Anda di halaman 1dari 12

GEOLOGI DAERAH PINCARA, MASAMBA,

KABUPATEN LUWUK UTARA, SULAWESI SELATAN

Oleh

Eddy Sumardi dan Herry Sundhoro


Subdit Panas Bumi

Abstrak

Daerah panas bumi Pincara terletak di Masamba, Kabupaten Luwuk Utara, Propinsi Sulawesi Selatan,
secara umum daerah ini ditutupi oleh batuan granit, granodiorit yang berumur Pliosen , sekis dan gneis
berumur mesozoikum.

Geomorfologi daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 4 satuan morfologi yaitu satuan morfologi
pedataran, satuan morfologi, satuan morfologi perbukitan bergelombang lemah, satuan morfologi
perbukitan bergelombang sedang dan satuan morfologi perbukitan terjal.

Stratigrafi daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 6 satuan batuan yaitu dari tua ke muda; satuan
batuan andesit G.Loppeng, satuan batuan breksi dan aliran lava G Loppeng, satuan batuan sedimen
Tinjuawa, satuan batuan granit Simbolong, satuan batuan sedimen Sepakat dan alluvium.

Struktur geologi di daerah penyelidikan berdasarkan kompilasi dari citra landset dan pengamatan
lapangan terdapat 3 buah sesar utama yaitu sesar yang mempunyai arah trend hampir utara – selatan (N
20o E) s/d (N 30o E) , sesar yang berarah baratlaut - tenggara ( N 320oW) s/d (N 340o W) dan sesar
yang trendnya berarah timurlaut – baratdaya (N 45o E) s/d (N 50o E).

Dari hasil pemetaan di daerah ini dapat ditemukan 2 kelompok manifestasi panas bumi berupa mata air
panas yaitu; kelompok pertama adalah mata air panas Pamandian dengan temperature 74,4 oC dan
Kanan Tedong di desa Pincara dengan temperature 83.4 oCdan kelompok kedua adalah mata air Kanan
Kumbi dengan temperature 72,3 oC dan Kanan Kole dengan temperature 54 oC di Desa Lero.

Sumber panas diperkirakan berasal dari batuan yang berumur Tersier yaitu dari batuan granit
Simbolong. Hasil pengukuran fision track terhadap batuan tsb menunjukan umur 3,3 – 0,3 jt tahun
Pliosen (Miosen Atas).

PENDAHULUAN aluvium berumur Kuarter (Van Bemmelen,


1949).
Daerah penyelidikan panas bumi Pincara Saiful Bachri dan Muziel Alzwar (1975) dalam
secara administratif termasuk wilayah laporan Inventarisasi kenampakan panas bumi
Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, di wilayah Kecamatan Limbong, Sabbang dan
Propinsi Selawesi Tengah. Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi
Luas daerah survei sekitar (16 x 15) km2, Selatan menyebutkan sebagai berikut: di
berada pada posisi geografis antara 02°27’00’’ wilayah Kecamatan Masamba telah ditemukan
- 02°35’00” lintang selatan dan 120°18’00” - kelompok mata air panas di Desa Pincara di
120°26’00’’bujur timur (Gambar 1). Peta ketinggian 100 m dpl dengan suhu 83° C, suhu
topografi daerah penyelidikan berskala 1 : udara 29° C, pH 7-8, warna jernih, rasa air
50.000 termasuk lembar Sabbang dan tawar dengan bau belerang lemah dan beruap
Masamba (lembar 2113-13 dan 44, tahun tipis, tidak ada sinter dan muncul pada batuan
1991). Secara geologi daerah ini merupakan andesit.
lanjutan dari zona Palu dan Sulawesi bagian T.O. Simanjuntak dkk (1991) membagi daerah
Tengah. Batuan yang tersingkap antara lain: ini menjadi 5 formasi, urutan dari yang paling
batuan basa dan ultra basa (ophiolit); batuan tua hingga yang paling muda antara lain:
plutonik (granitik/granit dan granodiorit), gneis Formasi Latimojong (Kls) berumur Kapur,
dan skis dan batuan Tersier zona Palu terdiri dari perselingan batu sabak, filit, wake,
(granodiorit, skis kristalin yang kaya biotit) kuarsit, batugamping dan batulanau dengan
dan tufa Barufu berumur Plio-Plistosen serta sisipan konglomerat dan rijang; Batuan

