Plasmodium - Epidemiologi Dan Diagnosis PDF
Plasmodium - Epidemiologi Dan Diagnosis PDF
Lukman Hakim1
107
Aspirator Vol. 3 No. 2 Tahun 2011 : 107-116
finitive (nyamuk Anopheles spp) dan host plasenta dari ibu hamil ke bayi yang
intermediate (manusia). Karena itu, penu- dikandungnya.
laran malaria dipengaruhi oleh
keberadaan dan fluktuasi populasi vektor Kejadian luar biasa (KLB) ditandai
(penular yaitu nyamuk Anopheles spp), dengan peningkatan kasus yang disebab-
yang salah satunya dipengaruhi oleh in- kan adanya peningkatan populasi vektor
tensitas curah hujan, serta sumber parasit sehingga transmisi malaria meningkat
Plasmodium spp. atau penderita5 di dam jumlah kesakitan malaria juga me-
samping adanya host yang rentan.6 Sum- ningkat. Sebelum peningkatan populasi
ber parasit Plasmodium spp. adalah host vektor, selalu didahului perubahan ling-
yang menjadi penderita positif malaria7 kungan yang berkaitan dengan tempat
Tapi di daerah endemis malaria tinggi, perindukan potensial seperti luas per-
seringkali gejala klinis pada penderita airan, flora serta karakteristik lingkungan
tidak muncul (tidak ada gejala klinis) yang mengakibatkan meningkatnya
meskipun parasit terus hidup di dalam kepadatan larva. Untuk mencegah
tubuhnya. Ini disebabkan adanya peru- KLB malaria, maka peningkatan
bahan tingkat resistensi manusia terhadap vektor perlu diketahui melalui
parasit malaria sebagai akibat tingginya pengamatan yang terus menerus
frekuensi kontak dengan parasit, bahkan (surveilans). 4
di beberapa negara terjadinya kekebalan Ketika parasit dalam bentuk
ada yang diturunkan melalui mutasi ge- sporozoit masuk ke dalam tubuh
netik.8 Keadaan ini akan mengakibatkan manusia melalui gigitan nyamuk
penderita carrier (pembawa penyakit) Anopheles spp, kurang lebih dalam
atau penderita malaria tanpa gejala klinis waktu 30 menit akan sampai ke
(asymptomatic), setiap saat bisa menular- dalam sel hati. Selanjutnya akan
kan parasit kepada orang lain, sehingga melakukan siklus dalam sel hati
kasus baru bahkan kejadian luar biasa dengan berubah dari sporozoit
(KLB) malaria bisa terjadi pada waktu menjadi schizon hati muda,
yang tidak terduga.7 Selain penularan kemudian tua dan matang. Selan-
secara alamiah, malaria juga bisa ditular- jutnya schizon hati yang matang
kan melalui transfusi darah atau trans-
108
Malaria : ......(Lukman Hakim.)
109
Aspirator Vol. 3 No. 2 Tahun 2011 : 107-116
110
Malaria : ......(Lukman Hakim.)
111
Aspirator Vol. 3 No. 2 Tahun 2011 : 107-116
112
Malaria : ......(Lukman Hakim.)
113
Aspirator Vol. 3 No. 2 Tahun 2011 : 107-116
114
Malaria : ......(Lukman Hakim.)
115
Aspirator Vol. 3 No. 2 Tahun 2011 : 107-116
2. Harijanto, P.N. 2000. Epidemiologi, Pato- 14.Rodulfo, H., Donato, M.D., Mora, R.,
genesis, Manifestasi Klinis, dan Pe- Gonzalez, L., Contreras, C.E. 2007. Com-
nanganan. Jakarta: EGC. parison of the diagnosis of malaria by mi-
3. WHO. 2005. World Malaria Report croscopy, immunochromatography and
2005.: Geneva. RBM/WHO/UNICEF. PCR in endemic areas of Venezuela. Bra-
zilian Journal of Medical and Biological
4. Anonim. 2002. Sistem Surveilans Dalam
Research. Vol 40:pp. 535-43.
Program Penanggulangan Malaria Di In-
donesia. Jakarta: Depkes RI.. 15.Anonim. 2006. The role of laboratory di-
agnosis to support malaria disease man-
5. Bates, A. 1990. The Natural History of
agement: Report Of A Who Technical
Mosquitoes and Plasmodium Parasites. .
Consultation. Geneva: World Health Or-
New York.: Gloucester. Mass. Peter
ganization.
Smith.
16.Gracia, L.S., Bruckner, D.A. 1966. Diag-
6. Russel, P.F. 1983. Practical Malariology.
nostik Parasitologi Kedokteran. Jakarta:
London: Oxford Univercity Press.
EGC.
7. Anonim. 1998. Epidemiologi Malaria.
17.Anoni m. 1999. Modul Parasitolo-
Materi Latihan Managemen P2-Malaria
gi Malaria. Modul Pelatihan Ma-
Untuk Kasubsi Vektor Kabupaten. Jakar-
naj emen Malaria bagi Kasubsi
ta: Subdit Malaria Depkes RI.
Vektor dan Petugas SLPV. Jakar -
8. Chwatt, L.J.B. 1980. Essential malariolo- ta: Departemen Kesehatan R.I.
gy. London: William Heinemann Medical
18.Castelli, F., Car osi, G. 2006. Di -
Books Ltd.
agnosis of malaria inf ection. Bre-
9. Johnston, S.P., Pieniazek, N.J., Xaya- scia: Institute of Inf ectious and
vong, M.V., Slemenda, S.B., Wilkins, Tropical Diseases. Universit y of
P.P., Silva, A.J.d. 2006. PCR as a Con- Brescia ( Ital y).
firmatory Technique for Laboratory Diag-
nosis of Malaria. Journal of Clinical Mi-
crobiology. Vol. 44, No. 3:pp. 1087-9.
10.Laoboonchai, A., Kawamoto, F., Tha-
noosingha, N., Kojima, S., Miller, S.,
Kain, K.C. 2001. PCR-based ELISA tech-
nique for malaria diagnosis of specimens
from Thailand. Tropical Medicine and
International Health. Vol 6 no 6: pp 458-
62.
11.Anonim. 2006. Guidelines for the treat-
ment of malaria. Geneva: World Health
Organization.
12.Kyabayinze, D.J., Asiimwe, C.,
Nakanjako, D., Nabakooza, J., Counihan,
H., Tibenderana, J.K. 2010. Use of RDTs
to improve malaria diagnosis and fever
case management at primary health care
facilities in Uganda. Malaria Journal. Vol
9 :200.
13.Mishra, S.K., Sohn, K. 2006. Comparison
between conventional Microscopy and
Polymerase Chain Reaction (PCR) in ma-
laria diagnosis. Kathmandu Nepal: De-
partment of Biochemistry, Intitute of
Mediicne (IOM) Maharajginj.
116