Paper Alk Fix
Paper Alk Fix
INTERCORPORATE INVESTMENT
Disusun Oleh :
Alvin Julio
Clara Amelia
Chintya Susanto
Mellyta Sekar
A. INVESTMENT SECURITIES
Pada umumnya perusahaan berinvestasi di investment securities atau marketable
securities. Investasi dapat digolongkan berdasarkan jenisnya dan tujuan berinvestasi.
Berdasarkan jenisnya, ada debt securities dan equity securities.
1. Debt Securities
Debt securities adalah instrumen keuangan yang menunjukkan hubungan
kreditur dengan sebuah perusahaan. Menurut PSAK 50, yaitu sekuritas yang
menunjukkan hubungan hutang-piutang antara kreditur dengan perusahaan yang
menerbitkan sekuritas.
Debt securities digolongkan menjadi tiga :
● Held to maturity
Jika perusahaan mempunyai tujuan secara sungguh-sungguh untuk
memiliki sekuritas sampai jatuh tempo, yaitu investasi jangka
panjang dan tidak direncanakan untuk dijual lagi. Penilaiannya
menggunakan amortisasi cost, yaitu harga beli setelah dikurangi
dengan amortisasi premium atau discount.
● Available for Sale
Investasi ini tidak dimiliki sampai jatuh tempo, tetapi juga tidak
akan dijual kembali dalam jangka pendek dan penilaiannya
menggunakan fair value. Perbedaan fair value dengan nilai buku
dilaporkan dalam Unrealized holding gain or loss yang merupakan
bagian dari Other Comprehensive Income.
● Trading
Sekuritas yang dibeli dan dimiliki dengan tujuan untuk dijual
kembali dalam jangka pendek. Tujuannya untuk mendapatkan
capital gain. Pencatatannya menggunakan fair value. Apabila ada
gain atau loss masuk ke dalam net income.
2. Equity Securities
Equity Securities mewakili kepemilikan pada entitas lain. Contohnya
adalah saham biasa dan saham preferen. Tujuan perusahaan membeli equity
securities adalah memiliki pengaruh ke manajemen dan direksi, serta
mendapatkan dividen dan penghasilan dari kenaikan harga saham.
Berdasarkan significant ownership percentage, dibagi menjadi tiga :
● No Influence (kurang dari 20%)
Investasi diklasifikasikan menjadi trading atau available-
for-sale.
● Significant Influence (20%-50%)
Bukti bahwa mempunyai significant influence adalah
adanya perwakilan manajemen. Investasi ini menggunakan equity
method.
● Controlling Interest (lebih dari 50%)
Investor disebut holding company dan investee disebut
subsidiary. Apabila kepemilikan lebih dari 50%, maka harus
menyiapkan laporan konsolidasi.
B. EQUITY METHOD ACCOUNTING
Metode ini digunakan untuk kepemilikan diatas 20% dan mempunyai significant
influence.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam prosedur pencatatan terhadap
investasi saham pada perusahaan anak dengan menggunakan metode equity adalah :
Rugi dan laba yang dialami perusahaan anak harus dicatat oleh perusahaan
induk sebesar persentase kepemilikan. Untuk Laba, (D) Investasi pada
anak (K) Pendapatan dari anak. Untuk Rugi, (D) Rugi dari anak (K)
Investasi pada anak.
Dilihat dari segi dasar hukumnya penggabungan usaha dapat dibedakan ke dalam:
a) Merger
Merger adalah penggabungan perusahaan dengan jalan kepemilikan langsung oleh
suatu perusahaan terhadap harta milik dari satu atau lebih perusahaan lain. Pada
cara ini perusahaan mengambil alih harta milik perusahaan lain merupakan satu-
satunya diantara perusahaan yang bergabung tersebut untuk tetap
mempertahankan identitas serta melanjutkan usahanya. Sedangkan perusahaan
lain yang menyerahkan harta miliknya dibubarkan/dilebur dan dengan demikian
kehilangan statusnya sebagai unit usaha yang terpisah. Contoh perusahaan yang
telah melakukan merger salah satunya adalah Bank Lippo dengan Bank Niaga
pada tahun 2008 dan kedua bank tersebut menyetujui untuk mengubah nama
mereka setelah merger menjadi Bank CIMN Niaga.
b) Konsolidasi
Penggabungan perusahaan disebut dengan konsolidasi, jika dalam proses
penggabungan itu dibentuk sebuah perusahaan baru dengan tujuan khusus untuk
membeli (mengambil alih) harta milik dan mengakui hutang-hutang dari dua atau
lebih perusahaan yang telah ada. Contoh perusahaan yang melakukan konsolidasi
salah satunya yaitu antara Bank Bumi Daya (BBD), Bapindo, Bank Dagang
Negara, dan Bank Exim. Kempat bank tersebut berkonsolidasi dan berubah
menjadi Bank Mandiri.
c) Akuisisi
Akuisisi (Aquisition) adalah suatu oengabungan usaha dimana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto
dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva
tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengekuarkan saham. Contoh
perusahaan yang melakukan akuisisi asalah satunya adalah Semen Padang yang
diakuisisi oleh Semen Gresik serta PT HM Sampoerna yang dikuisisi oleh Philips
Morris.
d) Afiliasi
Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham
atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian
(controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status
hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana mestinya. Contoh perusahaan yang
melakukan afiliasi salah satunya yaitu PT Freeport Indonesia merupakan afiliasi
dari Freeport-Mc MoRan.
Goodwill
Saat terjadi akuisisi satu perusahaan oleh perusahaan lain dan harga perolehannya
lebih dari book value net assetnya, maka selisihnya dapat dialokasikan ke goodwill. Nilai
goodwill tidak di susutkan dan hanya dilakukan penilaian setiap tahun. Apabila fair value
lebih rendah daripada book value, maka goodwill akan dilakukan impairent sedangkan
apabila fair value lebih tinggi dari book value goodwill maka impairment tidak perlu
dilakukan.
POOLING ACCOUNTING
Metode penggabungan usaha / kombinasi bisnis dapat dibagi menjadi 2 metode, yaitu :
a. Metode Pooling. Dalam metode pooling, akun investment didebit senilai dengan book
value dari aset perusahaan anak. Aset tidak dicatatat dari saldo historical cost yang
dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan anak. Tetapi, sekarang, metode ini sudah
tidak diperbolehkan penggunaannya.
b. Metode Pembelian (Purchase). Dalam metode ini, akun invesment akan didebit senilai
harga belinya.
D. DERIVATIVE SECURITIES
Dalam dunia keuangan, derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian
penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi
acuan pokok atau juga disebut produk turunan (underlying product).
Instrument derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang nilainya tergantung pada aset
lain yang lebih elementer atau aset yang mendasarinya (underlying asset). Intinya, nilai
dari intrument derivatif (disingkat derivatif) tergantung pada nilai aset dasarnya. Aset
dasar yang berhubungan dengan derivatif bisa merupakan saham, obligasi, valas,
komoditas, bahkan indeks harga pasar seperti indeks harga saham, serta aset-aset lainnya.
Sekuritas derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang merupakan turunan (derivative
asset) dari instrumen utamanya (underlying asset) baik efek yang bersifat penyertaan
maupun hutang. Instrumen turunan dapat berarti turunan langsung dari instrumen
utamanya maupun turunan selanjutnya atau turunan keduanya. Karena merupakan
instrumen turunan maka nilainya tergantung pada nilai aset keuangan yang
mendasarinya. Itulah sebabnya dari segi nominal, harga sekuritas derivatif lebih murah
dari pada harga efek utamanya seperti saham dan obligasi.
Instrumen derivatif mempunyai beberapa manfaat, antara lain seperti sebagai suatu
upaya untuk meminimalisir risiko yaitu dalam bentuk pemanfaatan instrumen derivatif
untuk hedging atau lindung nilai. Selain itu instrumen derivatif juga bisa memperbesar
keuntungan, mengamankan investasi, serta melindungi dari fluktuasi tingkat harga. Jika
dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya, instrumen derivatif juga memiliki
keunggulan-keunggulan, antara lain:
● Biaya transaksi lebih murah
● Proses transaksi lebih mudah dan lebih cepat
● Risiko lebih kecil dan likuiditas lebih tinggi
Manfaat Derivatif
Berikut ini beberapa manfaat dari derivatif, diantaranya:
1. Meminimalisir Risiko merupakan manfaat utama dari adanya sekuritas derivatif.
Karena dengan melakukan penerbitan sekuritas derivatif maka secara langsung maupun
tidak langsung akan mampu mengurangi terjadinya berbagai risiko yaitu adanya
kemungkinan mengalami kerugian, baik bagi pihak emiten maupun bagi para investor.
Seperti risiko tidak lakunya sekuritas utama, penurunan harga efek utamanya, serta risiko
kenaikan fluktuasi harga.
2. Memperbesar Keuntungan jika sekuritas derivatif mampu meminimalisir risiko
berarti dapat memperbesar keuntungan para pemegangnya. Bagi emiten, sekuritas
deviratif dianggap sebagai pemanis agar para investor berminat membeli efek utama agar
penjualannya memenuhi target. Sedangkan bagi investor, sekuritas deviratif merupakan
hak prioritas untuk melakukan transaksi jual beli instrumen keuangan utama, seperti
saham dan obligasi. Jika pemiliknya menggunakan haknya, maka otomatis ia telah
melakukan pembelian efek utamanya. Selain itu, keuntungan yang bisa didapat dari
sekuritas derivatif adalah bisa mendapatkan efek utama dengan harga yang lebih murah
dari pada membelinya secara langsung.
3. Mengamankan Investasi sekuritas derivatif merupakan upaya stabilisasi investasi
dan jaminan laba bagi para investor. Bahkan sekarang dalam konteks investasi sekuritas
derivatif telah banyak diterapkan sistem hedging atau lindung nilai, dimana sekuritas
derivatif merupakan bentuk transfer risiko antar institusi atau individu dengan imbalan
tertentu yang berbentuk premium. Ini berguna agar laba tetap dapat diperoleh dan
kemungkinan kerugian bisa ditekan, sehingga investasi mempunyai prospek
perkembangan bagus, terus berada pada jalur aman dan jauh dari kebangkrutan.
Fair value option hanya diperbolehkan untuk aset dan liabilitas yang memenuhi syarat,
yaitu investasi dalam efek utang dan ekuitas, instrumen keuangan, derivatif, dan berbagai
kewajiban keuangan. Fair value option tidak diperbolehkan untuk beberapa aset dan
liabilitas berikut : investasi pada anak perusahaan yang perlu dikonsolidasikan, aset dan
kewajiban manfaat pasca-pensiun, aset / kewajiban sewa, jenis kontrak asuransi tertentu,
komitmen pinjaman; investasi metode ekuitas dalam kondisi tertentu.
Dalam melaporkan penggunaan fair value option atas aset atau dan liabilitas suatu
perusahaan yang diperbolehkan haruslah memenuhi persyaratan berikut ini :
1. Jumlah tercatat dari aset (atau kewajiban) dalam neraca akan selalu berada pada nilai
wajarnya pada tanggal pengukuran.
2. Semua perubahan dalam nilai wajar aset (atau kewajiban), termasuk keuntungan dan
kerugian yang belum direalisasi, akan dimasukkan dalam laba bersih.
3. Dapat memilih untuk melaporkan bagian untung / rugi yang belum direalisasi secara
berbeda dari komponen arus kas atau bersama-sama
F. PERTANYAAN
1. Antonius : Kapan goodwill diimpairment ? Kriteria apa yang menyebabkan
goodwill bisa diimpairment ?
Jawab : Goodwill dilakukan impairment minimal setahun sekali. Pada IFRS
terdapat beberapa indikasi terdapat Impairment yang terdiri dari faktor eksternal
dan faktor internal.
1. Faktor eksternal
- Nilai pasar aset turun secara significant melebihi penurunan akibat
depresiasi/amortisasi
- Perubahan memburuk yang significant dalam hal teknologi, pasar, ekonomi
atau hukum tempat entitas beroperasi, atau dalam pasar produk atau jasa
yang dihasilkan oleh aset tersebut
- Suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar meningkat sehingga akan
mempengaruhi discount factor yang digunakan untuk menghitung nilai aset
yang diperoleh kembali secara material
2. Faktor internal
- Ada bukti keusangan/ kerusakan fisik aset
- Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan significant yang
bersifat merugikan sehubungan dengan cara penggunaan aset
- Terdapat bukti dari pelaporan internal yang menunjukkan bahwa kinerja
ekonomi aset tidak memenuhi harapan atau akan lebih buruk dari yg
diharapkan, dan
- Untuk aset yang akhir tahun sebelumnya disajikan at value in use: actual
cashflow < estimated cashflow (before discounted).
Jika terjadi indikasi maka harus dibandingkan antara Carrying Value Aset (book
value aset) dengan Recoverable amount / cash generating unit. Recoverable
amount / cash generating unit adalah nilai tertinggi antara nilai wajar minus biaya
menjual (NRV atau fair value less costs to sell) dan nilai guna aset (value in use).