Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keracunan makanan (food poisoning) digunakan secara luas untuk
semua penyakit yang disebabkan oleh masuknya makanan yang
mengandung toksin. Pada penyakit yang diakibatkan oleh keracunan
makanan, gejala yang terjadi tak lama setelah menelan bahan beracun
bersama dengan makanan atau minuman tersebut (Manik, 2003).
KLB penyakit akibat makanan dikenali dengan munculnya
sejumlah penderita yang biasanya terjadi dalam waktu yang singkat
dengan periode waktu yang sangat bervariasi (beberapa jam sampai
dengan beberapa minggu) setelah mengkonsumsi sesuatu makanan, pada
umumnya terjadi pada orang yang mengkonsumsi makanan yang bersama-
sama. Ketepatan dan kecepatan dalam penanganan terhdapat penderita dan
kecepatan dalam melakukan pemeriksaan laboratorium merupakan hal
yang paling penting untuk mendapatkan kepastian penyebab terjadinya
keracunan tersebut (Chin, 2000).
Pada hari Sabtu tanggal 15 September 2018 berdasarkan laporan
pengurus Pondok Puteri Hafshawaty, Penetapan dan Sosialisasi UU
Perlindungan Konsumen No. 8, GAKY, dan BPSK) yang diadakan oleh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Probolinggo di Masjid
Pondok Puteri Hafshawaty, telah terjadi keracunan pangan di Masjid
Pondok Puteri Hafshawaty. Pada hari tersebut jam 17.00 WIB
dilaporkan sebanyak 250 santri mengalami keluhan mual, muntah, pusing
serta sebagian kecil diare. Santri memakan nasi kunig (tumpeng) pada saat
selesai pembukaan acara pada jam 15.00 WIB.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Dinas Kesehatan Kabupaten
Probolinggo segera melakukan konfirmasi dan penyelidikan di lapangan
untuk selanjutnya melaporkan keadaan tersebut ke Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui besarnya masalah keracunan makanan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi terhadap kejadian luar biasa, sehingga
dapat dirumuskan saran untuk menghindari kejadian serupa.
2. Tujuan Khusus
a) Memastikan diagnosis
b) Menetapkan kepastian adanya KLB
c) Mengidentifikasi makanan yang diduga menjadi penyebab KLB
d) Mengetahui karakteristik penderita kasus korban keracunan
menurut orang (person), tempat (place), dan waktu (time).
e) Mengetahui penyebab keracunan (causative agent) dan sumber
dari penyebab (reservoir).
f) Menetapkan saran untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa di
kemudian hari.
BAB 2

HASIL INVESTIGASI

A. Kronologis Kejadian
Pada hari Sabtu tanggal 15 September 2018 berdasarkan laporan
pengurus Pondok Puteri Hafshawaty, Penetapan dan Sosialisasi UU
Perlindungan Konsumen No. 8, GAKY, dan BPSK) yang diadakan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Probolinggo di Masjid Pondok
Puteri Hafshawaty, telah terjadi keracunan pangan di Masjid Pondok Puteri
Hafshawaty. Pada hari tersebut jam 17.00 WIB dilaporkan sebanyak 250
santri mengalami keluhan mual, muntah, pusing serta sebagian kecil diare.
Santri memakan nasi kunig (tumpeng) pada saat selesai pembukaan acara
pada jam 15.00 WIB.
Pada jam 17.30 tanggal 15 September 2018 tsb, 150 orang santri
dirujuk ke Rumah Sakit Waluyo Jati dan 100 orang dirujuk ke RSUD Moh.
Saleh berdasarkan pemeriksaan dokter di RS Moh. Saleh 47 orang pasien
boleh pulang, sedangkan sisanya tetap dirawat di kedua rumah sakit tersebut.
Pada jam 17.30 telah dilakukan pengamanan dan pengambilan sample berupa
nasi kuning (tumpeng). Pada tanggal 16 September 2018, jumlah korban
keracunan yang dirujuk dan dirawat bertambah sebanyak 10 orang yang
dirujuk ke RS Waluyo Jati. Jadi sampai tanggal 16 September 2018 jumlah
korban keracunan yang dirujuk ke RS sebanyak 213 orang.

B. Langkah-Langkah Investigasi Wabah


1. Persiapan Investigasi di Lapangan
Persiapan lapangan sebaiknya dikerjakan secepat mungkin, dalam 24 jam
pertama sesudah adanya informasi. Kelsey., (1986), Greg (1985) dan Bres
(1986) dalam Maulani (2010) mengatakan bahwa persiapan penelitian
lapangan meliputi:
a. Pemantapan (konfirmasi) informasi.
b. Pembuatan rencana kerja
c. Pertemuan dengan pejabat setempat.
1) Pemantapan (konfirmasi) informasi
Pada hari Sabtu tanggal 15 September 2018 berdasarkan laporan
pengurus Pondok Puteri Hafshawaty, Penetapan dan Sosialisasi
UU Perlindungan Konsumen No. 8, GAKY, dan BPSK) yang
diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Probolinggo di Masjid Pondok Puteri Hafshawaty, telah terjadi
keracunan pangan di Masjid Pondok Puteri Hafshawaty.
Pembuatan rencana kerja (rencana penyelidikan/proposal) yang
minimal berisi :
a. Tujuan penyelidikan KLB
- Memastikan diagnosis penyakit
Pada hari sabtu tanggal 15 September 2018 jam 17.00 WIB
dilaporkan seba0onyak 250 santri mengalami keluhan
mual, muntah, pusing serta sebagian kecil diare.
- Menetapkan KLB
Berdasarkan pernyataan di atas, kasus keracunan
pangan di Masjid Pondok Putri Hafshawaty, Dusun
Karangbong, Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo
pada tanggal 17 September 2018, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Probolinggo menetapkan bahwa telah terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB).
- Menentukan sumber dan cara penularan
Sumber : Makanan Nasi Kuning (Tumpeng)
- Mengetahui keadaan penyebab KLB
15 September 2018 : 150 orang dirujuk ke RS Waluyo
Jati, 100 0rang di rujuk ke RS Muhammad Saleh, dan 47
pasien di perbolehkan pulang
16 November 2018 : 10 dirujuk ke RS Muhammad
Saleh
Jadi sampai tanggal 16 September 2018 jumlah korban
keracunan yang dirujuk ke RS sebanyak 213 orang.

b. Definisi kasus awal


- Arahan pada pencarian kasus
Keracunan adalah maksudnya suatu zat ke dalam
tubuh kita yang dapat menganggu kesehatan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Keracunan merupkan kondisi
kedaruratan yang sering terjadi pada anak, mengingat
kondisi bila tidak di tangani segera, maka kondisi tersebut
akan mengancam nyawa anak.
Keracunan makan adalah kondisi yang muncul
akibat mengomsumsi makana yang telah yang
terkontaminasi oleh orgainsme menular, seperti bakteri,
virus dan parasit.
c. Hipotesis awal mengenai agent penyebab (penyakit), cara dan
sumber penularan
1. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit
keracunan makanan dengan cara bahan apa yang digunakan
untuk memasak.

2. Melakukan wawancara dengan penderita yang terkena


keracunan makanan itu sekitar kurang lebih 100 santri
puteri sehinggan melakukan observasi tersebut.

d. Macam dan sumber data yang diperlukan


Catatan Hasil Surveilans : Didapatkan dari laporan
Pengurus Pondok Puteri Hafshawaty dan laporan dari pihak
RSUD Waluyo Jati dan RSUD Moh. Saleh.
e. Strategi penemuan kasus
1. Penggunaan data fasilitas kesehatan cepat terjadi bisa
seleksi kasus.
2. Kunjungan ke RSUD Waluyo Jati dan RSUD Moh. Saleh
untuk mengetahui kasus.
3. Penyebaran kusioner pada daerah yang terkena (Pondok
Puteri Hafshawaty).
4. Kunjungan ke tempat yang diduga sebagai sumber
penularan (Catering Pembuat Nasi Kuning (Tumpeng).
5. Survey pada penderita (RSUD Waluyo Jati dan RSUD
Moh. Saleh).
f. Sarana dan tenaga yang diperlukan
Sarana : Ambulance/Kendaraan untuk membawa para
korban KLB dirujuk.
Tenaga : Sopir untuk mengantarkan rujukan korban KLB,
Tenaga Medis untuk menolong korban.
2) Pertemuan dengan pejabat setempat
Pertemuan dimaksudkan untuk membicarakan rencana dan
pelaksanaan penyelidikan KLB, kelengkapan, sarana dan tenaga
didaerah, memperoleh ijin dan pengamanan. Pertemuan disini
dilakukan pada tanggal 15 September pukul 19.00 WIB dengan
kepala desa Dusun Karangbong untuk melaporkan kejadian KLB
yang terjadi di Pondok Puteri Hafshawaty.

2. Memastikan Adanya Wabah


Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan adalah suatu
kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit
dengan gejala yang sama atau hampir sama setelah mengkonsumsi pangan,
dan berdasarkan analisis epidemiologi, pangan tersebut terbukti sebagai
sumber penularan.
15 September 2018 : 150 orang dirujuk ke RS Waluyo Jati, 100 0rang di
rujuk ke RS Muhammad Saleh, dan 47 pasien di perbolehkan pulang
16 November 2018 : 10 dirujuk ke RS Muhammad Saleh
Jadi sampai tanggal 16 September 2018 jumlah korban keracunan yang
dirujuk ke RS sebanyak 213 orang.
Berdasarkan pernyataan di atas, kasus keracunan pangan di Masjid
Pondok Putri Hafshawaty, Dusun Karangbong, Kecamatan Pajarakan
Kabupaten Probolinggo pada tanggal 17 September 2018, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten Probolinggo menetapkan bahwa telah terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB).

3. Memastikan Diagnosis
Pada hari sabtu tanggal 15 September 2018 jam 17.00 WIB
dilaporkan sebanyak 250 santri mengalami keluhan mual, muntah,
pusing serta sebagian kecil diare.
4. a. Membuat Definisi Kasus
Keracunan adalah maksudnya suatu zat ke dalam tubuh kita
yang dapat menganggu kesehatan bahkan dapat menyebabkan
kematian. Keracunan merupkan kondisi kedaruratan yang sering
terjadi pada anak, mengingat kondisi bila tidak di tangani segera,
maka kondisi tersebut akan mengancam nyawa anak.
Keracunan makan adalah kondisi yang muncul akibat
mengomsumsi makanan yang telah yang terkontaminasi oleh
orgainsme menular, seperti bakteri, virus dan parasit.
b. Menemukan dan Menghitung Wabah

5. Epidemiologi Deskriptif (Waktu, Tempat, Orang)

15 September 2018 : 150 orang dirujuk ke RS Waluyo Jati, 100 0rang di


rujuk ke RS Muhammad Saleh, dan 47 pasien di perbolehkan pulang
16 November 2018 : 10 dirujuk ke RS Muhammad Saleh
Jadi sampai tanggal 16 September 2018 jumlah korban keracunan
yang dirujuk ke RS sebanyak 213 orang.
6. Membuat Hipotesis
a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit
keracunan makanan dengan cara bahan apa yang digunakan untuk
memasak.

b. Melakukan wawancara dengan penderita yang terkena keracunan


makanan itu sekitar kurang lebih 100 santri puteri sehinggan
melakukan observasi tersebut.

7. Menilai Hipotesis (Penelitian Kohort dan Penelitian Kasus


Kontrol)
Penilaian Kohort

Keracunan terjadi ketika santri putri hafshawaty seusai makan


bersama dengan anak yatin dan mengalami keracunan dengan
serentak secara tiba-tiba ,data dibawah ini cara untuk mengetahui
wabah yang terjadi pada santri yang keracunan.

Penyakit Total

Exposure Ya Tidak

Ya a b a+b

Tidak c d c+d

Total a+c b+d a+b+c+d

RR= le/lne = a/(a+b) : c/(c+d)

Penelitian kasus kontrol Dilakukan apabila wabah terjadi, populasinya


tidak jelas batasannya.

Penyakit Total

Exposure Ya Tidak

Ya a b a+b

Tidak c d c+d

Total a+c b+d a+b+c+d

OR = (A/B) : (C/D)
OR = AD / BC

8. Memperbaiki Hipotesis dan Mengadakan Penelitian Tambahan


Penelitian Laboraturiun

Telah dilakukan pemeriksaan laboraturium dengan cara


mengambil sampel makanan yang telah dikonsumsi oleh santri pada
hari sabtu tanggal 15 September 2018.

9. Melaksanakan Pengendalian dan pencegahan


a. Menggunakan aturan untuk pengolahan pangan dan catering yang
dirancang secara benar.
b. Menggunakan perlatan yang sesuai dengan kegunaannya dalam
penanganan dan pengolahan makanan.
c. Menggunakan program kebersihan dan sanitasi secara pemonitoran
sistematis.
d. Penyimpanan bahan baku yang benar.

10. Menyampaikan Hasil Penyelidikan


Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, didapatkan data
bahwa nasi kuning (tumpeng) yang dimakan oleh santri puteri
Hafshawaty memang mengandung zat glycoalkaloids yang terdapat
pada kentang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan pernyataan di atas, kasus keracunan pangan di Masjid
Pondok Putri Hafshawaty, Dusun Karangbong, Kecamatan Pajarakan
Kabupaten Probolinggo pada tanggal 17 September 2018, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten Probolinggo menetapkan bahwa telah terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB).
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan atau


minuman pada Pondok Puteri Hafshawaty di Dusun Karangbong
Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo dengan gejala utama
mual, muntah, pusing, dan diare.

2. Penderita keracunan terjadi pada santri remaja dengan jenis kelamin


perempuan.
3. Keracunan makanan atau minuman terjadi diduga karena
mengkonsumsi nasi kuning (tumpeng).

B. Saran

1. Seksi Promkes mengadakan penyuluhan tentang nasi kuning


(tumpeng) bagi pemilik catering nasi kuning (tumpeng).

2. Seksi Kesling dan PDL melakukan pengawasan berkala pada pemilik


catering nasi kuning (tumpeng).

Anda mungkin juga menyukai