Oleh:
SM Rezvi 1210313017
Preseptor:
PADANG
2016
1
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi......................................................................................................... 2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 3
1.2 Batasan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 4
1.4 Metode Penulisan ....................................................................... 4
1.5 Manfaat Penulisan ...................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi .................................................................................. 5
2.2 Epidemiologi ......................................................................... 5
2.3 Klasifikasi...............................................................................6
2.4 Etiologi dan Faktor Risiko .................................................... 8
2.5 Patogenesis .......................................................................... 10
2.6 Tanda dan Gejala ................................................................. 11
2.7 Diagnosis ............................................................................. 12
2.8 Tatalaksana .......................................................................... 19
2.9 Komplikasi .......................................................................... 21
2.10 Prognosis ........................................................................... 22
BAB 3. LAPORAN KASUS........................................................................ 24
BAB 4. DISKUSI ......................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 33
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering
dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena
perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan
sel telur dari ovarium1.
Kanker ovarium adalah penyebab utama kematian akibat kanker kelima dari
kalangan wanita AS dan memiliki angka kematian tertinggi dari salah satu kanker
ginekologi. Di seluruh dunia, tahun 2007 terdapat 204.000 wanita yang terdiagnosis
kanker ovarium dan 125.000 diantaranya meninggal. Di Malaysia pada tahun 2008
terdata 428 kasus penderita kista ovarium, dimana terdapat 20% diantaranya
meninggal dunia.Angka kejadian penyakit kista ovarium di Indonesia belum
diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan yang kurang baik. Sebagai
gambaran di RS. Kanker Dharmais ditemukam kira-kira 30 penderita setiap tahun.
3
1.2 Batasan Masalah
Bedsite teaching ini membahas mengenai definisi, epidemiologi, klasifikasi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari Neoplasma
Ovarium Kistik.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definsi
Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering
dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena
perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan
sel telur dari ovarium1.
Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang berisi cairan
yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena
terbentuk selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan sewaktu
ovulasi. Kista fungsional akan mengkerut dan menyusut setelah beberapa waktu
(setelah 1-3 bulan) 1.
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam, karena memang seringkali
penderita tidak merasakan apa-apa, kalaupun terjadi keluhan biasanya sudah
lanjut1.
2.2 Epidemiologi
5
Kanker ovarium adalah penyebab utama kematian akibat kanker kelima dari
kalangan wanita AS dan memiliki angka kematian tertinggi dari salah satu kanker
ginekologi. Di seluruh dunia, tahun 2007 terdapat 204.000 wanita yang terdiagnosis
kanker ovarium dan 125.000 diantaranya meninggal. Di Malaysia pada tahun 2008
terdata 428 kasus penderita kista ovarium, dimana terdapat 20% diantaranya
meninggal dunia.Angka kejadian penyakit kista ovarium di Indonesia belum
diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan yang kurang baik. Sebagai
gambaran di RS. Kanker Dharmais ditemukam kira-kira 30 penderita setiap tahun.
2.3 Klasifikasi
Terdapat berbagai macam tumor yang dapat tumbuh pada ovarium. Ada
yang neoplastik dan nonneoplastik. Beberapa di antara tumor neoplastik bersifat
jinak (noncancerous) dan tidak pernah menyebar di luar ovarium. Tipe lainnya
adalah maligna atau ganas (cancerous) dan dapat menyebat ke bagian-bagian tubuh
lainnya. Selanjutnya tumor neoplastik yang bersifat jinak dapat dibagi menjadi
tumor kistik dan tumor solid. Kista ovarium termasuk tumor neoplastik yang
bersifat jinak dan diklasifikasikan menjadi:1
6
lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral,
akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan, yang terakhir ini
khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada
pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan
berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
4. Kista Endometroid
Kista ini biasanya unilateral dangan permukaan licin; pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.
5. Kista Dermoid
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan
putih, keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di
bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi
bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam
dindingnya. Pada umumnya tedapat satu daerah pada dinding bagian dalam, yang
menonjol dan padat.
7
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal dan entodermal. Maka dapt
ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat
otot jaringan ikat (mesodermal) dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran
pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga
kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak,
bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat
pula merupakan gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak
di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista
dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum2.
