Anda di halaman 1dari 6

2

TINJAUAN PUSTAKA dalam ekstrak buah-buahan atau biji-bijian.


Berdasarkan historinya, fermentasi berasal
Biohidrogen dari kata ferment, yang merupakan istilah
Hidrogen berasal dari bahasa Yunani, yang digunakan oleh Louis Pasteur untuk
hydro yang berarti air, dan genes yang berarti menyebutkan senyawa yang berperan dalam
pembentukan. Hidrogen merupakan unsur proses fermentasi. Ternyata senyawa tersebut
terbanyak dari semua unsur yang ada di alam adalah enzim yang berperan dalam fermentasi
semesta. Unsur ini diperkirakan membentuk gula menjadi etanol dan karbondioksida
komposisi lebih dari 90 % atom-atom di alam (Nelson & Cox 2004). Proses fermentasi
semesta. Hidrogen merupakan unsur yang pada mulanya diartikan sebagai proses
bebas, gas paling ringan, dan dapat pemecahan karbohidrat menjadi alkohol dan
berkombinasi dengan elemen lain. Keadaan karbondioksida. Tetapi fermentasi tidak selalu
normal pada suhu ruang, gas hidrogen terdiri menggunakan karbohidrat sebagai susbtrat
dari 25 % para-hidrogen dan 75 % ortho- (Winarno et al. 1980).
hidrogen (Mohsin 2004). Fermentasi memiliki arti yang berbeda
Hidrogen dapat dihasilkan melalui: bagi ahli biokimia dan mikrobiologi industri.
elektrolisis air, reformasi termokatalitik Arti fermentasi pada bidang biokimia
terhadap senyawa organik yang kaya dihubungkan dengan pembangkitan energi
kandungan H2, dan proses biologi. Reformasi oleh penguraian senyawa organik. Pada
terhadap gas alam, gasifikasi batu bara, dan bidang mikrobiologi industri, fermentasi
elektrolisis air membutuhkan energi yang memiliki arti yang lebih luas, yang
sangat banyak dan tidak ramah lingkungan menggambarkan setiap proses untuk
(Mahyudin & Koesnandar 2006). menghasilkan produk dari pembiakan
Biohidrogen adalah hidrogen yang mikroorganisme (Sumarsih 2007). Pada
diproduksi melalui proses biologi dan prinsipnya, fermentasi adalah proses
menggunakan bahan-bahan biologis. Proses perubahan substrat organik yang kompleks
produksi hidrogen secara biologi menjadi komponen yang lebih sederhana
membutuhkan energi lebih sedikit daripada dengan adanya aktivitas enzim dan mikrob
cara kimia atau elektrokimia. Produksi dalam keadaan yang terkontrol (Kim & Gadd
biohidrogen dapat menggunakan mikrob dari 2008).
berbagai taksa dan tipe fisiologi. Mikrob Fermentasi terjadi sebagai hasil
tersebut dapat memproduksi melalui proses metabolisme tipe anaerobik, yang mana
bioteknologi dengan dua cara yaitu proses mikrob dapat mencerna glukosa sebagai
fermentasi secara anaerobik atau aerobik bahan baku energinya tanpa adanya oksigen,
(Mahyudin & Koesnandar 2006). dan sebagai hasilnya hanya sebagian glukosa
Gas hidrogen mempunyai kandungan yang dipecah dan menghasilkan sejumlah
energi tertinggi di antara beberapa bahan kecil energi, karbon-dioksida, air, dan produk
bakar, yaitu 143 Gjton-1 per unitnya (Boyles akhir metabolisme lainnya (Nelson & Cox
1984, diacu dalam Mahyudin & Koesnandar 2004). Fermentasi dalam proses bioteknologi
2006). Pembakaran hidrogen tidak merupakan bagian penting dari pemanfaatan
menghasilkan emisi karbon yang memberikan mikrob untuk mengubah substrat menjadi
kontribusi pada polusi lingkungan dan produk yang diinginkan dengan
perubahan iklim, sehingga tidak menimbulkan pengkondisian sistem, seperti temperatur, pH,
efek rumah kaca, penipisan lapisan ozon, atau oksigen terlarut, dan lain-lain (Suwandi
hujan asam. Hasil pembakaran hidrogen di 2009).
udara hanya menyisakan uap air dan energi Tiga jenis sistem fermentasi dalam proses
panas (Mahyudin & Koesnandar 2006). bioteknologi, yaitu sistem diskontinyu
(batch), kontinyu, dan semikontinyu (fed-
Fermentasi batch). Sistem fermentasi diskontinyu
Fermentasi berasal dari bahasa Latin dilakukan pemberian medium, nutrisi, dan
“fervere” yang berarti merebus (to boil). Arti bakteri pada awal fermentasi.
kata dari bahasa Latin tersebut dapat dikaitkan Mikroorganisme dan sintesis produk
dengan kondisi cairan bergelembung atau berlangsung dalam media, kemudian setelah
mendidih. Keadaan ini disebabkan adanya sintesis produk maksimum, semua substrat
aktivitas ragi pada ekstraksi buah-buahan atau diambil bersamaan dan dilakukan proses
biji-bijian. Gelembung-gelembung karbon- isolasi produk. Pada sistem kontinyu,
dioksida merupakan hasil katabolisme pemberian medium, nutrisi, serta pengeluaran
anaerobik terhadap gula yang terkandung sejumlah fraksi dari volume kultur terjadi
3

secara terus-menerus. Sistem semikontinyu Rhodobium marinum (ATCC 35675)


adalah sistem fermentasi yang substratnya merupakan salah satu bakteri fotosintetik
ditambahkan secara kontinyu selama yang dapat memproduksi hidrogen.
fermentasi berlangsung tanpa mengeluarkan Rhodopseudomonas marina atau lebih dikenal
sesuatu dari sistem (Suwandi 2009). dengan nama Rhodobium marinum
merupakan bakteri fotosintetik ungu
Mikroorganisme Penghasil Gas Hidrogen nonsulfur, yaitu bakteri yang dapat
Mikroorganisme yang dapat menghasilkan menggunakan sulfida sebagai donor elektron,
hidrogen terdiri atas tiga jenis, yaitu: tetapi tidak bisa tumbuh pada konsentrasi
sianobakteria, bakteri anaerob, dan bakteri sulfida yang tinggi. Selnya berbentuk batang,
fotosintetik. Sianobakteria merupakan gram negatif, bergerak, memproduksi warna
mikroorganisme yang memproduksi hidrogen pink ke merah, fotoheterotrof fakultatif
dengan cara fotosintesis, yaitu memecah air anaerob dan dapat melakukan reproduksi
menjadi hidrogen dan oksigen. Sianobakteria melalui budding (kuncup). Bakteri ini
dapat mengkonversi langsung energi cahaya diisolasi dari air laut pada tahun 1995
menjadi energi kimia sehingga tidak (Hiraishi 1995).
membutuhkan akumulasi radiasi bahan bakar
atau substansi organik dalam media bakteri Produksi Biohidrogen
(Sirait 2007). Kelemahan organisme ini dalam Produksi biohidrogen oleh mikrob dapat
memproduksi hidrogen adalah proses dilakukan dengan dua cara, yaitu perubahan
produksi hidrogen lambat, sistem reaksinya secara fotobiologis dan teknik fermentasi.
membutuhkan energi yang besar, dan Teknik yang pertama hanya dapat dilakukan
membutuhkan penanganan khusus untuk pada siang hari yaitu ketika adanya matahari.
memisahkan gas hidrogen dan oksigen Hal ini dikarenakan mikrob fotosintetik
(Zaborsky et al. 1998). menggunakan energi dari sinar matahari
Bakteri anaerob menggunakan substansi sebagai sumber energi mereka. Teknik yang
organik sebagai sumber elektron dan energi kedua dapat berlangsung pada siang maupun
tunggal, serta mengkonversinya menjadi malam hari (dalam keadaan gelap). Produksi
hidrogen. Reaksinya cepat dan prosesnya hidrogen yang dilakukan dalam penelitian ini
tidak memerlukan bahan bakar sehingga menggunakan teknik fotofermentasi untuk
membuat bakteri ini berguna bagi skala besar menghasilkan hidrogen yang optimal.
