PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebih dari 5 juta wanita setiap tahunnya mengunjungi dokter karena
gangguan infeksi saluran perkemihan yang umumnya disebabkan dari infeksi
saluran perkemihan yang tidak terkontrol dan dapat berkembang menjadi
peradangan pada kandung kemih. Walaupun infkeksi saluran kemih ini
diterapi dengan antibiotika, sebagian pasien mengalami kondisi yang semakin
parah menjadi infksi kandung kemih dan infeksi ginjal, dengan konsekunsi
yang serius. (Qorry ‘Aina Abata : 2014)
Infeksi saluran kemih tlah digambarkan sejak jaman kuno, dengan
penggambaran pertama didokumentasikan di Parpirus Ebers tertanggal 1550
SM. Orang Mesir menggambarkannya sebagai ”memancarkan panas dari
kandung kemih”. Belum ada pengobatan yang efktif hingga pengembangan
dan ketersediaan antibiotic pada tahun 1930-an, setlah sebelumnya disarankan
pengobatan herbal, pengaliran darah, dan istirahat. (Qorry ‘Aina Abata : 2014)
Infeksi saluran kemih (ISK) bisa menjadi awal dari gagal ginjal, sering
terjadi pada wanita karena konstruksi saluran kemihnya lebih rawan kena
infeksi. Di Amerika Serikat infeksi saluran kemih menyerang 21% wanita
dewasa setiap tahunnya, dan 24% di diantaranya kurang beruntung karna
mengalami infeksi yang terjadi secara terus-menerus.
Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian dari
saluran permih. Ketika mengenai saluran kemih bawah dinamai Sistitis (infksi
kandung kemih), sederhana, dan ketika mengenai saluran kemih atas dinamai
Pielonefritis (infeksi ginjal). (Qorry ‘Aina Abata : 2014)
Infeksi saluran kemih (ISK) sering dicurigai pada pasien manula atau
anak-anak yang datang dengan confusion atau keadaan umum yang
memburuk. Yang penting dalam konteks ini, sebagaimana ISK yang lain,
adalah memastikan jika adanya piuria yang menyertai penumbuhan bakteri
dari urin. Bakteri dapat tumbuh pada pemeriksaan urin tersebab proses
pengambilan urin yang tidak steril. Bakteriuria menjadi signifikan secara
klinis hanya bila disertai piuria. (Qorry ‘Aina Abata : 2014)
A. DEFINISI
Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian saluran
kemih. Ketika mengenai saluran kemih bagian bawah dinamai sistitis (infeksi
kandung kemih) sederhana, dan ketika mengenai saluran kemih bagian atas
dinamai pielonefritis (infeksi ginjal) (Qorry ‘Aina Abata : 2014)
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu istilah umum yang ditujukan
pada infeksi bakteri pada saluran kemih. Beberapa bakteri dapat menjadi
organisme penyebab. ISK atas terjadi pada uretra atau ginjal, sedangkan ISK
bawah terjadi pada uretra dan kandung kemih. Infeksi dapat berasal dari mana
saja dari saluran perkemihan dan menyebar ke area lain. Infeksi saluran kemih
yang tidak dilakukan pengobatan dapat menyebabkan gagal ginjal. (Barbara
Engram : 1998)
B. ETIOLOGI
1. Bakteri E. Coli
E. Coli adalah penyebab dari 80-85% infeksi salurann kemih, dan
staphylococcus saprophyticus menjadi penyebab pada 5-10%. Meskipun
jarang infeksi firus atau jamur dapat menyebabkan penyakit ini. Bakteri
penyebab lainnya meliputi : klebsiella, proteus, pseudomona, dan
enterobakter. Hal ini tidak umum ditemukan dan biasanya berkaitan
dengan abnormalitas saluran kemih atau pemasangan kateter urine. Infeksi
saluran kemih disebabkan oleh staphylococcus aureus biasanya terjadi
sekunder akibat infeksi yang ditularkan melalui darah. (Qorry ‘Aina Abata
: 2014)
Perlu diingat bahwa beberapa penyakit lain bias merusak fungsi
kandung kemih, karena mereka mengubah saraf yang mendukung kandung
kemih. Penyakit ini meliputin diabetes, saraf pengendali kandung kemih
yang rusak akibat operasi (misalnya operasi prostat atau usus), banyak
C. FAKTOR RESIKO
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi patogenesis infeksi saluran kemih
antara lain:
1. Jenis kelamin dan aktivitas seksual
Secara anatomi, uretra perempuan memiliki panjang sekitar 4 cm
dan terletak di dekat anus. Hal ini menjadikannya lebih rentan untuk
terkena kolonisasi bakteri basil gram negatif. Karenanya, perempuan lebih
rentan terkena ISK. Berbeda dengan laki-laki yang struktur uretranya lebih
D. MANIFESTASI KLINIK
a. Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah :
1. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
2. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis
3. Hematuria
4. Nyeri punggung dapat terjadi
b. Tanda dan gejala ISK bagian atas :
1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri panggul dan pinggang
4. Nyeri ketika berkemih
5. Malaise
6. Pusing
7. Mual dan muntah
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Analisa urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa putar, kultur
urin serta jumlah kuman/mL, urin merupakan protokol standar untuk
pendekatan diagnosis ISK. USG, radiografi (foto polos perut, pielografi IV,
Micturating Cystogram), isotop scanning.
a. Evaluasi Diagnostik
1. Hitung koloni : kriteria infeksi hitung koloni sekitar 100.000 koloni
per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari spesimen
dalam kateter. Hampir sepertiga wanita yang menunjukkan gejala
infeksi akut akan menunjukkan kultur urin aliran tengah yang negatif
dan dapat terabaikan jika 100.000 CFU (colony forming units)/mL
tetap digunakan sebagai criteria infeksi. Adanya setiap bakteri dalam
spesimen yang dikumpulkan melalui aspirasi jarum suprapubis
kedalam urin kandung kemih atau melalui kateter dianggap indikatif
terhadap adanya infeksi.
2. Temuan di tingkat sel : hematuria mikroskopik terdapat pada hampir
50% pasien yang mengalami infeksi akut. Sel darah putih juga
terdeteksi pada infeksi saluran kemih
3. Kultur urin : untuk melihat ada atau tidaknya kuman dalam urin. Jika
ada bakteri atau kuman yang ditemukan dalam urin maka bisa
menunjukkan adanya infeksi pada saluran kemih.
4. Metode tes : tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit)
dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat) adalah tindakan yang
umum dilakukan, terutama pasien rawat jalan. Jika tes esterase lekosit
positif maka pasien mengalami piuria (WBC dalam urin) dan harus
segera mendapat penanganan.
I. PENATALAKSANAAN
Ada 3 prinsip penatalaksanaan infeksi saluran kemih :
1. Memberantas infeksi
2. Menghilangkan faktor predisposisi
3. Memberantas penyulit
Ada dua cara dalam pengobatan ISK, yaitu :
1. Pengobatan dengan cara medis
Rawat inap dilakukan jika pasien seorang anak, bayi, ibu hamil,
menderita demam tinggi, dehidrasi, sakit akut, atau septik. Data
terbaru menunjukkan bahwa pada pasien hamil yang tampak sehat
dapat diobati sebagai pasien rawat jalan, tapi hal ini belum menjadi
standar perawatan. Obati secara empirik dengan sefalosporing
generasi ketiga IV dengan atau tampa gentamicin, fluorokuinolon
IV, gentamicin dan ampisilin, ampisilin-sulbakcam, atau asam
tikarsilin klavulanat sambil meunggu hasil biakan dan uji kepekaan.
Hindari pemberian gentamicin dan fluorukuinolon pada pasien
hamil. Obat penyakit ini secara FV selama 48-72 jam atau lebih
tergantung respons klinis. Lanjutan antibiotik peroral dan kemudian
diselesaikan dengan antibiotik peroral selama 2 sampai 6 minggu
lagi. Harus diberikan obat-obatan untuk mengatasi nyeri, demam dan
mual. Pastikan hidrasi yang mencukupi dan pemeliharaan keluaran
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1. DS: Inflamasi dan Nyeri
Biasanya Klien peningkatan
mengatakan rasa sakit aktivitas penykit
pipis(berkemih)
Biasanya Klien
mengatakan rasa tidak
enak saat berkemih
pada punggung bawah
Biasanya Klien
mengeluhkan nyeri
terasa sejak 3hari lalu
DO:
Wajah meringis
Biasanya Dari
pemeriksaan urinalisis
akan terdapat
leukouria positif dan
terdapat 5 eritrosit
pada lapang pandang
besar(LPB) sedimen
air kemih.
Biasanya Klien
tampak memenggang
daerah supra pubik
Biasanya Klien
tampak meringis, dan
terdapat nyeri tekan
dan lepas pada daerah
sekitar kandung kemih
klien
Qorry ’Aina Abata. 2014. Ilmu Penyakit Dalam - Jawa Timur: Pustaka Pelajar
http://attihhartinisutisna.blogspot.co.id/2017/12/laporan-pendahuluan-isk.html
http://lianerako.blogspot.co.id/2013/04/asuhan-keperawatan-infeksi-saluran.html