Anda di halaman 1dari 9

SEORANG AYAH DAN ANAKNYA

Seorang anak kecil yang bernama putty yang lahir ditengah-tengah

keluarga kecil yang bahagia. Sartono ayah putty yang mempunyai sifat penyabar.

Pada saat itu putty selalu saja menangis, dan sartono pun tak bisa menafsirkan

makna dari tangisan putty yang bertanda haus atau cuma kegerahan. Sejak putty

dilatih mendengar namanya sendiri, ”Putih Melati. Pu-tih Me-la-ti.”

Putty menirunya dengan suara keras, dan Nadia yaitu ibu putty segera memberi

asi kepada putty. Sartono tahu itu tak mungkin tapi dokter sudah mengatakan,

dan itu tidak apa-apa.

Putih melati tak lagi menangis, tapi ibunya menahan sakit karena gigitan

anaknya yang sia-sia mengharapkan air susu. Tak seisap pun. Tak setetespun. Lalu

lebih banyak airmata yang jatuh. Sartono tak pernah mutlak memahami apa

tangis istrinya itu, sebab segala sesuatu cepat tenggelam dalam suasana kerja

suasana sehari-hari yang menghebat. Toh, secara pelan tapi pasti putih melati

tumbuh dan mekar, ia tak lagi Cuma bisa menangis dan tertawa tapi juga

menangis dan menertawai. Tak Cuma menjerit-jerit tapi juga menjerit-jeritkan

sesuatu.

Dan jeritan itu masih tersisa sampai kini, knalpot mobilnya yang sangaja

dirusak agar suara meraung-raung. Langkah kakinya yang menghentak-hentak,

memencet bel yang tak pernah kurang dari empat kali.

Sartono melangkah keruang depan. ’masuk! Tidak dikunci.’

Seorang gadis remaja lima belas tahun berkulit kuning, tinggi badan seratus

enam puluh limaan, berambut tebal agak pirang. Bercelana jins biru kedodoran, t-

strit mungil warna pink berleher lebar lengan pendek. Menghambur kedalam

begitu ia menguakkan pintu.


Putty menenggak kopi di meja. ”Ada acara gladi-resik show tari buat besok. Pakai

kostum lengkap, sekaligus tes make-up. Kalau make-up tanpa lipstik sama aja

bohong,kata putty. Sudah ada sebulan., butik langganan mama ulang tahun.

Mereka harga obral. Mama membelikan celana dengan harga tiga puluh ribuan.

Putty menyuruh ayahnya untuk menonton di TIM pukul delapan mala. Dan putty

pun membelikan karcis kusus buat papanya.

Dan, yang membuat suasana agak senang adalah seonggok bakmi goreng, didepan

putty. Sartono sendiri mengambil rokok, menyulut dan mengisapnya pelan,

memperhatikan anaknya yang makan dengan lahap. Kalsau seperti ini putty

nampak terbebas dari segala pakaian yang mengurungnya. Kembali seperti putty

yang bocah, yang rasanya tak terlalu peduli lipstik dibibirnya akan luntur oleh

suapan minyak goreng.

Ini pula yang embedakan ia dengan ibunya. Nadia kelewat anggun, tertatih

semenjak kecil untuk selalu menampilkan keanggunan seorang penari. Menari

bagio dia bukan Cuma digedung berkesian, tapi bahkan tiap jengkal ia berada

adalah bagian dari panggung. Melangkah menuruni anak tangga adalah menari,

jemari memutar nomor-nomor telepon adalah menari, samapai pada mengangkat

sendok dan garpu , semuanya menjadi tarian-tarian yang tak berkeputusan.

Lalu santoso hadir sebagai pengagum tari. Pengagum setia tapi juga yang sadr

kemudian bahwa pernik-pernik kehidupan rumah tangga tak semuanya bisa diubah

jadi tarian indag. Ada realitas baru setelah itu, yamg tak seelok panggung pentas

seni. Ada kesenjangan disana, yang selama ini kabur oleh kekaguman –kekaguman

membuai. Dan perasaan bahagia, rupanya, tak harus berangkat dari kekaguman

atas sesuatu seperti yang dirsakan sartono kini melihat perilaku anaknya yang

boleh jadi kurang beraturan.

”Ada apa, Pa, ngiatin putty?”

Sartono tersenyum, lalu mengalihkan pembicaraan. ”Kenapa tidak kamu bikin saja

acara di TIM itu sebagai karangan?


Kemarin dulu kamu bilang ada tugas mengarang buat minggu depan, bingung

mencari bahan,”

Tanggal 20 oktober ada festifal kreasi Renaja di TIM. TIM-nya di Graha

Bhakti Budaya. One-O-One Alfa kasih tunjuk kemampuan juga. Sambutannya

meriah. Saya berangkat dari rumah jam lima sore, Mama sudah berangkat duluan

karena panitia. Tidak diantara papaBurhan karena sudah lama tidak pulang. Ke

TIM rame-rame naik kombinya Alma. Serulah pokoknya! Seragam kita paling

geboy. Kena lampu makin gemerlap. Grup-grup lain pada ngeper liat kita.

Saya mengajak papa ikut nonton. Saya menelpon papa jam setengah delapan, tapi

papa tidak ada. Saya menunggu terus tapi papa tidak nongol-nongol! Papa

brengsek.

”bahasamu lebih brengsek! Lihat, sambutanyya meriah. Saya berangkat dari

rumah... mana yang terjadi lebih dahulu? Mama sudah berangkat dahuluan karena

panitia. Panitia ini memperlakukan mama bagaimana, sampai-sampai mama Panitia

ini memperlakukan mama bagaimana, sampai-sampai mama berangkat duluan?”

”maksudnya mama mesti pergi duluan , datang lebih awal karena mama termasuk

salah satu panitia penyelenggaraan festival ini.

Suatau saat sartono dan putty nonton bioskop bareng, hingga malam tak satupun

yang keluar juga taj mungkin tertelan dalam lenyap begitu saja. Tinggal hati dan

pikiran yang riuh berfikir, tercermin diwajahnya yang menegang. Lalau corolla 72

warna coklat itu menyusuri jalan jakarta dealam diam, suara kaset-kaset Cuma

samar.

Banyak yang berubah, jadinya sering lupa hari. Papa mengajar ditrisakti biasanya

jum’at. Jadi ini serasa malam sabtu.

Tiba-tiba sartono bertanya kepada putty ”cowok kamu mama?”

Putty menjawab ”inikan sedang pacaran.” lalu begitu saja putty menyandarkan

badan dipaha bapaknya.

”cowok kamu mana ? berli aytau siapa yang makai mobil putih itu?”
Putty menjawab,,nggak tau.”

Kalau yang pakai kijang hijau itu candra, teman main biasa. Kalau yamh ku bilang

raksasa dulu? Donald. Payah. Cemburuan. Badan gede kelakuan nol.

Putty mengubah duduknya bersila menghadap kedepan. Dan putty secara sengaja

bertanya kepada sartono ayahnya,”kenapa papa sendiri tidak pacaran?”

Sartono menengok kesamping, kali ini tanpa tawa. Memandang sesaat wajah

ayahnya. Cuma sesaat. Tapi yang sesaat ini cukup membuatnya tercekat. Putty

sekarang bukan lagi Putih Melati dua tiga tahun yang lalu. Bukan si sableng yang

mengatakan serius pa?, hanya akan mengatakan bahwa para guru benar-benar

rapat dan ia pulang awal bukan karena membolos (padahal memang membolos!),

atau untuk mengatakan putty pusing sekali,,( padahal hanya ingin menghindari

pelajaran sejarah!”). Bukan pula putty manja yang yang menjadi benar-benar

serius hanya bilang menstruasinyaendatangkan rasa sakit dan merasa dirinya

celaka oleh kewanitaannya.

Putty bertanya,kenapa pa?”

Begitu tajam pertanyaan itu. Begitu menuntut. Putih Melati bukan Cuma

serius, tapi telah mrenjadi lebih dewasa. Mungkin juga menloncat menjadi

dewasa. Namun paling tidak dengan akan gadisnya sartono harus memberikan

jawaban yang paling jujr, sesederhana apapun.

Sartono menjawab,”papa tidak punya pacar.”

”papa tidak kepingin nikah lagi”

”ya, tapi nanti.”

”nanti kapan pa?”

Kelihatannya mama mau cerai sama papa burhan. Setelah urusan pengadilan

selesai, mama mau pindah keamerika.


Kali ini sartono terpaksa membelokkan mobuilnya kejalur lambat dan merambat

tak lebih dari tiga puluh kilo meter perjam. Memberi kesempatan paru-parunya

menghirup udara sedalam-dalamnya.

Jakarta dimalam minggu tergambar pada jalannya yang riuh, tapi tidak

tergesa-gesa. Bis kota- bis kota seperti biasanya penuh, mengangkut orang-orang

yang berdandan agak istimewa. Wajah- wajah kuyu diusiang hari berganti dengan

muka berkeringatanak-anak kecil yang melongok-longok keluar jendela. Berebut

tempat dengan saudaranya .

Putty menggeleng lremah, sartono menarik napas panjang. Lalu denga segan ia

mencari tempat pemutaran. Membelokkan mobilnya kekanan, berhenti sesaat

tapi,,

Kerumah siapa?

Tak ada jawaban. Balasan sorot lampu mobil dari arah lawan kelewat menyilaukan

hingga sartono tak bisa jelas melihat wajah putty. Juga tak bisa menyaksikan

setetes air mata yang jatuh membasahi wajah murungnya.


ApresiasiCerpen

1.Tema : mengisahkan tentang kehidupan seorang Ayah yang


mempunyai seorang anak gadis yang mempunyai kesengan menari. Tapi
dengan adanya masalah diantara Ayah dan Ibu gadis itu, Gadis itu
dituntun untuk lebih dewasa dalam mengarungi kehidupan.

2.TokohdanWatak

PELUKISAN WATAK
NO TOKOH WATAK PARAGRAF
CRT
DIALOG
PENGARANG
Sartono(Ayah Bijak Cowokkamumana 6
1
putyy) ?
Putty Mudahadaptasi ”inikan sedang
pacaran.” 6
2

3 Nadia - - -
(Ibu)Putty

3.Alurdan Plot

NO MAJU/MUNDUR LEMBUT/LEDAKAN TERTUTUP/TERBUKA

(MAJU),“Seoranganakkecil (LEDAKAN)Kelihatannya (TERBUKA)Kali ini

yang bernama Putty lahir mama mau cerai sama sartono terpaksa

di membelokkan mobuilnya
papa burhan. Setelah
tengahtengahkemiskinan.” kejalur lambat dan
urusan pengadilan
merambat tak lebih dari
selesai, mama mau
tiga puluh kilo meter
1
pindah keamerika.
perjam. Memberi

kesempatan paru-parunya

menghirup udara

sedalam-dalamnya.
4.Latardan Setting

NO TEMPAT WAKTU SUASANA

1 Rumah Malam Bahagia , Memprihatinkan

2 GedungGraha Bhakti Siang Bahagia

3 Kota Jakarta Malam Bahagia

5.Majas

NO MAJAS KALIMAT PARAGRAF

”Bis kota- bis kota seperti


biasanya penuh, mengangkut Paragraf 9
1 Personifikasi
orang-orang yang berdandan agak
istimewa”
Menghambur kedalam begitu ia

2 Hiperbola menguakkan pintu. Paragraf 3

Putty menenggak kopi di Paragraf 3


3 Hiperbola
meja
menyulut dan mengisapnya Paragraf 3
4 Hiperbola
pelan
Tinggal hati dan pikiran Paragraf 5
5 Hiperbola
yang riuh berfikir

6.Sudut Pandang

Dalam cerpen ini pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga,


karena pengarang menceritakan tentang kehidupan orang lain dengan
berbagai konflik atau problem yang ada pada masing-masing tokohnya.
Hal ini telah terbukti dengan penggunaaan tokoh Ayah, Putty, dan Nadya
(Ibu putty).
7. Amanat

a. Tokoh ayah

Dalam cerpen ini ayah memberikan pesan yaitu sebagai seseorang

harus tegar dalam menghadapi persoalan. Meskipun hidup serba

susah tapi demi seseorang yang sangat kita cintai harus tetap

diperjuangkan.

b. Putty

Dalam cerpen ini Putty memberikan pesan yaitu bahwa sebagai

seseorang harus bisa lebih dewasa dalam menyikapi suatu masalah.

c. Nadya (Ibu Putty)

Dalam cerpen ini Nadya memberikan pesan yaitu bila meninggalkan

seseorang janganlah melupakannya. Karena tanpa kita sadari

ternyata orang tersenut sangat berarti dalam hidup kita.

8.PrediksiCerita

Kemudian putty pun kembali kerumah setelah melihat kejadian tersebut .

Setelah sampainya dirumah putty pun langsung ke kamar mandi untuk


membersihkan dirinya, setelah

Itu putty pun pergi tidur dan tidak lupa membaca doa .

Keesokan harinya putty pun bangun lebih awal karena dia akan mengikuti
upacara di Balai Kota

Dia mengikuti upacara tersebut bersama temannya yang bernama Santi,


mereka berangkat

Pada jam 06 30 , supaya tidak kesiangan untuk mengikuti upacara


tersebut

Setelah upacara beres putty langsung pulang bersama santi, di jalan


mereka bertemu Ayahnya putty dan kemudian mereka pulang bersama
dengan menaiki mobil.
Sesampainya di rumah ternyata santi tidak pulang, dia sedang
mengerjakan tugas bersama sama di

Rumahnya putty . jam menunjukan pukul 5 sore , santi pun sudah selesai
dengan tugasnya begitu pula

putty . Lalu putty mengantarkan santi sampai ke rumahnya dengan


menggunakan sepeda

9.Penilaian
MenurutsayaCerpen yang berjudulSeorang Ayah Dan
anaknyainisangatbagustetapimemprihatinkan , karenaanak(Putty)
lahir di tengahtengahkeluarga yang miskin , danibu(Nadia)
memintauntuk di ceraikankepadaayahnya putty(Sartono)

10.Komposisi

 Judul : “Seorang Ayah danAnaknyaI”


 Paragraf : 9
 Pengarang : DiyanSafitri

Anda mungkin juga menyukai