Anda di halaman 1dari 19

Nama

Nama beliau -menurut pendapat yang shahih- adalah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin
Ka’ab bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Qurasyi At Taimi.

Kun-yah

Beliau memiliki kun-yah: Abu Bakar

Laqb (Julukan)

Beliau dijuluki dengan ‘Atiq (‫ )عتيق‬dan Ash Shiddiq (‫)الصدِّيق‬.

Sebagian ulama berpendapat bahwa alasan beliau dijuluki ‘Atiq karena beliau tampan. Sebagian
mengatakan karena beliau berwajah cerah. Pendapat lain mengatakan karena beliau selalu
terdepan dalam kebaikan. Sebagian juga mengatakan bahwa ibu beliau awalnya tidak kunjung
hamil, ketika ia hamil maka ibunya berdoa,

‫ الموت من عتيقك هذا إن اللهم‬، ‫لي فهبه‬

“Ya Allah, jika anak ini engkau bebaskan dari maut, maka hadiahkanlah kepadaku”

Dan ada beberapa pendapat lain.

Sedangkan julukan Ash Shiddiq didapatkan karena beliau membenarkan kabar dari
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dengan kepercayaan yang sangat tinggi. Sebagaimana ketika pagi
hari setelah malam Isra Mi’raj, orang-orang kafir berkata kepadanya: ‘Teman kamu itu
(Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam’. Beliau menjawab:

‫صدق فقد قال كان إن‬

“Jika ia berkata demikian, maka itu benar”

Allah Ta’ala pun menyebut beliau sebagai Ash Shiddiq:

‫الصدْقِ َجاء َوالَّذي‬ َ ‫ْال ُمتَّقُونَِ هُ ُِم أ ُ ْولَئكَِ بهِ َو‬


ِّ ‫صدَّقَِ ب‬

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka itulah
orang-orang yang bertakwa” (QS. Az Zumar: 33)

Tafsiran para ulama tentang ayat ini, yang dimaksud ‘orang yang datang membawa kebenaran’
(‫الص ْدِقِ َجاء‬
ِّ ‫ )ب‬adalah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan yang dimaksud ‘orang yang
membenarkannya’ (َِ‫صدَّق‬ َ ِ‫ )به‬adalah Abu Bakar Radhiallahu’anhu.

Beliau juga dijuluki Ash Shiddiq karena beliau adalah lelaki pertama yang membenarkan dan
beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam telah menamai beliau dengan Ash Shiddiq sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih
Bukhari:

‫ وعثمان وعمر بكر وأبو أُحداِ صعد وسلم عليه هللا صلى النبي أن عنه هللا رضي مالك بن أنس عن‬، ‫ فقال بهم فرجف‬: ‫ أُحد اثبت‬،
‫وشهيدان وصديق نبي عليك فإنما‬
“Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menaiki gunung
Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan ‘Utsman. Gunung Uhud pun berguncang. Nabi lalu
bersabda: ‘Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash Shiddiq (yaitu Abu Bakr) dan dua orang
Syuhada’ (‘Umar dan ‘Utsman)”

Kelahiran

Beliau dilahirkan 2 tahun 6 bulan setelah tahun gajah.

Ciri Fisik

Beliau berkulit putih, bertubuh kurus, berambut lebat, tampak kurus wajahnya, dahinya muncul,
dan ia sering memakai hinaa dan katm.

Jasa-jasa

 Jasanya yang paling besar adalah masuknya ia ke dalam Islam paling pertama.
 Hijrahnya beliau bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
 Ketegaran beliau ketika hari wafatnya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
 Sebelum terjadi hijrah, beliau telah membebaskan 70 orang yang disiksa orang kafir
karena alasan bertauhid kepada Allah. Di antara mereka adalah Bilal bin Rabbaah, ‘Amir
bin Fahirah, Zunairah, Al Hindiyyah dan anaknya, budaknya Bani Mu’ammal, Ummu ‘Ubais
 Salah satu jasanya yang terbesar ialah ketika menjadi khalifah beliau memerangi orang-
orang murtad

Abu Bakar adalah lelaki yang lemah lembut, namun dalam hal memerangi orang yang murtad,
beliau memiliki pendirian yang kokoh. Bahkan lebih tegas dan keras daripada Umar bin Khattab
yang terkenal akan keras dan tegasnya beliau dalam pembelaan terhadap Allah. Imam Bukhari dan
Muslim meriwayatkan hadits Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:

‫ عمر قال العرب من كفر من وكفر بكر أبو واستُخلف وسلم عليه هللا صلى النبي توفى لما‬: ‫قال وقد الناس تقاتل كيف بكر أبا يا‬
‫ وسلم عليه هللا صلى هللا رسول‬: ‫ هللا إال إله ال يقولوا حتى الناس أقاتل أن أمرت‬، ‫إال ونفسه ماله مني عصم هللا إال إله ال قال فمن‬
‫ بكر أبو قال ؟ هللا على وحسابه بحقه‬: ‫ والزكاة الصالة بين فرق من ألقاتلن وهللا‬، ‫ المال حق الزكاة فإن‬، ‫كانوا عناقا منعوني لو وهللا‬
‫ منعها على لقاتلتهم وسلم عليه هللا صلى هللا رسول إلى يؤدونها‬. ‫ عمر قال‬: ‫بكر أبي صدر هللا شرح قد أن رأيت أن إال هو ما هللا فو‬
‫الحق أنه فعرفت للقتال‬

“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam wafat, dan Abu Bakar menggantikannya, banyak orang
yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata: ‘Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi
manusia padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, aku diperintah untuk
memerangi manusia sampai mereka mengucapkan Laa ilaaha illallah, barangsiapa yang
mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak (jalan yang benar). Adapun
hisabnya diserahkan kepada Allah?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang
membedakan antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta. Demi Allah
jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal mereka menunaikannya di masa
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, akan ku perangi dia’. Umar berkata: ‘Demi Allah, setelah
itu tidaklah aku melihat kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang
tersebut, dan aku yakin ia di atas kebenaran‘”

Begitu tegas dan kerasnya sikap beliau sampai-sampai para ulama berkata:

‫ الردِّة يوم بكر بأبي اإلسالم هللا نصر‬، ‫الفتنة يوم وبأحمد‬
“Allah menolong Islam melalui Abu Bakar di hari ketika banyak orang murtad, dan melalui Ahmad
(bin Hambal) di hari ketika terjadi fitnah (khalqul Qur’an)”

Abu Bakar pun memerangi orang-orang yang murtad dan orang-orang yang enggan membayar
zakat ketika itu

 Musailamah Al Kadzab dibunuh di masa pemerintahan beliau


 Beliau mengerahkan pasukan untuk menaklukan Syam, sebagaimana keinginan
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dan akhirnya Syam pun di taklukan, demikian juga
Iraq.
 Di masa pemerintahan beliau, Al Qur’an dikumpulkan. Beliau memerintahkan Zaid bin
Tsabit untuk mengumpulkannya.
 Abu Bakar adalah orang yang bijaksana. Ketika ia tidak ridha dengan dilepaskannya Khalid
bin Walid, ia berkata:

‫يشيمه هو هللا يكون حتى عدوه على هللا سله سيفا أشيم ال وهللا‬

“Demi Allah, aku tidak akan menghunus pedang yang Allah tujukan kepada musuhnya sampai
Allah yang menghunusnya” (HR. Ahmad dan lainnya)

Ketika masa pemerintahan beliau, terjadi peperangan. Beliau pun bertekad untuk pergi sendiri
memimpin perang, namun Ali bin Abi Thalib memegang tali kekangnya dan berkata: ‘Mau kemana
engkau wahai khalifah? Akan kukatakan kepadamu perkataan Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam ketika perang Uhud:

ِ‫ بنفسك تفجعنا وال سيفك شـ ْم‬. ‫ المدينة إلى وارجع‬، ‫أبدا نظام لإلسالم يكون ال بك فُجعنا لئن هللا فو‬

‘Simpanlah pedangmu dan janganlah bersedih atas keadaan kami. Kembalilah ke Madinah. Demi
Allah, jika keadaan kami membuatmu sedih Islam tidak akan tegak selamanya‘. Lalu Abu
Bakar Radhiallahu’anhu pun kembali dan mengutus pasukan.

 Beliau juga sangat mengetahui nasab-nasab bangsa arab

Keutamaan

Tidak ada lelaki yang memiliki keutaman sebanyak keutamaan Abu Bakar Radhiallahu’anhu

1. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
Wasallam dari golongan umat beliau

Ibnu ‘Umar Radhiallahu’anhu berkata:

‫ وسلم عليه هللا صلى النبي زمن في الناس بين نخيِّر كنا‬، ‫ بكر أبا فنخيِّر‬، ‫ الخطاب بن عمر ثم‬، ‫عنهم هللا رضي عفان بن عثمان ثم‬

“Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Kami pun memilih
Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu ‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu” (HR. Bukhari)

Dari Abu Darda Radhiallahu’anhu, ia berkata:

‫ وسلم عليه هللا صلى النبي فقال ركبته عن أبدى حتى ثوبه بطرف آخذا بكر أبو أقبل إذ وسلم عليه هللا صلى النبي عند جالسا كنت‬:
‫ غامر فقد صاحبكم أما‬. ‫ وقال‬: ‫ شيء الخطاب ابن وبين بيني كان إني‬، ‫ي فأبى لي يغفر أن فسألته ندمت ثم إليه فأسرعت‬ ِِّ ‫ عل‬، ‫فأقبلت‬
‫ فقال إليك‬: ‫ فسأل بكر أبي منزل فأتى ندم عمر إن ثم – ثالثا – بكر أبا يا لك هللا يغفر‬: ِ‫ فقالوا ؟ بكر أبو أثَـ ِّم‬: ‫ ال‬، ‫النبي إلى فأتى‬
‫ يتمعِّر وسلم عليه هللا صلى النبي وجه فجعل‬، ‫ فقال ركبتيه على فجثا بكر أبو أشفق حتى‬: ‫– مرتين – أظلم كنت أنا وهللا هللا رسول يا‬
‫ وسلم عليه هللا صلى النبي فقال‬: ‫ فقلتم إليكم بعثني هللا إن‬: ‫ كذبت‬، ‫ بكر أبو وقال‬: ‫ص َدق‬
َ ، ‫ وماله بنفسه وواساني‬، ‫لي تاركو أنتم فهل‬
‫بعدها أوذي فما – مرتين – صاحبي‬

“Aku pernah duduk di sebelah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar
menghadap Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat
lututnya. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam berkata: ‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang
gundah‘. Lalu Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul Khattab terjadi
perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar
memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku, karena itu aku datang menghadapmu
sekarang’. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam lalu berkata: ‘“Semoga Allah mengampunimu wahai
Abu Bakar‘. Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan
mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, “Apakah di dalam ada Abu Bakar?” Namun
keluarganya menjawab, tidak. Umar segera mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Sementara wajah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam terlihat memerah karena marah, hingga
Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya,
“Wahai Rasulullah Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah”, sebanyak dua kali. Maka
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada
kalian, ketika itu kalian mengatakan, ”Engkau pendusta wahai Muhammad”, Sementara Abu
Bakar berkata, ”Engkau benar wahai Muhammad”. Setelah itu dia membelaku dengan seluruh
jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku?‘ sebanyak dua kali. Setelah
itu Abu Bakar tidak pernah disakiti” (HR. Bukhari)

Beliau juga orang yang paling pertama beriman kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam,
menemani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan membenarkan perkataannya. Hal ini terus
berlanjut selama Rasulullah tinggal di Mekkah, walaupun banyak gangguan yang datang. Abu
Bakar juga menemani Rasulullah ketika hijrah.

2. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang menemani Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
Wasallam di gua ketika dikejar kaum Quraisy

Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫صاحبهِ يَقُو ُلِ إ ْذِ ْالغَارِ في هُ َما إ ِْذ اثْنَيْنِ ثَان‬


ِ‫ي‬ َ ‫للاَِ إ َّنِ ت َ ْحزَ ْنِ الَِ ل‬
ِّ ‫َمعَنَا‬

“Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada
temannya: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita”” (QS. At Taubah: 40)

As Suhaili berkata: “Perhatikanlah baik-baik di sini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata


‘janganlah kamu bersedih’ namun tidak berkata ‘janganlah kamu takut’ karena ketika itu rasa
sedih Abu Bakar terhadap keselamatan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallamsangat mendalam
sampai-sampai rasa takutnya terkalahkan”.

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari hadits Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, Abu Bakar
berkata kepadanya:

‫ فقلت الغار في ونحن رؤوسنا على المشركين أقدام إلى نظرت‬: ‫ قدميه تحت أبصرنا قدميه إلى نظر أحدهم أن لو هللا رسول يا‬. ‫فقال‬
: ‫ثالثهما هللا باثنين ظنك ما بكر أبا يا‬

“Ketika berada di dalam gua, aku melihat kaki orang-orang musyrik berada dekat dengan kepala
kami. Aku pun berkata kepada Rasulullah: ‘Wahai Rasulullah, kalau di antara mereka ada yang
melihat kakinya, mereka akan melihat kita di bawah kaki mereka’. Rasulullah berkata: ‘Wahai Abu
Bakar, engkau tidak tahu bahwa bersama kita berdua yang ketiga adalah Allah’”

Ketika hendak memasuki gua pun, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada
hal yang dapat membahayakan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Juga ketika dalam perjalanan
hijrah, Abu Bakar terkadang berjalan di depan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, terkadang di
belakangnya, terkadang di kanannya, terkadang di kirinya.

Oleh karena itu ketika masa pemerintahan Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu ada sebagian orang
yang menganggap Umar lebih utama dari Abu Bakar, maka Umar Radhiallahu’anhu pun berkata:

‫ عمر آل من خير بكر أبي من لليلة وهللا‬، ‫ عمر آل من خير بكر أبي من وليوم‬، ‫إلى لينطلق وسلم عليه هللا صلى هللا رسول خرج لقد‬
‫ بكر أبو ومعه الغار‬، ‫ خلفه وساعة يديه بين ساعة يمشي فجعل‬، ‫ فقال وسلم عليه هللا صلى هللا رسول له فطن حتى‬: ‫بكر أبا يا‬
‫ فقال ؟ خلف وساعة يدي بي ساعة تمش مالك‬: ‫ خلفك فأمش الطلب أذكر هللا رسول يا‬، ‫أذكر الرصد فأمش بي يديك ثم‬
. ‫لمة إال أن تكون‬ ّ ‫ نعم والذي بعثك بالحق ما كانت لتكون من ُم‬: ‫يا أبا بكر لو كان شء أحببت أن يكون بك دون ؟ قال‬: ‫فقال‬
‫ انزل يا رسول‬: ‫ قم قال‬، ‫واستبأ‬
‫ر‬ ‫ فدخل‬، ‫استبئ الجحرة‬
‫ر‬ ‫ مكانك يا رسول هللا ى‬: ‫ فلما انتهيا إىل الغار قال أبو بكر‬، ‫ن دونك‬
‫حت‬ ‫ر‬
‫ والذي نفش بيده لتلك الليلة خب من آل عمر‬: ‫ فقال عمر‬. ‫ فبل‬، ‫هللا‬

“Demi Allah, satu malamnya Abu Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga Umar, satu
harinya Abu Bakar masih lebih baik dari seharinya keluarga Umar. Abu Bakar bersama Rasulullah
pergi ke dalam gua. Ketika berjalan, dia terkadang berada di depan Rasulullah dan terkadang di
belakangnya. Sampai-sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam heran dan berkata: ‘Wahai
Abu Bakar mengapa engkau berjalan terkadang di depan dan terkadang di belakang?’. Abu Bakar
berkata: ‘Ya Rasulullah, ketika saya sadar kita sedang dikejar, saya berjalan di belakang. Ketika
saya sadar bahwa kita sedang mengintai, maka saya berjalan di depan’. Rasulullah lalu berkata:
‘Wahai Abu Bakar, kalau ada sesuatu yang aku suka engkau saja yang melakukannya tanpa aku?’
Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah, tidak ada yang lebih tepat melainkan hal itu aku saja yang
melakukan tanpa dirimu’. Ketika mereka berdua sampai di gua, Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah
aku akan berada di tempatmu sampai memasuki gua. Kemudian mereka masuk, Abu Bakar
berkata: Turunlah wahai Rasulullah. Kemudian mereka turun. Umar berkata: ‘Demi Allah, satu
malamnya Abu Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga Umar’‘” (HR. Al Hakim, Al Baihaqi
dalam Dalail An Nubuwwah)

3. Ketika kaum muslimin hendak berhijrah, Abu Bakar Ash Shiddiq menyumbangkan seluruh
hartanya. (Dalilnya disebutkan pada poin 8, pent.)

4. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalifah pertama

Dan kita diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk meneladani khulafa ar
rasyidin, sebagaimana sabda beliau:

‫ى‬
‫بسنت وسنة الخلفاء الراشدين المهديي من بعدي عضوا عليها بالنواجذ‬ ‫عليكم‬

“Hendaknya kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah khulafa ar rasyidin setelahku.
Gigitlah dengan gigi geraham kalian” (HR. Ahmad, At Tirmidzi dan lainnya. Hadits ini shahih
dengan seluruh jalannya)

5. Abu Bakar Ash Shiddiq dipilih sebagai khalifah berdasarkan nash

Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit keras, beliau memerintahkan Abu Bakar untuk
menjadi imam shalat berjama’ah. Dalam Shahihain, dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha ia berkata:
ّ ُ ْ َ ُ ْ ٌ ُ ‫مات فيه َأ‬ َ ُ َ َ
‫ إن أبا‬: ‫ قلت‬. ‫بكر فل ُي َص ّل‬ٍ ‫ ُمروا أ َبا‬: ‫بالصالة فقال‬
ِ ‫بالل ُيؤ ِذنه‬ ‫تاه‬ ‫مرضه الذي‬ ّ ‫ض ر‬
‫النت صىل هللا عليه وسلم‬ َ َ
َ ٌ ‫لما م ِر‬
ُ َ ُ ّ ُ ْ ُ َ ََ ُ َ َ َ ْ َُ ٌ
‫ فقلت مثله‬. ‫بكر فليصل‬ ٍ َ ‫روا أبا‬ ‫ م‬: ‫ قال‬. ‫القراء ِة‬
ِ ‫يقدرّ عىل‬ ِ ‫ك يبك فال‬ َ ‫ رجل رقيق ] إن يقم مقام‬: ‫بكر رجل أ ِسيف [ وف رواية‬ ٍ
ّ ّ ُ ْ ُ َ ُ َ ّ
: ‫ فصىل‬، ‫بكر فليصل‬ ٍ ‫با‬ ‫أ‬ ‫روا‬ ‫م‬ ! ‫يوسف‬ ‫واحب‬ ‫ص‬ ‫كن‬ ‫ن‬ ‫إ‬ِ : – ‫ابعة‬
ِ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫و‬
ِ ‫أ‬ – ‫الثالثة‬
ِ ‫ف‬ ‫فقال‬

“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit menjelang wafat, Bilal datang meminta idzin untuk
memulai shalat. Rasulullah bersabda: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’.
‘Aisyah berkata: ‘Abu Bakar itu orang yang terlalu lembut, kalau ia mengimami shalat, ia mudah
menangis. Jika ia menggantikan posisimu, ia akan mudah menangis sehingga sulit menyelesaikan
bacaan Qur’an. Nabi tetap berkata: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’.
‘Aisyah lalu berkata hal yang sama, Rasulullah pun mengatakan hal yang sama lagi, sampai ketiga
atau keempat kalinya Rasulullah berkata: ‘Sesungguhnya kalian itu (wanita) seperti para wanita
pada kisah Yusuf, perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’”

Oleh karena itu Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:

‫أفال نرض لدنيانا من رضيه رسول هللا صىل هللا عليه وسلم لديننا‬

“Apakah kalian tidak ridha kepada Abu Bakar dalam masalah dunia, padahal Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam telah ridha kepadanya dalam masalah agama?”

Juga diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:

ٍّ
‫متمن ويقول‬ ‫ ادع ىل أبا بكر وأخاك ى‬: ‫قال ىل رسول هللا صىل هللا عليه وسلم ف مرضه‬
‫ فإن أخاف أن يتمت‬، ‫حت اكتب كتابا‬
‫ فقالت‬، ‫النت صىل هللا عليه وسلم فكلمته ف شء فأمرها بأمر‬
‫ى‬ ‫ ر‬، ‫ أنا أوىل‬: ‫قائل‬
‫ويأن هللا والمؤمنون إال أبا بكر وجاءت امرأة إىل ر‬
:
: ‫أرأيت يا رسول هللا إن لم أجدك ؟ قال إن لم تجديت فأن أبا بكر‬

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata kepadaku ketika beliau sakit, panggilah Abu Bakar
dan saudaramu agar aku dapat menulis surat. Karena aku khawatir akan ada orang yang
berkeinginan lain (dalam masalah khilafah) sehingga ia berkata: ‘Aku lebih berhak’. Padahal Allah
dan kaum mu’minin menginginkan Abu Bakar (yang menjadi khalifah). Kemudian datang seorang
perempuan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan sesuatu, lalu Nabi
memerintahkan sesuatu kepadanya. Apa pendapatmu wahai Rasulullah kalau aku tidak
menemuimu? Nabi menjawab: ‘Kalau kau tidak menemuiku, Abu Bakar akan datang’” (HR.
Bukhari-Muslim)

6. Umat Muhammad diperintahkan untuk meneladani Abu Bakar Ash Shiddiq

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

‫اقتدوا باللذين من بعدي رأن بكر وعمر‬

“Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku yaitu Abu Bakar dan Umar” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu
Maajah, hadits ini shahih)

7. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah salah seorang mufti di masa Nabi Muhammad

Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menugasi beliau sebagai Amirul Hajj pada haji
sebelum haji Wada’. Diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:

‫بعثت أبو بكر الصديق ف الحجة ى‬


‫الت أمره عليها رسول هللا صىل هللا عليه وسلم قبل حجة الوداع ف رهط يؤذنون ف الناس يوم‬
‫ وال يطوف بالبيت عريان‬، ‫ ال يحج بعد العام مشك‬: ‫النحر‬
“Abu Bakar Ash Shiddiq mengutusku untuk dalam sebuah ibadah haji yang terjadi sebelum haji
Wada’, dimana beliau ditugaskan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menjadi
Amirul Hajj. Ia mengutusku untuk mengumumkan kepada sekelompok orang di hari raya idul adha
bahwa tidak boleh berhaji setelah tahunnya orang musyrik dan tidak boleh ber-thawaf di ka’bah
dengan telanjang”

Abu Bakar juga sebagai pemegang bendera Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika perang Tabuk.

8. Abu Bakar Ash Shiddiq menginfaqkan seluruh hartanya ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam menganjurkan sedekah

Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:


ً
‫ فجئت‬: ‫ قال‬. ‫ اليوم أسبق أبا بكر إن سبقته يوما‬: ‫ فوافق ذلك ماال فقلت‬، ‫أمرنا رسول هللا صىل هللا عليه وسلم أن نتصدق‬
‫ى‬
‫ يا أبا‬: ‫ وأن أبو بكر بكل ما عنده فقال‬، ‫ مثله‬: ‫ ما أبقيت ألهلك ؟ قلت‬: ‫ فقال رسول هللا صىل هللا عليه وسلم‬، ‫بنصف ماىل‬
‫ وهللا ال أسبقه إىل شء أبدا‬: ‫ أبقيت لهم هللا ورسوله ! قال عمر قلت‬: ‫بكر ما أبقيت ألهلك ؟ فقال‬

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun
melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun
membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’.
Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu
bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku
tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa
mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi)

9. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang paling dicintai Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
Wasallam

‘Amr bin Al Ash Radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi Shallallahu’alahi Wasallam:

‫ أبوها‬: ‫ من الرجال ؟ قال‬: ‫ قلت‬: ‫ قال‬. ‫ عائشة‬: ‫أي الناس أحب إليك ؟ قال‬

“Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’.
Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)” (HR. Muslim)

10. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalil bagi Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam

Imam Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu’anhu, ia
berkata:

. ‫ إن هللا خب عبدا بي الدنيا وبي ما عنده فاختار ذلك العبد ما عند هللا‬: ‫خطب رسول هللا صىل هللا عليه وسلم الناس وقال‬
‫ فكان رسول هللا صىل هللا عليه وسلم‬، ‫يخب رسول هللا صىل هللا عليه وسلم عن عبد خب‬ ‫ فعجبنا لبكائه أن ر‬، ‫ فبك أبو بكر‬: ‫قال‬
‫ ولو‬، ‫عىل ف صحبته وماله أبا بكر‬ّ ‫ إن ِمن َأم ّن الناس‬: ‫ فقال رسول هللا صىل هللا عليه وسلم‬. ‫ وكان أبو بكر أعلمنا‬، ‫هو المخب‬
ّ ً ً
‫ ال يبقي ف المسجد باب إال ُسـد إال باب رأن بكر‬، ‫ ولكن أخوة اإلسالم ومودته‬، ‫رن التخذت أبا بكر‬ ‫كنت متخذا خليال غب ر‬

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkhutbah kepada manusia, beliau berkata:


‘Sesungguhnya Allah Ta’ala memilih hamba di antara dunia dan apa yang ada di dalamnya.
Namun hamba tersebut hanya dapat memilih apa yang Allah tentukan’. Lalu Abu Bakar menangis.
Kami pun heran dengan tangisan beliau itu, hanya karena Rasulullah mengabarkan tentang
hamba pilihan. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lah orangnya, dan Abu Bakar lebih
paham dari kami. Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya orang
yang sangat besar jasanya padaku dalam kedekatan dan kerelaan mengeluarkan harta, ialah Abu
Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seorang kekasihku selain Rabbku pastilah aku
akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka
jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja’”

11. Allah Ta’ala mensucikan Abu Bakar Ash Shiddiq

Allah Ta’ala berfirman:


َ َ ِّ َ ْ َ َ ْ
َ ‫األ ْع َىل * َو َل َس ْو‬ ُ ِّ َ َ َّ َ ُ َ ْ َّ َ َْ َّ
‫ف َي ْرض‬ ‫َو َس ُي َجن ُب َها األت ىف * ال ِذي ُيؤ ِ ىن َماله َي ى َبَّك * َو َما أل َح ٍد ِعند ُه ِمن ن ْع َم ٍة ت ْج َزى * ِإال اب ِتغاء وج ِه رب ِه‬

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan hartanya
(di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat
kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari
keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al
Lail: 17-21)

Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar Ash Shiddiq. Selain itu beliau juga termasuk as
sabiquunal awwalun, dan Allah Ta’ala berfirman:
َ َّ َ َّ َ ُ ْ ْ ُ ْ ُ ّ َ َّ َ ْ ُ َّ َ َّ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ُ َّ َ
‫ات ت ْج ِري‬ٍ ‫اّلل َ َعن ُه ْم َو َرضوا َعنه َ َوأ َعد ل ُه ْم َجن‬ ‫ان ر ِض‬ٍ ‫ين ات َب ُعوهم ِب ِإحس‬ ‫اج ِرين واألنص ِار وال ِذ‬
ِ ‫الس ِابقون األ َّولون ِم َن ال ُم َه‬‫و‬
ُ ‫ين ف َيها أ َب ًدا َذل َك ْال َف ْو ُز ْال َعظ‬
‫يم‬ َ ‫َت ْح َت َها األ ْن َه ُار َخالد‬
ِ ِ ِ ِ ِ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang
muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada
mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah
kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)

12. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memberi tazkiyah kepada Abu Bakar

Ketika Abu Bakar bertanya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

‫شف ثون ى‬
‫يسبخ إال أن أتعاهد ذلك منه فقال رسول‬ ‫ إن أحد ى‬: ‫ قال أبو بكر‬. ‫جر ثوبه خيالء لم ينظر هللا إليه يوم القيامة‬
ّ ‫من‬
‫ر‬
‫ إنك لست تصنع ذلك خيالء‬: ‫هللا صىل هللا عليه وسلم‬

“Barangsiapa yang membiarkan kainnya terjulur karena sombong, tidak akan dilihat oleh Allah
pada hari kiamat. Abu Bakar berkata: ‘Sesungguhnya salah satu sisi sarungku melorot kecuali jika
aku ikat dengan baik. Rasulullah lalu berkata: ‘Engkau tidak melakukannya karena sombong””
(HR. Bukhari dalam Fadhail Abu Bakar Radhiallahu’anhu)

13. Abu Bakar Ash Shiddiq didoakan oleh Nabi untuk memasuki semua pintu surga
ُ
‫ يا عبد هللا هذا خب ؛ فمن كان من أهل الصالة دع‬: ‫من أنفق زوجي من شء من األشياء ف سبيل هللا دع من أبواب الجنة‬
ُ ُ
‫ ومن كان‬، ‫ ومن كان من أهل الصدقة دع من باب الصدقة‬، ‫ ومن كان من أهل الجهاد دع من باب الجهاد‬، ‫من باب الصالة‬
ُ
‫ فهل‬، ‫ ما عىل هذا الذي يدع من تلك األبواب من ضورة‬: ‫ فقال أبو بكر‬. ‫من أهل الصيام دع من باب الصيام وباب الريان‬
ُ
‫ وأرجو أن تكون منهم يا أبا بكر‬، ‫ نعم‬: ‫يدع منها كلها أحد يا رسول هللا ؟ قال‬

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah
satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal
dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang
berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan
yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah” (HR. Al Bukhari – Muslim)

14. Abu Bakar Ash Shiddiq melakukan banyak perbuatan agung dalam sehari

Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:

: : ‫ فمن تبع منكم اليوم جنازة ؟ قال أبو بكر رض هللا عنه‬: ‫ قال‬. ‫ أنا‬: ‫من أصبح منكم اليوم صائما ؟ قال أبو بكر رض هللا عنه‬
‫ فمن عاد منكم اليوم مريضا ؟ قال أبو بكر‬: ‫ قال‬. ‫ أنا‬: ‫ فمن أطعم منكم اليوم مسكينا ؟ قال أبو بكر رض هللا عنه‬: ‫ قال‬. ‫أنا‬
‫ ما اجتمعن ف امرىء إال دخل الجنة‬: ‫ فقال رسول هللا صىل هللا عليه وسلم‬. ‫ أنا‬: ‫رض هللا عنه‬

“Siapa yang hari ini berpuasa? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”

“Siapa yang hari ini ikut mengantar jenazah? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”

“Siapa yang hari ini memberi makan orang miskin? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”

“Siapa yang hari ini menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘Tidaklah semua ini dilakukan oleh
seseorang kecuali dia akan masuk surga’”

15. Orang musyrik mensifati Abu Bakar Ash Shiddiq sebagaimana Khadijah mensifati
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam

Mereka berkata tentang Abu Bakar:


ْ َ َ ُ ُ َ َ ْ َّ ْ َ ْ َ ‫ب ْال َم ْع ُد‬ َ ُ ْ َُ
ُ ‫ون َر ُج ًال ُي ْكس‬
‫ي َعىل ن َوا ِئ ِب ال َح ِّق‬ ‫الر ِح َم َو َي ْح ِم ُل الك َّل َو َيق ِري الضيف وي ِع‬
َّ ‫وم َو َيص ُل‬
ِ ِ ‫أتخ ِرج‬

“Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya,
menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu
menolong di jalan kebenaran?” (HR. Bukhari)

16. Ali Radhiallahu’anhu mengenal keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq

Muhammad bin Al Hanafiyyah berkata, aku bertanya kepada ayahku, yaitu Ali bin Abi Thalib:

‫ وخشيت أن يقول عثمان‬، ‫ ثم عمر‬: ‫ ثم من ؟ قال‬: ‫ قلت‬. ‫ أبو بكر‬: ‫أي الناس خب بعد رسول هللا صىل هللا عليه وسلم ؟ قال‬
‫ ما أنا إال رجل من المسلمي‬: ‫ ثم أنت ؟ قال‬: ‫قلت‬

“Manusia mana yang terbaik sepeninggal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam? Ali menjawab:
Abu Bakar. Aku berkata: ‘Kemudian siapa lagi?’. Ali berkata: ‘Lalu Umar’. Aku lalu khawatir yang
selanjutnya adalah Utsman, maka aku berkata: ‘Selanjutnya engkau?’. Ali berkata: ‘Aku ini
hanyalah orang muslim biasa’” (HR. Bukhari)

Sikap Zuhud

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu meninggal tanpa meninggalkan sepeserpun dirham atau
dinar. Diriwayatkan dari Al Hasan bin Ali Radhiallahu’anhu:
‫الت كنا نشب من لبنها والجفنة ى‬
‫الت كنا نصطبح فيها والقطيفة‬ ‫ يا عائشة أنظري اللقحة ى‬: ‫لما احتض أبو بكر رض هللا عنه قال‬
‫ فلما مات أبو بكر رض هللا عنه‬، ‫ فإذا مت فاردديه إىل عمر‬، ‫ا ىلت كنا نلبسها فإنا كنا ننتفع بذلك حي كنا ف أمر المسلمي‬
‫ رض هللا عنك يا أبا بكر لقد أتعبت من جاء بعدك‬: ‫أرسلت به إىل عمر رض هللا عنه فقال عمر رض هللا عنه‬

“Ketika Al Hasan sedang bersama Abu Bakar Radhiallahu’anhu, Abu Bakar berkata, wahai ‘Aisyah
tolong perhatikan unta perahan yang biasa kita ambil susunya, dan mangkuk besar yang sering
kita pakai untuk tempat penerangan, dan kain beludru yang biasa kita pakai. Sesungguhnya kita
mengambil manfaat dari itu semua saat aku mengurusi urusan kaum muslimin. Jika aku mati,
kembalikanlah semuanya kepada Umar. Maka ketika Abu Bakar wafat, ‘Aisyah mengirim semua
itu kepada Umar Radhiallahu’anhu. Umar pun berkata: ‘Semoga Allah meridhaimu wahai Abu
Bakar, sungguh lelah orang yang datang setelahmu’”

Sikap Wara’

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah orang yang wara’ dan zuhud terhadap dunia
sampai-sampai ketika ia menjadi khalifah, ia pun tetap pergi bekerja mencari nafkah. Umar bin
Khattab pun Radhiallahu’anhu melarangnya dan menganjurkan ia untuk mengambil upah
dari baitul maal, menimbang betapa beratnya tugas seorang khalifah.

Dikisahkan pula dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:


ً
: ‫ فقال له الغالم‬، ‫ فأكل منه أبو بكر‬، ‫ فجاء يوما بشء‬، ‫ وكان أبو بكر يأكل من خراجه‬، ‫ألن بكر غالم يخرج له الخراج‬
‫كان ر‬
ّ : :
‫ فلقيت‬، ‫تدري ما هذا ؟ فقال أبو بكر وما هو ؟ قال كنت تكهنت إلنسان ف الجاهلية وما أحسن الكهانة إال أن خدعته‬
‫ رواه البخاري‬. ‫ فأدخل أبو بكر يده فقاء كل شء ف بطنه‬، ‫فأعطان بذلك فهذا الذي أكلت منه‬

“Abu Bakar Ash Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj (setoran
untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang
dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak berkata: ‘Apakah
anda tahu dari mana makanan ini?’. Abu Bakar bertanya : ‘Dari mana?’ Ia menjawab : ‘Dulu pada
masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang. Padahal bukannya aku
pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi
imbalan buatku. Nah, yang anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu. Akhirnya Abu Bakar
memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga keluarlah semua yang ia makan” (HR. Bukhari)

Wafat beliau

Beliau wafat pada hari Senin di bulan Jumadil Awwal tahun 13 H ketika beliau berusia 63 tahun.

Semoga Allah meridhainya dan mengumpulkan kita bersamanya di surga kelak.


Biografi Singkat Umar Bin Khatab

Nama : Umar bin al-Khattab


Lahir : 583 M Mekkah, Jazirah Arab
Wafat : 3 November 644
Makam : Sebelah kiri makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah
Gelar : al-Faruq (Pemisah antara yang benar dan batil) , Amir al Mu`miniin (Pemimpin Orang-
Orang Beriman)
Pendahulu : Abu Bakar Ash-Shidiq
Pengganti : Utsman bin Affan
Biografi dan Profil Umar bin Khattab
Umar bin al-Khattab lahir di Mekkah dari Bani Adi yang masih satu rumpun dari suku Quraisy dengan
nama lengkap Umar bin al-Khattab bin abdul Uzza. Keluarga Umar tergolong keluarga kelas
menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang sangat jarang
terjadi.
Umar bin khatab dikenal memiliki fisik yang kuat, bahkan ia menjadi juara gulat di Mekkah. Umar
tumbuh menjadi pemuda yang disegani dan ditakuti pada masa itu. Beliau memiliki watak yang keras
hingga di juluki sebagi “Singa Padang Pasir”. Beliau termasuk pemuda yang amat keras dalam
membela agama tradisional Arab yang saat itu masih menyembah berhala serta menjaga adat
istiadat mereka. Bahkan pada saat itu putrinya dikubur hidup-hidup demi menjaga kehormatan
Umar. Sebelum memeluk Islam beliau di kenal sebagai peminum berat, namun setelah menjadi
muslim Beliau tidak lagi menyentuh alkohol sama sekali, meskipun saat itu belum diturunkan
larangan meminum khimar secara tegas.
Memeluk Islam
Pada masa itu, ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar
bereaksi sangat antipati terhadap Nabi. Umar juga termasuk orang yang paling banyak dan paling
sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad SAW.
Pada puncak kebenciannya terhadap Nabi Muhammad SAW, Umar memutuskan untuk mencoba
membunuh Nabi. Namun dalam perjalanannya, Umar bertemu dengan salah seorang pengikut Nabi
yang bernama Nu’aim bin Abdullah dan memberikan kabar bahwa saudara perempuan Umar telah
memeluk Islam. Karena kabar tersebut, Umar menjadi terkejut dan kembali ke rumahnya dengan
maksud untuk menghukum adiknya. Dalam riwayatnya, Umar menjumpai Saudarinya yang sedang
membaca Al-Quran surat Thoha ayat 1-8 , Umar menjadi semakin marah dan memukul saudarinya.
Namun Umar merasa iba ketika melihat saudarinya berdarah akibat pukulannya, beliau kemudian
meminta agar ia melihat bacaan tersebut. Beliau menjadi sangat terguncang oleh isi Al-Quran, dan
beberapa waktu setelah kejadian tersebut Umar menyatakan memeluk agama Islam. Keputusan
tersebut membuat hampir seisi Mekkah terkejut karena seorang yang terkenal memiliki watak yang
keras dan paling banyak menyiksa pengikut Nabi Muhammad SAW kemudian memeluk ajaran yang
sangat di bencinya. Akibatnya, Umar di kucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia tidak lagi dihormati
oleh para petinggi Quraisy.
Hijrah di Madinah
Pada tahun 622, Umar ikut bersama Nabi Muhammad SAW serta para pegikutnya untuk berhijrah ke
Yatsrib (saat ini Madinah). Umar juga terlibat dalam perang Badar, perang Uhud, perang Khaybar
serta penyerangan ke Syria. Umar bin Khatab di anggap sebagai orang yang di segani oleh kaum
muslimin pada masa itu selain karena reputasinya pada masa lalu yang memang terkenal sudah
terkenal sejak masa memeluk Islam, Umar juga dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela
Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam pada kesempatan yang ada. Bahkan beliau tanpa ragu
menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama sama ikut menyiksa para pengikut Nabi
Muhammad SAW.
Wafatnya Nabi Muhammad
Suasana sedih dan haru menyelimuti kota Madinah, pada saat kabar wafatnya Nabi Muhammad
SAW pada 8 juni 632 M (12 Rabiul Awal 10 Hijriah). Umar merupakan salah seorang yang paling
terguncang atas peristiwa itu, beliau menghambat siapapun yang akan memandikan dan
menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Umar sangat syok, beliau lantas berkata “Sesungguhnya
beberapa orang munafik menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat, Sesungguhnya
Beliau tidak wafat, tetapi pergi ke hadapan Tuhannya, seperti yang di lakukan Musa bin Imran yang
pergi dari kaumnya. Demi Allah Beliau benar-benar akan kembali. Barang siapa yang beranggapan
bahwa beliau wafat, kaki dan tangannya kan ku potong”.
Umar melakukan hal tersebut karena yakin bahwa Nabi tidaklah wafat, namun setelah di nasehati
oleh Abu Bakar, Umar kemudian sadar dan ikut memakamkan Rasulullah.
Menjadi Khalifah
Pada masa Abu Bakar menjadi seorang khalifah, Umar bin Khatab menjadi salah satu penasehat
kepalanya. Setelah Abu Bakar meninggal pada tahun 634, Umar bin khatab di tunjuk untuk
menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah ke dua dalam sejarah Islam.
Selama dibawah pemerintahan Umar bin Khatab, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat.
Islam mengambil alih Mesopotamia dan Persia dari tangan dinasti Sassanid, serta mengambil alih
Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari ke Kaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada
dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi, namun keduanya telah di taklukkan oleh ke Khalifahan
Islam dibawah pimpinan Umar bin Khatab.
Umar bin Khatab melakukan banyak reformasi secara administratif dan menongtrol dari dekat
kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru di taklukkan.
Umar memerintahkan agar diselenggarakan sensus diseluruh wilayah kekuasaan Islam. Pada tahun
638, Umar memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan
Masjid Nabawi di Madinah.
Umar bin Khatab dikenal memiliki kehidupan yang sederhana. Beliau tidak mengadopsi gaya hidup
dan penampilan para penguasa di zaman itu, beliau tetap hidup sangat sederhana.
Sekitar tahun ke-17 Hijriah yang merupakan tahun ke-4 ke khalifahannya, Umar mengeluarkan
keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa Hijriah.
Wafatnya Umar bin Khatab
Umar bin Khatab wafat karena dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz) yang merupakan seorang budak
yang fanatik pada saat Umar akan memimpin shalat subuh. Diketahui Fairuz adalah orang Persia
yang masuk Islam setelah Persia di taklukkan oleh Umar. Pembunuhan ini konon di latar belakangi
dendam Fairuz terhadap Umar bin Khatab, Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia yang pada
masa itu merupakan negara Adidaya. Umar bin Khatab Wafat pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah
23H/644M. Setelah wafat, jabatan Khalifah dipegang oleh Ustman bin Affan.
Wasiat Umar
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu
Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu.
Karena celamu lebih banyak darinya.Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah
perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.Bila engkau
hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam
memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.Jika engkau ingin meninggalkan
sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti
engkau terpuji.Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena jika
engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi, dan penuh penyesalan.Bila engkau
ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali
dengan mencarinya.
Biografi Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah menjadi khalifah ketiga menggantikan Abu Bakar As Siddiq Ra setelah abu
bakar wafat yang memerintah dari tahun 644 (umur 69–70 tahun) hingga 656 (selama 11–12 tahun).
Beliau juga tercatat sebagai 10 sahabat nabi yang di jamin masuk surga

 Lahir : Tahun 574 Masehi


 Golongan : Bani Umayyah
 Ibu : Arwa binti Kuriz bin Rabiah
 Masuk Islam : Atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan
yang pertama-tama masuk Islam).
 Wafat : Jumat 18 Dzulhijjah 35 H / 17 Juli 656 M
 Makam : Kuburan Baqi Madinah

Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibunya adalah Arwa
binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang
pertama-tama masuk Islam). atas ajakan Abu Bakar As Siddiq Ra Ia mendapat julukan Dzun Nurain
yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi putri
kedua dan ketiga dari Rasullah yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum.

Hijrah Nya Usman Bin Affan

saat tekanan kaum Quraisy semakin meningkat terhadap orang yang memeluk islam maka
Rasullulah Saw memerintahkan hijrah dari mekkah dan para pengikut nabi pun segera hijrah begitu
pula dengan Utsman bersama istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah
ke Habasyiahi( Ethopia) hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Ikut juga bersama beliau para
sahabat Nabi yang lainnya . tak lama kemudian ada perintah hijrah ke Madinah dari Nabi Saw. Maka
dengan tidak berfikir panjang lagi beliau memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah
bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.

Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah.
Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan
beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Suasana sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum muslimin sampai membuat ikrar
Rizwan – bersiap untuk mati bersama untuk menyelamatkan Utsman. Namun pertumpahan darah
akhirnya tidak terjadi. Abu Sofyan lalu mengutus Suhail bin Amir untuk berunding dengan Nabi
Muhammad SAW. Hasil perundingan dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.

Menjadi Khalifah

Sebelum Umar bin khatab Ra Wafat beliau memilih 6 orang untuk di jadikan calin penggantinya dan
setelah beliau wafat maka mereka bermusyawarah hingga terpilih lah Utsman bin Affan Keenam
anggota panitia itu ialah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi
Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.

Tiga hari setelah Umar bin khatab wafat, bersidanglah panitia enam ini. Abdurrahman bin Auff
memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka yang bersedia mengundurkan diri.
Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman
dan Ali. Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak orang meminta pendapat
mereka. Namun pendapat masyarakat pun terbelah.

sebagian besar warga memang cenderung memilih Utsman. Sedangpun memutuskan Ustman
sebagai khalifah. Ali sempat protes. Abdurrahman adalah ipar Ustman. Mereka sama-sama keluarga
Umayah. Sedangkan Ali, sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak lama kedua
keluarga itu bersaing. Namun Abdurrahman meyakinkan Ali bahwa keputusannya adalah murni dari
nurani. Ali kemudian menerima keputusan itu.

Masa kekhalifahan nya merupakan masa yang paling makmur dan sejahtera. sehingga rakyatnya
bisa haji berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai berdasarkan berat timbangannya.

Beliau adalah khalifah pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid
Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji).
Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan khusus untuk
mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan oleh khalifah sebelumnya. Abu
Bakar dan Umar bin Khotob biasanya mengadili suatu perkara di masjid.

Saat diangkat menjadi khalifah Usman telah berusia 70 tahun, namun demikian usaha dan jasa-
jasanya selama menjadi khalifah sangat besar sekali bagi umat Islam khususnya yang menyangkut
usaha pembukuan Al quran menjadi satu mushaf.

Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi perbedaan di kalangan umat Islam mengenai bacaan Al
Quran. Melihat kondisi seperti ini, khalifah kemudian membentuk suatu panitia khusus yang
bertugas membukukan Al Quran menjadi satu mushaf yang sama ejaan maupun bahasanya. Yang
termasuk panitia ini adalah Zaid bin Tsabit sebagai ketua dibantu oleh Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin
Ash, dan Abdur Rahman bin Haris bin Hisyam.

Kepada panitia khalifah Usman berpesan agar berpedoman kepada hafalan para sahabat penghafal
Al Quran dan jika terjadi perbedaan dalam dialek, maka dikembalikan kepada bahasa atau dialek
Quraisy karena Al Quran diturunkan dengan dialek suku Quraisy. Panitia menyusun sebanyak lima
buah, masing-masing dikirim ke beberapa daerah seperti: Syam, Kufah, Basrah, dan Mesir.
Sedangkan yang satu tetap berada di Madinah untuk khalifah sendiri yang disebut Mushaf Al Imam.

Di samping usaha pembukuan Al Quran tersebut, khalifah Usman juga melakukan usaha perluasan
daerah kekuasaan Islam, sehingga pada saat itu Islam telah mencapai Afrika (Tunisia, Sudan, Tripoli
Barat) dan daerah Armenia.Khalifah Usman menghadapi pemberontakan dari beberapa golongan
diantaranya adalah dari Khufah dan Basrah, demikian jugu dari Abdullah bin Abu Bakar. Khalifah
dikepung oleh para pemberontak selama 40 hari lamanya, sampai akhirnya beliau dibunuh oleh para
pemberontak (Abdullah bin Saba’) pada tahun 35 H.

Wafatnya Utsman

Pada mulanya pemerintahan Khalifah Utsman berjalan lancar. Hanya saja seorang Gubernur Kufah,
yang bernama Mughirah bin Syu’bah dipecat oleh Khalifah Utsman dan diganti oleh Sa’ad bin Abi
Waqqas, atas dasar wasiat khalifah Umar bin Khatab.

Kemudian beliau memecat pula sebagian pejabat tinggi dan pembesar yang kurang baik, untuk
mempermudah pengaturan, lowongan kursi para pejabat dan pembesar itu diisi dan diganti dengan
famili-famili beliau yang kredibel (mempunyai kemampuan) dalam bidang tersebut.

Tindakan beliau mengundang protes dari orang-orang yang dipecat, maka datanglah gerombolan
yang dipimpim oleh Abdulah bin Saba’ yang menuntut agar pejabat-pejabat dan para pembesar yang
diangkat oleh Khalifah Utsman ini dipecat pula. Usulan-usulan Abdullah bin Saba’ ini ditolak oleh
khalifah Utsman. Pada masa kekhalifan Utsman bin Affan-lah aliran Syiah lahir dan Abdullah Bin
Saba’ disebut sebagai pencetus aliran Syi’ah tersebut.

Karena merasa sakit hati, Abdullah bin Saba’ kemudian membuat propoganda yang hebat dalam
bentuk semboyan anti Bani Umayah, termasuk Utsman bin Affan. Seterusnya penduduk setempat
banyak yang termakan hasutan Abdullah bin Saba’. Sebagai akibatnya, datanglah sejumlah besar
(ribuan) penduduk daerah ke madinah yang menuntut kepada Khalifah, tuntutan dari banyak daerah
ini tidak dikabulkan oleh khalifah, kecuali tuntutan dari Mesir, yaitu agar Utsman memecat Gubernur
Mesir, Abdullah bin Abi Sarah, dan menggantinya dengan Muhammad bin Abi Bakar.

Karena tuntutan orang mesir itu telah dikabulkan oleh khalifah, maka mereka kembali ke mesir,
tetapi sebelum mereka kembali ke mesir, mereka bertemu dengan seseorang yang ternyata
diketahui membawa surat yang mengatasnamakan Utsman bin Affan. Isinya adalah perintah agar
Gubernur Mesir yang lama yaitu Abdulah bin Abi sarah membunuh Gubernur Muhammad Abi Bakar
(Gubernur baru) Karena itu, mereka kembali lagi ke madinah untuk meminta tekad akan membunuh
Khalifah karena merasa dipermainkan.

Setelah surat diperiksa, terungkap bahwa yang membuat surat itu adalah Marwan bin Hakam. Tetapi
mereka melakukan pengepungan terhadap khalifah dan menuntut dua hal :

1. Supaya Marwan bin Hakam di qishas (hukuman bunuh karena membunuh orang).

2. Supaya Khalifah Utsman meletakan jabatan sebagai Khalifah.

Kedua tuntutan yang pertama, karena Marwan baru berencana membunuh dan belum benar-benar
membunuh. Sedangkan tuntutan kedua, beliau berpegang pada pesan Rasullulah SAW;
“Bahwasanya engkau Utsman akan mengenakan baju kebesaran. Apabila engkau telah mengenakan
baju itu, janganlah engkau lepaskan”

Setelah mengetahui bahwa khalifah Utsman tidak mau mengabulkan tuntutan mereka, maka
mereka lanjutkan pengepungan atas beliau sampai empat puluh hari. Situasi dari hari kehari semakin
memburuk. Rumah beliau dijaga ketat oleh sahabat-sahabat beliau, Ali bin Thalib, Zubair bin
Awwam, Muhammad bin Thalhah, Hasan dan Husein bin Ali bin Abu Thalib.

mereka mencoba memasuki rumah Utsman bin Affan. Istri Utsman kemudian mencoba untuk
menampakkan rambutnya kepada mereka, dengan harapan jika melihat rambutnya yang terbuka,
mereka pun tidak akan masuk. Akan tetapi Utsman bin Affan melarangnya.

Para pengacau kemudian masuk menemui Utsman yang sedang membaca Al-Qur'an dan ketika itu
sedang berpuasa. Ia membaca firman Allah SWT dari Surah Al-Baqarah, "Maka Allah akan
memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". [QS Al-
Baqarah : 137]

Salah seorang pengacau tersebut kemudian masuk dan memukul Utsman bin Affan dengan
pedangnya. Pukulan tersebut mengenai tangannya hingga putus. Utsman bin Affan kemudian
berkata. "Allahu Akbar! Sesungguhnya, kamu tahu bahwa tangan ini telah menuliskan wahyu untuk
Rasulullah SAW".

Kemudian datanglah Sayyidah Nailah, istrinya, bermaksud untuk membelanya. Tetapi mereka malah
memotong jari-jarinya. Kemudian datanglah seorang laki-laki dan memukul Utsman bin Affan
dengan potongan besi tepat mengenai bagian atas bahunya. Utsman lantas berkata, "Ya, Allah
segala puji bagi-Mu". Utsman kemudian menutup Mushaf Al-Quran yang terlumuri dengan
darahnya.

Utsman kemudian berkata lagi, "Ya Allah. wahai Zat yang memiliki kemuliaan, Aku bersaksi kepada-
Mu bahwa aku telah bersikap sabar sebagaimana Nabi-Mu telah berwasiat kepadaku".

Utsman bin Affan kemudian terbunuh pada hari Jumat tanggal 18 Dzulhijjah. Ia dikubur di Pekuburan
Baqi'. Lalu Ali bin Abi Thalib berdiri di atas makamnya seraya menangis dan berkata. "Aku mohon
kepada Allah agar aku dan kamu termasuk dalam golongan yang di firmankan Allah, "Dan Kami
lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa
bersaudara'. [QS Al-Hijr : 47]

Imam Ali bin Abi Thalib adalah khalifah rasyid yang keempat setelah Utsman bin Affan. Beliau
adalah sepupu dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan setelah menikah
dengan Fatimah az-Zahra, ia menjadi menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ali bin Abi
Thalib adalah salah seorang pemeluk Islam pertama.

Nasabnya

Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah
bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah. Rasulullah memberinya
kun-yah Abu Turab. Ia adalah sepupu sekaligus menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ibunya bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Qushay bin Kilab. Ali memiliki beberapa orang
saudara laki-laki yang lebih tua darinya, mereka adalah: Thalib, Aqil, dan Ja’far. Dan dua orang
saudara perempuan; Ummu Hani’ dan Jumanah.

Ayahnya, Abu Thalib yang nama aslinya adalah Abdu Manaf. Abu Thalib adalah paman kandung
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat menyayangi Nabi, namun ia wafat dalam agama
jahiliyah.

Kelahiran
Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali
dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
sekitar tahun 599 Masehi atau 600(perkiraan). Usia Ali terhadap nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam masih diperselisihkan hingga kini, sebagian riwayat menyebut berbeda 25 tahun, ada yang
berbeda 27 tahun, ada yang 30 tahun bahkan 32 tahun.

Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib. Haydar yang berarti Singa adalah harapan keluarga Abu
Thalib untuk mempunyai penerus yang dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani di antara
kalangan Quraisy Mekkah. Setelah mengetahui sepupu yang baru lahir diberi nama Haydar, Nabi
SAW memanggil dengan Ali yang berartiTinggi(derajat di sisi Allah).

Ali dilahirkan dari ibu yang bernama Fatimah binti Asad, dimana Asad merupakan anak dari Hasyim,
sehingga menjadikan Ali, merupakan keturunan Hasyim dari sisi bapak dan ibu. Bersama istri
beliau Khadijah, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengasuh Ali sejak kecil dan
menjadikannya putra angkat.

Masa Remaja

Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, riwayat-riwayat lama seperti Ibnu Ishaq
menjelaskan Ali adalah lelaki pertama yang mempercayai wahyu tersebut atau orang ke 2 yang
percaya setelah Khadijah istri Nabi sendiri. Pada titik ini Ali berusia sekitar 10 tahun.

Pada usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Nabi SAW karena sebagai
anak asuh, berkesempatan selalu dekat dengan Nabi hal ini berkelanjutan hingga beliau menjadi
menantu Nabi.

Didikan langsung dari Nabi kepada Ali dalam semua aspek ilmu Islam baik aspek zhahir (exterior)
atau syariah dan bathin (interior) atau tasawuf menggembleng Ali menjadi seorang pemuda yang
sangat cerdas, berani dan bijak.

Kehidupan di Mekkah sampai Hijrah ke Madinah

Ali bersedia tidur di kamar Nabi untuk mengelabui orang-orang Quraisy yang akan menggagalkan
hijrah Nabi. Beliau tidur menampakkan kesan Nabi yang tidur sehingga masuk waktu menjelang pagi
mereka mengetahui Ali yang tidur, sudah tertinggal satu malam perjalanan oleh Nabi yang telah
meloloskan diri ke Madinah bersama Abu Bakar.

Pernikahan

Setelah masa hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam dengan putri kesayangannya Fatimah az-Zahra.

Pertempuran yang diikuti pada masa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

Hampir semua peperangan beliau ikuti kecuali perang Tabuk karena mewakili nabi Muhammaduntuk
menjaga kotaMadinah.

Perang Badar - Beberapa saat setelah menikah, pecahlah perang Badar, perang pertama dalam
sejarah Islam. Di sini Ali betul-betul menjadi pahlawan disamping Hamzah, paman Nabi. Banyaknya
Quraisy Mekkah yang tewas di tangan Ali masih dalam perselisihan, tapi semua sepakat beliau
menjadi bintang lapangan dalam usia yang masih sangat muda sekitar 25 tahun.

Perang Khandaq - Perang Khandaq juga menjadi saksi nyata keberanian Ali bin Abi Thalib ketika
memerangi Amar bin Abdi Wud.

Perang Khaibar - Setelah Perjanjian Hudaibiyah yang memuat perjanjian perdamaian antara kaum
Muslimin dengan Yahudi, dikemudian hari Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut sehingga pecah
perang melawan Yahudi yang bertahan di Benteng Khaibar yang sangat kokoh, biasa disebut dengan
perang Khaibar. Di saat para sahabat tidak mampu membuka benteng Khaibar, Nabi saw
bersabda: "Besok, akan aku serahkan bendera kepada seseorang yang tidak akan melarikan diri, dia
akan menyerang berulang-ulang dan Allah akan mengaruniakan kemenangan baginya. Allah dan
Rasul-Nya mencintainya dan dia mencintai Allah dan Rasul-Nya". Maka, seluruh sahabat pun
berangan-angan untuk mendapatkan kemuliaan tersebut. Namun, temyata Ali bin Abi Thalib yang
mendapat kehormatan itu serta mampu menghancurkan benteng Khaibar.

Setelah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat

Sampai disini hampir semua pihak sepakat tentang riwayat Ali bin Abi Thalib, perbedaan pendapat
mulai tampak ketika Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat. Syi'ah berpendapat sudah ada
wasiat (berdasar riwayat Ghadir Khum) bahwa Ali harus menjadi Khalifah bila Nabi SAW wafat.
Tetapi Sunni tidak sependapat, sehingga pada saat Ali dan Fatimah masih berada dalam suasana
duka orang-orang Quraisy bersepakat untuk membaiat Abu Bakar.

Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah yang pertama tentu tidak disetujui keluarga Nabi, Ahlul
Bait dan pengikutnya. Beberapa riwayat berbeda pendapat waktu pem-bai'at-an Ali bin Abi Thalib
terhadap Abu Bakar sebagai Khalifah pengganti Rasulullah. Ada yang meriwayatkan setelah Nabi
dimakamkan, ada yang beberapa hari setelah itu, riwayat yang terbanyak adalah Ali mem-bai'at Abu
Bakar setelah Fatimah meninggal, yaitu enam bulan setelah meninggalnya Rasulullah demi
mencegah perpecahan dalam ummat. Ada yang menyatakan bahwa Ali belum pantas untuk
menyandang jabatan Khalifah karena umurnya yang masih muda, ada pula yang menyatakan bahwa
kekhalifahan dan kenabian sebaiknya tidak berada di tangan Bani Hasyim.

Sebagai khalifah

Peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan (khalifah ketiga) mengakibatkan
kegentingan di seluruh dunia Islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika
Utara. Pemberontak yang waktu itu menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin
Abi Thalib sebagai khalifah, waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair bin Awwam dan Talhah bin
Ubaidillah memaksa beliau, sehingga akhirnya Ali menerima bai'at mereka. Menjadikan Ali satu-
satunya Khalifah yang dibai'at secara massal, karena khalifah sebelumnya dipilih melalui cara yang
berbeda-beda.

Sebagai Khalifah ke-4 yang memerintah selama sekitar 5 tahun. Masa pemerintahannya mewarisi
kekacauan yang terjadi saat masa pemerintah Khalifah sebelumnya, Utsman bin Affan. Untuk
pertama kalinya perang saudara antara umat Muslim terjadi saat masa pemerintahannya,
Pertempuran Basra. 20.000 pasukan pimpinan Ali melawan 30.000 pasukan pimpinan Zubair bin
Awwam, Talhah bin Ubaidillah, dan Ummul mu'minin Aisyah binti Abu Bakar, Istri Rasulullah. Perang
tersebut dimenangkan oleh pihak Ali.

Peristiwa pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan yang menurut berbagai kalangan waktu itu kurang
dapat diselesaikan karena fitnah yang sudah terlanjur meluas dan sudah diisyaratkan (akan terjadi)
oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau masih hidup, dan diperparah oleh hasutan-hasutan para
pembangkang yang ada sejak zaman Utsman bin Affan, menyebabkan perpecahan di kalangan kaum
muslim sehingga menyebabkan perang tersebut. Tidak hanya selesai di situ, konflik berkepanjangan
terjadi hingga akhir pemerintahannya. Pertempuran Shiffin yang melemahkan kekhalifannya juga
berawal dari masalah tersebut.

Wafat

Ali bin Abi Thalib, seseorang yang memiliki kecakapan dalam bidang militer dan strategi perang,
mengalami kesulitan dalam administrasi negara karena kekacauan luar biasa yang ditinggalkan
pemerintahan sebelumya. Ia meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdrrahman bin
Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij(pembangkang) saat mengimami salat subuh
di masjid Kufah, pada tanggal 19 Ramadhan, dan Ali menghembuskan napas terakhirnya pada
tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa
riwayat yang menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain.

Keturunan

Ali memiliki delapan istri setelah meninggalnya Fatimah az-Zahra dan memiliki keseluruhan 36 orang
anak. Dua anak laki-lakinya yang terkenal, lahir dari anak Nabi Muhammad, Fatimah, adalah Hasan
dan Husain.

Keturunan Ali melalui Fatimah dikenal dengan Syarif atau Sayyid, yang merupakan gelar kehormatan
dalam Bahasa Arab, Syarif berarti bangsawan dan Sayyed berarti tuan. Sebagai keturunan langsung
dari Muhammad, mereka dihormati oleh Sunni dan Syi'ah.

Menurut riwayat, Ali bin Abi Thalib memiliki 36 orang anak yang terdiri dari 18 anak laki-laki dan 18
anak perempuan. Sampai saat ini keturunan itu masih tersebar, dan dikenal dengan Alawiyin atau
Alawiyah. Sampai saat ini keturunan Ali bin Abi Thalib kerap digelari Sayyid.

Anda mungkin juga menyukai