Anda di halaman 1dari 15

Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

ANGGARAN BERBASIS KINERJA, SUMBER DAYA MANUSIA DAN KUALITAS


ANGGARAN SKPD
(Suatu Pengujian Struktural)

Devie Octariani1
* Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa
*dee.octa.dee@gmail.com 1
Akram2
* Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram (UNRAM), Mataram-NTB
*mm_akram2004@yahoo.com 2
Animah3
* Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram (UNRAM), Mataram-NTB
*animahmtr@yahoo.co.id 3

ABSTRACT

The aims of this study are to examine and analyze the effect of implementation of performance based budgeting, and
quality of human resources to regional work unit’s (SKPD) budget qualities. Goal Setting Theory and agency theory
are used to explain the phenomenon of budget qualities. The number of respondents in this study were 94
respondents that selected using purposive sampling method, the criteria that SKPD which has been tested for
compliance by the Ombudsman in 2015 related to quality of service. This research uses analytical techniques
Partial Least Square (smartPLS) 3.0. The results of quantitative analysis in this study showed that implementation
of performance based budgeting, and quality of human resources had influence on SKPD’s budget qualities. The
implications of this study can be useful for SKPDs on local governments to implement the principles of good
governance and performance-based budgeting in the budget process to be able to provide better services to the
public.

Keywords: Budgeting, Budget Qualities, Performance Based Budgeting, Quality of Human Resources.

Pendahuluan perencanaan dan penganggaran yang dimilikinya


Kegiatan perencanaan dan penganggaran yang buruk”.
melibatkan seluruh unsur pelaksana yang ada di SKPD Sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP)
mulai dari penentuan program dan kegiatan, klasifikasi Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
belanja, penentuan standar belanja, penentuan Daerah yang diikuti dengan diterbitkannya Peraturan
indikator kinerja dan target kinerja, sampai dengan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13
jumlah anggaran yang harus disediakan, memerlukan Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
perhatian yang serius bagi pimpinan SKPD beserta Daerah terakhir diubah dengan Permendagri Nomor 21
pelaksana program dan kegiatan (Sembiring, 2009). Tahun 2011, terjadi perubahan mendasar dalam
Perhatian yang serius ditunjukan dengan menyusun penyusunan anggaran keuangan daerah, yaitu
anggaran yang berkualitas yaitu pengalokasian diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis
anggaran sesuai dengan kemampuan daerah dan kinerja (ABK). Menurut Hill dan Matthew (2005),
rencana pembangunan daerah yang menunjukkan penyusunan anggaran dengan pendekatan ABK dapat
keinginan Pemerintah Daerah untuk mewujudkan meningkatkan efisiensi dan pelayanan pemerintah
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui serta meningkatkan kepercayaan diri warga terhadap
pelayanan publik yang terbaik. Menurut Sumiran pemerintah. Hal ini didukung temuan penelitian
(2013), “pemerintah daerah tidak akan dapat Srithongrung (2009) serta Qi dan Yaw (2012) yaitu
mengelola keuangannya secara efektif apabila sistem ABK efektif untuk mengatur pengeluaran prioritas

27
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

pemerintah. Dalam penerapannya, anggaran disusun aparatur yang terlibat langsung dalam proses
dengan menghubungkan hasil kinerja dari alokasi penyusunan anggaran tidak mengerti dan tidak
biaya atau input yang ditetapkan, dengan adanya memahami tentang proses penyusunan anggaran saat
ukuran kinerja, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai ini sehingga dalam penyusunannya belum
organisasi menjadi lebih jelas. Oleh karena itu, memperhatikan indikator kinerja untuk keluaran dan
penyusunan anggaran yang berbasis kinerja hasil yang ingin dicapai dari suatu program/kegiatan,
diharapkan menghasilkan anggaran yang lebih akibatnya dapat menurunkan efisiensi dan pelayanan
berkualitas (Robinson, 2006). pemerintah serta menurunkan kepercayaan diri warga
Laporan Hasil Kinerja Pemerintah Kabupaten terhadap pemerintah. Oleh karena itu, aparatur
Sumbawa (LkjIP) tahun 2015, menunjukan bahwa ada penyusun anggaran harus mampu memahami prosedur
40% indikator kinerja atau sebanyak 139 dari 341 dan ketentuan-ketentuan yang bersifat fundamental
indikator yang diukur dengan realisasi capaian kinerja yang perlu diperhatikan serta kemampuan rasional
kurang dari 85% sementara realisasi keuangan untuk mengerti secara keseluruhan maksud yang
mencapai 88,51%. Masih banyak indikator kinerja tertuang dalam dokumen-dokumen yang digunakan
dengan capaian kinerja kurang dari 85% menunjukan sebagai pedoman penyusunan anggaran SKPD, seperti
anggaran yang disusun oleh Pemerintah kabupaten Rencana Strategis (Renstra-SKPD), Renja-SKPD, dan
Sumbawa masih belum menggunakan data yang akurat Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon
sehingga terdapat ketidaksinkronan antara capaian Anggaran Sementara (KUA-PPAS). Cipta (2011)
anggaran dengan capaian indikator kinerja menyatakan bahwa kualitas sumber daya manusia
Permasalahan lain yang kerap terjadi terkait merupakan salah satu untur penting dalam kapasitas
anggaran yaitu penganggaran belanja yang belum administrasi publik. Penelitian yang dilakukan oleh
optimal, sehingga berdampak pada penyerapan APBD Lisnawati dan Dita (2013) membuktikan bahwa
yang tidak maksimal dan cenderung terjadinya sumber daya manusia mempengaruhi kualitas
penyerapan pada akhir tahun (Elyas, 2015). Pada tahun anggaran pemerintah, dan Rasyid (2012) yang
2015, meskipun secara umum kinerja belanja menyatakan kapasitas sumber daya manusia
Pemerintah Kabupaten Sumbawa meningkat 15% mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
dibanding tahun 2014, tetapi masih ada 2 SKPD sinkronisasi rencana kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
tingkat penyerapan belanja dibawah 60% yang dan APBD. Oleh karena itu, sumber daya manusia
berakibat pada program dan kegiatan yang telah yang berkualitas diharapkan dapat menghasilkan
direncakan tidak bisa dilaksanakan sepenuhnya. Hasil anggaran yang lebih berkualitas.
penelitian Kaharuddin (2012) mengenai analisis Anggaran untuk dapat memiliki kualitas yang
faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan belanja baik dibutuhkan proses penyusunan anggaran yang
daerah di Pemerintah Kabupaten Sumbawa tepat dan sesuai, serta diharapkan pihak-pihak yang
menunjukkan bahwa faktor pelaksanaan anggaran dan terlibat dalam proses penyusunan anggaran dapat
faktor penganggaran merupakan 2 faktor utama yang secara bijak merumuskan dan menetapkan suatu
mempengaruhi penyerapan belanja daerah di program dan kegiatan berdasar pada aspirasi
Kabupaten Sumbawa. Menurut Juliani dan Mahfud masyarakat. Hal ini memotivasi peneliti untuk
(2014), anggaran belanja yang tidak terserap akan mengkaji peranan perangkat daerah dalam
menghilangkan manfaat belanja, dan jika manfaat menjalankan kewenangan untuk menyusun anggaran
belanja hilang, maka rencana pembangunan dan yang berkualitas, karena anggaran yang disusun adalah
pelayanan publik kepada masyarakat tidak akan anggaran sektor publik yang merupakan instrumen
optimal. Penyerapan anggaran yang tidak maksimal akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan
dapat terjadi akibat adanya tumpang tindih anggaran pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang
serta kesalahan dalam hal penganggaran. Kesalahan- publik (Mardiasmo, 2009:61). Meskipun telah ada
kesalahan dalam penganggaran dapat terjadi akibat ketentuan mengenai penerapan anggaran berbasis
kegagalan menerjemahkan konsep penyusunan kinerja (ABK), kualitas sumber daya manusia
anggaran. merupakan salah satu faktor yang penting
Sejalan dengan hal tersebut, Rahayu, et al. dipertimbangkan dalam meningkatkan kualitas
(2007) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa anggaran, mengingat sumber daya manusia sebagai

