Solusio Plasenta
Definisi
Diagnosis
Anamnesis2–4
Perdarahan per vaginam
Adanya kontraksi
Nyeri perut
Penurunan gerakan janin
Riwayat trauma
Riwayat kekerasan
Riwayat plasenta previa
Riwayat solusio plasenta sebelumnya
Riwayat hipertensi
Kebiasaan pengunaan kokain
Kebiasaan pengunaan rokok
Pemeriksaan Fisik1–4
Memastikan lokasi plasenta sebelum melakukan pemeriksaan dalam
Perdarahan per vaginam biasanya mengikuti irama kontraksi uterus
Kontraksi berlanjut saat solusinya meluas, dan uterus hipertonus
dapat terjadi
Bertambahnya tinggi fundus uterus akibat bertambahnya hematoma
intrauterin
Tidak adanya detak jantung janin
Tanda-tanda gawat janin:
o Bradikardia janin yang berkepanjangan
o Deselerasi lambat yang repetitif
o Penurunan variabilitas jangka pendek
Tanda-tanda syok hipovolemik dengan ada atau pun tanpa
perdarahan per vaginam akibat concealed hemorrhage
Pemeriksaan Penunjang2
Pemeriksaan laboratorium
o Pemeriksaan darah lengkap
Pada perdarahan akut, penurunan nilai hematokrit
lebih lambat beberapa jam setelah terjadinya
perdarahan
o Kadar fibrinogen
Kehamilan dikaitkan dengan hiperfibrinogenemia
sehingga penurunan tingkat fibrinogen yang sedikit
dapat menunjukan koagulopati yang signifikan
Kadar fibrinogen kurang dari 200 mg / dL
menunjukkan bahwa pasien mengalami solusio berat
o Prothrombin time (PT)/activated partial thromboplastin
time (aPTT)
Beberapa bentuk koagulasi intravaskular diseminata
(DIC) ada pada 20% pasien dengan solusio parah
Karena banyak dari pasien ini memerlukan sectio
caesaria, mengetahui status koagulasi pasien sangat
penting
o Golongan darah dan rhesus
Golongan darah harus diperiksa dan setidaknya 2
unit sel darah merah yang disiapkan jika transfusi
diperlukan
Golongan darah Rh penting untuk ditentukan, karena
pasien yang Rh-negatif memerlukan globulin imun
Rh untuk mencegah isoimunisasi, yang dapat
memengaruhi kehamilan di masa depan
Ultrasonografi
o Bukan modalitas yang sensitif
o Memastikan adanya plasenta previa
o Tidak semua kasus dapat terdeteksi secara ultrasonografi
o Pada fase akut, perdarahan pada umumnya hiperechoic,
atau bahkan isoechoic, dibandingkan dengan plasenta;
pendarahan tidak menjadi hypoechoic selama hampir satu
minggu
o Temuan yang mungkin konsisten dengan solusio termasuk:
Gumpalan retroplasental (yaitu, hyperechoic
menjadi isoechoic pada fase akut, berubah menjadi
hypoechoic dalam minggu)
Pendarahan tersembunyi/concealed hemorrhage
Perdarahan yang meluas
Biophysical Profile
o Mengevaluasi pasien dengan gangguan kronis yang dikelola
secara konservatif
o Skor BPP kurang dari 6 (maksimum 10) mungkin
merupakan tanda awal kompromi janin
o BPP yang dimodifikasi (non-stress test dengan indeks cairan
ketuban) kadang-kadang digunakan untuk monitoring
Non-Stress Test
o Monitor janin eksternal sering menunjukkan gawat janin:
Deselerasi lambat
Bradikardia janin
Penurunan beat-to-beat variability
o Peningkatan uterine resting tone juga dapat diperhatikan,
bersamaan dengan kontraksi yang sering berkembang
menjadi uterine hyperstimulation
Tatalaksana2,5
2. Abruptio Placentae: Practice Essentials, Etiology, Epidemiology [Internet]. [cited 2019 Apr
4]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/252810-overview
4. Schmidt P, Raines DA. Placental Abruption (Abruptio Placentae). In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 [cited 2019 Apr 3]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482335/