8
Gambar: asal keganasan pada ovarium
Kanker epitel ovarium merupakan penyebab kematian lebih dari keseluruhan
keganasan ginekologi di Amerika Serikat. Di seluruh dunia 204.000 wanita
terdiagnosa setiap tahun dan 125.000 wanita meninggal karena penyakit ini.
Dikarenakan tidak ada test penapisan yang efektif untuk kanker ovarium dan gejala
klinis yang kabur pada stadium awal, sehingga tiga per empat pasien terdiagnosa
sudah stadium lanjut.1
Tumor germ sel berasal dari element germinal dari ovarium dan terdiri dari
sepertiga dari seluruh neoplasma ovarium. Sub tipe yang paling sering adalah
mature cystic teratoma, juga sering disebut kista dermoid. 95 % dari tumor germ
sel terdiri dari kista dermoid dan biasanya jinak secara klinis. Sebaliknya tumor
ganas germ sel hanya merupakan 5 % dari kanker ovarium ganas di negara – negara
barat.1 Tumor sex cord – stromal terdiri dari berbagai kelompok neoplasma yang
jarang yang berasal dari matriks ovarium.
9
Hiperstimulasi induksi ovulasi dengan gonadotropin atau bahan lainnya
seperti clomiphene citrate atau letrozole dapat membentuk kista ovarium
sebagai bagian dari ovarian hyperstimulation syndrome.
2.5 Patofisiologi
Banyak tumor tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang
kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yaitu akibat dari pertumbuhan, aktivitas
endokrin dan komplikasi tumor.
1. Akibat pertumbuhan,
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan
perut. Tekanan terhadap alat – alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor
atau posisinya dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak
bebas di rongga perut kadang – kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam
perut serta dapat juga mengakibatkan obstipasi edema pada tungkai.
3. Akibat Komplikasi
1. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit – sedikit sehingga berangsur – angsur
menyebabkan pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala – gejala
klinik yang minimal. Akan tetapi kalau perdarahan terjadi dalam jumlah
yang banyak akan menimbulkan nyeri di perut.
2. Putaran Tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih. Adanya
putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietal dan ini menimbulkan
rasa sakit.
10
3. Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman pathogen. Kista
dermoid cenderung mengalami peradangan disusul penanahan.
5. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis
yang seksama terhadap kemungkinn perubahan keganasan. Adanya asites
dalam hal ini mencurigakan. Kista dermoid adalah tumor yang diduga
berasal dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat maturasi.
Asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel – sel embrional yang tidak
berdiferensiasi. Kista ini tumbuh dengan lambat dan ditemukan selama
pembedahan yang mengandung material sebasea kental, berwarna kuning,
yang timbul dari lapisan kulit. Kista dermoid hanya merupakan satu tipe lesi
yang dapat terjadi. Banyak tipe lainnya dapat terjadi dan pengobatannya
tergantung pada tipenya.
11
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites
(penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut)
dan organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati.
Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit
ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak napas1.
2.7 Diagnosis
Anamnesa
Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien.
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama
tumor ovarium yang kecil. Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan
perut. Rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit
tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur.
Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya
dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi.
Dapat terjadi penekanan terhadapat kandung kemih sehingga
menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.7
Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus
terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi
yang sering. Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus,
yaitu pada penetrasi yang dalam. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak
adanya nafsu makan dan rasa enak dan rasa sesak. Pada umumnya tumor
ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut
12
mengeluarkan hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan
vagina yang abnormal dapat terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan
menarche lebih awal.
Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada
wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal
ini adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan
menjadi sulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile,
permukaan massa umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong
pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul
pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau
endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.2
Stadium Keterangan
IA Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada
pertumbuhan di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor pada
cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum
IC Tumor terbatas pada satu atau dua dengan salah satu faktor dari
kapsul tumor yang pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan
13
kapsul, ditemukan sel tumor ganas pada cairan asites ataupun
bilasan rongga peritoneum
IIA Tumor meluas ke uterus dan atau ke tuba tanpa sel tumor di cairan
asites ataupun bilasan rongga peritoneum
IIB Tumor meluas ke jaringan organ pelvis lainnya tanpa sel tumor di
cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum
IIC Perluasan di pelvis (IIA atau IIB) dengan ditemukan sel tumor di
cairan asites atau bilasan rongga peritoneum
III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor
pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan atau metastasis ke
kelenjar getah bening regional
Pemeriksaan CA 125
Test serum CA 125 bisa positif pada berbagai jenis kasus malignan non
ovarium. Karsinoma ginekologi yang lain seperti pada endometrium bisa positif
pada beberapa kasus. Hal ini berlaku juga pada kanker non ginekologi seperti kolon
dan pankreas bisa meningkatkan kadar serum CA 125. Tumor berasal dari organ –
organ selain ovarium bisa meningkatkan kadar CA 125 jika sudah metastasis ke
14
ovarium. Oleh karena itu fungsi test CA 125 kurang mempunyai nilai untuk
diagnosa banding berbagai jenis keganasan.
15
Ultrasonografi
16
Gambar: skoring sassone
17
Gambar 2. Simple Cyst
18
Risk Malignancy Indeks
U = 3 jika ≥ 2 karakteristik
2.8 Tatalaksana
Apabila kista sudah terlanjur tumbuh dan didiagnosa sebagai kista ovarium
yang berbahaya, biasanya tindakan medis perlu dilakukan. Operasi pengangkatan
biasanya akan dilakukan untuk mencegah kista ovarium tumbuh lebih besar.
Penyembuhan dari kista juga tergantung pada jenisnya masing-masing.Kista
19
ovarium neoplastik memerlukan operasi dan kista nonneoplastik tidak. Jika
menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang
besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm,
kemungkinan besar kista tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi
merupakan kista nonneoplastik.
Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung kista.Akan tetapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba
(salpingo-ooforektomi).Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk
mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium.
Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk
mengetahui apakah ada keganasan atau tidak.Jika keadaan meragukan, perlu pada
waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh
seorang ahli patologi anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah kista ganas
atau tidak.Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan
salpingo-ooforektomi bilateral.Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin
mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel
granulosa), dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan
melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.
20
membesar.Jika diputuskan untuk dilakukan terapi, dapat dilakukan aspirasi kista
atau kistektomi ovarium.Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran
>80 mm dengan dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah
kehamilan minggu ke 12.Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30
mungkin sulit dikeluarkan lewatpembedahan dan dapat terjadi persalinan
prematur.Keputusan untuk melakukan operasi hanya dapat dibuat setelah
mendapatkan pertimbangan yang cermat dengan melibatkan pasien dan
pasangannya. Jika kista menimbulkan obstruksi jalan lahir dan tidak dapat
digerakkan secara digital, harus dilakukan seksio sesaria dan kistektomi ovarium.
Jika secara klinis keganasan hanya terbatas pada ovarium, maka tindakan
operatif untuk penggangkatan massa harus dilakukan. Insisi abdominal harus
adekuat sesuai dengan ukuran tumor, yang ditentuka dari pemeriksaan fisik dan
hasil pencitraan. Operasi dimulai dengan pembebasan ronga abdomen dari cairan
asites dan bilasan peritonium, selanjutnya dilakukan histerktomi dan tindankan
BSO. Jika tumor telah mencapai ekstraovarium, maka dilakukan penggangkatan
infracolic omentum dan dilakukan biopsi.
Kemoterapi adjuvan
Pada pasien dengan stadium IA atau IB, dengan derajat 1 and 2 masih dapat
di tatalaksana dengan hanya tindakan operatif. Namun pada stadium IA atau IB,
stadium 3 kanker ovarium epitelian dan semua stadium IC dan II harus dilakukan
kemoterapi sebanyak 3 hinggan 6 siklus dengan carboplatin (Paraplatin) and
paclitaxel (Taxol) chemotherapy.
2.9 Komplikasi
21
menyebabkan rasa berat dalam perut dan kadang menimbulkan
rasa sesak.
2.10 Prognosis
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun
tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak
memerlukan penanganan medis.
22
survival rate dalam 5 tahun pada kanker ovarium epitelial memiliki angka 45 % .
survival rate bergantung pada stadium penyakit dan ada tidaknya metastasis. Pada
paseien dengan mutasi gen BRCA carrier menunjukan prognosis yang lebih baik
karena sensitifitas yang lebih terhadap platium, namun tetap dapat ternya relaps.
23
BAB 3
LAPORAN KASUS
A. ANAMNESIS
Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
No. MR : 955125
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kerinci
Agama : Islam
Anamnesis
Seorang pasien wanita umur 46 tahun datang ke Poli Obstetri Ginekologi RSUP
Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 1 September 2016 rujukan dari RSUD Kerinci
dengan diagnosis neoplasma ovarium kistik campur padat.
Keluhan Utama
- Bengkak di perut yang makin membesar sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya
perut terasa keras dan belum membengkak. Namun kemudian perut membengkak
dan semakin membesar sebesar bola pingpong pada tanggal 1 September 2016.
24
Pasien kemudian direncanakan operasi pada tanggal 10 Oktober 2016 dan saat itu
perut pasien sudah membengkak sebesar bola takraw.
- Riwayat demem tidak ada, trauma tidak ada, keputihan tidak ada.
- Riwayat haid: menarche umur 16 tahun, teratur satu kali setiap 28 hari, 5-7 hari,
3x ganti duk, nyeri saat haid tidak ada
Riwayat Kehamilan/Persalinan/Ginekologi
- P1A0H1
- Anak pertama, usia 20 tahun, laki-laki, lahir spontan normal pervaginam, ditolong
bidan, BBL 2400 kg, langsung menangis, hidup
- Pasien tidak pernah menderita penyakit jantung, hati, paru, ginjal, hipertensi, dan
diabetes melitus
- Tidak ada keluarga yang pernah mengalami keluhan yang sama dengan pasien
25
- Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular, dan kejiwaan
lainnya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : CMC
Berat Badan : 40 kg
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 36ºC
Edema : (-/-)
Anemis : (-/-)
Ikterik : (-/-)
26
STATUS GENERALISATA
Kepala : normocepali
Dada
Paru :
Jantung:
Palpasi : iktus kordis teraba 2 jari medial linea midclavicula sinistra RIC V
Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2detik, reflek patella + normal, udem (-).
27
STATUS GINEKOLOGI (09.00 WIB, 10 Oktober 2016)
Abdomen
Palpasi : teraba massa sebesar bola takraw 2 jari di atas pusat, kistik padat,
terfiksir; nyeri tekan (-); nyeri lepas (-)
Genitalia
28
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hb : 9,5 gr/dl
Ht : 29
USG:
29
- Tampak massa hiperekoik berbatas tegas. RI= 0,296
- Berasal dari adneksa, melebihi layar monitor, tinggi 2 jari di atas pusat
CT-SCAN
D. DIAGNOSIS
E. DIAGNOSIS BANDING
F. TATALAKSANA
- Transfusi PRC
- Transfusi albumin
- Laparotomi
30
BAB 4
DISKUSI
Pasien juga tidak memiliki faktor risiko untuk tumor jinak ovarium ataupun
keganasan pada ovarium. Namun secara epidemiologi tumor jinak ovarium sering
terjadi pada usia akhir reproduksi yang sesuai dengan usia pasien. Rasa berat dan
membesarnya massa secara gradual merupakan ciri dari tumor jinak ovarium. Mual
dan muntah pada pasien bisa disebabkan oleh adanya tumor yang terlalu besar
sehingga mengisi hampir seluruh abdomen. Pada tumor jinak dan ganas ovarium,
siklus menstruasi tidak terganggu kecuali jika melibatkan produksi hormon.
Penurunan berat badan pada pasien menunjukkan gejala keganasan.
31
dan ke anterior. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan gambaran neoplasma
ovarium kistik campur padat.
Berdasarkan ukuran tumor yang membesar lebih dari atau sama dengan 8 cm
dan adanya gejala akibat tumor, maka tatalaksana yang dilakukan adalah
laparotomi. Selain itu pada pasien juga dilakukan pemeriksaan patologi anatomi
untuk mengkonfirmasi jenis tumor.
32
DAFTAR PUSTAKA
33