28
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

pilar penyangga sekaligus penggerak roda organisasi merupakan tujuan harus dipahami agar efektif, bahwa
dalam usaha untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan karyawan konsisten dengan visi dan tujuan
tujuan organisasi tersebut (Azhar, 2007). perusahaan; umpan balik (feedback) dapat
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka memberikan kesempatan untuk mengklarifikasi
masalah pokok yang akan dibahas melalui penelitian harapan, menyesuaikan kesulitan sasaran, dan
ini adalah “Apakah penerapan penerapan anggaran mendapatkan pengakuan; dan Kompleksitas tugas
berbasis kinerja dan kualitas sumber daya manusia adalah kehati-hatian manajer untuk memastikan bahwa
berpengaruh terhadap kualitas anggaran SKPD pekerjaan tidak menjadi terlalu berlebihan agar ada
Pemerintah Kabupaten Sumbawa ?” kelonggaran waktu untuk dapat memenuhi tujuan atau
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja.
menguji dan menganalisis pengaruh penerapan Konsep Goal Setting Theory adalah bahwa
anggaran berbasis kinerja dan kualitas sumber daya seseorang yang memahami tujuan akan mempengaruhi
manusia terhadap kualitas anggaran perangkat daerah perilaku kerjanya, sehingga pemahaman yang baik
Pemerintah Kabupaten Sumbawa. terhadap tujuan yang tercantum di dalam anggaran
Hasil penelitian ini dapat memberikan akan mempengaruhi kualitas hasil pekerjaannya.
pemahaman lebih mendalam mengenai penerapan Agency Theory (Teori Keagenan)
anggaran berbasis kinerja sehingga anggaran yang Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak
dihasilkan mampu meningkatkan kesejahteraan dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah
masyarakat melalui pelayanan publik yang terbaik. orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas
Penelitian ini penting dilakukan dalam memberikan nama principal serta memberi wewenang kepada agent
kontribusi untuk merumuskan kebijakan khususnya untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal
yang terkait dengan penyusunan anggaran SKPD. (Jensen dan Meckling, 1976). Hubungan prinsipal-
Pendayagunaan anggaran harus sejalan dengan tujuan agent (keagenan) terjadi ketika tindakan seorang
kinerja yang realistis (dapat dicapai) sehingga individu mempengaruhi individu yang lain (Smith dan
menggambarkan hasil yang diharapkan. Pemerintah Mark, 1998). Salah satu pihak (principal) membuat
harus rutin mengevaluasi dan berani memberikan suatu kontrak, baik secara implisit maupun eksplisit,
punishment kepada SKPD-SKPD yang memiliki dengan pihak lain (agent) dengan harapan bahwa
ketimpangan antara capaian kinerja dengan capaian agent akan bertindak/melakukan pekerjaan seperti
keuangan. Sehingga anggaran yang dialokasikan dapat yang dinginkan oleh principal (dalam hal ini terjadi
mencapai tujuan program dan kegiatan dan pendelegasian wewenang). Kesepakatan-kesepakatan
berimplikasi pelayanan kepada publik yang semakin dibentuk dalam struktur institusional pada berbagai
baik. tingkatan, seperti norma perilaku dan konsep kontrak.
Masalah keagenan muncul ketika hubungan
Kajian Pustaka dan Pengembangan antara principal dan agent dapat mengarah pada
kondisi asymmetrical information atau
Hipotesis
ketidakseimbangan informasi karena agent berada
Goal Setting Theory
pada posisi yang memiliki informasi yang lebih
Goal Setting Theory (teori penetapan tujuan)
banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan
dipelopori oleh Locke (1968), menyatakan bahwa
principal. Dengan asumsi bahwa individu-individu
faktor penentu yang penting bagi individu terhadap
bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri
bagaimana individu tersebut mengerahkan
sendiri, maka dengan informasi asimetri yang
usaha/upayanya adalah terletak pada tujuan individu
dimilikinya akan mendorong agent untuk
itu sendiri dan sejauh mana tanggung jawab terhadap
menyembunyikan beberapa informasi yang tidak
tujuan tersebut. Goal Setting Theory mengemukakan
diketahui principal. Jika dilihat dari sudut pandang
tentang: kejelasan, bahwa tujuan harus jelas terukur,
pemerintahan, masalah keagenan muncul ketika
tidak ambigu, dan ada jangka waktu tertentu yang
eksekutif cenderung memaksimalkan kepentingan
ditetapkan untuk penyelesaian tugas; menantang
pribadinya yang dimulai dari proses penganggaran,
merupakan salah satu karakteristik yang paling penting
pembuatan keputusan, sampai dengan menyajikan
dari tujuan yaitu tingkat tantangan; komitmen
laporan keuangan yang sewajar-wajarnya untuk

29
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

memperlihatkan bahwa kinerja mereka selama ini telah belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana
baik, dan juga untuk mengamankan posisi di mata pembiayaan sebagai dasar dalam penyusunan APBD.
legislatif dan rakyat. Setelah ada nota kesepakatan antara Pemerintah
Kualitas Anggaran SKPD Daerah dan DPRD mengenai kebijakan umum
Anggaran merupakan alat manajemen yang anggaran serta prioritas dan plafon anggaran (KUA-
sangat bermanfaat bagi manajemen dalam PPA), Tim Anggaran (TAPD) menyiapkan surat
melaksanakan dan mengendalikan organisasi agar edaran kepala daerah tentang penyusunan RKA-
tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. SKPD. Dokumen penyusunan anggaran yang
Kriteria penganggaran yang baik menurut Egbide dan disampaikan oleh masing-masing SKPD yang disusun
Godwyns (2012), yaitu (1) anggaran harus dalam format RKA-SKPD harus betul-betul
membangun posisi fiskal yang stabil dan berkelanjutan menyajikan informasi yang jelas tentang tujuan,
untuk jangka menengah dan seterusnya, (2) Anggaran sasaran, serta korelasi antara besaran anggaran (beban
harus memfasilitasi pergeseran sumber daya yang kerja dan harga satuan) dengan manfaat dan hasil yang
lebih efektif, dengan menggunakan prioritas yang ingin dicapai atau diperoleh masyarakat dari suatu
lebih tinggi, (3) Anggaran harus mendorong unit kegiatan yang dianggarkan.
pengeluaran untuk beroperasi secara efisien, (4) Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)
Anggaran harus dapat diakses oleh warga dan Anggaran berbasis kinerja (ABK) pada
responsif terhadap kepentingan mereka, (5) anggaran Pemerintah Daerah didasarkan pada terbitnya
(bersama-sama dengan praktek manajemen keuangan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun
lainnya) harus menjamin akuntabilitas dalam 2002 yang berisi panduan membuat anggaran kinerja,
penggunaan dana publik. pelaksanaan anggaran, sampai dengan pelaporan
Anggaran diperlukan karena ada tujuan dan pelaksanaan anggaran. Regulasi ini disempurnakan
manfaatnya. Kualitas suatu anggaran dapat tercermin dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 17
dari manfaat yang dihasilkan dan diberikan dari suatu tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
kegiatan/program kepada masyarakat luas sebagai menjelaskan bahwa rencana kerja dan anggaran
layanan publik. Menurut Kenis (1979), anggaran tidak disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai
hanya sebagai perencanaan keuangan yang atau berbasis kinerja. Disahkannya Peraturan
menetapkan biaya dan pendapatan pusat Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan dijabarkan
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi, tetapi lebih lanjut dengan Peraturan Dalam Negeri Nomor 13
juga merupakan alat bagi manajer tingkat atas untuk Tahun 2006 terakhir diubah dengan Permendagri
mengendalikan, mengkoordinasikan, mengevaluasi Nomor 21 Tahun 2011 menguraikan bahwa ABK
kinerja, dan memotivasi bawahannya. merupakan upaya untuk memperbaiki proses
Istilah anggaran atau penganggaran (budgeting) penganggaran di sektor publik. Penganggaran yang
sudah tidak asing lagi bagi mereka yang biasa baik akan memberikan dasar pengukuran kinerja dan
berkecimpung dalam organisasi, termasuk organisasi menghasilkan informasi kinerja yang valid dan akurat,
pemerintahan. Sebagai bagian dari fungsi perencanaan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk
sebagian besar organisasi modern sudah terbiasa penyusunan laporan kinerja sebagai alat pengendalian.
melakukan perencanaan, termasuk perencanaan Robinson dan Brumby (2005) menyatakan
keuangan (anggaran). Saat ini, organisasi “PBB (Performance Based Budgeting) has been
pemerintahan memberikan perhatian yang semakin defined as procedures intended to “strengthen links
besar dalam bidang penganggaran. Selain itu, minat between the funds provided to public sector entities
publik semakin meningkat pula pada proses and their outcomes and/or outputs through the use of
pertanggungjawaban dan penyelenggaraan pemerintah formal performance information in resource allocation
daerah semenjak berlangsungnya era otonomi daerah. decision-making”. ABK didefinisikan sebagai
Dengan kondisi ini pemahaman pada konsep anggaran prosedur yang dimaksudkan untuk memperkuat
daerah semakin menjadi kebutuhan. hubungan antara dana yang diberikan kepada entitas
Anggaran SKPD yang tertuang dalam RKA- sektor publik dengan hasil dan/atau output mereka
SKPD merupakan dokumen perencanaan dan melalui penggunaan informasi kinerja formal dalam
penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana mengalokasikan sumber daya dalam mengambil

30
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

keputusan”. Dilakukannya pengukuran kinerja oleh ditugaskan dalam bagian keuangan, terutama yang
manajer, menurut Behn (2003) dalam Gómez dan akan menangani penganggaran. Peningkatan
Katherine (2008) bertujuan untuk “evaluate, control, pengetahuan dan keterampilan pegawai dapat
motivate, budget, promote, celebrate, learn, and dilakukan dengan memberikan pendidikan dan
improve”. ABK yang didukung oleh sebuah tata kelola pelatihan serta menyelenggarakan sosialisasi dan
pemerintah yang baik (good governace) dan pelaksana bimbingan teknis tentang peraturan pemerintah terkait
yang kompeten, dirasa mampu mereduksi tindakan anggaran.
korupsi, dan meningkatkan kembali rasa kepercayaan Kompleksnya tahapan penganggaran di
dari masyarakat yang telah menghilang. Dalam organisasi sektor publik mulai dari penentuan program
praktiknya, ABK dipandang dapat meningkatkan dan kegiatan, klasifikasi belanja, penentuan standar
proses penganggaran yang sistematis di mana belanja, penentuan indikator kinerja dan target kinerja,
menghubungkan hasil yang diinginkan atas dasar sampai dengan jumlah anggaran yang harus
kebijakan negara dengan misi dan tingkat belanja disediakan, memerlukan SDM yang berkualitas agar
lembaga (Srithongrung, 2009). tujuan pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan
Temuan hasil penelitian Hill dan Matthew masyarakat melalui pelayanan publik yang terbaik
(2005) dan Gómez dan Katherine (2008) berhasil yang pengalokasian anggaran sesuai dengan
membuktikan bahwa penerapan pengukuran kinerja kemampuan daerah dan rencana pembangunan daerah
dalam penganggaran telah berhasil memajukan dapat terwujud.
komunikasi dan pemahaman di antara pemangku Menurut Ouda (2003) pelaksanaan
kepentingan tentang apa yang pemerintah lakukan dan penganggaran membutuhkan perekrutan staf baru yang
bagaimana pelaksanaan program/kegiatan pemerintah berkualitas dan pelatihan untuk staf senior. Hal ini
dicapai. Hasil ini sejalan dengan temuan penelitian sejalan dengan simpulan penelitian Tayib dan
Verasvera (2016) menyimpulkan bahwa ABK Mohamad (2005) yang menyatakan bahwa
memiliki hubungan positif yang kuat dan searah permasalahan yang sering terjadi seperti kurangnya
terhadap kinerja aparatur Pemerintah Daerah. Hal ini tenaga terlatih, kurangnya kemampuan dalam
didukung oleh penelitian yang dilakukan Handayani menggunakan data, kurangnya pemahaman menjadi
(2009) dan Maisarah (2014) yang menyatakan bahwa prioritas harus diselesaikan oleh pemerintah terkait
pendekatan kinerja berpengaruh signifikan terhadap penganggaran terutama untuk perencanaan dan
kualitas APBD. Berdasarkan teori dan uraian diatas, pengendalian anggaran. Berdasarkan teori dan uraian
maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: diatas, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H1: Penerapan anggaran berbasis kinerja H2: Kualitas sumber daya manusia berpengaruh
berpengaruh terhadap kualitas anggaran SKPD. terhadap kualitas anggaran SKPD
Kualitas Sumber Daya Manusia
Kelancaran penyelenggaraan tugas Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
pemerintahan dan pembangunan nasional sangat digambarkan model penelitian berikut ini:
tergantung pada kesempurnaan aparatur negara.
Keterampilan individu seorang aparatur negara Metode Penelitian
mengacu pada tingkat pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja, dan pengalaman yang diperoleh dalam bidang
pengetahuan yang diberikan dari waktu ke waktu. Hal
ini diterima secara luas bahwa staf berpendidikan
tinggi dan secara teknis yang berkualitas lebih mudah
menerima pembauran dan mampu mentransformasi
pengetahuan eksternal yang tersedia.
Organisasi pemerintah sebagai agent yang
mempunyai tugas memberikan pelayanan kepada
masyarakat dalam hubungannya dengan para pemilik
anggaran sektor publik sebagai principal, dituntut
untuk menggunakan SDM yang berkualitas untuk

31
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. permasalahan terkini (KUA04), tersusun secara smart
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan dan logis (KUA05), tepat waktu (KUA06), memuat
penelitian eksplanatori. dan hubungan yang digunakan informasi biaya (KUA07), memuat informasi
pada penelitian ini adalah hubungan kausal, yaitu kelompok sasaran (KUA08), konsisten dengan
hubungan yang bersifat sebab akibat. dokumen perencanaan (KUA09). Indikator kualitas
Populasi dan Sampel Penelitian anggaran dimodifikasi dari penelitian Kenis (1979)
Populasi dalam penelitian ini adalah SKPD dan Puttri (2014).
yang menyusun anggaran di lingkup Pemerintah Variabel eksogen
Kabupaten Sumbawa yang berjumlah 55 SKPD. Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini Penerapan ABK yang dimaksud dalam
adalah non-probability yaitu purposive sampling, penelitian ini adalah upaya yang mengutamakan
dengan kriteria yaitu SKPD yang sudah diuji pencapaian hasil kerja (output/outcome) dari
kepatuhannya oleh Ombudsman pada tahun 2015 perencanaan alokasi biaya atau input yang telah
terkait kualitas pelayanan, sehingga sampel dalam ditetapkan. Pengukuran variabel ini menggunakan
penelitian ini berjumlah 15 SKPD. Responden pada indikator dari penelitian Verasvera (2016) yang
penelitian ini adalah pegawai yang terlibat dalam dimodifikasi yaitu kejelasan tujuan jangka panjang
penyusunan anggaran dan terkait hasil penilaian (ABK01); keselarasan visi, misi, dan tujuan (ABK02);
Ombudsman sebanyak 100 responden, meliputi: (1) orientasi kepada pendaya-gunaan anggaran (ABK03);
Kepala SKPD, selaku pengguna anggaran, (2) Kepala input sesuai dengan Rencana Kerja (renja) dan rencana
Seksi/Subbag yang kualitas pelayanannya telah diuji strategis (renstra) (ABK04); output mendukung
Ombudsman, (3) Kepala Subbagian Program, dan (4) pencapaian sasaran renja dan renstra (ABK05);
Staf Subbagian Program yang bertugas menginput berperan dalam melaksanakan tujuan dan sasaran dinas
anggaran SKPD. (ABK06); tingkat keberhasilan (ABK07).
Teknik Pengumpulan Data Kualitas Sumber Daya Manusia
Teknik pengumpulan data yang digunakan Kualitas sumber daya manusia adalah
dalam penelitian ini, adalah kuisioner, masing-masing kemampuan dari pegawai pada bagian penyusunan
SKPD didistribusikan kuisioner dan disampaikan anggaran SKPD dalam melaksanakan tugasnya
langsung oleh peneliti kepada responden penelitian. berdasarkan latar belakang pendidikan, pelatihan yang
Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing- diperoleh, pemahaman mengenai tugas, dan tanggung
masing indikator variabel yang diperoleh dari jawab terhadap kewajiban. Indikator yang digunakan
pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada merupakan modifikasi dari penelitian Azhar (2007),
responden. Dan studi kepustakaan yaitu suatu cara yaitu latar belakang pendidikan (LTP), pengalaman
pengumpulan data yang bersumber dari penelaahan (PLM), pembagian tugas (PBT), pengetahuan (PTH),
kepustakaan, berupa jurnal-jurnal, laporan-laporan, ketepatan waktu (KTW), keahlian (KHL), pelatihan
dan referensi lain yang berhubungan dengan (PLT).
permasalahan yang diteliti. Prosedur Analisis Data
Variabel dan Definisi Operasional Pada penelitian ini analisis data menggunakan
Variabel endogen alat analisis Partial Least Square (PLS) versi 3.0.
Kualitas Anggaran SKPD Penelitian ini menguji tiga variabel eksogen dan satu
Anggaran yang berkualitas adalah variabel endogen.
pengalokasian anggaran sesuai dengan kemampuan
daerah dan rencana pembangunan daerah yang Berikut adalah gambar Model Struktural:
menunjukkan keinginan Pemerintah Daerah untuk
mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat
melalui pelayanan publik yang terbaik (Handayani,
2009). Indikator kualitas anggaran SKPD pada
penelitian ini yaitu dukungan unit-unit organisasi
(KUA01), keakuratan belanja (KUA02), keakuratan
pendapatan (KUA03), relevansi usulan dengan

32
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

λ (Lambda) = koefisien model pengukuran


(loading weight)
ε (Epsilon) = galat model pengukuran
KUA = kualitas anggaran SKPD
SDM = kualitas sumber daya manusia

Hasil dan Pembahasan


Objek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 15 SKPD di Pemerintah
Kabupaten Sumbawa yang sudah diuji kepatuhannya
oleh Ombudsman pada tahun 2015 terkait kualitas
pelayanan. Data yang digunakan yang diperoleh
Model persamaan struktural awal diuji dengan melalui penyebaran kuesioner penelitian kepada
persamaan struktural sebagai berikut: pegawai yang terlibat dalam penyusunan anggaran.
Persamaan Model Pengukuran (Outer Model) Kuesioner penelitian yang disebarkan kepada
variabel KUA responden sebanyak 100 kuisioner, dan sebanyak 95
KUA01 = λ38KUA01 KUA + ε21 kuisioner telah diterima kembali oleh peneliti sehingga
KUA02 = λ39KUA02 KUA + ε22 tingkat pengembaliannya (response ratenya) sebesar
KUA03 = λ40KUA03 KUA + ε23 95 persen. Dari 95 kuesioner yang diterima kembali
KUA04 = λ41KUA04 KUA + ε24 tersebut, ada 1 kuisioner yang tidak layak diolah,
KUA05 = λ42KUA05 KUA + ε25 karena tidak seluruh item pertanyaan pada kusisioner
KUA06 = λ43KUA06 KUA + ε26 dijawab oleh responden sehingga 1 kuesioner tersebut
KUA07 = λ44KUA07 KUA + ε27 tidak memenuhi persyaratan untuk diikutkan dalam
KUA08 = λ44KUA08 KUA + ε28 proses pengolahan data. Rincian kuesioner penelitian
KUA09 = λ45KUA09 KUA + ε29 dapat dilihat pada Tabel 1.
variabel ABK
ABK01 = λ21ABK01 ABK + ε7
ABK02 = λ21ABK02 ABK + ε8
ABK03 = λ22ABK03 ABK + ε9
ABK04 = λ23ABK04 ABK + ε10
ABK05 = λ24ABK05 ABK + ε11
ABK06 = λ25ABK06 ABK + ε12
ABK07 = λ26ABK07 ABK + ε13
Variabel SDM
LTP = λ31LTP SDM + ε14 Karakteristik Responden
PLM = λ37PLM SDM + ε15 Responden dalam penelitian ini adalah pegawai
PBT = λ35PBT SDM + ε16 yang terlibat dalam penyusunan anggaran, meliputi:
PTH = λ32PTH SDM + ε17 (1) Kepala SKPD, selaku pengguna anggaran, (2)
KTW = λ36KTW SDM + ε18 Kepala Seksi/Subbag yang kualitas pelayanannya telah
KHL = λ33KHL SDM + ε19 diuji Ombudsman, (3) Kepala Subbagian Program,
PLT = λ34PLT SDM + ε20 selaku pejabat struktural yang mempunyai tugas pokok
Persamaan Model Struktural (Inner model) menyusun dokumen anggaran SKPD, dan (4) Staf
KUA = γ1 ABK + γ2SDM+ ζ1 Subbagian Program yang bertugas menginput
Keterangan : anggaran SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten
γ (Gamma) = koefisien pengaruh variabel Sumbawa.
eksogen terhadap variabel Profil responden menunjukkan bahwa jumlah
endogen responden perempuan sebanyak 37 responden
ζ (Zeta) = galat model structural (39,36%) dan responden laki-laki sebanyak 57

33
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

responden (60,64%), ini menunjukkan bahwa pegawai Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui
yang terlibat dalam penyusunan anggaran berjenis bahwa variabel KUA memiliki nilai minimum 1,89
kelamin laki-laki. Data responden juga menunjukan dan nilai maksimum 5,00. Nilai standar deviasi sebesar
bahwa yang mendominasi adalah responden dengan 0,566 lebih kecil dari nilai mean sebesar 4,031.
pendidikan Strata 1 dengan berbagai jurusan/program Artinya, nilai sampel dominan berkumpul di sekitar
studi, yaitu sebanyak 68 responden (72,34%), data nilai rata-rata hitungnya sebesar 4,031. Hal ini
tersebut menunjukkan bahwa responden memiliki menunjukkan bahwa dilihat dari dukungan unit-unit
tingkat pendidikan cukup memadai. Data pengalaman organisasi, keakuratan belanja, keakuratan pendapatan,
bekerja menunjukan bahwa 48 responden (51,07%) relevansi usulan dengan permasalahan terkini, tersusun
memiliki pengalaman bekerja lebih dari 15 tahun, 35 secara smart dan logis, tepat waktu, memuat informasi
responden (37,23%) memiliki pengalaman bekerja biaya, memuat informasi kelompok sasaran, konsisten
lebih dari 10 hingga 15 tahun, dan jumlah responden dengan dokumen perencanaan, maka anggaran SKPD
dengan pengalaman bekerja lebih dari 5 hingga 10 Pemerintah Kabupaten Sumbawa cenderung dalam
tahun paling sedikit jumlahnya yaitu 11 responden kategori berkualitas.
(11,70%). Mengacu pada data tersebut, maka dapat Variabel ABK memiliki nilai minimum 2,57
disimpulkan bahwa responden telah memiliki dan nilai maksimum 5. Nilai standar deviasi sebesar
pengalaman kerja yang cukup memadai yang 0,524 lebih kecil dari nilai mean sebesar 4,102.
mendukung tugas dan fungsinya dalam melakukan Artinya, nilai sampel dominan berkumpul di sekitar
penyusunan anggaran yang berkualitas. nilai rata-rata hitungnya sebesar 4,102. Dari hasil
tersebut kemudian disesuaikan dengan tabel kriteria
Hasil Statistik Deskriptif penilaian tanggapan responden. Nilai mean sebesar
Data statistik per variabel laten dapat dilihat 4,102 mendiskripsikan kecenderungan responden
pada Tabel 3. Tabel tersebut menunjukkan standar menjawab untuk pertanyaan-pertanyaan mengenai
deviasi dan nilai rata-rata jawaban responden per penerapan ABK adalah anggaran berbasis kinerja
variabel laten. Pedoman interpretasi hasil kuisioner dalam penyusunan anggaran SKPD cenderung dalam
untuk menentukan batas bawah dan batas atas setiap kondisi atau kategori diterapkan dengan baik.
kelas terhadap nilai rata-rata masing-masing variabel Variabel Kualitas SDM memiliki nilai
menggunakan tabel 2 dibawah ini. minimum 2,00 dan nilai maksimum 5,00. Nilai standar
deviasi sebesar 0,613 lebih kecil dari nilai mean
sebesar 3,874. Artinya, nilai sampel dominan
berkumpul di sekitar nilai rata-rata hitungnya sebesar
3,874. Hal ini menunjukkan bahwa, SDM penyusun
anggaran yang dimiliki SKPD Pemerintah Kabupaten
Sumbawa cenderung dalam kategori berkualitas dilihat
dari latar belakang pendidikan (LTP), pengalaman
(PLM), pembagian tugas (PBT), pengetahuan (PTH),
ketepatan waktu (KTW), keahlian (KHL), dan
Gambaran variabel penelitian yang meliputi: pelatihan (PLT).
kualitas anggaran (KUA), penerapan anggaran
berbasis kinerja (ABK) dan kualitas sumber daya Hasil Pengujian Outer Model, Inner model, dan
manusia (SDM) dapat disajikan dalam Tabel 3. Goodness of Fit
sebagai berikut : Metode analisis data yang digunakan adalah
Struktural Equation Modelling (SEM) berbasis varian
atau biasa disebut dengan soft modeling, dengan
menggunakan alat analisis Partial Least Square (PLS).
Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan
bantuan program SmartPLS 3.0. Dalam PLS atau
component based SEM, hubungan linear yang optimal
antar variabel laten dihitung dan diinterpretasikan

34
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

sebagai hubungan prediktif terbaik yang tersedia Hasil uji dapat dilihat pada gambar 3 dibawah
dengan segala keterbatasan yang ada, sehingga ini.
kejadian yang ada tidak dapat dikendalikan secara
penuh (Ghozali, 2015:6).
Terdapat beberapa alasan yang menjadi
penyebab digunakan PLS dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini alasan-alasan tersebut yaitu:
pertama, PLS merupakan metode analisis data yang
didasarkan asumsi data tidak harus berdistribusi
normal multivariate (indikator dengan skala kategori,
ordinal, interval, sampai ratio dapat digunakan pada
model yang sama), sampel tidak harus besar, yaitu
jumlah sampel kurang dari 100 atau minimal 30 bisa
dilakukan analisis. Kedua, PLS dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi teori, yang masih dikatakan lemah,
karena PLS dapat digunakan untuk prediksi, tetapi
dapat juga digunakan untuk menjelaskan ada atau
Gambar 3. Hasil Outer Loading PLSAlgorithm
tidaknya hubungan antar variabel laten. Ketiga, PLS
memungkinkan algoritma dengan menggunakan
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur
analisis series ordinary least square (OLS) sehingga
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
diperoleh efisiensi perhitungan olgaritma. Keempat,
variabel atau konstuk. Suatu alat ukur atau instrumen
pada pendekatan PLS, diasumsikan bahwa semua
yang berupa kuesioner dikatakan dapat memberikan
ukuran variance dapat digunakan untuk menjelaskan
hasil ukur yang stabil atau konstan, bila alat ukur
(Ghozali, 20012:4).
tersebut dapat diandalkan atau reliabel. Suatu konstruk
Tahapan dan Hasil Pengujian menggunakan
dikatakan reliabel jika nilai composite reliability
alat analisa smartPLS. Ada 2 (dua) permodelan yang
maupun cronbach alpha di atas 0,70 (Ghozali,
digunakan, yaitu: 1. Model measurement/ pengukuran
2008:43). Hal tersebut menunjukan konsistensi dan
(outer model) merupakan model pengukuran yang
stabilitas instrumen yang digunakan tinggi.
menghubungkan indikator dengan variabel latennya,
Berikut merupakan data hasil analisis dari
digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas, dan 2.
pengujian composite reliability maupun cronbach’s
evaluasi measurement/ model struktural (Inner model),
alpha:
merupakan model struktural yang menghubungkan
antar variabel laten, digunakan untuk uji kausalitas
(pengujian hipotesis dengan model prediksi).
Tiga kriteria model measurement yang
digunakan dalam teknik analisa data adalah convergent
validity, composite reability dan discriminant validity.
Hasil uji outer untuk melihat nilai convergent
validity, didapatkan hasil estimasi perhitungan nilai
factor loading untuk semua indikator pada variabel
kualtas anggaran (KUA), penerapan anggaran berbasis
kinerja (ABK), kualitas sumber daya manusia (SDM). Hasil pengujian pada Tabel 4 menunjukan
Loading factor yang nilainya dibawah 0,50 akan bahwa hasil composite reability maupun cronbach’s
didrop dari analisis karena memiliki nilai convergent alpha menunjukan nilai yang memuaskan yaitu nilai
validity rendah. Pada tahap ini, tidak ada indikator masing-masing variabel diatas nilai minimum 0,70.
yang didrop karena nilai Loading factor pada tiap-tiap Hal tersebut menunjukan konsistensi dan stabilitas
indikator lebih dari 0,50. Jadi dapat disimpulkan instrumen yang digunakan tinggi. Dengan kata lain
bahwa, seluruh data dalam diagram full model semua konstruk atau variabel penelitian ini sudah
adalah valid.

35
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

menjadi alat ukur yang fit, dan semua pertanyaan yang ABK02 = 0,694ABK + 0,106
digunakan untuk mengukur masing-masing konstruk ABK03 = 0,823ABK + 0,045
memiliki reliabilitas yang baik. ABK04 = 0,788ABK + 0,048
Uji discriminant validity menggambarkan ABK05 = 0.740ABK + 0,044
korelasi antara variabel dengan nilai korelasi cross ABK06 = 0.754ABK + 0,081
loading seluruh indikator yang digunakan dalam ABK07 = 0,807ABK + 0,060
membentuk variabel laten, dinyatakan valid apabila b. Untuk variabel SDM
nilai korelasi cross loading lebih besar dibandingkan LTP = 0,678SDM + 0,107
dengan korelasi terhadap variabel laten yang lain. PLM = 0,698KUA + 0,091
Nilai cross loading masing-masing variabel PBT = 0,661SDM + 0,089
dijelaskan pada Tabel 5 berikut ini: PTH = 0,753SDM + 0,064
KTW = 0,739SDM + 0,064
KHL = 0,780SDM + 0,058
PLT = 0,634SDM + 0,060
c. Untuk variabel KUA
KUA01 = 0,670KUA + 0,105
KUA02 = 0,690KUA + 0,095
KUA03 = 0,660KUA + 0,069
KUA04 = 0,722KUA + 0,063
KUA05 = 0,730KUA + 0,074
KUA06 = 0,684KUA + 0,072
KUA07 = 0,738KUA + 0,082
KUA08 = 0,783KUA + 0,041
KUA09 = 0,698KUA + 0,087

Uji Model Struktural (Inner model)


Pengujian inner model atau model struktural
dilakukan untuk melihat hubungan antar konstruk,
nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian.
Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-
square untuk konstruk dependen. Nilai R-square
ditampilkan pada Tabel 6 berikut ini:

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai korelasi


konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada
ukuran konstruk lainnya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa model memiliki nilai discriminant validity yang Pada Tabel 4.13 menunjukan bahwa Nilai R-
baik. square kualitas anggaran (KUA) sebesar 0,556. Nilai
Hasil ketiga kriteria tersebut diatas menunjukan R-square sebesar 0,556 memiliki arti bahwa variabel
bahwa model penelitian telah memenuhi kriteria uji konstruk kualitas anggaran SKPD (KUA) yang dapat
model pengukuran/ measurement model (outer model). di jelaskan oleh variabel konstruk penerapan anggaran
Persamaan outer model pada penelitian ini berbasis kinerja (ABK) dan kualitas sumber daya
adalah sebagai berikut : manusia (SDM) sebesar 55,60 persen sedangkan 54,40
a. Untuk variabel ABK persen dijelaskan oleh variabel lain di luar yang
ABK01 = 0,750ABK + 0,074 diteliti. Semakin besar angka R-square menunjukkan

36
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

semakin besar variabel eksogen tersebut dapat


menjelaskan variabel endogen sehingga semakin baik
persamaan strukturalnya.

Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan


Pengujian hipotesis yang diajukan dilakukan
dengan pengujian model struktural (inner model)
dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji
goodness-fit model. Selain itu juga dengan melihat
Pembahasan
path coefficients yang menunjukkan koefisien
Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
parameter dan nilai signifikansi statistik. Signifikansi
terhadap Kualitas Anggaran SKPD
parameter yang diestimasi dapat memberikan
Hasil penelitian H2 menyatakan bahwa terdapat
informasi mengenai hubungan antar variabel-variabel
pengaruh yang signifikan antara penerapan anggaran
penelitian. Batas untuk menolak dan menerima
berbasis kinerja terhadap kualitas anggaran SKPD. Hal
hipotesis yang diajukan di atas adalah 1,96 untuk
ini berarti bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja
p<0.05. Hasil uji dapat dilihat pada gambar 4 dibawah
mampu meningkatkan kualitas anggaran SKPD.
ini.
Secara umum responden menyadari bahwa
pendekatan ABK penting diterapkan dalam menyusun
anggaran yang berkualitas. Hasil penelitian juga
menyatakan bahwa dengan menerapkan anggaran
berbasis kinerja, anggaran SKPD telah berorientasi
kepada pendayagunaan anggaran yang tersedia untuk
mencapai hasil yang optimal dari kegiatan yang
dilaksanakan, input program dan kegiatan telah
diidentifikasikan dengan baik sesuai dengan renja dan
renstra, output program dan kegiatan yang
direncanakan telah mendukung pencapaian sasaran
renja dan renstra, sistem anggaran kinerja telah
berperan sebagai patokan dalam melaksanakan tujuan
dan sasaran dinas, dan laporan realisasi anggaran
SKPD memberikan gambaran yang jelas atas tingkat
keberhasilan, serta mendorong aparatur di SKPD
Gambar 4. Hasil Bootstrapping
untuk selalu meningkatkan kinerja.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
fenomena-fenomena yang terjadi saat ini dimana
Persamaan hasil penelitian untuk model
laporan hasil kinerja pemerintah kabupaten Sumbawa
struktural (inner model) adalah sebagai berikut:
(LKjIP) yang menunjukan ada 40% indikator kinerja
KUA = 0,321ABK + 0,510SDM + ζ
atau sebanyak 139 dari 341 indikator yang diukur
Keterangan:
dengan realisasi capaian kinerja kurang dari 85%
KUA = Kualitas Anggaran SKPD
sementara realisasi keuangan mencapai 88,51%.
ABK =Penerapan anggaran berbasis
Namun, hasil penelitian ini sejalan penelitian yang
kinerja
dilakukan oleh Handayani (2009), Lucyanda (2009),
SDM = Kualitas Sumber Daya Manusia
dan Maisarah (2014) yang membuktikan bahwa
ζ (Zeta) = galat model struktural
pendekatan kinerja berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas anggaran.
Hasil nilai t-statistik ditunjukkan pada tabel
Penelitian lain yang sejalan dikemukakan oleh
path coefficients sebagaimana disajikan pada Tabel 7
Klase dan Michael (2008) yang menunjukkan bahwa
berikut :
pelaksanaan anggaran kinerja berpengaruh signifikan

