Anda di halaman 1dari 19

Atom

Dari Wikipedia bahasa Indonesia,


ensiklopedia bebas Atom helium
Portal Kimia

Atom adalah suatu satuan dasar


materi, yang terdiri atas inti atom
serta awan elektron bermuatan
negatif yang mengelilinginya. Inti
atom terdiri atas proton yang
bermuatan positif, dan neutron
yang bermuatan netral (kecuali
pada inti atom Hidrogen-1, yang
tidak memiliki neutron). Elektron-
elektron pada sebuah atom terikat
pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Sekumpulan atom
demikian pula dapat berikatan satu
sama lainnya, dan membentuk
sebuah molekul. Atom yang Ilustrasi atom helium yang memperlihatkan inti atom
mengandung jumlah proton dan (merah muda) dan distribusi awan elektron (hitam). Inti
elektron yang sama bersifat netral, atom (kanan atas) berbentuk simetris bulat, walaupun
sedangkan yang mengandung untuk inti atom yang lebih rumit ia tidaklah selalu
demikian.
jumlah proton dan elektron yang
berbeda bersifat positif atau negatif Klasifikasi
dan disebut sebagai ion. Atom Satuan terkecil unsur kimia
dikelompokkan berdasarkan jumlah
proton dan neutron yang terdapat Sifat-sifat
pada inti atom tersebut. Jumlah Kisaran 1,67 × 10−27 sampai dengan
proton pada atom menentukan massa: 4,52 × 10−25 kg
unsur kimia atom tersebut, dan
Muatan
jumlah neutron menentukan isotop nol (netral) ataupun muatan ion
listrik:
unsur tersebut.
Kisaran 62 pm (He) sampai dengan
Istilah atom berasal dari Bahasa diameter: 520 pm (Cs)
Yunani (ἄτομος/átomos, α-τεμνω), Komponen:
Elektron dan inti atom yang
yang berarti tidak dapat dipotong terdiri dari proton dan neutron
ataupun sesuatu yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi
pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18,
para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa
zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode
kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil
menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan
bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum
yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.[1]
Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek yang sangat
kecil yang memiliki massa yang secara proporsional kecil pula. Atom hanya dapat
dipantau dengan menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop gaya atom. Lebih
dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom,[catatan 1] dengan proton dan neutron
yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan
inti yang tidak stabil, yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat
mengakibatkan transmutasi, yang mengubah jumlah proton dan neutron pada inti.[2]
Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital,
yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap
ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras.
Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi
sifat-sifat magnetis atom tersebut.

Daftar isi
 1 Sejarah
 2 Komponen-komponen atom
o 2.1 Partikel subatom
o 2.2 Inti atom
o 2.3 Awan elektron
 3 Sifat-sifat
o 3.1 Sifat-sifat nuklir
o 3.2 Massa
o 3.3 Ukuran
o 3.4 Peluruhan radioaktif
o 3.5 Momen magnetik
o 3.6 Aras-aras energi
o 3.7 Valensi dan perilaku ikatan
o 3.8 Keadaan
 4 Identifikasi
 5 Asal usul dan kondisi sekarang
o 5.1 Nukleosintesis
o 5.2 Bumi
o 5.3 Bentuk teoritis dan bentuk langka
 6 Lihat pula
 7 Catatan
 8 Referensi
o 8.1 Referensi buku
 9 Pranala luar

Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teori atom dan Atomisme

Konsep bahwa materi terdiri dari satuan-satuan terpisah yang tidak dapat dibagi lagi
menjadi satuan yang lebih kecil telah ada selama satu milenium. Namun, pemikiran
tersebut masihlah bersifat abstrak dan filosofis, daripada berdasarkan pengamatan
empiris dan eksperimen. Secara filosofis, deskripsi sifat-sifat atom bervariasi
tergantung pada budaya dan aliran filosofi tersebut, dan seringkali pula mengandung
unsur-unsur spiritual di dalamnya. Walaupun demikian, pemikiran dasar mengenai
atom dapat diterima oleh para ilmuwan ribuan tahun kemudian, karena ia secara
elegan dapat menjelaskan penemuan-penemuan baru pada bidang kimia.[3]

Rujukan paling awal mengenai konsep atom dapat ditilik kembali kepada zaman India
kuno pada tahun 800 sebelum masehi,[4] yang dijelaskan dalam naskah filsafat
Jainisme sebagai anu dan paramanu.[4][5] Aliran mazhab Nyaya dan Vaisesika
mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom bergabung menjadi
benda-benda yang lebih kompleks.[6] Satu abad kemudian muncul rujukan mengenai
atom di dunia Barat oleh Leukippos, yang kemudian oleh muridnya Demokritos
pandangan tersebut disistematiskan. Kira-kira pada tahun 450 SM, Demokritos
menciptakan istilah átomos (bahasa Yunani: ἄτομος), yang berarti "tidak dapat
dipotong" ataupun "tidak dapat dibagi-bagi lagi". Teori Demokritos mengenai atom
bukanlah usaha untuk menjabarkan suatu fenomena fisis secara rinci, melainkan suatu
filosofi yang mencoba untuk memberikan jawaban atas perubahan-perubahan yang
terjadi pada alam.[1] Filosofi serupa juga terjadi di India, namun demikian ilmu
pengetahuan modern memutuskan untuk menggunakan istilah "atom" yang dicetuskan
oleh Demokritos.[3]

Kemajuan lebih jauh pada pemahaman mengenai atom dimulai dengan


berkembangnya ilmu kimia. Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku
The Sceptical Chymist yang berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari
berbagai kombinasi "corpuscules", yaitu atom-atom yang berbeda. Hal ini berbeda
dengan pandangan klasik yang berpendapat bahwa materi terdiri dari unsur-unsur
udara, tanah, api, dan air.[7] Pada tahun 1789, istilah element (unsur) didefinisikan
oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine Lavoisier, sebagai bahan dasar
yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi dengan menggunakan metode-metode
kimia.[8]
Berbagai atom dan molekul yang digambarkan pada buku John Dalton, A New System
of Chemical Philosophy (1808).

