Anda di halaman 1dari 3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja keselamatan dan kesehatan kerja adalah kondisi aman atau

selamat dari penderitaan, kerusakan, atau kerugian di tempat kerja.Keselamatan dan kesehatan
kerja adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan manusia yang
bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Keselamatan dan kesehatan kerja berarti
proses perencanaan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
melalui persiapan prosedur standart yang menjadi acuan dalam bekerja (Hadiguna 2009).
Sedangkan menurut(Mangkunegara 2007) keselamatan dan kesehatan kerja adalah Suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani
tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil dan makmur
Pengaruh Keselamatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Andri
Saputra) keselamatan kerjasebagai suatu kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja
yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Terkait dengan
pekerjaan. Terkait dengan pekerjaan.
Keselamatan kerja adalah suatu pembahasan dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada umumnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan kerja adalah rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan
tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang dimiliki. Berdasarkan pendapat
para ahli di atas tentang keselamatan kerja, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
keselamatan kerja adalah dari perusahaan untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan
tentram untuk para karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut, serta membantu untuk
keselamatan yang dapat membantu keselamatan karyawan saat bekerja.
Indikator Keselamatan Kerja
Indikator-indikator dari keselamatan kerja menurut Sedarmayanti (2009: 118) terdiri dari 3 (tiga)
faktor, di memenuhi:
1. Faktor Lingkungan kerja.
2. Faktor manusia (karyawan) yang mencakup:
 Faktor fisik dan mental: Kurang penglihatan atau pendengaran, lemah, reaksi mental
lambat, lemah jantung atau organ lain, emosi dan syaraf tidak stabil, juga lemah
badan.
 Pengetahuan dan keterampilan: Kurang memperhatikan metode kerja yang aman
dan baik, kebiasaan yang salah, dan kurang pengalaman.
 Sikap: Kurang minat / perhatian, kurang teliti, malas, sombong, tidak peduli akan
suatu sebab, dan hubungan yang kurang baik.

3. Faktor Alat dan mesin yang meliputi:

 Penerangan yang kurang.


 Mesin yang tidak siap
 Kerusakan teknis
 Produktivitas Kerja Karyawan
 Teori-teori yang membahas tentang produktivitas kerja beragam, tetapi makna
utama dari produktivitas kerja, tenaga kerja dalam menghasilkan sesuatu di dalam
pekerjaannya, di mana pemahaman tersebut dapat meningkatkan tenaga kerja yang
mendapat perhatian yang lebih besar dari kepemimpinannya untuk menghasilkan
kebutuhan kebutuhannya.
 Ada beberapa resolusi mengenai produktifitas kerja , antara lain: eJournal Ilmu
Pemerintahan, Volume 2, (3), 2014: 3059-3069 3064 Menurut Kusriyanto (2000: 2),
produktivitas kerja adalah terkait antara hasil yang sesuai dengan peran serta daya
kerja per unit waktu. Sedangkan menurut Hasibuan (2003: 105), produktivitas kerja
adalah antara output dengan input, sedangkan output harus memiliki nilai tambah
dan teknik pengerjaannya yang lebih baik.
 Selanjutnya Tjutju Yuniarsih (2009: 156) mengemukakan bahwa hasil kerja dapat
diartikan sebagai hasil kongkrit (produk) yang dihasilkan oleh individu atau
kelompok, selama satuan waktu tertentu dalam suatu proses kerja. Dalam hal ini,
semakin tinggi produksi yang dihasilkan dalam waktu yang semakin singkat, maka
dapat diberikan pada tingkat produktivitasnya memiliki nilai yang tinggi, dan begitu
pula sebaliknya.
 Kemudian Nawawi (2009: 157) mengemukakan hasil kerja mewakili mewakili hasil
yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber daya yang digunakan sebagai
masukan (input). Berdasarkan resolusi dari para pakar mengenai produktivitas kerja
di atas, maka para penulis dapat memperkirakan hasil kerja dari para tenaga kerja
dalam berproduksi dibandingkan dengan para masukan yang digunakan, seorang
tenaga kerja yang dapat membantu meningkatkan produktivitas yang menghasilkan
barang-barang yang sesuai dengan yang diharapkan dalam pengiriman yang tepat.
 Indikator Produktivitas Kerja Karyawan
 Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap pekerja, maka perlu
dilakukan pengukuran produktivitas kerja . Menurut Henry Simamora (2004: 612),
indikator-indikator yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja memuat
persamaan kerja, kualitas kerja, dan ketepatan waktu.
 1. Kuantitas kerja merupakan hasil yang disetujui oleh pegawai / pekerja dalam
jumlah tertentu yang disetujui standar yang ada atau telah ditentukan oleh lembaga /
perusahaan.
 2. Kualitas kerja merupakan standar hasil yang terkait dengan produk yang
dihasilkan oleh pekerja / pekerja, dalam hal ini merupakan suatu kemampuan
pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan teknis yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh lembaga / perusahaan.
 3. Ketepatan waktu mewakili tingkat aktivitas yang ditentukan pada waktu awal yang
ditentukan, dilihat dari sudut pandang dengan hasil, serta waktu yang dapat
disesuaikan tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu dari persepsi pegawai
terhadap suatu kegiatan yang disediakan di awal waktu hingga menjadi
keluaran. Pengaruh Keselamatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
(Andri Saputra) 3065
 Teori dan Konsep Hubungan Keselamatan Kerja dan Produktivitas Kerja
Karyawan
 Sebuah perusahaan yang baik dan sehat adalah perusahaan yang selalu
memperhatikan masalah karyawannya, dalam hal ini keselamatan kerja para
karyawannya. Program penerapan keselamatan kerja yang optimal untuk karyawan
terkait, dengan penerapan program keselamatan kerja merupakan salah satu cara
memotivasi karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka.
 Motivasi akan timbul dari karyawan untuk bekerja mungkin diperlukan mereka aman
dan nyaman dalam pekerjaan dilakukan tanpa masalah yang dapat menyelamatkan
keselamatan jiwanya, selain itu karyawan juga akan senang menggunakan mereka
yang diinginkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Akan tetapi sebaliknya,
menentang program keselamatan kerja yang dijalankan intensif dan optimal, maka
dapat menurunkan produktivitas pekerja, yaitu mengurangi semangat dan gairah
kerja karyawan, mereka takut mengambil risiko untuk keselamatan jiwanya dan
mempertanyakan mereka yang tidak diinginkan oleh perusahaan tempat mereka
bekerja .
 Perihal tentang uraian di atas lebih banyak didukung oleh beberapa teori yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. Diperbolehkan oleh Andriana Pusparini, Jusuf, dan
Sugeng Budiono (2008: 5), yaitu program keselamatan kerja salah satu yang
mendukung tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
demi kesejahteraan dan meningkatkan produksi dan produksi.
 Kemudian, ditambahkan pula oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2007: 162),
sehingga dengan adanya program keselamatan kerja, maka akan meningkatkan
kegairahan, produktivitas, dan partisipasi kerja dari tenaga kerja. Senada dengan
yang disampaikan oleh Andriana Pusparini, Jusuf, Sugeng Budiono, dan Anwar
Prabu Mangkunegara, ditegaskan pula oleh Sedarmayanti (2009: 109-110) terkait
program keselamatan kerja akan meningkatkan kerja tenaga kerja. Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, maka penulis dapat menyimpulkan program keselamatan
kerja yang terkait dengan harapan akan meningkatkan produktivitas kerja, karena
salah satu tujuan dari diadakannya program keselamatan kerja yang demi
tercapainya peningkatan produktivitas kerja.

Anda mungkin juga menyukai