Pecah
Kerusuhan/ilustrasi
Foto: antara
Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau
Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura
diserang oleh sejumlah warga Dayak.
Konflik Sampit pada 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi
beberapa insiden sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar
terakhir terjadi pada Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600
korban tewas.
Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program
transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan
oleh pemerintah Indonesia.
Ada sejumlah cerita yang menjelaskan insiden kerusuhan tahun 2001. Satu versi
mengklaim bahwa ini disebabkan serangan pembakaran sebuah rumah Dayak.
Rumor mengatakan bahwa kebakaran ini disebabkan oleh warga Madura dan
kemudian sekelompok anggota suku Dayak mulai membakar rumah-rumah di
permukiman Madura.
Sedikitnya 100 warga Madura dipenggal kepalanya oleh suku Dayak selama
konflik ini. Suku Dayak memiliki sejarah praktik ritual pemburuan kepala (Ngayau),
meski praktik ini dianggap musnah pada awal abad ke-20.
Sumber : uniknya.com
PEMBAHASAN
1. Pengertian Disintegrasi
Disintegrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan tidak
bersatu padu atau keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan;
1994).
2. Faktor Penyebab
Konflik dan disintegrasi merupakan salah satu hal yang tampak dari instuisi
a. Teori Insting
agresif.
tidak menyenangkan.
Solusi yang dari konflik adalah dengan menyelesaikannya. Hal ini dapat
dilakukan membicarakan solusi dalam forum tertentu atau melakukan
negosiasi beberapa hal yang perlu diperhatikan8
a. Concession making
mengurangi tujuan, tawaran dan permintaan seeorang
b. Contending
berusaha mempengaruhi pihak lain untuk menyerah atau berusaha
menolak usaha yang sama dari pihak lain
c. Problem solving
berusaha menempatkan dan mengadopsi pilihan-pilihan yang dapat
memuaskan kedua belah pihak
d. Inaction
tidak melakukan apapun atau melakukan suatu hal sesedikit mungkin,
sebagai contoh: meninggalkan pertemuan
e. Withdrawal
berhenti dari negosiasi atau perundingan Dari kelima hal diatas,
penerapannya bersifat kasuistik, tidak dapat digeneralisis untuk semua
kasus konflik dan disitegrasi. Ada saatnya ketika negosiasi dalam mengatasi
konflik sudah benar-benar mencapai jalan buntu (deadlock) maka strategi
inaction bahkan withdrawal atau berhenti dari negosiasi diperlukan untuk
sementara waktu dan ketika kedua belah pihak sudah dapat berfikir jernih
maka dapat diberlakukan kembali problem solving. Negosiasi pun dapat
dipilih dari beberapa prosedur yang lebih tepat dari ketiga hal berikut ini:
a. Joint decision making
Meliputi negosiasi dan mediasi. Mediasi itu seperti negosiasi tetapi
pihak ketiga ikut membantu pihak berkonflik dalam mencapai
persetujuan
DAFTAR PUSTAKA
Fisher, Simon, et. al. 2000. Working with Conflict. London: Zed Books Ltd.
Geen, Russel G. dan Edward I. Donnerstein. 1983. Aggression: Theoretical and
Empirical Reviews, Volume 1 Theoretical and Methodoligical Issues. New York:
Academic Press.
Gurr, Ted Robert dan Barbara Harf. 1994. Ethnic Conflict in World Politics.
Colorado: Westview Press
Jones, Walter S., 1993. Logika Hubungan Internasional 2: Kekuasaan, Ekonomi-
Politik Internasional dan Tatanan Dunia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/02/18/mif18e-hari-ini-18-
februari-kekerasan-antaretnis-dayak-dan-madura-pecah