Anda di halaman 1dari 18

ANALYZING INVESTING ACTIVITIES :

INTERCORPORATE INVESTMENT

Disusun Oleh :
Alvin Julio
Clara Amelia
Chintya Susanto
Mellyta Sekar
A. INVESTMENT SECURITIES
Pada umumnya perusahaan berinvestasi di investment securities atau marketable
securities. Investasi dapat digolongkan berdasarkan jenisnya dan tujuan berinvestasi.
Berdasarkan jenisnya, ada debt securities dan equity securities.

1. Debt Securities
Debt securities adalah instrumen keuangan yang menunjukkan hubungan
kreditur dengan sebuah perusahaan. Menurut PSAK 50, yaitu sekuritas yang
menunjukkan hubungan hutang-piutang antara kreditur dengan perusahaan yang
menerbitkan sekuritas.
Debt securities digolongkan menjadi tiga :
● Held to maturity
Jika perusahaan mempunyai tujuan secara sungguh-sungguh untuk
memiliki sekuritas sampai jatuh tempo, yaitu investasi jangka
panjang dan tidak direncanakan untuk dijual lagi. Penilaiannya
menggunakan amortisasi cost, yaitu harga beli setelah dikurangi
dengan amortisasi premium atau discount.
● Available for Sale
Investasi ini tidak dimiliki sampai jatuh tempo, tetapi juga tidak
akan dijual kembali dalam jangka pendek dan penilaiannya
menggunakan fair value. Perbedaan fair value dengan nilai buku
dilaporkan dalam Unrealized holding gain or loss yang merupakan
bagian dari Other Comprehensive Income.
● Trading
Sekuritas yang dibeli dan dimiliki dengan tujuan untuk dijual
kembali dalam jangka pendek. Tujuannya untuk mendapatkan
capital gain. Pencatatannya menggunakan fair value. Apabila ada
gain atau loss masuk ke dalam net income.

2. Equity Securities
Equity Securities mewakili kepemilikan pada entitas lain. Contohnya
adalah saham biasa dan saham preferen. Tujuan perusahaan membeli equity
securities adalah memiliki pengaruh ke manajemen dan direksi, serta
mendapatkan dividen dan penghasilan dari kenaikan harga saham.
Berdasarkan significant ownership percentage, dibagi menjadi tiga :
● No Influence (kurang dari 20%)
Investasi diklasifikasikan menjadi trading atau available-
for-sale.
● Significant Influence (20%-50%)
Bukti bahwa mempunyai significant influence adalah
adanya perwakilan manajemen. Investasi ini menggunakan equity
method.
● Controlling Interest (lebih dari 50%)
Investor disebut holding company dan investee disebut
subsidiary. Apabila kepemilikan lebih dari 50%, maka harus
menyiapkan laporan konsolidasi.
B. EQUITY METHOD ACCOUNTING
Metode ini digunakan untuk kepemilikan diatas 20% dan mempunyai significant
influence.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam prosedur pencatatan terhadap
investasi saham pada perusahaan anak dengan menggunakan metode equity adalah :

● Rugi dan Laba bersih dari perusahaan anak

Rugi dan laba yang dialami perusahaan anak harus dicatat oleh perusahaan
induk sebesar persentase kepemilikan. Untuk Laba, (D) Investasi pada
anak (K) Pendapatan dari anak. Untuk Rugi, (D) Rugi dari anak (K)
Investasi pada anak.

● Dividen yang dibagikan oleh perusahaan anak

Dilihat dari segi perusahaan anak, pembagian dividen ini akan


berakibat kurangnya saldo Laba. Dengan adanya pembagian dividen ini,
perubahan yang terjadi pada perusahaan induk ialah perubahan bentuk
kekayaan (aktiva) yang semula berupa hak atas laba pada perusahaaan
anak (yang tercemin dalam rekening “Investasi Saham Perusahaan Anak”)
ke dalam bentuk kekayaan (aktiva) yang lain (“Piutang Dividen” atau
“Kas”). Maka, jurnalnya adalah (D) Kas (K) Investasi pada anak.
C. BUSINESS COMBINATIONS
Penggabungan Usaha (Business Combination) adalah penyatuan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control)atas aktiva dan
opersi perusahaan lain.

Alasan-Alasan Penggabungan Usaha

1) Manfaat Biaya (Cost Advantage).


2) Risiko Lebih Rendah (Law Risk)
3) Berkurangnya Penundaan Operasi (Fewer Operating Delays)
4) Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers)
5) Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets)

Dilihat dari segi dasar hukumnya penggabungan usaha dapat dibedakan ke dalam:
a) Merger
Merger adalah penggabungan perusahaan dengan jalan kepemilikan langsung oleh
suatu perusahaan terhadap harta milik dari satu atau lebih perusahaan lain. Pada
cara ini perusahaan mengambil alih harta milik perusahaan lain merupakan satu-
satunya diantara perusahaan yang bergabung tersebut untuk tetap
mempertahankan identitas serta melanjutkan usahanya. Sedangkan perusahaan
lain yang menyerahkan harta miliknya dibubarkan/dilebur dan dengan demikian
kehilangan statusnya sebagai unit usaha yang terpisah. Contoh perusahaan yang
telah melakukan merger salah satunya adalah Bank Lippo dengan Bank Niaga
pada tahun 2008 dan kedua bank tersebut menyetujui untuk mengubah nama
mereka setelah merger menjadi Bank CIMN Niaga.

b) Konsolidasi
Penggabungan perusahaan disebut dengan konsolidasi, jika dalam proses
penggabungan itu dibentuk sebuah perusahaan baru dengan tujuan khusus untuk
membeli (mengambil alih) harta milik dan mengakui hutang-hutang dari dua atau
lebih perusahaan yang telah ada. Contoh perusahaan yang melakukan konsolidasi
salah satunya yaitu antara Bank Bumi Daya (BBD), Bapindo, Bank Dagang
Negara, dan Bank Exim. Kempat bank tersebut berkonsolidasi dan berubah
menjadi Bank Mandiri.

c) Akuisisi
Akuisisi (Aquisition) adalah suatu oengabungan usaha dimana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto
dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva
tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengekuarkan saham. Contoh
perusahaan yang melakukan akuisisi asalah satunya adalah Semen Padang yang
diakuisisi oleh Semen Gresik serta PT HM Sampoerna yang dikuisisi oleh Philips
Morris.

d) Afiliasi
Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham
atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian
(controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status
hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana mestinya. Contoh perusahaan yang
melakukan afiliasi salah satunya yaitu PT Freeport Indonesia merupakan afiliasi
dari Freeport-Mc MoRan.

Metode Akuntansi Untuk Penggabungan Usaha


Ada dua metode akuntansi untuk penggabungan usaha yang diterima secara
umum, yaitu Metode Penyatuan Kepemilikan (Pooling of Interest Method) dan Metode
Pembelian (Purchase Method). Kedua metode tersebut bukan alternative dalam
akuntansi untuk penggabungan usaha yang sama. Suatu penggabungan usaha yang
memenuhi kriteria PSAK No. 22 untuk penyatuan kepemilikan harus
dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan (Pooling Method). Semua
penggabungan usaha yang lain harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Metode
Pembelian (Purchase Mrthod). Berikut ini penjelasan dari kedua metode tersebut.
1) Metode Penyatuan Kepemilikan (Pooling of Interest Method)
Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan
perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relative
tetap tidak merubah entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun
perusahaan-perusahaan yang bergabung dianggap telah memperoleh perusahaan-
perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga
pembelian, sehingga karena hal tersebut tidak ada dasar pertanggungjawaban yang
baru. Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan–perusahaan
yang bergabung dimasukan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh
karena itu, setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan lain yang
bergabung, akan dimasukan sebgai aktiva pada buku entitas yang masih beroperasi
(disatukan). Saldo laba dari perusahaan-perusahaan yang bergabung juga
dimasukan dalam entitas yang disatukan dan pendapatan dari entitas yang disatukan
termasuk pendapatan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung untuk seluruh
tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.

2) Metode Pembelian (Purchase Method)


Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha
merupakan suatu transaksi yang memungkinkan suatu entitas memperoleh aktiva
bersih dari perusahaan–perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan pembelian
perusahaan yang memperoleh / membeli mencatat aktiva yang diterima dan
kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh
perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada
transaksi yang lain.biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat
diidentifikasi sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Setiap
kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh
dialokasikan ke goodwill dan diamortisasi, selama maksimum 20 tahun menurut
PSAK No. 19.

Goodwill
Saat terjadi akuisisi satu perusahaan oleh perusahaan lain dan harga perolehannya
lebih dari book value net assetnya, maka selisihnya dapat dialokasikan ke goodwill. Nilai
goodwill tidak di susutkan dan hanya dilakukan penilaian setiap tahun. Apabila fair value
lebih rendah daripada book value, maka goodwill akan dilakukan impairent sedangkan
apabila fair value lebih tinggi dari book value goodwill maka impairment tidak perlu
dilakukan.

ISSUES IN BUSINESS COMBINATION


1. Contingent Considerations
Dalam beberapa kombinasi bisnis, pihak-pihak yang bersangkutan mungkin tidak
bisa langsung menyetujui suatu harga yang telah ditetapkan. Hal ini menghasilkan
sebuah gagasan contingent consideration, dimana disepakati bahwa adanya
tambahan uang yang harus dibayar oleh pembeli kepada penjual ketika tujuan di
masa depan dipenuhi oleh kombinasi bisnis. Menurut pandangan akuntansi,
pembayaran di masa depan diakui sebagai tambahan biaya pembelian ketika
sudah dibayar (biasanya sebagai peningkatan goodwill).
2. Allocating Total Cost
Ketika perusahaan menentukan jumlah biaya dari entitas yang dibeli,
pengalokasian biaya ke aset (secara individu) menjadi penting. Semua aset yang
dibeli dan kewajiban yang diasumsikan dalam kombinasi bisnis mempunyai
bagian dari jumlah biaya tersebut, biasanya sama dengan nilai wajar mereka saat
tanggal pengakuisisian. Kelebihan jumlah biaya di atas jumlah yang dimasukkan
dalam aset berwujud maupun aset tidak berwujud yang didapat, dikurangi
kewajiban yang diperkirakan, dicatat sebagai goodwill.
3. In-Process Research & Development (IPR&D)
Beberapa perusahaan menghapus sebagian besar dari biaya akuisisi dan dicatat
sebagai biaya penelitian dan pengembangan. Dalam keadaan penghapusan In-
Process Research and Development, perusahaan menilai aset IPR&D dari
perusahaan yang didapat perusahaan sebelum di hapus. Namun, tidak ada aturan
pasti mengenai bagaimana menilai IPR&D.
4. Debt in Consolidated Financial Statements
Kewajiban dalam laporan konsolidasi tidak beroperasi sebagai hak gadai atas
kumpulan aset yang umum. Jika perusahaan induk menjaminkan sebuah
kewajiban perusahaan anak, maka kreditor memiliki jaminan sebagai tambahan
keamanan dengan ketentuan kemungkinan potensial.
5. Gain on Subsidiary Stock Sales
Akun investasi modal dapat meningkat disebabkan oleh penjualan saham
perusahaan anak. Perusahaan dapat mencatat keuntungan ini dalam income atau
dalam additional paid-in-capital.
6. Consequences of Accounting for Goodwill
Goodwill bukan merupakan akun permanen dan nilai sekarang dari tambahan
earning bisa menurun jika jangka waktu impairment goodwill tersebut
diperpanjang.
7. Push-Down Accounting
Salah satu isu kontroversial ialah mengenai bagaimana perusahaan anak
melaporkan harta dan kewajiban pada laporan keuangan mereka (bukan pada
laporan konsolidasi).

ADDITIONAL LIMITATIONS OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS


● Laporan keuangan dari masing-masing perusahaan yang disusun oleh perusahaan besar
tidak selalu dalam dasar yang dapat diperbandingkan, misalnya adanya perbedaan dalam
prinsip akuntansi, dasar penilaian, tingkat amortisasi, dan faktor lain.
● Laporan keuangan konsolidasi tidak mengungkapkan pembatasan dalam penggunaan kas
untuk masing-masing perusahaan. Tidak juga mengungkapkan arus kas dari transaksi
antarperusahaan atau pembatasan yang ditempatkan pada arus-arus tersebut.
● Perusahaan yang berada dalam keadaan finansial yang buruk terkadang dikombinasikan
dengan perusahaan yang sedang berjaya dalam finansialnya, sehingga hal ini bisa
mengaburkan analisis.
● Pembatasan transaksi antar perusahaan ini masih tidak diketahui kecuali prosedur yang
mendasari pelaporan laporan konsolidasi.
● Akuntansi untuk perusahaan anak konsolidasi dan asuransi dapat mengungkapkan
beberapa masalah analisis. Pemisahan dari perusahaan anak yang sama dapat
memutarbalikkan rasio-rasio dan hubungan lainnya.

CONSEQUENCES OF ACCOUNTING FOR GOODWILL


❖ Posisi perusahaan yang superior dapat saja berubah, disebabkan karena banyaknya faktor
ekonomi dan fakto lingkungan yang mempengaruhi. Kelebihan biaya pembelian
perusahaan di atas nilai pasar dari aset bersih perusahaan anak menggambarkan
pembayaran superearnings. Kelebihan pembayaran yang menguntungkan ini biasanya
dilekatkan dalam nama brand tersebut atau biaya lain yang bisa memberi keuntungan
bagi posisi perusahaan. Posisi keuangan yang menguntungkan tersebut dapat dipelihara
atau dijaga kestabilannya dengan segala usaha perusahaan.
❖ Pengukuran sisa goodwill memberikan peningkaatan bagi masalah penilaian yang
potensial, misalnya pembayaran yang dilakukan disebabkan karena kesalahan estimasi,
kecerobohan pemilik atau kreditur yang diasumsikan sebagai goodwill, dll.
❖ Jika perusahaan menghapus goodwill untuk menghadapi kerugian yang substansi, waktu
penghapusan goodwill jarang mencerminkan pengakuan cepat atas kerugian ini.
❖ Dalam banyak kasus, goodwill tidak lebih dari aplikasi mekanik dari aturan akuntansi
yang memberikan sedikit pengakuan nilai yang diteirma dalam pengembalian.
❖ Goodwill dalam laporan keuangan perusahaan dapat dikatakan gagal dalam
mencerminkan seluruh kekuatan pendapatan tidak berwujud.

POOLING ACCOUNTING
Metode penggabungan usaha / kombinasi bisnis dapat dibagi menjadi 2 metode, yaitu :
a. Metode Pooling. Dalam metode pooling, akun investment didebit senilai dengan book
value dari aset perusahaan anak. Aset tidak dicatatat dari saldo historical cost yang
dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan anak. Tetapi, sekarang, metode ini sudah
tidak diperbolehkan penggunaannya.
b. Metode Pembelian (Purchase). Dalam metode ini, akun invesment akan didebit senilai
harga belinya.

D. DERIVATIVE SECURITIES
Dalam dunia keuangan, derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian
penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi
acuan pokok atau juga disebut produk turunan (underlying product).

Instrument derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang nilainya tergantung pada aset
lain yang lebih elementer atau aset yang mendasarinya (underlying asset). Intinya, nilai
dari intrument derivatif (disingkat derivatif) tergantung pada nilai aset dasarnya. Aset
dasar yang berhubungan dengan derivatif bisa merupakan saham, obligasi, valas,
komoditas, bahkan indeks harga pasar seperti indeks harga saham, serta aset-aset lainnya.

Sekuritas derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang merupakan turunan (derivative
asset) dari instrumen utamanya (underlying asset) baik efek yang bersifat penyertaan
maupun hutang. Instrumen turunan dapat berarti turunan langsung dari instrumen
utamanya maupun turunan selanjutnya atau turunan keduanya. Karena merupakan
instrumen turunan maka nilainya tergantung pada nilai aset keuangan yang
mendasarinya. Itulah sebabnya dari segi nominal, harga sekuritas derivatif lebih murah
dari pada harga efek utamanya seperti saham dan obligasi.

Instrumen derivatif mempunyai beberapa manfaat, antara lain seperti sebagai suatu
upaya untuk meminimalisir risiko yaitu dalam bentuk pemanfaatan instrumen derivatif
untuk hedging atau lindung nilai. Selain itu instrumen derivatif juga bisa memperbesar
keuntungan, mengamankan investasi, serta melindungi dari fluktuasi tingkat harga. Jika
dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya, instrumen derivatif juga memiliki
keunggulan-keunggulan, antara lain:
● Biaya transaksi lebih murah
● Proses transaksi lebih mudah dan lebih cepat
● Risiko lebih kecil dan likuiditas lebih tinggi
Manfaat Derivatif
Berikut ini beberapa manfaat dari derivatif, diantaranya:
1. Meminimalisir Risiko merupakan manfaat utama dari adanya sekuritas derivatif.
Karena dengan melakukan penerbitan sekuritas derivatif maka secara langsung maupun
tidak langsung akan mampu mengurangi terjadinya berbagai risiko yaitu adanya
kemungkinan mengalami kerugian, baik bagi pihak emiten maupun bagi para investor.
Seperti risiko tidak lakunya sekuritas utama, penurunan harga efek utamanya, serta risiko
kenaikan fluktuasi harga.
2. Memperbesar Keuntungan jika sekuritas derivatif mampu meminimalisir risiko
berarti dapat memperbesar keuntungan para pemegangnya. Bagi emiten, sekuritas
deviratif dianggap sebagai pemanis agar para investor berminat membeli efek utama agar
penjualannya memenuhi target. Sedangkan bagi investor, sekuritas deviratif merupakan
hak prioritas untuk melakukan transaksi jual beli instrumen keuangan utama, seperti
saham dan obligasi. Jika pemiliknya menggunakan haknya, maka otomatis ia telah
melakukan pembelian efek utamanya. Selain itu, keuntungan yang bisa didapat dari
sekuritas derivatif adalah bisa mendapatkan efek utama dengan harga yang lebih murah
dari pada membelinya secara langsung.
3. Mengamankan Investasi sekuritas derivatif merupakan upaya stabilisasi investasi
dan jaminan laba bagi para investor. Bahkan sekarang dalam konteks investasi sekuritas
derivatif telah banyak diterapkan sistem hedging atau lindung nilai, dimana sekuritas
derivatif merupakan bentuk transfer risiko antar institusi atau individu dengan imbalan
tertentu yang berbentuk premium. Ini berguna agar laba tetap dapat diperoleh dan
kemungkinan kerugian bisa ditekan, sehingga investasi mempunyai prospek
perkembangan bagus, terus berada pada jalur aman dan jauh dari kebangkrutan.

Jenis Sekuritas Derivatif


Terdapat beberapa jenis sekuritas derivatif, diantaranya:
1. Warrant
Warrant merupakan instrumen turunan dari saham atau obligasi. Warrant adalah salah
satu surat beharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan harga tertentu selama periode
tertentu pula. Masa warrant biasanya adalah enam bulan atau lebih. Dalam warrant akan
disebutkan jumlah saham yang bisa dibeli, harga eksekusi dan tanggal jatuh tempo. Harga
warrant tidak akan pernah lebih besar daripada harga efek utamanya karena harganya
tergantung pada harga efek utamanya. Investasi warrant tidak memperoleh dividen, dan
tidak mempunyai hak suara dalam perusahaan karena bukan pemegang saham perseroan.
Biasanya warrant dijual bersamaan dengan surat berharga lainnya, namun setelah
memasuki pasar, maka warrant diperdagangkan secara tersendiri. Dari definisinya,
warrant bisa diperbandingkan dengan opsi call (opsi beli). Ada beberapa perbedaan.
Pertama, opsi dikeluarkan bukan oleh perusahaan, sedangkan warrant dikeluarkan oleh
perusahaan. Jika warrant dieksekusi, maka ada saham baru yang dikeluarkan, dan jumlah
saham yang beredar akan bertambah. Sebaliknya, jika opsi dieksekusi, tidak ada
perubahan dalam jumlah lembar saham yang beredar.
2. Right
Right merupakan produk turunan dari saham. Kebijakan right merupakan upaya emiten
atau pihak perusahaan yang menerbitkan saham untuk menambah jumlah saham yang
beredar, guna menambah modal bagi perusahaan. Right adalah hak yang diberikan
kepada pemilik saham biasa untuk membeli saham baru yang diterbitkan emiten. Hak
dalam instrumen right sering disebut dengan preemptive right, yaitu suatu hak untuk
menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama disuatu perusahaan
berkenaan dengan penerbitan saham yang baru. Ada dua tujuan right: pertama, agar
pemilik saham lama dapat mempertahankan dan mengendalikan perusahaan. Kedua,
mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama.
3. Option
Opsi adalah kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang kontrak
itu untuk membeli (call option) atau menjual (put option) suatu aset tertentu dengan harga
tertentu (strike price/exercise price) dalam jangka waktu tertentu. Terdapat dua jenis opsi,
yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option). Call option atau opsi beli
memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah aset finansial pada harga
yang tertentu (yang disebut strike atau exercise price) pada tanggal tertentu sampai
dengan opsi beli tersebut jatuh tempo. Jika opsi tersebut dapat dilaksanakan setiap waktu
sampai dengan tanggal jatuh tempo, maka opsi tersebut dinamakan American options.
Sebaliknya, jika opsi tersebut hanya dapat dilaksanakan pada saat jatuh tempo saja, maka
opsi dinamakan European options. Ilustrasi berikut ini menggambarkan secar nyata
keuntungan investor jika menggunakan call option. Misalnya, saham ABC
diperdagangkan di bursa dengan harga Rp 100 per lembar. Investor X membeli satu opsi
beli (call option) pada satu lembar saham ABC dan jatuh tempo dalam enam bulan
dengan membayar premium sebesar Rp 10. Harga exercise opsi beli tersebut adalah Rp
100. Pada saat opsi beli tersebut jatuh tempo, harga saham ABC naik menjadi Rp 150.
Karena investor X memegang opsi beli saham ABC, maka dia berhak untuk membeli
saham tersebut di pasar seharga Rp 100 dan kemudian dapat menjualnya dengan harga
Rp 150. Dalam hal ini, investor X berhasil mengantongi laba kotor Rp 50 (Rp 150 – Rp
100) dan setelah dikurangi dengan premium yang telah dibayarkan dimuka, maka laba
atau keuntungan bersih investor X adalah Rp 40. Andaikan saja sampai dengan batas
jatuh tempo opsi beli tersebut, harga saham ABC tetap atau bahkan turun menjadi Rp 90,
investor X berhak “pergi” tanpa melaksanakan haknya untuk membeli saham ABC
seharga Rp 100. Jika demikian maka dia akan menanggung kerugian sebesar premium
yang telah dibayarkannya dimuka sebesar Rp 10. Jenis lain dari option contract adalah
opsi jual (put option). Put Option atau opsi jual memberikan hak kepada pemegangnya,
bukan kewajiban, untuk menjual sejumlah aset finansial pada harga yang tertentu (yang
disebut strike atau exercise price) pada tanggal tertentu sampai dengan opsi jual tersebut
jatuh tempo. Sama dengan call option, pihak pembeli (the “long”) dari put option akan
membayar sejumlah put premium kepada pihak penjual (the “short”). Contoh ilustrasi
berikut ini menggambarkan keuntungan dari opsi jual bagi pemegang atau pembelinya.
Investor X membeli satu lembar opsi jual pada selembar saham ABC dengan jangka
waktu jatuh tempo adalah enam bulan. Harga exercise opsi jual tersebut adalah Rp 100,
dan premium yang dibayarkan dimuka adalah Rp 10. Misalkan pada saat jatuh tempo
harga pasar saham ABC adalah Rp 75. Hal ini sangat menguntungkan investor X karena
dia dapat membeli saham ABC di pasar seharga Rp 75 dan kemudian menjualnya dengan
harga Rp 100. Keuntungan bersih dari transaksi ini adalah Rp 15 ( Rp 25 – Rp 10
premium). Tetapi jika sebaliknya harga pasar saham ABC pada saat jatuh tempo naik
menjadi Rp 125. Investor X lebih baik tidak melaksanakan haknya untuk exercise dan
membiarkan opsi tersebut jatuh tempo. Kerugian investor X pada kasus ini adalah sebesar
put premium saja, yaitu Rp 10.
4. Forward
Forward pada dasarnya adalah suatu perjanjian untuk membeli atau menjual sebuah aset
dengan harga tertentu untuk penyerahan di masa depan. Aset yang diperjualbelikan bisa
saja komoditas ataupun aset-aset keuangan. Forward adalah kontrak yang spesifikasinya
tergantung kesepakatan antara pihak yang terlibat dan tidak diperdagangkan di bursa
yang terorganisasi. Pada dasarnya ada dua pihak yang terlibat dalam kontrak. Pihak
pertama adalah pihak yang menyetujui untuk membeli aset, dikatakan sebagai pemegang
posisi beli (long position). Pihak kedua adalah pihak yang setuju untuk menjual aset
tersebut, dan dikatakan sebagai pemegang posisi jual (short position).
Berikut ini adalah beberapa jenis kontrak forward yang ada, diantaranya:
· Currency Forward. Currency forward contract banyak digunakan oleh perusahaan
untuk mengelola risiko valuta asing. Biasanya perusahaan multinasional yang
menggunakannya. Karena mereka beroperasi pada lebih dari satu negara, sehingga
terekspos terhadap risiko valas. Namun, perusahaan lokal juga kadang memanfaatkannya
untuk melakukan hedging terhadap transaksi dalam mata uang asing. Dalam currency
forward contract, maka suatu pihak wajib untuk membeli atau menjual mata uang tertentu
dengan nilai tukar tertentu, dalam jumlah tertentu, ditanggal yang sudah ditentukan
dimasa depan. Kontrak ini terjadi secara over-the-counter dan dapat di customized sesuai
dengan kebutuhan. Misalnya, perusahaan A (AS) punya piutang dari perusahaan B di
jepang sebesar 5 juta yen dalam waktu 2 bulan mendatang. Tentunya ia tidak ingin
supaya nilai tukar yen merosot terhadap dollar, karena jika demikian maka piutang yang
diperolehnya jadi lebih rendah. Misalnya rate yang digunakan dalam kontrak adalah
sebesar 90 yen per dollar, maka perusahaan A memperoleh kepastian untuk memperoleh
cash flow sebesar 50 juta/90 yen = $555,555 di masa depan. Jika di masa depan ternyata
yen merosot jadi 100 yen per dollar, maka perusahaan A tetap dapat menukar 5 juta yen-
nya dengan rate 90 yen per dollar.
· Commodity Forward. Commodity forward adalah kontrak dengan underlying asset
berupa komoditas seperti minyak, metal, jagung, dan lainnya. Kontrak ini memungkinkan
suatu pihak untuk membeli atau menjual komoditas dengan harga tertentu di masa depan.
Jadi, kontrak ini mengantisipasi terjadinya perubahan harga di masa depan. Untuk
produsen, kontrak ini bermanfaat dalam mengurangi risiko harga komoditas menguat
dimasa depan.
· Bond Forward. Bond forward hampir serupa dengan equity forward, hanya saja
obligasi punya waktu jatuh tempo, sehingga kontrak forward pasti kadaluarsa sebelum
tanggal jatuh tempo. Obligasi yang umum dijadikan bond forward adalah T-bills yang
dikeluarkan Depkeu AS.
· Interest Rate Forward contract. Disebut juga dengan forward rate agreement (FRA)
dimana underlying assets berupa pembayaran bunga dalam mata uang tertentu. Jadi,
dalam FRA ini merupakan kesepakatan untuk meminjamkan dana secara fixed rate.
5. Future
Future contract adalah kontrak standar antara dua pihak untuk membeli (long position)
atau menjual (short position) suatu aset dengan harga tertentu (delivery price) untuk
penyerahan di masa depan melalui mekanisme bursa yang terorganisasi. Aset yang
diperdagangkan bisa berupa komoditas ataupun aset keuangan. Kedua belah pihak yang
terlibat tidak akan saling mengetahui satu sama lain. Bursa penyelenggara akan membuat
mekanisme khusus untuk menjamin bahwa kedua pihak tidak akan cedera janji. Terdapat
beberapa maca future, diantaranya future komoditi, future keuangan, future tingkat
bunga, serta future kurs mata uang asing. Mekanisme perdagangan future di bursa dikenal
dengan sistem Marking to market sehingga future lebih maksimal menghindari akumulasi
kerugian perusahaan dari pada forward. Salah satu pusat perdagangannya adalah central
clearing houses di Chicago Board of Trade, USA.
6. Swap
Swap adalah transaksi (finansial) antara dua pihak yang sepakat untuk bertukar arus kas
selama periode tertentu yang telah ditetapkan. Sebuah swap bisa juga digunakan pada
srtuktur keuangan yang bervariasi, tingkat bunga, kurs, jangka waktu, dan bisa
disesuaikan dengan kebutuhan manajemen aset dan utang. Yang disebut paling akhir ini
sering disebut dengan aset-based swap.
Jenis yang paling tua dari swap adalah swap kurs (currency swap), yaitu sebuah transaksi
di mana kedua pihak yang terlibat sepakat untuk bertukar sejumlah pokok (principal)
uang dengan mata uang yang berbeda dan akan dibayar kembali sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat. Di samping itu, pihak-pihak yang terlibat juga harus
membayar bunga berdasarkan bunga pada masing-masing mata uang selama swap
berlangsung. Jadi currency swap berbeda dengan swap valas (foreign exchange swap)
tradisional di mana kedua pihak hanya bertukar sejumlah pokok uang dengan mata uang
yang berbeda. Jadi currency swap terdiri dari tiga tahapan: pertukaran awal dari jumlah
pokok; pembayaran bunga dan pembayaran kembali pokoknya.
Swap tingkat (suku) bunga (interest rate swap) pertama kali digunakan pada pasar
Eurobond. Swap suku bunga adalah transaksi antara dua pihak untuk bertukar
pembayaran dengan tingkat bunga yang berbeda karakter berdasarkan jumlah pokok
tertentu. Jumlah pokok yang disepakati pada swap tersebut disebut dengan notional
amount. Dalam swap tingkat bunga, tidak diperlukan pertukaran jumlah pokoknya.
Jumlah pokok ini hanya berfungsi sebagai basis pengenaan bunga untuk tingkat bunga
tertentu. Ada dua jenis utama dari swap suku bunga: straight forward interest rate swap
atau swap kupon (coupon swap) dan swap basis (basis swap). Pada sebuah coupon swap
dilakukan pertukaran tingkat bunga tetap dan tingkat bunga mengambang dalam mata
uang yang sama. Dalam basis swap yang dilakukan adalah pertukaran dua tingkat bunga
mengambang yang berbeda. Contoh dari tingkat bunga mengambang (floating rate)
adalah JIBOR, SBI, LIBOR, tingkat bunga commercial papers dan sebagainya.
Swap suku bunga dan mata uang (currency coupon swap) adalah kombinasi antara
currency swap dan coupon swap. Transaksi yang dilakukan adalah sama dengan tiga
tahap pada currency swap, tetapi menggunakan dua tingkat bunga yang berbeda. Tingkat
bunga tetap pada satu mata uang dipertukarkan dengan tingkat bunga mengambang pada
mata uang yang lain.
Secara umum, swap sederhana yang telah dijelaskan sebelumnya adalah yang sering
disebut dengan plain vanilla swap. Beberapa tahun belakangan ini, swap terus mengalami
perkembangan yang lebih kompleks dan semakin kreatif.
Pasar swap terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder. Pasar primer adalah pasar untuk
swap ketika pertama kali masuk ke pasar. Sementara pasar sekunder terdiri dari
penjuakan swap (swap sales) kepada pihak lain, penghentian swap secara sukarela
(voluntary swap termination), atau reverse swap. Penjualan swap dan penghentian
dilakukan dengan pembayaran sejumlah kas dan hilangnya kewajiban dari pihak yang
telah menjualnya. Reverse swap adalah swap baru yang diciptakan sehingga memiliki
efek menutupi yang (hampir) sempurna terhadap swap yang tekah ada. Jika sebuah
reverse swap dilakukan dengan pihak yang sama, swap ini disebut dengan mirror swap.

Akuntansi instrumen derivatif :


Pada dasarnya keuntungan dan kerugian pada derivatif bersama dengan biayanya,
pengakuan instrument derivatif, perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan informasi
kuantitatif dan kualitatif mengenai derivatif
a. Pengungkapan Kualitatif,
Pengungkapan biasanya menjelaskan jenis aktivitas pelindung nilai
b. Pengungkapan Kuantitatif
Pengungkapan biasanya menjelaskan sekuritas derivatif dari segi nominal maupun rasio-
rasionya.

E. FAIR VALUE OPTION

Fair value option hanya diperbolehkan untuk aset dan liabilitas yang memenuhi syarat,
yaitu investasi dalam efek utang dan ekuitas, instrumen keuangan, derivatif, dan berbagai
kewajiban keuangan. Fair value option tidak diperbolehkan untuk beberapa aset dan
liabilitas berikut : investasi pada anak perusahaan yang perlu dikonsolidasikan, aset dan
kewajiban manfaat pasca-pensiun, aset / kewajiban sewa, jenis kontrak asuransi tertentu,
komitmen pinjaman; investasi metode ekuitas dalam kondisi tertentu.

Dalam melaporkan penggunaan fair value option atas aset atau dan liabilitas suatu
perusahaan yang diperbolehkan haruslah memenuhi persyaratan berikut ini :
1. Jumlah tercatat dari aset (atau kewajiban) dalam neraca akan selalu berada pada nilai
wajarnya pada tanggal pengukuran.
2. Semua perubahan dalam nilai wajar aset (atau kewajiban), termasuk keuntungan dan
kerugian yang belum direalisasi, akan dimasukkan dalam laba bersih.
3. Dapat memilih untuk melaporkan bagian untung / rugi yang belum direalisasi secara
berbeda dari komponen arus kas atau bersama-sama

F. PERTANYAAN
1. Antonius : Kapan goodwill diimpairment ? Kriteria apa yang menyebabkan
goodwill bisa diimpairment ?
Jawab : Goodwill dilakukan impairment minimal setahun sekali. Pada IFRS
terdapat beberapa indikasi terdapat Impairment yang terdiri dari faktor eksternal
dan faktor internal.
1. Faktor eksternal
- Nilai pasar aset turun secara significant melebihi penurunan akibat
depresiasi/amortisasi
- Perubahan memburuk yang significant dalam hal teknologi, pasar, ekonomi
atau hukum tempat entitas beroperasi, atau dalam pasar produk atau jasa
yang dihasilkan oleh aset tersebut
- Suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar meningkat sehingga akan
mempengaruhi discount factor yang digunakan untuk menghitung nilai aset
yang diperoleh kembali secara material
2. Faktor internal
- Ada bukti keusangan/ kerusakan fisik aset
- Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan significant yang
bersifat merugikan sehubungan dengan cara penggunaan aset
- Terdapat bukti dari pelaporan internal yang menunjukkan bahwa kinerja
ekonomi aset tidak memenuhi harapan atau akan lebih buruk dari yg
diharapkan, dan
- Untuk aset yang akhir tahun sebelumnya disajikan at value in use: actual
cashflow < estimated cashflow (before discounted).
Jika terjadi indikasi maka harus dibandingkan antara Carrying Value Aset (book
value aset) dengan Recoverable amount / cash generating unit. Recoverable
amount / cash generating unit adalah nilai tertinggi antara nilai wajar minus biaya
menjual (NRV atau fair value less costs to sell) dan nilai guna aset (value in use).

2. Joshua : hasil analisa investment yang bagus ? 5-8


Jawab : hasil analisa yang menyatakan bahwa investasi memiliki tingkat resiko
yang rendah, dan dapat bermanfaat bagi perusahaan di masa depan.
3. Alicia : apa yang dimaksud dengan premature sales ?
Jawab : Premature sales adalah penjualan sebelum jatuh temponya. Contohnya
adalah debt securities held-to-maturity dijual sebelum jatuh tempo yang
ditetapkan.
4. Belda : slide 5-8, kenapa keuntungan jadi distorsi?
Jawab : Keuntungan menjadi distorsi karena keuntungan dapat diakui saat
penjualan securities, sedangkan kerugian tidak diakui saat penjualan.
5. Gaby : apa ukuran goodwill ga permanen ?
Jawab : Goodwill tidak permanen karena goodwill dapat diimpair dan nilainya
berubah-ubah
6. Theresa : faktor yang menjadi penyebab laporan keuangan konsolidasi buruk?
● Kerugian yang dialami oleh perusahaan anak
● Laporan keuangan anak yang belum diaudit
● Perbedaan standar akuntansi yang digunakan
● Kesalahan klasifikasi oleh bagian akuntansi
7. Nathania : analisis derivative, macam macam risk exposure ?
eksposur yang disengaja (intentional exposure) dan eksposure tidak disengaja
(accidental exposure). Eksposur yang disengaja adalah suatu pemaparan dari hasil
pencarian konsumen pada informasi pemasaran yang disengaja. Dengan
demikian, pemasar harus memfasilitasi eksposur yang disengaja dengan membuat
informasi pemasaran yang tepat tersedia ketika konsumen membutuhkannya
(waktu dan tempat).
8. Junindo : Bedanya future dengan forward contract ?
■ Forward adalah perjanjian kedua belah pihak yang bentuknya dapat
disesuaikan dengan kebutuhan kedua belah pihak tersebut, sedangkan
futures memang sudah punya bentuk kontrak yang standard.
■ Forward tidak harus membayar atau menjaminkan sejumlah uang karena
pada dasarnya ini adalah perjanjian kedua belah pihak sementara futures
diharuskan menyetorkan initial margin payment buat jaminan, jadi lebih
kecil risiko wanprestasinya.
■ Forward tidak ada penjamin karena perjanjian 2 belah pihak sementara
Futures ada lembaga kliringnya atau bursanya.
■ Besarnya kontrak untuk Forward tergantung kedua belah pihak sementara
futures besarannya tertentu ditentukan (sudah standar)
■ Jangka waktu kontrak untuk forward tergantung kedua belah pihak,
sementara futures sudah ditentukan (sudah standard)
9. Felita : Apabila management yang menghasilkan adanya goodwill tersebut
diganti, gimana mengimpair nilai goodwill ?
Jawab : Impairment merupakan excess atau kelebihan FV atas BV saat suatu
perusahaan mengakuisisi perusahaan lain. Jadi, tidak ada hubungan antara
manajemen dengan pengukuran goodwill karena pengukuran goodwill merupakan
kebijakan perusahaan yang dipengaruhi oleh kinerja perusahaan secara
keseluruhan dan management yang baik bukanlah satu satunya penentu apakah
perusahaan memiliki goodwill atau tidak.
10. Sherly : metode yang dipakai di business combination ?
Jawab : metode pembelian (purchase), karena metode pooling sudah tidak lagi
diperbolehkan penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai