Anda di halaman 1dari 222

PJOK SMP KK G

MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI E
PEDAGOGIK:
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Penulis:
Hardiyanto, M.Pd,
Nanang Nasirudin, M.Pd,

PROFESIONAL:
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Penulis:
Hardiyanto, M.Pd,
Nanang Nasirudin

Penelaah:
Prof. Dr. Mulyana, M.Pd, e-mail : gunmly@yahoo.co.id

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
PJOK SMP KK E

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam
penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru
tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak
lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG
pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal

iii
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut
adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok
kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini


untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.


NIP. 195908011985031002

iv
PJOK SMP KK E

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak


lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan
kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran
yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah
terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas,
serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta
selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah


Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para
peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi
pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

v
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan
PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,
PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya
dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah
Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para
widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan
tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat


meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017


Direktur Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati


NIP. 196305211988032001

vi
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI E

PEDAGOGIK:
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Penulis:
Hardiyanto, M.Pd,
Nanang Nasirudin, M.Pd,

Penelaah:
Prof. Dr. Mulyana, M.Pd

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
PJOK SMP KK E

Daftar Isi

Hal.
Kata Sambutan.................................................................................................. iii
Kata Pengantar .................................................................................................. v
Daftar Isi ............................................................................................................ ix
Daftar Gambar ................................................................................................... xi
Daftar Tabel ...................................................................................................... xii
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi ...................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup ......................................................................................... 4
E. Cara Penggunaan Modul .......................................................................... 4
Kegiatan Pembelajaran 1 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum ........ 11
A. Tujuan .................................................................................................... 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 11
C. Uraian Materi .......................................................................................... 11
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................... 27
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ............................................................................ 30
F. Rangkuman ............................................................................................ 31
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 31
H. Kunci Jawaban ....................................................................................... 32
Kegiatan Pembelajaran 2 Pelaksanaan Pembelajaran PJOK 1 .................... 33
A. Tujuan .................................................................................................... 33
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 33
C. Uraian Materi .......................................................................................... 33
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................... 44
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ............................................................................ 46
F. Rangkuman ............................................................................................ 47
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 48
H. Kunci Jawaban ....................................................................................... 48

ix
Kegiatan Pembelajaran 3 Media Dan Sumber Pembelajaran ........................ 49
A. Tujuan .................................................................................................... 49
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 49
C. Uraian Materi .......................................................................................... 49
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................... 56
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ............................................................................ 57
F. Rangkuman ............................................................................................ 59
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 59
H. Kunci Jawaban ....................................................................................... 60
Kegiatan Pembelajaran 4 Penilaian 1 ............................................................ 61
A. Tujuan .................................................................................................... 61
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 61
C. Uraian Materi .......................................................................................... 61
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................... 79
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ............................................................................ 81
F. Rangkuman ............................................................................................ 83
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 84
H. Kunci Jawaban ....................................................................................... 84
Evaluasi ............................................................................................................ 85
Penutup ............................................................................................................ 95
Daftar Pustaka.................................................................................................. 97
Glosarium ......................................................................................................... 99

x
PJOK SMP KK E

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1. Peta Kompetensi ............................................................................... 3


Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka .............................................. 4
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ................................ 7
Gambar 4. Pendekatan Saintifik/ilmiah ............................................................. 38

xi
Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul .................................................................. 10


Tabel 2. Alokasi Waktu dan Rombongan Belajar ............................................... 34
Tabel 3. Deskripsi Langkah Pembelajaran *) ..................................................... 39
Tabel 4. Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan ..................... 66
Tabel 5. Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Keterampilan ...................... 66
Tabel 6. Contoh Pengolahan Nilai Pengetahuan................................................ 73

xii
PJOK SMP KK E

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sistem pendidikan harus diarahkan untuk membantu membangun identitas


bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab, yang menjunjung tinggi niai-nilai
moral agama yang hidup di negara kita. Maka saat ini pemerintah
mencanangkan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Salah satu bagian
dari GNRM adalah gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yaitu gerakan
pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi
olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi) dan olah raga (kinestetik)
dengan dukungan perlibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga,
dan masyarakat yang merupakan bagian Gerakan Nasional Revolusi mental.
(GNRM). Implementasi pada berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan
berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas).

Proses pembelajaran merupakan kegiatan utama di suatu sekolah. Di dalam


proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi yang
terjadi adalah implikasi dari proses komunikasi dalam pemahaman suatu bahan
ajar. Untuk mencapai kualitas pendidikan diharapkan, tentu harus diawali dengan
upaya peningkatan proses pembelajaran. Agus Suryobroto (2004)
mengemukakan bahwa terdapat tiga hal penting yang harus ada dalam suatu
proses pembelajaran, yaitu : guru, siswa, dan bahan pelajaran.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru dan tenaga kependidikan


diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus
menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi
yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang
dipersyaratkan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk

1
Pendahuluan

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam bentuk diklat dilakukan oleh


lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan
oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya.
Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber
belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk
dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik
untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.

Dalam rangka mendukung kebijakan program Penguatan Pendidikan karakter


(PPK) dan terciptanya kualitas pendidikan, seperti yang diharapkan tentu
membutuhkan kerja keras dan dedikasi yang tinggi. Totalitas dalam memajukan
pendidikan ini diantaranya ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang
mumpuni dalam bidangnya.

Modul diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini mengintegrasikan


lima nilai penguatan karakter bangsa yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-
kegiatan pembinaan pada isi modul. Begitu pula setelah mempelajari modul ini,
selain guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional, guru
juga diharapkan mampu mengimplementasikan PPK khusunya berbasis kelas.

B. Tujuan

Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi pendagogik dalam


mengembangkan potensi dan aktualisasi diri peserta didik menganalisi ruang
lingkup yang meliputi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, pelaksanaan
kegiatan pembelajaran, media dan sumber pembelajaran, serta penilaian.
Diharapkan saudara juga dapat mengintegrasikan nilai-nilai utama penguatan
pendidikan karakter dalam pembelajaran.

2
PJOK SMP KK E

C. Peta Kompetensi

Memahami pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pengembangan


kurikulum, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, media dan sumber
pembelajaran serta penilaian mata pelajaran PJOK

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Mengidentifikasi prinsip-
Mengidentifikasi model Menjelaskan kurikulum pjok
prinsip pengembangan
kurikulum PJOK indonesia kini
kurikulum

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Menjelaskan Standar Proses Mengidentifikasi pelaksanaan menjelaskan esensi


Pendidikan pembelajaran pendekatan saintifik

Media dan Sumber Pembelajaran

Mengidentifikasi Mengidentifikasi
Menjelaskan pengertian Mengidentifikasi bentuk
pemeilihan dan pemilihan dan
media dan sumber dan jenis media
penyusunan media dan penggunaan media dan
pembelajaran pembelajaran
sumber pembelajaran sumber belajar

Penilaian

Mengidentifikasi
Mengidentifikasi Mengolah hasil Menentukan tindak
perencanaan
pelaksanaan penilian penilian lanjut hasil penilian
penilaian

Gambar 1. Peta Kompetensi

3
Pendahuluan

D. Ruang Lingkup

Modul diklat ini berisi tentang, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum,


pelaksanaan kegiatan pembelajaran, media dan sumber pembelajaran, serta
penilaian.

E. Cara Penggunaan Modul

Untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh isi dalam modul ini Saudara
diharapkan membaca secara seksama, menelaah informasi tambahan yang
diberikan oleh fasilitator, serta menggali lebih dalam informasi yang diberikan
melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain yang
relevan. Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan
Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul
ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap
muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur
model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

4
PJOK SMP KK E
1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh
Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat
dilihat pada alur dibawah.

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
• latar belakang yang memuat gambaran materi
• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul

5
Pendahuluan

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik E fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi
yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual
maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
fasilitator.
c. Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana
menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

6
PJOK SMP KK E
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan
In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
• latar belakang yang memuat gambaran materi
• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

7
Pendahuluan

• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran


• langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1)


• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik E, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari
materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian
hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara
individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan
kepada fasilitator.
• Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung
berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode
berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang
kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai
dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran
pada on the job learning.
c. On the Job Learning (ON)
• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik E guru
sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in
service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan
mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas
yang ditagihkan kepada peserta.
• Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun
pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera

8
PJOK SMP KK E

pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan


menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,
implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di
sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja
yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif
menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job
learning.
d. In Service Learning 2 (IN-2)
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON
yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini
juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran.
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes
akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.

9
Pendahuluan

3. Lembar Kerja
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kompetensi pedagogik E
teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-
aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi
yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul
Kode
No Nama LK Keterangan
LK
1. LK.01. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum TM, ON

2. LK.02. Pelaksanaan Pembelajaran PJOK TM, ON

3. LK.03. Media dan Sumber Pembelajaran TM,

4. LK.04 Penilaian TM

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh

IN1 : Digunakan pada In service learning 1

ON : Digunakan pada on the job learning

10
PJOK SMP KK E

Kegiatan Pembelajaran 1
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 1 ini, saudara mampu menjelaskan


model kurikulum PJOK, kurikulum PJOK Indonesia kini dan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum PJOK, dengan menunjukkan perilaku gotong royong,
mandiri, dan berintegritas.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi model kurikulum PJOK.


2. Mengidentifikasi Kurikulum PJOK Indonesia kini
3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

C. Uraian Materi

1. Model Kurikulum PJOK


Model kurikulum adalah suatu pola umum untuk menciptakan atau membentuk
desain program (Jewett, Bain dan Ennis, 1994:15). Ditambahkan oleh Wuest dan
Lombardo (1994:62) bahwa model kurikulum merupakan suatu metode untuk
mengintegrasikan atau menyatukan proses pembelajaran dan hasilnya,
mempergunakan suatu sistem nilai atau teori belajar tertentu sebagai alat
pemersatunya.

Jewett, Bin dan Ennis (1993:44) menyatakan bahwa berdasarkan hasil


identifikasi lewat penelaahan pelaksanaan pendidikan jasmani, baik di masa
yang lalu maupun masa seakarang terdapat lima macam model kurikulum yang
berkembang dan dipergunakan oleh para praktisi dan ahli pendidikan jasmani.
Kelima model kurikulum dimaksud adalah pendidikan olahraga, pendidikan
kebugaran, analisis gerak, perkembangan (pendidikan lewat jasmani), dan
”personal meaning”.

11
Kegiatan Pembelajaran 1

a. Model pendidikan olahraga

Model ini dikembangkan oleh Sidentop berdasarkan atas asumsi bahwa (1)
olahraga adalah bentuk lanjut dari bermain, (2) olahraga merupakan bagian
penting dari kebudayaan, (3) peserta didik harus berolahraga lewat
pendidikan jasmani lewat asumsi kedua dan (4) keikutsertaan peserta didik
dalam olahraga harus sesuai dengan perkembangannya. Sidentop (1994:3)
bahwa model pendidikan olahraga merupakan suatu model kurikulum
pengajaran yang dikembangkan untuk program pendidikan jasmani dimana
peserta didik tidak hanya belajar secara lengkap bagaimana cara
berolahraga, tetapi juga belajajr mengkoordinir dan mengatur kegiatan
olahraga. Peserta didik, juga belajar bertanggung jawab secara pribadi dan
keterampilan sebagi anggota kelompok secara efektif.

Dengan pelaksanaan model ini, memungkinkan peserta mempunyai


pengetahuan pemahaman dan keterampilan yang diperlukan untuk ikut serta
dalam kegiatan olahraga. Syarat penting yang perlu diperhatikan adalah
olahraga harus dimofidifikasi sesuai dengan tingkat pengetahuan dan
keterampilan peserta didik, sehingga meraka bisa berpartisipasi secara
individu maupun secara tim dan kelompok . tujuan yang ingin dicapai oleh
model kurikulum ini adalah: peserta didik belajar berpartisipasi dalam
kegiatan bermain dan berolahraga yang dilaksanakan di dalam suatu
lingkungan yang kondusif. Semua peserta didik memperoleh kesempatan
untuk mengikuti kompetisi yang dilaksanakan di dalam sekolah.
b. Model Pendidikan Kebugaran

William Andarson mengembangkan model ini. Pemeliharaan dan


peningkatan status kebugaran jasmani peserta didik merupakan fokus utama
programnya.perencanaan model ini berasumsi bahwa aktivitas jasmani
merupakan inti gaya hidup yang sehat, dan bahwa perkembangan gaya
hidup yang sedemikian memerlukan pengetahuan mengenai kebugaran
jasmani yang meliputi hubungan aktivitas dan kesehatn, keterampilan
jasmani yang menyehatkan, dan komitmen terhadap keutamaan latihan
menutut Melograno (1996:19) meliputi: prinsip dan pengaruh latihan, desain
program latihan individu berdasarkan prinsip-prinsip kebugaran, bentuk

12
PJOK SMP KK E

aktivitas jasmani mengembangkan kebugaran, dan kesadaran akan


pemeliharaan kebugaran jasmani.

Rose yang dikutip oleh Pate dan Hohn (1994: 61-63) membuat tujuan
program bertingkat, seperti anak tangga. Tujuan terdiri dari 5 tahapan yang
selalu selaras dengan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

1) Pertama, melaksanakan latihan secara teratur:


a) mempelajari kebiasaan pribadi,
b) belajar berlatih secara teratur dan menikamatinya.
2) Kedua, memperoleh kebugaran jasmani:
a) memperoleh kriteria bugar untuk komponen kebugaran jasmani yang
berkaitan dengan kesehatan,
b) belajar membuat tujuan kebugaran jasmani pribadi yang realistik.
3) Ketiga, pola kebugaran jasmani:
a) memilih aktivitas pribadi,
b) mengevaluasi program latihan dan olahraga.
4) Keempat, evaluasi diri:
a) menguji kebugaran sendiri,
b) menterjemahkan hasil tes.
5) Kelima, memecahkan masalah dan membuat keputusan:
a) merencankan program,
b) menjadi seorang pelaku yang berpengetahuan.

Menitik beratkan pengetahuan, sikap dan perilaku, program kegiatan yang


berkelanjutan, dan pengujian reguler serta penilaian individual adalah
karakteristik program yang ada dalam model ini.

13
Kegiatan Pembelajaran 1

c. Model Analisis Gerakan

Model analisis gerakan mulai berkembang tahun 1920-an dan 1930-an. Kini,
telah dikembangkan ke dalam suatu kurikulum pendidikan jasmani yang
menekankan keutamaan akan pemahaman gerakan dari sudut pandang
biomekanik dan estetik. Model ini berdasarkan atas pendekatan penguasaan
dan keahlian dalam mengembangkan programnya. Aktualisasi diri dan
proses belajar ditemukan pula dalam model ini. Penguasaan keahlian telihat
dari programnya yang mengarahkan peserta didik agar bisa bergerak secara
terampil. Jewett, bain dan Ennis (1994: 222-224) menyatakan bahwa model
analisis gerakan, peserta didik belajar menganalisis gerakan berdasarkan
konsep badan (apa yang akan dilakukan badan), usaha (bagaimana badan
bergerak), ruang (dimana badan bergerak), dan hubungannya ( hubungan
apa yang terjadi). Juga, mereka menerapkan konsep tersebut untuk berbagai
macam kegiatan olahraga dan manusia. Peserta didik meningkatkan
kemampuan untuk mencapai tingkat gerak yang terampil. Mereka
mengidentifikasi dan menerapkan konsep gerak yang terampil ke dalam
prestasi dirinya sendiri dan teman sekelasnya.

Nichols (1994:8) menyatakan bahwa agar penyiapan peserta didik menjadi


seseorang yang giat berlatih sepanjang hayat, maka pengajaran pendidikan
jasmani harus menghasilkan hal-hal sebagai berikut:

1) perkembangan pemahaman tentang belajar gerak manusia,


2) pencapaian keterampilan gerak dasar dan keterampilan olahraga yang
lebih tinggi dan memahami kegunaannya untuk berbagi kegiatan jasmani
di masa kini dan masa depan.
3) perkembangan pemahaman tantang komponen kebugaran jasmani yang
berkaitan dengan kesehatan,
4) perkembangan sikap sesuai dan keterampilan sosial yang penting agar
berhasil dalam berolahraga.

Karakteristik program yang dikembangkan dalam model ini adalah


pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan keterampilan gerakan yang
terintegrasi dalam satu kesatuan, ruang lingkup dan tahapan isi pelajaran

14
PJOK SMP KK E

atas tema atau konsep gerak, menekankan pada kemampuan memecahkan


masalah.

Model perkembangan (pendidikan lewat jasmani) pendidikan berkewajiban


menciptakan suatu lingkungan belajar yang mengetahui dan memanjukan
potensi anak didik. Melograno (1996: 19-200) menyatakan bahwa karena
peserta mengalami perubahan tahapan perkembangan dan pola
pertumbuhan selama belajar, maka pendidikan meningkatkan ranah kognitif,
psikomotor, dan afektif. Setiap anak memiliki ”trimong” dan pola pertumbuhan
dan perkembangan yang berbeda. Program pendidikan jasmani harus sesuai
dengan tahap perkembangan dan tingkat belajar anak. Sumbangan
pendidikan jasmani terhadap dan tingkat dimaksud merupakan inti dari
pendidikan lewat jasmani (”education through-the-physical”). Hal ini berarti
bahwa keterampilan dasar diajarkan disekolah dasar, didikuti oleh berbagai
jenis aktivitas atau unit tema, termasuk berolahraga sepanjang hayat, di
sekolah lanjutan.

d. Model Perkembangan

Model perkembangan menempatkan peserta didik pada inti kurikulum. Guru


merencanakan pelajaran dan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan
memperhatikan kebutuhan dan minat anak. Peserta didik memutuskan
pemanfaatan gerakan dalam kehidupanya dan berfikir relektif akan
konsekuaensi dari keputusan yang diambilnya. Ditambahkan Jewett, Bain
dan Ennis (1994:247) bahwa model ini merefleksikan orientasi nilai
aktualisasi diri yang menekankan pada pertumbuhan siswa secara individual.
Pembuat kurikulum merencanakan program berdasarkan tingkat
perkembangan siswa pada saat itu.

Sembilan puluh lima persen (95%) kurikulum pendidikan jasmani sekolah


dasar di amerika serikat adalah model ini, karena dipercayai bahwa semua
ranah peserta dikembangkan secara seimbang. Tujuan model ini adalah
kepuasan diri, kompeten melakukan aktivitas jasmani, memiliki kepatutan
individu tanpa mampu bersosialisasi dan menentukan pilihan secara
bertanggung jawab, serta mengintegrasikan pengalaman.
Program yang akan dilaksanakan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

15
Kegiatan Pembelajaran 1

pendekatan holistik dalam pencarian identitas pribadi, beragam kesempatan


untuk perkembangan yang maksimal, lingkungan yang sehat menjamin
perbedaan individu.

e. Model”personal meaning”

Model ”personal meaning” berdasarkan atas orientasi nilai integrasi ekologi


yang fokus utamanya pada pencarian nilai secara pribadi dan perkembangan
individu secara pribadi dan perkembangan individu secara holistik (jewett,
Bain & Ennis, 1994:291). Hal itu berkaitan dengan perkembangan individu
dalam kontek sosial tertentu dan menekan pertumbuhan akan tanggung
jawab sosial. Model ini percaya bahwa usaha pendidikan diarahkan kepada
perkembangan warga dunia yang siap untuk berperan serta dalam usaha
bersama membangun suatu masyarakat dunia yang lebih baik.

Model ini berdasarkan asumsi bahwa agar suatu pengalaman menjadi


pendidikan bagi pelakunya, maka proses tersebut haruslah mempunyai
manfaat dan penting bagi individu. Dua puluh tujuan dalam model ini
diidentifikasikan, kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori. Pertama,
bergerak untuk memenuhi potensi perkembangan individu (perkembangan
pribadi) yang terdiri dari (1) efisiensi fisiologik dan (2) kesejahteraan
psikologik. Kedua bergerak untuk beradaptasi dengan dan menguasai
lingkungan fisik (meniru lingkungan) yang terdiri dari (1) orientasi ruang, dan
(2) manipulasi objek). Ketiga, bergerak agar bisa berhubungan dengan orang
lain (interaksi sosial ) yang terdiri dari (1) berkomunikasi, (2) berhubungan
dengan kelompok, dan (3) terlibat dalam peristiwa budaya (jewett, Bain &
Ennis, 1994: 276-278)

Karakteristik program yang ditawarkan oleh model ini adalah; 1) menitik


beratkan pada pencarian pribadi terhadap suatu arti, 2) keterampilan proses
merupakan isi penting, 3) belajar dalam kontek sosial, dan 4) menekanakan
pada bakat individu, kemampuan kreatif, dan kepuasan serta tujuan jangka
panjang.

16
PJOK SMP KK E

2. Kurikulum PJOK Indonesia Kini


Kurikulum PJOK terkini menggunakan kurikulum nasional yaitu kurikulum 2013.
Kerangka dasar dalam kurikulum 2013 adalah pedoman yang digunakan untuk
mengembangkan dokumen kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi
kurikulum. Kerangka Dasar juga digunakan sebagai pedoman untuk
mengembangkan kurikulum tingkat nasional, daerah, dan KTSP.
a. Landasan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang
mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan
landasan empirik. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang
dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum dan yang mengharuskan
adanya pengembangan kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan
yang mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan
kurikulum. Landasan teoritik memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan
kurikulum sebagai dokumen dan proses. Landasan empirik memberikan
arahan berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di
lapangan.

b. Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Isi. Lebih lanjut,
pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana Pendidikan
Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN). Landasan yuridis pengembangan
Kurikulum 2013 lainnya adalah Instruksi Presiden Republik Indonesia tahun
2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan
Kewirausahaan.

c. Landasan Filosofis
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan
masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi
bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk

17
Kegiatan Pembelajaran 1

Konsep Perubahan Kurikulum 2013 Bagi Guru SMP| 19 kehidupan masa


depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa
yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum.
Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi
kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat, modal yang
digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa
dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan
kehidupan bangsa dan warganegara di masa mendatang. Dengan tiga
dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik
dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu
peserta didik sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan
kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun
kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.

d. Landasan Empiris
Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-
bayang resesi dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai
dengan 2008 berturut-turut 5,7%, 5,5%, 6,3%, 2008: 6,4%
(www.presidenri.go.id/index.php/indikator). Pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun 2012 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi
negara-negara ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W. Martowardojo,
dalam Rapat Paripurna DPR, 31/05/2012).

Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan ditingkatkan.


Generasi muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan
mandiri, sangat diperlukan untuk memantapkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia di masa depan. Generasi seperti ini seharusnya tidak muncul
karena hasil seleksi alam, namun karena hasil gemblengan pada tiap jenjang
satuan pendidikan dengan kurikulum sebagai pengarahnya. Sebagai negara
bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan
beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain,
sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada.

Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu


menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan

18
PJOK SMP KK E

jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk


berintegrasi sebagai satu identitas bangsa Indonesia. Dewasa ini,
kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus
pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga
menimpa generasi muda, misalnya pada kasus -kasus perkelahian massal.

Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut berhulu dari
kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh masyarakat
menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi
kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan
peserta didik di ruang belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang
peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan
direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat
menjawab kebutuhan ini.

Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan


saran berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah
dasar. Beban belajar ini bahkan secara kasat mata terwujud pada beratnya
beban buku yang harus dibawa ke sekolah. Beban belajar ini salah satunya
berhulu dari banyaknya matapelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar.
Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada
peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan
pembentukan karakter. Berbagai kasus yang berkaitan dengan
penyalahgunaan wewenang, manipulasi, termasuk masih adanya
kecurangan di dalam Ujian Nasional menunjukkan mendesaknya upaya
menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi melalui kegiatan pembelajaran di
dalam satuan pendidikan. Maka, kurikulum harus mampu memandu upaya
karakterisasi nilai-nilai kejujuran pada peserta didik.

Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata
mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin
berkurangnya sumber air bersih adanya potensi rawan pangan pada
berbagai belahan dunia, dan pemanasan global merupakan tantangan yang
harus dihadapi generasi muda di masa kini dan di masa yang akan datang.
Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun kesadaran dan
kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan

19
Kegiatan Pembelajaran 1

kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap


isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan.

e. Landasan Teoritik
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang
menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara untuk
suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum
dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional
atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar
Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan
menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI,
SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

Kompetensi adalah kemampuan sesorang untuk bersikap, menggunakan


pengetahuan dan ketrampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah,
masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap,
ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membangun
kemampuan yang dirumuskan dalam SKL. Hasil dari pengalaman belajar
tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia
dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL.

f. Karakteristik Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis
kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu
pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil
kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum
diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen
kurikulum oleh seluruh peserta didik. Kompetensi untuk Kurikulum 2013
dirancang sebagai berikut :

20
PJOK SMP KK E

1) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk


Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran.
2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif
dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang
harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui
pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa
aktif.

3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta


didik untuk suatu temauntuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas
tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

4) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah


diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan
menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).

5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)


Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.

6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip


akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)
antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).

7) Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema


(SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata
pelajaran di kelas tersebut.

8) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang


untuk mata pelajaran dan kelas tersebut

21
Kegiatan Pembelajaran 1

g. Prinsip Perubahan Kurikulum 2013


Perubahan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :

1) Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran


karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran
untuk mencapai kompetensi.

Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan


untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program
pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar
12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.

2) Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model


kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi
berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan
psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

3) Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan


pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi
Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery
learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.

4) Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada


peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan
minat.

5) Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan


kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan
aktif dalam belajar.

6) Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,


budaya, teknologi, dan seni.

7) Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.

22
PJOK SMP KK E

8) Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan,


pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat.
9) Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan
daerah
10) Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki
pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat
untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau
sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti
dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang
dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.
h. Elemen-elemen Perubahan Kurikulum 2013
Beban belajar/jumlah jam pelajaran Kurikulum 2013 akan bertambah dan mata
pelajaran berkurang. Hal baru sebagai perubahan kurikulum yang menjadi ciri
Kurikulum 2013 adalah menyangkut empat standar pendidikan, yakni SKL, Standar
Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Keempat standar ini dirumuskan dalam
tujuh elemen sebagai berikut :
1) Kompetensi Lulusan
2) Kedudukan Mata Pelajaran (ISI)
3) Pendekatan (ISI)
4) Struktur Kurikulum (Matapelajaran dan alokasi waktu) (ISI)
5) Proses Pembelajaran Penilaian
6) Penilaian
7) Ekstrakurikuler
Standar kelulusan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan permendikbud no
20 tahun 2016, yang mencakup tiga demensi yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar
jenjang pendidikan memperhatikan:
1) Perkembangan psikologis anak;
2) Lingkup dan kedalaman;
3) Kesinambungan;
4) Fungsi satuan pendidikan; dan
5) Lingkungan.

23
Kegiatan Pembelajaran 1

3. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum


Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam dunia
olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat
itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian,
pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata
pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai
akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.

Pengembangan Kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya


mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum
adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat
keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan
digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut
juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke
dalam tindakan operasional.

Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk


menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian
program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait
langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak
orang, seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur–unsur
masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Prinsip-
prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada
dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu
kurikulum.

Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-


prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1)
prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan
efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan
pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan
pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan

24
PJOK SMP KK E

kegiatan penilaian. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002)


mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
a. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di
antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi
dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen
tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi
(relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi
psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat
(relevansi sosilogis).

b. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar


yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang,
serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

c. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik


secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar
yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang
di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang
pendidikan dengan jenis pekerjaan.

d. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan


kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain
yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.

e. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan


kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas
maupun kuantitas.

Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat


sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya; Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

25
Kegiatan Pembelajaran 1

Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

b. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman


karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat,
serta status sosial ekonomi dan gender; Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan


seni; Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan; Pengembangan kurikulum


dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di
dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan; Substansi kurikulum mencakup


keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat; Kurikulum diarahkan kepada proses


pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan

26
PJOK SMP KK E

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang


serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah;


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara (Bhineka Tunggal Ika).

Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara


penerapan satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum
sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali terabaikan. Karena prinsip-
prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum. Dalam
mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya
pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum . Padahal
jauh lebih penting adalah perubahan kultural (perilaku) guna memenuhi
prinsip-prinsip khusus yang terkandung dalam pengembangan kurikulum.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada materi prinsip pengembangan kurikulum ini meliputi:


1. Menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator.
Pada pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
2. Mempelajari latar belakang yang memuat gambaran materi, tujuan kegiatan
pembelajaran setiap materi, kompetensi atau indikator yang akan dicapai
melalui modul, ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran , langkah-langkah
penggunaan modul. Pada pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1.
3. Mengkaji materi, curah pendapat yang diuraikan secara singkat, individual
maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
fasilitator. Pada pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In1. Melalui
kegiatan ini maka akan muncul sikap bergaul, bersahabat dengan orang
laindan memberi bantuan.
4. Mengelompokkan peserta Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh fasilitator. Pada pola In-On-In
kegiatan ini dilakukan saat In1.

27
Kegiatan Pembelajaran 1

5. Menyalin berkas lembar kerja (LK) tentang analisis perubahan kurikulum


yang disediakan oleh Fasilitator. Pada pola In-On-In kegiatan ini dilakukan
saat In1.
6. Mengerjakan LK sesuai dengan langkah kerja yang disarankan. Pada In-On-
In, maka Saudara mengerjakan LK bersama sama rekan seprofesi di
musyawarah guru mata pelajaran saat On. Melalui kegiatan ini maka akan
muncul sikap bergaul, bersahabat dengan orang laindan memberi bantuan.
7. Melakukan pemaparan hasil kerja di depan kelas dan diskusi, pada pola In-
On-In paparan dilakukan saat In2. Melaui kegiatan ini diharapkan muncul
sikap memperlihatkan rasa senang berbicara, siakp bergaul dan
bersahabatan.
8. Melakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari fasilitator.
Pada pola In-On-In perbaikan dilakukan saat In2. Melalui kegiatani ini maka
akan muncul sikap bersahabat dan memberi bantuan.
9. Mengumpulkan hasil pemaparan dalam bentuk LK yang telah direvisi
sebagai tagihan, pada pola In-On-In pengumpulan hasil paparan atau tagihan
dilakukan pada saat In2.
10. Menyimak penguatan yang diampaikan oleh fasilitator, pada pola In-On-In
penguatan dilakukan pada saat In2.
11. Melakukan latihan menjawab soal baik secara mandiri atau berkelompok.
Pada pola In-On-In latihan menjawab soal dilakukan pada saat On. Melalui
kegiatan ini diharapkan muncul sikap bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersam
12. Fasilitator melakukan penilaian selama proses dan di akhir program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

28
PJOK SMP KK E

Lembar Kerja

Kegiatan : Melakukan Analisis Konsep Kurikulum prinsip-prinsip kurikulum

Bahan : KP1: Pengembangan Kurikulum

Tujuan : Mampu menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan dan


perubahan kurikulum dalam mengelola pembelajaran mengacu
pada konsep keilmuan.

Skenario : 1. Baca dan pahami materi tentang konsep kurikulum 2013 dan
Kegiatan permendikbud tahun 2016 yang terkait dengan Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan
Standar Penilaian

2. Tuliskan tugas Saudara kedalam format yang telah tersedia


dibawah ini

3. Berikan Jawaban saudara atas pertanyaan-pertanyaan


berikut ini

LK. 01. Prinsip Pengembangan Kurikulum

No Pertanyaan Jawaban

1 Mengapa perlu adanya


pengembangan Kurikulum?

2 Apa sajakah elemen perubahan


dalam kurikulum 2013?
Bagaimanakah proses
3
pembelajaran dalam kurikulum
2013 dilakukan?
4 Apa perbedaan kompetensi
peserta didik pada Kurkulum 2006
dan kurikulum 2013?
5 Bagaimanakah pendekatan dan
model-model pembelajaran dalam
kurikulum 2013 diterapkan?
6 Bagaimana penilaian pembelajaran
dalam kurikulum 2013 dilakukan?

29
Kegiatan Pembelajaran 1

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara disilang (x) huruf
A, B, C, atau D.
1. Elemen perubahan pada kurikulum 2013 dibawah ini, kecuali:
A. Kompetensi Lulusan
B. Penilaian
C. Gaya mengajar
D. Ekstrakurikuler

2. Karakteristik kompetensi lulusan pada jenjang SMA pada elemen


perubahan Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013 adalah adanya
peningkatan dan keseimbangan . . . .
A. Pada soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap
dan pengetahuan.
B. Pada aspek soft skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
C. Pada soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
D. Pada aspek hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

3. Salah satu ciri penting model kurikulum ini adalah adanya standar
kompetensi...
A. Perkembangan
B. Kurikulum berbasis kompetensi
C. Analisis gerak
D. Pendidikan olahraga

4. Indikator pencapaian kompetensi keterampilan dikembangkan oleh guru


dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dengan memperhatikan
perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik. Setiap kompetensi
dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian
kompetensi keterampilan, hal ini disesuaikan dengan . . . .
A. Keluasan dan kedalaman kompetensi dasar
B. Keluasan dan kedalaman materi pembelajaran
C. Alokasi waktu yang tersedia dalam pencapaian kompetensi
D. Teknik penilaian yang akan digunakan

30
PJOK SMP KK E

5. Berikut ini salah satu contoh penyempurnaan pola pikir perumusan


Kurikulum 2013 adalah . . . .
A. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi.
B. Stantar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan
C. Standar isi dirumuskan berdasarkan tujuan mata pelajaran.
D. Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, keterampilan,
dan pengetahuan.

F. Rangkuman

Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan,


menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian
terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi
belajar mengajar yang baik. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum
yang didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni
anak didik, orangtua, masyarakat dan bangsa. Kurikulum 2013 berbasis
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Elemen perubahan dari
kurikulum sebelumnya terdapat pada kompetensi kelulusan, kedudukan mata
pelajaran, pendekatan struktur kurikulum, proses pembelajaran penilaian,
penilaian dan ekstrakurikuler.

Selain hal diatas yang tidak kalah penting adalah penanaman sikap atau karakter
yang harus dimiliki dalam setiap kegiatan pembelajaran supaya tertanam
pembiasaan karakter yaitu sikap kemandirian, tanggungjawab, gotong royong
dan jujur.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan Tes Formatif 1, Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci


jawaban Tes Formatif 1, yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi kegiatan belajar 1.

31
Kegiatan Pembelajaran 1

Rumus :
Jumlah jawaban yang benar

Tingkat penguasaan = x 100


Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90 – 100 = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang

Jika tingkat penguasaan Saudara minimal 80%, maka Saudara dinyatakan


berhasil dengan baik, dan Saudara dapat melanjutkan untuk mempelajari Modul
PKB Guru PJOK Grade 6. Sebaliknya, bila tingkat penguasaan Saudara kurang
dari 80%, silakan pelajari kembali uraian yang terdapat dalam subunit
sebelumnya, khususnya pada bagian yang belum Saudara kuasai dengan baik,
yaitu pada jawaban Saudara yang salah.

H. Kunci Jawaban

1. C
2. C
3. B
4. B
5. C

32
PJOK SMP KK E

Kegiatan Pembelajaran 2
Pelaksanaan Pembelajaran PJOK 1

A. Tujuan

Peserta diklat mampu mengidentifikasi standar proses pembelajaran, langkah-


langkah pembelajaran, dan mengaplikasikan pembelajaran saintifik pada mata
pelajaran PJOK dengan mengaplikasikan nilai karakter gotong royong, mandiri,
dan berintegritas.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan standar proses pendidikan


2. Mengidentifikasi langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
3. Menjelaskan esensi pendekatan saintifik

C. Uraian Materi

1. Standar Proses Pendidikan


Peraturan pemerintah yang membahas tentang standar proses Permen Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan menengah.
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses
dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang
telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Standar Proses merupakan Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

33
Kegiatan Pembelajaran 3

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.

2. Komponen-komponen dalam Standar Proses Pendidikan


a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus yang memuat identitas
mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti (KI), kompetensi dasar
(KD), tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A), materi pokok, pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu materi pokok, sumber belajar, dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas sekolah, identitas
mata pelajaran atau tema/sub tema, kelas/semester, materi pokok, alokasi
waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar (KD) dan indikator
pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran.

b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran


Syarat-syarat terlaksananya suatu proses pembelajaran.
1) Alokasi Waktu dan Rombongan Belajar
Tabel 2. Alokasi Waktu dan Rombongan Belajar
No Satuan Alokasi Jumlah Jmh mak.
pendidika waktu Rombe peserta didik
n l per Rombel
1 SD/MI 35 menit 6 – 24 28
2 SMP/MTs 40 menit 3 – 33 32
3 SMA/MA 45 menit 3 – 36 36
4 SMK/MAK 45 menit 3 – 72 36
5 SDLB 35 menit 6 5
6 SMPLB 40 menit 3 8
7 SMALB 45 menit 3 8

34
PJOK SMP KK E

2) Buku teks pelajaran


Buku teks pelajaran yang digunakan untuk meningkatkan efesiensi dan
efektifitas pembelajaran yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik.

3) Pengelolaan kelas dan Laboratorium


Guru wajib menjadi teladan bagi peserta didik dalam menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan guru harus mempunyai suara yang
jelas dan dapat didengar oleh semua murid dan memiliki tutur kata yang
santun. Guru harus menggunakan pakaian yang santun dan rapi, selalu
memberitahu silabus mata pelajaran serta memulai dan mengakhiri
proses pembelajaran sesuai dengan jadwalnya.

c. Pelaksanaan Pembelajaran di jenjang SMP


Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
1) Kegiatan pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik: menyiapkan kondisi
pembelajaran agar peserta didik terlibat baik secara psikis maupun fisik
secara kontekstual sesuai dengan manfaat dan aplikasi materi sehingga
motivasi lebih tinggi untuk mengikuti proses pembelajaran, presensi
peserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan, serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengkaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari dengan
pengetahuan yang akan disampaikan.

35
Kegiatan Pembelajaran 3

2) Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran dan sumber pembelajaran yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik
dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning) sisesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan. karena dalam proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar harus mencerminkan tiga ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, maka dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemadirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.

3) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup, pendidik bersama-sama dengan peserta didik
membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran, melakukan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, melakukan penilaian
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
memotivasi peserta didik untuk mendalami materi pembelajaran melalui
kegiatan belajar mandiri, menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.

3. Pendekatan Scientific dalam pembelajaran PJOK


a. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta
didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang
semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan

36
PJOK SMP KK E

untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan


hidup umat manusia.

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau


pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model
pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama,
ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-
based learning, problem-based learning, inquiry learning.

Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct


instructional) adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta
didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang
dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik
melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect)

Pembelajaran tidak langsung (indirect instructional) adalah pembelajaran


yang terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan
menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect). Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung
dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan
sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses
pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran
dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.

Dalam Langkah-langkah pembelajaran, Proses pembelajaran menyentuh tiga


ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil akhirnya adalah
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia
yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan

37
Kegiatan Pembelajaran 3

pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pelaksanaan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan


merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis
meliputi proses pembelajaran melaui: Mengamati; Menanya; Mengumpulkan
informasi/mencoba; Menalar/ mengasosiasi; dan Mengomunikasikan.

Gambar 4.Pendekatan Saintifik/ilmiah

Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan


pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan
lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) dibandingkan
dengan penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat
fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.
Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik
untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.

b. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah


Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut.

38
PJOK SMP KK E
Tabel 3. Deskripsi Langkah Pembelajaran *)
Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
Mengamati dengan Perhatian pada waktu
indra (membaca, mengamati suatu
mendengar, menyimak, objek/membaca suatu
melihat, menonton, dan tulisan/mendengar suatu
Mengamati sebagainya) dengan penjelasan, catatan
(observing) atau tanpa alat yang dibuat tentang
yang diamati,
kesabaran, waktu (on
task) yang digunakan
untuk mengamati
Membuat dan Jenis, kualitas, dan
mengajukan jumlah pertanyaan yang
pertanyaan, tanya diajukan peserta didik
jawab, berdiskusi (pertanyaan faktual,
Menanya
tentang informasi yang konseptual, prosedural,
(questioning)
belum dipahami, dan hipotetik)
informasi tambahan
yang ingin diketahui,
atau sebagai klarifikasi.
Mengeksplorasi, Jumlah dan kualitas
mencoba, berdiskusi, sumber yang
mendemonstrasikan, dikaji/digunakan,
meniru bentuk/gerak, kelengkapan informasi,
melakukan eksperimen, validitas informasi yang
membaca sumber lain dikumpulkan, dan
Mengumpulkan
selain buku teks, instrumen/alat yang
informasi/mencoba
mengumpulkan data digunakan untuk
(experimenting)
dari nara sumber mengumpulkan data.
melalui angket,
wawancara, dan
memodifikasi/
menambahi/
mengembangkan

39
Kegiatan Pembelajaran 3

Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran

Mengolah informasi Mengembangkan


yang sudah interpretasi, argumentasi
dikumpulkan, dan kesimpulan
menganalisis data mengenai keterkaitan
dalam bentuk membuat informasi dari dua
kategori, mengasosiasi fakta/konsep,
atau menghubungkan interpretasi argumentasi
fenomena/informasi dan kesimpulan
yang terkait dalam mengenai keterkaitan
rangka menemukan lebih dari dua
suatu pola, dan fakta/konsep/teori,
menyimpulkan
Menyintesis dan
argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan
Menalar/Mengasosiasi
antarberbagai jenis
(associating)
fakta/konsep/teori/
pendapat;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi, dan
kesimpulan yang
menunjukkan hubungan
fakta/onsep/teori dari dua
sumber atau lebih yang
tidak bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan
kesimpulan dari konsep/
teori/ yang berbeda dari
berbagai jenis sumber.
Menyajikan laporan Menyajikan hasil kajian
dalam bentuk bagan, (dari mengamati sampai
diagram, atau grafik; menalar) dalam bentuk
Mengomunikasikan menyusun laporan tulisan, grafis, media
(communicating) tertulis; dan menyajikan elektronik, multi media
laporan meliputi proses, dan lain-lain
hasil, dan kesimpulan
secara lisan

40
PJOK SMP KK E

1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode mengamati sangat bermanfaat bagi
pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta
didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis
dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan
mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-
langkah seperti berikut ini:

• Menentukan objek apa yang akan diobservasi


• Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
• Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder
• Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
• Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
• Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam


melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala
rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan
berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat
berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau
faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk
mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.

2) Menanya
Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa.
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang

41
Kegiatan Pembelajaran 3

bersifat hipotetik). Menanya dapat juga tidak diungkapkan, tetapi dapat


saja ada di dalam pikiran peserta didik. Untuk memancing peserta didik
mengungkapkannya guru harus memberi kesempatan mereka untuk
mengungkapkan pertanyaan. Kegiatan bertanya oleh guru dalam
pembelajaran juga sangat penting, sehingga tetap harus dilakukan.

3) Mengumpulkan informasi/ Eksperimen (Mencoba)


Mengumpulkan informasi/eksperimen kegiatan pembelajarannya antara
lain : Melakukan eksperimen; Membaca sumber lain selain buku teks;
Mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan Wawancara dengan
narasumber.

Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya


merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid, (2) Guru
bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, (3)
Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas
kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah
yang akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid,
(7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8)
Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila
dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.

4) Menalar/Mengasosiasi/ Mengolah informasi


Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan
menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.

5) Mengkomunikasikan atau mencipta


Pada konteks pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
mengomunikasikan mengandung beberapa makna, antara lain: (1)
mengomunikasikan informasi, ide, pemikiran, atau pendapat; (2) berbagi
(sharing) informasi; (3) memperagakan sesuatu; (4) menampilkan hasil

42
PJOK SMP KK E

karya; dan (5) membangun jejaring. Mengomunikasikan juga


mengandung makna: (1) melatih keberanian, (2) melatih keterampilan
berkomunikasi, (3) memasarkan ide, (4) mengembangkan sikap saling
memberi-menerima informasi, (5) menghayati atau memaknai
fenemomena, (5) menghargai pendapat/karya sendiri dan orang lain, dan
(6) berinteraksi antarsejawat atau dengan pihak lain.

c. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


Penilaian dilakukan oleh pendidik terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki
proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten.

Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik


(authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang
mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek
pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.

Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program


perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan
konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses
pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket
sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil
pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan
pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan
tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan
evaluasi hasil pembelajaran.

d. Pengawasan Proses Pembelajaran


Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan
dan pengawas sekolah. Hal itu sesuai dengan bidang tugasnya masing-

43
Kegiatan Pembelajaran 3

masing. Kegiatan kepengawasan yang dilakukan meliputi pemantaun,


supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut secara berkala dan
berkelanjutan.

Ada dua macam program pengawasan sekolah yaitu program tahunan dan
program semesteran. Pogram tahunan disusun untuk tingkat kabupaten atau
kota oleh beberapa orang pengawas yang ditugaskan khusus oleh
koordinator pengawas sesuai dengan kewenangannya.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada materi pelakasanaan pembelajaran ini meliputi:


1. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario
pembelajaran dari fasilitator. Pada pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat
In1. Melalui kegiatan ini akan muncul sikap etos kerja.
2. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang analisis prinsip
penyusunan RPP yang disediakan fasilitator! Pada pola In-On-In kegiatan ini
dilakukan saat In 1. Melalui kegiatan ini akan muncul sikap etos kerja.
3. Buatlah langkah-langkah penyusunan RPP yang sesuai dengan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Pada pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In 1.
4. Tuliskanlah komponen-komponen RPP beserta isi dari setiap komponen
tersebut, dengan sistematika dan menerapkan prinsip penyusunan yang
benar. Pada pola In-On-In kegiatan ini dilakukan saat In 1.
5. Kerjakanlah LK-LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan!
Pada In-On-In, kegiatan ini dilakukan saat On. Melalui kegiatan ini
diharapkan muncul sikap etos kerja (kerja keras), menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
6. Lakukanlah pemaparan hasil kerja di depan kelas, diskusikan, dan lakukan
perbaikan setelah mendapat masukan hasil diskusi dan saran dari fasilitator.
(LK-2.1), (LK-2.2), dan (LK-2.3). pada pola In-On-In paparan dilakukan saat
In 2. Melalui kegiatan ini diharapkan muncul sikap kreatif, keberanian.
7. Mengumpulkan hasil pemaparan dalam bentuk LK yang telah direvisi sebagai
tagihan. pada pola In-On-In paparan dilakukan saat In 2.

44
PJOK SMP KK E

8. Menyimak penguatan yang diampaikan oleh fasilitator. pada pola In-On-In


penguatan dilakukan pada saat In 2.
9. Melakukan latihan menjawab soal baik secara mandiri atau berkelompok.
pada pola In-On-In latihan menjawab soal dilakukan pada saat On. Melalui
kegiatan ini diharapkan muncul sikap bergaul, bersahabat dengan orang
laindan memberi bantuan.
10. Saudara akan dinilai oleh fasilitator selama proses dan di akhir kegiatan
pembelajaran ini.

Lembar Kerja
Skenario : 1. Sebelum melakukan kegiatan cermatilah
Kegiatan permendikbud no 22 tahun 2016 tentang Standar
Proses

2. Buatlah Skema pelaksanaan pembelajaran dengan


metode scientifik sesuaikan materi yang dipilih
dengan tempat saudara mengajar
3. Masukan kegiatan apa saja yang akan saudara
lakukan sesuai dengan 5M pada kolom deskripsi
kegiatan tabel dibawah ini
4. Tuliskan juga hasil dan bentuk pembelajaran seperti
apa yang aka saudara lakukan dengan mengisi pada
kolom bentuk hasil belajar tabel dibawah ini.

Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar

Mengamati
(observing)

Menanya
(questioning)
Mengumpulkan
informasi/mencoba
(experimenting)
Menalar/Mengasosiasi
(associating)

Mengomunikasikan
(communicating)

45
Kegiatan Pembelajaran 3

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

1. Pada tahap menalar pada proses pembelajaran dibawah ini:


A. Siswa mencari tahu tentang materi yang dipelajari
B. Siswa menampikan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok
C. Siswa membandingkan hasil tendangan dengan menggunakan kaki
bagian dalam dan kaki bagian luar
D. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami dalam materi

2. Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran disajikan pada tahapan:


A. Inti pembelajaran
B. Pendahuluan
C. Sebelum pembelajaran
D. Penutup

3. Isi dari Standar proses adalah


A. Perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, peningkatan mutu pembelajaran dan penilaian
pembelajaran
B. Perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran
C. Pembuatan rencana pembelajaran, pembuatan evaluasi
pembelajaran, pembuatan kisi-kisi penilaian, dan pembuatan
rangkuman pembelajaran
D. Perencanaan proses pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran

4. Pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dilakukan kemudian


dievaluasi dan keputusan-keputusan feedback setelah guru melakukan .
A. persiapan pembelajaran
B. proses pembelajaran
C. menyusun program pembelajaran
D. mengevaluasi proses pembelajaran

46
PJOK SMP KK E

5. Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian


kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih disebut penilaian . . . .
A. Ulangan harian
B. Ujian tengah semester
C. Ujian akhir semester
D. Ujian kenaikkan kelas

F. Rangkuman

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani dalam Kurikulum 2013


menggunakan pendekatan saintifik yang meliputi kegiatan: pendahuluan, inti
(mengamati, menanya, mengumpulkan data/mencoba, menganalisis atau
menalar, mengomunikasikan), dan penutup.

Kegiatan pendahuluan meliputi: 1. mengondisikan suasana belajar yang


menyenangkan; 2. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari
dan dikembangkan; 3. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; 4. menyampaikan garis besar cakupan
materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan 5. menyampaikan lingkup dan
teknik penilaian yang akan digunakan.

Kegiatan Inti meliputi: menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan


dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Kegiatan penutup meliputi: kegiatan guru dan peserta didik untuk memaknai
proses pembelajaran yang terdiri dari merangkum, merefleksi, membuat kegiatan
tindak lanjut.

47
Kegiatan Pembelajaran 3
Selain hal diatas yang tidak kalah penting adalah penenaman sikap atau karakter yang
harus dimiliki dalam setiap kegiatan pembelajaran supaya tertanam pembiasaan
karakter yaitu sikap kemandirian, tanggungjawab, gotong royong dan jujur.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan Tes Formatif 1, Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci


jawaban Tes Formatif 1, yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi kegiatan belajar 1.

Rumus :
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90 – 100 = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang

Jika tingkat penguasaan Saudara minimal 80%, maka Saudara dinyatakan


berhasil dengan baik, dan Saudara dapat melanjutkan untuk mempelajari Modul
PKB Guru PJOK Grade 6. Sebaliknya, bila tingkat penguasaan Saudara kurang
dari 80%, silakan pelajari kembali uraian yang terdapat dalam subunit
sebelumnya, khususnya pada bagian yang belum Saudara kuasai dengan baik,
yaitu pada jawaban Saudara yang salah.

H. Kunci Jawaban

1. C
2. B
3. B
4. B
5. A

48
PJOK SMP KK E

Kegiatan Pembelajaran 3 Media Dan Sumber


Pembelajaran

A. Tujuan

Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran 3 (tiga) ini,
peserta diklat dapat menjelaskan pengertian media dan sumber pembelajaran,
bentuk, jenis media dan sumber pembelajaran, pemilihan dan penggunaan
media dan sumber pembelajaran sesuai dengan kebijakan yang berlaku dengan
menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri dan berintegritas.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi Pengertian Media Pembelajaran secara terperinci


2. Mengidentifikasi bentuk dan jenis Media Pembelajaran secara terperinci.
3. Mengidentifikasi Pemilihan dan penyusuan media pembelajaran secara
terperinci.
4. Mengidentifikasi Penggunaan media pembelajaran secara terperinci.
5. Mengidentifikasi pengertian sumber belajar secara terperinci.
6. Mengidentifikasi Bentuk dan jenis sumber belajar secara terperinci.
7. Mengidentifikasi Pemilihan dan penggunaan sumber belajar secara terperinci.

C. Uraian Materi

1. Pengertian Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerimapesan (Azhar Arsyad, 2011:3).
Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011), media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan atau sikap. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat

49
Kegiatan Pembelajaran 3

disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses
belajar.

Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran kaitannya


dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai
penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai
media yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar.
a. Bentuk dan Jenis Media Pembelajaran
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru
untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar
pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya
dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media
pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer
dan internet.

Fungsi media pembelajaran antara lain 1) menangkap suatu objek atau


peristiwa-peristiwa tertentu, 2) memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek
tertentu, 3) menambah gairah dan motivasi belajar siswa, dan 4) mempunyai
nilai-nilai praktis tertentu seperti mengatasi keterbatasan pengalaman siswa
dan ruang kelas.

Dari ciri-ciri tersebut media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi


beberapa klasifikasi. Pertama, di lihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke
dalam beberapa macam yaitu, media auditif, media visual, media audiovisual.
Kedua, jika di lihat dari kemampuan jangkauannya media pembelajaran
dapat berupa media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti
radio dan televisi. Ketiga media yang di lihat dari cara atau teknik
pemakaiannya. Media dengan ciri tersebut dapat dibagi ke dalam media yang

50
PJOK SMP KK E

diproyeksikan, seperti film, slide,film strip, transparansi, dan lain sebagainya


dan media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, Radio, dan
lain sebagainya.

Pada intinya pengelompokan media-media tersebut bertujuan untuk


menentukan jenis media mana yang cocok untuk suatu pembelajaran, karena
karakteristik setiap materi berbeda satu sama lain. Pemilihan media
pembelajaran yang terlalu mahal tidak menjamin efektifitas suatu
pembelajaran jika dibandingkan dengan yang lebih murah. Oleh karena itu
seorang pendidik harus dengan bijak memilih dan menggunakan media agar
komunikasi yang dibangun berjalan efektif.

b. Pemilihan dan Penyusunan Media Pembelajaran


Berdasarkan ketersediaannya media dapat dikelompokkan menjadi Media
Jadi (Media By Utilization) dan Media Rancangan (Media By Design) alasan
utama seseorang menggunakan media adalah media dapat berbuat lebih dari
biasa yang dilakukan. Pemilihan media dilakukan agar penggunaan media
dapat mencapai tujuan pembelajaran, maka haruslah dipilih media
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
1) Kriteria Dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk itu beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan oleh guru
dalam memilih dan menggunakan media, diantaranya: faktor tujuan,
faktor efektifitas, faktor kemampuan guru dan siswa, faktor fleksibilitas
(kelenturan), tahan lama dengan kenyataan, faktor kesediaan media,
faktor kesesuaian antara manfaat dan biaya, faktor kualitas dan tehnik,
objektifitas, program pengajaran, sasaran program.

Kriteria khusus yang dapat kita gunakan untuk memilih media


pembelajaran yang tepat dapat mempertimbangkan faktor Acces, Cost,
Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty (ACTION).
Penjelasan dari akronim tersebut sebagai berikut:
a) Acces, artinya media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan
dapat dimanfaatkan siswa
b) Cost, artinya media yang akan dipilih atau digunakan,
pembiayaannya dapat dijangkau.

51
Kegiatan Pembelajaran 3

c) Technology, artinya media yang akan digunakan apakah


teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya.
d) Interactivity, artinya media yang akan dipilih dapat memunculkan
komunikasi dua arah atau interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat
(aktif) baik secara fisik, intelektual dan mental.
e) Organization, artinya dalam memilih media pembelajaran tersebut,
secara organisatoris mendapatkan dukungan dari pimpinan sekolah
(ada unit organisasi seperti pusat sumber belajar yang mengelola).
f) Novelty, artinya media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan,
sehingga memiliki daya tarik bagi siswa yang belajar.

Media-media yang akan dipilih dalam proses pembelajaran juga harus


memenuhi syarat-syarat VISUALS: Visible (mudah dilihat) artinya
media yang digunakan harus dapat memperikan keterbacaan bagi
orang lain yang melihatnya, Intresting (menarik) artinya media yang
digunakan harus memiliki nilai kemenarikan, Simple (sederhana)
artinya media yang digunakan juga harus memiliki nilai kepraktisan dan
kesederhanaan, Useful (bermanfaat) yaitu media yang digunakan
dapat bermanfaat dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang
diharapkan, Accurate (benar) artinya media yang dipilih benar-benar
sesuai dengan karakteristik materi atau tujuan pembelajaran,
Legitimate (sah) artinya media pembelajaran dirancang dan digunakan
untuk kepentingan pembelajaran oleh orang atau lembaga yang
berwenang, Structure (terstruktur) artinya media pembelajaran, baik
dalam pembuatan atau penggunaannya merupakan bagian tak
terpisahkan dari materi yang akan disampaikan melalui media tersebut.

2) Alasan Praktis Pemilihan Media


Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan- pertimbangan dan
alasan si pengguna seperti guru, dosen, instruktur mengapa
menggunakan media dalam pembelajaran. Terdapat beberapa
penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif
Sadiman (1996:84) sebagai berikut :

52
PJOK SMP KK E

a) Demonstration; media dapat digunakan sebagai alat untuk


mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara
mengoperasikan dan lain- lain.
b) Familiarity; Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi
yaitu karena sudah terbiasa dan mengusai menggunakan media
tersebut.
c) Clarity; untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan
memberikan penjelasan yang lebih konkrit.
d) Active Learning; agar sipenerima berperan secara aktif baik secara
fisik, mental, dan emosional.
3) Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran akan
memberi kontribusi terhadap efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran.
Berbagai hasil penelitian pada intinya menyatakan bahwa berbagai
macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada
peserta didik dalam proses pembelajaran. Secara umum media
pembelajaran mempunyai kegunaan sebagai berikut:
a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas
(dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: Obyek
yang terlalu besar dapat dibantu dengan gambar, film atau model atau
gerak yang terlalu lambat atau cepat, dsb.
c) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan
bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.
4) Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik
dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar
atau mencapai kompetensi tertentu. Fungsi Sumber Belajar:
meningkatkan produktivitas pembelajaran,

53
Kegiatan Pembelajaran 3

memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,


memungkinkan belajar secara seketika memung-
kinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas
5) Bentuk dan Jenis Sumber Belajar
a) Bentuk-bentuk sumber belajar: (1) pesan: informasi, bahan ajar;
cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2) orang: guru,
instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan
lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi,
film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief,
candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/ perlengkapan: perangkat
keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis,
generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya; (5)
pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah,
simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat,
talk shaw dan sejenisnya; dan (6) lingkungan: ruang kelas, studio,
perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan
sebagainya.
b) Jenis-jenis Sumber Belajar, ada dua yaitu: (1) Sumber belajar yang
dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang
secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen
sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah
dan bersifat formal. (2) Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning
resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain
khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat
ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran

6) Pemilihan dan Penggunaan Sumber Belajar


a) Kriteria Pemilihan Sumber Belajar
• Ekonomis adalah sumber belajar yang digunakan tidak harus
terpatok pada harga yang mahal
• Praktis adalah sumber belajar yang digunakan tidak
memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka

54
PJOK SMP KK E

• Mudah adalah sumber belajar yang digunakan dekat dan


tersedia di sekitar lingkungan kita
• Fleksibel adalah sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk
berbagai tujuan instruksional
• Sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian
tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar
siswa.
b) Sumber Belajar, Alat Permainan dan Pemanfaatannya
Sumber belajar alamiah yang dekat dengan anak antara lain:
Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah, Lingkungan fisik di
sekitar sekolah, Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas
yang terbuang yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan,
namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai sumber dan alat
bantu belajar mengajar.
Berikut ini uraian bagaimana sumber belajar itu dapat digunakan oleh
guru :
1) Nara Sumber; dapat menggunakan nara sumber atau orang yang
ahli dibidangnya untuk memperkaya wawasan
2) Lingkungan; dapat menggunakan lingkungan yang terdekat yang
alamiah dapat digunakan dengan efisien sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
3) Media cetak; digunakan oleh guru sebagai sumber belajar.
4) Benda Sebenarnya; dapat menggunakan benda sebenarnya
sebagai sumber belajar.
5) Barang Bekas; dapat dimanfaatkan secara optimal dalam
kegiatan pendidikan.
6) Model; dapat menggunakan model tiruan

55
Kegiatan Pembelajaran 3

D. Aktivitas Pembelajaran

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini


mencakup aktivitas individual dan aktivitas kelompok.
1. Aktivitas Individual meliputi:
a) Memahami dan mencermati materi pelatihan
b) Menyimpulkan mengenai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum pjok
c) Mengerjakan latihan atau tugas
d) Mengerjakan lembar kerja

2. Aktivitas kelompok meliputi:


a) mendiskusikan materi pelatihan
b) bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan menyelesaikan
masalah/kasus secara
c) Kemudian bersama-sama menyimpulkan materi atau membuat
rangkuman
d) mengerjakan LK secara kelompok
e) Nilai karakter yang akan dikembangkan dalam aktivitas ini adalah mandiri
yaitu sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita. Dan sikap kejujuran yaitu sikap mendasari
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
serta tanggungjawab.
f) melakukan refleksi yaitu dengan menuliskan apa yang saudara rasakan
terhadap nilai-nilai : mandiri, kejujuran, tanggugjawab, dan gotong royong.

56
PJOK SMP KK E

LEMBAR KERJA

Petunjuk: Buatlah bentuk permainan dengan menggunakan sumber belajar


yang ada disekitarmu, yang akan bermanfaat sebagai alat bantu untuk
mengajar.

• Nama permainan: .....................


• Nama sumber belajar/alat yg digunakan :
(1) ..................,
(2) ................, dst.
• Cara melakukan permainan:
..............................................................................................................
..............................................................................................................
• Manfaat dari permainan tersebut:
..............................................................................................................
..............................................................................................................

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban
paling benar!

1. Kurikulum, mata pelajaran, mata kuliah, pokok bahasan, topik, sub topik,
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan merupakan sumber pembelajaran
jenis…
A. Pesan
B. Orang
C. Bahan
D. Alat

2. Segala sesuatu yang sejak dibuat memang dimaksudkan untuk digunakan


sebagai sumber belajar adalah jenis sumber belajar . . . .
A. Digunakan
B. Direncanakan
C. Dimanfaatkan
D. Difungsikan

57
Kegiatan Pembelajaran 3

3. Proses sistematis dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi


keseluruhan proses belajar mengajar, dan proses komunikasi dengan
melibatkan manusia dan sumber belajar yang lain dengan tujuan untuk
meningkatkan efektifitas pembelajaran . . . .
A. sumber pembelajaran
B. alat pembelajaran
C. teknologi pendidikan
D. media pembelajaran

4. Overhead Projector (OHP), komputer multimedia yang diproyeksikan, filem


suara, slide suara, filemstrips, video, opaque, presentasi multimedia, dan
sebagainya merupakan jenis media. . . .
A. besar
B. kecil
C. tidak diproyeksikan
D. diproyeksikan

5. Mempunyai daya tarik visual, audio, maupun audiovisual merupakan


kelebihan jenis media . . . .
A. radio
B. televise
C. computer
D. slide

58
PJOK SMP KK E

F. Rangkuman

Guru Pendidikan Jasmani sangat erat hubungannya dengan Media pembelajaran


dan sumber belajar dalam proses pembelajaran. Karena banyak unjuk kerja
sehingga pentingnya guru memahami materi ini. Bahkan guru penjas harus
menjadi guru yang kreatif, karena apabila media pembelajaran tidak ada, bisa
divariasikan sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dan tujuan
pembelajaran tetap bisa tercapai. Pilih media yang ekonomis, praktis, fleksible.

Selain hal diatas yang tidak kalah penting adalah penenaman sikap atau karakter
yang harus dimiliki dalam setiap kegiatan pembelajaran supaya tertanam
pembiasaan karakter yaitu sikap kemandirian, tanggungjawab, gotong royong
dan jujur.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan Tes Formatif 1, Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci


jawaban Tes Formatif 1, yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi kegiatan belajar 1.

Rumus :
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90 – 100 = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang

Jika tingkat penguasaan Saudara minimal 80%, maka Saudara dinyatakan


berhasildengan baik, dan Saudara dapat melanjutkan untuk mempelajari Modul
PJOK Grade 6. Sebaliknya, bila tingkat penguasaan Saudara kurang dari 80%,

59
Kegiatan Pembelajaran 3

silakan pelajari kembali uraian yang terdapat dalam subunit sebelumnya,


khususnya pada bagian yang belum Saudara kuasai dengan baik, yaitu pada
jawaban Saudara yang salah.

H. Kunci Jawaban

1. A
2. B
3. C
4. D
5. C

60
PJOK SMP KK E

Kegiatan Pembelajaran 4
Penilaian 1

A. Tujuan

Setelah mengikuti pembelajaran 4 (empat) ini. Saudara dapat mengidentifikasi


perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan tindak lanjut penilaian secara
terperinci dengan membaca dan menelaah materi pada kegitan pembelajaran ini,
serta menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan beritengritas.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi perencanaan penilaian pembelajaran PJOK di sekolah


menengah pertama secara terperinci.
2. Mengidentifikasi pelaksanaan penilaian peserta didik di sekolah menengah
pertama secara terperinci
3. Mengolah hasil penilaian pembelajaran PJOK bagi peserta didik di sekolah
menengah pertama secara terperinci.
4. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran pada peserta didik di
sekolah menengah pertama.

C. Uraian Materi

1. Perencanaan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk
mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, terkait sikap,
pengetahuan, dan ketrampilannya maka perlu adanya langkah-langkah yang
harus di lakukan. Langkah tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengolahan penilian hasil belajar di SMP

61
Evaluasi

62
PJOK SMP KK E

Langkah-langkah perencanaan penilaian meliputi:


a. Menyiapkan dokumen kompetensi inti dan kompetensi dasar PJOK SMP
(Permendikbud no.24 tahun 2016).
Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta
didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi ini yang dimaksud terdiri dari:
kompetensi inti sikap spritual, kompetensi inti sikap sosial, kompetensi inti
pengetahuan, dan kompetensi inti keterampilan.

Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal


yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-
masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.

b. Perumusan Indikator
Pelaksanaan penilaian diawali dengan pendidik merumuskan indikator pencapaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar
(KD) pada setiap mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi untuk KD pada
KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat terukur dan/atau
diobservasi termasuk pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perumusan indikator sikap dari KD-KD
pada KI-1 dan KI-2. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan menjadi
indikator soal yang diperlukan untuk penyusunan instrumen penilaian. Indikator
tersebut digunakan sebagai rambu-rambu dalam penyusunan butir soal atau tugas.

Instrumen penilaian memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan


bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai,
persyaratan konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa
yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik.

Indikator pencapaian pengetahuan dan keterampilan merupakan ukuran,


karakteristik, atau ciri-ciri yang menunjukkan ketercapaian suatu KD tertentu dan
menjadi acuan dalam penilaian KD mata pelajaran. Setiap Indikator pencapaian
kompetensi dapat dikembangkan menjadi satu atau lebih indikator soal pengetahuan
dan keterampilan. Sedangkan untuk mengukur pencapaian sikap digunakan indikator
penilaian sikap yang dapat diamati.

63
Evaluasi

1) Sikap Spritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap
peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya serta toleransi terhadap agama lain. Indikator
sikap spiritual pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
dan PPKn diturunkan dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan butir-
butir nilai sikap yang tersurat. Sementara itu, indikator untuk penilaian
sikap spiritual yang dilakukan oleh pendidik mata pelajaran lain tidak
selalu dapat diturunkan secara langsung dari KD pada KI-1, melainka
dirumuskan dalam perilaku beragama secara umum. Berikut ini contoh
indikator sikap spiritual yang dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran: (1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. (2)
menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut. (3) memberi
salam pada saat awal dan akhir kegiatan. (4) bersyukur atas nikmat dan
karunia Tuhan Yang Maha Esa. (5) mensyukuri kemampuan manusia
dalam mengendalikan diri.

2) Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap
sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya. Sikap sosial
dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.
Indikator KD dari KI-2 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
dan PPKn dirumuskan dalam perilaku spesifik sebagaimana tersurat di
dalam rumusan KD mata pelajaran tersebut. Sementara indikator KD dari
KI-2 mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam perilaku sosial secara
umum. Berikut contoh indikator-indikator umum sikap sosial: (1) Jujur,
yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
(2) Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan. (3) Tanggung Jawab, yaitu sikap
dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiabnnya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,

64
PJOK SMP KK E

lingkungan. (4) Toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai


keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan. (5) Gotong-
royong yaitu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling berbagai tugas dan tolong menolong secara
ikhlas. (6) Santun atau sopan yaitu sikap baik dalam pergaulan, baik
dalam berbahasa maupun bertingkah laku. (7) Percaya diri, yaitu
keyakinan atas kemampuan sendiri untuk melakukan kegiatan atau
tindakan.
3) Pengetahuan
Indikator untuk pengetahuan diturunkan dari KD pada KI-3 dengan
menggunakan kata kerja operasional. Beberapa kata kerja operasional
yang dapat digunakan antara lain:
(a) mengingat: menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi
nama, memberi contoh, meniru, dan memasangkan.
(b) memahami: menggolongkan, menggambarkan, membuat ulasan,
menjelaskan, mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan,
menemukan, membuat laporan, mengemukakan, membuat tinjauan,
memilih, dan menceritakan.
(c) Menerapkan: mendemostrasikan, memperagakan, menuliskan
penjelasan, membuat penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan,
merancang persiapan, menyusun jadwal, membuat sketsa,
menyelesaikan masalah, menggunakan.
(d) Menganalisis: menilai, menghitung, mengelompokkan, menentukan,
membandingkan, membedakan, membuat diagram, mengiventarisasi,
memeriksa, dan menguji.
(e) Mengevaluasi: membuat penilaian, menyusun argumentasi atau
alasan, menjelaskan apa alasan memilih, membuat perbandingan,
menjelaskan alasan pembelaan, memperkirakan, dan memprediksi,
dan
(f) Mencipta: mengumpulkan, menyusun, merancang, merumuskan,
mengelola, mengatur, merencanakan, mempersiapkan, mengusulkan,
dan mengulas.

65
Evaluasi

Berikut contoh indikator pencapaian kompetensi yang dikembangkan


berdasarkan kompetensi dasar penjasorkes kelas VII.

Tabel 4. Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan

No Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.
3.2. menganalisis 3.2.1 membandingkan pukulan servis
keterampilan gerak backhand dan pukulan servis
salah satu forehand dalam permaian tenis
permainan bola meja
kecil untuk
menghasilkan 3.2.2 menjelaskan langkah-langkah
koordinasi gerak pukulan servis backhand dan
yang baik. * pukulan servis forehand dalam
permainan tenis meja

4) Keterampilan
Indikator untuk pencapaian keterampilan dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
antara lain: menggabungkan, mengkontruksi, merancang, membuat
sketsa, memperagakan, menulis laporan, menceritakan kembali,
mempraktikkan, mendemonstrasikan, dan menyajikan.
Berikut contoh indikator pencapaian kompetensi yang dikembangkan
berdasarkan kompetensi dasar penjasorkes kelas VII.
Tabel 5. Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Keterampilan

No Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


1.
4.2. Menpraktikkan 1.2.1. Mempraktikan pukulan servis
gerak specific backhand dalam permainan
dalam berbagai tenis meja.
permainan bola 1.2.2. Mempraktikan pukulan servis
kecil sederhana forehand dalam permainan tenis
dan atau meja.
tradisional. *) 1.2.3. Mempraktikan balikan servis bola
pukulan backhand dalam
permainan tenis meja.
1.2.4. Mempraktikan balikan servis bola
pukulan forehand dalam
permainan tenis meja.

66
PJOK SMP KK E

2. Pelaksanaan Penilaian
a. Penilaian Sikap Spritual.
Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakukan setiap hari selama
pembelajaran satu semester. Penilaian dilakukan oleh wali kelas, guru BK,
dan guru mata pelajaran serta peserta didik. Penilaian sikap spiritual di dalam
kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran. Sikap peserta didik di luar jam
pelajaran diamati/dicatat wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru
BK, dan wali kelas mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau
kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau
menerima laporan tentang perilaku tersebut.

b. Penilaian Sikap Sosial


Pelaksanaan penilaian sikap sosial dilakukan setiap hari selama
pembelajaran satu semester. Penilaian terutama dilakukan oleh wali kelas,
guru BK, dan guru mata pelajaran, sedangkan penilaian diri dan penilaian
antarpeserta didik dilakukan sebagai penunjang. Penilaian sikap sosial
dilakukan secara terus-menerus selama satu semester. Penilaian sikap sosial
di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran. Sikap peserta didik di luar
jam pelajaran diamati/dicatat wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran,
guru BK, dan wali kelas mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik
atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau
menerima laporan tentang perilaku tersebut.
Catatan: untuk....

c. Penilaian Pengetahuan
Pelaksanaan penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik. Penilaian proses dilakukan dalam bentuk penilaian
harian melalui tes tertulis, tes lisan, maupun penugasan. Cakupan penilaian
harian meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi dasar atau lebih
sedangkan cakupan penugasan disesuaikan dengan karakteristik kompetensi
dasar.

d. Penilaian Keterampilan
Pelaksanaan penilaian keterampilan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian praktik

67
Evaluasi

selama proses pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui


penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio yang diberikan
setelah pembelajaran. Penilaian keterampilan dapat juga dilakukan melalui
penilaian harian sesuai karakteristik kompetensi dasar.
1) Penilaian kinerja

Pelaksanaan penilaian kinerja ditentukan pendidik berdasarkan tuntutan


KD dan dapat dilakukan untuk satu atau beberapa KD. Beberapa langkah
dalam melaksanakan penilaian kinerja meliputi:
a) menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum
pelaksanaan penilaian.
b) memberikan tugas secara rinci kepada peserta didik.
c) memastikan ketersediaan dan kelengkapan alat serta bahan yang
digunakan.
d) melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.
e) membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
f) melakukan penilaian secara individual.
g) mencatat hasil penilaian. dan
h) mendokumentasikan hasil penilaian.

2) Penilaian proyek
Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu mata
pelajaran atau lintas mata pelajaran. Beberapa langkah dalam
melaksanakan penilaian proyek:
a) menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum
pelaksanaan penilaian.
b) memberikan tugas kepada peserta didik.
c) memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang
tugas yang harus dikerjakan.
d) melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan proyek.
e) memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan umpan
balik pada setiap tahapan pengerjaan proyek.
f) membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
g) memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian

68
PJOK SMP KK E

kompetensi minimal.
h) memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta
didik. dan
i) mendokumentasikan hasil penilaian.

3) Penilaian portofolio
Penilaian portofolio dilakukan untuk melihat perkembangan pencapaian
kompetensi dan capaian akhir serta dapat digunakan untuk
mendeskripsikan capaian keterampilan dalam satu semester. Beberapa
langkah dalam melaksanakan penilaian portofolio:
a) melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan
menilai pada saat kegiatan tatap muka, tugas terstruktur atau tugas
mandiri tidak terstruktur, disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran.
b) melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang
telah ditetapkan atau disepakati bersama dengan peserta didik.
c) peserta didik mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan
refleksi diri.
d) mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang
telah ditentukan.
e) memberi umpan balik terhadap karya peserta didik secara
berkesinambungan dengan cara memberi keterangan kelebihan dan
kekurangan karya tersebut, dan perbaikannya.
f) memberi identitas (nama dan waktu penyelesaian tugas),
mengumpulkan dan menyimpan portofolio masing-masing peserta
didik dalam satu map atau folder di rumah atau di loker satuan
pendidikan
g) memberi kesempatan peserta didik untuk memperbaiki karya yang
dinilai belum memuaskan dan perlu perbaikan..
h) membuat “kontrak” atau perjanjian jangka waktu perbaikan dan
penyerahan karya hasil perbaikan kepada pendidik.
i) memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik
portofolio dengan cara menempel di kelas.
j) mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map

69
Evaluasi

yang telah diberi identitas masing-masing peserta didik untuk bahan


laporan kepada satuan pendidikan danorang tua peserta didik.
k) mencantumkan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi
perkembangan pesertadidik sehingga dapat terlihat perbedaan
kualitas dari waktu ke waktu sebagai bahan laporan kepada satuan
pendidikan dan/atau orang tua peserta didik. dan
l) memberikan nilai akhir portofolio masing-masing peserta didik disertai
umpan balik.

3. Pengolahan hasil penilaian pembelajaran


a. Nilai Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Langkah-langkah menyusun rekapitulasi penilaian sikap untuk satu semester.

1) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mengelompokkan


(menandai) catatan-catatan jurnal ke dalam sikap spiritual dan sikap
sosial.
2) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK membuat rumusan
deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial sesuai dengan catatan-
catatan jurnal untuk setiap peserta didik yang ditulis dengan kalimat
positif. Deskripsi tersebut menyebutkan sikap/perilaku yang sangat
baikdan/atau kurang baik dan yang perlu bimbingan.
3) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat (rekap) sikap dari guru mata
pelajaran dan guru BK. Wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi)
capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik berdasarkan
deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru
BK, dan wali kelas yang bersangkutan.
4) Deskripsi yang ditulis pada sikap spiritual dan sikap sosial adalah perilaku
yang menonjol, sedangkan sikap spiritual dan sikap sosial yang belum
mencapai kriteria (indikator) dideskripsikan sebagai perilaku yang perlu
pembimbingan.
5) Dalam hal peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap
peserta didik tersebut diasumsikan berperilaku sesuai indikator
kompetensi.
6) Rekap hasil observasi sikap spritual dan sikap sosial yang dilakukan oleh

70
PJOK SMP KK E

wali kelas sebagai deskripsi untuk mengisi buku rapor pada kolom hasil
belajar sikap.
Berikut skema pengelohan nilai sikap.
Rambu-rambu deskripsi pencapaian sikap:
1) Sikap yang ditulis adalah sikap spritual dan sikap sosial.
2) Deskripsi sikap terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap
yang diinginkan dan belum tercapai yang memerlukan pembinaan dan
pembimbingan.
3) Subtansi sikap spritual adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
4) Subtansi sikap sosial adalah hal-hal yang berkaitandengan menghayati
dan mengamalkanperilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dan berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
5) Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.
6) Predikat untuk sikap spritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A=
sangat baik, B= baik, C= cukup, danD= kurang. Deskripsi dalam bentuk
kalimat positif memotivasi dan bahan refleksi.
Berikut contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap spiritual oleh wali kelas.

Samsudin
Selalu bersyukut dan berdo”a sebelum melakukan kegiatan serta memiliki
toleran pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah mulai
berkembang.

Contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap sosial oleh wali kelas:

Samsudin
Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik, responsif
dalam pergaulan; sikap kepedulian mulai meningkat.

Catatan:
Kriteria penilaian sikap dibuat oleh satuan pendidikan disesuaikan dengan
peraturan dan karakteristik satuan pendidikan sebagai rujukan untuk
menentukan nilai akhir deskripsi sikap peserta didik pada rapor.

71
Evaluasi

b. Nilai Pengetahuan
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian selama satu semester
untuk mengetahui pencapaian kompetensi pada setiap KD pada KI-3.
Penilaian harian dapat dilakukan melalui tes tertulis dan/atau penugasan,
maupun lisan, dan lain-lain sesuai dengan karakteristik masing-masing KD.
Pelaksanaan penilaian harian dapat dilakukan setelah pembelajaran satu KD
atau lebih. Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD
dengan cakupan materi luas dan komplek sehingga penilaian harian tidak
perlu menunggu pembelajaran KD tersebut selesai.

Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu: a. memilih jawaban, yang dibedakan
menjadi: 1) pilihan ganda, 2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak), 3)
menjodohkan, 4) sebab-akibat, b. mensuplai jawaban, dibedakan menjadi: 1)
isian atau melengkapi, 2) jawaban singkat atau pendek, 3) uraian.

Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian
singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai
kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan).

Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan berpikir tinggi
dengan cakupan materi yang luas. Peserta didik tidak mengembangkan
sendiri jawabannya, sehingga cenderung hanya memilih jawaban yang benar
dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta
didik akan menerka.

Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk


memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu
tes bentuk pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup
untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis kelemahan peserta didik
atau memodifikasi kegiatan pembelajaran. Karena itu kurang dianjurkan
pemakaiannya dalam Penilian yang otentik dan berkesinambungan.

Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal


berikut:
1) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang
akan diuji;

72
PJOK SMP KK E

2) materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi


dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum;
3) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan
tegas; bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat
yang menimbulkan penafsiran ganda.
Berikut contoh pengolahan nilai KD pada KI-3.
Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik dengan berbagai
teknik penilaian dalam satu semester direkap dan didokumentasikan pada
tabel pengolahan nilai sesuai dengan KD yang dinilai. Jika dalam satu KD
dilakukan penilaian lebih dari satu kali maka nilai akhir KD tersebut
merupakan nilai rerata. Nilai akhir pencapaian pengetahuan mata pelajaran
tersebut diperoleh dengan cara merata-ratakan hasil pencapaian kompetensi
setiap KD selama satu semester. Nilai akhir selama satu semester pada
rapor ditulis dalam bentuk angka pada skala 0 – 100 dan predikat serta
dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang menonjol berdasarkan
pencapaian KD selama satu semester.

Contoh pengolahan nilai pengetahuan mata pelajaran Penjasorkes kelas VII


semester I.
Tabel 6. Contoh Pengolahan Nilai Pengetahuan

Hasil Penilian Harian Penilian Renata


No. Nama KD Akhir (pembulatan)
Semester
1 2 3 4 ...
1. Anita 3.1 75 68 70 71
3.2 60 66 70 65
3.3 86 80 90 80 84
3.4 80 95 88
3.5 88 80 84

Nilai Rapor 78

Keterangan:
1) Penilian harian dilakukan dengan cakupan meliputi seluruh indikator dari
satu kompetensi dasar
2) Penilian akhir semester merupakan kegitan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada

73
Evaluasi

akhir semester. Cakupan penilian meliputi seluruh indikator yang


mempresentasikan semua KD pada semester tersebut.
3) KD. 3.1. dilakukan tagihan penilaian sebanyak 3 kali, maka nilai
pengetahuan pada KD 3.1

= 75 + 68 + 70 = 71
3
4) Nilai Raport = 71 + 65 + 84 + 88 + 84 = 78
5
5) Deskripsi berisi kompetensi yang sangat baik dikuasai oleh peserta didik
dan/atau kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Pada nilai diatas
yang kuasai peserta didikadalah KD 3.4 dan yang perlu ditingkatkan pada
KD 3.2. Contoh deskripsi: “Memiliki kemampuan mendeskripsikan
langkah-langkah pada permainan bola besar, atletik, gerak seni dan
olahraga beladiri dan kebugaran, namun perlu peningkatan pemahaman
masalah tentang kontekstual menggunakan konsep permainan bola
kecil”.

c. Nilai Keterampilan
Penilian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan: menyusun
perencanaan penilian; mengembangan instrumen penilian; mengembangkan
instrumen penilaian; melaksanakan penilian; memanfaatkan hasil penilaian;
dan melapoprkan hasil penilian dalam bentuk angka dengan skla 0 – 100 dan
deskripsi.

Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik,


proyek, produk, portofolio, dan bentuk lain sesuai karakteristik KD mata
pelajaran. Hasil penilaian pada setiap KD pada KI-4 adalah nilai optimal jika
penilaian dilakukan dengan teknik yang sama dan objek KD yang sama.
Penilaian KD yang sama yang dilakukan dengan proyek dan produk atau
praktik dan produk, maka hasil akhir penilaian KD tersebut dirata-ratakan.

Untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran


adalah rerata dari semua nilai KD pada KI-4 dalam satu semester.
Selanjutnya, penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan
angka pada skala 0 – 100 dan predikat serta dilengkapi deskripsi singkat

74
PJOK SMP KK E

capaian kompetensi.

Contoh 1:
Berikut cara pengolahan nilai keterampilan mata pelajaran Penjasorkes
kelas X yang dilakukan melalui praktik pada KD 4.1 sebanyak 1 kali dan KD
4.2 sebanyak 2 kali. KD 4.3 dan KD 4.4 dinilia melalui satu proyek. Selain itu
KD 4.4 juga dinilai melalui 1 kali produk.

Nilai Akhir
KD Praktik Produk Proyek Portofolio
(pembulatan)
4.1 87 87
4.2 66 75 75
9
4.3 92
2
8
4.4 75 79
2
Rerata 83

Keterangan:
1. Pada KD 4.1, 4.2, dan 4.3 Nilai Akhir diperoleh berdasarkan nilai
optimum, sedangkan untuk 4.4 diperoleh berdasarkan rata-rata karena
menggunakan proyek dan produk.
2. Nilai akhir didapat dengan cara merata-ratakan nilai akhir pada setiap KD.
3. Nilai Rapor = 87 + 75 + 92 + 78, 50 = 83, 13 = 83 (pembulatan)
4

4. Nilai rapor keterampilan dilengkapi deskripsi singkat kompetensi yang


menonjol berdasarkan pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester.
5. Deskripsi nilai ketrampilan diatas adalah: “memiliki keterampilan gerak
permainan bola besar, permaian bola kecil, keterampilan jalan cepat, lari,
lompat dan lempar serta keterampilan gerak seni dan olahraga beladiri
sesuai dengan gerak yang efektif”.

75
Evaluasi

Contoh 2:
Mata pelajaran : Penjasorkes
Kelas/semester : VII/1
Kebugaran Nilai Senam Lantai Nilai
No Nama KD. 4.5 Optimum KD 4.6 Optimum
1 2 3 1 2 3

1 Mela 85 88 98 98 82 80 86 86

Renang Nilai Rerata Nilai


Nilai Rapor
No Nama KD. 4.7 Optimum optimum
1 2 3

1 Mela 70 74 73 74 86 86

Dokumen hasil penilian keterampilan (praktik, produk, proyek) dikumpulkan


dalam bentuk porofolio yang merupakan lampiran rapor yang memberikan
kepad orangtua/wali dan sebagai informasi awal pendidik di kelas berikutnya.

Penilian ketrampilan berikutnya oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran


tertentu dapat dilakkab melalui penilian akhir semster, penilian akhir tahun,
dan/atau ujian sekolah.

d. Tindak lanjut penilaian pembelajaran


1) Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi
peserta didik yang belum mencapai KKM maka dilakukan tindakan remedial
dan bagi peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan
belajar dilakukan pengayaan. Pembelajaran remedial dan pengayaan
dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sedangkan
sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun menumbuhkembangkan
sikap, perilaku, dan pembinaan karakter setiap peserta didik.
a) Bentuk Pelaksanaan Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah
berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial.
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:

76
PJOK SMP KK E

b) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.


Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan variasi cara penyajian,
penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana
sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar
atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan
kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
c) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam
hal pembelajaran klasikal peserta didik tertentu mengalami kesulitan, perlu dipilih
alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian
bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem
tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang
belum berhasil mencapai ketuntasan.
d) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan
remedial, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi
pelatihan intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
e) Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas atau kakak
kelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk
memberikan tutorial kepada rekan atau adik kelas yang mengalami kesulitan
belajar. Melalui tutor sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar akan lebih terbuka dan akrab.

e. Bentuk Pelaksanaan Pengayaan

Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara


lain melalui:
1) belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan pembelajaran bersama di luar jam pelajaran satuan
pendidikan.
2) belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu yang diminati. Dan
3) pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema
besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara
berbagai disiplin ilmu.

77
Evaluasi

f. Hasil Penilaian
(1) Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.
(2) Nilai akhir setelah remedial untuk aspek pengetahuan dihitung dengan
mengganti nilai indikator yang belum tuntas dengan nilai indikator hasil
remedial, yang selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD.
(3) Nilai akhir setelah remedial untuk aspek keterampilan diambil dari nilai
optimal KD.
(4) Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus
dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.

2) Kegiatan Semester Pendek Pada Sistem Kredit Semester

Semester pendek adalah program pembelajaran perbaikan yang


diperuntukkan bagi peserta didik yang belum tuntas sampai akhir semester.
Kegiatan semester pendek dilaksanakan bagi peserta didik yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran sampai akhir
semester. Ketentuan tentang semester pendek antara lain sebagai berikut.
a) Jadwal ditentukan oleh satuan pendidikan dengan waktu pelaksanaan
disesuaikan dengan kebutuhan dan daya dukung.
b) Waktu belajar dilaksanakan pada jeda antarsemester.
c) Pembelajaran semester pendek mengacu pada hasil ketuntasan
kompetensi dasar mata pelajaran.
d) Jumlah kegiatan dilakukan minimum dalam delapan pertemuan yang
diakhiri dengan penilaian.
e) Pendidik yang mengajar di Semester Pendek adalah guru mata pelajaran
terkait yang mendapat tugas dari kepala sekolah.
f) Nilai hasil semester pendek dimasukkan pada rapor semester berjalan

78
PJOK SMP KK E

D. Aktivitas Pembelajaran

Petunjuk
1. Memahami dan cermati tugas dibawah ini!
2. Lihatlah Permendikbud no. 24 tahun 2016 tentang KI, KD pelajaran pada
kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
3. Mengerjakan latihan/tugas pengolahan nilai terkait pengetahuan dan
keterampilan!
4. Isilah tabel dibawah ini dan buatlah renata dari masing-masing kd sampai
mengisi nilai Raport untuk pengetahuan dan keterampilan peserta didik !
5. Setelah mengisi raport buatlah diskripsi penilaian pengetahuan dan
keterampilan!
6. Tampilkanlah hasil kerja kalian didepan kelas!
7. Menyimpulkan mengenai pembelajaran penilaian !
8. Melakukan refleksi!
Dalam pembelajaran modul yang aktivitasnya dilakukan secara individu ini
penanaman penguatan pendidikan karakter yang akan dicapai adalah
kemandirian yaitu merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita

Lembar Kerja

Hasil Penilian Harian Penilian


Renata
No. Nama KD Akhir
(pembulatan)
Semester
1 2 3 4
1. Novandi 3.1 75 68 70 .........
3.2 60 66 - 70 70 ..........
3.3 86 80 90 80 .........
3.4 80 85 - 95 .........
3.5 88 8o - 80 .........
3.6 75 75 - 80 80 .........
3.7 80 75 85 85 .........

Nilai Rapor
.........

Nilai Raport : .......................

79
Evaluasi

Diskripsi Kompetensi :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.........

LK. 4.2 Pengolahan nilai keterampilan mata pelajaran Penjasorkes kelas X


semester I.

KD Praktik Produk Proyek Portofolio Nilai Akhir


(pembulatan)
4.1 90 .......
4.2 65 75 .......
4.3 95 .......
4.4 75 80 .......
4.5 70 80 .......
Rerata .......

Nilai Raport : .......................


Diskripsi Kompetensi :
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

80
PJOK SMP KK E

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban
paling benar.
1. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
dijelaskan bahwa penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Salah satu cakupan penilaian tersebut adalah…
A. Penilaian oleh pendidik
B. Penilaian oleh satuan pendidikan
C. Penilaian oleh pemerintah
D. Penilaian otentik
2. Penilaian kompetenti pengetahuan dapat dilaksanakan sebagai penilaian
proses, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester. Penilaian
proses dilakukan melalui ulangan harian dengan teknik tes tulis, tes lisan dan
penugasan yang diberikan . .
A. Setelah menyelesaikan beberapa kompetensi dasar
B. Diakhir semester berjalan
C. Diakhir tahun pelajaran
D. Selama proses pembelajaran berlangsung

3. Penilaian sikap yang dilakukan secara berkesinambungan dengan


menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati, merupakan teknik penilaian . . . .
A. observasi
B. penilaian diri
C. penilaian antarpeserta didik
D. jurnal

81
Evaluasi

4. Penilaian dalam bentuk pengetahuan yang diberikan oleh Guru Penjas untuk
mengetahui apakah materi yang diberikan telah dipahami atau belum secara
klasikal, sebaiknya menggunakan penilaian dalam bentuk penilaian . . . .
A. Tes tertulis
B. Tes lisan
C. Tes unjuk kerja
D. Tes portopolio
5. Penilaian keterampilan yang mencakup aktivitas menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat, merupakan penilaian keterampilan
pada ranah . . . . .
A. Abstrak
B. Konkrit
C. Verbal
D. Konseptual

82
PJOK SMP KK E

F. Rangkuman

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan


informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan
setelah proses pembelajaran.

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mencapai


kompetensi dasar, melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat
penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai
teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian tertulis (paper
and pencil test) atau lisan, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui
kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.

Manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut: untuk memberikan umpan
balik bagi peserta didik, memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan
belajar, umpan balik bagi pendidik dalam memperbaiki metode, pendekatan,
kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, masukan bagi pendidik guna
merancang kegiatan belajar, memberikan informasi kepada orang tua dan komite
satuan pendidikan tentang efektivitas pendidikan, memberi umpan balik bagi
pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam mempertimbangkan konsep
penilaian kelas yang digunakan. Prinsip-prinsip penilaian kelas antara lain: valid,
reliabel, menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, dan mendidik.

Selain hal diatas yang tidak kalah penting adalah penenaman sikap atau karakter
yang harus dimiliki dalam setiap kegiatan pembelajaran supaya tertanam
pembiasaan karakter yaitu sikap kemandirian, tanggungjawab, gotong royong
dan jujur.

83
Evaluasi

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan Tes Formatif 1, Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci


jawaban Tes Formatif 1, yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi kegiatan belajar 1.

Rumus :
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90 – 100 = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang

Jika tingkat penguasaan Saudara minimal 80%, maka Saudara dinyatakan


berhasil dengan baik, dan Saudara dapat melanjutkan untuk mempelajari Modul
PJOK Grade 6. Sebaliknya, bila tingkat penguasaan Saudara kurang dari 80%,
silakan pelajari kembali uraian yang terdapat dalam subunit sebelumnya,
khususnya pada bagian yang belum Saudara kuasai dengan baik, yaitu pada
jawaban Saudara yang salah.

H. Kunci Jawaban

1. B
2. D
3. C
4. D
5. B

84
PJOK SMP KK E

Evaluasi

1. Guru berfungsi sebagai pelatih dalam pembelajaran pendidikan jasmani,


adalah salah satu ciri model kurikulum pendidikan jasmani……
A Perkembangan C Analisis Gerak
B Jati Diri D Pendidikan Olahraga

2. Salah satu ciri penting model kurikulum ini adalah adanya standar
kompetensi
A Perkembangan C Analisis Gerak
B KBK D Pendidikan Olahraga

3. Materi model kurikulum ini mengandung pengetahuan aktual dan dibutuhkan


oleh para remaja, seperti pengetahuan tentang gizi, penanggulangan dan
pengelolaan stress, pemeliharaan kebugaran, dan pencegahan perilaku yang
destruktif:
A Perkembangan C Wellness Education
B Berbasis Konsep D Pendidikan Olahraga

4. Pengembangan kurikulum memperhatikan adanya kesinambungan, baik


secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar
yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang
di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang
pendidikan dengan jenis pekerjaan. Hal tersebut menunjukkan prinsip
pengembangan kurikulum...
A Fleksibilitas C Kontinuitas
B Efisiensi D Efektifitas

5. Pengembangan kurikulum mengusahakan agar memungkinkan terjadinya


penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu
yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik,
hal ini menunjukkan prinsip pengembangan kurikulum…..

85
Evaluasi

A Fleksibilitas C Kontinuitas
B Efisiensi D Efektifitas

6. Pada tahap menalar pada proses pembelajaran dibawah ini:


A. Siswa mencari tahu tentang materi yang dipelajari
B. Siswa menampikan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok
C. Siswa membandingkan hasil tendangan dengan menggunakan kaki
bagian dalam dan kaki bagian luar
D. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami dalam materi

7. Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran disajikan pada tahapan:


A. Inti pembelajaran
B. Pendahuluan
C. Sebelum pembelajaran
D. Penutup

8. Isi dari Standar proses adalah


A. Perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
peningkatan mutu pembelajaran dan penilaian pembelajaran
B. Perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran
C. Pembuatan rencana pembelajaran, pembuatan evaluasi pembelajaran,
pembuatan kisi-kisi penilaian, dan pembuatan rangkuman pembelajaran
D. Perencanaan proses pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran

9. Pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dilakukan kemudian dievaluasi


dan keputusan-keputusan feedback setelah guru melakukan
A. persiapan pembelajaran
B. proses pembelajaran
C. menyusun program pembelajaran
D. mengevaluasi proses pembelajaran

86
PJOK SMP KK E

10. Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian


kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih disebut penilaian . . . .
A. Ulangan harian
B. Ujian tengah semester
C. Ujian akhir semester
D. Ujian kenaikkan kelas

11. Kurikulum, mata pelajaran, mata kuliah, pokok bahasan, topik, sub topik,
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan merupakan sumber pembelajaran
jenis….
A. Pesan
B. Orang
C. Bahan
D. Alat

12. Segala sesuatu yang sejak dibuat memang dimaksudkan untuk digunakan
sebagai sumber belajar adalah jenis sumber belajar . . . .
A. Digunakan
B. Direncanakan
C. Dimanfaatkan
D. Difungsikan

13. Proses sistematis dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi


keseluruhan proses belajar mengajar, dan proses komunikasi dengan
melibatkan manusia dan sumber belajar yang lain dengan tujuan untuk
meningkatkan efektifitas pembelajaran . . . .
A. Sumber pembelajaran
B. Alat pembelajaran
C. Teknologi pendidikan
D. Media pembelajaran

87
Evaluasi

14. Overhead Projector (OHP), komputer multimedia yang diproyeksikan, filem


suara, slide suara, filemstrips, video, opaque, presentasi multimedia, dan
sebagainya merupakan jenis media. . . .
A. Besar
B. Kecil
C. Tidak diproyeksikan
D. Diproyeksikan

15. Mempunyai daya tarik visual, audio, maupun audiovisual merupakan


kelebihan jenis media . . . .
A. Radio
B. Televise
C. Computer
D. Slide

16. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


(Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
dijelaskan bahwa penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Salah satu cakupan penilaian tersebut adalah . . . .
A. penilaian oleh pendidik
B. penilaian oleh satuan pendidikan
C. penilaian oleh pemerintah
D. penilaian otentik

17. Penilaian kompetenti pengetahuan dapat dilaksanakan sebagai penilaian


proses, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester. Penilaian
proses dilakukan melalui ulangan harian dengan teknik tes tulis, tes lisan dan
penugasan yang diberikan . .
A. setelah menyelesaikan beberapa kompetensi dasar
B. diakhir semester berjalan
C. diakhir tahun pelajaran
D. selama proses pembelajaran berlangsung

88
PJOK SMP KK E

18. Penilaian sikap yang dilakukan secara berkesinambungan dengan


menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati, merupakan teknik penilaian . . . .
A. Observasi
B. Penilaian diri
C. Penilaian antarpeserta didik
D. Jurnal

19. Penilaian dalam bentuk pengetahuan yang diberikan oleh guru penjas untuk
mengetahui apakah materi yang diberikan telah dipahami atau belum secara
klasikal, sebaiknya menggunakan penilaian dalam bentuk penilaian . . . .
A. Tes tertulis
B. Tes lisan
C. Tes unjuk kerja
D. Tes portopolio

20. Penilaian keterampilan yang mencakup aktivitas menggunakan, mengurai,


merangkai, memodifikasi, dan membuat, merupakan penilaian keterampilan
pada ranah . . . . .
A. Abstrak
B. Konkrit
C. Verbal
D. Konseptual

21. Indikator pencapaian dirumuskan dengan menggunakan kata kerja


operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: mengidentifikasi,
menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali,
mempraktekkan, mendemonstrasi-kan, dan mendeskripsikan, merupakan
penilaian untuk mencapai kompetensi . . . .
A. keterampilan
B. sikap
C. pengetahuan
D. sikap, pengetahuan dan keterampilan

89
Evaluasi

22. Penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu


aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu
merupakan tes . . .
A. Perilaku
B. Praktik
C. Pengetahuan
D. Keterampilan
23. Penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik
dalam kurun waktu tertentu, merupakan bentuk tes . . . .
A. Perilaku
B. Unjuk kerja
C. Proyek
D. Portofolio
24. Penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar
cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, merupakan teknik
penilaian….
A. observasi
B. penilaian diri
C. penilaian antarpeserta didik
D. jurnal
25. Berdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian,
pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio,
merupakan teknik penilaian kompetensi . . . .
A. keterampilan
B. sikap
C. pengetahuan
D. sikap, pengetahuan dan keterampilan

90
PJOK SMP KK E

26. Indikator merupakan penanda pencapaian Kompetensi Dasar yang ditandai


oleh perubahan prilaku yang dapat diukur. Terdapat dua rumusan indikator
dalam mengembangkannya, yaitu….
A. indikator pencapaian kompetensi dan indikator penilaian
B. indikator potensi peserta didik dan indikator hasil
C. indikator penilaian dan indikator kebutuhan peserta didik
D. indikator hasil dan indikator mata pelajaran

27. Langkah-langkah yang pertama dalam pemilihan bahan ajar adalah…


A. mengidentifikasi jenis materi bahan ajar
B. memilih sumber bahan ajar
C. mengidentifikasi ki dan kd
D. kelengkapan materi bahan ajar

28. Kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (KI-1) dan sikap
sosial (KI-2) diajarkan melalui….
A. pembelajaran tidak langsung yaitu pada saat peserta didik belajar tentang
pengetahuan (ki-3) dan keterampilan (ki-4)
B. pembelajaran langsung yaitu pada saat peserta didik belajar tentang
pengetahuan (ki-3) dan keterampilan (ki-4)
C. pembelajaran terintergrasi dengan ranah kognitif, afektis, dan
keterampilan
D. kebijakan pemerintah sesuai dengan lampiran permendikbud no 58 tahun
2014

29. Kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (KI-1) dan sikap
sosial (KI-2) diajarkan melalui….
A. pembelajaran langsung yaitu pada saat peserta didik belajar tentang
pengetahuan (ki-3) dan keterampilan (ki-4)
B. pembelajaran terintergrasi dengan ranah kognitif, afektis, dan
keterampilan
C. kebijakan pemerintah sesuai dengan lampiran permendikbud no 58 tahun
2014
D. pembelajaran tidak langsung yaitu pada saat peserta didik belajar tentang
pengetahuan (ki-3) dan keterampilan (ki-4)

91
Evaluasi

30. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan


kompetensi dasar dikembangakan dengan memperhatikan….
A. sikap spritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan
B. karakteristik peserta didik, kemampuan awal, dan ciri dari suatu mata
pelajaran
C. karakteristik peserta didik, mata pelajaran, dan potensi daerah
D. satuan pendidikan, mata pelajaran, dan karakteristik peserta didik

31. Tugas ajar yang akan diberikan harus sesuai dengan DAP, artinya:
A. Harus mempertimbangkan usia peserta didik
B. Harus mempertimbangkan latar belakang sosial peserta didik
C. Harus mempertimbangkan perubahan kemampuan atau kondisi psiko-fisik
peserta didik.
D. Harus memperhatikan perilaku peserta didik.

32. Yang dimaksud dengan modifikasi dalam pemelajaran penjas adalah:


A. Melakukan perubahan.
B. Melakukan upaya mengganti alat-alat standar dengan yang sederhana.
C. Upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian dan manfaat, untuk
mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam aktivitas pemelajaran
D. Melakukan perubahan-perubahan baik secara fisik materi maupun dalam cara
mengajar.

33. Memodifikasi tujuan pemelajaran dalam penjas menjadi tiga komponen yaitu:
A. Tujuan khusus, tujuan umum dan tujuan pengajaran
B. Tujuan pendidikan, tujuan umum dan tujuan khusus.
C. Tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
D. Tujuan perluasan, tujuan penghalusan dan tujuan penerapan.

34. Yang dimaksud dengan tujuan perluasan artinya:


A. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan tanpa memperhatikan aspek efisiensi atau efektivitasnya.
B. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan dengan memperhatikan aspek efisiensi.
C. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan dengan memperhatikan aspek efektifitasnya.
D. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan dengan memperhatikan aspek efisiensi atau efektifitasnya.

92
PJOK SMP KK E

35. Sedangkan yang dimaksud dengan tujuan penghalusan artinya:


A. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien dan efektif
B. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien.
C. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang dilakukan melalui kriteria
tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
D. Semuanya benar.

36. Apa saja unsur-unsur kompetensi profesional guru?


A. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan
B. Komunikasi sesama guru, orang tua, peserta didik, dan masyarakat
C. Meguasai karakteristik peserta didik dan tahapan perkembangannya
D. Menunjukan pribadi yang dewasa bertanggungjawab dan teladan

37. Bahan evaluasi diri bagi guru untuk mengembangkan potensi dan karirnya
diperoleh dari…
A. Dokumen yang dibuat guru
B. Hasil PK Guru
C. Karya Ilmiah Guru
D. Jumlah jam Mengajar

38. Hasil PKG guru dijadikan guru sebagai….


A. acuan bagi sekolah untukerencanakan PKB Guru
B. acuan untuk pengusulan kenaikan pangkat dan golongan
C. acuan ditentukannya besar kecilnya tunjangan serifikasi
D. acuan penyusunan sasaran kinerja pegawai
39. Penilaian Kinerja dilakukan selama….
A. setiap awal semester
B. pada akhir tahun ajaran
C. sesekali dalam rentang dua semester
D. pada akhir semester pertama dan awal semester kedua

93
Evaluasi

40. Menguasai karakteristik peserta didik merupakan salah satu kompetensi guru
kelas/mata pelajaran dalam ranah….
A. sosial
B. pendagogik
C. kepribadian
D. profesional

94
PJOK SMP KK E

Penutup

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PJOK Kelompok Kompetensi


5 ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sepuluh modul lainnya
dalam Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PJOK. Perluasan
wawasan dan pengetahuan peserta berkenaan dengan substansi materi ini
penting dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun penerbitan lain yang
relevan. Di samping itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet, serta
sumber belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi upaya perluasan
tersebut. Demikian pula dengan berbagai kasus yang muncul dalam
penyelenggaraan pendidikan PJOK, baik berdasarkan hasil pengamatan maupun
dialog dengan praktisi pendidikan PJOK, akan semakin memperkaya wawasan
dan pengetahuan para peserta diklat.

Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan


keterampilan yang diperoleh setelah mempelajari modul ini, penting dan
mendesak untuk dilakukan. Melalui langkah ini, kebermaknaan materi yang
dipelajari akan sangat dirasakan oleh peserta diklat. Di samping itu, tahapan
penguasaan kompetensi peserta diklat sebagai guru PJOK, secara bertahap
dapat diperoleh.

Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung


pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan
mempraktekan materi yang disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah satu
bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi
yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya.

SELAMAT BERKARYA!

95
PJOK SMP KK E

Daftar Pustaka

Admin, Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) [online].


Diakses di http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-
ellyikasus-7509-3-babii.pdf (17 Oktober 2011).
Barron, B., & Darling-Hammond, L. (2008). Teaching for meaningful learning: A
review of research on inquiry-based and cooperative learning. Retrieved
from http://www.edutopia. org/pdfs/edutopia-teaching-for-meaningful-
learning.pdf.
BSNP., (2007). Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
untuk Satuan PendidikanDasar dan Menengah. Jakarta
Dantes, Nyoman. (2008). Hakikat Asesmen Authentic Sebagai Penilaian Proses
dan Produk Dalam Pembelajaran yang Berbasis Kompetensi (Makalah
Disampaikan pada In House Training (IHT) SMA N 1 Kuta Utara).Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha
Daniel K. Schneider. (2005). Project-based learning. [Online]. Diakses
dihttp://edutechwiki.unige.ch/en/Project-based_learning (18 Oktober 2011).
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Panduan Penilaian Untuk SMA, Kemendikbud 2015.

Holiwarni, B., dkk., (2008). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Mata
Pelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 016
Pekanbaru Kota (Laporan Penelitian). Pekanbaru: Lemlit UNRI.

http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasi-metode-discovery-
learning.html (diunduh 23 Mei 2013).

http://ebookbrowse.com/pengertian-model-pembelajaran-discovery-learning-
menurut-para-ahli-pdf-d368189396 (diunduh 23 Mei 2013).

http://prismabekasi.blogspot.com/2012/10/definisi-belajar-menurut-para-ahli.html
(diunduh 23 Mei 2013).

Ibrahim, Muslimin., (2005). Asesmen Berkelanjutan: Konsep Dasar, Tahapan


Pengembangan dan Contoh. Surabaya: UNESA University Press Anggota
IKAPI.

Jurnal Geliga Sains 3 (2), 8-13., (2009) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Riau ISSN 1978-502X.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., (2013). Kompetensi Dasar
SMP/MTs, Jakarta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., (2013). Permendikbud 81A.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

97
Daftar Pustaka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., (2014). Permendikbud 58.


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemdikbud, Lampiran Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Kemdikbud,
2014

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., (2014). Permendikbud no 104.


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemdikbud, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Kemdikbud,
2015
Kemeterian Pendidikan dan Keudayaan 92015), materi Pelatihan Guru
Implemenasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Mata Pelajaran PJOK
Rizqi, (2000). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi
Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guide-Discovery Learning) yang
Mengintegrasikan Kegiatan Laboratorium untuk Fisika SLTP Bahan Kajian
Pengukuran. Tesis, UNESA (tidak dipublikasikan).
Savery, J. R., (2006). Overview of problem-based learning: Definitions and
distinctions. The Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 1(1),
9–20. Journal of Problem-Based Learning
Salvia, J., & Ysseldyke, J. E., (2004). Assessment in Special and Inclusive
Education (9th ed.). New York: Houghton Mifflin.

Sudarwan, (2013). Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran.


Pusbangprodik.
Sudarwan, (2013). Penilaian Authentic. Jakarta, Pusbangprodik.

Syamsudini, (2012). Aplikasi Metode Discovery Learning dalam Meningkatkan


Kemampuan Memecahkan Masalah, Motivasi Belajar dan Daya Ingat
Siswa.
Syah, M., (1996). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT

Tomera, A., (1974). Transfer and Retention of Transfer of the Science Processes
of Observation and Comparison in Junior High School Students.Science
Education, 58, 195-203.
Tim Pengembang Materi, Modul Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum
2013, Bogor: PPPPTK Penjas dan BK, 2014

Tim Pengembang Materi, Modul Diklat Kompetensi Tingkat Dasar Berbasis UKG,
Bogor: PPPPTK Penjas dan BK, 2015

Wiggins, G., (1993). Assessment: Authenticity, Context and Validity. Phi Delta
Kappan, 75(3), 200–214
Yoyo Bahagia, Modul 2 Modifikasi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Fakultas
Pendidikan Olahraga dan kesehatan, Jurusan pendidikan Olahraga, UPI,
Bandung

98
PJOK SMP KK E

Glosarium

Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik


Daftar Cek (Check-list)
mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi
tertentu dapat diamati oleh penilai.
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL
yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap
tingkat kelas atau program yang menjadi landasan
pengembangan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran
Mengamati mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
(observing) pembelajaran (meaningfull learning). Mengamati
dengan indra (membaca, mendengar, menyimak,
melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau
tanpa alat.
Menanya (questioning) Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab,
berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami,
informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai
klarifikasi.
Mengumpulkan Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,
informasi/mencoba mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan
(experimenting) eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,
mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket,
wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/
mengembangkan
Menalar/Mengasosiasi Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
(associating) menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,
mengasosiasi atau menghubungkan
fenomena/informasi yang terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
Mengomunikasikan Menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram,
(communicating) atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan
laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara
lisan
Penilaian Unjuk Kerja penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan

99
Glosarium

peserta didik dalam melakukan sesuatu.


Penilaian Tertulis Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis.
Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu
Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses
pembuatan dan kualitas suatu produk.
Penilaian Portopolio penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Penilaian Diri suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
(self assessment) untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,
proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya.
praktis bila dapat dilakukan oleh siapapun dengan relatif
mudah, dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang
sama
Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di
antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan,
strategi, organisasi dan evaluasi).
Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar
yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel
dalam pelaksanaannya
Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik
secara vertikal, maupun secara horizontal
Prinsip efisiensi mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum
dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-
sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat
sehingga hasilnya memadai.
Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan
kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang
mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas
Pembelajaran proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik
dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar

100
PJOK SMP KK E

i
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI E

PROFESIONAL:
PERKEMBANGAN GERAK ANAK DAN KOMPETENSI PROFESI

Penulis:
Hardiyanto, M.Pd,
Nanang Nasirudin

Penelaah:
Prof. Dr. Mulyana, M.Pd,
Dr. Sugito Adiwarsito

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

ii
PJOK SMP KK E

Daftar Isi

Hal.
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Daftar Gambar .................................................................................................... v
Daftar Tabel ....................................................................................................... vi
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 2
C. Peta Kompetensi ........................................................................................ 2
D. Ruang Lingkup ........................................................................................... 3
E. Cara Penggunaan Modul ............................................................................ 3
Kegiatan Pembelajaran 1 : Tahap-Tahap Perkembangan Gerak 2 ............... 11
A. Tujuan ...................................................................................................... 11
B. Indikator Pencapaian kompetensi ............................................................. 11
C. Uraian Materi ............................................................................................ 11
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................. 17
E. Latihan/ Kasus/ Tugas LK ......................................................................... 20
F. Rangkuman .............................................................................................. 20
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 22
Kegiatan Pembelajaran 2 : Analisis KD Mata Pelajaran PJOK ..................... 23
A. Tujuan ...................................................................................................... 23
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 23
C. Uraian Materi ............................................................................................ 23
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................. 38
E. Latihan/ Kasus/ Tugas LK ......................................................................... 40
F. Rangkuman .............................................................................................. 41
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 42
Kegiatan Pembelajaran 3 Modifikasi Materi Pembelajaran ........................... 43
A. Tujuan ...................................................................................................... 43
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 43
C. Uraian Materi ............................................................................................ 43

iii
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................. 52
E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................ 55
F. Rangkuman .............................................................................................. 55
G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut................................................................ 56
Kegiatan Pembelajaran 4 Kompetensi Profesi Guru Dan PKG 1 .................. 57
A. Tujuan ...................................................................................................... 57
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 57
C. Uraian Materi ............................................................................................ 57
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................. 83
E. Latihan/ Kasus/ Tugas .............................................................................. 86
F. Rangkuman .............................................................................................. 87
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 87
Kunci Jawaban................................................................................................. 88
Evaluasi ............................................................................................................ 89
Penutup ............................................................................................................ 95
Daftar Pustaka.................................................................................................. 97
Glosarium ......................................................................................................... 99

iv
PJOK SMP KK E

Daftar Gambar

Hal.
Gambar 1. Peta Kompetensi ............................................................................... 2
Gambar 2.Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ............................................... 4
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .............................................. 5
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ................................ 7

v
Daftar Tabel

Hal.
Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul ................................................................ 10
Tabel 2. Tingkat Kompetensi dan Jenjang Pendidikan..................................... 24
Tabel 3. Uraian Revisi Kompetensi Inti Tingkat Kompetensi Pendidikan Dasar
(Kelas VII – IX SMP/MTs/SMPLB/Paket B) ........................................ 26
Tabel 4. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi Pendidikan Dasar
(Kelas VII – IX SMP/MTs/SMPLB/Paket B) ........................................ 26
Tabel 5. Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas VII S/D Kelas IX ................. 29
Tabel 6. Kata Kerja operasional Ranah Kognitif............................................... 36
Tabel 7. Kata Kerja operasional Ranah Afektif................................................. 37
Tabel 8. Kata Kerja operasional Ranah Psikomotorik ...................................... 38
Tabel 9. Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran ......................................... 59
Tabel 10. Contoh Pemberian Nilai Kompetensi tertentu pada proses PK GURU
Kelas/Mata Pelajaran ......................................................................... 71
Tabel 11. Konversi skor ke nilai kompetensi....................................................... 72
Tabel 12. Contoh Pemberian Nilai Kompetensi tertentu pada proses PK GURU
dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah ............................... 72
Tabel 13. Konversi Nilai Kinerja Hasil PK GURU ke persentase Angka Kredit ... 74
Tabel 14. Persyaratan Angka Kredit untuk Kenaikan Pangkat dan Jabatan
Fungsional Guru ................................................................................ 79

vi
PJOK SMP KK E

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyatakan bahwa


“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PJOK ini disusun untuk


digunakan guru PJOK SMP. Modul ini memberi informasi konseptual dan
panduan praktik bagi peserta Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
mengenai: Tahap-tahap perkembangan gerak, Analisis kompetensi dasar mata
pelajaran PJOK, Modifikasi materi pembelajaran, dan Kompetensi profesi guru
dan PKG

Untuk dapat menguasai setiap topik yang ada pada modul ini, Saudara diminta
untuk melakukan kajian terhadap berbagai dokumen yang terkait materi yang
akan dibahas melalui proses berfikir reflektif, berdiskusi, identifikasi berbagai
permasalahan, curah pendapat, melakukan simulasi, dan praktik menyusun
berbagai dokumen.

Pembahasan secara lebih spesifik akan disajikan pada diklat Pengembangan


krier guru. Untuk masing-masing materi pokok, akan disajikan tentang tujuan,
uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan/kasus/ tugas, rangkuman, umpan
balik dan tindak lanjut, dan kunci jawaban.

1
Pendahuluan

B. Tujuan

Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam menganalisis materi
pembelajaran dari berbagai lingkup pembelajaran untuk mendapatkan
kompetensi guru yang harus dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan bekal ajar
yang dimiliki serta strategi yang dipilih dalam pembelajaran. Selain itu Saudara
juga diharapkan mampu memahami pengelolaan pembelajaran sesuai dengan
Kurikulum yang berlaku.
Secara lebih spesifik tujuan yang diharapkan dapat dicapai pada mata diklat ini
adalah:
1. Tahap-tahap Perkembangan Gerak 2
2. Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Penjasorkes
3. Modifikasi Materi Pembelajaran
4. Kompetensi Profesi Guru dan PKG 1

C. Peta Kompetensi

Memiliki kecakapan dalam konsep keilmuan pendukung PJOK secara profesional serta memiliki
tanggung jawab personal dan sosial sebagai tauladan bagi peserta didik dan masyarakat sesuai
dengan kebijakan yang berlaku.

Tahap-Tahap Perkembangan Gerak 2


Karakteristik Perkembangan Gerak Peserta Penerapan dalam Pembelajaran PJOK
Didik Usia SMA

Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Penjasorkes

Kompetensi Inti PJOK SMA Kompetensi Inti PJOK SMA Pengembangan Indikator
Pencapaian Kompetensi Sesuai
Gradasi Kompetensi

Modifikasi Materi Pembelajaran


Konsep Analisis Faktor Modifikasi Tujuan Modifikasi Materi Modifiikasi
Modifikasi Modifikasi Materi pembelajaran pembelajaran Lainnya

Kompetensi Profesi Guru dan PKG 1


Analisis Standar Kualifikasi dan Komptensi Penilaian Kinerja Guru: Prinsip dan Prosedur
Guru Mata Pelajaran PJOK Evaluasi Diri Kinerja Guru

Gambar 1. Peta Kompetensi

2
PJOK SMP KK E

D. Ruang Lingkup

1. Tahap-tahap Perkembangan Gerak 2


a. Karakteristik Perkembangan Gerak Peserta Didik Usia SMP
b. Penerapan dalam Pembelajaran PJOK (Penentuan Indikator Pencapaian
Kompetensi, Pemilihan Materi, dan Strategi sesuai Perkembangan Gerak)
2. Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Penjasorkes
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PJOK SMP
b. Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi Sesuai Gradasi
Kompetensi
c. Pemilihan Materi Sesuai Indikator Pencapaian Kompetensi
3. Modifikasi Materi Pembelajaran
a. Kebutuhan Materi Ajar Sesuai dengan Kompetensi Dasar & Indikatornya
b. Analisis Faktor Modifikasi Materi
c. Langkah-langkah Modifikasi Materi
4. Kompetensi Profesi Guru dan PKG 1
a. Analisis Standar Kualifikasi dan Komptensi Guru Mata Pelajaran PJOK
b. Penilaian Kinerja Guru: Prinsip dan Prosedur Evaluasi Diri Kinerja Guru

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

3
Pendahuluan

Gambar 2.Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur dibawah.

4
PJOK SMP KK E

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :

• latar belakang yang memuat gambaran materi


• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Profesional E,
fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator
pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi
secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi
permasalahan kepada fasilitator.

5
Pendahuluan
c. Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

6
PJOK SMP KK E
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan
In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
• latar belakang yang memuat gambaran materi

7
Pendahuluan
• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1)


• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Profesional
E, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat
mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

• Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung
berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode
berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang
kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai
dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali


informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran
pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)


• Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Profesional
E, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan
pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka
dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-
tugas yang ditagihkan kepada peserta.

8
PJOK SMP KK E
• Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun
pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera
pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,
implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di
sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja
yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan
dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON
yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini
juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran

f. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3.

9
Pendahuluan
3. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi Profesional E, teridiri dari
beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul


Kode
No Nama LK Keterangan
LK
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
1. LK.01. TM, IN, ON
GERAK

2. LK.02. ANALISIS KD MATA PELAJARAN PJOK TM, IN, ON

3. LK.03. MODIFIKASI MATERI PEMBELAJARAN TM, IN, ON

4. LK.04. PENILAIAN KINERJA GURU TM, IN, ON

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh

IN1 : Digunakan pada In service learning 1

ON : Digunakan pada on the job learning

10
PJOK SMP KK E

Kegiatan Pembelajaran 1 : Tahap-Tahap


Perkembangan Gerak 2

A. Tujuan

Memiliki kecakapan dalam mengelola pembelajaran mengacu pada konsep


keilmuan pendukung PJOK secara profesional yang mencerminkan
keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku
untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut (religius) serta
memiliki tanggung jawab personal yaitu menghargai, kerjasama, , komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat (gotong royong) dan sosial sebagai
tauladan bagi peserta didik dan masyarakat sesuai dengan kebijakan yang
berlaku, tanggungjawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan
sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran
(integritas)

B. Indikator Pencapaian kompetensi

1. Merencanakan Karakteristik Perkembangan Gerak Peserta didik Usia SMP


2. Menerapkan dalam Pembelajaran PJOK (Penentuan Indikator Pencapaian
Kompetensi, Pemilihan Materi, dan Strategi sesuai Perkembangan Gerak)
dan menanamkan sikap karakter religius, gotong royong dan integritas

C. Uraian Materi

1. Perkembangan Perbaikan/Penghalusan Gerak Dasar


Tahap perkembangan fisik pada masa remaja adalah pengembangan
perbaikan/penghalusan gerak dasar. Harrow (1972: 52) mengemukakan bahwa
gerak dasar merupakan pola gerak yang inheren yang membentuk dasar-dasar

11
Kegiatan Pembelajaran 1
untuk keterampilan gerak yang kompleks, yang meliputi: a) gerak lokomotor; b)
gerak non lokomotor; dan c) gerak manipulatif.

Pate, Mc Clenaghan, dan Rotella (1979: 185), mengemukakan bahwa urutan


rangkaian perkembangan motorik dapat digunakan model tahap-tahap.
Perkembangan motorik dapat dibagi menjadi dua periode utama, yaitu: a) tahap
pra keterampilan; dan b) tahap keterampilan.

Siswa
SMP

Gambar 1. Tahap-tahap Pencapaian Perilaku Motorik.


Sumber Russel R. Pate, Bruce McClenaghan, and Robert Rotella (1984).
Scientific Foundations of Coaching. (Philadelphia: Saunders College
Publishing), p. 185.

Kaitannya dengan anak SMP, maka perkembangan motorik usia remaja pada
perbaikan/penghalusan gerak dasar dalam “tahap keterampilan”. Tahap ini terdiri
dari urutan perkembangan motorik, yaitu:

a. Gerak refleks dan integrasi sensori, yang berkembang pada masa bayi; dan
b. Perkembangan gerak dasar, yang berkembang pada masa kanak-kanak
c. Menuju kesempurnaan gerak melalui perbaikan/penghalusan gerak dasar
(kelanjutan dari teori: Pae, Rotella, dan McClenaghan, 1979: 185).

Permulaan dari pola gaya berjalan yang meningkat menandai permulaan


perkembangan pola gerak dasar. Pola lari, melompat, melempar, menangkap
dan memukul diperbaiki dari gerakan awal yang tidak teratur ke dalam pola yang

12
PJOK SMP KK E
teratur dan keterampilan tinggi. Pada masa kanak-kanak awal melewati
beberapa tingkatan yang jelas dapat diamati dalam memperoleh kematangan
dan pola gerak yang efisien.

Perkembangan gerak selama dua tingkatan pertama (gerak refleks dan integrasi
sensori) sangat tergantung pada proses kematangan. Kemajuan yang terjadi
disebabkan sebagai akibat bertambahnya usia dan tidak terlalu tergantung dari
pengalaman anak. Tingkatan pola gerak dasar menandai peralihan yang cepat
dari perkembangan yang berdasarkan kematangan menuju suatu proses yang
sangat tergantung pada pembelajaran.

Pengalaman gerak selama masa kanak-kanak awal tampaknya sangat


mempengaruhi kualitas perkembangan. Pada masa ini anak dapat diberi
kegiatan yang sangat bervariasi. Variasi pengalaman yang luas membantu anak
dalam mengembangkan dasar yang kuat untuk memperbaiki keterampilan
olahraga yang akan datang. Spesialisai dini selama periode ini seringkali
mengakibatkan perkembangan kemampuan khusus hanya menyangkut kegiatan
itu saja dan mengalahkan semua keterampilan yang lain. Pendekatan ini
mempunyai pengaruh negatif pada pengembangan pelaku yang serba bisa
(Pate, Rotella, dan McClenaghan, 1979: 204).

2. Pola Gerak Dasar


a. Keterampilan Lokomotor (Locomotor skills)

Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya


individu dari satu tempat ke tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan
lokomotor berkembang dari hasil dari tingkat kematangan tertentu, namun
latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang
matang. Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat, mencongklang,
meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan kombinasi
dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk
dasar atau landasan koordinasi gerak kasar (gross skill) dan melibatkan
gerak otot besar.

13
Kegiatan Pembelajaran 1
b. Keterampilan Nonlokomotor (Nonocomotor skills)
Keterampilan nonlokomotor disebut juga keterampilan stabilitas (stability
skill), didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan
yang memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak
memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat,
misalnya gerakan berbelok-belok, menekuk, mengayun, bergoyang.
Kemampuan melaksanakan keterampilan ini paralel dengan penguasaan
keterampilan lokomotor.

c. Keterampilan Manipulaif (Manipulative skills)


Keterampilan manipulatif didefinisikan sebagai keterampilan yang melibatkan
pengendalian atau kontrol terhadap objek tertentu, terutama dengan
menggunakan tangan atau kaki. Ada dua klasifikasi keterampilan manipulatif,
yaitu (1) keterampilan reseptif (receptive skil); dan (2) keterampilan propulsif
(propulsive skill). Keterampilan reseptif melibatkan gerakan menerima objek,
misalnya menangkap, menjerat, sedangkan keterampilan propulsif bercirikan
dengan suatu kegiatan yang membutuhkan gaya atau tenaga pada objek
tertentu, misalnya melempar, memukul, menendang.

Walaupun sebagian besar keterampilan manipulatif menggunakan tangan


dan kaki, tetapi bagian-bagian tubuh yang lain juga dapat digunakan.
Manipulasi terhadap objek tertentu mengarah pada koordinasi mata-tangan
dan mata-kaki yang lebih baik, terutama penting untuk gerakan-gerakan yang
mengikuti jalan atau alur (tracking) pada tempat terentu.

Keterampilan manipulatif merupakan dasar-dasar dari berbagai keterampilan


permainan (game skill). Gerakan yang memerlukan tenaga, seperti
melempar, memukul, dan menendang dan gerakan menerima objek, seperti
menangkap merupakan keterampilan yang penting yang dapat diajarkan
dengan menggunakan berbagai jenis bola. Gerakan melambungkan atau
mengarahkan objek yang melayang, seperti bola voli merupakan bentuk
keterampilan manipulatif lain yang sangat penting. Kontrol terhadap suatu
objek yang dilakukan secara terus menerus, seperti menggunakan tongkat
atau simpai juga merupakan aktivitas manipulatif.

14
PJOK SMP KK E
3. Klasifikasi Keterampilan Gerak
Pengklasifikasian keterampilan gerak dapat dibuat berdasarkan beberapa sudut
pandang, berikut ini disajikan beberapa klasifikasi keterampilan gerak:

a. Berdasarkan kecermatan gerak


b. perbedaan titik awal dan titik akhir
c. Stabilitas lingkungan

Uraian mengenai tiap klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:


a. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan
Ketererampilan gerak dapat dikaji berdasarkan kecermatan pelaksanaannya.
Kecermatan pelaksanaan gerakan dapat ditentukan antara lain oleh jenis
otot-otot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan jenis
otot-otot halus.
Berdasarkan kecermatan gerakan atau jenis totot-otot yang terlibat,
keterampilan gerak dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:
1) Keterampilan gerak agal (gross motor skills)
2) Keterampilan gerak halus (fine motor skills)
Keterampilan gerak agal adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya
melibatkan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya antara
lain keterampilan gerak loncat tinggi dan lempar lembing.
Keterampilan gerak halus adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya
melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan. contohnya antara
lain adalah keterampilan gerak menarik pelatuk senapan dan pelepasan
busur dalam memanah.
Pada keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh
secara keseluruhan, sedang pada keterampilan gerak halus hanya
melibatkan sebagian dari anggota badan yang digerakan oleh otot-otot halus

b. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan titik akhir


Apabila diperlukan, gerakan keterampilan ada yang dengan mudah dapat
diketahui bagian awal dan bagian akhir dari gerakannya, tetapi ada juga yang
susah diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak dapat
dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
1) Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill)

15
Kegiatan Pembelajaran 1
2) Keterampilan gerak serial (serial motor skill)
3) Keterampilan gerak kontinyu (continuous motor skill)

Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak di mana dalam


pelaksanaannya dapat dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari
gerakan. Contohnya adalah gerakan berguling kedepan satu kali. titik awal
gerakan adalah pada saat pelaku berjongkok dan meletakan kedua telapak
tangan dan tengkuknya ke matras, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat
pelaku sudah dalam keadaan jongkok kembali.

Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang dilakukan


beberapa kali secara berlanjut. Contohnya gerakan berguling ke depan
beberapa kali.

Keterampilan gerak kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak dapat


dengan mudah ditandai titik awal dan akhir dari gerakannya. Contohnya
adalah keterampilann gerak bermain tenis atau permainan olahraga lainnya.
Di sini titik awal dan akhir tidak mudah untuk diketahui karena merupakan
rangkaian dari bermacan-macam rangkaian gerakan.

Pada keterampilan gerak kontinyu, untuk melaksanakannya lebih dipengaruhi


oleh kemampuan si pelaku dan stimulus eksternal. dibandingkan dengan
pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya pada saat menggiring bola,
yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku untuk
menggiringnya, sedang bentuk gerakannya sendiri dapat berubah-ubah atau
tidak berpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku.

c. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan


Di dalam melakukan suatu gerakan keterampilan, ada kalanya pelaku
menghadapi kondisi lingkunagn yang tidak berubah-ubah ada kalanya
berubah-ubah. Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan
nketerampilan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:
1) Ketrampilan tertutup (clossed skill)
2) Ketrampilan Terbuka (open skill)

16
PJOK SMP KK E
Ketrampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya
terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus gerakannya
timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. Contohnya adalah dalam melakukan
gerakan mengguling pada senam lantai, dalam gerakanj ini pelaku
memulainya setelah siap untuk melakukannya, adan bergerak berdasarkan
apa yang direncanakannya,Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak
dimana dalam pelaksanaannya terjadai pada konsisi lingkungan yang
berubah- ubah, dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang
timbul dari lingkungannya.

Perubahan kondisi lingkungan dapat bersifat temporal dan bisa bersifat


spesial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan memukul bola yang
dilambungkan. Dalam gerakan ini pelaku memukul bola dengan
menyesuaikan dengan kondisi bolanya agar pukulanya mengena. Pelaku
dipaksa untuk mengamati kecepatan, arah, an jarak bola;

D. Aktivitas Pembelajaran

Langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam mempeljari materi pelatihan ini
mencakup aktivitas individual dan aktivitas kelompok.
1. Aktivitas individual meliputi :
a) Memahami dan mencermati materi pilihan
b) Mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah / kasus secara
mandiri untuk menumbuhkan sikap perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita (mandiri)
c) Menyimpulkan mengenai tahap-tahap perkembangan manusia dalam
PJOK
d) Melakukan refleksi dan mensyukuri ciptaan Tuhan atas organ2 tubuh dan
perkembangannya (religius)
2. Aktivitas kelompok meliputi :
a) Mendiskusikan materi pelatihan
b) Mengerjakan lembar kerja

17
Kegiatan Pembelajaran 1
Lembar Kerja
Kegiatan : TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN GERAK

Bahan : 220GD000E; Pelaksanaan Pembelajaran dan


Perkembangan Anak dan Kompetensi Guru
Tujuan : Memiliki kecakapan dalam mengelola pembelajaran
mengacu pada konsep keilmuan pendukung PJOK
secara profesional serta memiliki tanggung jawab
personal dan sosial sebagai tauladan bagi peserta didik
dan masyarakat sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

Skenario : 1. Perhatikan gambar tahap-tahap pencapaian perilaku


Kegiatan motorik dibawah ini terkait perkembangan bayi, anak-
anak, remaja, dan pasca remaja.

2. Cermati modul tentang kegiatan pembelajaran pola


gerak dasar dalam PJOK.

1. Jelaskan pengertian tentang keterampilan Lokomotor (locomotor skill)?

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

2. Jelaskan pengertian tentang keterampilan Manipulatif (Manipulative skill)?

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

3. Jelaskan pengertian tentang Keterampilan Non Lokomotor (locomotor skill)?

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

18
PJOK SMP KK E
4. Buatlah contoh bentuk permainan sederhana, yang menggambarkan dari
keterampilan lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif disesuaikan dengan
satuan pendidikan anda mengajar.
No Keterampilan Bentuk- bentuk permainan

1 Lokomotor

2 Non lokomotor

3 Manipulative

Dalam pembelajaran dengan pola tatap muka Lembar kerja ini dikerjakan secara
berkelompok dan dipresentasikan. Dalam pembelajaran dengan pola IN ON IN,
lembar kerja ini dikerjakan mandiri pada saat On dan dipresentasikan kemudian
dikumpulkan untuk dinilai oleh fasilitator saat IN kedua.
a. Bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan menyelesaikan
masalah/kasus
Membuat rangkuman
Penanaman penguatan pendidikan karakter yang diharapkan dalam pelaksanaan
pembelajaran ini adalah peserta dapat melakukan aktivitas yang mencerminkan
tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang berbicara (gotong royong)

19
Kegiatan Pembelajaran 1

E. Latihan/ Kasus/ Tugas LK

Perancang kegiatan: melaui kegiatan ini diharapkan peserta mampu memahami


tahap-tahap perkembangan gerak dalam pembelajaran PJOK.
Langkah kegiatan:
1. Cermati gambar tahap-tahap pencapaian perilaku motorik dan diskusikan
dalam kelompok terkait perkembangan bayi, anak-anak, remaja, dan pasca
remaja.
2. Buatlah contoh bentuk permaian masing-masing keterampilan lokomotor, non
lokomotor, dan manpulatif.
3. Rancanglah bentuk permainan masing-masing keterampilan tersebut dalam
bentuk scenario pembelajaran dan dipresentasikan/dipraktekkan didalam
kelas.

Catatan tambahan: pelajarilah sumber informasi dari internet terkait tentang “The
hourglass” oleh gallaheu untuk menambah wawasan anda.

F. Rangkuman

Tahap perkembangan fisik pada masa remaja adalah pengembangan


perbaikan/penghalusan gerak dasar. Harrow (1972: 52) mengemukakan bahwa
gerak dasar merupakan pola gerak yang inheren yang membentuk dasar-dasar
untuk keterampilan gerak yang kompleks, yang meliputi a) gerak lokomotor; b)
gerak non lokomotor; dan c) gerak manipulatif.

Pengklasifikasian keterampilan gerak dapat dibuat berdasarkan beberapa sudut


pandang, berikut ini disajikan beberapa klasifikasi keterampilan gerak:
1. Berdasarkan kecermatan gerak, Kecermatan pelaksanaan gerakan dapat
ditentukan antara lain oleh jenis otot-otot yang terlibat.
Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan jenis otot-otot halus terdiri
dari: Keterampilan gerak agal (gross motor skills), Keterampilan gerak halus
(fine motor skills).
2. Perbedaan titik awal dan titik akhir, gerakan keterampilan ada yang dengan
mudah dapat diketahui bagian awal dan bagian akhir dari gerakannya, tetapi
ada juga yang susah diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan

20
PJOK SMP KK E
gerak dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu: Keterampilan gerak diskret
(discrete motor skill), Keterampilan gerak serial (serial motor skill),
Keterampilan gerak kontinyu (continuous motor skill).
3. Stabilitas lingkungan, berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu,
gerakan nketerampilan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: Ketrampilan
tertutup (clossed skill) dan Ketrampilan Terbuka (open skill)

Fungsi guru sebagai pekerja cenderung kurang kreatif, kurang berkembang, dan
bersifat statis, karena hanya mengandalkan apa yang ada. Sebaliknya, fungsi
guru sebagai peranacang atau pembuat program cenderung lebih kreatif dan
dinamis. Dalam menyusun program latihan fisik atau pengembangan gerak harus
mempertimbangkan komponen-komponen, yaitu (1) tujuan; (2) tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak (kemampuan gerak); (3) komponen fisik;
dan (4) disesuaikan dengan dunia anak.

Tujuan lain yang akan di capai dalam pembelajaran modul ini adalah dengan
menumbuhkan sikap karakter yang bisa ditimbulkan dalam proses pembelajaran
berlangsung yaitu sikap religius mandiri dan gotong royong, sehingga saudara
nantinya bisa menanamkan karakter yang sama kepada peserta didik

21
Kegiatan Pembelajaran 1

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan Tes Formatif 2, Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci


jawaban Tes Formatif 2, yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi kegiatan belajar 2.

Rumus :

Jumlah jawaban yang benar


Tingkat penguasaan = x 100
10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90 – 100 = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang

Jika tingkat penguasaan Saudara minimal 80%, maka Saudara dinyatakan


berhasil dengan baik, dan Saudara dapat melanjutkan untuk mempelajari Modul
PKB Guru PJOK Grade 5. Sebaliknya, bila tingkat penguasaan Saudara kurang
dari 80%, silakan pelajari kembali uraian yang terdapat dalam subunit
sebelumnya, khususnya pada bagian yang belum Saudara kuasai dengan baik,
yaitu pada jawaban Saudara yang salah.

22
PJOK SMP KK E

Kegiatan Pembelajaran 2 : Analisis KD Mata


Pelajaran PJOK

A. Tujuan

Memiliki kecakapan dalam mengelola pembelajaran mengacu pada konsep


keilmuan pendukung PJOK secara profesional serta memiliki tanggung jawab
personal dan sosial sebagai tauladan bagi peserta didik dan masyarakat sesuai
dengan kebijakan yang berlaku, serta menanamkan penguatan pendidikan
karakter dalam setiap langkah-langkah pembelajaran

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator PJOK di


SMP
2. Mengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi Sesuai Gradasi
Kompetensi
3. Mengidentifikasikan pemilihan Materi Sesuai Indikator Pencapaian
Kompetensi

C. Uraian Materi

1. Kompetensi Inti
Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah
ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan
kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi Tingkat Kompetensi Pendidikan
Dasar dan Tingkat Kompetensi Pendidikan Menengah. Tingkat
Kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai
kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

23
Kegiatan Pembelajaran 2
Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat
generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan
dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.

Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat


perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3)
Penguasaan kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga
memperhatikan tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan
pendidikan, dan keterpaduan antar jenjang yang relevan. Untuk menjamin
keberlanjutan antar jenjang, Tingkat Kompetensi dimulai dari Tingkat
Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan pertimbangan di atas,
Tingkat Kompetensi dirumuskan sebagai berikut Rumusan Kompetensi inti
menggunakan notasi berikut ini.

Tabel 2. Tingkat Kompetensi dan Jenjang Pendidikan

No Tingkat Kompetensi Jenjang Pendidikan

1 Tingkat Pendidikan Anak TK/RA (catatan: standar Isi TK/RA )

SD/MI/SDLB/Paket A
2 Tingkat Pendidikan Dasar
SMP/MTs/SMPLB/Paket B

3 Tingkat Pendidikan Menengah SMA/MA/SMALB/Paket C

Bloom Taxonomy mengkategorikan capaian pembelajaran menjadi tiga


domain, yaitu dimensi pengetahuan yang terkait dengan penguasaan
pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan penguasaan sikap dan
perilaku, serta dimensi ketrampilan yang terkait dengan penguasaan
ketrampilan.

Dimensi pengetahuan diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual,


prosedural, serta metakognitif yang penguasaannya dimulai sejak Tingkat
Pendidikan Dasar hingga Tingkat Pendidikan Menengah.

Menurut structure of Observed Leaarning Outcome (SOLO) Taxonomy


ada lima tahap yang dilalui oleh peserta didik untuk menguasai suatu
pengetahuan, yaitu tahah pre-struktural, uni-struktural, multi-struktural,
relasional dan abstrak yang diperluas. Kelima tahap ini dapat disederhanakan

24
PJOK SMP KK E
menjadi tiga tahap, yaitu surface knowledge, deep knowledge dan conceptual
atau constructed knowledge

Tahap surface knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk


Sekolah Dasar, tahap deep knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar
untuk Sekolah Menengah Pertama dan tahap conceptual/constructed knowledge
diperoleh pada Tingkat Pendidikan Menengah yaitu ada Sekolah
Menengah Atas.

Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi yang bersifat


generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
Kompetensi dan ruang lingkup materi yang bersifat spesifik untuk setiap mata
pelajaran. Secara hirarkis, Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai
acuan untuk menetapkan Kompetensi yang bersifat generik pada tiap Tingkat
Kompetensi. Kompetensi yanag bersifat generik ini kemudian digunakan untuk
menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap mata pelajaran.

Kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk menentukan


Kompetensi Dasar pada pengembangan kurikulum tingkat satuan dan jenjang
pendidikan. Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah
yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan.

25
Kegiatan Pembelajaran 2
Tabel 3.Uraian Revisi Kompetensi Inti
Tingkat Kompetensi Pendidikan Dasar
(Kelas VII – IX SMP/MTs/SMPLB/Paket B)

Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
Sikap Spritual
dianutnya”

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,


Sikap Sosial peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”.
Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata
Keterampilan 4. Mencoba, Mengolah dan Menyaji dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori

Tabel 4.Tingkat Kompetensi


dan Ruang Lingkup Materi Pendidikan Dasar
(Kelas VII – IX SMP/MTs/SMPLB/Paket B)
Ruang Lingkup

Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup Materi


Tingkat Pendidikan • Memahami gerak spesifik • Aktivitas fisik olahraga
Dasar (Kelas VII-IX) dalam berbagai permainan dan atletik
permainan bola besar • Pemainan bola besar,
sederhana dan atau sepak bola, bola voli,
tradisional*) bola basket.
• Memahami gerak spesifik • Permainan bola kecil,
dalam berbagai dan atletik: softball,
permainan bola kecil bulutangkis, tenis meja.
sederhana dan atau • Aktivitas fisik gerakan
tradisional. *) jalan cepat, lari, lompat,
• Memahami gerak spesifik dan lempar atau
jalan, lari, lompat, dan permainan tradisional
lempar dalam berbagai sejenis.
permainan sederhana • Menguasai aktivitas
dan atau tradisional. *) fisik beladiri: pencak
• Memahami gerak spesifik silat, karate, taekwondo
seni beladiri. **) atau beladiri tradisional
• Memahami konsep sejenis.

26
PJOK SMP KK E

Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup Materi


latihan peningkatan • Menguasai rangkaian
derajat kebugaran Aktivitas fisik melalui:
jasmani yang terkait latihan pengembangan
dengan kesehatan (daya kekuatan, daya tahan,
tahan, kekuatan, kelentukan, kecepatan,
komposisi tubuh, dan dan koordinasi.
kelenturan) dan • Menguasai aktivitas
pengukuran hasilnya fisik rangkaian : senam
• Memahami berbagai lantai dan senam alat.
keterampilan dasar • Menguasai rangkaian
spesifik senam lantai gerakan aktivitas fisik
• Memahami variasi dan ritmik: senam aerobik
kombinasi gerak dan SKJ secara
berbentuk rangkaian harmonis.
langkah dan ayunan • Menguasai gerakan
lengan mengikuti irama aktivitas fisik di air:
(ketukan) tanpa/dengan renang gaya bebas,
musik sebagai gaya punggung, gaya
pembentuk gerak dada dan
pemanasan dalam penyelamatan dalam
aktivitas gerak berirama aktivitas air.
• Memahami gerak spesifik
salah satu gaya renang Kesehatan
dengan koordinasi yang • Makanan dan minuman
baik. ***) sehat, pencegahan dan
• Memahami penanggulangan
perkembangan tubuh penyakit, bahaya
remaja yang meliputi Pengguna NARKOBA
perubahan fisik sekunder dan psikotropika serta
dan mental upaya pencegahan dan
• Memahami pola makan penanggulangan nya,
sehat, bergizi dan dampak seks bebas,
seimbang serta cara mencegah HIV
pengaruhnya terhadap dan AIDS serta cara
kesehatan. penanggulangannya.
• Memahami dan • Menguasai gerakan
memperbaiki kesalahan aktivitas fisik melalui
variasi dan kombinasi permainan, atletik
keterampilan gerak salah dan olahraga
permainan dan olahraga • Pemainan bola besar,
dengan koordinasi yang sepak bola, bola voli,
lebih baik. bola basket.
• Memahami variasi, • Permainan bola kecil,
kombinasi dan softball, bulutangkis,
memperbaiki kesalahan tenis meja.
keterampilan olahraga • Aktivitas fisik gerakan
beladiri dengan jalan cepat, lari,
koordinasi yang lebih lompat, dan lempar
baik. atau permainan
• Memahami konsep dan tradisional sejenis
mempraktikkan latihan, dengan baik dan
pengukuran komponen benar.
kebugaran jasmani. • Menguasai gerakan

27
Kegiatan Pembelajaran 2

Tingkat Kompetensi Kompetensi Ruang Lingkup Materi


• Memahami dan aktivitas fisik beladiri:
mempraktikkan rangkaian pencak silat, karate,
keterampilan senam taekwondo atau
lantai untuk permainan tradisional
menghasilkan koordinasi sejenis.
gerak yang baik. • Menguasai rangkaian
• Memaham variasi, gerakan aktivitas fisik:
kombinasi dan latihan pengembangan
mempraktikkan kekuatan, daya tahan,
keterampilan rangkaian kelentukan,
aktivitas gerak ritmik kecepatan, dan
untuk menghasilkan koordinasi.
koordinasi gerak yang • Menguasai rangkaian
baik. gerakan aktivitas fisik :
• Memahami dan senam lantai dan
memperbaiki kesalahan senam alat dengan
keterampilan tiga gaya baik dan benar.
renang yang berbeda dan • Menguasai rangkaian
penyelamatan dalam gerakan aktivitas fisik
aktivitas air dengan ritmik: senam aerobik
koordinasi yang lebih dan SKJ baik dan
baik. benar.
• Membiasakan pola hidup • Menguasai gerakan
sehat secara konsisten aktivitas fisik di air:
• Menghayati dan renang gaya bebas,
mengamalkan perilaku gaya punggung, gaya
sportif, bertanggung dada dan
jawab, menghargai penyelamatan dalam
perbedaan, toleransi, aktivitas air.
bekerja sama, disiplin,
dan menerima kekalahan Kesehatan
dengan sikap positif dan
mengekspresikan • STDS (Sexually
kemenanga dengan Transmitted Disease),
wajar. AIDS, Penyakit
Menular Seksual
(PMS).

• Peraturan
perundangan berkaitan
NARKOBA dan
psikotropika.

28
PJOK SMP KK E
2. Kompetensi Dasar
Tujuan kurikulum mencangkup empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi sikap
spritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan


Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan


ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang


proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Penjabaran lengkap mengenai kompetensi dasar per jenjang kelas dan per mata
pelajaran dapat dilihat dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 024_lampiran 23 Tahun 2016 tentang Kurikulum Sekolah
Dasar dan Menengah

Tabel 5. Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan Pendidikan Jasmani


Olahraga dan Kesehatan Kelas VII S/D Kelas IX
KELAS: VII

KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (Pengetahuan)
(Keterampilan)

29
Kegiatan Pembelajaran 2
3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah dan
konseptual, dan prosedural) menyaji dalam ranah konkret
berdasarkan rasa ingin tahunya (menggunakan, mengurai,
tentang ilmu pengetahuan, merangkai, memodifikasi, dan
teknologi, seni, budaya terkait membuat) dan ranah abstrak
fenomena dan kejadian tampak (menulis, membaca,
mata menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut
pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami gerak spesifik dalam 4.1 Mempraktikkan gerak


berbagai permainan bola besar spesifik dalam berbagai
sederhana dan atau tradisional*) permainan bola besar
sederhana dan atau
tradisional
3.2 Memahami gerak spesifik 4.2 Mempraktikkan gerak
dalam berbagai permainan spesifik dalam berbagai
bola kecil sederhana dan permainan bola kecil
atau tradisional. *) sederhana dan atau
tradisional. *
3.3 Memahami gerak spesifik jalan, 4.3 Mempraktikkan gerak
lari, lompat, dan lempar dalam specific jalan lari, lompat,
berbagai permainan sederhana dan lempar dalam berbagai
dan atau tradisional. * permainan sederhana dan
atau tradisional. *
3.4 Memahami gerak spesifik seni 4.4 Mempraktikkan gerak specific
beladiri. **) seni beladiri. **)
3.5 Memahami konsep latihan 4.5 Mempraktikkan latihan
peningkatan derajat kebugaran peningkatan derajat kebugaran
jasmani yang terkait dengan jasmani yang terkait dengan
kesehatan (daya tahan, kesehatan (daya tahan,
kekuatan, komposisi tubuh, dan kekuatan, komposisi tubuh, dan
kelenturan) dan pengukuran kelenturan) dan pengukuran
hasilnya hasilnya
3.6 Memahami berbagai keterampilan 4.6 Mempraktikkan berbagai
dasar spesifik senam lantai keterampilan dasar spesifik
senam lantai
3.7 Memahami variasi dan 4.7 Mempratikkan variasi dan
kombinasi gerak berbentuk kombinasi gerak berbentuk
rangkaian langkah dan ayunan rangkaian langkah dan
lengan mengikuti irama (ketukan) ayunan lengan mengikuti
tanpa/dengan musik sebagai irama (ketukan)

30
PJOK SMP KK E
pembentuk gerak pemanasan tanpa/dengan musik
dalam aktivitas gerak berirama sebagai pembentuk gerak
pemanasan dalam aktivitas
gerak berirama
3.8 Memahami gerak spesifik salah 4.8 Mempraktukan konsep gerak
satu gaya renang dengan spesifik salah satu gaya
koordinasi yang baik. ***) renang dengan koordinasi
yang baik. ***)

3.9 Memahami perkembangan 4.9 Memaparkan perkembangan


tubuh remaja yang meliputi tubuh remaja yang meliputi
perubahan fisik sekunder dan perubahan fisik sekunder
mental dan mental.
3.1 Memahami pola makan sehat, 4.10 Memaparkan pola
0 bergizi dan seimbang serta makanan bergizi dan
pengaruhnya terhadap kesehatan seimbang serta
pengaruhnya terhadap
kesehatan

KELAS: VIII

KOMPETENSI INTI 3 (Pengetahuan) KOMPETENSI INTI 4


(Keterampilan)
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menalar, dan
pengetahuan (faktual, konseptual, menyaji
dan prosedural) berdasarkan rasa dalam ranah konkret
ingin tahunya tentang ilmu (menggunakan, mengurai,
pengetahuan, teknologi, seni, merangkai, memodifikasi, dan
budaya terkait fenomena dan membuat) dan ranah abstrak
kejadian tampak mata (menulis, membaca,
menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut
pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami variasi gerak spesifik 4.1 Mempraktikan variasi gerak


dalam berbagai permainan bola spesifik dalam berbagai
besar sederhana dan atau permainan bola besar
tradisional sederhana dan atau
tradisional
3.2 Memahami variasi gerak spesifik 4.2 Mempraktikan variasi gerak
dalam berbagai permainan bola spesifik dalam berbagai
kecil sederhana dan atau permainan bola kecil

31
Kegiatan Pembelajaran 2
tradisional * sederhana dan atau
tradisional
3.3 Memahami variasi gerak spesifik 4.3 Mempraktikan variasi gerak
jalan, lari, lompat, dan lempar spesifik jalan, lari, lompat, dan
dalam berbagai permainan lempar dalam berbagai
sederhana dan atau tradisional permainan sederhana dan
atau tradisional
3.4 Memahami variasi gerak spesifik 4.4 Mempraktikan variasi gerak
seni beladiri spesifik seni beladiri

3.5 Memahami konsep latihan 4.5 Mempraktikan latihan


peningkatan derajat kebugaran peningkatan derajat
jasmani yang terkait dengan kebugaran jasmani yang
keterampilan (kecepatan, terkait dengan keterampilan
kelincahan, keseimbanga, dan (kecepatan, kelincahan,
koordinasi) serta pengukuran keseimbanga, dan
hasilnya instrumen terstandar koordinasi) serta pengukuran
hasilny instrumen terstandar
3.6 Memahami kombinasi 4.6 Mempraktikan kombinasi
keterampilan berbentuk rangkaian keterampilan berbentuk
gerak sederhana dalam aktivitas rangkaian gerak sederhana
spesifik senam lantai dalam aktivitas spesifik senam
lantai
3.7 Memahami variasi dan kombinasi 4.7 Mempraktikan prosedur
gerak berbentuk rangkaian variasi dan kombinasi
langkah dan ayunan lengan gerak berbentuk
mengikuti irama (ketukan) rangkaian langkah dan
tanpa/dengan musik sebagai ayunan lengan mengikuti
pembentuk gerak pemanasan irama (ketukan)
dan inti latihan dalam aktivitas tanpa/dengan musik
gerak berirama sebagai pembentuk gerak
pemanasan dan inti
latihan dalam aktivitas
gerak berirama
3.8 Memahami gerak spesifik salah 4.8 Mempraktikan gerak
satu gaya renang dalam spesifik dalam satu gaya
permainan air dengan atau tanpa renang dalam permainan
alat ***) air dengan atau tanpa alat
***)
3.9 Memahami perlunya 4.9 Memaparkan perlunya
pencegahan terhadap pencegahan terhadap
“bahaya pergaulan bebas” “bahaya pergaulan bebas
3.10 Memahami cara menjaga 4.10 Memaparkan cara
keselamatan diri dan orang lain di menjaga keselamatan diri
jalan raya dan orang lain di jalan raya

32
PJOK SMP KK E

KELAS IX
KOMPETENSI INTI 3 (Pengetahuan) KOMPETENSI INTI 4
(Keterampilan)
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menalar,
pengetahuan (faktual, menyaji, dalam ranah
konseptual, dan prosedural) konkret (menggunakan,
berdasarkan rasa ingin tahunya mengurai, merangkai,
tentang ilmu pengetahuan, memodifikasi, dan
teknologi, seni, budaya terkait
membuat) dan ranah
fenomena dan kejadian tampak
mata abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teor

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami variasi dan 4.1 Mempraktikkan variasi dan


kombinasi gerak spesifik dalam kombinasi gerak spesifik
berbagai permainan bola besar dalam berbagai permainan
sederhana dan atau tradisional bola besar sederhana dan
atau tradisional
3.2 Memahami kombinasi gerak 4.2 Mempraktikkan variasi dan
spesifik dalam berbagai kombinasi gerak spesifik
permainan bola kecil sederhana dalam berbagai permainan
dan atau tradisional. *) bola kecil sederhana dan
atau tradisional. *)
3.3 Memahami kombinasi gerak 4.3 Mempraktikkan variasi dan
spesifik jalan, lari, lompat, dan kombinasi spesifik jalan, lari,
lempar dalam berbagai lompat, dan lempar dalam
permainan sederhana dan atau berbagai permainan
tradisional. *) sederhana dan atau
tradisional. *)
3.4 Memahami variasi dan kombinasi 4.4 Mempraktikkan variasi dan
gerak spesifik seni beladiri. ** kombinasi gerak spesifik seni
beladiri. **)
3.5 Memahami penyusunan 4.5 Mempraktikkan
program pengembangan penyususnan program
komponen kebugaran jasmani pengembangan
terkait dengan kesehatan dan komponen kebugaran
keterampilan secara sederhana jasmani terkait dengan
kesehatan dan
keterampilan secara

33
Kegiatan Pembelajaran 2
sederhana.
3.6 Memahami kombinasi 4.6 Mempraktikkan kombinasi
keterampilan berbentuk keterampilan berbentuk
rangkaian gerak sederhana rangkaian gerak sederhana
secara konsisten, tepat, dan secara konsisten, tepat, dan
terkontrol dalam aktivitas spesifik terkontrol dalam aktivitas
senam lantai spesifik senam lantai
3.7 Memahami variasi dan 4.7 Mempraktikan variasi dan
kombinasi gerak berbentuk kombinasi gerak berbentuk
rangkaian langkah dan ayunan rangkaian langkah dan ayunan
lengan mengikuti irama lengan mengikuti irama
(ketukan) tanpa/dengan musik (ketukan) tanpa/dengan musik
sebagai pembentuk gerak sebagai pembentuk gerak
pemanasan, inti latihan, dan pemanasan, inti latihan, dan
pendinginan dalam aktivitas pendinginan dalam aktivitas
gerak berirama gerak berirama
3.8 Memahami gerak spesifik salah 4.8 Mempraktikan gerak
satu gaya renang dalam bentuk spesifik satu gaya renang
perlombaan ***) dalam bentuk perlombaan
***)

3.9 Memahami tindakan P3K pada 4.9 Memeaparkan tindakan P3K


kejadian darurat, baik pada diri dalam kejadian darurat, baik
sendiri maupun orang lain pada diri sendiri maupun
orang lain
3.10 Memahami peran aktivitas fisik 4.10 Memaparkan peran aktivitas
terhadap pencegahan penyakit fisik terhadap pencegahan
penyakit

Keterangan:
*) Untuk kompetensi dasar permainan bola besar dan permainan bola kecil
dapat dipilih sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia. (Dan
dipastikan Guru tidak mengajarkan pada salah satu pembelajaran yang
diminati oleh gurunya melainkan diminati oleh siswanya agar siswa tidak
terpaksa dan PJOK menjadi momok bagi siswanya)
**) Pembelajaran aktifitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktifitas
beladiri lainnya (karate, yudo, taekondo, dll) disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah. Olahraga beladiri pencaksilat mulai diajarkan pada kelas IV
dikarenakan karakterisrtik psikis anak kelas I. II dan III belum cukup untuk
menerima aktifitas pembelajaran beladiri.
***) Pembelajaran aktifitas air boleh dilaksanakan sesuai dengan kondisi,
jikalau tidak bisa dilaksanakan digantikan dengan aktifitas fisik lainnya
yang terdapat di lingkup materi.

34
PJOK SMP KK E
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
a. Pengertian
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:


1) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam KD;
2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
3) potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/
daerah.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan


indikator, yaitu:
1) Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator yang
terdapat dalam RPP.
2) Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis
soal yang dikenal sebagai indikator soal.

b. Fungsi Indikator
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan
pencapaian kompetensi dasar. Indikator berfungsi sebagai berikut:
1) Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang
dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat
memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan
peserta didik, sekolah, serta lingkungan.

2) Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran


Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator
yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran
kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator

35
Kegiatan Pembelajaran 2
yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan
agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori
melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.

3) Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar


Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian
kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai
tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi
secara maksimal.
4) Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta
mengevaluasi hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan
dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan
indikator penilaian.

c. Mekanisme Pengembangan Indikator


Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum
dalam KD. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan
kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua
hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian
kompetensi. Kata kerja operasional pada indikator pencapaian kompetensi aspek
pengetahuan dapat mengacu pada ranah kognitif taksonomi Bloom, aspek
sikap dapat mengacu pada ranah afektif taksonomi Bloom, aspek keterampilan
dapat mengacu pada ranah psikomotor taksonomi Bloom seperti pada tabel
berikut.

Tabel 6. Kata Kerja operasional Ranah Kognitif


Pengetahu
Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian
an
Mengutip Memperkira Menugaskan Menganalisis Mengabstrak Memban
Menyebut kan Mengurutkan Mengaudit si dingkan
kan Menjelaskan Menentukan Memecahkan Mengatur Menyimpul
Menjelas Mengkatego Menerapkan Menegaskan Menganima kan
kan rikan Menyesuaikan Mendeteksi si Menilai
Menggam Mencirikan Mengkalkulasi Mendiagno Mengumpulk Mengarah
bar Merinci Memodifikasi sis an kan
Membilang Mengasosia Mengklasifi Menyeleksi Mengkatego Mengkritik
Mengidenti sikan kasi Merinci rikan Menimbang
fikasi Membanding Menghitung Menomina Mengkode Memutus
Mendaftar kan Membangun sikan Mengombina kan

36
PJOK SMP KK E
Pengetahu
Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian
an
Menunjuk Menghitung Membiasakan Mendiagram sikan Memisah
kan Mengkontras Mencegah kan Menyusun kan
Memberi kan Menentukan Megkorela Mengarang Mempre
label Mengubah Menggambar sikan Membangun diksi
Memberi Memperta kan Merasional Menanggula Memperje
indeks han kan Menggunakan kan ngi las
Memasang Menguraikan Menilai Menguji Menghubung Menugas
kan Menjalin Melatih Mencerah kan kan
Menamai Membeda Menggali kan Menciptakan Menafsir
Menandai kan Mengemuka Menjelajah Mengkreasik kan
Membaca Mendiskusik kan Membagan an Memperta
Menyadari an Mengadaptasi kan Mengoreksi hankan
Menghafal Menggali Menyelidiki Menyimpul Merancang Memerinci
Meniru Mencontoh Mengoperasi kan Merencanak Mengukur
Mencatat kan kan Menemu kan an Merang kum
Mengulang Menerang Mempersoal Menelaah Mendikte Membukti
Merepro kan kan Memaksimal Meningkat kan
duksi Mengemuka Mengkonsep kan kan Memvali
Meninjau kan kan Memerintah Memperjelas dasi
Memilih Mempola kan Melaksanakan kan Memfasilitasi Mengetes
Menyata Memperluas Meramalkan Mengedit Membentuk Mendukung
kan Menyimpul Memproduksi Mengaitkan Merumuskan Memilih
Mempe kan Memproses Memilih Menggeneral Memproyek
lajari Meramal kan Mengaitkan Mengukur isasi sikan
Mentabu Merangkum Menyusun Melatih Menggabung
lasi Menjabar Mensimulasi Mentransfer kan
Memberi kan kan Memadukan
kode Memecahkan Membatas
Menelusuri Melakukan Mereparasi
Menulis Mentabulasi Menampil
Memproses kan
Meramalkan Menyiapkan
Memproduksi
Merangkum
Merekon
struksi

Tabel 7. Kata Kerja operasional Ranah Afektif

Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati

Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Mengubah perilaku


Mempertanya Membantu Meyakini Mengubah Berakhlak mulia
kan Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi
Mengikuti Mengompromika Meyakinkan Mengklasifikasik Mendengar kan
Memberi n Memperjelas an Mengkualifika si
Menganut Menyenangi Memprakarsai Mengombinasikan Melayani
Mematuhi Menyambut Mengimani Mempertahankan Menunjukkan
Meminati Mendukung Mengundang Membangun Membuktikan
Menyetujui Menggabung kan Membentuk Memecahkan
Menampilkan Mengusulkan pendapat
Melaporkan Menekankan Memadukan

37
Kegiatan Pembelajaran 2

Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati

Memilih Menyumbang Mengelola


Mengatakan Menegosiasi
Memilah Merembuk
Menolak

Tabel 8.Kata Kerja operasional Ranah Psikomotorik

Menirukan Memanipulasi Pengalamiahan Artikulasi

Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan


Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mempertajam
Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk
Melamar Memilah Mengirim Memadankan
Mengatur Melatih Memindahkan Menggunakan
Mengumpulkan Memperbaiki Mendorong Memulai
Menimbang Mengidentifikasikan Menarik Menyetir
Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjeniskan
Membangun Menempatkan Mencampur Menempel
Mengubah Membuat Mengoperasikan Menseketsa
Membersihkan Memanipulasi Mengemas Melonggarkan
Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang
Mengonstruksi Mencampur

Perumusan indikator pada Kurikulum 2013 Indikator untuk KD yang diturunkan


dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai
dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada
KI-3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan
dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.

D. Aktivitas Pembelajaran

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini


mencakup aktivitas individual dan aktivitas kelompok.
1. Aktivitas Individual meliputi:
a) memahami dan mencermati materi pelatihan
b) mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah/kasus
c) menyimpulkan mengenai analisis KI, KD pada sekolah dasar
d) melakukan refleksi.
e) Aktivitas pembelajaran pada modul ini penanaman penguatan
pendidikan yang diharapkan adalah peserta dapat menumbuhkan sikap
perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala

38
PJOK SMP KK E
tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-
cita (mandiri), tanggung jawab dan komitmen.

2. Aktivitas kelompok meliputi:


a) mendiskusikan materi pelatihan
b) mengerjakan Lembar kerja
c) bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan menyelesaikan
masalah/kasus.
d) membuat rangkuman.
Dalam pembelajaran dengan aktivitaas berkelompok ini penanaman
penguatan pendidikan karakter yang diharapkan adalah untuk
menumbuhkan sikap gotong royong yaitu mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
bersahabat dengan orang lain

LEMBAR KERJA
Kegiatan : ANALISIS KD MATA PELAJARAN PJOK
Bahan : 220GD000E; Pelaksanaan Pembelajaran dan
Perkembangan Anak dan Kompetensi Guru
Tujuan : Memiliki kecakapan dalam mengelola pembelajaran
mengacu pada konsep keilmuan pendukung PJOK secara
profesional serta memiliki tanggung jawab personal dan
sosial sebagai tauladan bagi peserta didik dan masyarakat
sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Skenario : 1. Pelajari hand out dan contoh pejabaran KI dan KD
Kegiatan kedalam IPK dan materi pembelajaran.
2. Siapkan dan pilihlah dokumen SKL (Permendikbud no
24 lampiran 23 tahun 2016), KI, KD
3. Tuliskan SKL, KI, dan KD ke dalam kolom yang
tersedia,
4. Rumuskan indikator pencapaian kompetensi (IPK) hasil
penjabaran tersebut , cantumkan ke dalam kolom yang
tersedia.
5. Setelah itu tentukan Materi /topik pembelajaran yang
sesuai dengan KD dan rumusan indikator.
6. Masing-masing peserta membuat 2 (dua) Kompetensi
dasar yang berbeda. Misalnya: permainan bola besar

39
Kegiatan Pembelajaran 2
dan aktivitas air.

Mata Pelajaran : …………………………………………………….

Satuan
: …………………………………………………….
Pendidikan

Kelas/Semester : …………………………………………………….

Teknik dan
Standar Indikator
Kompetensi Kompetensi Lingkup Bentuk
Domain Kompetensi pencapaian
inti Dasar Materi Instrumen
Lulusan kompetensi
Penilaian

Sikap

Pengetahuan

Keterampilan

E. Latihan/ Kasus/ Tugas LK

Perancang kegiatan: melaui kegiatan ini diharapkan peserta mampu


menganalisis KI, KD, pada satuan pendidikan dalam pembelajaran PJOK.
Langkah kegiatan:
1. Cermati format analisis SKL-KI, KD serta petunjuk pengisian, diskusikan
dalam kelompok.
2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk dari satu KD, sebaliknya
dipilih sesuai dengan subtopic/submateri/subtema yang telah dibahas oleh
kelompok dan presentasikan hasil kerja kelompok Saudara.

40
PJOK SMP KK E

F. Rangkuman

Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs/Paket B) merupakan


tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti
dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi Inti, sinkronisasi
horisontal berbagai Kompetensi Dasar antar mata pelajaran pada kelas yang
sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar
pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan


Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar
dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti
sebagai berikut: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1, kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2; kelompok kompetensi dasasr pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan
KI-4.

Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan


perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Selain tujuan yang dirumuskan dalam rangkuman ini penting juga tujuan yang
akan dicapai yaitu penanaman sikap terhadap Saudara dan nantinya akan
ditanamkan kepada seluruh peserta didik melalui proses pembelajaran disekolah
yaitu penanaman pendidikan karakter yaitu sikap religius, mandiri, gotong royong

41
Kegiatan Pembelajaran 2

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan Tes Formatif 3, Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci


jawaban Tes Formatif 3, yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah
jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi kegiatan belajar 6.
Rumus :
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Saudara capai:


90 – 100 = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang

Jika tingkat penguasaan Saudara minimal 80%, maka Saudara dinyatakan


berhasil dengan baik, dan Saudara dapat melanjutkan untuk mempelajari Modul
Pembinaan Karir Guru PJOK Grade 6. Sebaliknya, bila tingkat penguasaan
Saudara kurang dari 80%, silakan pelajari kembali uraian yang terdapat dalam
subunit sebelumnya, khususnya pada bagian yang belum Saudara kuasai
dengan baik, yaitu pada jawaban Saudara yang salah.

42
PJOK SMP KK E

Kegiatan Pembelajaran 3
Modifikasi Materi Pembelajaran

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini Saudara dapat memahami dan


menjelaskan tentang modifikasi materi, analisis faktor modifikasi dan langkah-
langkah modifikasi pembelajaran serta menumbuhkan penanaman nilai-nilai
karakter pada setiap kegiatan pembelajaranya.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan konsep modifikasi materi pembeljaran


2. Menjelaskan tentang analisis fa, tor modifikasi pembelajaran
3. Menjelaskan langkah-langkah modifikasi materi pembelajaran

C. Uraian Materi

1. Konsep Modifikasi
Minimnya fasilitas dan perlengkapan pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-
sekolah, menuntut guru penjas untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan
mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan perlengkapan yang ada.sesuai
dengan kondisi siswa dan sekolahnya. Tidak sedikit siswa yang merasa gagal
atau kurang menyukai materi pemelajaran yang disampaikan oleh gurunya
karena kemapuan guru dalam menyampaikan materi yang diberikan, baik
dalam penggunaan fasilitas dan perlengkapn yang digunakan, dalam
penyajian materi, dalam mengoptimalkan lingkungan pembelajaran maupun
dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.

43
Kegiatan Pembelajaran 3
Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para
guru pjok agar dalam proses pembelajaran dapat memperhatikan perubahan
kemampuan atau kondisi anak dan membantu mendorong perubahan dalam
pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Menurut Yoyo Bahagia (2008: 27-39) “Minimnya fasilitas dan perlengkapan
pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut guru penjas
untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan
fasilitas dan perlengkapan yang ada.sesuai dengan kondisi siswa dan
sekolahnya”. Tidak sedikit siswa yang merasa gagal atau kurang
menyukai materi pemelajaran yang disampaikan oleh gurunya karena
kemapuan guru dalam menyampaikan materi yang diberikan, baik dalam
penggunaan fasilitas dan perlengkapan yang digunakan, dalam penyajian
materi, dalam mengoptimalkan lingkungan pembelajaran maupun dalam
mengevaluasi hasil pembelajaran.

Guru mata pelajaran apapun, terutama pelajaran penjas harus mampu


menggugah peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dengan tidak merasa
dipaksa serta beraktivitas dalam suasana yang riang gembira. Upaya tersebut
tidak lepas dari kemampuan guru untuk memodifikasi segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses pemelajaran dengan jalan mengurangi atau
menambah tingkat kesulitan yang dihadapi siswa baik dalam hal alat bantu
dan perlengkapan, karakteristik materi yang disesuaikan dengan keadaan
siswa, lingkungan pembelajaran serta cara evaluasi yang diberikan di akhir
kegiatan kelak.

Guru yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau
m e m o d i f i k a s i yang sudah ada untuk disajikan dengan cara yang lebih
menarik, sehingga anak merasa senang mengikuti pelajaran yang diberikan.

Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi


pelajaran dengan cara m e r u n t u n k a n n y a dalam bentuk aktivitas belajar
yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini
dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang
tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih
terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari

44
PJOK SMP KK E
aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir
pelajaran. Untuk memahami secara lebih jauh tentang esensi modifikasi
tersebut maka kita harus mempunyai pemahaman tentang apa yang
dimodifikasi serta mengapa harus dimodifikasi.

Tidak sedikit guru pjok yang terjebak dalam ketergantungan penyajian


materi pemelajaran penjas kepada hal-hal yang sifatnya prinsip dan standar
serta harus sesuai dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Hingga tidak
sedikit pula para guru penjas dilanda kebosanan, yang selanjutnya kondisi
seperti ini akan berdampak pada pembentukan dan pengembangan peserta
didik menyangkut aspek keterampilan dan perkembangan motorik serta akan
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan psiko-sosio kulture peserta
didik. Oleh karena itu pengetahuan dan pemahaman tentang azas serta esensi
modifikasi penjas (fasilitas dan perlengkapan penjas) akan banyak membantu
guru dalam penyampaian materi pemelajaran penjas.

2. Analisis Faktor Modifikasi Materi


Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru
tentang: tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan , dan evaluasinya.
Khusus dalam penjas, disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik
tentang tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan
fasilitas, perlengkapan dan media pengajaran penjas yang dimiliki oleh sekolah
akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri.

Seperti telah dibahas bahwa minimnya fasilitas dan perlengkapan


pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut guru penjas
untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan
fasilitas dan perlengkapan yang ada. sesuai dengan kondisi siswa dan
sekolahnya. Halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan
sebagainya yang ada di lingkungan sekolah dapat direkayasa dan
dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pembelajaran pendidikan jasmani.

Dengan melakukan modifikasi fasilitas maupun perlengkapan tersebut


sebenarnya tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan
pelajaran penjas melainkan sebaliknya, siswa lebih aktif karena siswa

45
Kegiatan Pembelajaran 3
difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, dengan pendekatan bermain dalam
suasana riang gembira.

Lutan (1988) menyatakan bahwa Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan


jasmani diperlukan dengan tujuan agar:

a. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran


b. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi
c. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar

Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam


kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif,
afektif dan psikomotorik anak.

Aussie (1996), mengembangkan modifikasi di Australia dengan


pertimbangan:

a. Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang


dewasa.

b. Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan


mengurangi cedera pada anak,

c. Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan


keterampilan anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standard
untuk orang dewasa, dan

d. Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan


kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif.

Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat


digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Karena pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan
karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani
dengan senang dan gembira..

3. Modifikasi Tujuan Pembelajaran


Aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang:
tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya.

46
PJOK SMP KK E
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan pula dengan tujuan pembelajaran, dari
mulai tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan yang paling tinggi.
Modifikasi tujuan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan
pembelajaran ke dalam tiga komponen yaitu:

a Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih


menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan
bentuk atau wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa memperhatikan
aspek efisiensi atau efektifitasnya.
Misalnya : siswa dapat mengetahui dan melakukan gerakan melompat
dalam lompat jauh. Dalam contoh ini tujuan lebih banyak menekankan agar
siswa mengetahui esensi lompat melalui peragaan. Dalam kasus ini
peragaan tidak mempermasalahkan apakah lompat itu sudah dilakukan
secara efektif, efisien atau belum, yang penting adalah siswa dapat
melakukan peragaan berbagai bentuk gerakan melompat dengan ataupun
tanpa alat bantu, yang pada akhirnya siswa mengetahui esensi wujud lompat
dalam cabang olahraga atletik.

b Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih


menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan
gerak secara efisien.
Misalnya: Siswa mengetahui dan melakukan gerak melompat dengan
mentransfer kecepatan awalan ke dalam tolakannya.
Pada level ini wujud lompatannya sudah menekankan pada esensi efisiensi
gerak melompat ( misalnya: menggunakan kaki terkuat saat melompat, lutut
agak ditekuk saat menolak dan meluruskan lutut pada saat lepas dari papan
tolak, dsb) melalui peragaan.

c Tujuan penerapan maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan


pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif tidaknya
gerakan yang dilakukan melalui kriteria tertentu sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa.

Misalnya siswa mengetahui efektifitas gerak melompat yang dipelajarinya


berdasarkan ketepatan menolak pada papan tolak. Siswa dapat mengetahui dan
menemukan pada jarak awalan berapa meter dengan seberapa cepat sehingga

47
Kegiatan Pembelajaran 3
ia dapat melakukan tolakan secara tepat dan konsisten pada papan tolak. Tujuan
pembelajaran nomor lompat pada contoh tersebut antara lain:

a. Siswa mengetahui dan dapat melakukan berbagai bentuk lompat


b. Siswa mengetahui dan dapat melakukan konsep gerak dasar lompat yang
efisien
c. Siswa mengetahui jarak awalan standar untuk melakukan lompatan
d. Siswa mengenal gaya yang digunakan pada saat melayang
e. Siswa mengetahui standar kemampuan yang sudah dimilikinya dibandingkan
derngan standar yang seharus nya ia miliki.
Aspek lain yang perlu diperhatikan guru adalah, siswa tidak harus terburu-buru
mendapatkan aktivitas belajar yang jauh di atas kemampuannya, sehingga
menyebabkan siswa jadi jenuh atau frustasi. Sebaliknya guru juga tidak selalu
memberikan aktivitas belajar yang terlalu mudah bagi siswa terampil, akan tetapi
selalu memberikan aktivitas sesuai dengan perkembangan siswa.

4. Modifikasi Materi Pembelajaran


Modifikasi materi pembelajaran ini dapat di klasifikasikan ke dalam:
a. Komponen keterampilan (skill). Materi pembelajaran penjas dalam
kurikulum pada dasarnya merupakan keterampilan-keterampilan yang akan
dipelajari siswa. Guru dapat memodifikasi keterampilan tersebut dengan cara
mengurangi atau menambah tingkat kesulitan dengan cara menganalisa dan
membagi keterampilan keseluruhan ke dalam komponen-komponen , lalu
melatihnya perkomponen. Berlatih perbagian ini akan kurang bermakna
apabila siswa belum tahu ujud gerak secara keseluruhan. Oleh karena itu
berikan gambaran secara keseluruhan terlebih dahulu dengan demonstrasi
guru atau bimbinglah siswa melakukan gerak keseluruhan.
b. Klasifikasi Keterampilan (skill). Materi pembelajaran dalam bentuk
keterampilan yang akan dipelajari siswa dapat disederhanakan berdasarkan
klasifikasi keterampilannya dan memodifikasinya dengan jalan menambah
atau mengurangi tingkat kesulitannya. Klasifikasi keterampilan tersebut yaitu:

1) Close skill (keterampilan tertutup)


2) Close skill pada lingkungan yang berbeda
3) Open skill (kerampilan terbuka), dan
4) Keterampilan permainan

48
PJOK SMP KK E
Close skill merupakan tingkat keterampilan yang paling sederhana,
sementara keterampilan permainan merupakan tingkatan yang paling tinggi,
termasuk di dalamnya permainan berbagai kecabangan olahraga. Dalam
tingkatan ini pemain selain dituntut menguasai berbagai skill yang diperlukan
untuk melakukan permainan, mengkombinasikan skill yang berbeda, juga
harus menguasai berbagai strategi, baik ofensif maupun difensif.

c. Kondisi penampilan. Guru dapat memodifikasi kondisi penampilan (skill)


dengan cara mengurangi atau menambah tingkan kompleksitas
dankesulitannya.
Misalnya tinggi rendahnya kecepatan penampilan, tinggi rendahnya kekuatan
penampilan, melakukan di tempat atau bergerak, maju ke depan atau ke
segala arah, dikurangi atau ditambah peraturannya. Contoh tersebut
seringkali didapat dalam gerak manipulatif misalnya : melempar, menangkap,
atau memukul dan permainan.
d. Jumlah Keterampilan. Guru dapat memodifikasi pembelajaran dengan jalan
menambah atau mengurangi jumlah keterampilan yang dilakukan siswa
dengan cara mengkombinasikan gerakan atau keterampilan. Misal: dalam
permainan basket siswa hanya diperbolehkan : lari, lempar, tangkap, dan
menembak (shooting) berupa:

1) Lari ke tempat kosong tanpa bertabrakan


2) Melempar bola pada sasaran tanpa direbut lawan
3) Menangkap bola pada daerah yang aman
4) Menembak bola ke ring basket.

e. Perluasan jumlah perbedaan respon. Guru dapat menambah tingkat


kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara menambah jumlah
perbedaan respon terhadap konsep yang sama. Cara seperti ini
dimaksudkan untuk mendorong terjadinya “ transfer of learning”.

Perluasan aktivitas belajarnya berkisar antara aktivitas yang bertujuan untuk


membantu siswa mendefinisikan konsep sampai pada macam-macam
aktivitas yang memiliki konsep dasar sama. Misal konsep panjang awalan
dan kekuatan. Pada awalnya bentuk aktivitas berupa pembelajaran lompat
jauh tanpa awalan, awalan satu langkah, awalan tiga langkah, dst.

49
Kegiatan Pembelajaran 3
Setelah siswa memiliki konsep bahwa panjang awalan mempengaruhi
kekuatan, maka konsep ini bisa ia terapkan misal pada : lompat jangkit,
lompat tinggi, melempar, menendang bola dan lain sebagainya.

5. Modifikasi Lingkungan Pembelajaran

Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan


pembelajaran. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa klasifikasi seperti yang diuraikan di bawah ini.

a. Peralatan

Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah, biasanya kurang memadai dalam


arti kata kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun dan sangat
sedikit jumlahnya itu biasanya peralatan standar untuk orang dewasa. Guru
dapat menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar
dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas
pendidikan jasmani. Misalnya memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya,
panjang pendeknya. maupun menggantinya dengan peralatan lain sehingga
dapat digunakan untuk berbagai bentuk kegiatan penjas.

b Penataan ruang gerak.

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan


tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya.
Misalnya : melakukan dribbling, pas bawah atau lempar tangkap di tempat,
atau bermain di ruang kecil atau besar.

c Jumlah siswa yang terlibat.

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan


tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang
terlibat dalam melakukan tugas ajar tersebut. Misal: belajar pas bawah
sendiri, berpasangan, bertiga, berempat dst.

Berkaitan dengan modifikasi lingkungan pembelajaran tersebut komponen-


komponen penting yang dapat dimodifikasi menurut Aussie (1996), meliputi:

1) Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang digunakan


2) Lapangan permainan

50
PJOK SMP KK E
3) Waktu bermain atau lamanya permainan
4) Peraturan permainan, dan
5) Jumlah pemain
Sedangkan secara operasional Ateng (1992), mengemukakan modifikasi
permainan sebagai berikut :

1) Kurangi jumlah pemain dalam setiap regu


2) Ukuran lapangan diperkecil
3) Waktu bermain diperpendek
4) Sesuaikan tingkat kesulitan dengan karakteristik anak
5) Sederhanakan alat yang digunakan, dan
6) Ubahlah peraturan menjadi sederhana, sesuai dengan kebutuhan agar
permainan dapat berjalan dengan lancar.

Kondisi lingkungan pembelajaran yang memenuhi syarat untuk cabang


olahraga tertentu, artinya memodifikasi lingkungan yang ada dan
menciptakan baru, merupakan salah satu alternatif yang dapat
dikembangkan oleh guru sebagai upaya untuk menyesuaikan dengan
kerakteristik dan perkembangan siswa.

6. Modifikasi Evaluasi Pembelajaran

Modifikasi evaluasi pembelajaran maksudnya adalah penyusunan aktivitas


belajar yang terfokus pada evaluasi skill yang sudah dipelajari siswa pada
berbagai situasi.

Aktivitas evaluasi dapat merubah focus perhatian siswa dari bagaimana


seharusnya suatu skill dilakukan menjadi bagaimana skill itu digunakan
atau apa tujuan skill itu. Oleh karena itu guru harus pandaipandai menentukan
modifikasi evaluasi yang sesuai dengan keperluannya.

Evaluasi yang lebih berorientasi pada hasil dapat meningkatkan penampilan


siswa yang sudah memiliki skill dan percaya diri yang memadai. Namun
sebaliknya dapat merusak skill siswa yang belum meraih kemampuan atau
percaya diri yang memadai. Untuk itu, bentuk modifikasi evaluasi harus betul-
betul sejalan dengan tujuan dan aktivitas belajarnya.

51
Kegiatan Pembelajaran 3
Dengan melakukan modifikasi, guru penjas akan menyajikan materi pelajaran
yang sulit menjadi lebih mudah dan disederhanakan tanpa harus takut
kehilangan makna dan apa yang akan diberikan. Anak akan lebih leluasa
bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang dimodifikasi .

D. Aktivitas Pembelajaran

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini


mencakup aktivitas individual dan aktivitas kelompok.
1. Aktivitas Individual meliputi:
a) memahami dan mencermati materi pelatihan
b) mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah/kasus menyimpulkan
mengenai modifikasi dalam pembelajaran PJOK
c) melakukan refleksi yaitu dengan menuliskan pengalaman yang dirasakan
dalam penanaman nilai karakter mandiri, tanggungjawab dan jujur
d) Mengerjakan LK
2. Aktivitas kelompok meliputi:
a) mendiskusikan materi pelatihan
b) bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan menyelesaikan
masalah/kasus nilai karakter yang akan ditanamkan adalah gotong
royong yaitu mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama
dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan
rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang lain
c) Mengerjakan Lembar kerja
d) membuat rangkuman.

52
PJOK SMP KK E

Lembar kerja
Kegiatan : MODIFIKASI MATERI PEMBELAJARAN

Bahan : 220GD000E; Pelaksanaan Pembelajaran dan


Perkembangan Anak dan Kompetensi Guru

Tujuan : Memiliki kecakapan dalam mengelola pembelajaran


mengacu pada konsep keilmuan pendukung PJOK secara
profesional serta memiliki tanggung jawab personal dan
sosial sebagai tauladan bagi peserta didik dan masyarakat
sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Skenario : 1. Cermati modul tentang modifikasi materi pembelajaran
Kegiatan
2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan selengkap-
lengkapnya .

3. Setelah itu tentukan Materi /topik pembelajaran yang


sesuai dengan KD dan rumusan indikator.

1. Apa yang dimaksud dengan modifikasi ?


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Faktor apa yang tidak dapat dimofikasi saat pembelajaran?
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
3. Buatlah bentuk permainan yang sederhana yang didalam prakteknya
menggunakan modifikasi lingkungan pembelajaran dalam
penjasorkes?

53
Kegiatan Pembelajaran 3

Nama Permainan :

1.

Modifikasi Lingkungan : 2.

3.

Cara bermaian :

54
PJOK SMP KK E

E. Latihan/Kasus/Tugas

Perancang kegiatan: melaui kegiatan ini diharapkan peserta mampu Membuat


modifikasi dalam pembelajaran PJOK.
Langkah kegiatan:
1. Pilihlah salah satu subtopik/sub materi/ sub tema untuk salah satu KD pada
satuan pendidikan sekolah dasar serta pilih kelas yang disepakati dalam
kelompok.
2. Buatlah format sederhana dalam membuat modifikasi pembelajaran salah
satu KD yang sudah anda pilih.
3. Presentasikan dalam kelas hasil kerja kelompok anda yang sudah dibuat.

F. Rangkuman

Prinsip utama yang perlu diperhatikan para guru dalam memodifikasi


pembelajaran adalah prinsip “Developmentally Appropriate Practice” (DAP)
termasuk didalamnya “keadaan tubuh”. Modifikasi yang berprinsip pada DAP di
arahkan agar aktivitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan
karakteristik anak sehingga mendorong ke arah perubahan kemampuan ke arah
yang lebih baik. Beberapa modifikasi dapat dilakukan terhadap: tujuan,
karakteristik materi, kondisi lingkungan dan evaluasinya.

Modifikasi tujuan pembelajaran berkaitan dengan tujuan perluasan, tujuan


penghalusan dan tujuan penerapan. Modifikasi materi pelajaran berkaitan
dengan komponen keterampilan, klasifikasi keterampilan, kondisi keterampilan
,jumlah keterampilan dan perluasan jumlah responModifikasi materi pelajaran
berkaitan dengan komponen keterampilan, klasifikasi keterampilan, kondisi
keterampilan jumlah keterampilan dan perluasan jumlah respon.

Modifikasi lingkungan pembelajaran berkaitan dengan peralatan, penataan ruan


gerak dan jumlah siswa yang terlibat. Modifikasi evaluasi pembelajaran berkaitan
dengan bagaiman skill itu digunakan dan apa tujuan dari skill itu.

Selain saudara menguasai isi modul dari segi keterampilan dan pengetahuan hal
yang lebih penting adalah bagaimana saudara bisa mengambil nilai sikap dari
proses pembelajaran yang ada dimodul ini yaitu mandiri, gotong royong dan

55
Kegiatan Pembelajaran 3
bagaimana saudara nantinya bisa mengimplementasikan dan menanamkan
sikap tersebut kepada peserta didik

G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Setelah menjawab tes formatif (Evaluasi KP-7) pada kegiatan belajar ini,
kemudian cocokan jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat pada
bagian akhir modul ini, hitung jawaban Saudara yang benar. Untuk mengetahui
tingkat penguasaan Saudara dalam mempelajari materi dalam kegiatan ini,

Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100
Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90 – 100 = baik sekali

80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang

56
PJOK SMP KK E

Kegiatan Pembelajaran 4
Kompetensi Profesi Guru Dan PKG 1

A. Tujuan

Memiliki pemahaman dan menjelaskan terkait tentang konsep, syarat,


prinsip, proses, dan prosedur pelaksanaan PK Guru, sebagai suatu sistem
penilaian kinerja yang berbasis bukti (avidence-based appraisal) sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan menannamkan nilai-nilai karakter pada
setiap langkah-langkah pembelajaranya.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan konsep penilaian kinerja guru


2. Menjelaskan syarat sistem pk guru
3. Menjelaskan prinsip pelaksanaan pk guru
4. Menjelaskan prinsip penilaian kinerja guru
5. Menjelaskan standar kualifikasi dan kompetensi guru mata pelajaran PJOK
6. Menjelaskan penilaian kinerja guru: prinsip dan prosedur evaluasi diri kinerja
guru.

C. Uraian Materi

1. Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru Mata Pelajaran PJOK


a. Kualifikasi akademik guru
1) Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup
kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/ Taman Kanak-
kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru
sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah

57
Kegiatan Pembelajaran 4
atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK*), sebagai berikut:
a) Kualifikasi Akademik Guru SD/MI
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1PGSD/PGMI) atau psikologi
yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
b) Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
c) Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
d) Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
e) Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*
Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2) Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan


Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat
sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan
tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh
melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi

58
PJOK SMP KK E
seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan
tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

Keterangan:
Tanda * pada halaman ini dan halaman-halaman berikutmya, hanya
untuk guru kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif.

b. Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs,


SMA/MA, dan SMK/MAK*
Tabel 9. Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran

KOMPETENSI GURU MATA


No. KOMPETENSI INTI GURU
PELAJARAN

Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik 1.1 Memahami karakteristik peserta
peserta didik dari aspek fisik, didik yang berkaitan dengan aspek
moral, spiritual, sosial,
fisik, intelektual, sosial-emosional,
kultural, emosional, dan
intelektual. moral, spiritual, dan latar belakang
sosial- budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta
didik dalam mata pelajaran yang
diampu.
1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal
peserta didik dalam mata
pelajaran yang diampu.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar
peserta didik dalam mata
pelajaran yang diampu.
.2. Menguasai teori belajar dan 2.1 Memahami berbagai teori belajar
prinsip-prinsip pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.
yang mendidik terkait dengan
mata pelajaranyang diampu.
2.2 Menerapkan berbagai
pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam
mata pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan kurikulum 3.1 Memahami prinsip-prinsip
yang terkait dengan mata pengembangan kurikulum.
pelajaran yang diampu.
3.2 Menentukan tujuan pembelajaran
yang diampu.
3.3 Menentukan pengalaman belajar

59
Kegiatan Pembelajaran 4

KOMPETENSI GURU MATA


No. KOMPETENSI INTI GURU
PELAJARAN
yang sesuai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diampu.
3.4 Memilih materi pembelajaran yang
diampu yang terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan
pembelajaran.
3.5 Menata materi pembelajaran
secara benar sesuai dengan
pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik.
3.6 Mengembangkan indikator dan
instrumen penilaian.
.4. Menyelenggarakan 4.1 Memahami prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik. perancangan pembelajaran yang
mendidik.
4.2 Mengembangkan komponen-
komponen rancangan
pembelajaran.
4.3 Menyusun rancangan
pembelajaran yang lengkap, baik
untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan.
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang
mendidik di kelas, di laboratorium,
dan di lapangan dengan
memperhatikan standar keamanan
yang dipersyaratkan.
4.5 Menggunakan media
pembelajaran dan sumber belajar
yang relevan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran
yang diampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6 Mengambil keputusan
transaksional dalam pembelajaran
yang diampu sesuai dengan
situasi yang berkembang.
.4. Memanfaatkan teknologi 5.1 Memanfaatkan teknologi informasi
informasi dan komunikasi dan komunikasi dalam
untuk pembelajaran yang diampu.
kepentingan

60
PJOK SMP KK E

KOMPETENSI GURU MATA


No. KOMPETENSI INTI GURU
PELAJARAN
pembelajaran.
6. Memfasilitasi 6.1 Menyediakan berbagai kegiatan
pengembangan potensi pembelajaran untuk mendorong
peserta didik untuk
peserta didik mencapai prestasi
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang secara optimal.
dimiliki. 6.2 Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi
peserta didik, termasuk
kreativitasnya.
7. Berkomunikasi secara 7.1 Memahami berbagai strategi
efektif, empatik, dan santun berkomunikasi yang efektif,
dengan
empatik, dan santun, secara lisan,
peserta didik.
tulisan, dan/atau bentuk lain.
7.2 Berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan
peserta didik dengan bahasa yang
khas dalam interaksi
kegiatan/permainan yang
mendidik yang terbangun secara
siklikal dari (a) penyiapan kondisi
psikologis peserta didik untuk
ambil bagian dalam permainan
melalui bujukan dan contoh, (b)
ajakan kepada peserta didik untuk
ambil bagian, (c) respons peserta
didik terhadap ajakan guru, dan
(d) reaksi guru terhadap respons
peserta didik, dan seterusnya.
8 Menyelenggarakan penilaian 8.1 Memahami prinsip-prinsip
. dan evaluasi proses dan penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.
hasil belajar sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang
diampu.
8.2 Menentukan aspek-aspek proses
dan hasil belajar yang penting
untuk dinilai dan dievaluasi sesuai
dengan karakteristik mata
pelajaran yang diampu.
8.3 Menentukan prosedur penilaian
dan evaluasi proses dan hasil

61
Kegiatan Pembelajaran 4

KOMPETENSI GURU MATA


No. KOMPETENSI INTI GURU
PELAJARAN
belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen
penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian
proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan
mengunakan berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasil penilaian
proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan
hasil belajar.

9 Memanfaatkan hasil 9.1 Menggunakan informasi hasil


. penilaian dan evaluasi untuk penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
menentukan ketuntasan belajar
9.2 Menggunakan informasi hasil
penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan
pengayaan.
9.3 Mengkomunikasikan hasil
penilaian dan evaluasi kepada
pemangku kepentingan.
9.4 Memanfaatkan informasi hasil
penilaian dan evaluasi
pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.

10. Melakukan tindakan 10.1 Melakukan refleksi terhadap


reflektif untuk peningkatan pembelajaran yang telah
kualitas pembelajaran.
dilaksanakan.
10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk
perbaikan dan pengembangan
pembelajaran dalam mata
pelajaran yang diampu.
10.3 Melakukan penelitian tindakan
kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam mata
pelajaran yang diampu.

62
PJOK SMP KK E

KOMPETENSI GURU MATA


No. KOMPETENSI INTI GURU
PELAJARAN
Kompetensi Kepribadian
11. Bertindak sesuai dengan 11.1 Menghargai peserta didik tanpa
norma agama, hukum, membedakan keyakinan yang
sosial, dan kebudayaan
dianut, suku, adat-istiadat, daerah
nasional Indonesia.
asal, dan gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan norma
agama yang dianut, hukum dan
sosial yang berlaku dalam
masyarakat, dan kebudayaan
nasional Indonesia yang beragam.

12. Menampilkan diri sebagai 12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan


pribadi yang jujur, manusiawi.
berakhlak
12.2 Berperilaku yang mencerminkan
mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat. ketakwaan dan akhlak mulia.
12.3 Berperilaku yang dapat diteladan
oleh peserta didik dan anggota
masyarakat di sekitarnya.

13. Menampilkan diri sebagai 13.1 Menampilkan diri sebagai pribadi


pribadi yang mantap, yang mantap dan stabil.
stabil,
13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi
dewasa, arif, dan berwibawa.
yang dewasa, arif, dan berwibawa.

14. Menunjukkan etos kerja, 14.1 Menunjukkan etos kerja dan


tanggung jawab yang
tanggung jawab yang tinggi.
tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa 14.2 Bangga menjadi guru dan percaya
percaya diri. pada diri sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara
profesional.

15. Menjunjung tinggi kode 15.1 Memahami kode etik profesi guru.
etik profesi guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi
guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode
etik profesi guru.

63
Kegiatan Pembelajaran 4

KOMPETENSI GURU MATA


No. KOMPETENSI INTI GURU
PELAJARAN

Kompetensi Sosial

16. Bersikap inklusif, 16.1 Bersikap inklusif dan objektif


bertindak objektif, serta
terhadap peserta didik, teman
tidak
diskriminatif karena sejawat dan lingkungan sekitar
pertimbangan jenis kelamin, dalam melaksanakan
agama, ras, kondisi fisik, latar pembelajaran.
belakang keluarga, dan 16.2 Tidak bersikap diskriminatif
status sosial ekonomi.
terhadap peserta didik, teman
sejawat, orang tua peserta didik
dan lingkungan sekolah karena
perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga,
dan status sosial-ekonomi.
17. Berkomunikasi secara 17.1 Berkomunikasi dengan teman
efektif, empatik, dan santun
dengan sesama pendidik, sejawat dan komunitas ilmiah
tenaga kependidikan, orang lainnya secara santun, empatik
tua, dan dan efektif.
masyarakat. 17.2 Berkomunikasi dengan orang tua
peserta didik dan masyarakat
secara santun, empatik, dan
efektif tentang program
pembelajaran dan kemajuan
peserta didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua
peserta didik dan masyarakat
dalam program pembelajaran dan
dalam mengatasi kesulitan belajar
peserta didik.
18. Beradaptasi di tempat 18.1 Beradaptasi dengan lingkungan
bertugas di seluruh
wilayah Republik tempat bekerja dalam rangka
Indonesia yang memiliki meningkatkan efektivitas sebagai
keragaman sosial pendidik.
budaya. 18.2 Melaksanakan berbagai program
dalam lingkungan kerja untuk
mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan
di daerah yang bersangkutan.

64
PJOK SMP KK E

KOMPETENSI GURU MATA


No. KOMPETENSI INTI GURU
PELAJARAN
19. Berkomunikasi dengan 19.1 Berkomunikasi dengan teman
komunitas profesi sendiri sejawat, profesi ilmiah, dan
dan profesi lain secara lisan
komunitas ilmiah lainnya melalui
dan
tulisan atau bentuk lain. berbagai media dalam rangka
meningkatkan kualitas
pembelajaran.
19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil
inovasi pembelajaran kepada
komunitas profesi sendiri secara
lisan dan tulisan maupun bentuk
lain.
Kompetensi Profesional
20. Menguasai materi, Jabaran kompetensi Butir 20
struktur, konsep, dan pola
untuk masing- masing guru
pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran disajikan setelah
mata pelajaran yang tabel ini.
diampu.
21. Menguasai standar 21.1 Memahami standar kompetensi
kompetensi dan mata pelajaran yang diampu.
kompetensi dasar mata
21.2 Memahami kompetensi dasar
pelajaran yang diampu.
mata pelajaran yang diampu.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran
yang diampu.

22. Mengembangkan materi 22.1 Memilih materi pembelajaran yang


pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat
diampu secara kreatif.
perkembangan peserta didik.

22.2 Mengolah materi pelajaran yang


diampu secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan
peserta didik.

23. Mengembangkan 23.1 Melakukan refleksi terhadap


keprofesionalan kinerja sendiri secara terus
secara
menerus.
berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif. 23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam
rangka peningkatan
keprofesionalan.
23.3 Melakukan penelitian tindakan

65
Kegiatan Pembelajaran 4

KOMPETENSI GURU MATA


No. KOMPETENSI INTI GURU
PELAJARAN
kelas untuk peningkatan
keprofesionalan.
23.4 Mengikuti kemajuan zaman
dengan belajar dari berbagai
sumber.

24. Memanfaatkan teknologi 24.1 Memanfaatkan teknologi informasi


informasi dan dan komunikasi dalam
komunikasi
berkomunikasi.
untuk mengembangkan diri.
24.2 Memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk
pengembangan diri.

c. Kompetensi Inti Guru butir 20 untuk setiap guru mata pelajaran


dijabarkan sebagai berikut.
Kompetensi Guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan pada SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, SMK/MAK*
1) Menjelaskan dimensi filosofis pendidikan jasmani termasuk etika
sebagai aturan dan profesi.
2) Menjelaskan perspektif sejarah pendidikan jasmani.
3) Menjelaskan dimensi anatomi manusia, secara struktur dan fungsinya
4) Menjelaskan aspek kinesiologi dan kinerja fisik manusia.
5) Menjelaskan aspek fisiologis manusia dan efek dari kinerja latihan.
6) Menjelaskan aspek psikologi pada kinerja manusia, termasuk
motivasi dan tujuan, kecemasan dan stress, serta persepsi diri.
7) Menjelaskan aspek sosiologi dalam kinerja diri, termasuk dinamika
sosial; etika dan perilaku moral, dan budaya, suku, dan perbedaan jenis
kelamin.
8) Menjelaskan teori perkembangan gerak, termasuk aspek-aspek
yang mempengaruhinya.
9) Menjelaskan teori belajar gerak, termasuk keterampilan dasar
dan kompleks dan hubungan timbal balik di antara domain kognitif, afektif
dan psikomotorik.

66
PJOK SMP KK E
2. Penilaian kinerja guru: prinsip dan prosedur evaluasi diri kinerja guru.
a. Prosedur dan waktu pelaksanaan PK Guru
1) Waktu Pelaksanaan
PK GURU dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setahun, yaitu
pada awal tahun ajaran dan akhir tahun ajaran.
a) PK Guru Formatif
PK GURU formatif digunakan untuk menyusun profil kinerja guru dan
harus dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) minggu di awal tahun
ajaran. Berdasarkan profil kinerja guru ini dan hasil evaluasi diri yang
dilakukan oleh guru secara mandiri, sekolah/madrasah menyusun
rencana PKB. Bagi guru dengan PK GURU di bawah standar, program
PKB diarahkan untuk pencapaian standar kompetensi tersebut.
Sementara itu, bagi guru dengan PK GURU yang telah mencapai atau di
atas standar, program PKB diorientasikan untuk meningkatkan atau
memperbaharui pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan perilaku
keprofesiannya.
b) PK Guru Sumatif
PK GURU sumatif digunakan untuk menetapkan perolahan angka kredit
guru pada tahun tersebut. PK GURU sumatif juga digunakan untuk
menganalisis kemajuan yang dicapai guru dalam pelaksanaan PKB, baik
bagi guru yang nilainya masih di bawah standar, telah mencapai
standar, atau melebihi standar kompetensi yang ditetapkan.

2) Prosedur Pelaksanaan
Secara spesifik terdapat perbedaan prosedur pelaksanaan PK GURU
pembelajaran atau pembimbingan dengan prosedur pelaksanaan PK
GURU untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah. Meskipun demikian, secara umum kegiatan penilaian PK
GURU di tingkat sekolah dilaksanakan dalam 4 tahapan.

67
Kegiatan Pembelajaran 4
a) Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, hal-hal yang harus dilakukan oleh penilai


maupun guru yang akan dinilai.

(1) memahami Pedoman PK GURU, terutama tentang sistem yang


diterapkan dan posisi PK GURU dalam kerangka pembinaan dan
pengembangan profesi guru;
(2) memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan
dalam bentuk indikator kinerja;
(3) memahami penggunaan instrumen PK GURU dan tata cara
penilaian yang akan dilakukan, termasuk cara mencatat semua hasil
pengamatan dan pemantauan, serta mengumpulkan dokumen dan
bukti fisik lainnya yang memperkuat hasil penilaian; dan
(4) memberitahukan rencana pelaksanaan PK GURU kepada guru
yang akan dinilai sekaligus menentukan rentang waktu jadwal
pelaksanaannya.

b) Tahap Pelaksanaan

Beberapa tahapan PK GURU yang harus dilalui oleh penilai


sebelum menetapkan nilai untuk setiap kompetensi, adalah sebagai
berikut.

(1) Sebelum Pengamatan


Pertemuan awal antara penilai dengan guru yang dinilai sebelum
dilakukan pengamatan dilaksanakan di ruang khusus tanpa ada
orang ketiga. Pada pertemuan ini, penilai mengumpulkan dokumen
pendukung dan melakukan diskusi tentang berbagai hal yang
tidak mungkin dilakukan pada saat pengamatan. Semua hasil
diskusi, wajib dicatat dalam format laporan dan evaluasi per
kompetensi (Lampiran 1B bagi PK Guru Pembelajaran dan
Lampiran 2B bagi PK Guru BK/Konselor) sebagai bukti penilaian
kinerja. Untuk pelaksanaan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah dapat dicatat dalam lembaran

68
PJOK SMP KK E
lain karena tidak ada format khusus yang disediakan untuk proses
pencatatan ini.

(2) Selama Pengamatan


Selama pengamatan di kelas dan/atau di luar kelas, penilai wajib
mencatat semua kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
pelaksanaan proses pembelajaran atau pembimbingan, dan/atau
dalam pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah.

Dalam konteks ini, penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan


instrumen yang sesuai untuk masing-masing penilaian kinerja. Untuk
menilai guru yang melaksanakan proses pembelajaran atau
pembimbingan, penilai menggunakan instrumen PK GURU
pembelajaran atau pembimbingan.

Pengamatan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di kelas selama


proses tatap muka tanpa harus mengganggu proses pembelajaran.
Pengamatan kegiatan pembimbingan dapat dilakukan selama proses
pembimbingan baik yang dilakukan dalam kelas maupun di luar
kelas, baik pada saat pembimbingan individu maupun kelompok.

Penilai wajib mencatat semua hasil pengamatan pada format


laporan dan evaluasi per kompetensi tersebut (Lampiran 1B bagi
PK Guru Pembelajaran dan Lampiran 2B bagi PK Guru
Pembimbingan, BK/Konselor) atau lembar lain sebagai bukti
penilaian kinerja. Jika diperlukan, proses pengamatan dapat
dilakukan lebih dari satu kali untuk memperoleh informasi yang
akurat, valid dan konsisten tentang kinerja seorang guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran atau pembimbingan.

Dalam proses penilaian untuk tugas tambahan yang relevan dengan


fungsi sekolah/madrasah, data dan informasi dapat diperoleh melalui
pencatatan terhadap semua bukti yang teridentifikasi di tempat yang
disediakan pada masing-masing kriteria penilaian. Bukti-bukti ini
dapat diperoleh melalui pengamatan, wawancara dengan pemangku

69
Kegiatan Pembelajaran 4
kepentingan pendidikan (guru, komite sekolah, peserta didik, DU/DI
mitra). Bukti-bukti yang dimaksud dapat berupa:

(a) Bukti yang teramati (tangible evidences) seperti:

• Dokumen-dokumen tertulis;

• Kondisi sarana/prasarana (hardware dan/atau software)


dan lingkungan sekolah;

• Foto, gambar, slide, video; dan

• Produk-produk siswa.
(b) bukti yang tak teramati (intangible evidences) seperti:

• Sikap dan perilaku kepala sekolah; dan


• Budaya dan iklim sekolah

(3) Setelah Pengamatan


Pada pertemuan setelah pengamatan pelaksanaan proses
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan
yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilai dapat
mengklarifikasi beberapa aspek tertentu yang masih diragukan.
Penilai wajib mencatat semua hasil pertemuan pada format
laporan dan evaluasi per kompetensi tersebut (Lampiran 1B
bagi PK Guru Pembelajaran dan lampiran 2B bagi PK Guru
Pembimbingan, BK/Konselor) atau lembar lain sebagai bukti
penilaian kinerja. Pertemuan dilakukan di ruang khusus dan
hanya dihadiri oleh penilai dan guru yang dinilai. Untuk penilaian
kinerja tugas tambahan, hasilnya dapat dicatat pada Format
Penilaian Kinerja sebagai deskripsi penilaian kinerja (lihat Lampiran
3).

c) Tahap pemberian nilai


(1) Penilaian
Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk setiap kompetensi dengan
skala nilai 1, 2, 3, atau 4. Sebelum pemberian nilai tersebut, penilai
terlebih dahulu memberikan skor 0, 1, atau 2 pada masing-masing
indikator untuk setiap kompetensi. Pemberian skor ini harus
didasarkan kepada catatan hasil pengamatan dan pemantauan serta

70
PJOK SMP KK E
bukti-bukti berupa dokumen lain yang dikumpulkan selama proses PK
GURU. Pemberian nilai untuk setiap kompetensi dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut.
(a) Pemberian skor 0, 1, atau 2 untuk masing-masing indikator setiap
kompetensi. Pemberian skor ini dilakukan dengan cara
membandingkan rangkuman catatan hasil pengamatan dan
pemantauan di lembar format laporan dan evaluasi per
kompetensi dengan indikator kinerja masing-masing kompetensi
(lihat contoh di Tabel 8). Aturan pemberian skor untuk setiap indikator
adalah:
• Skor 0 menyatakan indikator tidak dilaksanakan, atau
tidak menunjukkan bukti,
• Skor 1 menyatakan indikator dilaksanakan sebagian, atau ada
bukti tetapi tidak lengkap
• Skor 2 menyatakan indikator dilaksanakan sepenuhnya, atau
ada bukti yang lengkap.

Tabel 10. Contoh Pemberian Nilai Kompetensi tertentu


pada proses PK GURU Kelas/Mata Pelajaran

Penilaian Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik

Indikator Skor
1. Guru dapat mengidentifikasi karakter
belajar setiap peserta didik 0 1 2
dikelasnya.
2. Guru memastikan bahwa semua
peserta didik mendapatkan
kesempatan yang sama untuk 0 1 2
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran
3. Guru dapat mengatur kelas untuk
memberikan kesempatan yang sama
pada semua peserta didik dengan 0 1 2
kelainan fisik dan kemampuan
belajar yang berbeda
4. Guru mencoba mengetahui
penyebab penyimpangan perilaku
peserta didik untuk mencegah agar 0 1 2
perilaku tersebut tidak merugikan
peserta didiknya
5. Guru membantu mnengembangkan 0 1 2

71
Kegiatan Pembelajaran 4
potensi dan mengatasi kekurangan
peserta didik
6. Guru Memperhatikan peserta didik
dengan kelemahan fisik tertentu agar
dapat mengikuti aktivitas
pembelajaran sehingga peserta didik 0 1 2
tersebut tidak
termarginalkan(tersisihkan, diolok-
olok,minder,dsb.)
Total Skor yang diperoleh 1+2+2+0+0+2 = 7
Skor Maksimum Kompetensi =
6 x 2 = 12
banyaknya

(b) perolehan skor untuk setiap kompetensi tersebut selanjutnya


dijumlahkan dan dihitung persentasenya dengan cara: membagi total
skor yang diperoleh dengan total skor maksimum kompetensi dan
mengalikannya dengan 100%. Perolehan persentase skor pada
setiap kompetensi ini kemudian dikonversikan ke skala nilai 1, 2, 3,
atau 4. Konversi skor 0, 1 dan 2 ke dalam nilai kompetensi dilakukan
sesuai Tabel berikut.
Tabel 11. Konversi skor ke nilai kompetensi

Rentang Total Skor “X” Nilai Kompetensi

0% < X ≤ 25% 1
25% < X ≤ 50% 2
50% < X ≤ 75% 3
75% < X ≤ 100% 4

untuk guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi


sekolah/madrasah, penilaian dilakukan langsung dengan
memberikan nilai 1, 2, 3, dan 4 untuk setiap kriteria/indikator pada
kompetensi tertentu (lihat contoh Tabel 10). Kemudian, nilai
setiap kriteria/indikator dijumlahkan dan hitung rata-ratanya. Nilai
rata-rata ini merupakan nilai bagi setiap kompetensi terkait.

Tabel 12. Contoh Pemberian Nilai Kompetensi tertentu pada proses PK GURU dengan
tugas tambahan sebagai kepala sekolah

Kompetensi 6 : Supervisi Pembelajaran (PKKS 6)

72
PJOK SMP KK E

BUKTI YANG
KRITERIA SKOR
TERIDENTIFIKASI

1. Menyusun program supervisi 1 2 3 4


akademikdalam rangka peningkatan
f i li
2. Melaksanakan supervisi akademik 1 2 3 4
terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang
tepat
3. Menilai dan menindaklanjuti kegiatan 1 2 3 4
supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.

Jumlah Skor 8

Skor Rata-Rata = Jumlah Skor : 3 = 8 : 3 2,7

Deskripsi Kinerja yang Telah Dilakukan:

Dengan demikian, penilaian kinerja guru dengan tugas


tambahan tersebut tidak perlu lagi mengkonversikannya ke nilai 1, 2,
3, dan 4.

(c) Nilai setiap kompetensi tersebut kemudian direkapitulasi dalam


format hasil penilaian kinerja guru (Lampiran 1C bagi PK Guru
Kelas/Mata Pelajaran atau 2C bagi PK Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor) untuk mendapatkan nilai total PK GURU. Untuk
penilaian kinerja guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah, nilai untuk setiap kompetensi
direkapitulasi ke dalam format rekapitulasi penilaian kinerja untuk
mendapatkan nilai PK GURU. Nilai total ini selanjutnya dikonversikan
ke dalam skala nilai sesuai Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi No.
16 Tahun 2009. Konversi ini dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.

Nilai PKG (skala 100) = Nilai PKG × 100


Nilai PKG Tertinggi

73
Kegiatan Pembelajaran 4
Keterangan:

• Nilai PKG (skala 100) maksudnya nilai PK Guru


Kelas/Mata Pelajaran, Bimbingan dan Konseling/Konselor
atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah dalam skala 0 - 100 menurut Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009.

• Nilai PKG adalah nilai PK GURU Kelas/Mata Pelajaran,


Bimbingan dan Konseling/Konselor atau pelaksanaan tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang
diperoleh dalam proses PK GURU sebelum diubah dalam skala
0 – 100 menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009.

• Nilai PKG Tertinggi adalah nilai tertinggi PK GURU yang dapat


dicapai, yaitu 56 (=14 x 4) bagi PK GURU pembelajaran (14
kompetensi), dan 68 (=17 x 4) bagi PK Guru pembimbingan (17
kompetensi). Nilai tertinggi PK GURU dengan tugas tambahan
disesuaikan dengan instrumen terkait untuk masing-masing tugas
tambahan yang sesuai dengan fungsi sekolah/madrasah.

(d) Berdasarkan hasil konversi nilai PK GURU ke dalam skala nilai


sesuai dengan Permeneg PAN dan RB Nomor 16 tahun 2010 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, selanjutnya dapat
ditetapkan sebutan dan persentase angka kreditnya sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 13.Konversi Nilai Kinerja Hasil PK GURU ke persentase Angka Kredit
Nilai Hasil PK Sebutan Persentase Angka
GURU kredit
91 Amat baik 125%
76 Baik 100%
61 Cukup 75%
51 Sedang 50%
≤ Kurang 25%

74
PJOK SMP KK E
(e) (Setelah melaksanakan penilaian, penilai wajib memberitahukan
kepada guru yang dinilai tentang nilai hasil PK GURU berdasarkan
bukti catatan untuk setiap kompetensi. Penilai dan guru yang
dinilai melakukan refleksi terhadap hasil PK GURU, sebagai
upaya untuk perbaikan kualitas kinerja guru pada periode
berikutnya.
• Jika guru yang dinilai dan penilai telah sepakat dengan hasil
penilaian kinerja, maka keduanya menandatangani format laporan
hasil penilaian kinerja guru tersebut (Lampiran 1C untuk Guru
Pembelajaran atau Lampiran 2C untuk Guru Pembimbingan
BK/Konselor). Format ini juga ditandatangani oleh kepala sekolah.
• Khusus bagi guru yang mengajar di 2 (dua) sekolah atau
lebih (guru multi sekolah/madrasah), maka penilaian dilakukan di
sekolah/ madrasah induk. Meskipun demikian, penilai dapat
melakukan pengamatan serta mengumpulkan data dan informasi
dari sekolah/madrasah lain tempat guru mengajar atau
membimbing.
(2) Pernyataan Keberatan terhadap Hasil Penilaian
Keputusan penilai terbuka untuk diverifikasi. Guru yang dinilai dapat
mengajukan keberatan terhadap hasil penilaian tersebut. Keberatan
disampaikan kepada Kepala Sekolah dan/atau Dinas Pendidikan, yang
selanjutnya akan menunjuk seseorang yang tepat untuk bertindak
sebagai moderator.

Dalam hal ini moderator dapat mengulang pelaksanaan PK GURU


untuk kompetensi tertentu yang tidak disepakati atau mengulang
penilaian kinerja secara menyeluruh. Pengajuan usul penilaian ulang
harus dicatat dalam laporan akhir. Dalam kasus ini, nilai PK GURU dari
moderator digunakan sebagai hasil akhir PK GURU. Penilaian ulang
hanya dapat dilakukan satu kali dan moderator hanya bekerja untuk
kasus penilaian tersebut.

b. Tahap pelaporan
Setelah nilai PK GURU formatif dan sumatif diperoleh, penilai wajib
melaporkan hasil PK GURU kepada pihak yang berwenang untuk

75
Kegiatan Pembelajaran 4
menindaklanjuti hasil PK GURU tersebut. Hasil PK GURU formatif
dilaporkan kepada kepala sekolah/koordinator PKB sebagai masukan untuk
merencanakan kegiatan PKB tahunan. Hasil PK GURU sumatif dilaporkan
kepada tim penilai tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, atau tingkat
pusat sesuai dengan kewenangannya. Laporan PK Guru sumatif ini
digunakan oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat
sebagai dasar perhitungan dan penetapan angka kredit (PAK) tahunan
yang selanjutnya dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat dan jabatan
fungsional guru.

Laporan mencakup: (1) Laporan dan evaluasi per kompetensi sesuai format;
(ii) Rekap hasil PK GURU sesuai format; dan (iii) dokumen pendukung
lainnya.

Guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi


sekolah/madrasah dan mengurangi beban jam mengajar tatap muka, dinilai
dengan menggunakan 2 (dua) instrumen, yaitu: (i) instrumen PK GURU
pembelajaran atau pembimbingan; dan (ii) instrumen PK GURU
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah. Hasil PK GURU pelaksanaan tugas tambahan tersebut
akan digabungkan dengan hasil PK GURU pelaksanaan pembelajaran
atau pembimbingan sesuai persentase yang ditetapkan dalam aturan yang
berlaku.

c. Konversi Nilai Hasil PK GURU ke Angka Kredit


Nilai kinerja guru hasil PK GURU perlu dikonversikan ke skala nilai menurut
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya. Hasil konversi ini selanjutnya digunakan untuk menetapkan
sebutan hasil PK GURU dan persentase perolehan angka kredit sesuai
pangkat dan jabatan fungsional guru. Sebelum melakukan pengkonversian
hasil PK GURU ke angka kredit, tim penilai harus melakukan verifikasi
terhadap hasil PK GURU.

Kegiatan verifikasi ini dilaksanakan dengan menggunakan berbagai dokumen


(Hasil PK GURU yang direkapitulasi dalam Format Rekap Hasil PK GURU,

76
PJOK SMP KK E
catatan hasil pengamatan, studi dokumen, wawancara, dan sebagainya yang
ditulis dalam Format Laporan dan Evaluasi per kompetensi beserta dokumen
pendukungnya) yang disampaikan oleh sekolah untuk pengusulan penetapan
angka kredit. Jika diperlukan dan dimungkinkan, kegiatan verifikasi hasil PK
GURU dapat mencakup kunjungan ke sekolah/madrasah oleh tim penilai tingkat
kabupaten/kota, provinsi, atau pusat.

Pengkonversian hasil PK GURU ke Angka Kredit adalah tugas Tim Penilai


Angka Kredit kenaikan jabatan fungsional guru di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, atau pusat. Penghitungan angka kredit dapat dilakukan di tingkat
sekolah, tetapi hanya untuk keperluan estimasi perolehan angka kredit guru.
Angka kredit estimasi berdasarkan hasil perhitungan PK GURU yang
dilaksanakan di sekolah, selanjutnya dicatat dalam format penghitungan angka
kredit yang ditanda-tangani oleh penilai, guru yang dinilai dan diketahui oleh
kepala sekolah.

Bersama-sama dengan angka angka kredit dari unsur utama lainnya


(pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif) dan unsur
penunjang, hasil perhitungan PK GURU yang dilakukan oleh tim penilai tingkat
kabupaten/kota, provinsi, atau pusat akan direkap dalam daftar usulan
penetapan angka kredit (DUPAK) untuk proses penetapan angka kredit
kenaikan jabatan fungsional guru.

1. Konversi nilai PK GURU bagi guru tanpa tugas tambahan yang


relevan dengan fungsi sekolah/madrasah

Konversi nilai PK GURU ke angka kredit dilakukan berdasarkan Tabel 10


di atas. Selanjutnya, berdasarkan Permenneg PAN dan RB Nomor
16 Tahun 2009, perolehan angka kredit untuk pembelajaran atau
pembimbingan setiap tahun bagi guru diperhitungkan dengan rumus
sebagai berikut:

Angka kredit per Tahun = (AKK – AKPKB – AKP) X JM/JWM X NPK

77
Kegiatan Pembelajaran 4
Keterangan:

a. AKK adalah angka kredit kumulatif minimal yang dipersyaratkan untuk


kenaikan pangkat.

b. AKPKB adalah angka kredit PKB yang diwajibkan (subunsur


pengembangan diri, karya ilmiah, dan/atau karya inovatif).

c. AKP adalah angka kredit unsur penunjang sesuain ketentuan


PermenegPAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009.

d. JM adalah jumlah jam mengajar (tatap muka) guru di


sekolah/madrasah atau jumlah konseli yang dibimbing oleh guru
BK/Konselor per tahun.

e. JWM adalah jumlah jam wajib mengajar (24 – 40 jam tatap muka per
minggu) bagi guru pembelajaran atau jumlah konseli (150 – 250 konseli
per tahun) yang dibimbing oleh guru BK/Konselor.

f. NPK adalah persentase perolehan angka kredit sebagai hasil penilaian


kinerja.

g. 4 adalah waktu rata-rata kenaikan pangkat reguler, (4 tahun).

h. JM/JWM = 1 bagi guru yang mengajar 24-40 jam tatap muka


per minggu atau membimbing 150 – 250 konseli per tahun.

i. JM/JWM = JM/24 bagi guru yang mengajar kurang dari 24 jam tatap
muka per minggu atau JM/150 bagi guru BK/Konselor yang
membimbing kurang dari 150 konseli per tahun.

AKK, AKPKB dan AKP yang dipersyaratkan untuk guru dengan


jenjang/pangkat tertentu ditetapkan berdasar Pasal 18 Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.
16 Tahun 2009.

Menurut peraturan ini, jenjang jabatan fungsional guru terdiri dari; Guru
Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama. Seorang Guru
yang akan dipromosikan naik jenjang pangkat dan jabatan

78
PJOK SMP KK E
fungsionalnya setingkat lebih tinggi, dipersyaratkan harus memiliki
angka kredit kumulatif minimal sebagai berikut.

Tabel 14. Persyaratan Angka Kredit untuk


Kenaikan Pangkat dan Jabatan Fungsional Guru

Persyaratan Angka Kredit


kenaikan pangkat dan
Jabatan Guru Pangkat dan Golongan jabatan
Ruang
Kumulatif Kebutuhan
minimal Per jenjang

1 2 3 4

Penata Muda, III/a 100 50


Guru Pertama
Penata Muda Tingkat I, III/b 150 50

Penata, III/c 200 100


Guru Muda
Penata Tingkat I, III/d 300 100

Pembina, IV/a 400 150


Guru Madya Pembina Tingkat I, IV/b 550 150
Pembinaan Utama Muda, IV/c 700 150

Pembina Utama Madya, IV/d 850 200


Guru Utama
Pembina Utama, IV/e 1.050 200

Keterangan:
(1) Angka kredit kumulatif minimal pada kolom 3 adalah jumlah angka kredit
minimal yang dimiliki untuk masing-masing jenjang jabatan/pangkat; dan (2)
Angka kredit pada kolom 4 adalah jumlah peningkatan minimal angka kredit
yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.

Persyaratan angka kredit yang diperlukan untuk kenaikan pangkat dan


jabatan fungsional dari satu jenjang ke jenjang berikutnya yang lebih
tinggi terdiri dari unsur utama paling kurang 90% dan unsur penunjang
paling banyak 10%. Unsur utama terdiri dari unsur pendidikan, pembelajaran
dan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, serta
pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). Unsur PKB terdiri dari
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.

79
Kegiatan Pembelajaran 4
Angka kredit dari unsur PKB yang harus dipenuhi untuk naik pangkat dan
jabatan fungsional dari jenjang tertentu ke jenang lain yang lebih tinggi
adalah sebagai berikut.
a. Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a yang
akan naik pangkat menjadi Guru Pertama, pangkat Penata Muda
Tingkat I, golongan ruang III/b mensyaratkan paling sedikit 3 (tiga)
angka kredit dari subunsur pengembangan diri.

b. Guru Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b yang
akan naik jabatan/pangkat menjadi Guru Muda, pangkat Penata,
golongan ruang III/c mensyaratkan paling sedikit 4 (empat) angka kredit
dari subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling
sedikit 3 (tiga) angka kredit dari subunsur pengembangan diri.

c. Guru Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c yang akan naik
pangkat menjadi Guru Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang
III/d mensyaratkan paling sedikit 6 (enam) angka kredit dari
subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 3
(tiga) angka kredit dari subunsur pengembangan diri.

d. Guru Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d yang akan
naik jabatan/pangkat menjadi Guru Madya, pangkat Pembina, golongan
ruang IV/a mensyaratkan paling sedikit 8 (delapan) angka kredit dari
subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 4
(empat) angka kredit dari subunsur pengembangan diri.

e. Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a yang akan naik
pangkat menjadi Guru Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan
ruang IV/b mensyaratkan paling sedikit 12 (dua belas) angka kredit dari
subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 4
(empat) angka kredit dari subunsur pengembangan diri.

f. Guru Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b yang


akan naik pangkat menjadi Guru Madya, pangkat Pembina Utama Muda,
golongan ruang IV/c mensyaratkan paling sedikit 12 (dua belas)

80
PJOK SMP KK E
angka kredit dari subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan
paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari subunsur pengembangan diri.

g. Guru Madya, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/c yang
akan naik jabatan/pangkat menjadi Guru Utama, pangkat Pembina
Utama Madya, golongan ruang IV/d, mensyaratkan paling sedikit 14
(empat belas) angka kredit dari subunsur publiksi ilmiah dan/atau karya
inovatif, dan paling sedikit 5 (lima) angka kredit dari subunsur
pengembangan diri.

h. Guru Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d


yang akan naik pangkat menjadi Guru Utama, pangkat Pembina Utama,
golongan ruang IV/e mensyaratkan paling sedikit 20 (dua puluh) angka
kredit dari subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling
sedikit 5 (lima) angka kredit dari subunsur pengembangan diri.

d. Penilai dalam PK GURU


1) Kriteria Penilai

Penilaian kinerja guru dilakukan di sekolah oleh Kepala Sekolah. Apabila


Kepala Sekolah tidak dapat melaksanakan sendiri (misalnya karena
jumlah guru yang dinilai terlalu banyak), maka Kepala Sekolah dapat
menunjuk Guru Pembina atau Koordinator PKB sebagai penilai. Penilaian
kinerja Kepala Sekolah dilakukan oleh Pengawas. Penilai harus memiliki
kriteria sebagai berikut.

a) Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan


jabatan/pangkat guru/kepala sekolah yang dinilai.
b) Memiliki Sertifikat Pendidik.
c) Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dan menguasai
bidang kajian Guru/Kepala Sekolah yang akan dinilai.
d) Memiliki komitmen yang tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.
e) Memiliki integritas diri, jujur, adil, dan terbuka.
f) Memahami PK GURU dan dinyatakan memiliki keahlian serta
mampu untuk menilai kinerja Guru/Kepala Sekolah.

81
Kegiatan Pembelajaran 4
Dalam hal Kepala Sekolah, Pengawas, Guru Pembina, dan Koordinator
PKB memiliki latar belakang bidang studi yang berbeda dengan guru yang
akan dinilai maka penilaian dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau
Guru Pembina/ Koordinator PKB dari Sekolah lain atau oleh Pengawas
dari kabupaten/kota lain yang sudah memiliki sertifikat pendidik dan
memahami PK GURU. Hal ini berlaku juga untuk memberikan penilaian
kepada Guru Pembina.

2) Masa Kerja

Masa kerja tim penilai kinerja guru ditetapkan oleh Kepala Sekolah atau
Dinas Pendidikan paling lama tiga (3) tahun. Kinerja penilai dievaluasi
secara berkala oleh Kepala Sekolah atau Dinas Pendidikan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yang berlaku. Untuk sekolah yang
berada di daerah khusus, penilaian kinerja guru dilakukan oleh Kepala
Sekolah dan/atau Guru Pembina setempat. Jumlah guru yang dapat dinilai
oleh seorang penilai adalah 5 sampai 10 guru per tahun.

e. Sanksi
Penilai dan guru yang dinilai akan dikenakan sanksi apabila yang bersangkutan
terbukti melanggar prinsip-prinsip pelaksanaan PK GURU, sehingga
menyebabkan Penetapan Angka Kredit (PAK) diperoleh dengan cara melawan
hukum. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Diberhentikan sebagai Guru atau Kepala Sekolah dan/atau Pengawas.


2) Bagi penilai, wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, dan semua penghargaan yang pernah diterima sejak
yang bersangkutan melakukan proses PK GURU.
3) Bagi guru wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan
fungsional, dan semua penghargaan yang pernah diterima sejak yang
bersangkutan memperoleh dan mempergunakan PAK yang dihasilkan dari
PK GURU.

82
PJOK SMP KK E

D. Aktivitas Pembelajaran

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini


mencakup aktivitas individual dan aktivitas kelompok.
1. Aktivitas Individual meliputi:
a. memahami dan mencermati materi pelatihan
b. mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah/kasus
c. mengerjakan LK
Nilai karakter yang akan dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah
merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan
(mandiri)

LEMBAR KERJA

Kegiatan : PENILAIAN KINERJA GURU

Bahan : Pelaksanaan Pembelajaran dan Perkembangan Anak


dan Kompetensi Guru

Tujuan : Memiliki pemahaman terkait tentang prinsip, proses, dan


prosedur pelaksanaan PK Guru, sebagai suatu sistem
penilaian kinerja yang berbasis bukti (avidence-based
appraisal) sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Skenario Kegiatan :
1. Cermatilah contoh hasil penilaian kinerja guru
dibawah ini

2. Hitunglah nilai perolehan nilai kompetensi secara


keseluruhan

3. Konversikan nilai yang diperoleh ke dalam nilai


atau peringkat kompetensi

83
Kegiatan Pembelajaran 4
REKAP HASIL PENILAIAN KINERJA GURU
(Pembelajaran)

Nama guru yang dinilai: Ani , S.Pd.

Periode penilaian10 Januari 2014 sampai 16 Formatif Tahun


Sumatif X
November 2014 (tanggal, bulan, tahun) 2014
Kemajuan
NILAI
NO KOMPETENSI
*)
A. Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik 3
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 2
3. Pengembangan kurikulum 3
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik 4
5. Pengembangan potensi peserta didik 3
6. Komunikasi dengan peserta didik 3
7. Penilaian dan evaluasi 2
B. Kepribadian
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan
8. 3
nasional
9. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan 3
10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 2
C. Sosial
11. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif 3
Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua,
12. 2
peserta didik, dan masyarakat
D. Profesional
Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
13. 2
mendukung mata pelajaran yang diampu
14. Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif 3
Jumlah (Hasil penilaian kinerja guru) 38

*) Nilai diisi berdasarkan laporan dan evaluasi PK Guru. Nilai minimum per
kompetensi = 1 dan nilai maksimum = 4

Bandung , 18 November 2016


Guru yang dinilai Penilai Kepala Sekolah

(Ani, S.Pd.) (Budi Santoso, S.Pd.M.Pd) (Drs. Syaiful Jamal, M.Pd.)

84
PJOK SMP KK E

Jawaban:
d. menyimpulkan mengenai prinsip-prinsip pelaksanaan penilaian
kinerja guru.
e. melakukan reflek

2. Aktivitas kelompok meliputi:


a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan menyelesaikan
masalah/kasus penguatan pendidikan karakter yang diharapkan dalam
akrivitas ini adalah gotong royong (mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama)
c. membuat rangkuman.
d. Melakukan refleksi yaitu dengan menuliskan pengalaman saudara selama
mempelajari modul ini yaitu nilai-nilai mandiri dan gotong royong

85
Kegiatan Pembelajaran 4

E. Latihan/ Kasus/ Tugas

1. Latihan Soal
a. Diskusikan berdasarkan definisi diatas, uraikan perbedaan Penilaian
Kinerja guru dengan profesi keberkelanjutan !
b. Jelaskan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan penilaian kinerja guru !
2. Pilihan Ganda
1. Apa saja unsur-unsur kompetensi profesional guru?
A. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan
B. Komunikasi sesama guru, orang tua, peserta didik, dan masyarakat
C. Meguasai karakteristik peserta didik dan tahapan perkembangannya
D. Menunjukan pribadi yang dewasa bertanggungjawab dan teladan
2. Bahan evaluasi diri bagi guru untuk mengembangkan potensi dan
karirnya diperoleh dari…
A. Dokumen yang dibuat guru
B. Hasil PK Guru
C. Karya Ilmiah Guru
D. Jumlah jam Mengajar
3. Hasil PKG guru dijadikan guru sebagai….
A. Acuan bagi sekolah untukerencanakan PKB Guru
B. Acuan untuk pengusulan kenaikan pangkat dan golongan
C. Acuan ditentukannya besar kecilnya tunjangan serifikasi
D. Acuan penyusunan sasaran kinerja pegawai
4. Penilaian Kinerja dilakukan selama….
A. Setiap awal semester
B. Pada akhir tahun ajaran
C. Sesekali dalam rentang dua semester
D. Pada akhir semester pertama dan awal semester kedua
5. Menguasai karakteristik peserta didik merupakan salah satu kompetensi
guru kelas/mata pelajaran dalam ranah….
A. sosial
B. pendagogik
C. kepribadian
D. profesional

86
PJOK SMP KK E

F. Rangkuman

Pelaksanaan PK GURU dimaksudkan bukan untuk menyulitkan guru, tetapi


sebaliknya PK GURU dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional,
karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan
profesi yang bermutu. Menemukan secara tepat tentang kegiatan guru di
dalam kelas, dan membantu mereka untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya, akan memberikan kontribusi secara langsung pada
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sekaligus membantu
pengembangan karir guru sebagai tenaga profesional.

Hasil PK GURU dapat dimanfaatkan untuk menyusun profil kinerja guru sebagai
input dalam penyusunan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB). Hasil PK GURU juga merupakan dasar penetapan perolehan angka kredit
guru dalam rangka pengembangan karir guru sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.

Selain saudara menguasai isi modul dari segi keterampilan dan pengetahuan hal
yang lebih penting adalah bagaimana saudara bisa mengambil nilai sikap dari
proses pembelajaran yang ada dimodul ini dan bagaimana saudara nantinya bisa
mengimplementasikan dan menanamkan sikap tersebut kepada peserta didik

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah membaca dan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran ini,


kemudian Saudara mengerjakan soal evaluasi akhir bab ini,lakukan koreksi
jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia pada kegiatan
pembelajaran ini dalam modul ini. Jika Saudara dapat menjawab 100% soal
dengan benar berarti Saudara sudah memahami materi pada kegiatan
pembelajaran ini. Jika anda masih belum 100% benar maka Saudara harus
mengulang kembali membaca modul ini telebih pada poin materi yang Saudara
belum kuasai. Bisa dengan menambahkan referensi lain yang terkait.

87
Kegiatan Pembelajaran 4

Kunci Jawaban

A. Kunci Jawaban KP 3

1. C
2. C
3. D
4. A
5. D

B. Kunci Jawaban KP 4

1. A
2. A
3. A
4. D
5. B

88
PJOK SMP KK E

Evaluasi

1. Salah satu fase perkembangan gerak adalah reflektif yang terjadi pada saat
anak…..
A. Berada dalam kandungan
B. Berusia 0 sampai 1 tahun
C. Berusia 2 sampai 6 tahun
D. Berusia di tas 6 tahun
2. Tahapan pembelajaran gerak yang ditandai oleh gerakan yang semakin
baik. Setelah mencoba banyak gerakan yang disertai dengan strategi
gerakan, adalah merupakan tahap….
A. Associative stage
B. Automatisasi stage
C. Coqnitive stage
D. Elektrik stage
3. Pada usia 7 - 14 tahun terjadi perkembangan gerak spesialisasi. Dalam
rentang usia tersebut terjadi 3 (tiga) sub perkembangan gerak, yaitu….
A. tahap transisi, tahap aplikasi dan tahap pemanfaatan jangka panjang
B. tahap awal, tahap dasar, tahap pematangan
C. tahap pembiasaan refleks, tahap pra control
D. tahap pembentukan informasi, tahap penerimaan informasi
4. Berikut ini adalah urutan tahap perkembangan gerak yang benar
A. Tahap gerakan Refleksif, Tahap gerakan Kasar, Tahap gerakan Dasar,
Tahap gerakan Khusus
B. Tahap gerakan Refleksif, Tahap gerakan Dasar ,Tahap gerakan Kasar,
Tahap gerakan Khusus
C. Tahap gerakan Dasar ,Tahap gerakan Refleksif,Tahap gerakan Kasar,
Tahap gerakan Khusus
D. Tahap gerakan Kasar, tahap gerakan Dasar ,Tahap gerakan Refleksif,
Tahap gerakan Khusus

89
5. Pola gerak yang diidentifikasikan sebagai keterampilan berpindahnya individu
dari satu tempat ke tempat yang lain dengan obyek disebut…
A. Lokomotor
B. Manipulatif
C. Lokomotif
D. Non lokomotor
6. Fase perkembangan gerak yang cocok untuk peserta didik sekolah Mengah
atas yaitu....
A. Specialiced movement phase
B. Fundamental movement phase
C. Rudimentary movement phase
D. Reflexive movement phase
7. Kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (KI-1) dan sikap
sosial (KI-2) diajarkan melalui….
A. Pembelajaran tidak langsung yaitu pada saat peserta didik belajar tentang
pengetahuan (ki-3) dan keterampilan (ki-4)
B. Pembelajaran langsung yaitu pada saat peserta didik belajar tentang
pengetahuan (ki-3) dan keterampilan (ki-4)
C. Pembelajaran terintergrasi dengan ranah kognitif, afektis, dan
keterampilan
D. Kebijakan pemerintah sesuai dengan lampiran permendikbud no 58 tahun
2014
8. Dalam membuat tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD,
dengan menggunkan kata kerja operasional yang dapat di amati dan di ukur,
mencangkup….
A. Ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan
B. Tuntutan kompetensi, karakteristik mata pelajaran, dan peserta didik
C. Kompetensi inti, kompentsi dasar, dan indicator
D. Standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran

90
PJOK SMP KK E
9. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar dikembangakan dengan memperhatikan….
A. Karakteristik peserta didik, kemampuan awal, dan ciri dari suatu mata
pelajaran
B. Sikap spritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan
C. Karakteristik peserta didik, mata pelajaran, dan potensi daerah
D. Pendidikan permainan
10. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan pada materi PJOK,
maka dalam menyajikan tahapan-tahapan pembelajaran gerak hendaknya
harus:
A. Sistematik
B. Menyeluruh
C. Komunikatif
D. Reflektif
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016
mengatur tentang….
A. Standar isi pendidikan dasar dan menengah
B. Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan menengah
C. Standar proses pendidikan dasar dan mengah
D. Standar penilian pendidikan
12. Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran terdapat persyaratan yang harus
diketahui...
A. Alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran, buku teks pelajaran, dan
pengelolaan
B. Keluasan materi, kedalam kompetensi dasar, dan alokasi waktu
C. Kedalaman materi pemebelajaran, pencapaian kompetensi dan evaluasi
D. Alokasi waktu, pencapaian kompetensi dan penilaian
13. Dalam tahap perkembangan gerak anak usia 11-13 tahun dan 14 tahun
keatas termasuk fase pergerakan spesialisasi, yang termasuk tahap
perkembangan gerak speecialisasi adalah…
A. Tahap transisi, tahap aplikasi dan tahap pemanfaatan jangka panjang
B. Tahap awal, tahap dasar, tahap pematangan
C. Tahap pembiasaan refleks, tahap pra control
D. Tahap pembentukan informasi, tahap penerimaan informasi

91
14. Yang dimaksud dengan modifikasi dalam pembelajaran penjas adalah….
A. Upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian dan manfaat untuk
mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran
B. Melakukan perubahan-perubahan baik secara fisik materi maupun dalam
cara mengajar
C. Melakukan upaya mengganti alat-alat standar dengan yang sederhana
D. Melakukan perubahan dengan menggunakan peralatan yang lebih
canggih
15. Unsur-unsur berikut merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi dalam
permainan sepakbola adalah…
A. Teknik permainan
B. Peraturan pertandingan
C. Sarana dan perlengkapan
D. Peraturan permainan
16. Dalam memodifikasi materi pembelajaran terdapat istilah tujuan perluasan
yang artinya….
A. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan tanpa memperhatikan aspek efesiensi
atau efektivitas
B. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan dengan memperhatikan aspek efesiensi
C. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan dengan memperhatikan aspek efektivitas
D. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan dengan memperhatikan aspek efesiensi
atau efektivitas
17. Memodifikasi tujuan pembelajaran dalam penjas menjadi tiga komponen
yaitu…
A. Tujuan perluasan, tujuan penghalusan, dan tujuan penerapan
B. Tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan pengajaran
C. Tujuan pendidikan, tujuan umum dan tujuan khusus
D. Tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek

92
PJOK SMP KK E
18. Penilaian Kinerja dilakukan selama….
A. Pada akhir semester pertama dan awal semester kedua
B. Setiap awal semester
C. Pada akhir tahun ajaran
D. Sesekali dalam rentang dua semester
19. Penilaian dalam bentuk pengetahuan yang diberikan oleh guru PJOK untuk
mengetahui apakah materi yang diberikan telah dipahami atau belum dapat
dilakukan secara sederhana melalui penilaian...
A. Tes lisan
B. Penugasan
C. Tes unjuk kerja
D. Porofolio
20. Evaluasi dengan instrumen penilaian yang dikembangan berdasar prioritas
kepada suatu kelompok tertentu dan hasil evaluasi perseorangan siswa
dibandingkan dengan prestasi kelompoknya, disebut…
A. Norm-referenced evaluation
B. Feedback evaluation
C. Criterion-referenced evaluation
D. Absolute evalution
21. Penilaian terhadap kinerja guru, dan guru dengan tugas tambahan dapat
dilakukan oleh atasan langsung, maupun pengawas sekolah dengan
kewenangan yang diberikan oleh Dinas terkait di daerah. Namun demikian
sebagai informasi awal guru dapat pula meminta penilaian dari teman
sejawat, yang dikenal dengan….
A. Peer assessment
B. Anecdotal record
C. Self assesssment
D. Peer teaching
22. Menguasai karakteristik peserta didik merupakan salah satu kompetensi guru
kelas/mata pelajaran dalam ranah….
A. Pendagogik
B. Sosial
C. Kepribadian
D. profesional

93
94
PJOK SMP KK E

Penutup

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PJOK KK E ini merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari sepuluh modul lainnya dalam Diklat PKB Guru
PJOK. Perluasan wawasan dan pengetahuan peserta berkenaan dengan
substansi materi ini penting dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun
penerbitan lain yang relevan. Di samping itu, penggunaan sarana perpustakaan,
media internet, serta sumber belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi
upaya perluasan tersebut. Demikian pula dengan berbagai kasus yang muncul
dalam penyelenggaraan pendidikan PJOK, baik berdasarkan hasil pengamatan
maupun dialog dengan praktisi pendidikan PJOK, akan semakin memperkaya
wawasan dan pengetahuan para peserta diklat.

Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan


keterampilan yang diperoleh setelah mempelajari modul ini, penting dan
mendesak untuk dilakukan. Melalui langkah ini, kebermaknaan materi yang
dipelajari akan sangat dirasakan oleh peserta diklat. Di samping itu, tahapan
penguasaan kompetensi peserta diklat sebagai guru PJOK, secara bertahap
dapat diperoleh.

Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung


pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan
mempraktekan materi yang disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah satu
bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi
yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya.

SELAMAT BERKARYA!

95
96
PJOK SMP KK E

Daftar Pustaka

Admin, Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)


[online]. Diakses di http://digilib.sunan-
ampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii.pdf (17
Oktober 2011).
Barron, B., & Darling-Hammond, L. (2008). Teaching for meaningful learning: A
review of research on inquiry-based and cooperative learning. Retrieved
from http://www.edutopia. org/pdfs/edutopia-teaching-for-meaningful-
learning.pdf.
BSNP., (2007). Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
untuk Satuan PendidikanDasar dan Menengah. Jakarta
Dantes, Nyoman. (2008). Hakikat Asesmen Authentic Sebagai Penilaian Proses
dan Produk Dalam Pembelajaran yang Berbasis Kompetensi (Makalah
Disampaikan pada In House Training (IHT) SMA N 1 Kuta
Utara).Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesh
Daniel K. Schneider. (2005). Project-based learning. [Online]. Diakses
dihttp://edutechwiki.unige.ch/en/Project-based_learning (18 Oktober
2011).
Dahar, RW., (1991). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga
Holiwarni, B., dkk., (2008). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Mata
Pelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN
016 Pekanbaru Kota (Laporan Penelitian). Pekanbaru: Lemlit UNRI.
http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasi-metode-discovery-
learning.html (diunduh 23 Mei 2013).
http://ebookbrowse.com/pengertian-model-pembelajaran-discovery-learning-
menurut-para-ahli-pdf-d368189396 (diunduh 23 Mei 2013).
http://prismabekasi.blogspot.com/2012/10/definisi-belajar-menurut-para-ahli.html
(diunduh 23 Mei 2013).
Ibrahim, Muslimin., (2005). Asesmen Berkelanjutan: Konsep Dasar, Tahapan
Pengembangan dan Contoh. Surabaya: UNESA University Press Anggota
IKAPI
Jurnal Geliga Sains 3 (2), 8-13., (2009) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Riau ISSN 1978-502X.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., (2013). Kompetensi Dasar
SMP/MTs, Jakarta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., (2013). Permendikbud 81A.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., (2014). Permendikbud 57.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

97
Daftar Pustaka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., (2014). Permendikbud no 104.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (2015) Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Mata Pelajaran PJOK,
Rizqi, (2000). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi
Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guide-Discovery Learning) yang
Mengintegrasikan Kegiatan Laboratorium untuk Fisika SLTP Bahan
Kajian Pengukuran. Tesis, UNESA (tidak dipublikasikan).
Savery, J. R., (2006). Overview of problem-based learning: Definitions and
distinctions. The Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning,
1(1), 9–20. Journal of Problem-Based Learning
Salvia, J., & Ysseldyke, J. E., (2004). Assessment in Special and Inclusive
Education (9th ed.). New York: Houghton Mifflin.
Sudarwan, (2013). Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran.
Pusbangprodik.
Sudarwan, (2013). Penilaian Authentic. Jakarta, Pusbangprodik.
Syamsudini, (2012). Aplikasi Metode Discovery Learning dalam Meningkatkan
Kemampuan Memecahkan Masalah, Motivasi Belajar dan Daya Ingat
Siswa.
Syah, M., (1996). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Thiel, R., & George, D. K., (1976). Some Factors Affecting the use of the Science
Process Skill of Prediction by Elementary School Children. Journal of
Research in Science Teaching, 13, 155-166.
Tomera, A., (1974). Transfer and Retention of Transfer of the Science Processes
of Observation and Comparison in Junior High School Students.Science
Education, 58, 195-203.
Wiggins, G., (1993). Assessment: Authenticity, Context and Validity. Phi Delta
Kappan, 75(3), 200–214
Yoyo Bahagia, Modul 2 Modifikasi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Fakultas
Pendidikan Olahraga dan kesehatan, Jurusan pendidikan Olahraga, UPI,
Bandung.
PJOK SMP KK E

Glosarium

Associative stage tahap penyatuan keterampilan atau akuisisi gerak


menjadi bagian dari pembelajar berupa latihan dan
pengulangan. Latihan-latihan yang dilakukan
bertujuan mengurangi kesalahan yang terjadi, dan
pengembangan sensori internal dalam rangka
memberi rujukan atas informasi yang benar
Autonomous stage adalah tahap terakhir dalam penguasaan
keterampilan di mana keterampilan tersebut akan
dapat secara otomatis dipanggil kembali ketika
dibutuhkan. Kebutuhan keterampilan biasanya akan
tergantung dari lingkungan ini yang dihadapi.
Belajar gerak merupakan perubahan yang permanen secara relatif
pada kapabilitas seseorang untuk melakukan
keterampilan gerak sebagai hasil dari latihan dan
pengalaman.
Cognitive (verbal) tahap ini berupa tahap penyampaian pengetahuan
stage, yang terkait dengan gerak yang akan dipelajari
berupa pengertian, langkah-langkah latihan, kesulitan
dan kemudahan yang mungkin dihadapi dalam
latihan, bahkan sampai pada manfaat serta
penggunaan keterampilan tersebut.
Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik
Daftar Cek (Check-
mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi
list)
tertentu dapat diamati oleh penilai.
Keterampilan keterampilan berpindahnya individu dari satu empat
lokomotor ke tempat yang lain.
(locomotor skill)
Keterampilan disebut juga keterampilan stabilitas (stability skill),
nonlokomotor (non didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang
locomotor) dilakukan dengan gerakan yang memerlukan dasar-
dasar penyangga yang minimal atau tidak
memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak
berpindah tempat,
Keterampilan didefinisikan sebagai keterampilan yang melibatkan
manipulatif pengendalian atau kontrol terhadap objek tertentu,
terutama dengan menggunakan tangan atau kaki

keterampilan Keterampilan reseptif melibatkan gerakan menerima


reseptif (receptive objek,

99
Glosarium
skil)
keterampilan bercirikan dengan suatu kegiatan yang membutuhkan
propulsif gaya atau tenaga pada objek tertentu
(propulsive skill)
Keterampilan gerak gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan
agal (gross motor otot-otot besar sebagai basis utama gerakan
skills)
Keterampilan gerak gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan
halus adalah (fine otot-otot halus sebagai basis utama gerakan.
motor skills)
Keterampilan gerak keterampilan gerak di mana dalam pelaksanaannya
dikret (discrete dapat dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir
motor skill) dari gerakan
Keterampilan gerak keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa
serial (serial motor kali secara berlanjut
skill)
Keterampilan gerak keterampilan gerak yang tidak dapat dengan mudah
kontinyu ditandai titik awal dan akhir dari gerakannya.
(continuous motor
skill)
Keterampilan keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi
tertutup (clossed pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan
skil) stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku
sendiri.
Keterampilan keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya
terbuka (open skil) terjadai pada konsisi lingkungan yang berubah- ubah,
dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus
yang timbul dari lingkungannya
Penilaian Unjuk penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
Kerja peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Penilaian Tertulis Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes
tertulis.
Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu
Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses
pembuatan dan kualitas suatu produk.
Penilaian Portopolio penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu.
Penilaian Diri suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
(self assessment) untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,
proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
PJOK SMP KK E
dipelajarinya.
praktis bila dapat dilakukan oleh siapapun dengan relatif
mudah, dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang
sama
Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di
antara komponen-komponen kurikulum (tujuan,
bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar
yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan
fleksibel dalam pelaksanaannya
Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik
secara vertikal, maupun secara horizontal
Prinsip efisiensi mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum
dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-
sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan
tepat sehingga hasilnya memadai.
Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan
kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang
mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas
Pembelajaran proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta
didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar
PK GURU adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru
dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan
jabatannya.
Reliabel mempunyai tingkat kepercayaan tinggi jika proses
yang dilakukan memberikan hasil yang sama

101
103

Anda mungkin juga menyukai