Anda di halaman 1dari 6

Efek Hospitalisasi pada Anak Prasekolah

ABSTRAK
Anak-anak yang dirawat dirumah sakit dalam dua dekade terakhir mengalami peningkatan pesat. Presentase anak-
anak yang dirawat dirumah sakit ini mengalami masalah yang lebih serius dan kompleks dibandingkan dengan
hospitalisasi tahun-tahun sebelumnya. Hospitalisasi dapat menimbulkan kecemasan pada anak. Anak menjadi
semakin cemas dan hal ini berpengaruh pada proses penyembuhan. Oleh karena itu, bagi anak yang sakit dan
dirawat dirumah sakit, untuk menghilangkan kecemasannya dapat dilakukan pemanfaatan buku sebagai media
terapi yang disebut juga dengan Biblioterapi. Penilitian bertujuan mengidentifikasi pengaruh biblioterapi dengan buku
cerita bergambar terhadap tingkat kecemasan efek hospitalisasi pada anak prasekolah diruangan anak. Jenis penilitian
Quasi Eksperiment dengan desain penilitian yang digunakan yaitu One group pre test post test design dengan sampel
19 responden. Teknik pengambilan sampel adalah accidential sampling. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dan
observasi. Analisa data mengunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penilitian menunjukkan bahwa rata-rata
tingkat kecemasan sebelum dilakukan pemberian biblioterapi dengan buku cerita bergambar 23,3, sedangkan setelah
dilakukan pemberian biblioterapi dengan buku cerita bergambar menjadi 18,6. Dengan uji T-test diperoleh p=0,001
(p<0,05), ini berarti Ho ditolak artinya ada hubungan yang bermakna antara pengaruh biblioterapi dengan buku cerita
bergambar terhadap tingkat kecemasan efek hospitalisasi pada anak prasekolah diruangan anak di RSUD Bangkinang.
Diharapkan bagi rumah sakit dapat melakukan program terapi bermain menggunakan biblioterapi dengan buku cerita
bergambar selama anak dirawat di rumah sakit setiap kali menjelang dilakukan tindakan keperawatan secara kontinue
dan terprogram untuk menurunkan kecemasan anak selama hospitalisasi.
Kata Kunci : Biblioterapi, Kecemasan, Hospitalisasi, Anak Prasekolah

ABSTRACT
The numbers of the hospitalized children in the last two decades have been increased rapidly. The increasing of the
percentage of the hospitalized children became more serious and more complex than the previous years.
Hospitalization might causes anxious on the children. The children became increasingly anxious and might affect
the healing process. Therefore, to decrease the children’s anxiety during the healing process, the use of the book as a
therapy media, known as Bibliotherapy is suggested. This research is aimed at identifying the effect of Bibliotherapy
by using storybooks on the anxiety level of hospitalization effect on preschool children in children’s room. This
research employed Quasi-Experimental with One Group pre-test and post-test design, and the total sample was 19
respondents. The sampling technique was accidental sampling. The instruments used in this research were
questionnaire and observation. The data were analyzed through univariat and bivariate. The findings showed that the
average score on the level anxiety before treated by Bibliotherapy by using the storybooks was 23.2, while after giving
the therapy was 18.6. The T-test obtained p+0,001 (p<0.05), it means that Ho is rejected, there is a relationship
between the effect of Bibliotherapy by using story books on the children’s level of anxiety as the effect of the
hospitalization on the preschool children in children’s room at RSUD Bangkinang. It is expected for the Hospital to
give therapy program while children care by Bibliotherapy by using the storybooks to decrease the children’s anxiety.
Keywords: Bibliotherapy, Anxiety, Hospitalization, Preschoolers
@Jurnal Obesi Prodi PG-PAUD FIK UPTT 2017
Corresponding author :
Address : Bangkinang, Kampar, Riau, Indonesia ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : suksespenting@gmail.com ISSN 2549-8959 (Media Online)
Phone : 0812 7779 7145
106 | Pengaruh Biblioterapi Dengan Buku JCerita
u r nBergambar
a l O b s Terhadap
e s i V oTingkat
l u m Kecemasan
e 1 Nom o Hospitalisasi
Efek r 2 ( 2 0 1 7 ) | 106
pada Anak Prasekolah