Pada tahun 1803, John Dalton menggunakan konsep atom untuk menjelaskan
mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap, serta
mengapa gas-gas tertentu lebih larut dalam air dibandingkan dengan gas-gas lainnya.
Ia mengajukan pendapat bahwa setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik,
dan atom-atom tersebut selanjutnya dapat bergabung untuk membentuk senyawa-
senyawa kimia.[9][10]

Teori partikel ini kemudian dikonfirmasikan lebih jauh lagi pada tahun 1827, yaitu
ketika botaniwan Robert Brown menggunakan mikroskop untuk mengamati debu-
debu yang mengambang di atas air dan menemukan bahwa debu-debu tersebut
bergerak secara acak. Fenomena ini kemudian dikenal sebagai "Gerak Brown". Pada
tahun 1877, J. Desaulx mengajukan pendapat bahwa fenomena ini disebabkan oleh
gerak termal molekul air, dan pada tahun 1905 Albert Einstein membuat analisis
matematika terhadap gerak ini.[11][12][13] Fisikawan Perancis Jean Perrin kemudian
menggunakan hasil kerja Einstein untuk menentukan massa dan dimensi atom secara
eksperimen, yang kemudian dengan pasti menjadi verifikasi atas teori atom Dalton.[14]

Berdasarkan hasil penelitiannya terhadap sinar katode, pada tahun 1897 J. J. Thomson
menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan konsep atom
sebagai satuan yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.[15] Thomson percaya bahwa
elektron-elektron terdistribusi secara merata di seluruh atom, dan muatan-muatannya
diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan positif (model puding prem).

Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest Rutherford
menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas, dan menemukan bahwa sebagian
kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam dari yang apa
yang diprediksikan oleh teori Thomson. Rutherford kemudian mengajukan pendapat
bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan massanya terkonsentrasi pada inti
atom, dengan elektron yang mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari.
Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini haruslah dipantulkan dengan
sudut pantulan yang lebih tajam. Pada tahun 1913, ketika bereksperimen dengan hasil
proses peluruhan radioaktif, Frederick Soddy menemukan bahwa terdapat lebih dari
satu jenis atom pada setiap posisi tabel periodik.[16] Istilah isotop kemudian diciptakan
oleh Margaret Todd sebagai nama yang tepat untuk atom-atom yang berbeda namun
merupakan satu unsur yang sama. J.J. Thomson selanjutnya menemukan teknik untuk
memisahkan jenis-jenis atom tersebut melalui hasil kerjanya pada gas yang
terionisasi.[17]
Model atom hidrogen Bohr yang menunjukkan loncatan elektron antara orbit-orbit
tetap dan memancarkan energi foton dengan frekuensi tertentu.

Sementara itu, pada tahun 1913 fisikawan Niels Bohr mengkaji ulang model atom
Rutherford dan mengajukan pendapat bahwa elektron-elektron terletak pada orbit-
orbit yang terkuantisasi serta dapat meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya, meskipun
demikian tidak dapat dengan bebas berputar spiral ke dalam maupun keluar dalam
keadaan transisi.[18] Suatu elektron haruslah menyerap ataupun memancarkan
sejumlah energi tertentu untuk dapat melakukan transisi antara orbit-orbit yang tetap
ini. Apabila cahaya dari materi yang dipanaskan memancar melalui prisma, ia
menghasilkan suatu spektrum multiwarna. Penampakan garis-garis spektrum tertentu
ini berhasil dijelaskan oleh teori transisi orbital ini.[19]

Ikatan kimia antar atom kemudian pada tahun 1916 dijelaskan oleh Gilbert Newton
Lewis sebagai interaksi antara elektron-elektron atom tersebut.[20] Atas adanya
keteraturan sifat-sifat kimiawi dalam tabel periode kimia,[21] kimiawan Amerika
Irving Langmuir tahun 1919 berpendapat bahwa hal ini dapat dijelaskan apabila
elektron-elektron pada sebuah atom saling berhubungan atau berkumpul dalam
bentuk-bentuk tertentu. Sekelompok elektron diperkirakan menduduki satu set
kelopak elektron di sekitar inti atom.

Percobaan Stern-Gerlach pada tahun 1922 memberikan bukti lebih jauh mengenai
sifat-sifat kuantum atom. Ketika seberkas atom perak ditembakkan melalui medan
magnet, berkas tersebut terpisah-pisah sesuai dengan arah momentum sudut atom
(spin). Oleh karena arah spin adalah acak, berkas ini diharapkan menyebar menjadi
satu garis. Namun pada kenyataannya berkas ini terbagi menjadi dua bagian,
tergantung dari apakah spin atom tersebut berorientasi ke atas ataupun ke bawah.[22]

Pada tahun 1926, dengan menggunakan pemikiran Louis de Broglie bahwa partikel
berperilaku seperti gelombang, Erwin Schrödinger mengembangkan suatu model
atom matematis yang menggambarkan elektron sebagai gelombang tiga dimensi
daripada sebagai titik-titik partikel. Konsekuensi penggunaan bentuk gelombang
untuk menjelaskan elektron ini adalah bahwa adalah tidak mungkin untuk secara
matematis menghitung posisi dan momentum partikel secara bersamaan. Hal ini
kemudian dikenal sebagai prinsip ketidakpastian, yang dirumuskan oleh Werner
Heisenberg pada 1926. Menurut konsep ini, untuk setiap pengukuran suatu posisi,
seseorang hanya bisa mendapatkan kisaran nilai-nilai probabilitas momentum,
demikian pula sebaliknya. Walaupun model ini sulit untuk divisualisasikan, ia dapat
dengan baik menjelaskan sifat-sifat atom yang terpantau yang sebelumnya tidak dapat
dijelaskan oleh teori mana pun. Oleh sebab itu, model atom yang menggambarkan
elektron mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari digugurkan dan
digantikan oleh model orbital atom di sekitar inti di mana elektron paling
berkemungkinan berada.[23][24]
Diagram skema spetrometer massa sederhana.

Perkembangan pada spektrometri massa mengijinkan dilakukannya pengukuran


massa atom secara tepat. Peralatan spektrometer ini menggunakan magnet untuk
membelokkan trayektori berkas ion, dan banyaknya defleksi ditentukan dengan rasio
massa atom terhadap muatannya. Kimiawan Francis William Aston menggunakan
peralatan ini untuk menunjukkan bahwa isotop mempunyai massa yang berbeda.
Perbedaan massa antar isotop ini berupa bilangan bulat, dan ia disebut sebagai kaidah
bilangan bulat.[25] Penjelasan pada perbedaan massa isotop ini berhasil dipecahkan
setelah ditemukannya neutron, suatu partikel bermuatan netral dengan massa yang
hampir sama dengan proton, yaitu oleh James Chadwick pada tahun 1932. Isotop
kemudian dijelaskan sebagai unsur dengan jumlah proton yang sama, namun memiliki
jumlah neutron yang berbeda dalam inti atom.[26]

Pada tahun 1950-an, perkembangan pemercepat partikel dan detektor partikel


mengijinkan para ilmuwan mempelajari dampak-dampak dari atom yang bergerak
dengan energi yang tinggi.[27] Neutron dan proton kemudian diketahui sebagai hadron,
yaitu komposit partikel-partikel kecil yang disebut sebagai kuark. Model-model
standar fisika nuklir kemudian dikembangkan untuk menjelaskan sifat-sifat inti atom
dalam hal interaksi partikel subatom ini.[28]

Sekitar tahun 1985, Steven Chu dkk. di Bell Labs mengembangkan sebuah teknik
untuk menurunkan temperatur atom menggunakan laser. Pada tahun yang sama,
sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh William D. Phillips berhasil memerangkap
atom natrium dalam perangkap magnet. Claude Cohen-Tannoudji kemudian
menggabungkan kedua teknik tersebut untuk mendinginkan sejumlah kecil atom
sampai beberapa mikrokelvin. Hal ini mengijinkan ilmuwan mempelajari atom
dengan presisi yang sangat tinggi, yang pada akhirnya membawa para ilmuwan
menemukan kondensasi Bose-Einstein.[29]

Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal sangatlah kecil untuk digunakan dalam
aplikasi ilmiah. Namun baru-baru ini, berbagai peranti yang menggunakan sebuah
atom tunggal logam yang dihubungkan dengan ligan-ligan organik (transistor elektron
tunggal) telah dibuat.[30] Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memerangkap dan
memperlambat laju atom menggunakan pendinginan laser untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai sifat-sifat atom.[31]

Komponen-komponen atom
Partikel subatom

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Partikel subatom

Walaupun awalnya kata atom berarti suatu partikel yang tidak dapat dipotong-potong
lagi menjadi partikel yang lebih kecil, dalam terminologi ilmu pengetahuan modern,
atom tersusun atas berbagai partikel subatom. Partikel-partikel penyusun atom ini
adalah elektron, proton, dan neutron. Namun hidrogen-1 tidak mempunyai neutron.
Demikian pula halnya pada ion hidrogen positif H+.

Dari kesemua partikel subatom ini, elektron adalah yang paling ringan, dengan massa
elektron sebesar 9,11 × 10−31 kg dan mempunyai muatan negatif. Ukuran elektron
sangatlah kecil sedemikiannya tiada teknik pengukuran yang dapat digunakan untuk
mengukur ukurannya.[32] Proton memiliki muatan positif dan massa 1.836 kali lebih
berat daripada elektron (1,6726 × 10−27 kg). Neutron tidak bermuatan listrik dan
bermassa bebas 1.839 kali massa elektron[33] atau (1,6929 × 10−27 kg).

Dalam model standar fisika, baik proton dan neutron terdiri dari partikel elementer
yang disebut kuark. Kuark termasuk kedalam golongan partikel fermion dan
merupakan salah satu dari dua bahan penyusun materi dasar (yang lainnya adalah
lepton). Terdapat enam jenis kuark dan tiap-tiap kuark tersebut memiliki muatan listri
fraksional sebesar +2/3 ataupun −1/3. Proton terdiri dari dua kuark naik dan satu
kuark turun, manakala neutron terdiri dari satu kuark naik dan dua kuark turun.
Perbedaan komposisi kuark ini memengaruhi perbedaan massa dan muatan antara dua
partikel tersebut. Kuark terikat bersama oleh gaya nuklir kuat yang diperantarai oleh
gluon. Gluon adalah anggota dari boson tolok yang merupakan perantara gaya-gaya
fisika.[34][35]

Inti atom

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Inti atom


Energi pengikatan yang diperlukan oleh nukleon untuk lolos dari inti pada berbagai
isotop.

Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat atom. Secara
kolektif, proton dan neutron tersebut disebut sebagai nukleon (partikel penyusun inti).
Diameter inti atom berkisar antara 10−15 hingga 10−14m.[36] Jari-jari inti diperkirakan
sama dengan fm, dengan A adalah jumlah nukleon.[37] Hal ini sangatlah kecil
dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon tersebut terikat bersama oleh
gaya tarik-menarik potensial yang disebut gaya kuat residual. Pada jarak lebih kecil
daripada 2,5 fm, gaya ini lebih kuat daripada gaya elektrostatik yang menyebabkan
proton saling tolak menolak.[38]

Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama, disebut nomor
atom. Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini disebut
sebagai isotop. Jumlah proton dan neutron suatu atom akan menentukan nuklida atom
tersebut, sedangkan jumlah neutron relatif terhadap jumlah proton akan menentukan
stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu akan menjalankan peluruhan
radioaktif.[39]

Neutron dan proton adalah dua jenis fermion yang berbeda. Asas pengecualian Pauli
melarang adanya keberadaan fermion yang identik (seperti misalnya proton berganda)
menduduki suatu keadaan fisik kuantum yang sama pada waktu yang sama. Oleh
karena itu, setiap proton dalam inti atom harusnya menduduki keadaan kuantum yang
berbeda dengan aras energinya masing-masing. Asas Pauli ini juga berlaku untuk
neutron. Pelarangan ini tidak berlaku bagi proton dan neutron yang menduduki
keadaan kuantum yang sama.[40]

Untuk atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom yang memiliki jumlah proton
lebih banyak daripada neutron berpotensi jatuh ke keadaan energi yang lebih rendah
melalui peluruhan radioaktif yang menyebabkan jumlah proton dan neutron seimbang.
Oleh karena itu, atom dengan jumlah proton dan neutron yang berimbang lebih stabil
dan cenderung tidak meluruh. Namun, dengan meningkatnya nomor atom, gaya tolak-
menolak antar proton membuat inti atom memerlukan proporsi neutron yang lebih
tinggi lagi untuk menjaga stabilitasnya. Pada inti yang paling berat, rasio neutron per
proton yang diperlukan untuk menjaga stabilitasnya akan meningkat menjadi 1,5.[40]
Gambaran proses fusi nuklir yang menghasilkan inti deuterium (terdiri dari satu
proton dan satu neutron). Satu positron (e+) dipancarkan bersamaan dengan neutrino
elektron.

Jumlah proton dan neutron pada inti atom dapat diubah, walaupun hal ini memerlukan
energi yang sangat tinggi oleh karena gaya atraksinya yang kuat. Fusi nuklir terjadi
ketika banyak partikel atom bergabung membentuk inti yang lebih berat. Sebagai
contoh, pada inti Matahari, proton memerlukan energi sekitar 3–10 keV untuk
mengatasi gaya tolak-menolak antar sesamanya dan bergabung menjadi satu inti.[41]
Fisi nuklir merupakan kebalikan dari proses fusi. Pada fisi nuklir, inti dipecah menjadi
dua inti yang lebih kecil. Hal ini biasanya terjadi melalui peluruhan radioaktif. Inti
atom juga dapat diubah melalui penembakan partikel subatom berenergi tinggi.
Apabila hal ini mengubah jumlah proton dalam inti, atom tersebut akan berubah
unsurnya.[42][43]

Jika massa inti setelah terjadinya reaksi fusi lebih kecil daripada jumlah massa
partikel awal penyusunnya, maka perbedaan ini disebabkan oleh pelepasan pancaran
energi (misalnya sinar gamma), sebagaimana yang ditemukan pada rumus kesetaraan
massa-energi Einstein, E = mc2, dengan m adalah massa yang hilang dan c adalah
kecepatan cahaya. Defisit ini merupakan bagian dari energi pengikatan inti yang
baru.[44]

Fusi dua inti yang menghasilkan inti yang lebih besar dengan nomor atom lebih
rendah daripada besi dan nikel (jumlah total nukleon sama dengan 60) biasanya
bersifat eksotermik, yang berarti bahwa proses ini melepaskan energi.[45] Adalah
proses pelepasan energi inilah yang membuat fusi nuklir pada bintang dapat
dipertahankan. Untuk inti yang lebih berat, energi pengikatan per nukleon dalam inti
mulai menurun. Ini berarti bahwa proses fusi akan bersifat endotermik.[40]

Awan elektron

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Orbital atom dan Konfigurasi elektron
Sumur potensial yang menunjukkan energi minimum V(x) yang diperlukan untuk
mencapai tiap-tiap posisi x. Suatu partikel dengan energi E dibatasi pada kisaran
posisi antara x1 dan x2.

Elektron dalam suatu atom ditarik oleh proton dalam inti atom melalui gaya
elektromagnetik. Gaya ini mengikat elektron dalam sumur potensi elektrostatik di
sekitar inti. Hal ini berarti bahwa energi luar diperlukan agar elektron dapat lolos dari
atom. Semakin dekat suatu elektron dalam inti, semakin besar gaya atraksinya,
sehingga elektron yang berada dekat dengan pusat sumur potensi memerlukan energi
yang lebih besar untuk lolos.

Elektron, sama seperti partikel lainnya, memiliki sifat seperti partikel maupun seperti
gelombang (dualisme gelombang-partikel). Awan elektron adalah suatu daerah dalam
sumur potensi di mana tiap-tiap elektron menghasilkan sejenis gelombang diam (yaitu
gelombang yang tidak bergerak relatif terhadap inti) tiga dimensi. Perilaku ini
ditentukan oleh orbital atom, yakni suatu fungsi matematika yang menghitung
probabilitas suatu elektron akan muncul pada suatu lokasi tertentu ketika posisinya
diukur.[46] Hanya akan ada satu himpunan orbital tertentu yang berada disekitar inti,
karena pola-pola gelombang lainnya akan dengan cepat meluruh menjadi bentuk yang
lebih stabil.[47]

Fungsi gelombang dari lima orbital atom pertama. Tiga orbital 2p memperlihatkan
satu biidang simpul.

Tiap-tiap orbital atom berkoresponden terhadap aras energi elektron tertentu. Elektron
dapat berubah keadaannya ke aras energi yang lebih tinggi dengan menyerap sebuah
foton. Selain dapat naik menuju aras energi yang lebih tinggi, suatu elektron dapat
pula turun ke keadaan energi yang lebih rendah dengan memancarkan energi yang
berlebih sebagai foton.[47]

Energi yang diperlukan untuk melepaskan ataupun menambah satu elektron (energi
pengikatan elektron) adalah lebih kecil daripada energi pengikatan nukleon. Sebagai
contohnya, hanya diperlukan 13,6 eV untuk melepaskan elektron dari atom
hidrogen.[48] Bandingkan dengan energi sebesar 2,3 MeV yang diperlukan untuk
memecah inti deuterium.[49] Atom bermuatan listrik netral oleh karena jumlah proton
dan elektronnya yang sama. Atom yang kekurangan ataupun kelebihan elektron
disebut sebagai ion. Elektron yang terletak paling luar dari inti dapat ditransfer
ataupun dibagi ke atom terdekat lainnya. Dengan cara inilah, atom dapat saling
berikatan membentuk molekul.[50]

Sifat-sifat
Sifat-sifat nuklir

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Isotop dan Isotop stabil

Berdasarkan definisi, dua atom dengan jumlah proton yang identik dalam intinya
termasuk ke dalam unsur kimia yang sama. Atom dengan jumlah proton sama namun
dengan jumlah neutron berbeda adalah dua isotop berbeda dari satu unsur yang sama.
Sebagai contohnya, semua hidrogen memiliki satu proton, namun terdapat satu isotop
hidrogen yang tidak memiliki neutron (hidrogen-1), satu isotop yang memiliki satu
neutron (deuterium), dua neutron (tritium), dll. Hidrogen-1 adalah bentuk isotop
hidrogen yang paling umum. Kadang-kadang ia disebut sebagai protium.[51] Semua
isotop unsur yang bernomor atom lebih besar daripada 82 bersifat radioaktif.[52][53]

Dari sekitar 339 nuklida yang terbentuk secara alami di Bumi, 269 di antaranya belum
pernah terpantau meluruh.[54] Pada unsur kimia, 80 dari unsur yang diketahui
memiliki satu atau lebih isotop stabil. Unsur 43, 63, dan semua unsur lebih tinggi dari
83 tidak memiliki isotop stabil. Dua puluh tujuh unsur hanya memiliki satu isotop
stabil, manakala jumlah isotop stabil yang paling banyak terpantau pada unsur timah
dengan 10 jenis isotop stabil.[55]

Massa

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Massa atom dan Bobot atom

Karena mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, jumlah keseluruhan
partikel ini dalam atom disebut sebagai nomor massa. Massa atom pada keadaan diam
sering diekspresikan menggunakan satuan massa atom (u) yang juga disebut dalton
(Da). Satuan ini didefinisikan sebagai seperduabelas massa atom karbon-12 netral,
yang kira-kira sebesar 1,66 × 10−27 kg.[56] Hidrogen-1 yang merupakan isotop teringan
hidrogen memiliki bobot atom 1,007825 u.[57] Atom memiliki massa yang kira-kira
sama dengan nomor massanya dikalikan satuan massa atom.[58] Atom stabil yang
paling berat adalah timbal-208,[52] dengan massa sebesar 207,9766521 u.[59]

Para kimiawan biasanya menggunakan satuan mol untuk menyatakan jumlah atom.
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah atom yang terdapat pada 12 gram persis
karbon-12. Jumlah ini adalah sekitar 6,022 × 1023, yang dikenal pula dengan nama
tetapan Avogadro. Dengan demikian suatu unsur dengan massa atom 1 u akan
memiliki satu mol atom yang bermassa 0,001 kg. Sebagai contohnya, Karbon
memiliki massa atom 12 u, sehingga satu mol karbon atom memiliki massa
0,012 kg.[56]

Ukuran
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Jari-jari atom

Atom tidak memiliki batasan luar yang jelas, sehingga dimensi atom biasanya
dideskripsikan sebagai jarak antara dua inti atom ketika dua atom bergabung bersama
dalam ikatan kimia. Jari-jari ini bervariasi tergantung pada jenis atom, jenis ikatan
yang terlibat, jumlah atom di sekitarnya, dan spin atom.[60] Pada tabel periodik unsur-
unsur, jari-jari atom akan cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya periode
(atas ke bawah). Sebaliknya jari-jari atom akan cenderung meningkat seiring dengan
menurunnya nomor golongan (kanan ke kiri).[61] Oleh karena itu, atom yang terkecil
adalah helium dengan jari-jari 32 pm, manakala yang terbesar adalah sesium dengan
jari-jari 225 pm.[62] Dimensi ini ribuan kali lebih kecil daripada gelombang cahaya
(400–700 nm), sehingga atom tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop optik
biasa. Namun, atom dapat dipantau menggunakan mikroskop gaya atom.

Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya lebar satu helai rambut dapat
menampung sekitar 1 juta atom karbon.[63] Satu tetes air pula mengandung sekitar
2 × 1021 atom oksigen.[64] Intan satu karat dengan massa 2 × 10-4 kg mengandung
sekitar 1022 atom karbon.[catatan 2] Jika sebuah apel diperbesar sampai seukuran
besarnya Bumi, maka atom dalam apel tersebut akan terlihat sebesar ukuran apel awal
tersebut.[65]

Peluruhan radioaktif

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peluruhan radioaktif

Diagram ini menunjukkan waktu paruh (T½) beberapa isotop dengan jumlah proton Z
dan jumlah proton N (dalam satuan detik).
Setiap unsur mempunyai satu atau lebih isotop berinti tak stabil yang akan mengalami
peluruhan radioaktif, menyebabkan inti melepaskan partikel ataupun radiasi
elektromagnetik. Radioaktivitas dapat terjadi ketika jari-jari inti sangat besar
dibandingkan dengan jari-jari gaya kuat (hanya bekerja pada jarak sekitar 1 fm).[66]

Bentuk-bentuk peluruhan radioaktif yang paling umum adalah:[67][68]

 Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa (inti helium
yang terdiri dari dua proton dan dua neutron). Hasil peluruhan ini adalah unsur
baru dengan nomor atom yang lebih kecil.
 Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh transformasi
neutron menjadi proton, ataupun proton menjadi neutron. Transformasi
neutron menjadi proton akan diikuti oleh emisi satu elektron dan satu
antineutrino, manakala transformasi proton menjadi neutron diikuti oleh emisi
satu positron dan satu neutrino. Emisi elektron ataupun emisi positron disebut
sebagai partikel beta. Peluruhan beta dapat meningkatkan maupun
menurunkan nomor atom inti sebesar satu.
 Peluruhan gama, dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke keadaan
yang lebih rendah, menyebabkan emisi radiasi elektromagnetik. Hal ini dapat
terjadi setelah emisi partikel alfa ataupun beta dari peluruhan radioaktif.

Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya yang lebih jarang meliputi pelepasan neutron
dan proton dari inti, emisi lebih dari satu partikel beta, ataupun peluruhan yang
mengakibatkan produksi elektron berkecepatan tinggi yang bukan sinar beta, dan
produksi foton berenergi tinggi yang bukan sinar gama

Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai karakteristik periode waktu peluruhan (waktu


paruh) yang merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh setengah jumlah sampel
untuk meluruh habis. Proses peluruhan bersifat eksponensial, sehingga setelah dua
waktu paruh, hanya akan tersisa 25% isotop.[66]

Momen magnetik

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Momen dipol magnetik elektron dan
Momen magnetik nuklir

Setiap partikel elementer mempunyai sifat mekanika kuantum intrinsik yang dikenal
dengan nama spin. Spin beranalogi dengan momentum sudut suatu objek yang
berputar pada pusat massanya, walaupun secara kaku partikel tidaklah berperilaku
seperti ini. Spin diukur dalam satuan tetapan Planck tereduksi (ħ), dengan elektron,
proton, dan neutron semuanya memiliki spin ½ ħ, atau "spin-½". Dalam atom,
elektron yang bergerak di sekitar inti atom selain memiliki spin juga memiliki
momentum sudut orbital, manakala inti atom memiliki momentum sudut pula oleh
karena spin nuklirnya sendiri.[69]

Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom (disebut momen magnetik) ditentukan
oleh kombinasi berbagai macam momentum sudut ini. Namun, kontribusi yang
terbesar tetap berasal dari spin. Oleh karena elektron mematuhi asas pengecualian
Pauli, yakni tiada dua elektron yang dapat ditemukan pada keadaan kuantum yang
sama, pasangan elektron yang terikat satu sama lainnya memiliki spin yang
berlawanan, dengan satu berspin naik, dan yang satunya lagi berspin turun. Kedua
spin yang berlawanan ini akan saling menetralkan, sehingga momen dipol magnetik
totalnya menjadi nol pada beberapa atom berjumlah elektron genap.[70]

Pada atom berelektron ganjil seperti besi, adanya keberadaan elektron yang tak
berpasangan menyebabkan atom tersebut bersifat feromagnetik. Orbital-orbital atom
di sekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan keadaan energi
dicapai ketika spin elektron yang tak berpasangan tersusun saling berjajar. Proses ini
disebut sebagai interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik atom feromagnetik
tersusun berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom ini dapat menghasilkan medan
makroskopis yang dapat dideteksi. Bahan-bahan yang bersifat paramagnetik memiliki
atom dengan momen magnetik yang tersusun acak, sehingga tiada medan magnet
yang dihasilkan. Namun, momen magnetik tiap-tiap atom individu tersebut akan
tersusun berjajar ketika diberikan medan magnet.[70][71]

Inti atom juga dapat memiliki spin. Biasanya spin inti tersusun secara acak oleh
karena kesetimbangan termal. Namun, untuk unsur-unsur tertentu (seperti xenon-
129), adalah mungkin untuk memolarisasi keadaan spin nuklir secara signifikan
sehingga spin-spin tersebut tersusun berjajar dengan arah yang sama. Kondisi ini
disebut sebagai hiperpolarisasi. Fenomena ini memiliki aplikasi yang penting dalam
pencitraan resonansi magnetik.[72][73]

Aras-aras energi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Aras energi dan Garis spektrum atom

Ketika suatu elektron terikat pada sebuah atom, ia memiliki energi potensial yang
berbanding terbalik terhadap jarak elektron terhadap inti. Hal ini diukur oleh besarnya
energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom dan biasanya
diekspresikan dengan satuan elektronvolt (eV). Dalam model mekanika kuantum,
elektron-elektron yang terikat hanya dapat menduduki satu set keadaan yang berpusat
pada inti, dan tiap-tiap keadaan berkorespondensi terhadap aras energi tertentu.
Keadaan energi terendah suatu elektron yang terikat disebut sebagai keadaan dasar,
manakala keadaan energi yang lebih tinggi disebut sebagai keadaan tereksitasi.[74]

Agar suatu elektron dapat meloncat dari satu keadaan ke keadaan lainnya, ia haruslah
menyerap ataupun memancarkan foton pada energi yang sesuai dengan perbedaan
energi potensial antar dua aras tersebut. Energi foton yang dipancarkan adalah
sebanding dengan frekuensinya.[75] Tiap-tiap unsur memiliki spektrum
karakteristiknya masing-masing. Hal ini bergantung pada muatan inti, subkelopak
yang terisi dengan elektron, interaksi elektromagnetik antar elektron, dan faktor-
faktor lainnya.[76]

Contoh garis absorpsi spektrum.


Ketika suatu spektrum energi yang berkelanjutan dipancarkan melalui suatu gas
ataupun plasma, beberapa foton diserap oleh atom, menyebabkan elektron berpindah
aras energi. Elektron yang tereksitasi akan secara spontan memancarkan energi ini
sebagai foton dan jatuh kembali ke aras energi yang lebih rendah. Oleh karena itu,
atom berperilaku seperti bahan penyaring yang akan membentuk sederetan pita
absorpsi. Pengukuran spektroskopi terhadap kekuatan dan lebar pita spektrum
mengijinkan penentuan komposisi dan sifat-sifat fisika suatu zat.[77]

Pemantauan cermat pada garis-garis spektrum menunjukkan bahwa beberapa


memperlihatkan adanya pemisahan halus. Hal ini terjadi karena kopling spin-orbit
yang merupakan interaksi antara spin dengan gerak elektron terluar.[78] Ketika suatu
atom berada dalam medan magnet eksternal, garis-garis spektrum terpisah menjadi
tiga atau lebih komponen. Hal ini disebut sebagai efek Zeeman. Efek Zeeman
disebabkan oleh interaksi medan magnet dengan momen magnetik atom dan
elektronnya. Beberapa atom dapat memiliki banyak konfigurasi elektron dengan aras
energi yang sama, sehingga akan tampak sebagai satu garis spektrum. Interaksi medan
magnet dengan atom akan menggeser konfigurasi-konfigurasi elektron menuju aras
energi yang sedikit berbeda, menyebabkan garis spektrum berganda.[79] Keberadaan
medan listrik eksternal dapat menyebabkan pemisahan dan pergeseran garis spektrum
dengan mengubah aras energi elektron. Fenomena ini disebut sebagai efek Stark.[80]

Valensi dan perilaku ikatan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Valensi (kimia) dan Ikatan kimia

Kelopak atau kulit elektron terluar suatu atom dalam keadaan yang tak terkombinasi
disebut sebagai kelopak valensi dan elektron dalam kelopak tersebut disebut elektron
valensi. Jumlah elektron valensi menentukan perilaku ikatan atom tersebut dengan
atom lainnya. Atom cenderung bereaksi dengan satu sama lainnya melalui pengisian
(ataupun pengosongan) elektron valensi terluar atom.[81] Ikatan kimia dapat dilihat
sebagai transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya, seperti yang terpantau pada
natrium klorida dan garam-garam ionik lainnya. Namun, banyak pula unsur yang
menunjukkan perilaku valensi berganda, atau kecenderungan membagi elektron
dengan jumlah yang berbeda pada senyawa yang berbeda. Sehingga, ikatan kimia
antara unsur-unsur ini cenderung berupa pembagian elektron daripada transfer
elektron. Contohnya meliputi unsur karbon dalam senyawa organik.[82]

Unsur-unsur kimia sering ditampilkan dalam tabel periodik yang menampilkan sifat-
sifat kimia suatu unsur yang berpola. Unsur-unsur dengan jumlah elektron valensi
yang sama dikelompokkan secara vertikel (disebut golongan). Unsur-unsur pada
bagian terkanan tabel memiliki kelopak terluarnya terisi penuh, menyebabkan unsur-
unsur tersebut cenderung bersifat inert (gas mulia).[83][84]

Keadaan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Keadaan materi dan Fase benda
Gambaran pembentukan kondensat Bose-Einstein.

Sejumlah atom ditemukan dalam keadaan materi yang berbeda-beda tergantung pada
kondisi fisik benda, yakni suhu dan tekanan. Dengan mengubah kondisi tersebut,
materi dapat berubah-ubah menjadi bentuk padat, cair, gas, dan plasma.[85] Dalam
tiap-tiap keadaan tersebut pula materi dapat memiliki berbagai fase. Sebagai
contohnya pada karbon padat, ia dapat berupa grafit maupun intan.[86]

Pada suhu mendekati nol mutlak, atom dapat membentuk kondensat Bose-Einstein, di
mana efek-efek mekanika kuantum yang biasanya hanya terpantau pada skala atom
terpantau secara makroskopis.[87][88] Kumpulan atom-atom yang dilewat-dinginkan ini
berperilaku seperti satu atom super.[89]

Identifikasi

Citra mikroskop penerowongan payaran yang menunjukkan atom-atom individu pada


permukaan emas (100).

Mikroskop penerowongan payaran (scanning tunneling microscope) adalah suatu


mikroskop yang digunakan untuk melihat permukaan suatu benda pada tingkat atom.
Alat ini menggunakan fenomena penerowongan kuantum yang mengijinkan partikel-
partikel menembus sawar yang biasanya tidak dapat dilewati.

Sebuah atom dapat diionisasi dengan melepaskan satu elektronnya. Muatan yang ada
menyebabkan trayektori atom melengkung ketika ia melalui sebuah medan magnet.
Jari-jari trayektori ion tersebut ditentukan oleh massa atom. Spektrometer massa
menggunakan prinsip ini untuk menghitung rasio massa terhadap muatan ion. Apabila
sampel tersebut mengandung sejumlah isotop, spektrometer massa dapat menentukan
proporsi tiap-tiap isotop dengan mengukur intensitas berkas ion yang berbeda. Teknik
untuk menguapkan atom meliputi spektroskopi emisi atomik plasma gandeng induktif
(inductively coupled plasma atomic emission spectroscopy) dan spektrometri massa
plasma gandeng induktif (inductively coupled plasma mass spectrometry), keduanya
menggunakan plasma untuk menguapkan sampel analisis.[90]

Metode lainnya yang lebih selektif adalah spektroskopi pelepasan energi elektron
(electron energy loss spectroscopy), yang mengukur pelepasan energi berkas elektron
dalam suatu mikroskop elektron transmisi ketika ia berinteraksi dengan sampel.
Tomografi kuar atom memiliki resolusi sub-nanometer dalam 3-D dan dapat secara
kimiawi mengidentifikasi atom-atom individu menggunakan spektrometri massa
waktu lintas.[91]

Spektrum keadaan tereksitasi dapat digunakan untuk menganalisa komposisi atom


bintang yang jauh. Panjang gelombang cahaya tertentu yang dipancarkan oleh bintang
dapat dipisahkan dan dicocokkan dengan transisi terkuantisasi atom gas bebas. Warna
bintang kemudian dapat direplikasi menggunakan lampu lucutan gas yang
mengandung unsur yang sama.[92] Helium pada Matahari ditemukan dengan
menggunakan cara ini 23 tahun sebelum ia ditemukan di Bumi.[93]

Asal usul dan kondisi sekarang


Atom menduduki sekitar 4% densitas energi total yang ada dalam alam semesta
terpantau, dengan densitas rata-rata sekitar 0,25 atom/m3.[94] Dalam galaksi Bima
Sakti, atom memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, dengan densitas materi dalam
medium antarbintang berkisar antara 105 sampai dengan 109 atom/m3.[95] Matahari
sendiri dipercayai berada dalam Gelembung Lokal, yaitu suatu daerah yang
mengandung banyak gas ion, sehingga densitas di sekelilingnya adalah sekitar 103
atom/m3.[96] Bintang membentuk awan-awan padat dalam medium antarbintang, dan
proses evolusioner bintang akan menyebabkan peningkatan kandungan unsur yang
lebih berat daripada hidrogen dan helium dalam medium antarbintang. Sampai dengan
95% atom Bima Sakti terkonsentrasi dalam bintang-bintang, dan massa total atom ini
membentuk sekitar 10% massa galaksi.[97] Massa sisanya adalah materi gelap yang
tidak diketahui dengan jelas.[98]

Nukleosintesis

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Nukleosintesis

Proton dan elektron yang stabil muncul satu detik setelah kejadian Dentuman Besar.
Dalam masa waktu tiga menit sesudahnya, nukleosintesis Dentuman Besar
kebanyakan menghasilkan helium, litium, dan deuterium, dan mungkin juga beberapa
berilium dan boron.[99][100][101] Atom pertama (dengan elektron yang terikat
dengannya) secara teoritis tercipta 380.000 tahun sesudah Dentuman Besar, yaitu
ketika alam semesta yang mengembang cukup dingin untuk mengijinkan elektron-
elektron terikat pada inti atom.[102] Sejak saat itulah, inti atom mulai bergabung dalam
bintang-bintang melalui proses fusi nuklir dan menghasilkan unsur-unsur yang lebih
berat sampai dengan besi.[103]
Isotop seperti litium-6 dihasilkan di ruang angkasa melalui spalasi sinar kosmis.[104]
Hal ini terjadi ketika sebuah proton berenergi tinggi menumbuk inti atom,
menyebabkan sejumlah besar nukleon berhamburan. Unsur yang lebih berat daripada
besi dihasilkan di supernova melalui proses r dan di bintang-bintang AGB melalui
proses s. Kedua-duanya melibatkan penangkapan neutron oleh inti atom.[105] Unsur-
unsur seperti timbal kebanyakan dibentuk melalui peluruhan radioaktif unsur-unsur
lain yang lebih berat.[106]

Bumi

Kebanyakan atom yang menyusun Bumi dan termasuk pula seluruh makhluk
hidupnya pernah berada dalam bentuk yang sekarang di nebula yang runtuh dari awan
molekul dan membentuk Tata Surya. Sisanya merupakan akibat dari peluruhan
radioaktif dan proporsinya dapat digunakan untuk menentukan usia Bumi melalui
penanggalan radiometrik.[107][108] Kebanyakan helium dalam kerak Bumi merupakan
produk peluruhan alfa.[109]

Terdapat sekelumit atom di Bumi yang pada awal pembentukannya tidak ada dan juga
bukan merupakan akibat dari peluruhan radioaktif. Karbon-14 secara
berkesinambungan dihasilkan oleh sinar kosmik di atmosfer.[110] Beberapa atom di
Bumi secara buatan dihasilkan oleh reaktor ataupun senjata nuklir.[111][112] Dari semua
Unsur-unsur transuranium yang bernomor atom lebih besar daripada 92, hanya
plutonium dan neptunium sajalah yang terdapat di Bumi secara alami.[113][114] Unsur-
unsur transuranium memiliki waktu paruh radioaktif yang lebih pendek daripada umur
Bumi[115], sehingga unsur-unsur ini telah lama meluruh. Pengecualian terdapat pada
plutonium-244 yang kemungkinan tersimpan dalam debu kosmik.[107] Kandungan
alami plutonium dan neptunium dihasilkan dari penangkapan neutron dalam bijih
uranium.[116]

Bumi mengandung sekitar 1,33 × 1050 atom.[117] Pada atmosfer planet, terdapat
sejumlah kecil atom gas mulia seperti argon dan neon. Sisa 99% atom pada atmosfer
bumi terikat dalam bentuk molekul, misalnya karbon dioksida, oksigen diatomik, dan
nitrogen diatomik. Pada permukaan Bumi, atom-atom saling berikatan membentuk
berbagai macam senyawa, meliputi air, garam, silikat, dan oksida. Atom juga dapat
bergabung membentuk bahan-bahan yang tidak terdiri dari molekul, contohnya kristal
dan logam padat ataupun cair.[118][119]

Bentuk teoritis dan bentuk langka


Pencitraan 3-Dimensi keberadaan "Pulau stabilitas" di bagian paling kanan

Manakala isotop dengan nomor atom yang lebih tinggi daripada timbal (62) bersifat
radioaktif, terdapat suatu "pulau stabilitas" yang diajukan untuk beberapa unsur
dengan nomor atom di atas 103. Unsur-unsur super berat ini kemungkinan memiliki
inti yang secara relatif stabil terhadap peluruhan radioaktif.[120] Atom super berat yang
stabil ini kemungkinan besar adalah unbiheksium, dengan 126 proton 184 neutron.[121]

Tiap-tiap partikel materi memiliki partikel antimaterinya masing-masing dengan


muatan listrik yang berlawanan. Sehingga, positron adalah antielektron yang
bermuatan positif, dan antiproton adalah proton yang bermuatan negatif, Ketika
materi dan antimateri bertemu, keduanya akan saling memusnahkan. Terdapat
ketidakseimbangan antara jumlah partikel materi dan antimateri. Ketidakseimbangan
ini masih belum dipahami secara menyeluruh, walaupun terdapat teori bariogenesis
yang memberikan penjelasan yang memungkinkan. Antimateri tidak pernah
ditemukan secara alami.[122][123] Namun, pada tahun 1996, antihidrogen berhasil
disintesis di laboratorium CERN di Jenewa.[124][125]

Terdapat pula atom-atom langka lainnya yang dibuat dengan menggantikan satu
proton, neutron, ataupun elektron dengan partikel lain yang bermuatan sama. Sebagai
contoh, elektron dapat digantikan dengan muon yang lebih berat, membentuk atom
muon. Jenis atom ini dapat digunakan untuk menguji prediksi fisika.[126][127][128]

Lihat pula
 Massa atom relatif
 Molekul
 Unsur
 Elektron
 Proton
 Neutron
 Inti atom

Catatan
1. ^ Kebanyakan isotop mempunyai jumlah nukleon lebih banyak dari jumlah
elektron. Dalam kasus hydrogen-1, yang mempunyai satu elektron and satu
nukleon, protonnya , atau 99,95% dari total massa atom.
2. ^ Satu karat sama dengan 200 miligram. Berdasarkan definisi, karbon-12
memiliki 0,012 kg per mol. Tetapan Avogadro sekitar 6 × 1023 atom per mol.

Anda mungkin juga menyukai