Anda di halaman 1dari 19

RENCANA STRATEGI RONDE KEPERAWATAN

KOMPRES AIR HANGAT DAN BANYAK MINUM AIR PUTIH PADA PASIEN DHF

Di RSUD dr. Rasidin Padang

Oleh :

Elvitriya yunesty, S.Kep

18123767

Praktek Profesi Manajemen Keperawatan

Stikes Mercubaktijaya Padang

2019
Ronde Keperawatan

A. Pengertian

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang

dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan

melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh

perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga

melibatkan seluruh anggota tim.

Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang

memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke

dalam peraktik keperawatan secara langsung.

B. Tujuan

Adapun Tujuan Ronde Keperawatan Adalah Sebagai Berikut:

1. Menumbuhkan Cara Berpikir Secara Kritis.

2. Menumbuhkan Pemikiran Tentang Tindakan Keperawatan Yang Berasal Dari

Masalah Klien.

3. Meningkatkan Validitas Data Klien.

4. Menilai Kemampuan Justifikasi.

5. Meningkatkan Kemampuan Dalam Menilai Hasil Kerja.

6. Meningkatkan Kemampuan Untuk Memodifikasi Rencana Perawatan.

C. Karakteristik

Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Klien dilibatkan secara langsung

2. Klien merupakan fokus kegiatan

3. Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama


4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas

5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat

primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

D. Peran Dalam Ronde Keperawatan

1. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim

a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

b. Menjelaskan masalah keperawatan utama.

c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.

d. Menjelaskan tindakan selanjutnya.

e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

2. Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor

a. Memberikan justifikasi

b. Memberikan reinforcement

c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang

rasional

d. Mengarahkan dan koreksi

e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

E. Langkah-Langkah Ronde Keperawatan

1. Persiapan

a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.

b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

2. Pelaksanaan

a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan

pada masalah keperawatan& rencana tindakan yg akan/telah dilaksanakan&

memilih prioritas yg perlu didiskusikan.


b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan

tentang masalah klien serta tindakan yg akan dilakukan.

d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan

ditetapkan.

3. Pasca Ronde

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan

tindakan yang perlu dilakukan.


Rencana Strategi Ronde Keperawatan

Pokok Bahasan : Rebusan daun seledri pada pasien Hipertensi di Ruang Interne RSUD dr.

Rasidin

Hari / Tanggal :Rabu, 27 Februari 2019

Pukul : 10.00 wib

Tempat : Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan

darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan Diastolik ≥85

mmHg merupakan batas normal tekanan darah (Junaidi, 2010). Hipertensi atau tekanan

darah tinggi sering disebut-sebut sebagai sillent killer karena sesorang yang mengidap

hipertensi yang bahkan sudah bertahun-tahun seringkali tidak menyadarinya sampai

terjadi komplikasi seperti kerusakan organ vital yang cukup berat yang bisa

mengakibatkan kematian. Sebanyak 70 % penderita hipertensi tidak menyadari bahwa

dirinya mengidap hipertensi hingga ia memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan

kesehatan. Sebagian lagi mengalami tanda dan gejala seperti pusing, kencang di tengkuk,

dan sering berdebar-debar (Adib, 2010).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 hipertensi adalah salah

satu yang memegang andil yang penting untuk penyakit jantung dan stroke yang dapat

menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomor satu. Hipertensi berkonstribusi hampir

9,4 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap tahunnya. World Health

Organization (WHO) tahun 2008 mencatat sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk di

seluruh dunia menderita hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi
29,2% di tahun 2025, dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta berada di negara maju

dan 639 juta sisanya berada di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia.

Berdasarkan prevalensi hipertensi lansia di Indonesia sebesar 45,9% untuk umur

55-64 tahun, 57,6% umur 65-74 tahun dan 63,8% umur >75 tahun. Prevalensi hipertensi di

Indonesia berdasarkan pengukuran tekanan darah pada umur ≥18 tahun adalah sebesar

25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan

(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%). (Balitbang Kemenkes RI, 2017).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang (2017) tentang pemeriksaan hipertensi

menurut umur >18 tahun dan jenis kelamin, dari seluruh puskesmas yang ada di Kota Padang

dengan kejadian hipertensi 44,252 (67,4 %).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti ronde diharapkan Perawat dan anggota keluarga pasien mengetahui

tentang penerapan rebusan daun seledri untuk penurunan tekanan darah pada pasien

Hipertensi.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti ronde selama 30 menit tentang penerapan rebusan daun seledri

untuk penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi perawat dan keluarga pasien

mampu:

a. Mengetahui pengertian rebusan daun seledri

b. Mengetahui prinsip rebusan daun seledri

c. Mengetahui tujuan rebusan daun seledri

d. Mengetahui keuntungan metode rebusan daun seledri

e. Mengetahui langkah – langkah rebusan daun seledri


C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topic / Judul Kegiatan

Ronde tentang penerapan rebusan daun seledri untuk penurunan tekanan darah pada

pasien Hipertensi

2. Sasaran dan Target

a. Sasaran

Perawat dan keluarga pasien maupun pengunjung di rawat inap penyakit dalam

RSUD dr. Rasidin Padang

b. Target

Perawat dan keluarga pasien yang menjaga pasien saat ronde diadakan, jumlah

target 3-4 orang.

3. Metode

Menjelaskan.

4. Media dan Alat

- Lembar balik

- Leaflet

5. Waktu dan Tempat

a. Waktu : Rabu, 27 Februari 2019

b. Pukul : 10.00 wib

c. Tempat : Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD dr.Rasidin Padang

d. Kegiatan : Ronde tentang penerapan rebusan daun seledri untuk penurunan

tekanan darah pada pasien Hipertensi

6. Pengorganisasian

Penanggung Jawab : Pembimbing Akademik dan Pembimbing Klinik

Kepala Ruangan :
Ketua Tim :

Perawat Assosiate :-

Setting Tempat

Keterangan :

: Kepala Ruangan : Ketua Tim/ Perawat Assosiate

: Pembimbing : Perawat / Keluarga Pasien

: Pasien

D. Kegiatan Ronde

No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu

Pre-Ronde:

- Mengucapkan salam - Menjawab salam

- Perkenalan diri dan - Memperhatikan

1. pembimbing 2 menit

- Melakukan kontrak waktu - Menyepakati kontrak

- Menjelaskan tujuan dan topic - Memperhatikan

Ronde:

- Menggali pengetahuan - Mengemukakan pendapat


2. 20 menit
tentang metode rebusan daun

seledri untuk penurunan


tekanan darah pada pasien - Mendengarkan dan

Hipertensi memperhatikan

- Memberikan reinforcement - Mengemukakan pendapat

positif dan meluruskan

- Menggali pengetahuan

prinsip penurunan tekanan - Mendengarkan dan

darah tinggi pada pasien memperhatikan

Hipertensi. - Mengemukakan pendapat

- Memberikan reinforcement

positif dan meluruskan

- Menggali pengetahuan - Mendengarkan dan

tujuan metode rebusan daun memperhatikan

seledri untuk penurunan - Mengemukakan pendapat

tekanan darah pada pasien

Hipertensi

- Memberikan reinforcement - Mendengarkan dan

positif dan meluruskan memperhatikan

- Menggali pengetahuan - Mengemukakan pendapat

keuntungan rebusan daun - Mendengarkan dan

seledri untuk penurunan memperhatikan

tekanan darah pada pasien - Ikut melakukan

Hipertensi demonstrasi

- Memberikan reinforcement - Menjawab pertanyaan

positif dan meluruskan

- Mendemonstarasikan
rebusan daun seledri untuk

penurunan tekanan darah

pada pasien Hipertensi

- Mengevaluasi tentang materi

yang diberikan

Post-Ronde:

3. - Tanya jawab - Tanya jawab 5 menit

- Mengucapkan salam - Menjawab salam

E. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Kegiatan ronde terlaksana dengan baik

b. Peserta ronde hadir sesuai rencana

2. Evaluasi Proses

a. Peserta ronde berperan aktif dalam kegiatan

b. Selama proses berlangsung, semua peserta dapat mengikuti dengan baik

3. Evaluasi Hasil

a. Mengetahui pengertian metode compres air hangat dan memakai pakaian tipis

b. Mengetahui prinsip metodemetode compres air hangat dan memakai pakaian tipis

c. Mengetahui tujuan metode metode compres air hangat dan memakai pakaian tipis

d. Mengetahui keuntungan metode metode compres air hangat dan memakai pakaian

tipis

e. Mengetahui kriteria bayi untuk metode metode compres air hangat dan memakai

pakaian tipis
f. Mengetahui langkah – langkah metodemetode compres air hangat dan memakai

pakaian tipis
Lampiran Materi

A. Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung

dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus

lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol–arteriol

konstriksi. Konstriksi arterioli membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan

tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan

arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh

darah (Udjianti, 2010).

Hipertensi dapat didifinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg

(Syamsudin, 2011). Populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg (Smeltzer dan

Bare, 2002). Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, infak

miokard, diabetes dan gagal ginjal (Corwin, 2009).

Hipertensi disebut juga sebagai “pembunuh diam–diam” karena orang dengan

hipertensi sering tidak menampakan gejala, Institut Nasional Jantung, Paru dan

Darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan

kondisinya. Penyakit hipertensi ini diderita, tekanan darah pasien 13 harus

dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur

hidup (Smeltzer dan Bare, 2002).


2. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut

Corwin (2009), Irianto (2014), Padila (2013), Price dan Wilson (2006),

Syamsudin (2011), Udjianti (2010) :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer.

Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi

esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak

diketahui penyebabnya (Idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan dengan

berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini:

1) Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,

beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat

dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan darah

tinggi.

2) Jenis kelamin dan usia: laki – laki berusia 35- 50 tahun dan wanita

menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah

maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis

kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada perempuan.

3) Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan

dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa 14 dikendalikan oleh

penderita dengan mengurangi konsumsinya karena dengan mengkonsumsi

banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa

orang, khususnya dengan pendeita hipertensi, diabetes, serta orang dengan

usia yang tua karena jika garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang

bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada
yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan

menyebabkan peningkatan pada volume darah seseorang atau dengan kata

lain pembuluh darah membawa lebih banyak cairan. Beban ekstra yang

dibawa oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh darah

bekerja ekstra yakni adanya peningkatan tekanan darah didalam dinding

pembuluh darah. Kelenjar adrenal memproduksi suatu hormon yang

dinamakan Ouobain. Kelenjar ini akan lebih banyak memproduksi hormon

tersebut ketika seseorang mengkonsumsi terlalu banyak garam. Hormon

ouobain ini berfungsi untuk menghadirkan protein yang menyeimbangkan

kadar garam dan kalsium dalam pembuluh darah, namun ketika konsumsi

garam meningkat produksi hormon ouobain menganggu kesimbangan

kalsium dan garam dalam pembuluh darah. Kalsium dikirim kepembuluh

darah untuk menyeimbangkan kembali, kalsium dan garam yang banyak

inilah yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah

tinggi. Konsumsi 15 garam berlebih membuat pembuluh darah pada ginjal

menyempit dan menahan aliran darah. Ginjal memproduksi hormone rennin

dan angiostenin agar pembuluh darah utama mengeluarkan tekanan darah

yang besar sehingga pembuluh darah pada ginjal bisa mengalirkan darah

seperti biasanya. Tekanan darah yang besar dan kuat ini menyebabkan

seseorang menderita hipertensi. Konsumsi garam per hari yang dianjurkan

adalah sebesar 1500 – 2000 mg atau setara dengan satu sendok teh. Perlu

diingat bahwa sebagian orang sensitif terhadap garam sehingga

mengkonsumsi garam sedikit saja dapat menaikan tekanan darah. Membatasi

konsumsi garam sejak.


4) Berat badan: Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat

badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal)

dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

5) Gaya hidup: Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan

pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi itu terjadi yaitu

merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap

dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan lama

merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol yang

sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah

pasien sebaiknya jika 16 memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk

menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan

pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa

terjadi

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi adalah

hipertensi sekunder, yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah

karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau

gangguan tiroid, hipertensi endokrin, hipertensi renal, kelainan saraf pusat

yang dapat mengakibatkan hipertensi dari penyakit tersebut karena hipertensi

sekunder yang terkait dengan ginjal disebut hipertensi ginjal (renal

hypertension).

Gangguan ginjal yang paling banyak menyebabkan tekanan darah tinggi

karena adanya penyempitan pada arteri ginjal, yang merupakan pembuluh

darah utama penyuplai darah ke kedua organ ginjal. Bila pasokan darah

menurun maka ginjal akan memproduksi berbagai zat yang meningkatkan


tekanan darah serta ganguuan yang terjadi pada tiroid juga merangsang

aktivitas jantung, meningkatkan produksi darah yang mengakibtkan

meningkatnya resistensi pembuluh darah sehingga mengakibtkan hipertensi.

Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain:

penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta, neurogenik (tumor otak,

ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan volume

intravaskuler, luka bakar, dan 17 stress karena stres bisa memicu sistem saraf

simapatis sehingga meningkatkan aktivitas jantung dan tekanan pada

pembuluh darah.

3. Tanda dan gejala

Gejala - gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan hampir

sama denfan gejala – gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya adalah:

a. Sakit kepala

b. Nyeri dada

c. Mudah lelah

d. Palpitasi (jantung berdebar)hidung berdarahsering buang air kecil

(terutama malam hari)

e. Tinnitus (telinga berdenging)

f. Dunia teerasa berputar (vertigo)


Lampiran Materi

A. Pengertian

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dangue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Demam

Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Denguedan

ditularkan oleh nyamuk Aedes aegyptidan dapat juga ditularkan oleh Aedes

albopictus, yang ditandai dengan : Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas,

berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, manifestasi perdarahan, termasuk uji

Tourniquet positif, trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100.000/μl), hemokonsentrasi

(peningkatan hematokrit ≥ 20%), disertai dengan atau tanpa perbesaran hati. (Depkes

RI, 2014

B. Penyebab

1. Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan

virus dari famili Flaviviridae.Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat

menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1,

DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang

yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami

infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda.Sistem imun yang sudah terbentuk di

dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan

gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang

dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun

jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem

imun tubuh yang terbentuk(Kristina, 2014).

2. Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya,

yaitu nyamuk dari genus Aedesseperti Aedes aegyptibetina dan Aedes albopictus.
Aedes aegyptiadalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan

penyakit ini.Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah

orang yang telah terinfeksi virus tersebut.Sesudah masa inkubasi virus di dalam

nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus

dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.

3. Host Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan

mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih

mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue

tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah

mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk

kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue

untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya

melalui plasenta. (Soedarto, 2016).

C. Tanda dan gejala

1. Demam tiba-tiba dan tinggi

2. Muntah

3. Tidak nafsu makan

4. Perdarahan dari hidung atau gusi

5. Bintik perdarahan/merah di kulit

6. Sakit kepala

7. Nyeri otot dan sendi


Daftar pustaka

Dorland. 1996. Kamus Kedokteran. Jakarta :EGC.


Hegner,B..2003. Asisten Keperawatan SuatuPendekatan Proses Keperawatan. Edisi
6.Jakarta: EGC.
Fitria & Oktadoni,S. (2016). Khasiat Daun Seledri Terhadap Tekanan Darah Tinggi
Pada Pasien
Hiperkolestrolemia.hhtp://www.jukeunila.com/wpcontent/uploads/2016/04/5.2_Triola
_Fitria_done.pdf
Hastuti,H.B. (2015). Skripsi Online Tentang Pengaruh Daun Seledri Dan Duan
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai