Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RISIKO DAN HAZARD DALAM PERENCANAAN ASUHAN


KEPERAWATAN

Dosen : Meilisa Frisilia, S.Kep., M.Kes

KELOMPOK VII

DISUSUN OLEH:

1. Yuni Elia Kartika 2018.C.10a.0993


2. Aprila 2018.C.10a.0958
3. Melatia Paska 2018.C.10a.0977
4. Fitrialiyani 2018.C.10a.0967

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya atas selesainya makalah yang berjudul “Risiko Dan Hazard Dalam
Perencanaan Asuhan Keperawatan” Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua iu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini.

Palangka Raya, 19 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1

1.3 Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Perencanaan Asuhan Keperawatan...............................................2

2.2Pengertian Resiko Kerja...................................................................................4

2.3Pengertian Hazard Kerja..................................................................................5

2.4. Risiko Dan Hazard Dalam Perencanaan Asuhan


Keperawatan.........................................................................................................6
2.5. Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Resiko Dan Hazard Pada Tahap
Perencanaan Asuhan Keperawatan......................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................9

3.2 Saran................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah


yang yang sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut
lebih dikenal dengan singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan
kesehatan kerja. Menurut Milyandra (2009) Istilah ‘keselamatan dan
kesehatan kerja’, dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian.
Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan
pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain mempunyai
pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai
tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat
digolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied science). Keselamatan
dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah
dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan
risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-
kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan
praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan
keselamatan yang mungkin terjadi.( Rijanto, 2010 ).

1.2. Rumusan Masalah


1. Pengertian perencanaan asuhan keperawatan
2. Pengertian resiko
3. Pengertian hazard
4. Resiko dan hazard dalam perencanaan asuhan keperawatan
1.3. Tujuan
1. Mengetahui seperti apa itu perencanaan asuhan keperawatan
2. Mengetahui pengertian dari risiko
3. Mengetahui pengertian dari hazard
4. Mengetahui apa saja resiko dan hazard dalam perencanaan asuhan
keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perencanaan Asuhan Keperawatan

Semua tindakan yang di lakukan oleh perawat untuk membantu klien


beralih dari status kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang di harapkan.
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien rencana keperawatan
terorganisasi setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan
perawatan yang di berikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan
dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan keperawatan dari satu perawat ke
perawat lain. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk
memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten. Rencana asuhan
keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan
pertukaran dinas.

Perencanaan evaluasi membuat kriteria keberhasilan proses dan


keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat di lihat dengan
jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat di lihat dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.

Sasaran perencanaan evaluasi adalah sebagai berikut :

 Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria/ rencana yang telah di


susun.
 Hasil tindakan keperawatan, berdasarkan kriteria keberhasilan yang
telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi
keperawatan yang di butuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi
masalah-masalah klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam
membuat suatu proses keperawatan. Dalam menentukan tahap perencanaan bagi
perawat di perlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan di antaranya
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien
batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan
dan memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan serta memilih
dan membuat srategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis
intruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan
tingkat kesehatan lain.

Langkah-langkah pada perencanaan :


a. Penentuan prioritas diagnosa
Penentuan keperawatan diagnosa ini dilakukan pada tahap perencanaan
setelah tahap diangnosa keperawatan. Dengan menentukan diagnosa
keperawatan,maka dapat diketahui diagnosi mana yang akan dilakukan
atau diatasi pertama kali/ yang segera dilakukan. Dalam menentukan
prioritas terdapat beberapa pendapat urutan prioritas,diantaranya :
1. Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa )
Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan ( mengancam jiwa )
yang dilatar belakangi dari prinsip pertolongan pertama yaitu dengan
membagi beberapa prioritas di antaranya prioritas tinggi, prioritas sedang,
dan prioritas rendah.
 Prioritas tinggi : prioritas yang mencerminkan situasi yang mengancam
kehidupan (nyawa seseorang ) sehingga perlu dilakukan tindakan
terlebih dahulu seperti masalah pembersihan jalan napas.
 Prioritas sedang : prioritas ini mengambarkan situasi yang tidak gawat
dan tidak mengancam hidup klien seperti masalah personal higiene.
 Prioritas rendah : prioritas yang mengambarkan situasi yang tidak
berhubungan langsung dengan prognosi dari suatu penyakit yang
secara spesifik seperti masalah keuangan dan lainnya.
2. Berdasarkan keburuhan Maslow
Maslow menentukan prioritas diagnosa yang akan direncanakan
berdasarkan urutan kebutuhan dasar manusian, diantaranya : kebutuhan
psiologis, meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri, cairan,
perawatan kulit, mobilisasi, dan eliminasi. Kebutahan keselamatan dan
keamana, meliputi masalah lingkungan, kondisi tempat tinggal,
perlindungan, pakaian, bebas dari infeksi dan rasa takut. Kebutahan
mencintai dan dicintai meliputi masalah kasih sayang, sesualitas, afiliasi
dalam kelompok, dan hubungan antar manusia. Kebutahuan harga diri,
meliputi masalah respek dari keluarga, perasaan menghargai diri sendiri.
Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi masalah kepuasan terhadap
lingkungan.
b. Penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan
Tujuan merupakan sinonim dari kriteri hasil yang mempunyai komponen
sebagai berikut ; S ( Subjek ), P ( predikat ), K ( kriteria ), K ( kondisi ), W
( waktu ) dengan penjabaran sebagai berikut :
S : Prilaku psien yang diamati.
P : Kondisi yang melengkapi pasien.
K : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya
tujuan.
K : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W : Waktu yang ingin dicapai.
c. Menentukan rencanaan tindakan
Untuk memudahkan dalam menentukan rencana tindakan, maka ada
beberapa persyaratan dalam menuliskan rencana tindakan diantaranya
harus terdapat unsur tanggal, kata kerja yang dapat diukur yang dapat
dilihat, dirasa dan di dengar, adanya subjek, hasil, target tanggal dan tanda
tangan perawat.

Perawatan dan pengobatan dirancang untuk membantu pencapaian


satu atau lebih dari tujuan keperawatan sehingga dapat menguranggi,
mencegah atau menghilangkan dari masalah pasien.

Tipe-tipe dalam perencanaan tindakan Askep

Dalam memberikan intruksi keperawatan ada 4 tipe intruksi yang


digunakan:

a. Tipe diagnostik : tipe ini menilai kemungkinan klien kearah


pencapaian kriteria hasil dengan observasi secara langsung.
b. Tipe terapeutik : mengambarkan tindakan yang dilakukan oleh perawat
secara langsung untuk mengurangi, memperbaiki dan mencegah
kemungkinan masalah.
c. Tipe penyuluhan : digunakan untuk meningkatkan perawatan diri
pasien dengan membantu klien untuk memperoleh tingkah laku
individu yang mempermudah pemecahan masalah.

d. Tipe rujukan : mengambarkaan peran perawat sebagai koordinator dan


manager dalam perawatan klien dalam anggota tim kesehatan.
2.2 Pengertian Risiko Kerja

Risiko didefiniskan sebagai”kombinasi dari kemungkinan terjadinya


peristiwa yang berhubungan dengan cidera parah, atau sakit akibat kerja atau
terpaparnya seseorang/alat pada suatu bahaya. Jadi, bahaya adalah sifat dari
proses yang dapat merugikan idividu, dan resiko adalah kemungkinan bahwa itu
akan terjadi bersama dengan seberapa parah akibat yang akan diterima. Demikian
juga, jika anda memiliki dua proses yang memerlukan penambahan bahan kimia
dalam proses produksi, dengan proses pertama membutuhkan bahan kimia yang
sangat berbahaya dan yang lainnya tidak, maka proses pertama akan memiliki
resiko lebih tinggi. Resiko (Risk) adalah menyatakan kemungkinan terjadinya
kecelakaan/kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu.
Penilaian resiko adalah proses untuk menentukan pengedalian terhadap tingkat
resiko kecelakaan kerja/penyakit akibat kerja. Penilaian resiko adalah proses
evaluasi resiko-resiko yang diakibatkan adanya bahaya-bahaya, dengan
memperhatikan kecukupan pengendalian yang dimiliki, dan menentukan apakah
risikonya dapat di terima atau tidak.

Menurut PERMENEKER no. 05/MEN/1996, pengendalian risiko


kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan dengan berbagai macam metode,
yaitu :

1. Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi eliminasi, substusi,


isolasi, ventilasi, higiene, dan sanitasi (engineering control)
2. Pendidikan dan pelatihan
3. Pengembangan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus,
insentif, penghargaan, dan motivasi diri.
4. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan dan etiologi
5. Penegakan hukum

2.3 Pengertian Hazard Kerja

Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang berkpotensi menciderai


manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari dari semuanya. Bahaya
adalah aktifitas, kondisi, kejadian, gejala, proses, material, dan segala sesuatu
yang ada di tempat kerja/ berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi/
berpotensi menjadi sumber kecelakaan /cidera /penyakit/ dan kematian.
Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaan (Suma’mur 1996). Selain resiko yang berbeda-
beda, setiap bahan mempunyai intensitas atau tingkat bahaya yang berbeda,
misalnya pengaruh dari suatu bahan kimia ada yang akut dan ada yang kronis.
Untuk mengetahui setiap karakteristik suatu bahan dan 52 penanganannya
dibuat MSDS (Material Safety Data Sheet) sebagai alat informasi kepada
tenaga kerja agar dapat mengenali karakteristik dan cara penanganan bahan-
bahan kimia tersebut. Berdasarkan National Safety Council mengatakan
bahwa hazard adalah faktor-faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu berupa
barang atau kondisi dan mempunyai potensi menimbulkan efek kesehatan
maupun keselamatan pekerja serta lingkungan yang memberikan dampak
buruk. Sedangkan menurut Miles Nedved hazard adalah suatu aktivitas atau
sifat alamiah yang berpotensi menimbulkan kerusakan. Pengertian
berdasarkan Frank Bird Jr, hazard adalah suatu kondisi atau tindakan yang
dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan dan kerugian (AS/NZS, 1999).

Beberapa komponen yang menyangkut terhadap hazard :

1. Karakteristik material
2. Bentuk material
3. Hubungan pemajanan dan efek
4. Kondisi dan frekuensi penggunaan
5. Tingkah laku pekerja
2.4. Risiko Dan Hazard Dalam Perencanaan Asuhan Keperawatan
Kesalahan saat merencanakan perencanaan. Misalnya jika perawat salah
dalam melakukan perencanaan, maka perawat akan salah dalam memberikan
proses perawatan/ pengobatan yang pada akhirnya akan mengakibatnya kesehatan
pasien malah semakin terganggu. Hal lainnya yang dapat terjadi yaitu jika perawat
salah dalam merencanakan tindakan keperawatan maka perawatnya juga akan
mendapatkan bahaya seperti misalnya tertularnya penyakit dari pasien karena
kurangnya perlindungan diri terhadap perawatnya.
Contoh kasus resiko dan hazard saat melakukan perawatan :
Pada tanggal 27 maret 2016, di rumah sakit S terjadi kasus nyata
kekerasan fisik dan verbal pada saat perawat melakukan perencanaan. Perawat
tersebut pada saat melakukan perencanaan kepada pasien, mendapatkan kekerasan
fisik sekaligus verbal dari pasien tersebut. Seperti yang di kutip dalam media
online : “ ketika perawat N melakukan pendekatan perencanaan salah satu
pasiennya mengamuk, berteriak dan memukul-mukul kepalanya didinding.
Perawat tersebut mencoba menghentikan dan menenangkannya tapi pasiennya
malah emosi dan menendang dadanya, sehingga membuatnya terluka dan kejadian
kekerasan fisik maupun verbal dalam kasus tersebut tidak di sebut berasal dari
kesalahan perawat sendiri ataukah pasien emosionalnya yang tidak dapat
terkontrol.
Dalam proses perencanaan sendiri, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh perawat mulai dari pemahaman perencanaan, tahap-tahap dalam
melakukan perencanaan, sehingga metode yang di gunakan dalam melakukan
perencanaan. Dalam melakukan perencanaan terhadap pasien, perawat harus tahu
akan adanya hazard/resiko yang mungkin mereka akan dapatkan.

Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat untuk meminimalisirkan


resiko/hazard yang akan terjadi seperti :
a. Batasi akses ke tempat isolasi
b. Menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan benar
c. SOP memasang APD, jangan ada sedikit pun bagian tubuh yang tidak
tertutup dengan APD
d. Petugas diharapkan untuk tidak menyentuh bagian tubuh yang tidak
tertutup APD
e. Membatasi sentuhan langsung ke pasien
f. Cuci tangan sebelum melakukan dan setelah melakukan tindakan
g. Bersihkan kaki/tangan setelah melakukan tindakan
h. Melakukan pemeriksaan secara berkala kepada perawat/pekerja
i. Hindari memegang benda yang mungkin terkontaminasi

2.5. Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Resiko Dan Hazard Pada Tahap
Perencanaan Asuhan Keperawatan
Rumah sakit harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai
keberhasilan penerapan sistem menajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan
dapat diukur. Perencanaan K3 dirumah sakit dapat mengacu pada standar
sistem menajemen K3 rumah sakit diantaranya self assesment akreditasi K3
rumah sakit.
Perencanaan meliliputi :
1. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor resiko
rumah sakit harus melakukan kajian dan identifikasi sumber bahaya,
penilaian serta pengendalian faktor resiko.
a. Identifikasi sumber bahaya dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan:
a). Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan bahaya
b). Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin dapat terjadi.
b. Penilaian faktor resiko
Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya resiko dengan jalan
melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan resiko
kesehatan dan keselamtan kerja.
c. Pengendalian faktor resiko
Dilakukan melalui empat tingkatan pengendalian resiko yaitu
menghilangkan bahaya, mengantikan sumber resiko dengan
sarana/peralatan lain yang tingkat resikonya lebih rendah/ tidak ada
(engneering/rekayasa), adminitrasi dan alat pelindung pribadi
(APP)
2. Membuat peraturan
Rumah sakit harus membuat, menetapkan dan melaksanakan standar
operasional prosedur ( SOP ) sesuai dengan peraturan, perundangan
dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku. SOP ini harus di
evaluasi, diperbarui dan harus dikomunikasikan serta di sosialisasikan
pada karyawan dan pihak yang terkait.
3. Tujuan dan sasaran
Rumah sakit harus mempertimbangkan peraturan perundang-
undangan, bahaya potensial, dan resiko K3 yang bisa diukur, satuan/
indikator pengukuran, sasaran pencapaian dan jangka waktu
pencapaian (SMART).
4. Indikator kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yng
sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian.
5. Program kerja
Rumah sakit harus menetapkan dan melaksanakan program K3 rumah
sakit, untuk mencapai sasaran harus ada monitoring, evaluasi dan
dicatat dan dilaporkan.
6. Pengorganisasian
Pelaksanaan K3 dirumah sakit sangat tergantung dari rasa tanggung
jawab menajemen dan petugas terhadap tugas dan kewajiban masing-
masing serta kerja sama dalam pelaksanaan K3 tanggung jawab ini
harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas. Pola pembagian
tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas bimbingan dan
latihan serta penegakan keadilan.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Berdasarkan rangkaian perencanaan dalam pembahasan maka dapat di


simpulkan bahwa pelaksanaan perencanaan proses asuhan keperawatan secara
umum bertujuan untuk menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas
sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat teratasi. Perencanaan asuhan
keperawatan merupakan cara yang sistematis yang di lakukan oleh perawat
bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan
melakukan tindakan perencanaan yang berfokus pada klien, berorientasi pada
tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan berhubungan.

3.1.2 SARAN

Saat melakukan proses keperawatan, perawat harus benar-benar


memperhatikan hazard dan resiko yang kemungkinan terjadi. Hal ini bertujuan
untuk mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja, seperti terinfeksi
penyakit, mendapatkan kekerasan fisik/verbal saat mengkaji pasien, dan
mendapatkan informasi yang tidak sesuai dari pasien. Salah satu cara untuk
menghindari dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja, maka disarankan untuk
menggunakan APD yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.2008, panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient


safety), 2 edn, Bakti Husada, Jakarta.
Yahya, A. 2009, Integrasikan kegiatan Manejemen Risiko. Workshop
keselamatan pasien dan Manajemen Risiko klinis. PERSI : KKP-RS
Ridley, J,2008. Kesehatan dan keselamatan kerja. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Tarwaka. 2013. Keselamatan dan kesehatan kerja: Manajemen dan Perencanaan
K3 di tempat kerja. Surakarta: Harapan Press.
Kuswana, W.S. 2015. Mencegah Kecelakaan Kerja. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

DAFTAR PUSTAKA

Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS. (eds), Committee in Health Care
Quality in
America, Institute of Medicine. To Err is Human: Building a Safer Health
System. Washington DC, National Academy Press. 2000. 2.Brennan TA,
Leape LL, Laird NM, et al., Incidence of adverse events and negligence in
hospitalized patients — results of the Harvard Medical Practice Study I .
Budioro, 1998, PengukurPendidikan (Penyuluhan) Kesehatan Masyarakat,
Semarang: Undip Press.
Dahlan, Sopiyu din., 2011. Statistik Un tuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi
5.Jakarta, Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai