Bab 1 Bu Cristin
Bab 1 Bu Cristin
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melaporkan tiap tahun terdapat 80% penderita biang kringat (miliaria) diantaranya
65% terjadi pada bayi. Berdasarkan harian kompas Jakarta 15 Desember 2008
Sebagian besar sering terjadi pada bayi terutama di kota-kota besar yang besar dan
pengap. Profil kesehatan Sumatera Utara Tahun 2008 menyebutkan jumlah bayi
yaitu 6350 (34,13%) bayi. Prevalensi penyakit kulit di Indonesia cukup tinggi
baik oleh bakteri vinis dan jamur, tergantung pada lingkungan dan kondisi
individu (Http://sitiaisyah.com.2012).
Tidak ada predisposisi berdasarkan jenis kelamin ataupun ras dan kondisi ini
di daptkan pada semua umur. Paparan panas dalam jangka waktu lama,
lingkungan yang lembab, seperti pada daerah tropis dan pekerjaan yang
kristalina biasanya muncul di usia tua, pasien yang berbaring lama tidak bergerak
1
2
vesikel ini.
(miliaria) khususnya pada bayi berusia kurang dari 6 bulan karena cuaca yang
panas sangat berpengruh untuk terjadinya biang keringat (miliaria). Bayi baru
lahir akan di bedong untuk menjaga kehangatan tubuhnya agar tidak terjadi
pembedongan. Pembedongan pada bayi akan memberikan efek hangat tetapi bila
cuaca panas dapat menyebabkan biang keringat. Keadaan inilah yang sering
premature pada minggu pertama pasca persalinan disebabkan oleh sel-sel pada
bayi belum sempurna sehingga terjadi sumbatan pada kelenjar kulit dan
mengakibatkan retensi keringat, biang keringat terjadi sekitar 40% pada bayi baru
lahir (Ml.scribd.com/doc/102602675/jurnal-ilmiah).
difresiensi sel epidermal dan apendiks yang belum sempurna. Katub miliariasis
terjadi pada 40-50 bayi baru lahir muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan
menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu kemudian, terkadang kasus ini
menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya (Sitiativa
Miliaria (biang keringat) dibagi menjadi dua tipe yaitu miliria kristalina
dimana miliaria ini timbul pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah
keringat, seperti pasien demam yang berbaring ditempat tidur, lesinya berupa
vasikel yang sangat superfisial , bentuk kecil dan menyerupai titik embun
berukuran 1-2 mm umumnya lesi ini timbul setelah keringat, vesikel mudah pecah
karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat gesekan dengan pakaian
vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi peradangan. Sedangkan
dan pedih. Pada daerah ruam dan daerah sekitarnya sering juga diikuti dengan
infeksi sekunder lainnya dan dapat juga menyebabkan timbulnya impetigo dan
B. Perumusan Masalah
Pada Bayi 0-1 Tahun Di Desa Parbarakan Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten
Deli Serdang?
4
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Ibu
4. Bagi Masyarakat
Menambah informasi pada masyarakat Di Desa Parbarakan
tentang Biang keringat pada bayi 0-1 tahun. Selain itu dapat