PENDAHULUAN menunjukkan berbagai perilaku sebagai reaksi


Anak merupakan individu yang unik dan terhadap pengalaman hospitalisasi. Reaksi tersebut
bukan orang dewasa mini. Anak juga bukan bersifat individual dan sangat bergantung pada tahap
merupakan harta atau kekayaan orang tua yang usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya
dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan terhadap sakit, sistem dukungan yang berbeda, dan
masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kemampuan koping yang dimilikinya (Supartini,
kesehatan secara individual. Anak adalah individu 2004, dalam (Rini et al., 2013).
yang masih bergantung pada orang dewasa dan Anak menjadi semakin cemas dan hal ini
lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan berpengaruh pada proses penyembuhan, yaitu
yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi menurunnya respons imun. Hal ini telah
kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri dibuktikan oleh Robert Arder (1885) bahwa pasien
(Supartini, 2017) yang mengalami kegoncangan jiwa akan mudah
Anak-anak yang dirawat dirumah sakit terserang penyakit, karena pada kondisi stres akan
dalam dua dekade terakhir mengalami peningkatan terjadi penekanan sistem imun. Pasien anak yang
pesat. Presentase anak-anak yang dirawat dirumah merasa nyaman selama perawatan dengan adanya
sakit ini mengalami masalah yang lebih serius dan dukungan sosial keluarga, lingkungan perawatan
kompleks dibandingkan dengan hospitalisasi terapeutik, dan sikap perawat yang penuh dengan
tahun-tahun sebelumnya (Wong, 2008) perhatian akan mempercepat proses penyembuhan.
Menurut Tomkins (2004, dalam (Syafriani, Reaksi anak prasekolah terhadap
2016) masalah gizi kurang (malnutrisi) merupakan hospitalisasi dapat ditunjukkan dengan reaksi agresif
faktor penyebab utama tingginya penyakit infeksi dengan marah dan berontak, ekspresi verbal
menurut World Health Organization (WHO). dengan mengucapkan kata-kata marah, tidak mau
Sehingga kondisi ini memungkinkan terjadinya bekerja sama dengan perawat dan ketergantungan
peningkatan anak balita yang harus menjalani pada orang tua. Anak prasekolah juga sering
perawatan di rumah sakit mengalami kehilangan kontrol pada dirinya dan rasa
Anak-anak di Amerika Serikat cemas ini muncul akibat adanya pembatasan
diperkirakan lebih dari 5 juta mengalami aktivitas yang menganggap bahwa tindakan dan
hospitalisasi dan lebih dari 50% dari jumlah prosedur perawatan dapat mengancam integritas
tersebut, anak mengalami kecemasan (Kain, 2006, tubuhnya (Supartini, 2004, dalam (Rini et al., 2013)
dalam (Anita Apriliawati, 2011). Anak-anak yang Oleh karena itu, bagi anak yang sakit dan
menjalani hospitalisasi di Indonesia diperkirakan dirawat dirumah sakit, untuk menghilangkan
35 per 1000 anak (Sumarko, 2008 dalam (Rini, H, kecemasannya bisa dilakukan dengan bermain.
Rahmawati, Studi, & Keperawatan, 2013) Menurut (Santoso, 2012 dalam (Pradana, 2016)
Hospitalisasi pada anak merupakan proses bermain bagi anak mutlak diperlukan untuk
karena suatu alasan yang berencana atau darurat mengembangkan daya cipta, imajinasi, perasaan,
mengharuskan anak untuk tinggal dirumah sakit kemauan, motivasi dalam suasana riang gembira.
menjalani terapi dan perawatan sampai Sehingga kondisi ini bisa digunakan sebagai salah
pemulangan kembali kerumah. Selama proses satu cara untuk menurunkan kecemasan pada anak
tersebut, anak dapat mengalami berbagai kejadian pada saat menjalani hospitalisasi.
yang menunjukkan pengalaman yang sangat Selain itu teknik yang bisa digunakan
trauma dan penuh dengan stress (Nursalam, 2004, untuk mengurangi kecemasan adalah
dalam (Putra, 2014). mendengarkan musik dan bisa juga dengan teknik
Penyebab dari kecemasan pada anak yang bercerita bergambar atau disebut juga dengan
dirawat inap (hospitalisasi) dipengaruhi oleh Biblioterapi. Teknik cerita bergambar yang
banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, disampaikan supaya anak tidak bosan
dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan mendengarnya dan dapat ditambah dengan
baru, maupun keluarga yang mendampingi selama kelucuan dan hiburan dalam cerita tersebut.
perawatan (Nursalam, 2005). Anak akan
107 | Pengaruh Biblioterapi Dengan Buku JCerita
u r nBergambar
a l O b s Terhadap
e s i V oTingkat
l u m Kecemasan
e 1 Nom o Hospitalisasi
Efek r 2 ( 2 0 1 7 ) | 107
pada Anak Prasekolah