37
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

dan positif pada hasil anggaran diukur dengan hubungannya dengan para pemilik anggaran sektor
pengeluaran per kapita, dan penelitian Qi dan Yaw publik sebagai principal, dituntut untuk menggunakan
(2012), bahwa ABK menyebabkan pergeseran dalam SDM yang berkualitas untuk ditugaskan dalam bagian
pola pengeluaran yang berpotensi pada perbaikan keuangan, terutama yang akan menangani
efisiensi dan efektivitas pemerintah. penganggaran. Masyarakat dewasa ini harus lebih
Temuan ini juga mendukung goal setting waspada terhadap kurangnya kejujuran dan perilaku
theory yang dikemukakan Locke (1968) melalui yang tidak etis pemerintah dalam hal penyusunan
prinsip kejelasan dan umpan balik, bahwa untuk anggaran, ini dikarenakan meskipun masyarakat
mencapai tujuan organisasi, ada kejelasan dalam artian dimintai pendapatnya melalui forum musrenbang,
jelas terukur dan tidak ambigu atas apa yang akan namun pada akhirnya proses penyusunan anggaran di
dihasilkan serta ada jangka waktu yang ditetapkan SKPD tetap dilakukan secara tertutup (Nawawi, 2012).
sehingga membantu manajer untuk melihat apa yang Kualitas SDM penyusun anggaran di SKPD
akan dicapai dan memikirkan kembali bagaimana Pemerintah Kabupaten Sumbawa cenderung dalam
untuk mencapai tujuan menjadi lebih efektif. kategori berkualitas tetapi belum optimal, salah satu
Sedangkan umpan balik berarti memberikan penyebabnya adalah masih ditemukan kesalahan
kesempatan kepada individu untuk dapat menentukan dalam hal penganggaran oleh BPK selama 4 tahun
sendiri bagaimana mereka melakukan tugasnya, berturut-turut. Berdasarkan hasil penelitian, hal ini
kesempatan ini diberikan ketika ada interaksi yang dapat disebabkan masih rendahnya SDM yang
ekstensif antara pemilik anggaran, penyusun anggaran, mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat)
dan pelaksana anggaran dalam proses penentuan penyusunan anggaran, dilihat dari rendahnya nilai
tujuan dan pembuatan anggaran yang realistis dan mean penilaian tanggapan responden untuk indikator
selaras dengan tujuan personal dan kebutuhan para pelatihan dibanding indikator yang lain. Oleh karena
manajer dan bawahan. Kedua prinsip tersebut menjadi itu, Pemerintah Daerah harus memberikan kesempatan
poin penting organisasi untuk mencapai tujuan dan kepada SDM penyusun anggaran untuk mengikuti
sasaran organisasi. diklat-diklat terkait anggaran agar kemampuan dalam
bekerja dapat lebih meningkat sehingga lebih optimal
Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia dalam menghasilkan anggaran yang berkualitas.
terhadap Kualitas Anggaran SKPD Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah (PP) No
Hasil penelitian H3 menyatakan bahwa terdapat 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
pengaruh antara kualitas SDM terhadap kualitas (Diklat) Jabatan Pegawai Negeri Sipil menjelaskan
anggaran SKPD, hal ini berarti bahwa semakin bahwa salah satu tujuan diklat yaitu untuk
berkualitas SDM, maka anggaran SKPD yang meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan
dihasilkan akan semakin berkualitas. Pengaruh dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan
signifikan menunjukkan bahwa kualitas sumber daya secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan
manusia mempunyai peranan sangat penting dalam etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi. Selain
meningkatkan kualitas anggaran SKPD. Penelitian ini itu, terbentuknya sikap dan semangat pengabdian yang
didukung oleh penelitian yang dilakukan Pratama berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan
(2015) bahwa kapasitas sumber daya manusia pemberdayaan masyarakat juga menjadi tujuan
berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan diadakannya diklat. Sehingga dengan diberikannya
APBD, Nurhasmah (2015) bahwa kompetensi kesempatan diklat kepada SDM penyusun anggaran
eksekutif berpengaruh terhadap ketepatan penyusunan diharapkan mampu meningkatkan keahlian teoritis,
APBD, serta penelitian Puttri (2014), Lisnawati dan konseptual serta perilaku etis pegawai.
Dita (2013) yang menyatakan bahwa sumber daya Untuk menyusun anggaran yang berkualitas,
manusia mempengaruhi kualitas anggaran pemerintah. selain dibutuhkan pengetahun dan keahlian, individu
Pengaruh kualitas sumber daya manusia sangat juga harus memiliki pemahaman mengenai konsep
erat kaitannya dengan teori keagenan yang punyusunan anggaran yang baik dan sesuai dengan
dikemukakan Jensen dan Meckling (1976). Organisasi pedoman yang berlaku. Keikutsertaan dalam diklat
pemerintah sebagai agent yang mempunyai tugas terkait anggaran juga menjadi poin penting dalam hal
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam meningkatkan kualitas anggaran. Tanpa adanya hal-hal

38
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

tersebut, maka anggaran yang dihasilkan cenderung diberlakukan bagi seluruh perangkat kerja di luar
tidak akan berkualitas. Rasyid (2012) menyatakan wilayah Kabupaten Sumbawa.
bahwa staf penyusun anggaran harus menjadi Referensi
fasilitator yang membantu segenap struktur organisasi [1] Azhar. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
dalam menyusun komponen-komponen perencanaan Keberhasilan Penerapan Permendagri Nomor 13
yang dimulai dari visi, misi, tujuan, sasaran, program tahun 2006 pada Pemerintah Kota Banda Aceh.
dan kegiatan beserta indikator kinerja yang terukur. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara.
[2] Cipta, Hendra. 2011. Analisis Penerapan
Simpulan Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan Based Budgeting) pada Pemerintah Daerah
menganalisis pengaruh penerapan anggaran berbasis (Studi Eksploratif pada Pemerintah Kabupaten
kinerja dan kualitas sumber daya manusia terhadap Tanah Datar). Universitas Andalas.
[3] Egbide, C. B dan Godwyns A. Agbude. 2012.
kualitas anggaran SKPD Pemerintah Kabupaten
Good Budgeting and Good governance: A
Sumbawa. Goal setting theory dan agency theory Comparative Discourse. The Public
digunakan untuk menjelaskan fenomena terkait Administration and Social Policies Review. IV
kualitas anggaran. Dengan metode purposive Year, No. 2 (9): 55.
sampling, penelitian ini menggunakan data dari 15 [4] Elyas, Elfin. 2015. Riviu RKA-SKPD. Inspektorat
SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Jendral Kementerian Dalam Negeri.
Proses pengolahan data menggunakan alat analisis [5] Ghozali, Imam dan Hengky Lathan. 2012. Partial
Least Squares, Konsep Teknik dan Aplikasi,
Partial Least Square (smartPLS) 3.0.
Menggunakan Program SmartPLS 3.0 untuk
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Penelitian Empiris. Edisi 2. Semarang: Badan
penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh Penerbit Universitas Diponogoro.
terhadap kualitas anggaran SKPD, kualitas sumber [6] Gómez, Luis Juan dan Katherine G.
daya manusia berpengaruh terhadap kualitas anggaran Willoughby,.. 2008. Performance Informed
SKPD. Budgeting in U.S. State Governments. Jurnal
Temuan lain mengungkapkan bahwa anggaran Presupuesto y Gasto Público 51/2008: 287-303
[7] Handayani, Dwi Bestari. 2009. Pengaruh
pendapatan yang tercantum harus lebih objektif Reformasi Penyusunan Anggaran terhadap
dengan perhitungan yang matang, dan perangkat Kualitas APBD Kota Semarang. Jurnal
daerah harus mempertimbangkan keikutsertaan Dinamika Akuntansi, Volume 1 Nomor 1, Maret
penyusun anggaran dalam mengikuti pendidikan dan 2009: 31-40.
pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas [8] Hill, Herb dan Matthew Andrews. 2005.
penyusun anggaran perangkat daerah (SKPD) karena Reforming Budget Ritual and Budget Practice:
The Case of Performance Management
hal tersebut akan berdampak dengan meningkatnya
Implementation in Virginia. Intl Journal of
kualitas anggaran SKPD. Public Administration, 28: 255–272.
Keterbatasan dalam penelitian ini akan [9] Jensen, M and Meckling, W. 1976. Theory Of
memberi arah bagi penelitian mendatang. Pertama, The Firm : Managerial Behavior Agency Cost
Penelitian ini hanya meneliti tiga variabel yang and Ownership Structure. Journal Of Finance
mempengaruhi kualitas anggaran SKPD, Penelitian ini Economics 3: 305-360.
perlu dikembangkan lebih jauh dengan menambah [10] Juliani, Dian, dan Mahfud Sholihin. 2014.
Pengaruh Faktor-Faktor Kontekstual terhadap
variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
Persepsian Penyerapan Anggaran terkait
seperti pengawasan anggaran dan penggunaan sistem Pengadaan Barang/Jasa. Jurnal Akuntansi dan
teknologi informasi dalam penyusunan anggaran. Keuangan Indonesia, Volume 11 Nomor 2: 177 –
Kedua ruang lingkup pada penelitian ini hanya 199.
dilakukan di perangkat daerah yang sudah diuji [11] Kaharuddin. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang
kepatuhannya oleh Ombudsman pada tahun 2015 Mempengaruhi Penyerapan Belanja Daerah di
terkait kualitas pelayanan sehingga generalisasi hasil Kabupaten Sumbawa (Studi Kasus : Belanja
Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan, 2010).
temuan dan rekomendasi penelitian ini kurang dapat http://etd.repository.ugm.ac.id.

39
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

[12] Kenis, Izzetin. 1979. “Effects of Budgetary Goal Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota
Characteristics on Managerial Attitudes and Surakarta (Studi Empiris Pada Kantor
Performance”. The Accounting Review. Vol. LIV, Pemerintah Kota Surakarta). Naskah Publikasi.
No.4, October: 707-721. Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
[13] Klase, A Kenneth dan Michael J. Dougherty. [25] Puttri, Daniati. 2014. Pengaruh Kompetensi dan
2008. The Impact of Performance Budgeting on Motivasi terhadap Kualitas Anggaran dengan
State Budget Outcomes. J. of Public Budgeting, Regulasi sebagai Variabel Moderasi pada
Accounting & Financial Management, 20 (3): Pemerintah Daerah Kota Padang. Universitas
277-298. Andalas. www.repository.unand.ac.id/20716.
[14] Lisnawati dan Dita T. Maliza. 2013. Effect of [26] Qi, Yanxia dan Yaw M. Mensah,. 2012. An
Human Resources, Ceiling Budget, and the Empirical Analysis of the Effects of
Quality of Regulation Changes in Local Performance-Based Budgeting on State
Government Provincial Budget Bengkulu. Government Expenditures. Social Science
Konferensi Miicema ke-14-IPB. Bogor. Research Network. JEL Classification: H72, H75,
[15] Locke, E. A. 1968. Toward A Theory of Task M49.
Motivation and Incentives. American Institutes of [27] Rahayu, Sri, Unti Ludigdo, dan Didied Affandy.
Research. 2007. Studi Fenomenologis terhadap Proses
[16] Lucyanda, Jurica dan Maylia P. Sari. 2009. Penyusunan Anggaran Daerah Bukti Empiris dari
Reformasi Penyusunan Anggaran dan Kualitas Satuan Kerja Perangkat Daerah di Provinsi
APBD. Jurnal Dinamika Akuntansi, Volume 1 Jambi. Jurnal Procedding SNA X. Makassar.
Nomor 2, September 2009, pp 76-85. [28] Republik Indonesia. Peraturan Menteri Dalam
[17] Maisarah, Santi Fitri. 2014. Pengaruh Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Transparansi Publik, dan APBD Berbasis Daerah
Kinerja terhadap Kualitas Anggaran Pendapatan [29] .Peraturan
dan Belanja Daerah (APBD) di Kota Banda Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 58
Aceh. Universitas Syiah Kuala. Aceh. Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
[18] Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Daerah.
Penerbit Andi. Yogyakarta. [30] .Peraturan Pemerintah
[19] Nawawi, Juanda. 2012. Membangun No 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan
Kepercayaan dalam Mewujudkan Good Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
governance. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan. [31] Rasyid Abdul. 2012. Analisis Faktor-Faktor
Volume. 1 No. 3. Yang Mempengaruhi Sinkronisasi Dokumen
[20] Nurhasmah. 2015. Pengaruh Peran Dewan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Dengan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kompetensi Dokumen Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Eksekutif dan Komitmen Organisasi terhadap Daerah. Laporan Penelitian. Universitas Yapis.
Ketepatan Penyusunan Anggaran Pendapatan download.portalgaruda.org/article.
dan Belanja Daerah Kabupaten Aceh Utara. [32] Robinson, M. And J. Brumby. 2005. Does
Universitas Syiah Kuala. Aceh. Performance Based Budgeting Work? An
[21] Ombudsman Perwakilan Provinsi NTB. 2016. Analytical Review of the Empirical Literature.
Ringkasan Hasil Penelitian Kepatuhan IMF Working Paper No. WP/05/210.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Washington, DC.
terhadap Standar Pelayanan Publik Sesuai UU [33] Sembiring, Baik Benar. 2009. Faktor-faktor yang
No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Mempengaruhi Penyusunan Anggaran
Mataram. Pendapatan dan Belanja Daerah Berbasis
[22] Ouda, AG. Hassan. 2003. Public Sector Kinerja (Studi Empiris di Pemerintah Kabupaten
Accounting and Budgeting Reform: The Main (Karo). Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Issues Involved. Innovation of Public [34] Srithongrung, Arwiphawee. 2009. The Effects of
Administration in the Euro-Mediterranean Results-Oriented Budgeting on Government
Region (UNDESA). Beirut, Spending Patterns in Thailand. International
E/ESCA/SDPD/2003/WG.5/3. Public Management Review. Volume 10, Issue 1.
[23] Pemerintah Kabupaten Sumbawa. 2015. Laporan [35] Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sumbawa. [36] Sumiran, Bangun Susilo. 2013. Identifikasi
[24] Pratama, RA. Dian. 2015. Hubungan Faktor- Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
Faktor Terhadap Ketepatwaktuan Penyusunan Keterlambatan dalam Penyusunan APBD (Studi

40
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017
Octariani, Akram, dan Animah/ 2017

Kasus Kabupaten Pesawaran Tahun Anggaran


2012). Universitas Lampung.
[37] Tayib, Mohamad dan Mohamad RA. Hussin,.
2005. Good Budgeting Practice in Malaysian
Public Universities. Journal of Finance and
Management in Public Services. Volume 3 No. 1.
[38] Verasvera, Febrina Astria. 2016. Pengaruh
Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Kinerja
Aparatur Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada
Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat). Jurnal
Manajemen, Volume 15, No.2.

41
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 2017

Anda mungkin juga menyukai