keluarga kecil yang bahagia. Sartono ayah putty yang mempunyai sifat penyabar.
Pada saat itu putty selalu saja menangis, dan sartono pun tak bisa menafsirkan
makna dari tangisan putty yang bertanda haus atau cuma kegerahan. Sejak putty
Putty menirunya dengan suara keras, dan Nadia yaitu ibu putty segera memberi
asi kepada putty. Sartono tahu itu tak mungkin tapi dokter sudah mengatakan,
Putih melati tak lagi menangis, tapi ibunya menahan sakit karena gigitan
anaknya yang sia-sia mengharapkan air susu. Tak seisap pun. Tak setetespun. Lalu
lebih banyak airmata yang jatuh. Sartono tak pernah mutlak memahami apa
tangis istrinya itu, sebab segala sesuatu cepat tenggelam dalam suasana kerja
suasana sehari-hari yang menghebat. Toh, secara pelan tapi pasti putih melati
tumbuh dan mekar, ia tak lagi Cuma bisa menangis dan tertawa tapi juga
sesuatu.
Dan jeritan itu masih tersisa sampai kini, knalpot mobilnya yang sangaja
Seorang gadis remaja lima belas tahun berkulit kuning, tinggi badan seratus
enam puluh limaan, berambut tebal agak pirang. Bercelana jins biru kedodoran, t-
strit mungil warna pink berleher lebar lengan pendek. Menghambur kedalam
kostum lengkap, sekaligus tes make-up. Kalau make-up tanpa lipstik sama aja
bohong,kata putty. Sudah ada sebulan., butik langganan mama ulang tahun.
Mereka harga obral. Mama membelikan celana dengan harga tiga puluh ribuan.
Putty menyuruh ayahnya untuk menonton di TIM pukul delapan mala. Dan putty
Dan, yang membuat suasana agak senang adalah seonggok bakmi goreng, didepan
memperhatikan anaknya yang makan dengan lahap. Kalsau seperti ini putty
nampak terbebas dari segala pakaian yang mengurungnya. Kembali seperti putty
yang bocah, yang rasanya tak terlalu peduli lipstik dibibirnya akan luntur oleh
Ini pula yang embedakan ia dengan ibunya. Nadia kelewat anggun, tertatih
bagio dia bukan Cuma digedung berkesian, tapi bahkan tiap jengkal ia berada
adalah bagian dari panggung. Melangkah menuruni anak tangga adalah menari,
Lalu santoso hadir sebagai pengagum tari. Pengagum setia tapi juga yang sadr
kemudian bahwa pernik-pernik kehidupan rumah tangga tak semuanya bisa diubah
jadi tarian indag. Ada realitas baru setelah itu, yamg tak seelok panggung pentas
seni. Ada kesenjangan disana, yang selama ini kabur oleh kekaguman –kekaguman
membuai. Dan perasaan bahagia, rupanya, tak harus berangkat dari kekaguman
atas sesuatu seperti yang dirsakan sartono kini melihat perilaku anaknya yang
Sartono tersenyum, lalu mengalihkan pembicaraan. ”Kenapa tidak kamu bikin saja
mencari bahan,”
meriah. Saya berangkat dari rumah jam lima sore, Mama sudah berangkat duluan
karena panitia. Tidak diantara papaBurhan karena sudah lama tidak pulang. Ke
TIM rame-rame naik kombinya Alma. Serulah pokoknya! Seragam kita paling
geboy. Kena lampu makin gemerlap. Grup-grup lain pada ngeper liat kita.
Saya mengajak papa ikut nonton. Saya menelpon papa jam setengah delapan, tapi
papa tidak ada. Saya menunggu terus tapi papa tidak nongol-nongol! Papa
brengsek.
rumah... mana yang terjadi lebih dahulu? Mama sudah berangkat dahuluan karena
”maksudnya mama mesti pergi duluan , datang lebih awal karena mama termasuk
Suatau saat sartono dan putty nonton bioskop bareng, hingga malam tak satupun
yang keluar juga taj mungkin tertelan dalam lenyap begitu saja. Tinggal hati dan
pikiran yang riuh berfikir, tercermin diwajahnya yang menegang. Lalau corolla 72
warna coklat itu menyusuri jalan jakarta dealam diam, suara kaset-kaset Cuma
samar.
Banyak yang berubah, jadinya sering lupa hari. Papa mengajar ditrisakti biasanya
Putty menjawab ”inikan sedang pacaran.” lalu begitu saja putty menyandarkan
”cowok kamu mana ? berli aytau siapa yang makai mobil putih itu?”
Putty menjawab,,nggak tau.”
Kalau yang pakai kijang hijau itu candra, teman main biasa. Kalau yamh ku bilang
Putty mengubah duduknya bersila menghadap kedepan. Dan putty secara sengaja
Sartono menengok kesamping, kali ini tanpa tawa. Memandang sesaat wajah
ayahnya. Cuma sesaat. Tapi yang sesaat ini cukup membuatnya tercekat. Putty
sekarang bukan lagi Putih Melati dua tiga tahun yang lalu. Bukan si sableng yang
mengatakan serius pa?, hanya akan mengatakan bahwa para guru benar-benar
rapat dan ia pulang awal bukan karena membolos (padahal memang membolos!),
atau untuk mengatakan putty pusing sekali,,( padahal hanya ingin menghindari
pelajaran sejarah!”). Bukan pula putty manja yang yang menjadi benar-benar
Begitu tajam pertanyaan itu. Begitu menuntut. Putih Melati bukan Cuma
serius, tapi telah mrenjadi lebih dewasa. Mungkin juga menloncat menjadi
dewasa. Namun paling tidak dengan akan gadisnya sartono harus memberikan
Kelihatannya mama mau cerai sama papa burhan. Setelah urusan pengadilan
tak lebih dari tiga puluh kilo meter perjam. Memberi kesempatan paru-parunya
Jakarta dimalam minggu tergambar pada jalannya yang riuh, tapi tidak
tergesa-gesa. Bis kota- bis kota seperti biasanya penuh, mengangkut orang-orang
yang berdandan agak istimewa. Wajah- wajah kuyu diusiang hari berganti dengan
Putty menggeleng lremah, sartono menarik napas panjang. Lalu denga segan ia
tapi,,
Kerumah siapa?
Tak ada jawaban. Balasan sorot lampu mobil dari arah lawan kelewat menyilaukan
hingga sartono tak bisa jelas melihat wajah putty. Juga tak bisa menyaksikan
2.TokohdanWatak
PELUKISAN WATAK
NO TOKOH WATAK PARAGRAF
CRT
DIALOG
PENGARANG
Sartono(Ayah Bijak Cowokkamumana 6
1
putyy) ?
Putty Mudahadaptasi ”inikan sedang
pacaran.” 6
2
3 Nadia - - -
(Ibu)Putty
3.Alurdan Plot
yang bernama Putty lahir mama mau cerai sama sartono terpaksa
di membelokkan mobuilnya
papa burhan. Setelah
tengahtengahkemiskinan.” kejalur lambat dan
urusan pengadilan
merambat tak lebih dari
selesai, mama mau
tiga puluh kilo meter
1
pindah keamerika.
perjam. Memberi
kesempatan paru-parunya
menghirup udara
sedalam-dalamnya.
4.Latardan Setting
5.Majas
6.Sudut Pandang
a. Tokoh ayah
susah tapi demi seseorang yang sangat kita cintai harus tetap
diperjuangkan.
b. Putty
8.PrediksiCerita
Itu putty pun pergi tidur dan tidak lupa membaca doa .
Keesokan harinya putty pun bangun lebih awal karena dia akan mengikuti
upacara di Balai Kota
Rumahnya putty . jam menunjukan pukul 5 sore , santi pun sudah selesai
dengan tugasnya begitu pula
9.Penilaian
MenurutsayaCerpen yang berjudulSeorang Ayah Dan
anaknyainisangatbagustetapimemprihatinkan , karenaanak(Putty)
lahir di tengahtengahkeluarga yang miskin , danibu(Nadia)
memintauntuk di ceraikankepadaayahnya putty(Sartono)
10.Komposisi