limbah cair. Namun, bakteri ini memiliki Produksi hidrogen dengan fotofermentasi
kelemahan dalam memproduksi gas hidrogen, oleh bakteri fotosintetik membutuhkan energi
yaitu hasil dekomposisi atau penguraian cahaya dan senyawa organik. Energi cahaya
senyawa organik menghasilkan asam-asam oleh bakteri fotosintetik akan dikonversi
organik (asam asetat, asam butirat, dan lain- menjadi energi potensial elektron kemudian
lain). Asam organik tersebut menimbulkan membentuk ATP. Dalam proses berikutnya,
masalah baru bila tujuan dari produksi adalah elektron dinaikkan atau ditransfer untuk
untuk menanggulangi limbah (Zaborsky et al. mereduksi feredoksin yang merupakan
1998). pembawa elektron ke nitrogenase (enzim
Bakteri fotosintetik memiliki sistem di yang dapat memproduksi hidrogen). Produk
antara bakteri anaerob dengan sianobakteria ATP disuplai ke enzim tersebut bersamaan
untuk menghasilkan hidrogen. Bakteri ini dengan pembawa elektron. Nitrogenase
memiliki kemampuan dalam mengkonversi memerlukan ATP dan 2 Fdred untuk
substansi organik menjadi hidrogen dengan menghasilkan hidrogen. Foton mengaktifkan
laju yang cukup tinggi, namun juga fotosistem di pusat reaksi untuk memompa
menggunakan cahaya dalam membantu reaksi proton. Proton ditransfer bersamaan dengan
pembentukan hidrogen. Energi cahaya yang penghasilan ATP. Dua sampai tiga proton
dibutuhkan untuk memproduksi hidrogen digunakan untuk memberikan ATP (Zaborsky
lebih kecil karena peran senyawa organik. et al. 1998).
Senyawa organik yang dapat digunakan oleh Produksi biohidrogen oleh R. marinum
bakteri ini adalah gula, laktat, asam lemak, melibatkan enzim nitrogenase. Reaksi yang
tepung, selulosa, limbah organik dan lain-lain. terjadi pada enzim nitrogenase adalah sebagai
Bakteri fotosintetik yang dapat memproduksi berikut:
hidrogen antara lain Rhodopseudomonas, 2H+ + 2 Fdred + 4 ATP H2 + 2 Fdoks +
Rhodobacter, Anabaena, Chlamydomonas, 4ADP + 4 Pi.
Chromatium, dan Thiochapsa (Zaborsky et al. Reaksi tersebut berlangsung jika terdapat
1998). cahaya, tetapi tidak terdapat oksigen, dan
4

dalam kondisi nitrogen terbatas. R. marinum spesifik dalam mediasi transfer elektron dari
memperoleh elektron dari senyawa organik donor elektron luar (feredoksin atau
untuk mereduksi proton menjadi molekul flavodoksin) ke dinitrogenase (Tamagnini et
hidrogen. Jika molekul nitrogen tidak ada, al. 2002). Homodimer protein Fe yang
enzim nitrogenase akan mereduksi proton dienkodekan oleh nifH mengandung dua situs
menjadi gas hidrogen yang dibantu dengan penempelan nukleotida (satu per subunit) dan
energi dalam bentuk ATP dan elektron yang satu kelas [4Fe-4S] pada antarmuka dimer.
diperoleh dari feredoksin. Dalam proses Bersamaan dengan hidrolisis ATP oleh
fotosistem bakteri ini, tidak terbentuk oksigen protein Fe, elektron ditransfer berturut-turut
sehingga tidak menghambat kerja enzim dari kelas [4Fe-4S] di dalam protein Fe
nitrogenase mengingat enzim nitrogenase melalui kelas P di dalam protein MoFe ke
sensitif terhadap oksigen (Akkerman 2002). FeMoco, yang mana terjadi reduksi substrat.
