Anda di halaman 1dari 17

Mendekatkan Pelayanan Kesehatan

Kampung Naira Distrik Airu dengan MOBILE CLINIC

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1), ” bahwa setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Undang-Undang
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 5 ayat (1) menegaskan bahwa
setiap orang pempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya
di bidang kesehatan.UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan
bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu
melahirkna generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian
ibu. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada Undang-undang tersebut
meliputi upaya promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif.
Masalah, tantangan dan strategi dalam RPJMN dan RENSTRA 2010-2014,
antara lain adalah :Akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas masih rendah dan tantangannya adalah meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat melalui penyediaan sarana dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memadai untuk merespon dinamika karakteristik penduduk dan
kondisi geografis yang beragam dengan strateginya adalah meningkatkan pelayanan
kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti;
dengan pengutamaan pada upaya promotif–preventif.
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk
mempersiapkan generasi akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak.Upaya pemeliharaan anak yang
dilakukan sejak masih dalam kandungan, sampai berumur 2 tahun (1000 Hari
Pertama Kehidupan) merupakan periode sensitif karena akibat yang ditimbulkan
terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi dan
berdampak tidak hanya pada fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan
kecerdasannya, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal
serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya
produktivitas ekonomi.

1
Komitmen global dalam MDGs menetapkan target terkait kematian ibu dan
kematian anak yaitu menurunkan angka kematian ibu hingga tiga per empat dan
angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015.Walaupun
upaya pembangunan bidang kesehatan telah dilakukan namun adanya kendala
geografis, keterbatasan tenaga baik kualitas maupun kuantitasnya termasuk
pendistribusiannya yang tidak merata, terbatasnya tingkat pendidikan masyarakat,
rendahnya pendapatan masyarakat, kondisi pemukiman dan lingkungan yang kurang
memadai merupakan faktor penghambat dari kemajuan pembangunan kesehatan
yang dilakukan di wilayah Kabupaten Jayapura pada umumnya dan khususnya di
Kampung Naira dan Pagai Distrik Airu.

B. Pelaksanaan Kegiatan Mobile Clinic TMC – Naira


Didalam mengatasi permasalahan tersebut diatasmaka sejak tahun 2014 Dinas
Kesehatan melalui dana Otsus Kabupaten Jayapura, mulai melakukan kegiatan
pelayanan kesehatan paripurna di daerah yang sulit dan kurang tersentuh pelayanan
kesehatan dengan kegiatan Mobile Clinic.
Tim Mobile Clinic adalah Tim Kesehatan yang lengkap terdiri dari Ketua
Tim, dengan anggotanya terdiri dari : tenaga administrasi (ketua Tim), Dokter,
Perawat, Bidan, Gizi, Kesehatan Lingkungan,dan Laboaratorium dengan
memberikan pelayanan kesehatan dasar berupa pengobatan umum dan penjaringan
kasus penyakit menular, imunisasi , pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB,
pelayanan dan pemantauan status gizi, pemantauan dan pembinaan kesehatan
lingkungan serta pemberdayaan masyarakat melalui upaya kesehatan berbasis
masyarakat ( UKBM ) seperti pembentukan kader Posyandu di kampung.
Kampung Naira Distrik Airu dengan Jumlah penduduk 125 jiwa terdiri dari
18 KK dan mendiami 10rumah dengan sasaran Ibu hamil 3 orang, Bayi 3, Balita 13
anak, ibu menyusui 5 orang dan usia lanjut 11 orang yang akan dilayani oleh Tim
Mobile Clinic dengan personil antara lain : Debby Persulessy, Amd.Keb sebagai
ketua Timdan anggota Timmasing-masing terdiri dari dr. Frengky Solang, Bidan
Bahara, Amd.Keb, Maruli, S.KM, Mulyani, Marselinus AMKL, dan Marsamido
Adadikam, Amd.Kep yang berangkat pada hari Selasa tanggal 19 Mei 2015 Pukul
10.20 WIT dengan menggunakan pesawat carterandari Yajasi dan tiba di Pagai
pukul 11.00 WIT. Karena ada dua penerbangan yang direncanakan dimana pada

2
penerbangan pertama hanya mengangkutTim dan barang bawaan tim.Sementara pada
penerbangan kedua mengangkut bahan bakar dan bama tim serta obat. Namun
ternyata pada penerbangan kedua yang tiba pada pukul 13.00 WIT di Pagai tidak
membawa sebagian obat tambahan dari Timkarena memang ada permintaan obat
yang diminta menyusul terkait dengan kebutuhan di Naira dan Pagai sehingga dari
tim mencoba berkomunikasi melalui radio SSB dengan penanggungjawab kegiatan
Mobile Clinic di Sentani dan ternyata memang obat tersebut masih tertinggal di
Dinas dan belum dibawa pada penerbangan kedua sehingga alternatif atau solusi
yang bisa didapat setelah berkordinasi dengan penanggungjawab atau koordinator
Tim Mobile Clinic di Sentani yaitu menitip obat bersama Tim – TMC Airu. Karena
memang Tim – TMC Airu baru akan berangkat keesokkan harinya pada tanggal 20
Mei 2015 dan bila informasi dari Airu Tim sudah tiba, baru kami Tim TMC Naira
akan berangkat menuju Ruja yang merupakan lokasi baru dari kampung Naira untuk
mengambil obat sekaligus mengadakan pelayanan sesuai dengan yang sudah
direncanakan.
Kegiatan Pelayanan menjadi tertunda karena tertinggalnya sebagian obat Tim
sehingga Tim berinisiatif melakukan beberapa kegiatan terkait dengan maksud
kedatangan tim TMC - Naira di Pagai, karena disamping Kampung Naira yang
menjadi Kampung tujuan utama Tim melakukan pelayanan kesehatan, juga sesuai
dengan kordinasi Tim dengan penanggungjawab Mobile Clinic di Sentani terkait
dengan kebiasaan masyarakat setempat yang menganggap apabila Tim Kesehatan
sudah berada di tempat mereka maka otomatis mereka akan mendapat pelayanan dari
Tim tersebut sehingga inilah yang menjadi pertimbangan maka Kampung Pagai juga
merupakan Kampung yang harus Tim layani . Maka pada hari keduatanggal 20 Mei
2015 kegiatan yang bisa dilakukan oleh Tim adalah melakukan rapat Tim pada pagi
hari membahas tentang alat transportasi/ perahu yang akan Tim gunakan, sebab
pengalaman di tahun lalu Tim melakukan penawaran transportasi/ perahu yang akan
digunakan tanpa melihat kondisi atau kapasitas muat perahu sehingga yang terjadi
pada saat itu selama perjalananTim merasa tidak nyaman maka diperjalan Tim kali
ini persoalan yang satu ini sangat menjadi prioritas untuk dilaksanakan oleh Tim
serta strategi pelayanan, mengecek kembali format laporan dari masing-masing
programsambil tetap memonitor lewat SSB terkait dengan obat yang akan dititip

3
bersama Tim-TMC Airu kemudian dilanjutkan dengan ketua Tim bersama beberapa
anggota Tim malapor tentang maksud kedatangan sekaligus meminta dukungan
kepada beberapa tokoh/ para pengambil kebijakan di Kampung Pagai sehubungan
dengan kegiatan yang akan dilakukan di Pagai dan Naira. Pada hari ketiga tanggal 21
Mei 2015 Tim kembali melakukan rapat evaluasi persiapan menjelang kegiatan yang
akan Tim lakukan selama menunggu obat di Pagai, kemudian pada siang hari Tim
melakukan kegiatan kunjungan ke rumah masyarakat untuk mengevaluasi
penggunaan kelambu oleh masyarakatsehubungan dengan pembagian kelambu oleh
Tim pada kegiatan Mobile Ckinic dibulan Oktober tahun 2014 sekaliguspendataan
danpemetaan penduduk di wilayah kampung Pagai. Selanjutnya pada tanggal 21 Mei
2015 setelah mendapat kepastian dari Tim TMC-Airu bahwa mereka sudah tiba
namun pada hari itu juga di Pagai dan sekitarnya terjadi turun hujan sehingga Tim
memutuskan untuk berangkat ke Ruja keesokkan harinya pada tanggal 22 Mei 2015
pada jam 08.15 WIT menggunakan perahu motor tempel bermesin Yahamaha 15 PK
dengan motoris bapak Herman Awatu dan tiba di Kampung Naira pada jam 10.00
WIT. Sesuai yang sudah direncanakan bahwa Tim akan singgah sebentar di
Nairauntuk mengecek sekaligus mengambil dokumentasiapakah benar benar
masyarakat telah pindah dan ternyata janji masyarakat untuk pindah ke lokasi baru
yang namanya Ruja ditahun 2015 benar-benar terjadi. Hal ini terbukti Kampung
telah kosong yang ditandai dengan tingginya rerumputan disepanjang jalan menuju
perumahan dan diperparah lagi dengan adanya pengrusakan bangunan dan obat-
obatan terlihat berhamburan di Puskesmas Pembantu Naira oleh oknum – oknum
yang tidak bertanggungjawab, dan ini sangat disayangkan karena bangunan yang
notabene merupakan permintaan dari masyarakat yang telah dibangun oleh
pemerintah Kabupaten Jayapura dengan tujuan untuk mendekatakan akses pelayanan
kesehatan kepada masyarakat demi terwujudnya derajad kesehatan yang setinggi-
tingginyanamun upaya ini pupus sudah karena bagaimanapun megahnya bangunan
Pustu tetapi Kampung tak berpenghuni, maka semuanya menjadi sia-sia saja.Setelah
melihat dan mengambil dokumentasi sebagai bukti dilaporan Tim maka pada pukul
10.45 WIT Tim berangkat menuju Ruja dengan waktu tempu selama 35 menit dan
tiba di Ruja pada pukul 12.20 WIT. Semula harapan sertaanggapan dari Tim bahwan
masyarakat di Ruja pasti tinggal di lokasi pemukiman yang terpusat pada satu

4
tempat saja, tapi ternyata dugaan ini meleset karena yang terjadi justru masyarakat
tinggal berpencar pada beberapa tempat yang menurut hemat kami bahwa ini akan
sedikit menyulitkan kami Tim TMC dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di lokasi baru tersebut. Karena obat yang ditunggu dari Tim TMC- Airu
baru tiba di sore hari dan Tim juga harus mempersiapkan tempat nginap dan
pelayanan pengobatan kepada masyarakat melalui kordinasi dengan beberapa
masyarakat yang ada di Ruja guna mendapat dukungan mereka, maka Tim
memutuskan untuk pelayanan baru dilaksanakan keesokkan harinya pada tanggal 23
Mei 2014 dengan kegiatan pada pagi hari dimulai dari kegiatan menanam bibit
kacang hijau di lokasi baru Ruja karena memang lahannya telah tersedia oleh proyek
pembuatan jalan trans Papua, dimana karena lahan di samping kiri kanan jalan
sekitar Posko Tim TMC – Naira tempatitelah dibersihkan dan cocok untuk ditanami
kacang hijau yang kebetulan saja telah kami siapkan untuk bahan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) terutama kepada anak balita dan ibu hamil,dan
dilanjutkan dengan melatih beberapa ibu dalam membuat bubur PMT, penyuluhan
tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan
pelayanan pengobatan kepada masyarakat sekaligus membagi bahan kontak berupa
pakaian baru, sabun mandi, sabun cuci, garam, roiko, susu bayi dan balita, serta susu
ibu hamil. Karena masih ada masyarakat yang harus dilayani oleh kami yaitu dari
Nalau yang merupakan pecahan dari Kampung Naira dan menurut informasi yang
diperoleh dari masyarakat bahwa Nalau merupakan Kampung yang dibentuk oleh
Distrik Benawa Kabupaten Yalimo, tetapi yang mendiami tempat tersebut adalah
sebagian dari masyarakat Kabupaten Yalimo dan sebagian lagi adalah masyarakat
dari Kampung Naira. Maka Tim memutuskan untuk segerah berangkat menuju
Nalau pada pukul 16.00 WIT dengan waktu tempu sekitar 20 menit cukup singkat
karena perjalanan turun mengikuti arus sungai Mamberamo. Setelah tiba di muara
kali Nalau terlihat air lagi surut sehingga perahu Tim tidak dapat merapat sampai di
kampung/ dekat pemukiman masyarakat, maka Tim masih harus berjalan
disepanjang kali menuju kampung dan butuh waktu tempu selama 15 menit. Di
Kampung Nalau selain pengobatan kepada masyarakat, juga Tim melakukan evaluasi
terhadap penggunaan kelambu oleh masyarakat karena memang masyarakat Nalau
yang berasal dari Kampung Naira telah diberikan kelambu oleh Tim saat pelayanan

5
di Kampung Naira pada bulan Oktober 2014. Kemudian juga pemberian bahan untuk
pembuatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) oleh Tim kepada masyarakat
Nalau yang kebetulan barang tersebut tidak bisa terangkut sampai ke Kampung, jadi
mereka langsung ambil di perahu saat Tim akan berangkat menuju Pagai. Pukul
15.10 WIT Tim berangkat dari Nalau menuju Kampung Pagai dan tiba di Pagai pada
pukul 16.20 WIT. Pada malam hari Tim melakukan rapat evaluasi terkait dengan
pelayanan yang sudah dilakukan di Ruja dan Nalau dan mempersiapkan obat serta
format laporan sehubungan dengan pelayanan yang akan dilakukan di Pagai serta
Tim mulai mengerjakan laporan. Pada hari minggu pagi tanggal 24 Mei 2015Ketua
Tim bersama beberapa anggota yang beragama Nasrani mengikuti ibadah bersama
masyarakat di Gereja Pagai sekaligus memberi pengumuman di Gereja terkait
dengan pelayan yang akan dilakukan oleh Tim di hari Senin tanggal 25 Mei 2015.
Pada tanggal 25 Mei 2015 Pelayanan oleh Tim bertempat di Puskesmas Pembantu
Pagai yang diawali dengan pemberian makanan tambahan (PMT) kepada semua anak
yang ada dan dilanjutkan dengan penyuluhan – penyuluhan diantaranya penyuluhan
1000 Hari Pertama Kehidupan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan KB
kemudian dilanjutkan dengan pengobatan dan juga pemberian bahan kontak berupa
pakaian baru, sabun mandi, sabun cuci, garam, roiko, susu bayi dan balita, serta susu
ibu hamil. Disaat pelayanan pengobatan berlangsung ada informasi dari masyarakat
bahwa ada salah satu ibu warga Pagai sedang sakit parah dan tidak bisa berjalan
sehingga untuk tidak mengganggu jalannya pelayanan pengobatan yang sedang
berlangsung maka kembali lagi Tim berkordinasi dengan keluarga pasien tersebut
untuk membawanya ke Puskesmas Pembantu Pagai. Maka setelah selesai pelayanan
ibu tersebut dibawa ke Puskesmas dengan menggunakan tandu dan ternyata memang
ibu pasien tersebut cukup serius sakitnya sehingga dokter Tim memutuskan untuk
dirawat nginap di Puskesmas Pembantu Pagai. Setelah dilakukan tindakan perawatan
oleh dokter Tim dan paramedis, kemudian keesokkan harinya tanggal 26 Mei 2015
tepat pukul 09.00 WIT karena kondisi pasien sudah memperlihatkan tanda-tanda
membaik yang ditandai dengan pasien sudah mulai makan dan bisa kembali berjalan,
maka dokter Tim melakukan pemeriksaan kembali yang hasilnya pasien sudah
dinyatakan membaik dan boleh pulang dengan catatan tetap kontrol atau rawat jalan
di Pustu. Setelah itu seperti biasanya Tim kembali melakukan evaluasi terkait

6
kegiatan yang sudah dilakukan di Pagai sekaligus melanjutkan pekerjaan laporan
sambil ada anggota Tim yang ditugaskan untuk memonitor lewat radio SSB Pustu
Pagai ke Sentani. Dan ternyata ada informasi dari Sentani bahwa kira-kira 20 menit
lagi Tim akan dijemput pulang, sehingga kami semua anggota Tim cukup dibuat
kaget dan kucar-kacir menyiapkan barang karena benar – benar belum siap, sebab
yang kami tahu sesuai informasi terakhir akan dijemput pada hari Rabu tanggal 27
Mei 2015 lebih cepat sehari dari waktu yang direncanakan karena kebetulan
informasi yang kami terima bahwa dokter Tim kami dipanggil untuk mengikuti
pelatihan Poned yang dilaksanakan di Jayapura pada tanggal 28 Mei 2015. Namun
ternyata juga ada pertimbangan karena penerbangan yang akan menjemput Tim kami
diperkirakan tidak akan terbang pada hari atau jadwal yang sudah direncanakan
untuk menjemput Tim karena pesawat tersebut akan dilakukan pemeriksaan mesin
secara rutin dalam beberapa hari kedepan, sehingga jika saja Tim tidak segerah
pulang maka yang ditakutkan waktu keberadaan Tim di Pagai bisa lebih lama dari
yang sudah dijadwalkan, sehingga pertimbangan ini menjadi bagian dari strategi
penanggungjawab TMC Kabupaten Jayapura untuk memulangkan Tim lebih cepat
dari jadwal yang direncanakan. Maka pada pukul 11.10 WIT dengan menggunakan
pesawat carteran dari Alfa trans Tim berangkat menuju Sentani dengan waktu tempu
selama 30 menit dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa pada pukul 11.40
WIT Tim tiba di Sentani dengan selamat. Dan selanjutnya disisa waktu yang ada
dimaknfaatkan oleh Tim untuk selalu berkordinasi dan evaluasi serta menyelesaikan
laporan kegiatan Tim untuk laporan dan bahan penyajian nanti di Bappeda
Kabupaten Jayapura.
Demikian laporan perjalanan Tim Mobile Clinik ke Kampung Naira dan
Pagai Distrik Airu Kabupaten Jayapura.

C. Hasil Pelaksanaan Kegiatan TMC - Naira


Adapun hasil pelayanan Kesehatan yang dilakukan di Kampung Naira dan
Pagai sebagai berikut :
A. Data Target sasaran Pelayanan ( Data Proyeksi Penduduk thn 2013 )
No Kampung Pnddk Bayi Balita Remaja WUS Bumil Bufas Busui Lansia
1 Naira 125 3 13 12 28 3 3 5 11
2 Pagai 234 5 23 22 52 5 5 9 20

7
B. Kelompok Cakupan Sasaran yang mendapat Pelayanan Kesehatan
Bayi Balita Remaja Dewasa Lansia
No Kampung WUS BUMIL BUSUI
L P L P L P L P L P
1 Naira 2 3 9 6 5 7 8 10 3 3 17 0 8
2 Pagai 2 4 15 9 4 3 15 12 1 2 7 1 12

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari sasaran bayi di Naira = 3
bayi, yang dicakup = 5 bayi (166,7%), sedangkan sasaran bayi Pagai = 6 bayi,
yang dicakup = 3 bayi (50%). Untuk sasaran balita Naira = 13 anak, yang
dicakup = 15 anak (115,4%), dan sasaran balita Pagai = 23 anak, yang dicakup =
24 anak (104,35%). Sasaran usia remaja dari Kampung Naira adalah =12 orang,
yang dicakup sebesar 12 orang (100%). Sedangkan sasaran remaja pada
Kampung Pagai sebanyak 22 orang dan yang dicakup sebanyak 7 orang
(31,88%). Kemudian dari orang dewasa yang dilayani untuk Naira sebanyak 18
orang dan Pagai sebanyak 27 orang.Kemudian dari orang dewasa yang dilayani
untuk Naira sebanyak 18 orang dan Pagai sebanyak 27 orang. Sasaran WUS
untuk Naira sebanyak 28 orang dan yang dicakup sebanyak 17 orang (60,71%),
sedangkan sasaran WUS untuk Pagai sebanyak 52 orang dan yang dicakup
sebanyak 7 orang (13,46%). Dari sasaran Bumil untuk Naira = 3 orang, yang
dicakup = 0 orang (100%) dan Pagai sasaran Bumil = 5 orang, yang dicakup = 1
orang (20%). Sasaran Busui untuk Naira = 5 orang, yang dicakup = 8 orang
(160%), sedangkan sasaran busui untuk Pagai = 9 orang, yang dicakup = 12
orang (133,3%).

C. Pelayanana Pengobatan
Data 10 (sepuluh) pola penyakit yang ditemukan Tim TMC–Naira di
Naira adalah :
Jumlah Kasus
Persen
No Nama Penyakit Penyakit Jumlah
(%)
L P
1 ISPA 14 30 44 59.5
2 Mialgia / Gangguan Otot 15 6 21 28.4
3 Tinea Imbrikata 4 3 7 9.4
4 Pulpitis 2 0 2 2.7
Jumlah 35 39 74 100

8
Pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa dari sejumlah pola penyakit
pasienyang ada di Nairacuma 4 pola penyakit dengan kasus tertinggi berada
pada kasus penyakit ISPA dengan jumlah kasus sebanyak 44 kasus dan terendah
pada kasus penyakit Pulpitis dengan jumlah kasus sebanyak 2 kasus.

D. Pelayanana Pengobatan
Data 10 (sepuluh) pola penyakit yang ditemukan Tim TMC – Naira di Pagai
adalah :
Jumlah Kasus Penyakit Persen
No Nama Penyakit Jumlah
L P (%)
1 ISPA 23 24 47 53
2 Mialgia / Gangguan Otot 6 12 18 20
3 Diare 4 4 8 9
4 Ulcus 2 1 3 4
5 Abd. Pain/Nyeri perut 0 3 3 4
6 Gastritis 1 2 3 4
7 Tinea Imbricata 1 1 2 2
8 Otitis Media 1 1 2 2
9 Pulpitis 1 0 1 1
10 Anemia 0 1 1 1
Jumlah 39 49 88 100

Pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa dari sejumlah pola penyakit
pasienyang ada di Kampung Pagai terdapat 10 pola penyakit dengan kasus
tertinggi berada pada kasus penyakit ISPA dengan jumlah kasus sebanyak 47
kasus dan terendah pada kasus penyakit Anemia dengan jumlah kasus sebanyak
1 kasus.

E. Pelayanan Penjaringan Kasus Penyakit Menular


1. Pelayanan Imunsiasi
TT B DPT/HB Ca Crash
Bu TT Wus Polio
No Kampung Bayi Bumil C HIV mp Prog.
mil
1 2 1 2 3 4 5 G 1 2 3 1 2 3 4 ak Campak
1 Naira 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
2 Pagai 5 1 1 0 2 1 1 0 0 0 3 2 0 3 2 0 0 0 2

Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari bayi yang datang di
Kampung Naira Cuma 1 bayi yang diimunisasi DPT/HB HIV 2 dan Polio 3
sebanyak 1 bayi, dan WUS mendapat TT WUS 1 = 1 orang. Sedangkan bayi
yang datang di Kampung Pagai ada 5 bayi yang diimunisasi masing-masing

9
mendapat DPT/HB HIV 1 dan Polio 1 = 3 bayi, DPT/HB HIV 2 dan Polio 2 =
2 bayi dan Crsah Program Campak = 2 bayi dan Bumil mandapat TT1 = 1 orang,
TT WUS 1 = 2 orang, TT WUS 2 & 3 masing-masing 1 orang.
2. Pelayanan Laboratorium
Malaria Tuberulosa IMS HIV
No Kampung
Dprks Pf Pv MIX Susp Diprks Sptum Pos Neg Dprks Dprks Test
1 Naira 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Pagai 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0

Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa di Kampung Naira untuk


kasus yang dapat diperiksa cauma kasus Malaria dengan jumlah orang yang
diperiksa sebanyak 3 orang dengan hasil tes negatig, sedangkan di Kampung
Pagai kasus yang dapat diperiksa yaitu kasus Malaria dengan jumlah orang
yang diperiksa sebanyak 13 orang dengan hasil tes negatif, dan kasus HIV
dengan jumlah orang yang diperiksa sebanyak 11 orang dengan hasil tes
nagatif.
3. Pencarian kasus penyakit Menular
No Kampung Campak Diare ISPA Malaria Frambosia Filaria Cacing T B IMS
1 Naira 0 1 44 0 0 0 0 0 0
2 Pagai 0 8 47 0 0 0 0 0 0

Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pencaharian kasus


penyakit menular yang dapat terjaring untuk Kampung Naira Cuma pada
kasus penyakit ISPA sebanyak 44 orang dan Diare sebanyak 1 orang,
sedangkan pada Kampung Pagai kasus ISPA sebanyak 47 orang dan Diare
sebanyak 8 orang.

F. Pelayanan Kesehatan ibu dan anak


Cakupan sasaran Bumil
Kampung Bu Dpt
No Bumil Bufas Busui K1 K4 PN KN Resti Hb< 12
Resti PMT
1 Naira 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Pagai 1 0 12 1 1 0 0 0 1 1 1

Daritabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari sasaran Bumil untuk Naira
= 3 orang, yang dicakup = 0 orang( 100% ) dan Pagai sasaran Bumil = 5 orang,
yang dicakup = 1 orang ( 20% ).Sasaran bunifas untuk Naira = 3 orang, yang
dicakup = 0 orang( 100% ), dan Pagai sasaran bunifas = 5 orang, yang dicakup =

10
0 orang ( 100% ). Sasaran Busui untuk Naira = 5 orang, yang dicakup = 8 orang (
160% ), sedangkan sasaran busui untuk Pagai = 9 orang, yang dicakup = 12
orang ( 133,3% ) , Dan bumil dengan resiko tinggi dari Naira dan Pagai cuma ada
di dapat 1 orang yaitu dari Pagai.

G. Pelayanan Perbaikan Gizi


Status Gizi Dapat Bumil dapat
B
B K
B a B Fe
u B u Vit.
a l u P
No Kampung m S K D N a r PM Vit.A A Lila
y i r M
i i a T Bayi Bal <23,5
i t u T
l k n ita 1 3
a k
g
1 Naira 5 15 0 20 20 20 0 20 0 0 20 3 15 0 0 0 0
2 Pagai 3 24 1 29 29 29 0 29 0 0 29 3 24 0 1 0 1

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari sasaran bayi di Naira = 3
bayi, yang dicakup = 5 bayi ( 166,7%), sedangkan sasaran bayi Pagai = 6 bayi,
yang dicakup = 3 bayi ( 50% ). Untuk sasaran balita Naira = 13 anak, yang
dicakup = 15 anak( 115,4% ), dan sasaran balita Pagai = 23 anak, yang dicakup =
24 anak( 104,35% ). Dan dari 20 bayi dan balita di Naira yang datang semuanya
berstatus gizi baik dan mendapat bubur PMT. Kemudian juga dari 29 bayi dan
balita di Pagai yang datang semuanya berstatus gizi baik dan mandapat bubur
PMT. Untuk yang mendapat Vitamin A bayi (100.000 IU ) di Naira = 3 bayi,
dan Vitamin A Balita ( 200.000 IU ) di Naira = 15 anak.Dari Bumil yang ada
Cuma terdapat di Kampung Pagai dengan status gizi baik dan mendapat tablet
tambah darah ( Fe1) sebanyak 1 ibu. Sedangkan indikator naik Naik ( N ) pada
balita tidak dapat diukur karena frekwensi penimbangan tidak dilakukan setiap
bulan tetapi cuma sekali saja.

H. Pelayanan Pembinaan Kesehatan Lingkungan


Rumah Jamban SAB TTU TPM
No Kampung KK
Jml Sehat Jml Sehat Jml Sehat Jml Sehat Jml Sehat
1 Naira 18 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Pagai 31 46 2 2 2 1 1 3 3 0 0

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk Kampung Naira jumlah
rumahnya masih terhitung dengan tempat lama yaitu sebanyak 15 rumah dengan
jumlah KK = 18 KK sementara jumlah Jamban, Saluran Air Bersih, tempat-

11
tempat umum, dan Tempat Pengolahan Makanan nihil, sedangkan di Kampung
Pagai jumlah rumah sebanyak 46 rumah dengan jumlah KK = 31 KK sementara
jumlah Jamban dan sehat = 2 buah, Saluran Air Bersih dan sehat = 1 saluran,
tempat-tempat umum dan sehat = 3 tempat, dan Tempat Pengolahan Makanan
nihil.
I. Pelayanan Penyuluhan Kesehatan di Naira dan Pagai
Masy Pemuda/
No Materi Penyuluhan Frekuensi Tomas Toga Jumlah
Umum Remaja
1 PHBS dan kesling 2 kali 2 2 34 14 52
2 Diare 2 kali 1 1 16 2 20
3 Kelambu dan Malaria 3 kali 2 2 34 14 52
Makanan bergizi &
4 2 kali 1 1 34 14 50
1000 HPK
Cuci tangan pakai
5 1 kali 1 1 0 21 23
sabun
6 KIA & KB 2 kali 1 1 24 14 40
7 Imunisasi 2 kali 1 1 34 14 50
14 kali 9 9 176 93 276
Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa frekwensi penyuluhan yang
telah dilaksanakan di Kampung Naira dan Pagai sebanyak 14 kali, masing-
masing PHBS dan Kesling diikuti sebanyak 52 orang, Diare dikuti sebanyak 20
orang, Kelambu dan Malarian diikuti sebanyak 52 orang, Makanan bergizi dan
1000 HPK sebanyak 50 orang, cuci tangan pakai sabun sebanyak 23 orang, K I A
dan KB diikuti sebanyak 40 orang, dan Imunisasi diikuti sebanyak 50 0rang.
J. Kegiatan Kunjungan Rumah dengan Program Perkesmas.
Jumlah KK yg Jumlah Jumlah
No Kampung
dikunjungi Kunjungan Petugas
1 Naira 18 18 7 Petugas
2 Pagai 31 31 7 Petugas

K. Pemetaan Kampung
No Fasilitas Kamp Naira Kamp. Pagai Jumlah
1 Kampung 1 1 2
2 Rumah tinggal 15 46 61
3 Balai Kampung 1 1 2
4 Gereja 1 1 2
5 Pustu 1 1 2
6 Sekolah 1 1 (Pemda Yalimo) 2
7 Lapangan terbang 0 1 1
Hasil Pemetaan Kampung terlampir.

12
L. Kegiatan Pembagian bahan pakaian baru, sabun mandi, sabun cuci, garam,
roiko, susu bayi dan balita, serta susu ibu hamil serta pemberian Makanan
tambahan berupa bubur kacang ijo dan susu.
M. Laporan Pemakaian Obat
N. Kegiatan Lain yang dilakukan Tim
Kegiatan yang dilakukanTim Mobile klinik Kampung Naira dan Pagai
adalah sebagai berikut :
1. Melapor ke para pengambil kebijakan di Kampung Naira dan Pagai untuk
mendapat dukungan dalam pelayanan.
2. Menyiapkan Posko pelayanan di lokasi Kampung Ruja (lokasi baru).
3. Memberi bibit kacang hijau serta melakukan penanaman kacang hijau
bersama masyarakat di sekitar Posko tempat pelayanan Tim.
4. Praktek Pembuatan Bubur Kacang Hijau bagi ibu -ibu untuk pemberian PMT
5. Praktek cuci tangan pakai sabun .
6. Kunjungan rumah di sore hari oleh tim Lengkap
7. Evaluasi penggunaan kelambu di masyarakat Naira dan Pagai

O. Permasalahan Program
I. Program Gizi
1. Evaluasi terkait dengan indikator program gizi yang seharusnya bisa
dilakukan atau dipantau setiap bulan agar keberlangsungan serta
keberhasilan program dapat terpantau dan terukur, namun jika kegiatan
cuma dilakukan sekali dalam setahun atau tidak rutin maka penilaian
keberhasilan program melalui beberapa indikator program tidak bisa
terpantau dan terukur dengan baik.
2. Penentuan umur untuk menentukan status Gizi masih bermasalah
3. Pemantauan pertumbuhan yang menggambarkan perubahan Konsumsi
atau gangguan kesehatan belum rutin atau sama sekali tidak dilakukan.
4. Pola konsumsi makanan pada 1 dan 2 jenis bahan makanan atau tidak
seimbang.
5. Pemberian ASI Ekslusif belum dilakukan sampai usia 6 bulan.

13
II. Program KIA
1. Kurangnya Pemahaman ibu hamil untuk pentingnya imunisasi bagi ibu
hamil
III. Program Kesling
1. Kurangnya Pemahaman masyarakat tentang pentingnya PHBS /
kebersihan Lingkungan, Rumah sehat, Jamban sehat, penyediaan air
bersih, dan saluran air limbah
IV. Program P 2 M
1. Pelaksanaan Imunisasi rutin belum dapat dlakukan rutin oleh karena
keterbatasan petugas dan transport
V. Program Promkes
1. Tidak tersedianya metode dan media promosi yang menarik seperti
pemutaran film penyuluhan
VI. Program Pelayanan Pengobatan
1. Masalah komunikasi masih menjadi kedala dalam pelayanan pengobatan
di kampung.
2. Penyakit ISPA menempati urutan tertinggi dalam 10 besar penyakit oleh
adanya perilaku kebiasaan merokok yang tinggi dan ventilasi rumah yang
kurangsehat.
VII. Permasalahan Non Program
1. Adanya perpindahan penduduk dari Kampung Naira ke lokasi baru
(Ruja) pada tahun 2015 yang tidak didukung dengan perencanaan
infrastruktur yang memadai atau tertata dengan baik menyebabkan
masyarakat dengan sesukanya membuat pemukiman dimana-mana dan
tidak terpusat pada satu tempatsehingga agak menyulitkan bagi Tim TMC
– Naira untuk memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat, bahkan
mungkin juga pada instansi teknis lain yang akan memberi pelayanan
kepada masyarakat.
P. Rencana Tindak Lanjut
I. Program Gizi
1. Perlu adanya koordinasi antar aparat kampung, Gereja, PKK dan Pustu
terkait pencatatan setiap ada kelahiran dikampung.

