Tugas Nutrisi Ternak Potong (Rizky Wulandari - E10017035 - Kelas A)
Tugas Nutrisi Ternak Potong (Rizky Wulandari - E10017035 - Kelas A)
DOSEN PENGAMPU:
OLEH :
Rizky Wulandari
E10017035
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
PROSES PERUBAHAN PAKAN MENJADI DAGING
Ternak ruminansia adalah ternak atau hewan yang memiliki empat buah
lambung dan mengalami proses memamah biak atau proses pengembalian
makanan dari lambung kemulut untuk di mamah. Contoh hewan ruminansia ini
adalah ternak sapi, kerbau, kambing serta ternak domba.
Daging
Daging merupakan salah satu hasil ternak yang sangat penting dalam
pemenuhan kebutuhan pangan manusia, khususnya sebagai sumber protein
hewani. Daging merupakan bahan pangan yang bernutrisi tinggi, kandungan gizi
yang tinggi tersebut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme. Penanganan pascapanen daging segar mutlak
diperlukan untuk meminimalkan penurunan mutu dan kerusakannya. Hal tersebut
meliputi Penanganan Daging Postmortem saat pelayuan, penyimpanan,
pendistribusian hingga pemasaran. Selain itu faktor sanitasi (hygiene) juga sangat
penting untuk dilakukan dalam setiap praktek penanganan pasca panen daging
segar.
Daging segar adalah daging yang baru disembelih tanpa perlakuan apapun
(SNI, 1999). Ciri-ciri daging segar yang baik (LIPTAN, 2001) antara lain : (1)
warna merah cerah dan mengkilat, daging yang mulai rusak berwarna coklat
kehijauan, kuning dan akhirnya tidak berwarna. (2) bau khas daging segar tidak
masam/busuk. (3) tekstur kenyal, padat dan tidak kaku, bila ditekan dengan
tangan maka bekas pijatan cepat kembali ke posisi semula. (4) penampakaannya
tidak berlendir, tidak terasa lengket ditangan dan terasa kebasahannya.
Daging sapi (beef) adalah sekumpulan jaringan otot yang diperoleh dari
sapi yang biasa dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan dan
melekat pada kerangka. Untuk keperluan industri hotel ataupun restauran, daging
dipasarkan dalam bentuk ternak hidup, daging beku, daging olahan, corned beef.
Istilah daging dibedakan dengan karkas. Daging adalah bagian yang sudah tidak
mengandung tulang, sedang kan karkas berupa daging yang belum di pisahkan
dari tulang/kerangkanya. Kualitas daging ditentukan oleh pertumbuhan komponen
jaringan ikat berupa tulang, lemak dan jaringan otot. Besarnya serabut otot dan
tebalnya otot akan menentukan kualitas daging . Daging sapi dewasa berbeda
dengan daging anak sapi, pada daging anak sapi umumnya agak pucat, kelabu
putih sampai merah pucat dan menjadi tua, serabutnya lebih halus daripada daging
sapi dewasa, konsistensinya agak lembek, bau dan rasanya berbeda dengan daging
sapi dewasa. Daging sapi dewasa dilihat secara makroskopis berwarna merah
pucat, berserabut halus dengan sedikit lemak, konsistensi liat, bau dan rasa
aromatis.
Perbedaan bangsa ternak akan berpengaruh terhadap produksi daging sapi.
Bangsa dengan tipe besar akan lebih berdaging (lean) dan mempunyai banyak
protein, proporsi tulang lebih tinggi dan lemak lebih rendah dari pada ternak tipe
kecil. Proporsi komponen karkas dapat dipengaruhi oleh umur ternak.
Pertumbuhan ternak paling cepat adalah pada waktu pedet sampai umur dua
tahun, kemudian pada umur empat tahun mulai berkurang dan setelahnya
pertumbuhan mulai konstan. Hasil penelitian Zajulie (2015) pada sapi (BX)
menunjukkan bahwa kelompok umur ternak yang lebih tua mempunyai bobot
lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan ternak muda. Komponen lain yang
dapat mempengaruhi proporsi karkas adalah jenis kelamin. Klasifikasi jenis
kelamin (sex-class) berpengaruh nyata terhadap terhadap bobot karkas, luas urat
daging mata rusuk, tebal lemak punggung rusuk ke-12 dan persentase lemak
ginjal, pelvis dan jantung. Sapi jantan akan mempunyai pertumbuhan yang lebih
cepat dari pada sapi betina karena adanya hormon androgen.
Efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi daging dan susu dipengaruhi
oleh jenis, usia, bobot badan, tingkat produksi, komposisi makanan dan bidang
nutrisi. Beberapa studi yang dilakukan pada kerbau pada pemanfaatan pakan
untuk produksi daging dan susu, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam efisiensi konversu pakan menjafi produksi daging dan susu
antara sapi dan kerbau.
Hasil penelitian setiyono, dkk (2017) menyebutkan bahwa Bangsa dan
umur sapi berpengaruh terhadap bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas
tetapi tidak berpengaruh terhadap komposisi kimia daging. Jenis kelamin
berpengaruh terhadap bobot potong, bobot karkas dan komposisi kimia daging.
Interaksi hanya terjadi antara jenis kelamin dan umur pada bobot potong, bobot
karkas. Berdasarkan komposisi kimia daging, bangsa Peranakan Ongole (PO)
lebih baik dibanding bangsa silangannya (SimPO dan LimPO) karena memiliki
kadar kolesterol yang lebih rendah.
Daging mempunyai sifat spesifik yang dapat mempengaruhi kualitas
daging. Kualitas spesifik yang dimiliki daging adalah: pH, daya ikat air, susut
masak, keempukan, warna dan cita rasa. Kualitas daging dipengaruhi oleh kualitas
pakan dan metode pemberian pakan. Pemeliharaan sapi system indoor dengan
pakan konsentrat umumnya dihasilkan pertambahan bobot badan harian (PBBH)
dan lemak marbling lebih tinggi, daging lebih cerah dan lebih empuk dari pada
system pasture. Nilai pH, cita rasa dan keempukan umumnya tidak dipengaruhi
oleh metode pemeliharaan ternak. Pemeliharan ternak babi metode pasture+biji--‐
bijian menghasilkan daging dengan kualitas sensori (penampilan,tekstur dan cita
rasa) lebih baik daripada metode indoor (dikandangkan).
DAFTAR PUSTAKA