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 1


gunungapi Lamasi (Tplv) berumur Paleosen Satuan morfologi perbukitan bergelombang
terdiri dari lava basalt dan andesit, breksi lemah (SL)
gunungapi dan tufa; Formasi Bonebone Satuan morfologi perbukitan bergelombang
(Tmpb) berumur Miosen Tengah terdiri dari lemah menepati bagian tengah selatan
perselingan batupasir, konglomerat, napal dan memanjang arah barat-timur daerah selidikan.
lempung tufaan: Granit Kambuno (Tpkg) Daerah ini mempunyai ketinggian antara 60 -
berumur Miosen Atas merupakan batuan 100 m (dpl) dengan kemiringan lereng antara
terobosan granit, granodiorit dan sekis; 5-13°. Satuan SL ini dibangun oleh batuan
Aluvium (Qal) berumur Kuarter/Holosen sedimen (Qpss dan Tmsp). Daerah ini telah
terdiri dari lumpur, lempung, pasir, kerikil dan mengalami tingkat erosi kuat sehingga
kerakal. morfologinya membentuk bukit-bukit
Sriwidodo, Rachman Hasan, Setiadarma dkk membulat. Satuan SL ini oleh penduduk
(2002) dalam rangka penyelidikan geologi, dijadikan lahan pemukiman, perkebunan
geokimia dan geofisika panas bumi terpadu di cengkeh, coklat dan kelapa sawit, kelapa
daerah Pararra, Kabupaten Luwu Utara yang hibrida, vanili dan lada.
berjarak sekitar 40 km dari daerah Pincara Pola aliran sungai menunjukkan kelanjutan
menyimpulkan bahwa: Daerah panas bumi pola aliran dari satuan morfologi
Pararra terbagi menjadi tiga satuan morfologi, bergelombang sedang (SS). Sungai di sini
yaitu: Satuan morfologi perbukitan berpola semi sejajar (sub-pararel) hingga
bergelombang tajam, Satuan morfologi setengah mendaun (sub-dendritik) dan
perbukitan bergelombang sedang dan Satuan bergabung membentuk sungai berpola
pedataran. Sedangkan stratigrafi daerahnya mendaun (dendritik) hingga mengayam
tersusun oleh tiga satuan batuan, yaitu: batuan (anastomatik) di sungai induk S. Baluase.
malihan (batu sabak, filit, sekis dan gneiss), Lembah sungai umumnya berbentuk U yang
batuan terobosan (granit dan granodiorit) dan mencirikan stadium erosi horizontal lebih kuat
aluvium. Struktur geologi secara garis besar apabila dibandingkan dengan stadium erosi
dibagi menjadi 2, yaitu: sesar mendatar vertikal.
(Panglingbong, Sese, Lena, Malatin, Makadede
dan Monto) dan sesar normal (Rongkong dan Satuan morfologi perbukitan bergelombang
Salupaku). sedang (SS)
Satuan morfologi perbukitan bergelombang
GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN sedang (SS) mempunyai ketinggian antara
100-250 m (dpl) dengan kemiringan lereng 10-
Geomorfologi 18°. Satuan Morfologi ini terdapat di bagian
Berdasarkan pada bentuk bentang alam, pola tengah memanjang arah barat-timur yang
aliran sungai, tingkat/ stadium erosi, jenis berupa areal perkebunan coklat, cengkeh,
batuan dan kemiringan lereng di daerah kelapa sawit, kelapa hibrida dan pemukiman
penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi 4 masyarakat setempat serta kearah puncaknya
(empat) satuan morfologi. Satuan morfologi merupakan daerah kehutanan. Batuan pada
itu adalah: satuan pedataran (SP), satuan satuan SS ini diisi oleh adalah batuan sedimen
perbukitan bergelombang lemah (SL), satuan (Qpss) dan granit Simbolong (Tmgs).
perbukitan bergelombang sedang (SS) dan Pola aliran di sini umumnya berpola semi-
satuan perbukitan terjal (ST) (Gambar 2). sejajar hingga sejajar (sub-pararel hingga
pararel). Bentuk sungai ini berhubungan
Satuan morfologi pedataran (SP) dengan adanya pola struktur patahan
Satuan morfologi pedataran umumnya mengisi Masamba dan sesar Kula yang berarah
bagian selatan daerah penyelidikan dengan baratlaut-tenggara. Lembah sungai mempunyai
ketinggian berkisar antara 0-58 m (dpl) bentuk V yang mencirikan tingkat pengikisan
dengan kemiringan lereng < 3°. Daerah vertikal lebih aktif bila dibandingkan dengan
pedataran ini menjadi areal pemukiman, tingkat pengikisan horizontal. Pengikisan ini
perkantoran, terminal, pertokoan, perbelanjaan lebih umum terjadi pada musim penghujan.
dan perkebunan masyarakat setempat dengan Pola aliran sungai ini akhirnya mengalir
batuannya berupa batuan aluvium (Qa). berlanjut ke satuan morfologi perbukitan
Pola aliran sungai umumnya setengah bergelombang lemah (SL).
bercabang (sub-dendritik) dan mengayam
(anastomatik) dengan bantaran sungai rendah Satuan morfologi perbukitan terjal (ST)
dan lembah sungai melebar yang mencirikan Satuan morfologi perbukitan terjal (ST)
tingkat pengikisan horizontal lebih dominan menepati daerah paling utara penyelidikan
dibandingkan arah vertikal.. dengan arah memanjang barat - timur

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 2


berketinggian antara 250-750 m (dpl) dengan gunung Buttu Loppeng dan Buttu Palangai.
kemiringan lereng antara 25-30o. Satuan ST ini Jenis batuannya lava andesitik.
dibentuk oleh batuan granit Simbolong (Tpgs) Karakteristik megaskopis satuan Tpll ini
dan vulkanik G. Loppeng (Tpll dan Tpbl). tersingkap relatif segar, berwarna abu-abu
Pola alirannya menunjukkan berpola semi terang hingga abu-abu gelap, batuan beku,
sejajar (sub-pararel) dan setengah membulat kompak, keras apanitik-forfiritik. Singkapan
(semi -radial) di hulunya dan berkembang di S. Baluase- Desa Tamiri, mata air panas
menjadi setengah menangga (sub - trellis) dan Pemandian-Desa Pincara dan S. Pemboleng/S.
menangga (trellis) di sungai induk (S.Baluase Lekureda terfrakturkan, setempat joint-joint
dan S.Masamba). Lembah sungai di arah hulu itu terisi oleh urat-urat kwarsa atau kalsit.
dominannya berbentuk V yang mencirikan Umur satuan batuan lava G. Loppeng (Tpll)
stadium erosi vertikal lebih kuat dibandingkan adalah Paleosen (Tersier) (T.O. Simanjuntak,
dengan stadium erosi horizontal, sedang di 1991).
sungai utama berbentuk agak melebar. Pola
aliran sungai di sini sangat dipengaruhi oleh Satuan batuan breksi andesit/ aliran
pola struktur patahan yang mengimbas pada pirolastik G. Loppeng (Tbll)
bentuk pola aliran sungainya. Satuan batuan breksi andesit/ aliran pirolastik
G. Loppeng (Tbll) merupakan satuan batuan
Stratigrafi berumur lebih muda dari satuan Tpll. Batuan
Pengamatan batuan telah dilakukan di 66 ini berupa batuan vulkanik bertekstur breksi.
lokasi titik amat. Dua puluh tiga lokasi Penyebarannya ada di daerah timur laut di kaki
dilakukan pengambilan sampel batuan dan 10 barat G. Loppeng pada satuan morfologi ST.
sampel diantaranya telah di analisis petrografi, Luas sebarannya < 5 % dari seluruh luas
sedangkan 1 sampel dianalisis umur batuan daerah survei dengan ketebalan diperkirakan
dengan metoda fision track (Gambar 3). sekitar 50-100 meter (?). Satuan Tbll ini sangat
Stratigrafi di daerah Pincara di susun bagus tersingkap di penorehan struktur
berdasarkan hubungan relatif antara masing- geologi/ sesar di kaki gunung Buttu Loppeng.
masing unit batuan yang penamaannya di Jenis batuannya breksi andesitik.
dasarkan pada pusat erupsi dan genesa Karakteristik megaskopis satuan Tbll ini
pembentukan batuan tersebut. bertekstur breksi, batuan vulkanik, berwarna
Dari hasil pemetaan di lapangan, urutan batuan coklat kemerahan, batuan beku, komponen 0-
di daerah Pincara, Kabupaten Luwu Utara, 0,5 meter berasal dari lava andesitik, terpilah
Provinsi Sulawesi Selatan dapat dibagi menjadi buruk, porositas bagus, kemas terbuka dengan
6 satuan batuan dengan urut-urutan dari tua ke matrik berupa pasir-pasir lempungan yang
muda sebagai berikut: (Gambar 4). terkadang sudah menyoil. Umur satuan Tbll ini
- Satuan batuan andesit G. Loppeng (Tpll) adalah Paleosen (T.O. Simanjuntak, 1991),
- Satuan batuan breksi/ aliran piroklastik dengan kedudukan relatif lebih muda dari
G. Loppeng (Tpbl). satuan Tpll.
- Satuan batuan sedimen Tinjuawo/ S.
Pangkasi (Tmsp)
Satuan batuan sedimen Tinjuwao / S.
- Satuan batuan granit Simbolong (Tpgs)
Pangkasi (Tmsp)
- Satuan batuan sedimen Sepakat (Opss)
Satuan batuan Tmsp ini berumur lebih muda
- Satuan aluvium (Qa).
dari satuan Tbll. Batuannya merupakan batuan
sedimen berstruktur perlapisan dengan arah
Satuan batuan andesit G. Loppeng (Tpll)
jurus dan kemiringannya N 110-150º E/ 25-30º.
Satuan batuan andesit G. Loppeng (Tpll)
Sebarannya berada pada batas timur daerah
merupakan satuan batuan tertua yang
selidikan di satuan morfologi SL. Luasnya < 2
tersingkap di daerah penyelidikan. Batuan ini
% dari luas daerah survei. ketebalannya
merupakan batuan gunungapi (vulkanic).
diperkirakan 10-100 meter (?). Satuan Tmsp
Penyebarannya berada di daerah timur laut
ini tersingkap bagus di torehan struktur
dengan arah barat - timur, tengah (S. Baluase-
geologi/ sesar S. Pangkasi, wilayah
daerah Baloli/ Desa Tamiri, mata air panas
pemukiman transmigrasi Kecamatan
Pemandian-Desa Pincara dan S. Pemboleng/ S.
Mappedeceng, yang menjadi lokasi tipe satuan
Lekureda) pada satuan morfologi SL, SS dan
ini di daerah selidikan. Jenis batuannya berupa
ST. Luas sebarannya menutupi sekitar 10%
perselingan antara batu pasir, pasir
dari luas daerah survei dengan ketebalan
lempungan, batu lempung dan serpih dengan
diperkirakan mencapai lebih dari 750 meter
ketebalan antara 0,2-2 m
(?). Satuan Tpll ini tersingkap bagus pada
penorehan struktur geologi/ sesar dan di tubuh

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 3


Karakteristik megaskopis satuan Tmsp ini sebagai lokasi tipe untuk satuan batuan ini di
berupa perlapisan sedimen dengan kemiringan daerah selidikan. Jenis batuannya terdiri dari
N 110-150º E/ 25-30º, berwarna abu-abu s/d breksi pada bagian bawahnya dan ke atasnya
kehitaman, ketebalan antara 0,2-2 m terdiri berupa batu pasir, pasir lempungan serta
dari perselingan batu pasir, pasir lempungan, lempung, sedangkan bagian permukaannya
batu lempung dengan material berasal dari lava berbentuk soil.
andesitik dan filit, terpilah buruk, porositas Karakteristik megaskopis satuan ini berupa
buruk-bagus. Batuan ini posisi stratigrafinya perlapisan sedimen berarah barat-timur dengan
berada diatas andesit G. Loppeng (Tpll) kemiringan relatif datar, abu-abu gelap s/d
dengan kontak menyudut (angular kehitaman dan bagian atasnya sebagian
unconformity). Umur satuan sedimen S. menyoil. Komponen breksi berupa andesit dan
Pangkasi (Tmsp) adalah Miosen Atas (Tersier) granit dengan Ø mencapai 1 m, kemas terbuka,
(T.O. Simanjuntak, 1991). porositas jelek-bagus, terpilah buruk,
menyudut tanggung-menyudut dengan matrik
pasir-pasir lempungan yang berasal dari
Satuan batuan granit Buttu Simbolong
material andesitik hingga granitik. Batu pasir,
(Qpgs)
berwarna abu-abu hingga kehitaman, porositas
Satuan batuan granit Buttu Simbolong (Tmbs)
bagus, berukuran pasir halus-pasir lempungan
tersingkap luas di tengah hingga ke utara
yang berasal dari material andesitik-granitik.
daerah penyelidikan, berarah barat-timur. Di
Pasir lempungan dan batu lempung berwarna
barat dan utara wilayah sebarannya berlanjut
abu-abu-kehitaman hingga coklat kemerahan,
hingga keluar daerah pemetaan. Satuan ini
porositas sedang-buruk, berukuran lempung
berupa intrusi/tubuh batolit granit dan intrusi-
yang berasal dari material andesitik dan
intrusi kecil dengan puncak berderet dan
granitik. Batuan ini letaknya berada diatas
terpisah-pisah (soliter). Batuan ini menerobos
satuan granit G. Simbolong (Qpgs) dengan
satuan Tpll dengan indikasi banyak xenolith
kontak tidak selaras (unconformity). Bagian
batuan andesitik pada batuan granitik. Satuan
atas satuan Qpss ini umumnya telah menyoil
batuan Tpgs ini berada di satuan morfologi SS
dengan warna coklat hingga kemerahan. Umur
dan ST.
satuan sedimen Sepakat (Qpss) adalah Pliosen
Karakteristik megaskopik satuan Tpgs berupa:
(Kuarter).
batuan granitik, batuan beku dalam, berwarna
terang putih-kelabu hingga abu gelap sampai
Satuan aluvium (Qal)
kehitaman dan kemerahan, setengah melapuk-
Batuan aluvium tersingkap di selatan daerah
segar, porfiritik-faneritik, kompak, setempat
selidikan dengan arah barat-timur. Batuan ini
terfraktur dan terkekarkan. Mineral
terdiri dari gravel, pasir, kerikil, kerakal dan
megaskopis terdiri dari kuarsa, orthoklas,
bolder-bolder serta lumpur hasil erosi, banjir
plagioklas, amfibol, mika hitam (biotit),
bandang, longsoran yang berasal komposisi
piroksen (?) dan opak. Dibeberapa bagian
batuan yang lebih tua. Satuan batuan Qal ini
tmuncul urat-urat silika dan karbonan. Hasil
berada pada satuan morfologi pedataran SP.
datin fisiontrack menunjukkan umur batuan
Karakteristik aluvium: berwarna putih, abu-abu
adalah 3,3 ± 0,3 Juta tahun/ Pliosen (Tersier
terang-hingga abu kehitaman, berukuran
Atas).
lempung-bolder, komponen Ø mencapai
hingga 1 m yang berasal dari batuan tua,
Satuan batuan sedimen Sepakat (Qpss) berporositas baik dan terpilah buruk. Satuan
Satuan batuan sedimen Sepakat (Qpss) Qal ini umurnya paling muda dan terletak di
merupakan batuan yang berumur lebih muda permukaan. Kontak dengan batuan Qpss
dari satuan Tpgs yang terletak disatuan berupa kontak tidak selaras (unconformity).
morfologi SL. Batuan ini berupa batuan
sedimen berstruktur perlapisan dengan jurus Struktur Geologi
barat-timur dengan kemiringan relatif datar. Struktur geologi di daerah Pincara dicerminkan
Sebarannya di selatan berarah barat-timur dan oleh bentuk kelurusan tofografi (kelurusan
berbatasan dengan aluvium. Luas sebaran ± 20 sungai, lembah, bukit dan punggungan), paset
% dari luas daerah survei dengan ketebalan segi tiga, dinding patahan (gawir sesar), kekar
diperkirakan antara 140-150 meter (?). Satuan (joint-joint) , off-set (naiknya) batuan tua, zona
Qpss ini tersingkap bagus pada torehan hancuran batuan/ breksiasi (fractures), cermin
struktur geologi/ sesar Baluase (Kp.Uraso- sesar (ilicen side) dan pemunculan mata air
Desa Sepakat, Kec. Masamba-perkebunan panas.
Kelapa Sawit) dan di pinggir jalan pemukiman Berdasarkan cermin lapangan di atas dengan
transmigrasi, Kecamatan Mappedeceng kompilasi citra landsat (www.landsat.org,

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 4


2001) terdapat 3 sesar utama dengan urutan Mata air panas Kanan Tedong 1, Desa
dari tua ke muda adalah sesar berarah utara Pincara
timurlaut - selatan baratdaya (N 20-30º E). Mata air panas Kanan Tedong berada di Desa
Sesar Kedua mempunyai arah timurlaut- Pincara, Kecamatan Masamba. Terletak pada
baratdaya (N 45-50 º E) dan sesar termuda koordinat UTM X= 208127 mT, Y= 9725314
yang berarah baratlaut-tenggara (N 320- mU. Karakteristik air panas muncul pada
340ºE). Sesar termuda ini membawa sistim batuan breksi berkomponen granit, berupa
panas bumi dan mengakibatkan pemunculan mata air panas seluas ± 2,5 x 7 m2, suhu
mata air panas Pemandian & Kanan Tedong- terukur 83,40 C, suhu udara 25,3o C, berwarna
Desa Pincara dan mata air panas Kanan Kole jernih, beruap, berasa tawar, berbau belerang
& Kanan Kumbi Desa Lero. sedang, dijumpai endapan sinter silika/ sulfat
- Sesar tertua berarah utara timurlaut-selatan (?) dan terlihat bualan-bualan gelembung gas
baratdaya (N 20-30ºE) di namakan sesar tidak kontinu, pH terukur dengan debit ±
Baluase dengan kemiringan > 70° ke arah 10 l/detik.
barat. Sesar ini menyebabkan kelurusan
Mata air panas Pamandian, Desa Pincara
morfologi pada S. Baluase dan pemunculan
Mata air panas Pamandian terletak ± 200 m di
mata air panas Pemandian dan Kanan
utara Kanan Tedong. Terletak pada koordinat
Tedong-Desa Pincara.
UTM X= 208220 mT, Y= 9725493 mU. Luas
- Sesar Kedua mempunyai arah timurlaut-
kenampakan 4 X 5 m2, muncul pada lava
baratdaya (N 45-50º E) dengan kemiringan
andesit. Karakteristik bersuhu 74,40 C, suhu
45-60º sesar ini mengakibatkan kemunculan
udara 25,8o C, berwarna jernih, beruap tipis,
batuan tua (sedimen Pangkase/Tmsp).
berasa tawar, berbau belerang lemah, tidak
- Sesar termuda berarah baratlaut-tenggara (N
dijumpai endapan sinter dan ada bualan-bualan
320-340º E). Sesar ini dinamakan sesar
gelembung gas tidak kontinu, pH terukur
Balakala, sesar Masamba dan sesar Kula
dengan debit ± 4 l/detik.
dengan berkemiringan > 80º. Sesar Balakala
membentuk joint-joint pada batuan (zona Mata air panas Kanan Tedong 2, Desa
fraktur), kelurusan lembah/S.Balakala, Pincara
tebing patahan, paset segitiga (triangular- Mata air panas Kanan Tedong 2 berada di Desa
pacet) dan pemunculan mata air panas Pincara, Kecamatan Masamba. Terletak 15 m
Pemandian dan Kanan Kedong-Desa dari Kanan Tedong 1, pada koordinat UTM X=
Pincara. 208153 mT, Y= 9725294 mU. Karakteristik
Sesar Masamba menyebabkan joint-joint di air panas muncul pada batuan granit, berupa
batuan (zona fraktur), kelurusan lembah/S. mata air panas di tepi barat S. Baluase seluas ±
Masamba, tebing patahan dan paset segitiga 1 x 4 m2, suhu terukur 63,50 C, suhu udara 25o
(triangular-pacet). C, berwarna jernih, beruap, berasa tawar,
Sesar Kula menyebabkan joint-joint pada berbau belerang sedang, terlihat bualan-bualan
batuan (zona fraktur), kelurusan lembah/S. gelembung gas tidak kontinu, pH terukur
Kula, tebing patahan, paset segitiga dengan debit ± 2 l/detik.
(triangular-pacet) dan pemunculan mata air
panas Kanan Kole dan Kanan Kumbi-Desa Mata air panas Kanan Kole, Desa Lero
Mata air panas Kanan Kole berada di Desa
Lero dan naiknya batuan tua lava andesitik
Tpll di S. Baluase, Desa Kamiri, Kecamatan Lero, Kecamatan Masamba. Terletak pada
Masamba (Gambar 4). koordinat UTM X= 199881 mT, Y= 9723107
mU. Karakteristik air panas muncul pada
batuan granit, berupa mata air panas seluas ± 2
KAJIAN PANAS BUMI
x 3 m2, suhu terukur 53,40 C, suhu udara 25,3o
C, berwarna jernih, beruap tipis, berasa tawar,
Gejala Kenampakan panas bumi di daerah
berbau belerang lemah, dijumpai endapan
penyelidikan
sinter silika/ sulfat (?) dan terlihat bualan-
Dari hasil pemetaan geologi di daerah Pincara,
bualan gelembung gas tidak kontinu, pH
Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi
terukur dengan debit ± 5 l/detik.
Selatan telah ditemukan 2 kelompok
kenampakan gejala panas bumi berupa mata air Mata air panas Kanan Kumbi, Desa Lero
panas di Desa Pincara (Pamandian dan Kanan Mata air panas Kanan Kumbi berada di Desa
Tedong) dan di Desa Lero (Kanan Kumbi dan Lero, Kecamatan Masamba. Terletak pada
Kanan Kole). Karakteristik manifestasi itu koordinat UTM X= 199908 mT, Y= 9722745
sbb: (Table 1). mU. Karakteristik air panas muncul pada
batuan granit, berupa mata air panas seluas ±
2,5 x 4 m2, suhu terukur 72,40 C, suhu udara

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 5


25o C, berwarna jernih, beruap, berasa tawar, - Batuan penudung berupa clay-cap pada
berbau belerang sedang, dijumpai endapan kontak sentuh batuan granitik dengan
sinter silika/ sulfat (?) dan terlihat bualan- lapisan air panas di manifestasi
bualan gelembung gas tidak kontinu, pH Pemandian, Kanan Tedong-Desa Pincara
terukur dengan debit ± 4 l/detik. dan mata air panas Kanan Kole, kanan
Kumbi - Desa Lero.
TATA GUNA LAHAN - Di sekitar daerah manifestasi ketebalan
lempung penutup lebih tebal apabila
Untuk mendukung penyelidikan bidang dibandingkan dengan daerah yang
kepanasbumian di daerah Pincara, Kabupaten semakin menjauh dari pemunculan
Luwu Utara, Sulawesi Selatan sangat manifestasi.
diperlukan data “Tata Guna Lahan” yang - Batuan konduktif berupa batuan-batuan
sangat bermanfaat untuk mendukung kegiatan berumur Tersier, yaitu andesitik G.
eksplorasi dan eksploitasi panas bumi. Data Polleng dan tubuh batolit granit G.
tersebut berupa data status penggunaan dan Simbolong yang telah mengalami
pemanfaatan lahan yang akurat dari instansi silisifikasi, dimana rambatan panas
resmi. Tata guna lahan di daerah Pincara, terkonduksi melalui batuan ini, sedangkan
Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi konveksi panas teralirkan oleh fluida
Selatan terdiri dari 3 (tiga) wilayah tata guna, sepanjang permeabilitas/fraktur batuan
yaitu wilayah: Hutan Produksi Konversi dan zona patahan.
(HPK), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan
Lahan Bebas (LB). Pengetahuan status KESIMPULAN DAN SARAN
“Tata Guna Lahan” ini sangat penting untuk
mengantisipasi resiko dalam pemanfaatan KESIMPULAN
lahan yang berpotensi menimbulkan
kerawanan materil atau immateril. Daerah penyelidikan panas bumi Pincara
Pengantisipasian diantaranya dengan cara secara administratif termasuk wilayah
pengurusan perijinan untuk pemanfaatannya Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara,
kepada instansi berwenang dan Propinsi Selawesi Tengah.
pensosialisasian kepada masyarakat lokal. Luas daerah survei sekitar (16 x 15) km2,
berada pada posisi geografis antara 02°27’00’’
MODEL PANAS BUMI TENTATIF - 02°35’00” lintang selatan dan 120°18’00” -
120°26’00’’bujur timur (Gambar 1). Peta
Model panas bumi Pincara di analisis topografi daerah penyelidikan berskala 1 :
berdasarkan pemunculan manifestasi panas 50.000 termasuk lembar Sabbang dan
bumi, peta geologi (batuan, morfologi dan Masamba (lembar 2113-13 dan 44, tahun
struktur) dan kenampakan lapangan, sehingga 1991).
dapat di tarik gambaran umum dari Berdasarkan kepada bentuk bentang alam, pola
penampang model panas bumi yang aliran sungai, tingkat/ stadium erosi, jenis
diperlihatkan seperti pada Gambar 5. batuan dan kemiringan lereng di daerah
Dari model tentatif panas bumi daerah Pincara penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi 4
menunjukkan, bahwa: (empat) satuan morfologi. Satuan morfologi
itu adalah: satuan pedataran (SP), satuan
- Heat-source (sumber panas) diduga perbukitan bergelombang lemah (SL), satuan
berupa bodi magma/ pocket batolit granit perbukitan bergelombang sedang (SS) dan
di kedalaman. satuan perbukitan terjal (ST).
- Zone reservoar terletak pada daerah Stratigrafi di daerah Pincara di susun
akumulasi air tanah yang berbentuk sistem berdasarkan hubungan relatif antara masing-
air panas dan terperangkap pada rekahan masing unit batuan yang penamaannya di
batuan, diperkirakan di kedalaman antara dasarkan pada pusat erupsi dan genesa
600-1300 m di kedalaman daerah pembentukan batuan tersebut.
manifestasi Pemandian, Kanan Tedong- Dari hasil pemetaan di lapangan, urutan batuan
Desa Pincara dan mata air panas Kanan daerah Pincara, Kabupaten Luwu Utara,
Kole, kanan Kumbi-Desa Lero. Provinsi Sulawesi Selatan dapat dibagi menjadi
- Air yang telah terpanasi di kedalaman 6 satuan batuan dengan urut-urutan dari tua ke
tersebut selanjutnya naik kepermukaan muda sebagai berikut: Satuan batuan andesit G.
melalui akses zona patahan atau rekahan Loppeng (Tpll), Satuan batuan breksi/ aliran
batuan dan muncul sebagai mata air panas. piroklastik G. Loppeng (Tpbl), Satuan batuan
sedimen Tinjuawo (Tmsp), Satuan batuan

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 6


granit Simbolong (Tpgs), Satuan batuan Model panas bumi Pincara di analisis
sedimen (Opss) dan Satuan aluvium (Qa). berdasarkan pemunculan manifestasi panas
Struktur geologi di daerah Pincara dicerminkan bumi, peta geologi (batuan, morfologi dan
oleh bentuk kelurusan tofografi (kelurusan struktur) dan kenampakan lapangan, sehingga
sungai, lembah, bukit dan punggungan), paset dapat di tarik gambaran umum dari
segi tiga, dinding patahan (gawir sesar), kekar penampang model panas bumi yang
(joint-joint) , off-set (naiknya) batuan tua, zona menunjukkan sebagai berikut:
hancuran batuan/ breksiasi (fractures), cermin
- Heat-source (sumber panas) diduga berupa
sesar (ilicen side) dan pemunculan mata air
bodi magma/ pocket batolit granit di
panas.
kedalaman.
Berdasarkan cermin lapangan di atas dengan
- Zone reservoar terletak pada daerah
kompilasi citra landsat (www.landsat.org,
akumulasi air tanah yang berbentuk sistem
2001) terdapat 3 sesar utama dengan urutan
air panas dan terperangkap pada rekahan
dari tua ke muda adalah sesar berarah utara
batuan, diperkirakan di kedalaman antara
timurlaut - selatan baratdaya (N 20-30º E).
600-1300 m di kedalaman daerah
Sesar Kedua mempunyai arah timurlaut-
manifestasi Pemandian, Kanan Tedong-Desa
baratdaya (N 45-50 º E) dan sesar termuda
Pincara dan mata air panas Kanan Kole,
yang berarah baratlaut-tenggara (N 320-
kanan Kumbi-Desa Lero.
340ºE). Sesar termuda ini membawa sistim
- Air yang telah terpanasi di kedalaman
panas bumi dan mengakibatkan pemunculan
tersebut selanjutnya naik kepermukaan
mata air panas Pemandian & Kanan Kedong-
melalui akses zona patahan atau rekahan
Desa Pincara dan mata air panas Kanan Kole
batuan dan muncul sebagai mata air panas.
&Kanan Kumbi Desa Lero.
- Batuan penudung berupa clay-cap pada
- Sesar tertua berarah utara timurlaut-selatan kontak sentuh batuan granitik dengan lapisan
baratdaya (N 20-30ºE) di namakan sesar air panas di manifestasi Pemandian, Kanan
Baluase dengan kemiringan > 70° ke arah Tedong-Desa Pincara dan mata air panas
barat. Sesar ini menyebabkan kelurusan Kanan Kole, kanan Kumbi – Desa Lero.
morfologi pada S. Baluase dan pemunculan - Di sekitar daerah manifestasi ketebalan
mata air panas Pemandian dan Kanan lempung penutup lebih tebal apabila
Kedong-Desa Pincara. dibandingkan dengan daerah yang semakin
menjauh dari pemunculan manifestasi.
- Sesar Kedua mempunyai arah timurlaut-
- Batuan konduktif berupa batuan-batuan
baratdaya (N 45-50º E) dengan kemiringan
berumur Tersier, yaitu andesitik G. Polleng
45-60º sesar ini mengakibatkan kemunculan
dan tubuh batolit granit G. Simbolong yang
batuan tua (sedimen Pangkase/Tmsp).
telah mengalami silisifikasi, dimana
- Sesar termuda berarah baratlaut-tenggara (N rambatan panas terkonduksi melalui batuan
320-340º E). Sesar ini dinamakan sesar ini, sedangkan konveksi panas teralirkan
Balakala, sesar Masamba dan sesar Kula oleh fluida sepanjang permeabilitas/fraktur
dengan berkemiringan > 80º. Sesar Balakala batuan dan zona patahan.
membentuk joint-joint pada batuan (zona
fraktur), kelurusan lembah/S.Balakala, Wilayah air tanah di daerah selidikan secara
tebing patahan, paset segitiga (triangular- garis besarnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
pacet) dan pemunculan mata air panas daerah tangkapan air (re-charge area), daerah
Pemandian dan Kanan Kedong-Desa munculan air tanah (dis-chargearea) dan
Pincara. daerah aliran air permukaan (run-off water
Sesar Masamba menyebabkan joint-joint di area).
batuan (zona fraktur), kelurusan lembah/S. - Daerah tangkapan air (re-charge area) berada
Masamba, tebing patahan dan paset segitiga pada satuan morfologi perbukitan terjal,
(triangular-pacet). perbukitan bergelombang sedang dan
Sesar Kula menyebabkan joint-joint pada perbukitan bergelombang lemah yang
batuan (zona fraktur), kelurusan lembah/S. memanjang arah barat-timur dan terletak di
Kula, tebing patahan, paset segitiga tengah hingga ke utara daerah dengan
(triangular-pacet) dan pemunculan mata air ketinggian mencapai hingga 750 m dpl.
panas Kanan Kole dan Kanan Kumbi-Desa Daerah ini mencapai luas ± 70 % dari
Lero dan naiknya batuan tua lava andesitik seluruh luas daerah selidikan. Air hujan
Tpll di S. Baluase, Desa Kamiri, Kecamatan umumnya akan meresap pada daerah ini dan
Masamba (Gambar 3). masuk kebawah permukaan melalui
struktur, rekahan (fracture) dan porositas

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 7


batuan. Selanjutnya air itu terkumpul dilakukan pemboran landaian suhu dianjurkan
menjadi air tanah. Daerah ini menjadi daerah berlokasi di utara sesar normal Balakala. Sesar
kantong air (catchment- area) dan daerah itu mempunyai arah baratlaut - tenggara
akumulasi air tanah berada di bawah dengan kemiringan > 70º ke arah utara.
permukaannya. Tekanan dan temperatur fluida di kedalaman
- Daerah munculan air tanah (dis-charge) yang akan dihasilkan tidak begitu tinggi,
berada di satuan morfologi pedataran yang karena sistim fluida panas disini yang dominan
mencakup ± 25 % dari luas daerah adalah air panas bukan uap panas (steam).
selidikan. Air hujan (meteoric water) di
satuan morfologi perbukitan terjal, DAFTAR PUSTAKA
perbukitan bergelombang sedang dan
perbukitan bergelombang lemah yang Badan Meteorologi Dan Geofisika (BMG,
sebagian meresap kebawah permukaan 2004); Data curah hujan Indonesia tahun
melalui struktur, rekahan (fracture) dan 2004.
porositas batuan dan terkumpul menjadi air Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of
tanah dan menjadi daerah kantong air Indonesia. Vol. I A. General Geology
(catchment area) . Namun volume air yang Of Indonesia And Adjacent
menjadi kantong air itu tidak seluruhnya, Archipelagoes. Government Printing
sedangkan sebagian lagi air tersebut akan Office. The Hague. Netherlands.
melaju dan muncul di daerah pedataran BPS (Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu
berupa mata air dingin dan mata air panas Utara, 2004); Luwu Utara dalam Angka
sebagai munculan air tanah (dis-charge) 2004. Kerjasama BPS dan Bappeda
- Daerah aliran air permukaan (run-off water), Kabupaten Luwu Utara.
Sistim air tanah di daerah ini sebagian Saiful Bahri, Muzil Azwar, 1985, Kegiatan
berupa aliran air permukaan yaitu air hujan Inventarisasi Manifestasi Panas Bumi
yang mengalir di permukaan sungai-sungai Daerah Masamba, Kabupaten Luwuk
besar dan sungai-sungai kecil yang ada di Utara, Propinsi Sulawesi Selatan, Dit.
daerah penyelidikan. Aliran air permukaan Vulkanologi, Bandung
itu mengalir secara gravitasi dari ketinggian Simanjuntak, T.O., dkk., 1991. Peta Geologi
menuju daerah lebih rendah hingga Lembar Malili, Sulawesi Selatan, Skala
pedataran. Sungai-sungainya diantaranya 1: 250.000. Pusat Penelitian Dan
adalah S. Baluase dan S. Masamba. Air Pengembangan Geologi. Bandung.
permukaan di daerah penyelidikan
selanjutnya mengalir di permukaan dataran Sriwidodo, dkk., 2002, Penyelidikan Terpadu
rendah sepanjang aliran sungai menuju teluk Geologi, Geokimia dan Geofisika di
Bone jauh di selatan daerah selidikan. Daerah Panas Bumi Parrara, Kecamatan
Sabbang, Kabupaten Luwuk Utara,
SARAN Sulawesi Selatan. Dit. Inventarisasi
Di daerah Pincara, Kabupaten Luwu Utara, Sumber Daya Mineral, Bandung.
Propinsi Sulawesi Selatan apabila akan

Daerah penyelidikan

Gambar 1. Peta lokasi daerah penyelidikan

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 8


Gambar 2. Peta Morfologi Daerah Penyelidikan

Gambar 3. Peta pengamatan sampel batuan daerah Pincara,

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 9


Gambar 4. Peta geologi daerah Pincara, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 10


Gambar 5. Model tentatif panas bumi daerah Pincara, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 11


Tabel 1. Karakteristik Mata air panas Daerah Pincara, Kab. Luwu Utara - Sulsel
No Lokasi Jenis T ud & T ap pH Debit Karakteristik
Mata air panas (°C ) (L /
detik)

1. Kanan Tedong 1, Desa Mata air panas 25,3 & 83,4 10 Muncul pada batuan
Pincara, Kecamatan breksi berkomponen
Masamba. granit, luas ± 2,5 x 7
X= 208127 mT, m2, jernih, beruap,
Y= 9725314 mU. tawar, bau belerang
sedang, ada sinter
silika/ sulfat (?),
bualan gas tidak
konyinyu.
Kanan Tedong 2, Desa Jarak 15 m dari
2.
Pincara, Kecamatan Kanan Tedong 1, luas
Mata air panas 25 & 63,5 2
Masamba. ± 1 X 4 m2, muncul
X= 208153 mT, pada granit di tepi
Y= 9725294 mU. barat S. Baluase,
jernih, beruap, tawar,
bau belerang lemah,
tidak ada sinter, ber
gelembung gas tidak
kontinu.

Pamandian, Desa Terletak ± 200 m


Pincara, Kec. Masamba utara Kanan Tedong.
3.
X= 208220 mT, Mata air panas 25,8 & 74,4 4 Luas ± 4 X 5 m2,
Y= 9725493 mU. muncul pada lava
. andesit di tepi barat
S. Baluase, jernih,
beruap tipis, tawar,
bau belerang lemah,
tidak ada sinter,
bergelembung gas
tidak kontinu.
Muncul pada granit,
luas ± 2 x 3 m2,
Kanan Kole, Desa jernih, beruap tipis,
4. Lero, Kecamatan tawar, berbau
Masamba. 25,3 & 45,6 ± 5 belerang lemah, ada
X= 199881 mT, Mata air panas sinter silika/ sulfat (?)
Y= 9723107 mU. dan bualan
gelembung gas tidak
kontinu,
Muncul pada granit,
luas ± 2,5 x 4 m2,
Kanan Kumbi, Desa jernih, beruap, tawar,
Lero, Kecamatan berbau belerang
5. Mata air panas 25 & 52,2 4 sedang, ada endapan
Masamba.
X= 199908 mT, sinter silika/ sulfat (?)
Y= 9722745 mU. dan bualan
gelembung gas tidak
kontinu

Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005 17 - 10

Anda mungkin juga menyukai