BAB 4
c.i
ANALISIS STRUKTUR
BALOK
y.a
4.1. Kekakuan Balok (Beam)
Struktur beam merupakan suatu sistem struktur yang merupakan
un
gabungan dari sejumlah elemen (batang) yang lurus (a = 0) di mana pada
@
lentur. Pembahasan dalam bab ini hanya dipelajari struktur balok yang
tidak menerima pengaruh (beban) aksial.
do
Y
X
do
merupakan sistem koordinat lokal elemen, yang hanya berlaku untuk satu
ail
Setiap elemen balok selalu memiliki dua nodal (titik simpul) ujung.
Ujung awal elemen diberi notasi nodal i sedangkan ujung lainnya diberi
e-
notasi j. Pusat sumbu lokal elemen adalah nodal i , dan arah sumbu x lokal
41
d
positif selalu dibuat dari nodal i ke nodal j dari elemen tersebut. Sumbu y
c.i
lokal dibuat tegak lurus sumbu x, sedangkan sumbu lokal arah z dibuat
searah dengan sumbu Z global dan tegak lurus terhadap bidang struktur
(bidang X-Y).
y.a
Orientasi elemen secara global dapat dikenali berdasarkan sudut α,
yang dibuat oleh sumbu x lokal dari elemen yang ditinjau dengan sumbu
X global dari struktur. Sudut α diberi tanda positif berdasarkan kaidah
un
tangan kanan (right-handed rule), yaitu diukur dari sumbu X global
berputar menuju sumbu x lokal dengan poros sumbu Z positif.
Selanjutnya karena semua elemen tersusun segaris (lurus), seperti terlihat
@
pada gambar 4.1, maka sudut transformasi (α) akan bernilai nol.
uj, fj
sw
θi , m i θj , m j
6 EI
mi = m j =
L2
m
12 EI
gi = − g j =
L3
e-
42
d
c.i
6 EI
mi = m j = −
L2
y.a
12 EI
gi = − g j = −
L3
Rotasi Akibat Lentur (satu satuan)
un
2 EI 4 EI
mi = ; mj =
L L
6 EI
@ gi = − g j =
L2
do
4 EI 2 EI
mi = ; mj =
L L
do
6 EI
gi = − g j =
L2
12 EI 6 EI 12 EI 6 EI
gi = .v + .θ + − .v + .θ
ail
3 i 2 i 3 j 2 j
L L L L
6 EI 4 EI 6 EI 2 EI
mi = .v + .θ i + − 2 .v j + .θ j
2 i
L L L L
m
12 EI 6 EI 12 EI 6 EI
g j = − .vi + − .θ i + .v j + − .θ j
L3 L2 L3 L2
e-
43
d
6 EI 2 EI 6 EI 4 EI
m j = .v + .θ i + − 2 .v j + .θ j (4.1)
2 i
c.i
L L L L
di mana :
x : sumbu batang
y.a
x, y : sistem koordinat lokal (elemen)
vi : displacement arah tegak lurus sumbu batang pada nodal i
θi : rotasi pada titik nodal i
un
gi : gaya tegak lurus sumbu batang pada titik nodal i yang
sesuai dengan vi
mi : momen lentur pada titik nodal i yang selaras dengan θi
@
Persamaan hubungan aksi-deformasi yang ditunjukkan Persamaan (4.1)
dapat dinyatakan dalam bentuk matrix :
do
gi 12 6 L − 12 6 L vi
m 6 L 4 L2 − 6 L 2 L2 θ
i EI . i
= 3 (4.2)
g j L − 12 − 6 L 12 − 6 L v j
do
m j
6L 2L
2
− 6 L 4 L2 θ j
12 6 L − 12 6 L
6 L 4 L2 − 6 L 2 L2
[ki ] = EI3 . (4.3)
L − 12 − 6 L 12 − 6 L
2
6L 2L − 6 L 4 L2
:
44
d
beban-beban yang berupa element load harus dipindahkan menjadi beban
c.i
setara yang bekerja di dua nodal dalam elemen yang bersangkutan. Beban
setara pada dua titik nodal akibat adanya beban yang bekerja di sepanjang
bentang elemen disebut sebagai equivalent joint load, di mana kasus yang
y.a
sering dijumpai berikut cara perhitungannya disajikan pada Tabel 4.1.
Apabila semua komponen equivalent joint load yang dibutuhkan
telah terhitung, maka sekarang semua beban telah terletak di titik nodal
un
dalam sistem struktur, selanjutnya dapat dibentuk sistem persamaan
kekakuan struktur total dalam orientasi sumbu global sebagai berikut :
{F } = [K s ]{D} − {F0 } (4.4)
di mana;
@
{F0 } : vektor beban berupa equivalent joint load.
{F0i } = [T ]T { f 0i }
do
{F } : vektor beban yang berupa nodal load.
[K s ] : Matrix Kekakuan Struktur Total.
{D}
do
atau
{ f i } = [Ti ][K i ]{Di } − [Ti ]{F0i }
di mana; { fi } : gaya dalam elemen (sumbu lokal).
{ f 0i } : vektor beban yang berupa equivalent joint load
:
(sumbu lokal).
ail
45
. i d
No. f1y m1
Tabel 4.1. Beban Titik Ekuivalen
.a m2c
1.
−P − PL
P
n
−P
y PL
u
2 8 L/2 L/2 2 8
@
2. P
− Pb 2 ( L + 2a ) − Pab 2 − Pa 2 ( L + 2b) Pa 2b
o
L3 L2 a b L3 L2
3.
−P − α (1 − α )PL
od
aL
P P
aL
−P α (1 − α )PL
4.
− w.L
2 12
w
− wL 2
id w
− w.L
2
wL2
12
s
L
li :
5. w
− 7wL − wL2 − 3wL wL2
20 20 20 30
L
6.
ma − wL − 5wL2
w
− wL 5wL2
-
4 96 4 96
L
e 46
d
4.3. Contoh Penerapan
c.i
Contoh 4.1 : Suatu struktur balok kantilever sepanjang l = 10 ft seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.3, menerima beban merata
y.a
searah gravitasi sebesar w = 1800 lb/ft di sepanjang batang.
Tentukan besarnya displacement ke arah X dan Y serta
besarnya gaya dalam pada masing-masing nodal, jika
diketahui nilai Elastisitas (E) = 3x107 psi dan inersia
un
tampang (I) = 200 in4.
@ w
X
do
l
do
wl wl
2 2
wl 2 wl 2
12 12
i
sw
Dalam kasus ini hanya terdapat satu elemen balok, sehingga matrix
kekakuan struktur global dapat disusun sebagai berikut :
D1 y ϑ1 D2 y θ2
12 6 L − 12 6 L
:
[K s ] = EI3 6 L 4L2 − 6 L 2 L2
ail
(4.6)
L
− 12 − 6 L 12 − 6 L
6 L 2 L2 − 6 L 4 L2
m
D1X = 0 dan θi = 0
47
d
sehingga diperoleh sistem persamaan kekakuan struktur yang telah
c.i
direduksi dalam bentuk sebagai berikut :
{F } + {F }0 = [K s ]{D}
F2 y F2 y EI 12 − 6 L D2 y
y.a
+ = 3 2 (4.7)
M 2 M z 0 L − 6 L 4 L θ 2
un
Persamaan di atas dapat diselesaikan untuk memperoleh besaran D2X dan
θ2 sebagai berikut :
− wL
4 L2 6 L 2
D2 y
=
1 L3
2
.
θ 2 12 L EI
6 L
@ 2
12 wL
12
do
atau;
− wL
D2 y L 2 L2 3L 2
= 2 (4.8)
θ 2 6 EI 3L 6 wL
do
12
sehingga diperoleh :
D2 y 8 EI
sw
7
8 x 3 x10 x 200 (4.9)
= 3 = 3 = − 0,0072 rad
θ 2 − wL − (1800 / 12)(10 x12)
6 EI 7
6 x3 x10 x 200
Gaya dalam pada setiap titik nodal dapat dihitung menurut persamaan
:
berikut :
ail
{F } = [K s ]{D} − {F }0
atau;
m
e-
48
d
D1 y ϑ1 D2 y θ 2 0
F1 y 12 F1 y
6 L − 12 6 L 0 4
c.i
M
1 EI 2 2 − wL M1
= 6L 4L − 6L 2L − (4.10)
F2 y L − 12 − 6 L 12 − 6 L 8 EI F2 y
M 2 − wL3 M
6 L 2 L2 − 6 L 4 L2 2 0
y.a
6 EI
wL − wL
2 2
F1 y 5wL2 − wL2 wL2 (1800 / 12) x(10 x12)
M wL (1800 / 12) x(10 x12) 2
1 12 12
un
= − wL − − wL = 2 = 2 (4.11)
F2 y 0 0
M 2 2 2 0
wL2 wL2 0
12 12
F1 y
1
18000 lb
=
M 1080000 lb.in
@ (4.12)
do
F
2y
0
M 2
0
49