Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk
berinteraksi dengan sesamanya.Tanpa bahasa tidak diketahui bagaimana arti dari
klausa sebenarnya.Klausa ialah satuan gramatikal, berupa kelompok kata yang
sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P), dan mempunyai potensi
untuk menjadi kalimat (Kridalaksana dkk, 1980:208).Klausa ialah unsur kalimat,
karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa (Rusmaji, 113). Unsur inti
klausa adalah S dan P. Namun demikian, S juga sering juga dibuangkan, misalnya
dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa, dan kalimat jawaban.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hakikat dari klausa?
2. Bagaimana jenis-jenis klausa?
3. Bagaimana makna dan unsur-unsur dari klausa?
4. Bagaimana analisis klausa?

C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui
pengertian dan untuk mengetahui hasil klasifikasi dari jenis-jenis klausa. Dapat
mengetahui macam-macam klasifikasi apa saja dalam analisis klausa dan bisa
mengetahui makna dan unsur-unsur dari klausa. Jadi dengan penulisan makalah ini
kita dapat melatih diri kita agar bisa memahami semua tentang klausa.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengantar
Pemaharnan akan klausa sebagai salah satu satuan sintaktis, memberikan
dasar yang mendalam tentang seluk beluk kalimat. Sebagai satuan sintaktis, klausa
berbeda dengan satuan-satuan sintaktis yang lain, baik strukturnya maupun
hubungan, serta jenisnya.Hal ini perlu dipahami lebih lanjut dalam rangka mendalami
seluk beluk kalimat.Dengan mempelajari klausa diharapkan diperoleh pemahaman
yang benar tentang konsep dan jenis klausa.

B. Pengertian Klausa Menurut para Ahli


Menurut kridalaksana, klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa
gabungan kata, minimal terdiri dari subjek dan predikat serta berpotensi menjadi
kalimat.
Ramlan mengatakan bahwa klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri
atas S, P, (O), (Pel), dan (K).

H. Alwi, klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau
lebih dan mengandung unsur predikasi.

Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam


satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak
terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa (Chaer,2009:150).

Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa adalah satuan gramatikal yang


berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.
Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat.

c.
BAB III
KAJIAN RUMUSAN MASALAH

A. Hakikat Klausa
Telah dijelaskan bahwa klausa adalah salah satu satuan sintaktis.Sebagai suatu
satuan gramatikal klausa disusun oleh kata atau frase, dan yang memiliki satu
predikat.Pada umumnya klausa menjadi konstituen kalimat.Sekurang-kurangnya
klausa memiliki satu subyek dan satu predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi
kalimat.
Di dalam konstruksi klausa itu ada komponen, baik berupa kata atau frase,
yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek,
maupun keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam kontruksi klausa ini,
hadirnya fungsi subiek dapat dikatakan bersifat wajib, sedangkan fungsi lainnya
bersifat tidak wajib, yaitu seperti objek dan keterangan.
Di atas telah dijelaskan bahwa klausa berpotensi menjadi kalimat.Hal ini
disebabkan di dalam konstruksi klausa sudah terdapat 3egati inti kalimat, yaitu fungsi
subjek dan predikat yang harus hadir dalam konstruksi klausa. Perhatikan contoh
berikut :
1) Ali membaca buku itu
2) Ali dan Ani membaca buku itu
3) Ali mahasiswa
4) Ali pemberani
5) Ali melihat Ani datang

Kontruksi 1) Ali sebagai subjek, membaca sebagai predikat. Pada konstruksi


2)subjek adalah Ali dan Ani,predikatnya adalah membaca. Untuk konstruksi 3.) Ali
sebagai subjek, dan mahasiswa sebagai predikat. Untuk konstruksi 4.) subyek nya
adalah Ali, dan predikatnya pemberani,sedangkan konstruksi 5.) yaitu Alimelihat
dan Anidatang, yang masing-masing terdiri dari Ali subjek, melihat predikat.
Ani subjek dan datang predikat..
Dapat dinyatakan bahwa konstruksi 1.), 2.), 3.), dan 4.) masing-masing adalah
sebuah klausa, karena memiliki dua 3egati wajib yaitu S dan P. Sedangkan untuk
konstruksi 5.) terdiri dari dua klausa, karenamemiliki dua rangkaian 3egati wajib yatu
S P dan S P.
Klausa-klausa di atas, dapat menjadi kalimat, jika ke dalam klausa itu
diberikan intonasi final, atau jika dalam tulisan, kalimat itu dimulai dengan huruf
besar dan diakhiri dengan titik. Jika dibandingkan dengan kalimat, perbedaannya
adalah bahwa klausa merupakan ujaran yang belum selesai, jadi masih merupakan
bagian dari suatu ujaran yang belum selesai, sedangkan kalimat merupakan ujaran
yang sudah selesai.
Ada juga terdapat gabungan kata yang mirip dengan klausa. Gabungan
kata ini adalah frase. Tentu di antara gabungan kata yang membentuk konstruksi
frase, dengan gabungan kata yang membentuk
konstruksi klausa, terdapat perbedaan struktur internnya.
Perbedaan antara klausa dengan kalimat, dan klausa dengan frase, dapat
dicermati dari contoh berikut.
6) Ali membaca buku itu
7) Ali membaca buku itu
8) Sabun mandi
9) Ali mandi
Konstruksi 6.) dan konstruksi 7.), berbeda dalam hal 6.) adalah klausa, dan 7.)
adalah kalimat. Konstruksi 6.) memiliki dua 4egati wajib., yaitu S dan P, namun bukan
merupakan ujaran yang selesai. Untuk konstruksi 7.), terdapat juga dua 4egati wajib yaitu
S dan P, dan sudah merupakan ujaran yang selesai.
Konstruksi 8.) berbeda dengan konstruksi 9.), dalam 8.) adalah frase dan 9.) klausa.
Konstruksi 8.) termasuk frase karena tidak memiliki predikat atau tidak berkonstruksi
predikat. Sebaliknya konstruksi 9.) adalah klausa, karena memiliki predikat, atau
berkonstruksi predikatif.
B. Jenis Klausa
Klausa dapat dibedakan berdasarkan antara lain: strukturnya, kelas kata yang menduduki
fungsi P, dan ada tidaknya bentuk negative pada P.

 Berdasarkan strukturnya klausa dibedakan atas klausa bebas dan klausa terikat
klausa memiliki 5egati-unsur yang ada dalam klausa bebas paling sedikit adalah S
dan P.
contoh:
Badan orang itu sangat besar
ayahku sedang tidur
Kakakku gagah perkas
Para tarnu duduk di ruang depan
konstruksi (428), (429), (430), dan(431), adalah klausa bebas,karena tiap konstruksi
tersebut memiliki 5egati yang lengkap yaituS dan P, dan mempunyai potensi untuk
menjadi kalimat, apabilakepada tiap konstruksi itu diberikan inotasi final, terutama
kalimatmayor.
Klausa terikat adalah klausa yang memiliki struktur tidak lengkap.Unsur yang ada dalam
klausa ini mungkin hanya subjek saja, mungkin hanya objeknya saja, atau hanya berupa
keterangan saja.Oleh karena itu klausa terikat kalimat minor.

 Berdasarkan kategori kata pengisi predikat, klausa dapat dibedakan atas nominal,
klausa nominal, klausa verbal, klausa ajektival, klausa adverbiah dan klausa
preposisional.
a. Klausa Nominal
Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase
nominal.
Contoh:
(436) Ayahku purnawirawan ABRI
(437) Kakakku pengusaha angkutan di kota itu
(438) tetangaanya karyawan Bank Bumi Daya
(439) Ricky dan Resky juara Jepang terbuka
(440) Ricky dan Resky juara ganda terbuka
Konstruksi (436), (437), (438), (439), dan (440) masing-masing adalah klausa
nomina;, karena predikatnya kategori nomina. Untuk 2.) predikatnya adalah
pengusaha angkutan adalah kelas kata nomina, untuk 3.) predikatnya adalah
karyawan Bank Bumi Daya adalah frase nominal. Untuk 1.) predikatnya adalah
purnawirawan ABRI, sedangkan untuk 4) dan 5) predikatnya kedua-duanya
frase nominal, yaitu Juara Jean terbuka dan juara ganda terbuka.

b. Klausa Verbal
Klausa verbal adalah klausa yang prdikatnya kategori verbal atau frase
verbal.
Contoh:
(441) Adik mandi
(442) Budi menari
(443) Kerbau itu berlari
(444) Matahari itu terbit
(445) Nenek menangis

Konstruksi(441),(442),(443),(444) dan(445) adlah klausa-klausaverbal, karena


predikat klausa-klausa tersebut adalah berkategori verbal, yaitu mandi, mencari,
berlari, terbit, dan menangis.

c. Klausa Ajektifal
Klausa ajektival adalah klausa yang predikatnya berkategori ajetif baik berupa
kata maupun frase. Contoh:
Ibu guru itu cantik sekali
Air sungai itu sangat kotor
Bangunan sekolah itu sudah rusah Jembatan itu sangat kokoh
Langit itu sangat jernih
Cantik sekali, sangat kotor,sudah rusak ,sangatkokoh, dan sangat jernih(450),
adalah predikat ajektifal, karenaberkategori ajektif.Oleh karena itu
konstruksi(446),(447),(448), dan (449)termasuk klausa ajektiva.

d. Klausa Adverbial
Klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berupa kataatau
frase adverbial.
Contoh:
(451) larinya teramat sangat

Teramat sangat adalah predikat yang terdiri dari kata adverbial.Oleh karena itu
konstruksi (451) merupakan klausa adverbial.

e. Klausa Preposional
Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berupafraseyang
kategorinya berkategori preposisi.
Contoh :
(452) Ayah di kamar
(453) Ibu dari Medan
(454) Kakek ke pasar pagi
(455) Beras itu dari Solo
(456) Kredit itu untuk para petani
Predikat dari (452) adalah di kamar, dan untuk predikat (453), (454),
(455) dan (456) berturut-turut adalah dari Medan, ke pasar, dan dari Solo.

f. Klausa Nemurial
Klausa numerial adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau
frase memeralia.
Contoh:
(457) Gajinya sepuluh juta setahun
(458) Anaknya empat orang
(459) Rumahnya tiga buah
(460) Sawahnya empat hektar
(461) Uang simpanannya seratus juta
Konstruksi (457), (458), (459), (460) dan (461) di atas termasuk klausa numerial,
karena predikatnya, yaitu sepuluh juta, empat oranq, tig a buah, dan empat
hektar, semuanya berkategori numeralia.
 Berdasarkan ada tidaknya bentuk negative pada predikat, klausa
dibedakan atas klausa positif dan klausa negatif.
a. Klausa Positif
Klausa positif yaitu klausa yang tidak memiliki kata-kata yang menyatakan
negative.
Contoh:
(462) Mereka diliputi oleh perasaan gembira
(463) Mertua itu sudah dianggap sebagai orang tuanya
(464) Wajah mereka merah padam
(465) Dia teman akrab saya
Dan predikat konstruksi(462),(463),(464) dan (465) di atas,yaitu perasaan
gembira, dianggao sebagai akrab.
b. Klausa Negatif
Klausa 8egative adalah klausa yang memiliki kata-kata 8egative yang secara
gramatik menegatifkan Predikat (P). Kata-kata yang mengatakan 8egative
antara lain: tidak, tak, tiada, bukan, belum, dan jangan.
Contoh:
(466) Dia tidak naik kelas
(467) Mereka tidak bekerja
(468) Orang tuanya tidak dirumah
(469) Anaknya tak mau belajar
(470) Kecantikannya tak terpelihara
(471) Musuh itu tiada berdaya
(472) Mereka tiada berdaya
(473) Orang itu bukan tetangga saya
(474) Dia bukan pegawai negeri
(475) Kami belum berangkat
(476) la belum tua benar
(477) Jangan ke pasar dahulu

Klausa-klausa di atas adalah termasuk klausa 8egative. Hal ini


dapat dicermati clan digunakannya bentuk-bentuk negasi yang
mendahului setiap predikatnya.
C. Unsur-unsur Klausa
Secara umum unsur klausa dibedakan atas inti dan bukan inti. Yang tergolong
inti klausa adalah S dan P. Subjek adalah bagian klausa yang berwujud nomina atau
frase nominal yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara. Predikat ialah
bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara tentang subjek.
Predikat dapat berwujud nomina, verba, ajektifa, numeralia, pronominal, atau frase
preposisional.
Subjek dan predikat dibedakan menurut hal-hal berikut:
1) Urutan
Dalam klausa subjek mendahului predikat
2) Ciri morfologi
Predikat (yang terletak dibelakang subjek) sering ditandal oleh afiks seperti me- dan
ber- (dalam hal predikat verbal)
3) Ketakrifan leksem
Subjek diisi oleh leksem yang takrif, sedangkan predikat(terutama predikat nominal)
oleh leksem tidak takrif.
Dalam klausa berikut ketiga hal di atas dapat ditelusuri 10.) Moh. Ali petinju… Moh
Ali adalah subjek dan petinju adalahpredikat. Memperhatikan urutannya S terletak di
depan P, atau S mendahului P. Subjek klausa di atas yaitu Moh. Ali termasuk leksem
yang takrif.
Sebaliknya apabila konstruksi 10.) itu dibalik menjadi 11.).Petinju Moh Ali
konstruksi 11.) ini bukanlah klausa.Katap e tinju bukan nomina takrif, dan agar dapat
menduduki fungsi S (subjek), kata petinju harus diikuti demontratifa itu, sehingga
menjadi 12.) Petinju itu Moh Ali.
Objek adalah klausa, yang dibedakan atas objek langsung dan objek tak
langsung.Objek langsung adalah nomina atau frase nominal yang melengkapi verba
transitif yang dikenai oleh perbuatan yang dinyatakan oleh predikat verba atau yang
ditimbulkan sebagai hasil perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal.Selanjutnya
objek langsung masih dibedakan atas objek (langsung) afektif dan objek (langsung)
afektif.Objek (langsung) afektif adalah objek langsung yang dikenai oleh perbuatan
yang terdapat dalam predikat verbal, tetapi tidak merupakan hasil perbuatan itu.
Contoh:
13.) Mereka menyampuli surat
Kata surat dalam (383) di atas adalah objek (langsung)afektif,karena
langsung dikenali oleh perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal yaitu
menyampuli.

Objek (langsung) efektif di lain pihak adalah objek (langsung) yang


ditimbulkan sebagai hasil perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal.

D. Analisis Klausa
Klasifikasi dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yaitu :
1. Berdasarkan fungsi unsur-usurnya
2. Berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsurnya
3. Berdasarkan makna unsur-unsurnya.

1.) Analisis Klausa Berdasarkan Fungsi Unsur-unsurnya


Klausa terdiri dari unsur-unsur fungsional yang di sini disebut S, P, O, pel, dan
ket. Kelima unsur itu tidak selalu bersama-sama ada dalam satu klausa. Kadang-kadang
satu klausa hanya terdiri dari S dan P kadang terdiri dari S, P dan O, kadang-kadang
terdii dari S, P, pel dan ket. Kadang-kadang terdiri dari P saja. Unsur fungsional yang
cenderung selalu ada dalam klausa ialah P.
1. S dan P
Contoh : Budi(S) tidak berlari-lari(P) èTidak berlari-lari(P) Budi(S)
Badannya(S) sangat lemah(P) è Sangat lemah(P) badannya(S)
2. O dan Pel
P mungkin terdiri dari golongan kata verbal transitif, mungkin terdiri dai
golongan kata verbal intransitif, dan mungkin pula terdirri ari golongan-golongan lain.
Apabila terdiri dari golongan kata verbal transitif, diperlukan adanya O yang
mengikuti P itu. Contoh :
Kepala Sekolah(S) akan menyelenggarakan(P) pentas seni(O).
Pentas seni(S) akan dislenggarakan(P) kepala sekolah(O)
3. Keterangan
Unsur klausa yang tidak menduduki fungsi S, P, O dan Pel dapat diperkirakan
menduduki fungsi Ket. Berbeda dengan O dan Pel yang selalu terletak di belakang
dapat, dalam suatu klausa Ket pada umumnya letak yang bebas, artinya dapat terletak
di depan S, P dapat terletak diantara S dan P, dan dapat terletak di belakang sekali.
Hanya sudah tentu tidak mungkin terletak di antara P dan O, P dan Pel, karena O dan
Pel boleh dikatakan selalu menduduki tempat langsung dibelakang P. Contoh :
Akibat banjir(Ket) desa-desa itu(S) hancur(P)
Desa-desa itu(S) hancur(P) akibat banjir(O)
2.) Analisis Klausa Berdasarkan Kategori Kata atau Frase yang menjadi Unsurnya.
Analisis kalusa berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsur-unsur
klausa ini itu disebut analisis kategorional. Analisis ini tidak terlepas dari analisis
fungsional, bahkan merupakan lanjutan dari analisis fungsional.
Contoh :

Aku Sudah menghadap Komandan Tadi

F S P O Ket

K N V N Ket

3.) Analisis Klausa Berdasarkan Kategori Makna dan Unsur-unsurnya.


Dalam analisis fungsional klausa dianalisis berdasarkan fungsi unsur-unsurnya
menjadi S, P, O, Pel dan Ket dalam analisis kategorial telah dijelaskan bahwa fungsi S
terdiri dari N, fungsi P terdiri dari N, V, Bil, FD, fungsi O terdiri dari N, fungsi Pel
terdiri dari N, V, Bil dan fungsi ket terdiri dari Ket, FD, N.
Fungsi-fungsi itu disamping terdiri dari kategori-kategori kata atau frase juga
terdiri dari makna-makna yang sudah barang tentu makna unsur pengisi fungsi
berkaitan dengan makna yang dinyatakan oleh unsur pengisi fungsi yang lain. Contoh
:

Dinda Menemani Adiknya Di tempat tidur Beberapa saat

F S P O Ket 1) Ket 2)
K N V N FD N

M Pelaku Pembuatan Penderita Tempat Waktu

1. Makna Unsur Pengisi P


a) Menyatakan makna "Perbuatan"
Contoh : Dinda sedang belajar
Frase sedang belajar yang menduduki fungsi P menyatakan makna
"Perbuatan" yaitu perbuatan yang sedang dilakukan oleh "pelakunya" yaitu
'Dinda'
b) Menyatakan makna "Keadaan"
Contoh : Rambutnya hitam dan lebat
RUMAH itu sangat besar
Lukanya sangat parah
Kata-kata hitam, lebat, besar, dan parah semuanya merupakan makna
keadaan.
Makna keadaan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
 Keadaan relatif singkat. Keadaan ini mudah berubah. Misalnya :
Rumah itu sangat bersih
Kami sudah mengantuk
 Keadaan yang relatif lama dan kecenderungannya tidak mudah
berubah.
Keadaan yang semcam ini secara khusus disebut sifat. Misalnya :
Mahasiswa itu sangat rajin
Perempuan itu ramah sekali
Pohon cemara itu sangat tinggi
 Keadaan yang merupakan runtutan perubahan keadaan yang
disebut proses. Misalnya :
Hujannya mereda
Pengaruhnya semakin meluas
4.) Keadaan yang merupakan pengalaman kejiwaan. Misalnya :
Orang itu dapat memahami keinginan anaknya.
Setiap orang menyukai perbuatan baik
Orang itu sangat sayang kepada binatang
c) Menyatakan Makan 'Keberatan"
Contoh : Para tamu di ruang depan
Ariel berada diruang baca
Dinda tinggal di luar kota
Kata yang bercetak miring tersebut menjadi unsur pengisi P tidak
menyatakan makna "perbuatan" dan "keadaan" melainkan menyatakan
makna "keberadaan".
d) nyatakan makna "pengenal"
Contoh : orang itu adalah pegawai kedutaan
Mereka adalah mahasiswa Um
Dia adalah teman kecil saya
e) Menyatakan makna "jumlah"
Contoh : Rumah itu dua rumah
Anak orang itu lima
Kaki meja itu empat
f) Menyatakan makana "perolehan"
Contoh : Ariel memiliki mobil
Dinda mendapat hadiah
Sayur-sayuran itu mengandung banyak vitamin
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pemaharnan akan klausa sebagai salah satu satuan sintaktis, memberikan


dasar yang mendalam tentang seluk beluk kalimat. Sebagai satuan sintaktis, klausa
berbeda dengan satuan-satuan sintaktis yang lain, balk strukturnya maupun hubungan,
serta jenisnya.Hal ini perlu dipahami lebih lanjut dalam rangka mendalami seluk
beluk kalimat.Dengan mempelajari klausa diharapkan diperoleh pemahaman yang
benar tentang konsep dan jenis klausa.

Telah dijelaskan bahwa klausa adalah salah satu satuan sintaktis.Sebagai suatu
satuan gramatikal klausa disusun oleh kata atau frase, dan yang memiliki satu
predikat.Pada umumnya klausa menjadi konstituen kalimat.Sekurang-kurangnya
klausa memiliki satu subyek dan satu predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi
kalimat.
Di dalam konstruksi klausa itu ada komponen, balk berupa kata atau frase,
yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subyek, obyek,
maupun keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam kontruksi klausa ini,
hadirnya fungsi subyek dapat dikatakan bersifat wajib, sedangkan fungsi lainnya
bersifat tidak wajib, yaitu seperti objek dan keterangan.
DAFTAR PUSTAKA

Abas Lutfi, 1967.Pengantar Linguistik dan Tatabahasa Bahasa Indonesia I. Bandung,


Jajasan Penerbit Universitas Pajajaran.

Chaer, Abdul, 1988. Tata Bahasa Praktis, Jakarta: Bratara.

. 1994. Linguistik Umum, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 1985. Tata Bahasa Deskriptif bahasa Indonesia.

Moeliono, Anton M. (Peny), 1988.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Balai Pustaka.

Ramlan, 1986.Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V.Karyono.

, 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya.

Samsuri, 1978. Analisa Bahasa. Jakarta: Erlangga.

Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departernen Pendidikan


dan Kebudayaan.

Verhaar, W. M.1981. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai