Anda di halaman 1dari 10

LEMAK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lemak dan minyak merupakan zat makanan penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu, lemak atau minyak juga merupakan
sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein.
Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan
karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak,
khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak essensial seperti
asam linoleat, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan
pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga
berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K.
Dalam percobaan kali ini, lemak yang tersusun atas asam lemak dan
gliserol akan dianalisa dengan proses ekstraksi, destilasi, dan uji kadar air.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa lemak, diantaranya luas
permukaan, waktu ekstraksi, temperatur, dan solvent yang digunakan. Aplikasi
ekstraksi lemak diantaranya pengambilan minyak atsiri, menentukan
kandungan lemak pada makanan dan minuman. Aplikasi kadar air diterapkan
pada pembuatan gliserin, dimana air dapat mempengaruhi kualitas dan
keawetannya.

1.2. Tujuan Praktikum


1. Mampu menyusun rangkaian alat dan mengoperasikannya.
2. Menganalisis kadar lemak pada sampel dengan metode analisa soxhlet.
3. Menganalisis kadar air dan kadar abu pada sampel

1.3. Manfaat Praktikum


1. Praktikan mampu merangkai alat dan mengoperasikannya.
2. Praktikan mampu menganalisis kadar lemak dengan metode soxhlet.
3. Praktikan mampu menganalisis kadar air dan kadar abu.
LEMAK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik non polar. Lemak termasuk ester yang tersusun atas asam lemak dan
gliserol, dimana ketiga radikal hidroksil dari gliserol diganti dengan gugus ester.
Istilah fat (lemak) biasanya digunakan untuk trigliserida yang berbentuk padat
atau lebih tepatnya semi padat pada suhu kamar, sedang istilah minyak (oil)
digunakan untuk trigliserida yang pada suhu kamar berbentuk cair.

2.1. Komponen-Komponen Lemak


a. Gliserol
Sering disebut gliserin atau propantial 1, 2, 3 adalah bermartabat tiga yang
strukturnya adalah
H2 C OH

H C OH

H2 C OH
Gambar 2.1 Struktur Gliserol
Sifat fisisnya yaitu berbentuk cairan kental, memiliki rasa manis, tidak
berwarna, dalam keadaan murni bersifat higroskopis, netral terhadap lakmus.
Tidak larut dalam benzene dan karbon disulfida.
b. Asam Lemak
Yaitu asam karboksilat yang rantainya lurus dan radikal karboksilatnya terletak
di ujung rantai.
Asam lemak penyusun utamanya adalah:
1. Asam stearat (C17H35COOH)
2. Asam oleat (C17H33COOH)
3. Asam linoleat (C17H31COOH)
LEMAK
2.2. Rumus Umum Lemak

H2C O C R1
O
HC O C R2
O
H2C O C R3

Gambar 2.2 Struktur Lemak


Ada berbagai cara untuk mengambil minyak atau lemak dari tumbuh-
tumbuhan atau jaringan hewan. Cara tersebut antara lain :
• Cara Pressing (penekanan)
• Cara Extraction (menggunakan solvent)
Ada berbagai jenis solvent yang dapat digunakan sebagai bahan
pengekstrak lemak, diantaranya adalah n-hexana dan diethil eter.

2.3. Kegunaan Lemak


1. Untuk obat-obatan
2. Untuk minyak goreng.
3. Untuk cat vernis.
4. Untuk pembuatan margarin.
5. Untuk kosmetik.
6. Untuk menyamak kulit.
7. Untuk insektisida dan fungisida.
8. Untuk pembuatan sabun dan deterjen.
9. Untuk pembuatan biodiesel

2.4. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Pada Proses Ekstraksi


1. Luas permukaan : makin luas bidang sentuh, ekstraksi makin baik.
2. Waktu ekstraksi : makin lama waktu ekstraksi makin banyak lemak
yang dihasilkan, waktu kurang lebih 3 jam.
LEMAK
3. Temperatur : suhu menentukan, dapat diukur dari solvent yang
digunakan dan kelarutan lemak.
4. Solvent : jenis solvent akan berpengaruh pada banyaknya lemak
yang terambil.

2.5. Metode Pengukuran Lemak


a. Metode Goldfish
Metode ekstraksi lemak dengan solvent ini berlangsung secara
kontinyu, solvent dari labu perebusan terus mengalir di atas sampel yang
ditahan disebuah thimble keramik. Kandungan lemak diukur dengan massa
yang hilang dari sampel atau massa lemak yang keluar dari sampel. Metode
yang kontinyu ini, ekstraksi yang diberikan lebih cepat dan lebih efisien dari
pada metode ekstraksi semikontinu. Namun, hal itu bisa menyebabkan
penyaluran hasil ekstraksi tidak sempurna. (S.S Nielsen, 2010)
b. Metode Soxhlet
Metode ini adalah ekstraksi dengan solvent secara semikontinyu,
solvent akan terisi di tabung ekstraksi selama 5-10 menit dan secara
menyeluruh mengelilingi sampel dan kemudian mengalir kembali ke labu
perebusan. Kandungan lemak diukur dengan kehilangan massa dari sampel
atau massa lemak keluar dari sampel. Metode ini memberikan efek
perendaman pada sampel dan tidak menyebabkan penyaluran. Namun,
metode ini membutuhkan waktu lebih lama dari pada metode kontinyu.(S.S
Nielsen, 2010)
c. Metode Mojonnier
Lemak diekstraksi dengan campuran etil eter dan petroleum eter dalam
labu Mojonnier, dan lemak yang diekstraksi dikeringkan sampai berat
konstan dan dinyatakan sebagai persen lemak oleh berat.
Uji Mojonnier adalah contoh dari metode ekstraksi solvent secara
diskontinu dan tidak memerlukan pembuangan kadar air (moisture) dari
sampel. Hal itu bisa diterapkan untuk sampel cair dan padat. Jika petroleum
LEMAK
eter digunakan untuk memurnikan lemak yang diekstraksi, metode ini sangat
mirip dengan Roese-GottliebMethod (Metode AOAC 905.02) baik dalam
prinsip dan praktik. Metode Mojonnier dikembangkan dan diterapkan
terutama untuk makanan olahan susu, namun berlaku untuk makanan yang
lain. (S.S Nielsen, 2010)
d. Metode Babcock
Dalam metode Babcock, H2SO4 ditambahkan ke sejumlah susu yang
diketahui di botol Babcock. Asam sulfat mencerna protein, menghasilkan
panas, dan melepaskan lemak. Sentrifugasi dan penambahan air panas
mengisolasi lemak untuk hitungan pada bagian botol uji. Lemak diukur
secara volumetrik, namun hasilnya dinyatakan sebagai persen lemak
menurut beratnya. Metode ekstraksi ini tidak menggunakan solvent. (S.S
Nielsen, 2010)
e. Metode Gerber
Prinsip metode Gerber mirip dengan metode Babcock, namun
menggunakan asam sulfat dan amil alkohol. Asam sulfat mencerna protein
dan karbohidrat, melepaskan lemak, dan mempertahankan lemak dalam
keadaan cair dengan menghasilkan panas. Metode ekstraksi ini tidak
menggunakan solvent. (S.S Nielsen, 2010)
LEMAK
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Bahan dan Alat yang Digunakan
3.1.1.Bahan
1. Sampel
2. N-hexane 120 mL
3.1.2.Alat
1. Statif dan klem
2. Beaker glass
3. Corong
4. Cawan porselin
5. Oven
6. Gelas ukur
7. Timbangan
8. Pendingin balik

3.2. Gambar Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Ekstraksi Soxhlet


LEMAK
Keterangan :

1. Statif 8. N-hexane
2. Klem 9. Labu alas bulat
3. Pendingin balik 10. Thermostat
4. Tabung soxhlet 11. Heater
5. Sampel dalam kertas saring 12. Thermostat
6. Pipa aliran embun 13. Waterbath
7. Pipa aliran uap

Gambar 3.2 Rangkaian Alat Destilasi

Keterangan:

1. Labu destilasi
2. Pendingin Leibig
3. Thermometer
4. Heater
5. Erlenmeyer
6. Tripot
7. Statif dan klem
LEMAK

3.3. Prosedur Percobaan


3.3.1.Ekstraksi Lemak
1. Sampel yang halus dan kering ditimbang seberat 10 gr.
2. Susun rangkaian alat seperti pada gambar 3.1
3. 120 ml N-hexane dimasukkan dalam labu alas bulat.
4. Sampel dibungkus dengan kertas saring dan diikat dengan benang,
kemudian dimasukkan dalam tabung soxhlet.
5. Proses ekstraksi dilakukan selama 2 jam.

3.3.2. Destilasi Untuk Recovery Solvent


1. N-hexane + lemak yang ada di labu alas bulat dipindahkan ke dalam
labu destilasi.
2. Susun rangkaian alat seperti gambar 3.2
3. Proses destilasi dilakukan untuk menguapkan n-hexane.
4. Proses destilasi dihentikan saat tidak ada lagi n-hexane yang menetes.
5. Labu destilasi beserta lemak ditimbang.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

3.3.3. Uji Kadar Air


1. Cawan kering yang akan digunakan ditimbang dalam keadaan kosong.
2. Sampel sebesar 3 gram diletakkan di atas cawan, kemudian ditimbang
beratnya.
3. Cawan berisi sampel dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 100oC
selama 1,5 jam, oven dipastikan telah panas dan siap untuk
mengeringkan sampel.
4. Setelah selesai dikeringkan, cawan berisi sampel dimasukkan ke dalam
desikator, didinginkan sampai suhu konstan hingga berat sampel dan
cawan tetap.
(𝑤𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ + 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛) − (𝑤𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 + 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 )
% 𝐴𝑖𝑟 = × 100%
(𝑤𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ + 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 ) − (𝑤𝑡𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛)
LEMAK

3.3.4. Uji Kadar Abu


1. Cawan porselin dipanaskan terlebih dahulu dalam oven, kemudian
didinginkan dalam desikator hingga mencapai suhu ruangan.
2. Selanjutnya 3 gram sampel ditimbang kemudian dibakar di dalam
cawan porselin sampai tidak berasap dan diabukan dalam tanur suhu
550oC sampai sampel berubah menjadi abu atau mencapai berat
konstan.
3. Kemudian didinginkan di dalam desikator hingga mencapai suhu
ruangan secara konstan dan ditimbang.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝐴𝑏𝑢
% 𝐴𝑏𝑢 = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
LEMAK

DAFTAR PUSTAKA

Durant, J., ”Organic Chemistry”, 7th ed., Impression Longmans, Green and Co.,
London, 1959.
Fieser, L., Fieser.M., “Introduction to Organic Chemistry”, Maruhen Co Ltd., Tokyo,
1956.
Fieser, L., Fieser.M., “Organic Chemistry”, Reinhold Publishing Corporation, New
York, 1956.
Groggins, PH., “Unit Operation in Organic Synthetis”, 5th ed., Mc. Graw Hill Book
Company, New York, 1958.
Jacobs, M., “The Chemical Analysis of Food and Food Product”, Van Nostrand
Company Inc., New York, 1958.
Morrison, RT., Boyd, RN., “Organic Chemistry”, 3 th ed., Prentice Hall of India
Private Limited, New Delhi, 1978.
Woodman, AC., “Food Analysis”, Mc. Graw Hill Book Company Inc., New york,
1941.

Anda mungkin juga menyukai