Protein Fe juga penting untuk perakitan dari
Enzim Penghasil Hidrogen komplek kelas di dalam protein MoFe. Delesi
Proses produksi hidrogen secara biologi gen nifH yang mengenkodekan protein Fe
bergantung pada keberadaan enzim penghasil menghasilkan pembentukan protein MoFe
hidrogen. Bakteri fotosintetik ungu nonsulfur, dengan kelas P terganggu atau prekursor
memiliki enzim yang dapat memproduksi fragmen yang terdiri atas [4Fe-4S] seperti
hidrogen yaitu nitrogenase dan hidrogenase. kelas P akan terganggu, mengindikasikan
Enzim hidrogenase memiliki kemampuan bahwa protein Fe mungkin memfasilitasi
memproduksi sekaligus dapat mengkonsumsi penggabungan fragmen-fragmen ini menjadi
hidrogen yang telah dihasilkan. Secara umum bentuk rakitan penuh [8Fe-7S] kelas P (Hu et
sifat hidrogenase dapat dikatakan sebagai al. 2006). Kofaktor logam baik Fe maupun
metabolik antagonis dari nitrogenase Mo meletakkan nitrogen di dalam posisi yang
(Tamagnini et al. 2002). mudah untuk dikonversi menjadi amonia.
Nitrogenase merupakan kompleks Kedua protein tersebut bersama-sama
enzimatik yang dapat memfiksasi nitrogen di memfiksasi nitrogen di udara. Nitrogenase
udara. Kompleks nitrogenase berada bebas di sangat sensitif terhadap oksigen. Oksigen
dalam organisme yang memfiksasi nitrogen dapat menginaktivasi aktivitas nitrogenase
dan juga berada di dalam bakteri yang (Tamagnini et al. 2002).
memfiksasi nitrogen. Berikut persamaan Hidrogenase merupakan enzim yang
reaksi pembentukan amonia dari fiksasi mengkatalisis oksidasi reversibel dari H2
nitrogen : menjadi proton. Beberapa mikroorganisme
N2 + 8H+ + 8e- + 16 ATP 2NH3 + H2 + menggunakan enzim ini dengan tujuan yang
16 ADP + 16 Pi. berbeda-beda. Banyak bakteri dan arkaea
Reduksi nitrogen menjadi amonia merupakan dapat menggunakan hidrogen sebagai sumber
reaksi endergonik yang memerlukan energi elektronnya dengan bantuan hidrogenase.
metabolisme tinggi dalam bentuk ATP. Beberapa bakteri fermentatif dan alga hijau
Amonia dibentuk pada proses ini ditambatkan menggunakan hidrogenase untuk melepas
ke dalam asam amino glutamat dan glutamin kelebihan power reduksi dengan mereduksi
serta asam nukleat (Tamagnini et al. 2002). proton menjadi hidrogen, dan bakteri
Kompleks nitrogenase mengandung 2 tipe pemfiksasi nitrogen menggunakan
protein, yaitu dinitrogenase (protein MoFe hidrogenase untuk menangkap kembali
atau protein 1 atau protein pertama), dan hidrogen yang telah diproduksi oleh
dinitrogenase reduktase (protein Fe atau nitrogenase (Lindberg 2003).
protein kedua). Protein MoFe memiliki berat Hidrogenase dibagi menjadi tiga kelas
molekul (BM) 220-240 kDa. Protein ini berdasarkan filogenetik, yaitu [Fe]-
merupakan heterotetramer α2β2 yang hidrogenase, [NiFe]-hidrogenase, dan logam
mengandung 28 ion Molibdenum sebagai bebas-hidrogenase (Linberg 2003).
kofaktor, (Tamagnini et al. 2002). Protein Berdasarkan komponen logam dari sisi aktif
MoFe mengandung dua set kelompok logam yang menempel atau membebaskan H2,
unik : kelas P ([8Fe-7S]) yang menjembatani hidrogenase terbagi atas 3 kelas yaitu [NiFe]-,
antara masing-masing pasangan subunit αβ, [FeFe]-, dan [Fe] hidrogenase (Stripp et al.
dan kofaktor FeMo (FeMoco) yang berlokasi 2009).
di dalam subunit α (Hu et al. 2006). Hidrogenase berpotensi sebagai katalis
Protein Fe memiliki BM 60-70 kDa, dalam menghasilkan bahan bakar sel,
dibentuk dari 2 subunit yang mengandung 8 menyediakan potensial elektron rendah untuk
atom Fe sebagai kofaktor, dan berperan digunakan dalam reaksi reduksi, dan
5

fotogenerasi H2 secara enzimatik. Reaksi membran fotosintetik dihasilkan bervariasi


terjadi pada sisi aktif bimetalik yang terdiri berlawanan dengan intensitas cahaya.
atas atom Fe ([FeFe]-hidrogenase) atau Ni Konversi energi cahaya juga berhubungan
dan Fe ([NiFe]-hidrogenase), dikoordinasikan dengan kesesuaian pigmen yang ada. Bila
oleh ligan CO dan CN- (Stripp et al. 2009). cahaya tertentu diserap oleh pigmen yang
[NiFe]-hidrogenase merupakan heterodimer sesuai mungkin akan meningkatkan efisiensi
dengan sisi aktif mengandung 2 subunit besar penggunaan cahaya oleh bakteri. Perbedaan
dan sistem penyaluran elektron kelas [FeS] intensitas cahaya dan pergantian periode
yang melalui subunit kecil. Ukuran subunit terang dan gelap akan mempengaruhi
besar dan kecil cenderung konsisten, masing- aktivitas nitrogenase dalam memproduksi
masing 60 kDa dan 30 kDa. Kelas [FeS] hidrogen.
menyediakan sistem penyaluran transfer Intensitas cahaya juga berperan penting
elektron yang mengizinkan loncatan elektron dalam pertumbuhan bakteri fotosintetik. Pada
melewati matriks protein. Saluran uap R. sphaeroides, intensitas cahaya yang tinggi
menyediakan jalur untuk H2 dalam melintasi akan meningkatkan pertumbuhan dan
antara sisi aktif dan bagian eksterior protein, sebaliknya intensitas cahaya menurun, maka
dan sejumlah residu yang mudah pertumbuhan menurun. Pertumbuhan tertinggi
dideprotonasi pada jalur transfer proton tidak selalu terdapat pada pemberian
(Linberg 2003). intensitas cahaya yang tertinggi (Akose 2008).

Pengaruh Cahaya pada Produksi Hidrogen Pertumbuhan Mikrob


Cahaya merupakan salah satu parameter Pertumbuhan adalah penambahan mikrob
penting yang dibutuhkan dalam produksi secara teratur semua komponen sel suatu
hidrogen oleh bakteri fotosintetik. jasad. Pertumbuhan dapat diamati dari
Penggunaan cahaya secara optimal oleh meningkatnya jumlah sel atau massa sel (berat
bakteri sangat penting dalam menghasilkan kering sel). Pada umumnya bakteri dapat
hidrogen yang maksimal. Berbagai jenis memperbanyak diri dengan pembelahan
cahaya memiliki intensitas dan panjang binner, yaitu satu sel membelah menjadi 2 sel
gelombang yang berbeda-beda. Efektivitas baru. Waktu yang diperlukan untuk membelah
spektrum warna yang berbeda-beda dari diri dari satu sel menjadi dua sel sempurna
cahaya tampak akan menaikkan hasil disebut waktu generasi. Kecepatan
fotosintesis. Bila spektrum sesuai dengan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah
pigmen fotosintesis maka serapan terhadap atau massa sel per unit waktu. Pertumbuhan
cahaya akan meningkatkan hasil fotosintesis dapat diukur dari perubahan jumlah sel atau
(Nelson & Coxx 2004). Pada kondisi berat kering massa sel. Jumlah total sel
anaerobik di bawah pencahayaan, aparatus mikrob dapat ditetapkan langsung dengan
fotosintetik bakteri akan mengkonversi energi pengamatan mikroskopis dan diamati dengan
cahaya menjadi ATP. Jumlah cahaya yang menggunakan metode ruang hitung (counting
diterima oleh pigmen antena bakteri akan chamber). Jumlah sel hidup dapat ditetapkan
menentukan tahap eksitasi dan transfer dengan metode plate count.
elektron pada proses fotofermentasi Pertumbuhan sel dapat diukur dari massa
(Akkerman 2002). sel dan secara tidak langsung dengan
Produksi hidrogen yang dikatalisis oleh mengukur turbiditas cairan medium tumbuh.
nitrogenase juga bergantung pada proporsi Turbiditas dapat diukur menggunakan alat
intensitas cahaya (Koku et al. 2002). fotometer, semakin pekat atau semakin
Berdasarkan hasil penelitian Roh et al. banyak populasi mikrob maka cahaya yang
(2004), pada Rhodobacter sphaeroides diteruskan semakin sedikit. Turbiditas juga
intensitas cahaya menentukan level dan dapat diukur menggunakan spektrofotometer
jumlah seluler Intacytoplsmic Membrane dengan nilai yang diketahui berupa Optical
(ICM). Sistem ICM ini merupakan sistem Density (OD). Unit fotometer atau optical
yang mendirikan aparatus fotosintetik dan density proporsional dengan massa sel dan
memiliki komponen penting, seperti: juga jumlah sel.
penangkap energi cahaya, transfer elektron, Suatu bakteri yang dimasukkan ke dalam
serta transduksi energi. medium baru yang sesuai akan tumbuh
Menurut Koku et al. (2002), pengaruh memperbanyak diri. Jika pada waktu-waktu
cahaya pada bakteri fotosintetik akan tertentu jumlah bakteri dihitung atau diukur
mengendalikan sintesis aparatus fotosintetik. dan dibuat grafik hubungan antara jumlah
Dalam keadaan anaerobik, sejumlah vesikel bakteri dengan waktu , maka akan diperoleh
6

suatu grafik atau kurva pertumbuhan. fase, yaitu fase diam dengan luas area yang
Pertumbuhan populasi mikrob dibedakan besar, dan fase gerak berupa gas yang
menjadi dua, yaitu biakan sistem tertutup mengalir melewati fase diam. Pada proses
(batch culture) dan biakan sistem terbuka elusi, sampel diuapkan dan dibawa oleh gas
(continous culture). pembawa (fase gerak gas) melewati kolom.
Biakan sistem tertutup memerlukan Sampel dibagi ke dalam fase diam cair
pengamatan jumlah sel dalam waktu yang berdasarkan kelarutannya pada temperatur
cukup lama untuk memberikan gambaran yang diberikan. Komponen-komponen sampel
berdasarkan kurva pertumbuhan bahwa memisah dari yang lain berdasarkan tekanan
terdapat fase-fase pertumbuhan. Fase uap relatif dan afinitas terhadap fase diam
pertumbuhan dimulai pada fase permulaan, (Mcnair & Miller 1998).
fase pertumbuhan yang dipercepat, fase Berdasarkan fase diam yang digunakan,
pertumbuhan logaritma (eksponensial), fase kromatografi gas dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
pertumbuhan yang mulai dihambat, fase kromatografi gas-padat dan kromatografi gas-
stasioner maksimum, fase kematian yang cair. Metode separasi dengan kromatografi
dipercepat, dan fase kematian logaritma. gas memiliki beberapa keuntungan, di
Fase permulaan ditandai dengan bakteri antaranya adalah 1) Analisis cepat, dalam
baru menyesuaikan diri dengan lingkungan beberapa menit. 2) Efisen karena
yang baru, sehingga sel belum membelah diri. menghasilkan resolusi yang tinggi, 3) Sensitif
Sel mikrob mulai membelah diri pada fase karena deteksi dalam ppm atau sering juga
pertumbuhan yang dipercepat, tetapi waktu ppb, 4) Tidak dekstruktif, sehingga bisa
generasinya masih panjang. Fase permulaan digabung dengan spektroskopi massa
sampai fase pertumbuhan dipercepat disebut (GCMS), 5) Keakuratan tinggi dalam analisis
lag phase. Sel membelah diri paling cepat kuantitatif, 6) Sampel yang digunakan sangat
terdapat pada fase pertumbuhan logaritma sedikit (dalam mikro), 7) Dan murah. Namun,
atau pertumbuhan eksponensial, dengan kromatografi gas ini juga memiliki
waktu generasi yang pendek dan konstan. keterbatasan, yaitu terbatas untuk sampel
Selama fase logaritma, metabolisme sel paling volatil, tidak cocok untuk sampel yang tidak
aktif, sintesis bahan sel sangat cepat dengan tahan panas, sulit bagi sampel preparatif atau
jumlah konstan sampai nutrien habis atau sampel yang banyak, dan memerlukan
terjadinya penimbunan hasil metabolisme spektroskopi untuk mengidentifikasi puncak
yang menyebabkan terhambatnya hasil kromatografi gas. (Mcnair & Miller
pertumbuhan. 1998)
Fase pertumbuhan yang mulai terhambat Bagian-bagian dasar gas kromatografi
ditandai dengan berkurangnya kecepatan secara sederhana di antaranya adalah gas
pembelahan sel dan jumlah sel yang mati pembawa, kontrol laju alir, injektor, kolom,
mulai bertambah. Pada fase stasioner, detektor, dan sistem data. Bagian utama dari
maksimum jumlah sel yang mati semakin kromatografi adalah kolom. Kolom
meningkat sampai terjadi jumlah sel hidup merupakan tabung yang berisi sokongan inert
hasil pembelahan sama dengan jumlah sel untuk fase diam cair yang dilapiskan. Kolom
yang mati, sehingga jumlah sel hidup yang sering digunakan saat ini adalah yang
konstan, seolah-olah tidak terjadi dibuat dari leburan silika dan tabung terbuka
pertumbuhan. Pada fase kematian yang dengan dimensi kapiler. Gas pembawa
dipercepat, kecepatan kematian sel terus berfungsi untuk membawa sampel melewati
meningkat, sedangkan kecepatan pembelahan kolom. Gas pembawa merupakan fase gerak
sel nol, sampai pada fase kematian logaritma yang inert dan terdiri dari berbagai jenis yang
maka kecepatan kematian sel mencapai memiliki kecocokan berbeda-beda untuk
maksimal, sehingga jumlah sel hidup berbagai detektor. Kolom kromatografi
menurun dengan cepat seperti deret ukur. dipaket secata kuat dengan fase diam pada
Namun, penurunan jumlah sel hidup tidak pendukung padat inert (Mcnair & Miller
mencapai nol, dalam jumlah minimum 1998).
tertentu sel mikrob akan tetap bertahan sangat Temperatur lubang injeksi hendaknya
lama dalam medium (Sumarsih 2007). cukup untuk menguapkan sampel dengan
cepat sehingga tidak mengurangi efisiensi
Kromatografi Gas hasil. Pada injeksi penguapan cepat,
Kromatografi gas merupakan metode temperatur lubang injeksi sekitar 50˚C lebih
separasi sampel yang dapat memisahkan panas dari titik leleh sampel. Temperatur
komponen-komponen sampel di antara dua kolom sebaiknya cukup panas, biasanya tidak
7

lebih tinggi dari titik leleh sampel. pipet pasteur, syringe (5 ml dan 50 ml), rak
Temperatur untuk detektor diatur berdasarkan tabung, selang, shaker, inkubator bergoyang,
detektor yang dipakai (Mcnair & Miller neraca analitik, neraca timbang, vortex,
1998). mikrosentrifus dan sentrifus RC26 rotor
Detektor sangat sensitif terhadap keluaran GSA. Alat yang digunakan untuk
dari kolom dan mencatat keluaran dalam pencahayaan, yaitu lampu berwarna merah,
bentuk kromatogram. Sinyal detektor sesuai kuning, biru, dan lampu ultraviolet (UV).
terhadap jumlah analit sehingga data dapat Selain itu, alat analisis yang digunakan adalah
digunakan untuk analisis kuantitatif. Detektor alat pengukur panjang gelombang lampu
yang paling umum adalah flame ionization USB2000 Vis-NIR Spectrophotometer, pH
detector (FID). FID merupakan detektor yang indikator universal, spektrofotometer UV-VIS
memiliki sensitivitas tinggi, linearitas, dan pharmaspec 1700, sensor hidrogen H2 scan
murah. Beberapa detektor lain adalah thermal model 2240 dan kromatografi gas (GC) HP
conductivity detector (TCD), electron capture 5890.
detector (ECD) (Mcnair & Miller 1998). Bahan mikrob yang digunakan adalah
Sistem data umumnya terdiri atas 2 jenis, biakan bakteri fotosintetik Rhodobium
yaitu integrator dan komputer. Pada integrator marinum NBRC No. 100434. Bahan yang
berbasis mikroprosesor, mikroprosesor digunakan dalam pembuatan media bakteri
didedikasikan dengan konventer analog ke adalah akuades, dinatrium suksinat, D-
digital untuk menghasilkan kromatrogram dan glukosa (Merck), ekstrak khamir, K2HPO4,
data analisis kuantitatif. Algoritma dipakai KH2PO4, EDTA.2Na, H3BO3, Na2MoO4.
untuk mendukung fungsi tersebut. Komputer 2H2O, ZnSO4.7H2O, MnCl2, Cu(Mo3)2. 3H2O,
memiliki fleksibilitas paling besar dalam FeSO4. 7H2O, CaCl2. 2H2O, Mg SO4. 7 H2O ,
mendapatkan data, mengontrol alat, larutan NaOH 1 N, larutan HCl 2 N, gas N2,
mereduksi data, menampilkan dan natrium hidrogen karbonat, dan vitamin B12.
mentransfer ke alat lain. Komputer lebih Bahan kimia yang digunakan untuk analisis
sering digunakan karena memorinya besar, kadar glukosa adalah glukosa kit merk
pemrosesan cepat, dan fleksibel untuk WAKO. Bahan yang digunakan untuk analisis
antarmuka pengguna (Mcnair & Miller 1998). H2 dengan GC , yaitu gas N2.
Cara kerja kromatografi secara
keseluruhan dan sederhana yaitu, gas Metode
pembawa yang inert mengalir secara kontinyu Pembuatan Media Pembibitan R. marinum
dari tabung silinder gas masuk ke lubang (Media Modifikasi Fotosintetik)
injeksi, kemudian ke kolom, dan detektor. Media R. marinum dibuat dengan
Laju alir gas pembawa ini dikontrol untuk komposisi sebagai berikut : 10 gram
menghasilkan waktu retensi yang tepat dan dinatrium suksinat, 0.3 gram ekstrak khamir
meminimalkan gangguan. Selanjutnya, ditimbang menggunakan neraca analitik
sampel diinjeksi ke dalam lubang injeksi yang kemudian dimasukkan ke dalam botol Schott,
panas, diuapkan dan dibawa ke dalam kolom. 10 ml Bassal medium 100x (K2HPO4 = 750
Sampel terpartisi antara fase diam dan fase mg, KH2PO4 = 850 mg, EDTA.2Na = 2 mg,
gerak, kemudian pemisahan komponen H3BO3 = 2,8 mg, Na2MoO4. 2H2O = 0,75 mg,
masing-masing berdasarkan kelarutan relatif ZnSO4. 7 H2O = 0,24 mg, MnCl2 = 2,1 mg,
dalam fase diam cair dan tekanan uap relatif. Cu(Mo3)2. 3H2O = 0,04 mg, FeSO4. 7H2O =
Setelah melewati kolom, gas pembawa dan 10 mg, CaCl2. 2H2O = 0,75 mg, Mg SO4. 7
sampel melalui detektor sehingga dihasilkan H2O = 200 mg, dan 1 L akuades) dimasukkan
sinyal-sinyal listrik yang kemudian ke dalam botol Schott lalu ditambahkan
dikirimkan ke sistem data atau sistem pencatat akuades 1000 ml sambil diaduk.
dan terakhir dihasilkan kromatogram. Sistem Pengkondisian pH menjadi 6.8 dengan
pencatatan data secara otomatis melaporkan menambahkan beberapa tetes NaOH 2 N atau
luas puncak, kalkulasi bentuk, data kuantitatif, HCl 2 N. Untuk menghilangkan oksigen
dan waktu retensi (Mcnair & Miller 1998). dalam media, dilakukan penambahan gas
nitrogen selama 1 jam. Setelah itu,
BAHAN DAN METODE ditambahkan 1.5 g NaHCO3. Media
disterilisasi di dalam autoklaf dengan suhu
Alat dan Bahan 121˚C selama 15 menit. Media didinginkan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian kemudian ditambahkan 5 ml vitamin B12 0.01
ini adalah tabung ulir, botol Schott 1000 ml, %. Penambahan vitamin ke dalam media
botol serum 100 ml, gelas kimia, pipet mikro, dilakukan di dalam laminar.

Anda mungkin juga menyukai