A. PENDAHULUAN
Hipertensi atau peningkatan tekanan darah masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat global. Data WHO tahun 2015
menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi.
Artinya, 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi,
hanya 36,8% di antaranya yang minum obat. Hipertensi memberikan
kontribusi pada kejadian penyakit jantung, stroke, gagal ginjal,
kematian dini, dan kecacatan. Pada tahun 2008, secara global,
penyakit kardiovaskular menyumbang sekitar 17 juta kematian per
tahun, hampir sepertiga dari total kematian. Dari jumlah tersebut,
komplikasi dari hipertensi mencapai 9,4 juta kematian di seluruh
dunia setiap tahun. Hipertensi menyebabkan setidaknya 45% dari
total kematian yang disebabkan penyakit jantung dan 51% dari total
kematian yang disebabkan stroke (WHO, 2013; WHO, 2017).
Tahun 2016 masih terdapat gambaran yang sama yaitu
penyakit kardiovaskular menyumbang sekitar 17,9 juta kematian per
tahun, hampir sepertiga dari total kematian (WHO, 2018).
Meningkatnya prevalensi hipertensi dikaitkan dengan pertumbuhan
penduduk, penuaan, dan faktor risiko perilaku, seperti diet tidak
sehat, konsumsi alkohol, kurangnya aktivitas fisik, berat badan
berlebih, faktor stress yang persisten. Jika tindakan yang tepat tidak
diambil, kematian akibat penyakit kardiovaskular diproyeksikan
akan meningkat terus (gambar 1.1) (WHO, 2008).
2
B. ANALISIS SITUASI
Keunggulan suatu organisasi ditentukan oleh cara bagaimana
manajemen mengelola dan memberdayakan sumber daya sebagai
masukan (input) organisasi. Masukan adalah semua jenis sumber
daya yang digunakan dalam proses transformasi (konversi) untuk
menghasilkan keluaran (output). Berikut merupakan sumber daya
dan keluaran program Prolanis Klinik Griya Husada 4 Karanganyar:
1. Sumber Daya (masukan)
a. Man: 1 bidan
b. Money: Alokasi dana BPJS, untuk kegiatan insidental
disubsidi klinik dan kas klub prolanis
c. Material: obat disediakan BPJS, alat kesehatan disediakan
klinik. Kendala obat terjadi karena perubahan sistem Prolanis
dari BPJS. Pasien harus masuk program rujuk balik dari
dokter spesialis dulu meskipun bisa terkendali di klinik.
d. Market: promosi masih dilaksanakan di dalam gedung
(pasien dan keluarga yang datang ke klinik diedukasi tentang
Prolanis). Pembuatan spanduk dan launching klub prolanis
pernah diadakan.
e. Methode: promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.
5
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Menurunkan morbiditas hipertensi
b. Menurunkan mortalitas akibat hipertensi dan komplikasinya
c. Meningkatkan jumlah penderita hipertensi dengan tekanan
darah terkontrol, yaitu dengan target ≥75%
d. Meningkatkan kepatuhan berobat penderita hipertensi
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui hubungan antara persepsi kerentanan (perceived
suscepibility) dan kepatuhan berobat penderita hipertensi
klub Prolanis Klinik Griya Husada 4 Karanganyar
2. Mengetahui hubungan antara persepsi keseriusan (perceived
severity) dan kepatuhan berobat penderita hipertensi klub
Prolanis Klinik Griya Husada 4 Karanganyar
3. Mengetahui hubungan antara persepsi manfaat (perceived
benefit) dan kepatuhan berobat penderita hipertensi klub
Prolanis Klinik Griya Husada 4 Karanganyar
4. Mengetahui hubungan antara persepsi hambatan (perceived
barrier) dan kepatuhan berobat penderita hipertensi klub
Prolanis Klinik Griya Husada 4 Karanganyar
5. Mengetahui hubungan antara isyarat untuk tindakan (cues to
action) dan kepatuhan berobat penderita hipertensi klub
Prolanis Klinik Griya Husada 4 Karanganyar
6. Mengetahui hubungan antara efikasi diri (self efficacy) dan
kepatuhan berobat penderita hipertensi klub Prolanis Klinik
Griya Husada 4 Karanganyar
9
D. TINJAUAN PUSTAKA
Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model, HBM)
merupakan model perilaku kesehatan pertama dan tertua. Model ini
dikembangkan pertama kali pada tahun 1950an oleh sekelompok ahli
psikologi di Departemen Kesehatan Amerika untuk menjelaskan
kegagalan luas dalam program skrining penyakit. HBM merupakan
salah satu kerangka kerja konseptual yang paling banyak digunakan
dalam penelitian perilaku kesehatan, baik untuk membantu
memahami mengapa seseorang melakukan atau tidak melakukan
perilaku kesehatan maupun sebagai kerangka pedoman untuk
melakukan intervensi kesehatan (Champion&Skinner, 2008; Glanz et
al, 2010).
1. Pengertian HBM
Health Belief Model (HBM) adalah model teoritis yang
digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku
kesehatan. HBM berfokus pada pengambilan keputusan
kesehatan berdasarkan sikap dan keyakinan individu. HBM
merupakan teori intrapersonal (dalam diri individu) meliputi
pengetahuan dan keyakinan yang digunakan dalam promosi
kesehatan untuk merancang program pencegahan maupun
intervensi. Model ini mencoba menjelaskan kondisi di mana
seseorang akan terlibat dalam perilaku kesehatan individu seperti
perilaku pencegahan atau pengobatan suatu penyakit
(Rosenstock, 1966; Janz&Becker, 1984; Burke, 2013; Luger,
2013; Sulaeman, 2016).
2. Kerangka Konsep Model HBM
Dimensi-dimensi yang terdapat dalam HBM adalah: (1)
Kesiapan individu untuk merubah perilaku untuk memghindari
suatu penyakit atau memperkecil faktor risiko suatu masalah
10
3. Aplikasi HBM
HBM diaplikasikan untuk memprediksi berbagai perilaku
yang berhubungan dengan kesehatan seperti deteksi dini penyakit
tanpa gejala dan imunisasi. HBM juga diaplikasikan untuk
memahami tanggapan pasien yang didiagnosis penyakit, sesuai
dengan rejimen pengobatan, perilaku gaya hidup, dan perilaku
13
2. Kerangka Konsep
Faktor sosio-
demografi Kepatuhan
responden berobat pada
(umur, jenis penderita
kelamin, hipertensi
pendidikan)
Harapan
Persepsi manfaat
Persepsi hambatan
Efikasi diri
17
3. Hipotesis
a. Adanya hubungan antara persepsi kerentanan dengan
kepatuhan berobat penderita hipertensi
b. Adanya hubungan antara persepsi keseriusan dengan
kepatuhan berobat penderita hipertensi
c. Adanya hubungan antara persepsi manfaat dengan kepatuhan
berobat penderita hipertensi
d. Adanya hubungan antara persepsi hambatan dengan
kepatuhan berobat penderita hipertensi
e. Adanya hubungan antara isyarat untuk tindakan dengan
kepatuhan berobat penderita hipertensi
f. Adanya hubungan antara efikasi diri dengan kepatuhan
berobat penderita hipertensi
4. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian cross sectional. Desain ini digunakan
karena variabel terikat dan variabel bebas pada saat yang
bersamaan diobservasi dengan cara menyebarkan dan mengisi
kuesioner kepada responden.
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi
1) Populasi target
Populasi target yang digunakan pada penelitian ini adalah
penderita hipertensi.
2) Populasi terjangkau
Populasi terjangkau yang digunakan pada penelitan ini
adalah penderita hipertensi di Klinik Griya Husada 4
Karanganyar bulan September 2018.
18
b. Sampel
Sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan
consecutive sampling, yaitu semua subjek yang memenuhi
kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai
jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Sampel yang
diteliti merupakan populasi terjangkau yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
1) Kriteria inklusi
a) Penderita hipertensi di Klinik Griya Husada 4
Karanganyar pada bulan September-Oktober 2018.
b) Bersedia menjadi subjek penelitian informed consent.
c) Telah mengonsumsi obat hipertensi minimal enam
bulan.
2) Kriteria eksklusi
Kondisi kesehatan yang spesifik: stroke, penurunan
kesadaran.
6. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
1) Perceived susceptibility (persepsi kerentanan)
2) Perceived severity/seriousility (persepsi
keparahan/keseriusan)
3) Perceived benefits (persepsi manfaat)
4) Perceived barriers (persepsi hambatan)
5) Cues to action (isyarat untuk tindakan)
6) Self-efficacy (efikasi diri)
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan berobat
penderita hipertensi.
19
7. Definisi Operasional
Tabel 5.1 Definisi operasional
Cara Skala
No Variabel Definisi Hasil Ukur
Ukur Ukur
1. Persepsi Pernyataan Kuesio 4-20 Numerik
kerentanan responden yang ner
menyatakan
dirinya merasa
rentan/mudah
terkena dan
terserang
hipertensi
2. Persepsi Pernyataan Kuesio 4-20 Numerik
keparahan responden yang ner
merasa bahwa
hipertensi
menimbulkan
masalah serius
bagi hidupnya
3. Persepsi Pernyataan Kuesio 4-20 Numerik
manfaat responden adanya ner
keuntungan yang
didapat dari
kepatuhan berobat
4. Persepsi Pernyataan adanya Kuesio 5-25 Numerik
hambatan hambatan yang ner
dirasakan
responden dalam
kepatuhan berobat
5. Isyarat Pernyataan tentang Kuesio 4-20 Numerik
untuk faktor-faktor yang ner
tindakan menjadikan
responden patuh
dalam meminum
obat hipertensi
6. Efikasi diri Responden merasa Kuesio 4-20 Numerik
yakin akan ner
kemampuan
dirinya meminum
obat hipertensi
secara rutin
7. Kepatuhan Kepatuhan Morisk 8= tinggi
20
8. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data primer didapat
dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner konsep HBM mengacu
dari penelitian Yang et al (2016), Santhi (2012), dan Champion
(1984) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan peneliti. Sedangkan
kuesioner kepatuhan berobat menggunakan Moriskys Medication
Adherence Scale (MMAS-8). Kegiatan pengumpulan data dilakukan
oleh peneliti
9. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran
masing-masing variabel, tabel yang ditampilkan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui variasi serta besar
proporsi penyebarannya.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat untuk mendapatkan informasi tentang
hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat yang terdapat
dalam hipotesis penelitian. Ditinjau dari skala data pada beberapa
variabel yaitu variabel bebas berupa numerik dan variabel terikat
berupa ordinal maka uji statistik yang digunakan pada penelitian
ini adalah uji Spearman. Analisis dibantu dengan IBM SPSS
Statistics 22 Licens Authorization Wizard.
21
F. DISKUSI
Derajat kepatuhan berobat penderita hipertensi pada
penelitian masih sangat rendah, yaitu 9.1%. Hasil penelitian lain juga
menunjukkaan derajat kepatuhan berobat yang masih rendah,
meskipun bervariasi angkanya. Penelitian yang dilakukan oleh
Kamran et al (2014) sebesar 24% dan penelitian Shameena et al
(2017) sebesar 23%. Penelitian oleh Yang et al (2016) menunjukkan
derajat kepatuhan berobat yang lebih besar yaitu 43.5%.
Kepatuhan berobat didefinisikan sebagai sejauh mana
perilaku konsumsi obat dari pasien sesuai dengan rekomendasi
tenaga kesehatan. Kepatuhan berobat pada penderita hipertensi
sangat penting dalam pengendalian tekanan darah. Ketidakpatuhan
dalam berobat berkaitan dengan biaya pengobatan yang tinggi dan
reaksi obat yang merugikan. Beberapa penelitian menunjukkan
tingkat kepatuhan berobat pada penyakit kronis tidak lebih dari 50%.
Kepatuhan berobat ini juga sangat berkaitan dengan pengurangan
morbiditas dan mortalitas penyakit, namun aspek ini masing jarang
diperhatikan (Shameena et al, 2017).
Analisis variabel HBM pada penelitian ini tidak
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara keenam
variabel (persepsi kerentanan p=0.59, persepi keseriusan p=0.56,
26
DAFTAR PUSTAKA
Champion VL dan Skinner CS. 2008. The Health Belief Model. Dalam:
Glanz K, Rimer BK, Viswanath K. Health Behavior and Health
Education: Theory, Research, and Practice. 4th Edition. San
Fransisco: John Wiley&Sons Inc. Hlm: 45-66.
Janz NK & Becker MH. 1984. The Health Belief Model: A Decade
Later. Health Education Quarterly, 11(1): 1-47.
Pickering TG. 2001. Why Are We Doing So Badly With The Control of
Hypertension? Poor Compliance Is Only Part of The Story. J clin
hypertens (Greenwich). 3(3):179‑82.
Responden
33
PETUNJUK: Tandai () pada kolom yang sesuai dengan jawaban Anda.
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda kadang-kadang lupa minum obat
untuk penyakit hipertensi (obat penurun tensi)
Anda?
2. Orang kadang-kadang tidak sempat minum obat
bukan karena lupa.
Selama 2 pekan terakhir ini, pernahkah Anda
dengan sengaja tidak meminum obat tersebut?
3. Pernahkah Anda mengurangi atau berhenti minum
obat tanpa memberitahu dokter Anda karena
merasa kondisi Anda bertambah parah ketika
meminum obat tersebut?
4. Ketika Anda berpergian atau meninggalkan
rumah, apakah Anda kadang-kadang lupa
membawa obat tersebut?
5. Apakah kemarin Anda minum obat tersebut?
6. Ketika Anda merasa sehat, apakah Anda juga
kadang berhenti meminum obat tersebut?
7. Minum obat setiap hari merupakan hal yang tidak
menyenangkan bagi sebagian orang. Apakah Anda
pernah merasa terganggu dengan kewajiban Anda
terhadap pengobatan yang harus Anda jalani?
8. Seberapa sering Anda mengalami kesulitan minum
obat Anda?
a. Tidak pernah / jarang
b. Beberapa kali
c. Kadang kala
d. Sering
e. Selalu
Centang : Ya apabila memilih b / c / d / e
Centang : Tidak apabila memilih a
34
Petunjuk Pengisian:
Bacalah dengan teliti pertanyaan terlebih dahulu
Isilah secara singkat jawaban pertanyaan di bawah ini
1. Nama :
2. Umur :
3. Agama : islam / protestan / katolik / hindu / budha
4. Status perkawinan :
5. Alamat :
6. Jenis Kelamin : laki-laki / perempuan
7. Pendidikan : SD / SMP / SMA/ S1 / S2 / ………………..
8. Pekerjaan :
9. Lama waktu menderita hipertensi (tekanan darah tinggi):
……………..tahun
10. Jenis obat hipertensi yang dikonsumsi
Berapa jenis : ………….buah
Nama obat : captopril / amlodipin / HCT / ramipril / imidapril
/ lisinopril / diltiazem /
lainnya: ………………..
11. Apakah Anda merokok : Tidak / Ya
Jika ya: sudah berapa lama: ………tahun; berapa rata-rata per hari:
…….batang
12. Apakah Anda rutin berolahraga : Tidak / Ya
Jika Ya:
apa jenis olahraganya : senam / jalan kaki / renang / lainnya:
…………….
berapa kali per minggu : ……kali
durasi olahraga per kali : …….menit
13. Apakah sudah pernah mendapatkan penyuluhan minum obat : ya /
belum
14. Apakah keluarga selalu mengingatkan untuk minum obat : ya /
tidak
35
PETUNJUK: Tandai () pada kolom yang sesuai dengan jawaban Anda.
1. Persepsi Kerentanan
Sangat
Tidak Sangat
No. Pernyataan tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
setuju
1. Hipertensi dapat menyerang
siapa saja
2. Saya khawatir dengan pola
hidup kurang sehat, sehingga
saya harus minum obat
hipertensi
3. Bila saya tidak minum obat
hipertensi, tekanan darah saya
mudah naik
4. Saya selalu minum obat
hipertensi untuk mengontrol
tekanan darah
2. Persepsi Keseriusan
Sangat
Tidak Sangat
No. Pernyataan tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
setuju
1. Hipertensi dapat menyebabkan
banyak komplikasi (serangan
jantung, stroke, gagal ginjal)
2. Hipertensi dapat
mengakibatkan kematian
3. Hipertensi menyebabkan
ketidaknyamanan (nyeri
tengkuk, pusing)
4. Hipertensi dapat meningkatkan
pengeluaran biaya untuk
pengobatan
36
3. Persepsi Manfaat
Sangat
Tidak Sangat
No. Pernyataan tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
setuju
1. Bila saya rutin minum obat
hipertensi, komplikasi dapat
dicegah
2. Bila saya rutin minum obat
hipertensi, gejala hipertensi
tidak sering muncul
3. Minum obat hipertensi
mendatangkan kemanfaatan
bagi saya
4. Dengan rutin minum obat
hipertensi, akan menekan
pengeluaran biaya berobat.
4. Persepsi Hambatan
Sangat
Tidak Sangat
No. Pernyataan tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
setuju
1. Saya khawatir dengan efek
samping obat hipertensi
2. Obat hipertensi yang harus
diminum terlalu banyak/sering
3. Saya mengalami kesulitan
dalam memperoleh obat
hipertensi
4. Saya minum obat hipertensi
bukan karena kesadaran saya
5. Saya bosan jika harus minum
obat terus
37
5. Pencetus Aksi
Sangat
Tidak Sangat
No. Pernyataan tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
setuju
1. Keluarga selalu mengingatkan
saya untuk minum obat
hipertensi
2. Dokter/petugas kesehatan
terkait selalu memberikan
motivasi untuk minum obat
rutin
3. Penyuluhan kesehatan
memberikan informasi
pentingnya minum obat
hipertensi
4. Adanya komunitas yang saling
mengingatkan dalam
pengobatan hipertensi
6. Efikasi Diri
Sangat
Tidak Sangat
No. Pernyataan tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
setuju
1. Saya yakin akan kemampuan
saya dalam kepatuhan minum
obat hipertensi
2. Saya tahu manfaat meminum
obat hipertensi
3. Saya bersedia meminum obat
hipertensi secara rutin
4. Menurut saya tekanan darah
saya terkontrol dengan baik
38
Lampiran 6. Dokumentasi
Pengisian kuesioner