14
2. Permasalahan2 Gizi yang ada hanya dapat diatasi dengan membentuk
upaya kesehatan yang berbasis pada masyarakat (UKBM ) seperti
Posyandu
3. Dinas Kesehatan perlu perekrutan tenaga Gizi di Pustu Pagai (sebagai
sentral pelayanan dari 4 kampung Pagai, Naira, Kamika, dan Magri)
II. Program KIA
Perlu penguatan kapasitas petugas tentang imunisasi serta diharapkan proaktif
dari petugas pustu dalam memberi penyuluhan secara rutin tentang penting
Imunisasi bagi ibu hamil dimasyarakat Naira dan pagai
III. Program Kesling
1. Perlunya Penyuluhan secara rutin dimasyarakat Naira dan Pagai tentang
pentingnya PHBS.
IV. Program P 2 M
1. Perlu di bentuk Posyandu yang terjadwal rutin dan ketersediaan tenaga
kesehatan yang menetap serta didukung dengan alat transport yang
memadai.
V. Program Promkes
1. Mengusulkan untuk penyediaan sarana penyuluhan kesehatan yang sesuai
dengan keadaan masyarakat setempat serta berupaya memberdayakan
masyarakat terkait promosi kesehatan yang berujung pada kemandirian
masyarakat menolong didinnya sendiri
VI. Program Pelayanan Pengobatan
1. Pemberdayaan Masyarakat melalui penguatan kaspasitas terkait kader pos
obat kampung agar dapat mendampingi petugas dalam menjelaskan
pengobatan dan minum obat pada masyarakat.
2. Perlu adanya penyuluhan secara berkala tentang bahaya kebiasaan
merokok.
VII. Permasalahan non Program
1. Tim Mobile Klinik melaporkan kepada Pemda kab. Jayapura tentang
kondisi terkini Kampung Naira dan meminta agar instansi teknis terkait
bisa duduk bersama berkordinasi mencari solusi tentang masalah
Kampung Naira terkait dengan masalah intern didalam kampung, juga

15
termasuk persoalan hak ulayat antar suku dari pagai dan Naira kemudian
juga mengenai batas wilayah dengan Pemda Kabupaten Yalimo dan
Pemda Kabupaten Jayapura. Dan yang paling terpenting kedepan
pemukiman masyarakat harus bisa terpusat pada satu tempat sehingga
pada akhirnya semua program yang akan direncanakan dari instansi
teknis terkait sehubungan dengan pelayanan kepada masyarakat benar-
benar bisa berjalan dengan baik dan mendapat dukungan dari masyarak
termasuk juga memudakhan kami dari Tim Mobile Clinic dalam
memberi pelayanan guna peningkatan derajad kesehatan yang setingi-
tingginya bagi masyarakat di Kabupaten Jayapura dan khususnya di
Kampung Naira dan Pagay Distrik Airu

D. REKOMENDASI
1. Perlu adanya penambahan Petugas kesehatan Pustu Naira minimal 4 orang ( 2
org stand by dan 2 org rolling )
2. Perlu segera Pengadaan alat komunikasi Paket SSB sebanyak 3 bh untuk Pustu
Naira, kamikaro,danMagri.
3. Perlu penambahan mess pegawai/ tambah sambung rumah dinas mengingat
bertambahnya petugas dan kunjungan Tim Dinkes.
4. Perlu pengadaan Perahu dan motor tempel 15 PK sebanyak 1 unit .
5. Perlu dilengkapi peralatan Pustu berupa Lumpang obat, Dacin, Timbangan injak,
Pengukur tinggi badan, Bidan Kit, Tensi meter, stetoskop, Hecting set,
Timbangan bayi.
6. Perlu ditingkatkan Pencatatan kohor dan register Ibu, Bayi dan Balita serta
Penimbangan dan register penyuluhan
7. Perlu ditindak lunjuti oleh petugas Pustu dengan pembinaan dan pelatihan ulang
Kader Pengobatan kampung di Naira, Pagai, Magri dan Kamikaro
Sentani, 01 Juni 2015
Ketua Tim Mobile Clinic Naira

Debby Persulessy, Amd.Keb


NIP.19690112 198902 2 001

16
LAPORAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN
DI KAMPUNG NAIRA DAN PAGAI
DISTRIK AIRU KABUPATEN JAYAPURA

TIM MOBILE CLINIC NAIRA :

1. DEBBY PERSULESSY, Amd.Keb ( KETUA TIM )


2. dr. FRENGKY SOLANG ( DOKTER TIM )
3. MARSAMINDO ADADIKAM, Amd.Kep ( TENAGA PERAWAT )
4. Hj. BAHARA, Amd.Keb ( TENAGA BIDAN )
5. M A R U L I, S.KM ( TENAGA GIZI )
6. MULYANI ( TENAGA LAB )
7. MARSELINUS, AMKL ( TENAGA KESLING )

DINAS KESEHATAN KABUPATEN JAYAPURA


TAHUN 2015

17

Anda mungkin juga menyukai