2. Ika Ayu P. Putri 115100701111010 3. Nur Layla B. R. 125100300111003 4. Eka Prasetya 125100300111023 5. Khusnul Masruria 125100300111051
Kelas : L
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 Sanitasi merupakan bagian penting dalam proses pengolahan pangan yang harus dilaksanakan dengan baik. Sanitasi dapat disdefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit (Purnawijayanti, 2001). Sanitasi makanan adalah suatu usaha untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan, minuman, peralatan, dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia (Saparinto dan Hidayati, 2006). a. Sanitasi Karyawan Sanitasi karyawan memberikan efek penting terhadap mutu akhir produk. PT greenfields Indonesia telah melengkapi karyawan dengan beberapa kelengkapan yang selain menunjang tingkat sanitasi juga menunjang tingkat keamanan individu. Tiap karyawan di PT Greenfields Indonesia akan diberi seragam khusus sesuai dengan divisi kerjanya. Seragam tersebut juga dilengkapi dengan hairnet dan sepatu boot. Seragam kerja juga dapat dicuci langsung di PT Greenfields Indonesia sehingga kebersihan terjamin. Pada sanitasi karyawan dilakukan di decon room sebelum memasuki ruang produksi dimana karyawan diwajibkan mencuci tangan dan menggunakan jas lab, sepatu boot, serta hairnet. Karyawan sebelum memasuki ruangan produksi wajib mencuci bersih kedua tangannya dengan sabun dan atau dengan alkohol 70%. Tujuan diberlakukannya hal tersebut adalah untuk mengurangi resiko kontaminasi akibat karyawan. Selain itu juga, karyawan diharapkan untuk mencuci tangan setelah dari toilet. b. Sanitasi Ruangan PT Greenfields Indonesia juga menyewa pest control dari vendor lain untuk menjaga area tetap steril. Tiap ruangan yang ada di PT Greenfields Indonesia baik berkaitan dengan produksi ataupun tidak, akan dibersihkan secara berkala. Untuk ruangan produksi akan dibersihkan dalam jangka waktu maksimal 2 jam sekali untuk menjaga agar ruangan tetap bersih. Untuk ruang selain ruang produksi akan dibersihkan setiap pagi hari sebelum karyawan datang. Masing-masing ruangan produksi juga dilengkapi dengan footbath di depan ruangan. Footbath tersebut berisi campuran air dan sodium hypochlorite 12% untuk membunuh organisme kontaminan yang mungkin menempel di sepatu. Beberapa ruangan tertentu juga dilengkapi dengan alkohol 70% untuk membersihkan tangan. Untuk setiap toilet juga dilengkapi dengan wastafel dan sabun (handwash). c. Sanitasi Peralatan Tiap alat dan mesin produksi maupun pipa product line yang ada di PT Greenfields Indonesia juga akan dibersihkan secara berkala. Pembersihan tidak dilakukan dengan membongkar keseluruhan tatanan mesin tetapi dengan menerapkan sistem CIP, yaitu sistem pembersihan tanpa membongkar keseluruhan mesin. Alat dan mesin produksi di PT Greenfields Indonesia wajib CIP maksimal setiap 20 jam sekali. Proses CIP berlangsung kurang lebih selama 2 jam. CIP harus berlangsung dengan baik, jika proses CIP kurang maka kemungkinan akan terjadi kontaminasi terhadap produk ketika ada produksi. CIP yang berlaku di PT Greenfields Indonesia ada dua jenis, yaitu CIP intermediate dan CIP final. 1. CIP Intermediate iasa d CIP intermediate b ilakukan untuk alat yang menggunakan proses dengan suhu rendah atau normal, CIP intermediate juga dilakukan saat dalam pipa product line masih terdapat sisa produk. Urutan proses yang terjadi yaitu air lalu caustic soda (NaOH) 2-2,5%. 2. CIP Final CIP final yang dilakukan sebelum dan sesudah proses produksi. CIP final dilakukan saat di product line dan aseptic tank telah kosong atau tidak ada produk yang tertinggal. CIP final juga dilakukan pada mesin yang tidak beroperasi. Sebelum dilakukan CIP final, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi alat dengan suhu 1300C. Urutan proses yang terjadi yaitu air 500C, caustic soda 800C 2 -2,5%, lalu dibilas dengan air 600C, kemudian nitric acid 1-1,5%, hot water 860C dan terakhir dibilas dengan air 300C. d. Sanitasi Bahan Susu merupakan bahan utama dari produk yang diproduksi oleh PT Greenfields Indonesia. Bahan baku yang digunakan diperoleh dari unit dairy farm PT Greenfields Indonesia serta KUD yang telah melakukan kerjasama seperti KUD Turen, Precet, Ngantang, dan sekitarnya. Selain itu, PT Greenfields juga melakukan kerja sama dalam bentuk kemitraan dengan penduduk ataupun peternak setempat dengan memasang MCC (Machine Cooling Can) untuk tempat penyetoran susu. Sanitasi bahan dilakukan dengan cara pemanasan, seperti thermisasi, sterilisasi dan pasteurisasi. Susu segar yang berasal dari dairy farm dan KUD/MCC dialirkan langsung ke balance tank, kemudian susu diturunkan suhunya melalui PHE (Plate Heat Exchanger) dengan media ice water hingga suhu mencapai 40C. Setelah itu susu dialirkan menuju balance tank dan PHE untuk selanjutnya dilakukan thermisasi pada suhu 84-87ºC. Menurut Makfoeld (2002), thermisasi adalah perlakuan dengan sedikit pemanasan (misal 68ºC selama 10 detik–1 menit), untuk merusak jasad renik yang tak dikehendaki. Selanjutnya susu yang telah disimpan di Storage tank, dialirkan untuk dilakukan sterilisasi pada susu UHT (Ultra High engan suhu 1390C-1420C selama 6 detik. Untuk susu Temperature) d ESL (Extended Shelf Life) proses ultrapasteurisasi dilakukan pada suhu 127-1320C selama 6 detik. Kedua proses tersebut dilakukan pada TA Flex dan THE (Tubular Heat Exchanger). Proses ini dilakukan untuk membunuh mikroba. Setelah itu susu dapat disimpan dalam Aseptic tank dan dikemas dengan mesin filling dan packaging. Bahan pengemas sangat penting untuk melindungi produk, sehingga produk memiliki umur simpan yang panjang dan tidak mudah terkontaminasi. Maka dari itu, bahan pengemas yang akan dipergunakan perlu untuk disanitasi/disterilisasi. Sterilisasi kemasan yang dilakukan pada mesin A3 Flex yaitu kemasan dicelupkan larutan H2O2 35% dengan suhu 70-800C, untuk mesin Tetra Rex 7 kemasan disemprot dengan larutan H2O2 1% kemudian disinari dengan sinar UV, untuk kemasan pada mesin evergreen disemprot larutan H2O2 35% kemudian dialiri udara panas 2000C, sedangkan untuk kemasan botol disemprot dengan larutan oxonia 0,3%. Larutan tersebut efektif sebagai disinfektan yang menonaktifkan enzim mikroba dan merupakan rekomendasi dari supplier mesin. DAFTAR PUSTAKA
Makfoeld, D. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Kanisius. Yogyakarta
Purnawijayanti, H.A. 2001. Sanitasi, Higiene dan Keselamatan Kerja dalam
Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta
Saparinto, C. dan D. Hidayati. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Kanisius.