Pemanfaatan buku sebagai media terapi yang dialami juga beragam, mulai dari rasa cemas
disebut dengan biblioterapi (Suparyo, 2010 dalam terhadap petugas kesehatan serta tindakan medis,
(Anita Apriliawati, 2011). Biblioterapi adalah cemas karena nyeri yang dialami, rasa cemas
aktivitas menggunakanbuku yang sesuai dengan karena berada pada tempat dan lingkungan baru,
usia dalam terapi pengobatan, dan biasanya rasa cemas akibat perpisahan dengan teman dan
dilanjutkan dengan diskusi sesuai topik masalah saudaranya.
kehidupan yang sesuai dengan kondisi saat itu Hasil observasi dan wawancara dengan
(Greenberg, 2007 dalam Oppenheimer, 2010 perawat, didapatkan bahwa penerapan Biblioterapi
dalam (Anita Apriliawati, 2011). dengan buku cerita bergambar belum pernah
Dengan menggunakan buku, anak dapat dilakukan oleh perawat. Pada ruang rawat inap
menghubungkan pengalaman personalnya seperti anak di RSUD Bangkinang diruang kelas III tidak
yang ada dicerita dalam buku dan selanjutnya ada hiasan dinding untuk menarik perhatian anak.
dapat digunakan sebagai dasar untuk diskusi Tempat tidur rawat inap anak diruang kelas III sudah
(Clough, 2005 dalam (Anita Apriliawati, 2011). memiliki tempat tidur yang baru dan pagar
Penilitian yang dilakukan oleh (Ramadini pembatas.
Marniaty de Breving, 2015), yang berjudul Untuk mengurangi kecamasan pada anak
“Pengaruh penerapan Atraumatic care terhadap saat di rawat di rumah sakit maka peneliti tertarik
respon kecemasan anak yang mengalami untuk meneliti adakah Pengaruh Biblioterapi
hospitalisasi, menunjukkan adanya pengaruh Dengan Buku Cerita Bergambar Terhadap Tingkat
penerapan atraumatic care terhadap respon Kecemasan Efek Hospitalisasi Pada Anak
kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi. Prasekolah.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti di RSUD Bangkinang didapatkan hasil METODE
bahwa RSUD Bangkinang memiliki ruang Jenis penelitian ini menggunakan
perawatan pada anak yaitu kelas III. Daya Desain penelitian ini menggunakan metode
tampung dari ruang rawat inap di RSUD eksperimen semu (Quasi experimen) dengan
Bangkinang di kelas III adalah 7 tempat tidur. rancangan (one group pre-test – one group post
Data satu tahun terakhir ruang rawat inap test design). Penelitian ini dilaksanakan pada
anak RSUD Bangkinang, menunjukkan bahwa tanggal 9 Mei sampai 22 Mei 2016 diruangan
pada tahun 2015 jumlah pasien anak yang rawat inap anak Rumah Sakit Umum Daerah
mendapatkan perawatan sebanyak 804 Bangkinang.
Berdasarkan data bulanan ruang rawat inap anak Populasi dalam penelitian ini anak
RSUD Bangkinang selama tiga bulan terakhir prasekolah (usia 2,5 sampai 5 tahun) yang
sangat bervariasi, yaitu pada bulan Januari hingga menjalani hospitalisasi di RSUD Bangkinang,
Maret 2016 berjumlah 30 anak, dengan jumlah jumlah populasinya yaitu sebesar 19 pasien anak
pasien anak dengan usia 0 sampai 12 bulan sebanyak (berdasarkan data jumlah pasien anak). Sampel
3 anak, usia 1 sampai 3 tahun sebanyak 8 anak dan pada penelitian ini berjumlah 19 orang, dengan
usia 4 sampai 6 tahun sebanyak 7 anak ( Rekap data menggunakan tehnik accidential sampling.
profil ruang rawat inap anak, Maret Alat pengumpulan data yang digunakan
2016) pada penelitian ini berupa penyebaran kuesioner
Hasil studi yang dilakukan peneliti diruang dengan beberapa pertanyaan kepada orang tua
rawat inap anak di RSUD Bangkinang didapatkan sampel untuk menilai tingkat kecemasan anak.
bahwa anak yang dirawat dirumah sakit sering Analisa data yang digunakan adalah analisa
menunjukkan reaksi kecemasan. Anak yang univariat dan bivariat. Analisa bivariat
menjalani perawatan, anak menjadi sering gelisah, menggunakan uji T-test atau Paired T-test yaitu uji
rewel dan selalu ingin ditemani saat menjalani dua mean dependen dengan tingkat kepercayaan
proses perawatan. Anak sering juga menangis dan 95% dan tingkat kemaknaan p value ≤ 0,05.
mengatakan ingin pulang. Penyebab kecemasan
108 | Pengaruh Biblioterapi Dengan Buku JCerita
u r nBergambar
a l O b s Terhadap
e s i V oTingkat
l u m Kecemasan
e 1 Nom o Hospitalisasi
Efek r 2 ( 2 0 1 7 ) | 108
pada Anak Prasekolah

Analisa data menggunakan bantuan mengalami kecemasan berat, 1 anak (5,3%)


program komputerisasi. mengalami kecemasan berat sekali.
Tabel 4.3 Distribusi Rata-rata tingkat
HASIL PENELITIAN kecemasan Sebelum dan sesudah Biblioterapi
Penelitian dilakukan pada tanggal 9 Mei Variabel Mean Median SD Min-
sampai 22 Mei 2016 di RSUD Maks
Tingkat
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden
kecemasan 23,3 22 10,42 9-42
Variabel F % Sebelum
Umur biblioterapi 18,6 15 9,7 9-42
2,5-3 tahun 8 42,1% Sesudah
4-5 tahun 11 57,9% biblioterapi
Jumlah 19 100 % Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata- rata
Jenis kelamin kecemasan responden sebelum pemberian
Perempuan 10 52,6%
biblioterapi sebesar 23,3, dengan nilai minimal
Laki-laki 9 47,4%
Jumlah 19 100%
tingkat kecemasan responden yaitu 9 dan nilai
maksimal tingkat kecemasan responden yaitu 42.
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa Sedangkan rata-rata kecemasan responden sesudah
sebagian besar rata-rata umur responden 4-5 tahun pemberian biblioterapi sebesar 18,6, dengan nilai
yaitu sebanyak 11 responden (57,9%). Sebagian minimal tingkat kecemasan responden yaitu 9 dan
besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu nilai maksimal tingkat kecemasan responden yaitu
sebanyak 10 responden (52,6%). 42.
Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan Tabel 4.4 Perbedaan tingkat kecemasan
tingkat kecemasan anak prasekolah sebelum anak prasekolah sebelum dan sesudah
dan sesudah biblioterapi di RSUD Bangkinang memberikan biblioterapi dengan buku cerita
Tingkat Sebelu bergambar
% Sesudah %
Kecemasan m Variabel Mean SD SE 95% CI P Value
Tidak ada 5 26,3% 9 47,3% Lower-
cemas 4 21,1% 4 21,1% Upper
Kecemasan Tingkat 4,68 5,40 1,24 2,07-7,29 0,001
Ringan 4 21,1% 2 10,5% kecemasan
Kecemasan sebelum
Sedang 4 21,1% 3 15,8% dan
Kecemasan 2 10,5 1 5,3% sesudah
Berat % Biblioterapi
Kecemasan
Berat Sekali
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa rata-rata
Jumlah 19 100% 19 100%
nilai mean adalah 4,68 dengan standar deviasi
5,40, didapatkan nilai p =0,001. Maka dapat
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan rata-
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa
rata tingkat kecemasan anak prasekolah sebelum dan
kecemasan anak prasekolah sebelum biblioterapi
sesudah memberiakan biblioterapi dengan buku
menunjukkan 5 anak (26,3%) tidak mengalami
cerita bergambar.
kecemasan, 4 anak (21,1%) mengalami kecemasan
ringan, 4 anak (21,1%) mengalami kecemasan
PEMBAHASAN
sedang, 4 anak (21,0%) mengalami kecemasan
Pengaruh Biblioterapi dengan Buku
berat, 2 anak (10,5%) mengalami kecemasan berat
Cerita Bergambar Terhadap Tingkat
sekali. Sedangkan kecemasan anak prasekolah
Kecemasan Efek Hospitalisasi Pada Anak
sesudah biblioterapi menunjukkan 9 anak (47,3%)
Prasekolah Diruangan Anak di RSUD
tidak mengalami kecemasan, 4 anak (21,1%)
Bangkinang Tahun 2016
mengalami kecemasan ringan, 2 anak (10,5%)
mengalami kecemasan sedang, 3 anak (15,8%)
109 | Pengaruh Biblioterapi Dengan Buku JCerita
u r nBergambar
a l O b s Terhadap
e s i V oTingkat
l u m Kecemasan
e 1 Nom o Hospitalisasi
Efek r 2 ( 2 0 1 7 ) | 109
pada Anak Prasekolah

Berdasarkan hasil penelitian diketahui menurunkan kecemasan pada anak, anak dapat
bahwa data tentang perbedaan tingkat kecemasan mengeksprsikan perasaan mereka melalui
responden sebelum dan setelah pemberian permainan tersebut, salah satunya menggunakan
biblioterapi adalah sebesar 4,7 dengan buku cerita bergambar atau buku ilustrasi.
menggunakan uji Paired Sample T-Test Berdasarkan penelitian (Anita Apriliawati,
menunjukkan nilai p= 0,001< α = 0,05 yang berarti 2011), Biblioterapi dapat membantu anak untuk
ada perbedaan yang bermakna terhadap tingkat mengidentifikasi dan mengekspresikan
kecemasan antara sebelum dan setelah pemberian perasaannya yang didukung dengan hubungan
biblioterapi. Hasil penelitian menunjukkan yang nyaman antara perawat dan anak.
kecemasan setelah pemberian biblioterapi didapat Dalam penelitian (Dera, 2014),
rerata 18,6. Terjadinya penurunan atau selisih menyimpulkan bahwa kecemasan dalam
sebanyak 4,7. hospitalisasi dapat diminimalisasi dengan
Berdasarkan hasil observasi yang pemberian terapi bermain sebagai persiapan untuk
dilakukan di RSUD Bangkinang yang melakukan prosedur medis maupun tindakan
menyebabkan kecemasan pada anak dapat keperawatan.
disebabkan karena kondisi pasien mulai dari rasa Kemudian penelitian ini sejalan dengan
cemas terhadap petugas kesehatan serta tindakan penelitian (Yitnawanti, 2013), mengingat begitu
medis, cemas karena nyeri yang dialami, rasa besar dampak kecemasan yang terjadi pada anak
cemas karena berada pada tempat dan lingkungan maka perawat dapat melakukan teknik terapi
baru, rasa cemas akibat perpisahan dengan teman bermain, disini ada beberapa teknik terapi bermain
dan saudaranya. Rata-rata lama rawat saat yaitu salah satunya terapi Biblioterapi dengan
pengambilan data sebelum dan sesudah hampir menggunakan buku cerita bergambar, karena dengan
sama, masing-masing 2 sampai 3 hari. gambar, anak akan dapat dengan mudah
Hasil penilitian yang dilakukan di RSUD mengeksplorasikan cerita tersebut, sehingga anak
Bangkinang terdapat beberapa jenis penyakit yang akan terhibur dan tertarik untuk melihat dengan
dialami oleh anak diantaranya, diare, cacingan, senang hati.
dehidrasi sedang, asma, anemia, dan lain-lain. Hal Menurut Syakir (2004 dalam (Hartini,
ini dapat disimpulkan dari hasil tersebut 2013), bagi anak yang sakit dan dirawat dirumah
menunjukkan biblioterapi dapat menurunkan sakit, untuk menghilangkan kecemasannya bukan
tingkat kecemasan anak prasekolah yang menjalani saja bisa dengan bermain, mendengarkan musik,
hospitalisasi, karena biblioterapi dengan buku tetapi bisa juga dengan teknik bercerita bergambar
cerita bergambar dapat membantu anak atau disebut juga dengan Biblioterapi, karena
mengidentifikasi dan mengekspresikan perasannya melalui cerita dengan tema yang sangat menghibur
yang didukung dengan hubungan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan daya tangkap anak,
nyaman, anak tidak menangis dan menjerit saat dapat memberikan respon terhadap anak untuk
diberikan tindakan, tidak menolak ketika perawat mengamati, mendengarkan dan mengimajinasikan
atau dokter melakukan tindakan. apa yang ia tangkap tanpa memperhatikan hal
Kecemasan selama hospitalisasi sekelilingnya.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, Dikatakan juga oleh (Wong, 2008), dalam
pengalaman hospitalisasi sebelumnya dan aktivitas ini, anak diajari teknik mengatasi
dukungan keluarga. Karakteristik kecemasan kecemasan sebagai mekanisme koping, misalnya
terbesar anak usia prasekolah adalah kecemasan teknik distraksi atau mengalihkan perhatian anak
akan injuri pada tubuhnya (ancaman terhadap pada aktivitas yang disukainya. Menurut Champel
integritas tubuh) karena keterbatasan pemahaman and Glasser (dalam (Hartini, 2013), cerita sangat
mereka tentang body integrity (Potter & Perry’s, bermakna dalam mengurangi kecemasan akibat
2016). hospitalisasi pada anak usia prasekolah. Bercerita
Hal ini juga didukung oleh penilitian merupakan salah satu cara yang efektif untuk
(Hartini, 2013), bahwasanya Biblioterapi bisa menurunkan kecemasan pada anak, dan juga
110 | Pengaruh Biblioterapi Dengan Buku Cerita Bergambar Terhadap Tingkat Kecemasan Efek Hospitalisasi
pada Anak Prasekolah
penting untuk kesejahteraan mental dan emosional
anak.

KESIMPULAN
Ada hubungan yang bermakna antara
pengaruh biblioterapi dengan buku cerita bergambar
terhadap tingkat kecemasan efek hospitalisasi pada
anak prasekolah diruangan anak di RSUD Bangkinang.
Diharapkan bagi rumah sakit dapat melakukan
program terapi bermain menggunakan biblioterapi
dengan buku cerita bergambar selama anak dirawat di
rumah sakit setiap kali menjelang dilakukan tindakan
keperawatan secara kontinue dan terprogram untuk
menurunkan kecemasan anak selama hospitalisasi

Anda mungkin juga menyukai