Anda di halaman 1dari 8

Tugas terstruktur Struktur dan Perkembangan Tumbuhan I

Terminalia catappa
Ketapang

Oleh :

Nama: Alya Kusuma


NIM : B1A018074

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
A. Pendahuluan
Terminalia catappa berasal dari daerah tropis India, kemudian menyebar ke Asia
Tenggara. Di Indonesia sendiri, tanaman ini tersebar dari Sumatera sampai Papua. Terminalia
catappa dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi, di hutan primer maupun
sekunder, hutan campuran Dipterocarpaceae, hutan rawa, hutan pantai, hutan jati atau
sepanjang sungai. Selain tumbuh secara liar di pantai, tumbuhan ketapang merupakan
tumbuhan yang sering dijumpai tumbuh liar di daraan, pohon ini sering ditanam sebagai
pohon peneduh di dataran rendah. Oleh karena itu, pohon ketapang juga ditanam sebagai
pohon hias di kota-kota. Pohon ketapang ini juga merupakan slaah satu jenis pohon peneduh
(Istarina, 2015).
Menurut Backer (1963), dijelaskan bahwa tumbuhan ketapang (Terminalia catappa)
mempunyai klasifikasi sebagain berikut :

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Combretaceae
Genus : Terminalia
Species : Terminalia catappa
Pohon ketapang memiliki ketinggian 25 - 40 m (82-130 kaki), kulit batang berwarna
abu-abu kecoklatan, bunganya berwarna putih dan berukuran kecil, bagian ujung daun bulat
dan tumpul. Daun-daun sebagian besar berjejalan di ujung ranting. Tanaman ini biasanya
dimulai berbunga dan berbuah dari usia muda, misalnya dalam waktu 2-3 tahun penanaman
(Thomson dan Evans, 2006).
B. Morfologi
a. Akar
Ketapang (Terminalia catappa L.) merupakan tumbuhan dikotil karena memiliki akar
tunggang. Akar ketapang (Terminalia catappa L.) termasuk akar tunggang yang
bercabang, yaitu akar tunggang berbentuk kerucut panjang yang tumbuh lurus ke
bawah, bercabang banyak sehingga memberi kekuatan pada batang dan juga dapat
membuat daya serap terhadap air dan zat makanan menjadi lebih besar (Tjitrosoepomo,
2002).

Sumber : Al-Habsy Hidayatullah“Biodiversity Warriors“


b. Batang
Ketapang (Terminalia catappa L.) memiliki batang berkayu, yaitu batang yang keras
dan kuat serta berbentuk bulat, sifat permukaan batang beralur, yaitu jika membujur
batang terdapat alur-alur yang jelas. Ketapang (Terminalia catappa L.) memiliki
cabang yang mendatar, yaitu antara cabang dengan batang pokok membentuk sudut
kurang lebih 90o . Percabangan pada ketapang (Terminalia catappa L.) termasuk
percabangan simpodial karena batang pokok sukar di tentukan (Tjitrosoepomo, 2002).
Sumber: Alegore, F.,2017
c. Daun
Ketapang (Terminalia catappa L.) memiliki daun yang tidak lengkap karena hanya
memiliki tangkai daun dan helaian daun. Ketapang (Terminalia catappa L.) memiliki
ujung tepi daun yang rata, ujung daun dan pangkal daun meruncing, daging daun tipis
dan lunak serta pertulangan daun penyirip yaitu memiliki satu ibu tulang daun dan
beberapa tulang cabang yang terarah dari pusat menuju tepi daun (Tjitrosoepomo,
2002).

Sumber: http://www.ikancupangku.com/2017/11/manfaat-dan-cara-pengolahan-daun.html
d. Bunga
Ketapang (Terminalia catappa L.) memiliki bunga berukuran kecil, berwarna kuning,
dan terkumpul dalam bulir yang berada dekat ujung ranting dengan panjang 8-25 cm.
Bunga ketapang (Terminalia catappa L.) tidak memiliki mahkota, memiliki kelopak
berjumlah 5 dengan bentuk seperti piring atau lonceng ukuran 4-8 mm dan berwarna
putih atau krem. Benang sari ketapang (Terminalia catappa L.) berada dalam 2
lingkaran yang tersusun masing-masing 5. Buah batu berbentuk bulat gepeng, bersegi
atau bersayap sempit dengan ukuran 2,5-7 x 4-5,5 cm berwarna hijau-kuning-merah
atau ungu kemerahan saat telah masak (Thitrosoepomo, 2002).
Sumber: Budi Wiarawan “Pohon Ketapang atau Pohon Keben”
e. Buah
Ketapang (Terminalia catappa L.) memiliki buah berwarna hijau tetapi ketika sudah tua
maka warna berubah menjadi merah kecoklatan dengan ukuran buahnya kira-kira 4-5,5
cm. kulit terluar dari bijinya licin dan ditutupi oleh serat yang mengelilingi biji tersebut
(Tjitrosoepomo, 2002).

Sumber: Sotyati “Ketapang, Peneduh Jalan Kaya Khasiat”


f. Biji
Ketapang (Terminalia catappa L.) memiliki 2 bagian biji, yaitu lapisan kulit luar dan
lapisan kulit dalam. Lapisan kulit luar pada biji Ketapang (Terminalia catappa L.) keras
seperti kayu. Lapisan tersebut merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada
didalamnya (Tjitrosoepomo, 2002).
Sumber: https://bibitbunga.com/cara-mudah-menanam-pohon-ketapang/
C. Kandungan
Biji ketapang adalah biji dari buah ketapang, berbentuk seperti biji bunga matahari
atau kwaci tetapi agak cembung. Biji ketapang merupakan bagian dari tanaman ketapang
yang belum banyak dimanfaatkan. Biji ketapang dapat dimakan mentah atau dimasak,
konon lebih enak dari biji kenari, dan digunakan sebagai pengganti biji amandel
(almond) dalam kue-kue. Inti bijinya yang kering jemur menghasilkan minyak berwarna
kuning hingga setengah dari bobot semula. Didalam biji ketapang mengandung protein
sebesar 25,17% dan lemak sebesar 55,02%, hal itu sudah lebih dari cukup untuk syarat
dalam pembuatan tahu yang mana kandungan gizi biji ketapang hampir sama dengan
kacang kedelai (Budi, 2016).
Tabel 1. Kandungan Gizi Biji Ketapang
Parameter Satuan Hasil Uji
Kadar air % 4,67
Protein % 25,17
Lemak % 55,02
Karbohidrat % 5,52
dihitung sebagai
pati
Sumber: Hasil pengujian laboratorium, Badan Penelitian dan Pengembangan Indusri.
(Gayatri, 2006)
Secara umum kandungan pada tumbuhan Terminalia catappa L. adalah tannin
(punnicalgin, punicalin, terflavin A dan B, tergallin, tercatin, asam chebulagic, geranin,
granatin B, corilagin), flavonoid (isovitexin, vitexin, isoorintin, rintin) dan truterpenoid
(Ahmed et al., 2005). Pada daun ketapang mengandung flavonoid, saponin, triterpen,
diterpen, senyawa fenolik dan tanin. Purwani (2015) menyatakan Terminalia catappa L.
adalah salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai antibakteri karena mengandung
senyawa metabolit sekunder yaitu tanin, flavonoid dan saponin.
D. Manfaat
Menurut Pauly (2001), menyatakan bahwa daun ketapang dijadikan ekstrak memiliki
berbagai manfaat untuk kesehatan digunkan sebagai obat luar, ekstrak daun ketapang
berguna untuk megobati: sakit pinggang, kesleo, kudis, gatal-gatal, kulit yang terkelpas
dan luka bernanah. Obat dalam, ekstrak daun ketapang berguna mengobati: gangguan
pada saluran pencernaan, gangguan pernapasan, menurunkan tekanan darah tinggi, dan
insomnia, selain itu ekstrak daun ketapang digunakan dalam bidang kosmetik karena
memiliki aktivitas anti UV dan antioksidan.
Daun dan kulit dari pohon Ketapang kerap digunakan sebagai bahan untuk membuat
pewarna hitam dan tinta. Daun dari pohon ketapang juga kerap digunakan oleh pengemar
ikan hias untuk menetralkan pH dari air sehingga lebih ideal untuk digunakan memelihara
ikan, khususnya ikan Cupang (Dekoruma, 2018).
Kayu dari pohon ketapang memiliki warna merah bata hingga cokelat kepucatan.
Meskipun memiliki karakter cukup keras, kayu dari pohon ketapang tidak memiliki daya
tahan sekuat kayu Meranti. Namun, kayu dari pohon Ketapang cukup sering digunakan
sebagai bahan bangunan, khususnya untuk material lantai kayu. Selain berbagai manfaat
dan khasiat yang telah dijabarkan sebelumnya, pohon Ketapang juga cukup populer
digunakan untuk melengkapi pekarangan dan halaman karena tajuknya yang lebar dan
rindang. Pohon ketapang digemari karena mampu membuat taman jadi lebih teduh.
Kemudahan dalam perawatan dan daya tahannya juga menjadi nilai tambah dari pohon
satu ini. Sayangnya, sifat Ketapang yang suka menggugurkan daunnya membuatmu
membutuhkan usaha lebih untuk membersihkan daun-daunnya yang berguguran setiap
hari (Dekoruma, 2018).
E. Referensi
Ahmed S. M., Swamy V., Dhanapal P. G. R., Chandrashekara V. M., 2005 Anti-diabetic
activity of Terminalia catappa Linn. leaf extracts in alloxan-induced diabetic
rats. Iranian Journal of Pharmacology & Therapeutics 4(1):36-39.
Alegore, F., 2017. Pemanfaatan Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) sebagai
Herbisida Alami Terhadap Pertumbuhan Gulma Rumput Teki (Cyperus
Rotundus). Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Yogyakarta

Backer, C. A. dan B. v. D. Brink,. 1963. Flora of Java Vol. I. N.V.P Noordhoff


Groningen The Netherlands.
Budi, A. C., 2016. Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia Catappa) Sebagai Bahan
Dasar Tahu Dengan Substitusi Kacang Kedelai Dan Bahan Penggumpal Asam
Cuka Dan Batu Tahu Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang. Semarang
Dekoruma, K., 2018. Pohon Ketapang, Tanaman Menjengkelkan dengan Sejuta Manfaat.
https://www.dekoruma.com/artikel/71640/apa-itu-pohon-ketapang. Diakses 18
Juli 2018.
Istarina, D., 2015. Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Metanol Buah Ketapang ( Terminalia
catappa) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus epidermis dan Salmonella
Typhi. Jurnal Protobiont. Vol. 4 (3): 98-102.
Purwani, I, Kristanti. et.al. 2015. In Vitro Potential Test of Ketapang (Terminalia
catappa) Leave Extract against Aeromonas salmonicida. Journal of Applied
Environmental and Biological Sciences. 5 (7): 1-2.
Pauly, G., 2001. Cosmetic, Dermatological and Pharmaceutical Use of an Extract of
Terminalia catappa. United States Patent Application no. 20010002265: 12.
Thomson, L., A, Uwamariya., 1999. Terminalia catappa. In: CAB INtrenational. The
Forestry Compendium : A Silvicultural Reference Tool. ModuleI.I computer
laser optical disk. CABI, Wallingford, UK.
Tjitrosoepomo, G., 2002. Morfologi tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai