2019
ghendisayu
[Company name]
1/1/2019
PROFIL INDUSTRI OLEOKIMIA
Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian,
peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industri ke depan dilakukan secara
terencana serta disusun secara sistematis dalam suatu dokumen perencanaan. Dokumen
perencanaan tersebut harus menjadi pedoman dalam menentukan arah kebijakan
pemerintah dalam mendorong pembangunan sektor industri dan menjadi panduan bagi
seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pembangunan industri nasional.
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) disusun sebagai pelaksanaan
amanat pasal 8 ayat 1, Undang-Undang No. 3 tahun 2014, dan menjadi pedoman bagi
pemerintah dan pelaku industri dalam perencanaan dan pembangunan industri sehingga
tercapai tujuan penyelenggaraan Perindustrian. RIPIN memiliki masa berlaku untuk
jangka waktu 20 tahun, dan bila diperlukan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
Industri Oleokimia Dasar dan Kemurgi merupakan salah satu industri hulu
prioritas yang akan dikembangkan. Dalam RIPIN 2015-2035, industri hulu agro yang
akan dikembangkan antara lain adalah industri oleofood, oleokimia dan kemurgi. Industri
oleofood yang difokuskan untuk dikembangkan atau dibangun hingga tahun 2035 adalah
olein; stearin; gliserol; Palm Fatty Acid Distillate (PFAD); coco butter substitute;
margarin; shortening; other specialty fats; Specialty fats (coco butter substitute);
tocopherol; betacaroten; asam organik dan alkohol dari limbah industri sawit dan
specialty fats bahan tambahan pangan. Industri oleokimia yang difokuskan untuk
dikembangkan atau dibangun hingga tahun 2035 meliputi fatty acids, fatty alcohols, Asam
lemak nabati (fatty amine), methyl estersulfonat (biosurfactant), biolubricant (rolling
oils), glycerine based chemical, Isopropyl Palmitate (IPP), Isopropyl Myristate (IPM),
Asam stearat (Stearic acid), Methyl esters, Bioplastic (Polybetahydroxybutirate/PHB,
Polyhydroxyvalerate/ PHV, polylactate) berbasis limbah industri sawit; dan polymers
turunan minyak sawit. Sedangkan industry kemurgi yang difokuskan untuk
dikembangkan atau dibangun hingga tahun 2035 adalah biodiesel (Fatty Acid Methyl
Ester/FAME), Bioavtur (Bio jet fuel), Biodiesel, Bioethanol, Biogas dari POME,
Biomaterial untuk peralatan medis, aromatic building blocks berbasis lignin untuk sintesis
obat/farmasi; dan nano-cellulose derivatives, bio-based fiber & polymers (carbon fiber,
viscous), new generation of biobased composite, secondary biofuel (KEMENPRIN,
2013).
Oleokimia adalah bahan kimia yang berasal dari minyak nabati dan hewani. Pada
saai ini, penggunaan minyak nabati sebagai bahan baku dari industri oleokimia dasar
sangat diminati. Crude Palm Oil (CPO) adalah salah satu bahan baku minyak nabati yang
digunakan untuk pembuatan biodiesel. Indonesia adalah penghasil CPO kedua terbesar di
dunia.
GLISERIN
Gliserin merupakan produk samping dari hasil produksi biodiesel yang belum
banyak diolah sehingga nilai jualnya yang masih rendah. Gliserin terjadi dalam bentuk
gabungan (trigliserida) di lemak hewan dan minyak nabati dan diperoleh dari lemak ini
dan minyak selama transesterifikasi, seperti dalam produksi biodiesel. Gliserin adalah
cairan tidak berwarna, tidak berbau dan memiliki rasa manis (Prasetyo, 2012). Gliserin
dapat dimurnikan dengan proses destilasi sehingga dapat digunakan dalam industry
makanan, farmasi dan pengolahan air.