Anda di halaman 1dari 11

RESUME FIQH DAN USHUL FIQH

Di Susun Oleh

ARIF FIKRI (170701094)

Mata Kuliah Fiqh dan Ushul Fiqh

Prodi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

2019

1
A. Pengertian Fiqh dan Ushul Fiqh

Fiqh menurut bahasa berasal dari kata “faqaha” yang artinya faham, mengerti, pintar
atau kepintaran. Sedangkan menurut istilah dapat dikemukakan oleh para ahli fiqh:

1. Abdul Wahhab Khalaf, fiqh ialah ilmu hkum syara’ tentang perbuatan manusia yang
diperolwh melalui dalil-dalilnya yang terperinci.
2. Muhammad Abu Zahrah, fiqh ialah suatu ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang amali
dari dalil-dalil yang terperinci.

Sedangkan Ushul dalam bentuk jamak dari kata “Ashl” yang berarti sesuatu yang
dijadikan dasar bagi yang lain. Menurut bahasa, ushul fiqh berarti sesuatu yang dijadikan
dasar bagi fiqh. Kemudian menurut ulama:

1. Abdul Wahhab Khalaf, ushul adalah ilu tentang kaidah dan pembahsan-pembahasan
yang dijadikan sarana untuk memperoleh hukum-hukum syara’.
2. Muhammad Abu Zahrah, ushul adalah kumpulan kaidah-kaidah dan pembahasan-
pembahasan yang dijadikan sarana untuk memperoleh hukum-hukum syara’.
B. Ruang Lingkup Pembahasan Fiqih
objek pembahasan ilmu ushul fiqh adalah dalil, hukum, Qai’idah dan ijtihad. Sedangkan
pembahasan ilmu fiqh adalah perbuatan mukallaf (muslim yang telah baligh) diihat dari segi
ketetapan hukum.
Jadi yang dibahas adalah hukum dari semua tindakan mukallaf, seperti: wajib, haram,
makhruh, sunah dan mubah.
Hubungan shul dan fiqh sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Karena ushul fiqh adalah
ukuran atau dasar untuk menetapkan fiqh bagi seorang faqih dan mencegahnya dari
kesalahan dalam beristinbath.
Sedangkan ruang lingkup ushul fiqh adalah mempelajari semua perangkat atau hal yang
dapat mengantarkan untuk pengeluaran hukum-hukum syar’i yang dipetik dari dalil-dalil
atau sumber-sumbernya dan ruang lingkup fiqh hukum mengenai perbuatan lahir manusia.

2
C. Tujuan Mempelajari Fiqh dan Ushul Fiqh

Bila ilmu fiqh bertujuan untuk member pelajaran, pengetahuan atau petunjuk tentang hukum,
maka ilmu ushul fiqh bertujuan memberi pengetahuan kepada umat islam tentang sistem
hukum dan model pengambilan hukum itu sendiri.

D. Sejarah Perkembangan Fiqh dan Ushul Fiqh

Ilmu ushul fiqh lahir sejak abad ke-2 dan secara bertahap tumbuh sehigga berkembang
pesat, tersebar dan memancar menyertai ilmu fiqh yang pada periode masa tabi’in kodifikasi
hukum mulai dirintis berbarengan dengan kodifikasi as-sunah.

Para ahli membagi sejarah perkembangan Ilmu Fiqih kepada beberapa periode:
 Periode pertumbuhan (12 Rabiul Awwal 11 H/8 Juni 632 M) masa Nabi Muhammad
saw sampai beliau wafat
Kompilasi hukum-hukum fiqih pada periode ini terbentuk dari hukum-hukum
Allah dan Rasulnya, sumbernya adalah Alquran dan Assunnah.
 Periode sahabat (11H-10H/632M-720M) masa Khulafat Rasyidin sampai Dinasti
Amawiyyin.
Kompilasi hukum fiqih terbentuk dari hukum-hukum Allah SWT dan Rasulnya,
serta fatwa sahabat dan putusan mereka. Sedangkan sumbernya adalah Alquran,
Assunnah, dan ijtihad para sahabat.
 Periode kesempurnaan, (101H0-350H/720M-961M) masa Tabi’in dan Tabi’it
Tabi’in serta para imam Mujtahid.
Himpunan hukum fiqih pada periode ketiga ini terbentuk dari hukum Allah dan
Rasulnya, fatwa para sahabat dan putusan hukum mereka, fatwa para mujtahid dan
istinbath mereka, sedangkan sumber hukumnya adalah Alquran, Assunnah, dan
Ijtihad para sahabat dan para imam mujtahid.
E. Hubungan Ilmu Fiqh dengan Ilmu Lainnya
1. Ilmu Tauhid
Karena tujuan akhir ilmu fiqh untuk mencapai keridhaan Allah SWT di dunia
maupun di akhirat, maka sudah pasti harus yakin pula akan adanya hari akhirat.

3
Seperti yang kita ketahui aspek hukum dari perbuatan manusia ini menjadi objek
pembahasan ilmu fiqh.
Singkatnya hubungan ilmu fiqh dengan ilmu tauhid seperti hubungan antara
bangunan dan pondasinya. Ilmu Tauhid merupakan pondasi yang kokoh, sedangkan
bangunan yang berdiri tegak dengan megahnya itulah ilmu fiqh.
2. Ilmu Akhlak
Ilmu fiqh tidak bisa dipisahkan dari ilmu akhlak, meskipun keduanya bisa
dibedakan, tetapi keduanya saling terikat. Pemisahan ilmu fiqh dari ilmu akhlak akan
mengakibatkan ilmu fiqh kehilangan keindahannya.
Tanpa ilmu akhlak, ilmu fiqh hanya merupakan bangunan yang kosong, sunyi
dan tidak membawa kepada ketentraman dan ketenangan hati. Demikian juga
sebaliknya ilmu akhlak tanpa ilmu fiqh dalam artinya yang luas akan menyimpang
dari ketentuan-ketentuan syari’ah.
3. Ilmu Sejarah
Ilmu sejarah atau Tarikh memiliki tiga dimensi; masa lalu, masa kini dan masa
akan datang. Untuk mengetahui bagaimana ilu fiqh di masa lalu, bagaimana sekarang
dan bagaimana kemungkinan-kemungkinannya pada masa yang akan datangbisa di
telusuri dari ilmu Sejarah Islam dan Sejarah Hukum Islam.
4. Muqaranat al-Madzhab
Perbandingan madzhab ini lebih tepat disebut sebagai cara mempelajari fiqh
dengan membandingkan antara satu madzhab dengan madzhab lainnya.
Prosesnya adalah sebagai berikut: “pertama kali, disebut masalahnya dan hukum
masalah tersebut dari setiap madzhab. Kemudian dikemukakan dalil-dalilnyadan cara
ijtihadnya yang mengakibatkan perbedaan hukum dari setiap imam madzhab.
Selanjutnya ditelaah dan dianalisa dalil-dalil tersebut dari segala aspeknya yang
berkaitan dengan penarikan hukum. Terakhir disimpulkan hukumnya yang paling
tepat.”
5. Filsafat hukum
Ilmu fiqh berkaitan erat dengan Falsafah Hukum, khususnya Falsafah Hukum
Islam yaitu: “satu falsafah tentang syariah Islam yang membuahkan pengertian,
pengenalan, pengetahuan dan penghayatan terhadap makna, keguanaan kaidah-

4
kaidah dan aturan-aturan syariah untuk mengatur kehidupan manusia sehingga
menggerakkannya untuk melaksanakan Syari’ah sebagai dasar di dalam
kebijaksanaan hidup.
6. Ilmu Hukum
Maksud ilmu hukum disini adalah ilmu hukum sistem Romawi dan sistem
hukum Adat. Seperti sering terjadi, sistem hukum islam dalam masyarakat bertemu
dengan sistem hukum Romawi dan atau sistem hukum Adat misalnya di Indonesia
hukum Islam menghargai hukum lain yang telah menjadi adat kebiasaan masyarakat,
selama tidak bertentangan dengan identitas hukum Islam.
7. Tasawuf
Tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah,
hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana.
Disiplin ilmu yang dapat menyempurnakan ilmu fiqh dalam persoalan-persoalan
tersebut? Ilmu tasawuf tampaknya merupakan jawaban yang paling tepat karena ilmu
ini berhasil memberikan corak batin terhadap ilmu fiqh yang berupa ikhlas dan
khusyuk berikut jalannya masing-masing. Bahkan ilmu ini mampu menumbuhkan
kesiapan manusia untuk melaksanakan hukum-hukum fiqh.
F. Sumber Pengambilan Kaidah Ushul Fiqh
Secara global, kaidah-kaidah ushul fiqh bersumber dari naql (Al-Qur’an dan
Sunnah), ‘Akal (prinsip-prinsip dan nilai-nilai), bahasa (Ushul at tahlil al lughawi.
1. Al Qur’an
merupakan firman Allah SAW yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW,
untuk membebaskan manusia dari kegelapan. Kitab ini adalah kitab undang-undang
yang mengatur seluruh kehidupan manusia, firman Allah yang Maha mengetahui apa
yang bermanfaat bagi manusia dan apa yang berbahaya, dan merupakan obat bagi
ummat dari segalah penyakitnya.
2. As Sunnah
Allah memberikan kemuliaan kepada nabi Muhammad SAW dengan
mengutusnya sebagai nabi dan rasul terakhir untuk umat manusia dengan tujuan
menyampaikan pesan-pesan ilahi kepada umat. Maka nilai kemuliaan Rasulullah

