesar 5,561 dengan
persiapan operasi elektif jumlah nilai signifikansi 0,001 (p < 0,05).
permintaan cross-match nya terlalu Dapat disimpulkan bahwa hipotesa
berlebihan, tidak sesuai dengan ketiga dalam penelitian ini tidak
kenyataan jumlah unit kantong darah terbukti bahwa kualifikasi operator
yang akhirnya benar-benar di lakukan operasi sebagai variabel moderating
transfusi kepada pasien, hal ini akan pada uji signifikansi parameter
menimbulkan ineffisiensi karena ada individual (parsial/ uji t) tetapi pada
biaya dan tenaga untuk melakukan uji signifikansi simultan (F) terbukti
cross-match yang terbuang sia-sia. secara signifikan kualifikasi operator
Pada penelitian ini jumlah jenis operasi sebagai variabel moderating.
operasi yang dikerjakan secara Penelitian Hartini (2012) tentang
keseluruhan adalah operasi elektive pengaruh kualifikasi akademik,
yang dikerjakan adalah 85,6 % dan pengalaman kerja dan motivasi kerja
operasi emergency yang di kerjakan terhadap kinerja kepala sekolah dasar
adalah 14,4 % dari total data operasi sekecamatan Wiradesa kabupaten
yaitu 360 operasi. Dari data retur Pekalongan. memberikan hasil bahwa
darah yang tidak jadi di gunakan terdapat pengaruh secara parsial
untuk transfusi di dapatkan data C/T maupun secara bersama-sama yang
(Cross-Match/ Transfusion) adalah signifikan antara kualifikasi akademik,
1,41. Pada literatur dikatakan C:T rasio pengalaman kerja dan motivasi kerja
biasanya digunakan untuk melihat terhadap kinerja kepala sekolah dasar
efisiensi permintaan kantong darah sekecamatan Wiradesa kabupaten
(cross-match) , idealnya C: T rasio Pekalongan.
yang terbaik adalah 1,0 meskipun

94
Right Issue: Kualifikasi Operator... Farida & Wisnu Untoro

4. Kualifikasi operator operasi preoperasi dengan permintaan jumlah


sebagai pemoderasi jenis operasi cross-match.
mempunyai pengaruh terhadap 4. Kualifikasi operator operasi tidak
permintaan jumlah cross-match terbukti secara signifikan sebagai
Hasil analisis menunjukkan variabel moderasi terhadap
bahwa kualifikasi operator operasi hubungan antara jenis operasi dengan
sebagai pemoderasi tidak permintaan jumlah cross-match.
berpengaruh signifikan terhadap 5. Kualifikasi operator operasi
jumlah permintaan cross-match untuk berpengaruh secara simultan
persiapan operasi bila didasarkan terhadap hubungan kadar hemoglobin
pada jenis operasi yang akan pasien preoperasi dan jenis operasi
dilakukan, hal tersebut dapat dilihat terhadap permintaan jumlah cross-
berdasarkan hasil analisis koefisien match, tetapi tidak terbukti
parameter yang diperoleh sebesar – berpengaruh secara parsial/
0,060 dengan nilai signifikansi individual.
(probabilitas atau p) sebesar 0,780 (p
> 0,05) dengan nilai uji signifikansi Saran
simultan (F) di dapatkan hasil analisis 1. Diperlukan standar atau panduan
yaitu 10,091 dengan nilai signifikansi dalam menentukan/ memperkirakan
0,000 (p < 0,05). Hipotesa keempat kebutuhan darah pasien setelah
dalam penelitian ini tidak terbukti operasi sehingga permintaan jumlah
bahwa kualifikasi operator operasi tes cross-match yang di minta lebih
sebagai variabel moderating pada uji tepat, untuk menghindari retur dan
signifikansi parameter individual ineffisiensi permintaan kantong darah.
(parsial/ uji t) tetapi pada uji 2. Peneliti selanjutnya diharapkan
signifikansi simultan (F) terbukti memperluas variabel moderasi yang
secara signifikan kualifikasi operator akan digunakannya misalnya lamanya
operasi sebagai variabel moderating. waktu operator sebagai konsultan atau
Penelitian Syaikhul Alim (2014) peserta didik program studi dokter
tentang pengaruh kualifikasi spesialis ortopedi (PPDS ). Hal ini
pendidikan, keikutsertaan diklat dan dikarenakan pengalaman kerja
sikap pada profesi terhadap sebagai operator operasi akan
kompetensi guru PAI SD di kabupaten mempertajam operator di dalam
Pekalongan didapatkan hasil yaitu ada memperkirakan kebutuhan kantong
pengaruh yang signifikan dari darah yang akan ditransfusikan pasca
kualifikasi pendidikan, keikutsertaan operasi sehingga mengurangi jumlah
diklat dan sikap pada profesi secara retur kantong darah dan meningkatkan
simultan terhadap kompetensi guru efisiensi permintaan jumlah cross-
PAI SD di kabupaten Pekalongan. match.

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Simpulan Achmad Sobirin., 2007.Budaya Organisasi


1. Kadar hemoglobin pasien preoperasi (Pengertian, makna dan aplikasinya
berpengaruh langsung terhadap dalam kehidupan organisasi),
permintan jumlah cross-match Yogyakarta: UPP,STIM YKPN.
2. Jenis operasi yang akan dikerjakan Alick Mwambungu, et all. 2015. Analysis of
berpengaruh langsung terhadap
Blood Cross- match Ordering Practice
permintaan jumlah cross-match.
insurgicalPatients at Ndola Central
3. Kualifikasi operator Operasi tidak
terbukti secara signifikan sebagai
Hospital. International Journal of
variabel moderasi terhadap hubungan Healthcare Sciences, Vol.3, Issue 1,
antara kadar hemoglobin pasien pp: (278 – 284), April – September.

95
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 16, No. 2, 2016 : 83 - 96
Bader Kamal T, et all. 2015. Blood Liana Lie. 2009. Penggunaan MRA dengan
utilization in orthopedic and trauma Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel
practice. International Journal of Moderating terhadap Hubungan antara
Applied and Basic Medical Research, Variabel Independen dan Variabel
Vol 5, Issue 2, May – Aug. Dependen. Jurnal Teknologi Informasi
Budiman, Maimun ZA. 2014.Buku Materi DINAMIK Volume XIV, No.2, Juli: 90-
Lokakarya Transfusi Darah. Malang. 97.
Chiavetta JA, Herst R, Freedman J, Axcell Lowery TA, Clark JA. 1989. Successful
TJ, Wall AJ, van Rooy SC. 1996. A implementation of Maximum Surgical
survey ofred cell use in 45 hospitals in Blood Order Schedule. J Med Assoc
central Ontario, Canada. Ga; 78:155-8.
Transfusion;;36:699-706. Mc Clelland. DBL. 2007.Handbook of
Depdikbud. 1996.Penelitian Tindakan Kelas Transfusion Medicine. Ed.DBL. Mc
(PTK)Tentang Efektivitas Clelland.TSO Blackwell.
Pembelajaran Kelas: IKIP Yogyakarta. Memtombi et al.; Quality Indicators Of
Devi Memtombi, et all. 2014. Quality Blood Utilization in a Tertiary Care
Indicators of Blood Utilization in a Centre inthe North-Eastern India.
Tertiary CareCentre in the North- 2014. Journal of Dental and Medical
Eastern India. Journal of Dental and Sciences;13:50-52.
Medical Sciences, Vol.13, Issue 1,pp : Rachmawati B, dkk. 1997.Pelatihan Analis
(50-52),January. Bank Darah. Salatiga.
Dwiyanto, Agus, dkk. 2008. Reformasi RSU Dr.Soetomo FK Unair. 1991.Pedoman
Birokrasi Publik di Indonesia. Gadjah Pelaksanaan Transfusi Darah dan
Mada University Press. Yogyakarta. Komponen Darah. Edisi II. Surabaya.
Hardy NM, Bolen FH, Shatney CH. 1987. Subramanian A, Sagar S, Kumar S, Agrawal
Maximum surgical blood order D, Albert V, Misra MC. 2012.
schedule reduces hospital costs. Am Maximum surgical blood ordering
Surg; 53: 223-5. schedule in a tertiary trauma center in
Healthcare Cost and Utilization Project. Northern India:A proposal. J Emerg
HCUP facts and Figures 2009. Section Trauma Shock;5:321-7.
3: Inpatient hospital stay by procedure. Stoner, A.F. James. 1982, Manajemen,
Available from: Second Edition, diterjemahkan
http://www.hcupus.ahrq.gov/reports/fa Erlangga, Jakarta.
cts and Thomas C.Hall, et al. 2013. Blood
figures/2009/section3_TOC.jsp. Transfusion Policies in Elective
Heizer, Jay dan Render Barry. 2004. General Surgery: How to Optimise
Manajemen Operasi, Jakarta : Salemba Cross- Match- to- Transfusion Ratios.
Empat. Transfus Med Hemother; 40: 27 – 31.
Hui CH, Davis K, William I. Vibhute M, Kamath S. K, and Shetty A.
2005.Transfusion Medicine Handbook. “Blood utilisation in elective general
Royal Adelaide Hospital. surgery
Keohane et al. 2016. Rodaks Hematology
Basic Principle and Application, 5 th
ed.

96

Anda mungkin juga menyukai