5
bukan dari dirinya sendiri tetapi dari Sang Pengutus yaitu Allah SWT, karena
siapapun yang menjadi utusan pasti lebih rendah tingkatannya dari yang mengutus.
3. Ijma’
Diantara kaidah-kaidah ushul yang di ambil dari ijma adalah:
 Ijma’ Sahabat
bahwa “hukum yang di hasilkan dari hadits ahad dapat di terima”.
 Ijma’ Sahabat
bahwa “hukum terbagi menjadi 5 macam”. Ijma’ Sahabat bahwa “syariat nabi
Muhammad menghapus seluruh syariat yang sebelumnya”.
4. Akal
Akal memiki kedudukan yang tinggi didalam syariat islam, karena kita tidak akan
faham islam tanpa akal. Sebagai contoh, Apa dalil yang menunjukkan bahwa Allah
itu ada? Jika dijawab Al Qur’an, Apa dalil yang menunjukkan bahwa Al Qur’an
benar-benar dari Allah? Jika dijawab I’jaz.
Apa dalil yang menunjukkan bahwa I’jazul quran sebagai dalil bahwa alqur’an
bersumber dari Allah SWT? Dan seterusnya. Dengan demikian dapat kita fahami
bahwa islam tidak akan kita fahami tanpa akal, oleh karena itulah akal merupakan
syarat taklif dalam islam.
5. Perkataan Sahabat
Diantara kaidah-kaidah ushul yang diambil dari perkataan-perkataan sahabat
Rasulullah adalah:
 Hadits-hadits Ahad zonniyah
 Qiyas adalah hujjah
 Hukum yang terakhir menghapus hukum yang terdahulu (naskh)
 Orang awam boleh taqlid
 Nash lebih di utamakan dari qiyas maupun ijma’
G. Peranan Ushul Fiqh dalam Perkembangan Fiqh Islam
peranan ushul fiqih dalam pengembangan fiqih Islam dapat dikatakan sebagai
penolong faqih dalam mengeluarkan hukum-hukmu syara’ dari dalil-dalilnya. Dan bisa juga
dikatakan sebagai kerangka acuan yang dapat digunakan sebagai pengembangan pemikiran
fiqih islam dan sebagai penyaring pemikiran-pemikiran seorang mujtahid. Sehubungan

6
dengan ini, Ibnu khaldun dan kitabnya Muqaddamah berkata, “sesungguhnya ilmu ushul itu
merupakan ilmu syari’ah yang termulia, tertinggi nilainya, dan terbanyak kaidahnya,” (Ibnu
Khaldun : 0452)
Berdasarkan hal tersebut di atas, para ulama memandang ilmu ushul fiqih sebagai
ilmu dharuri yang penting dan harus dimiliki oleh setiap faqih dan dipandang sebagai ilmu
syari’ah yang terpenting dan tertinggi nilainya.
Perlu diingat pula bahwa ushul fiqih merupakan suatu usaha ulama terdahulu dalam
rangka menjaga keutuhan dadalah lafazh yang terdapat dalam nash syara’, terutama dalam
Al-Qur’an.
H. Hakikat Hukum Syar’i dan Hal-Hal Yang Berkaitan Dengannya
Hukum syara’ adalah khitab Allah dan sabda Rasul. Apabila disebut hukum syara’,
maka yang dimaksud ialah hukum yang berpautan dengan manusia, yakni yang
dibicarakan dalam ilmu fiqh, bukan hukum yang berpautan dengan akidah dan akhlaq.
Secara garis besar para Ulama ushul fiqh membagi hukum kepada dua macam,yaitu:
 hukum taklifi
Adalah ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya yang berhubungan langsung
dengan perbuatan mukalaf, baik dalam bentuk perintah, anjuran untuk melakukan,
larangan, anjuran untuk tidak melakukan, atau dalam bentuk memberi kebebasan untuk
berbuat atau tidak berbuat.
 hukum wadh’i
Adalah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang sebab, syarat, mani’
(sesuatu yang menjadipenghalang kecakapan untuk melakukan hukum taklifi).
- Hukum Taklifi dibagi menjadi lima:
Al-Ijab (kewajiban), An-Nadb(kesunnahan), At-tahrim (keharaman), Al-karahah
(kemakruhan) Al ibahah (kebolehan).
- Hukum wadh’i terbagi menjadi tiga. Berdasarkan penelitian, telah ditetapkan bahwa
Hukum Wadh’i adakalanya menjadikan sesuatu sebagai:
a. Sebab
sesuatu yang dijadikan oleh syari’at sebagai tanda bagi adanya hukum, dan tidak
adanya sebab sebagai tanda bagi tidak adanya hukum
b. Syarat

7
sesuatu yang tergantung kepadanya ada ssuatu yang lain, dan berada di luar dari
hakikat sesuatu itu
c. Mani’ (penghalang)
sesuatu yang adannya meniadakan hukum atau membatalkan sebab.
I. Perbedaan Pendapat Para Ulama dalam Ilmu Fiqh
Faktor utama munculnya perbedaan pendapat dalam kalangan Imam Mazhab
disebabkan oleh perbedaan mereka dalam menterjemahkan Nash AI-Qur'an dan Hadits serta
persoalan hukum yang tidak terdapat Nashnya dalam AI-Qur'an ataupun Hadits dengan
menitik beratkan pada satu disiplin i1mu Ushul Fiqih lewat
metodelogi istimbat melalui Ijtihadmasing-masing Imam Mazhab.
J. Thaharah (Pengertian, Hukum dan Hikmahnya)
Thaharah (bersuci) menurut bahasa berarti bersih dan membersihkan diri dari kotoran
yang bersifat hissiy (indrawi) seperti najis serta kotoran yang ma’nawi seperti cacat atau
aib.
Adapun menurut syara’, thaharah adalah sesuatu yang dihitung sunnah untuk
melaksanakan sholat seperti wudhu, mandi, tayammum dan menghilangkan najis.Thaharah
atau bersuci dalam pandangan Islam tidak hanya menyangkut masalah bersih atau kotor,
namun lebih kepada tujuan sahnya sebuah ibadah. Tanpa adanya ritual bersuci yang sesuai,
mustahil akan terwujud ibadah yang sah. Karena salah satu syarat sahnya semua ibadah
adalah kondisi suci yang apabila tidak terpenuhi maka akan berakhir dengan kesia-siaan
Beberapa macam thaharah yaitu wudlu untuk menghilangkan hadats kecil, mandi untuk
menghilangkan hadats besar serta tayammum untuk menggantikan wudlu dalam keadaan
tertentu.
K. Shalat (Pengertian, Hukum dan Hikmahnya)
Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah, sholat menurut Bahasa (Etimologi) berarti
Do'a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan
ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat
merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan
memohon rido-Nya. Sholat dalam agama islam menempati kedudukan yang tidak dapat

8
ditandingi oleh ibadat manapun juga, ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak
kecuali dengan itu.
Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa
atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji
dan munkar.
Shalat merupakan suatu ibadah yang terdiri dari gerakan-gerakan (fi’liyah) dan ucapan-
ucapan (qauliyah) tertentu sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan oleh syari’at Islam.
Di dalam gerakan dan bacaan tersebut banyak mengandung hikmah baik dari segi ruhaniyah
maupun jasmaniyah. Salah satunya adalah Melalui salat, Allah akan mencegah manusia dari
perbuatan keji dan mungkar. (keterangan selanjutnya lihat QS Al Ankabut: 45, QS Ali
Imran: 134-136, QS Al Maidah: 90: 90-91, QS An Nur: 21, 22, dan QS Asy Syura: 36-38).
L. Zakat (pengertian, hukum dan hikmahnya)
Menurut bahasa adalah asal kata dari “zakkaa – yuzakkii – tazkiyatan – zakaatan” yang
berarti :
- At-Tathir : membersihkan/ mensucikan
- An-Numu : tumbuh/ bertambah
Zakat menurut istilah sebagaimana yang di utarakan oleh Syaikh Abdullah Al
Bassaam bahwa zakat ialah hak wajib dari harta tertentu, untuk golongan tertentu pada
waktu tertentu.”
Zakat merupakan satu dari rukun Islam yang lima, dan menjadi salah satu unsur pokok
bagi tegaknya syari’at Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu ‘ain) atas
setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Zakat merupakan ibadah fardiyah (individual) sekaligus sosial mengandung hikmah dan
keutamaan keutamaan.
1. menyukuri nikmat Allah, meningkat suburkan harta dan pahala serta membersihkan diri
dari kekotoran, kikir dan dosa;
2. melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan kemelaratan dengan segala
akibatnya;
3. memerangi dan mengatasi kefakiran yang menjadi sumber bencana dan kejahilan.

9
M. Puasa (Pengertian, Hukum dan Hikmahnya)
Puasa menurut bahasa adalah menahan. Menurut syariat islam puasa adalah suatu
bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan diri dari makan, minum,
hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa sejak terbit matahari / fajar /
subuh hingga matahari terbenam / maghrib dengan berniat terlebih dahulu sebelumnya.
Puasa memiliki fungsi dan manfaat untuk membuat kita menjadi tahan terhadap hawa
nafsu, sabar, disiplin, jujur, peduli dengan fakir miskin, selalu bersyukur kepada Allah SWT
dan juga untuk membuat tubuh menjadi lebih sehat.
Ibadah puasa hukumnya wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Hal ini
berdasarkan perintah Allah SWT dalam Al-qur’an surat Al-baqarah ayat 183.
Hikmah Dan Keutamaan Orang Yang Berpuasa

 Orang yang berpuasa akan mendapatkan rahmat Allah dan Pengampunan Allah
 Orang yang berpuasa akan dibebaskan dari api neraka.
 Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah seperti bau kasturi.
 Orang yang berpuasa akan meraih dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan
kebahagian ketika berjumpa dengan Allah SWT.
 Orang yang berpuasa Akan diamppuni dosanya yang telah lalu. Hal ini sesuai dengan
hadis Rasulullah SAW yang Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan
mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa sholat di
malam lailatul qodr karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang
telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim ).

N. Haji (Pengertian, Hukum dan Hikmahnya)


Adalah mengunjungi Baitullah (Ka'bah) di Mekah untuk melakukan amal ibadah
tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula. Ibadah Haji merupakan salah satu dari rukun
Islam. Yakni pada rukun yang kelima yang wajib dikerjakan bagi setiap muslim, baik itu
laki-laki maupun perempuan yang mampu dan telah memenuhi syarat. Orang yang
melakukan ibadah haji wajib memenuhi ketentuan-ketentuannya. Ketentuan haji selain
pengertian haji diatas, juga syarat haji, rukun haji, wajib haji, larangan haji, tata cara haji,
serta sunnah-sunnah haji.

10
Menunaikan ibadah haji diwajibkan atas setiap muslim yang mampu mengerjakannya
dan seumur hidup sekali. Bagi mereka yang mengerjakan haji lebih dari satu, hukumnya
sunah. Allah SWT. berfirman dalam Surah Ali Imran Ayat 97.
Jens-jenis haji:
1. Haji Ifrad adalah pelaksanaan haji saja. Jamaah haji yang memilih cara ini tidak
diwajibkan membayar dam. Pelaksanaan haji ifrad biasa dipilih oleh jamaah haji
yang masa waktu wukufnya sudah dekat (kurang lebih) lima hari.
2. Haji tamattu adalah melaksanakan umrah lebih dahulu, baru melakukan ibadah haji.
Jamaah haji tamattu, diwajibkan membayar dam nusuk (sesuai ketentuan manasik).
Pelaksanaan haji tamattu dimulai dengan melaksanakan umrah terlebih dahulu,
3. Haji Qiram adalah melaksanakan haji dan umrah di dalam satu niat dan satu
pekerjaan sekaligus. Dalam hal ini, jamaah haji qiram wajib membayar dam
nusuk. Pelaksanaan haji dengan cara qiram dapat dipilih bagi jamaah haji yang
karena sesuatu hal, ia tidak dapat melaksanakan umrah sebelum dan sesudah hajinya,
termasuk di antaranya jamaah haji yang masa tinggalnya di Mekah sangat terbatas.

11

Anda mungkin juga menyukai