Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH KEGAWAT DARURATAN


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LUKA BAKAR (COMBUSTIO)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


MARIATUL QIFTIYAH (P17221171011)
VARIDA S. (P17221173017)
APRIRIN DWI A. (P17221173028)
ASFINAH MAULIDIYAH (P17221173033)
ANISA KAMILA (P17221173039)

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang LUKA BAKAR dan
manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Malang, 17 Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER …..………………….……….........………………………………………….1
KATA PENGANTAR ...................................................................................................2
DAFTAR ISI ....…………………………………………………..........………………3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latal Belakang ..............…………….….………….....………………………….....5
1.2 Rumusan Masalah ……..…………………….…………...………………………...5
1.3 Tujuan .......................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian ................................................................................................................6
2.2 Etiologi ....................................................................................................................6
2.3 Klasifikasi ................................................................................................................6
2.4 Tanda dan gejala ......................................................................................................9
2.5 Penanganan kegawat daruratan ...............................................................................9
BAB III KONSEP DASAR ASKEP ........................................................................11
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ……………...........……………….……………………..….27

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat
meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan
beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Seorang dengan luka bakar 50%
dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan
dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup kurang dari
50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 75% mempunyai
harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk
memulangkan pasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan
waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk mencegah
komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik
rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan
hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan
khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan
anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar
atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih
intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang
disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis
dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau
paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan
pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau
persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi
yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar
pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan
memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain.
Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka
bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar

4
tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya
komplikasi multi organ yang menyertai.
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung
dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan
sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan
pengaruh lain yang menyertai. Klien luka bakar sering mengalami kejadian
bersamaan yang merugikan, seperti luka atau kematian anggota keluarga yang
lain, kehilangan rumah dan lainnya. Klien luka bakar harus dirujuk untuk
mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk menangani segera dan
masalah jangka panjang yang menyertai pada luka bakar tertentu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi luka bakar?
2. Apa saja jenis jenis luka bakar?
3. Apa penyebab dari luka bakar?
4. Apa tanda dan gejala luka bakar?
5. Bagaimana penanganan kegawatdaruratan dari luka bakar?
6. Bagaimana konsep dasar askep luka bakar?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari luka bakar
2. Untuk mengetahui jenis jenis luka bakar
3. Untuk mengetahui penyebab dari luka bakar
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala luka bakar
5. Untuk mengetahui penanganan kegawatdaruratan luka bakar
6. Untuk mengetahui konsep dasar askep luka bakar

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN
Luka Bakar ditimbulkan panas kering atau panas basah, terkena bahan kimia,
arus listrik, dan radiasi.(Long Barbara.C;1996;640)
Luka Bakar adalah kerusakan/ kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
langsung dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. (Moenajat;2000)

2.2 ETIOLOGI
Penyebab luka bakar bervariasi antara lain :
- Terpapar benda/ sumber panas akibat kontak langsunf denagn api, cairan
panas, semiliquit,steam ,semisoloid
- Terpapar zat kimia, seperti : asam kuat, basa kuat, dan zat kimia lainnya
- Sengatan listrik
- Radiasi
2.3 KLASIFIKASI
Luka bakar digambarkan dengan kedalaman, keparahan, dan gen penyebab.
Keparahan cedera luka bakar diklasifikasikan berdasarkan pada resiko mortilitas
dan resiko kecacatan fungsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan
cedera termasuk sebgai berikut :
1. Kedalaman luka bakar
Umumnya luka bakar mempunyai kedalaman yang tidak sama. Setiap
area mempunyai tiga zona cedera yaitu:
- zona koagulasi terjadi kematian seluler
- zona statis disebut are pertengahan, tempat terjadinya gannguan suplay
darah, inflamasi, dan cedera jaringan
- zona hiperemia merupakan area terluar, berhubungan dengan luka bakar
derajat I yang seharusnya sembuh dalam seminggu.

6
Klasifikasi kedalaman luka bakar antara lain :
Tabel Derajat Luka Bakar

Jaringan Karakteristi Penyem


Kedalaman Penyebab Nyeri
terkena k buhan
Ketebalan Kerusakan Sinar Kering, tidak Nyeri Sekitar 5
superfisia epitel matahari ada lepuh, hari
l (derajat minimal merah-pink,
I) memutih
dengan
tekanan

Ketebalan Epidermis, Kilat, cairan Basah, pink Nyeri Sekitar


partial dermis hangat atau merah, hipeestetik 21 hari
superfisia minimal lepuh, jaringan
l (derajat sebagian parut
IIA) memutih minimal

Keseluruhan Benda panas, Keing, pucat, Sensitif


Ketebalan epidermis, nyala api, berlilin, tidak pada
partial sebgaian cedera radiasi memutih tekanan Berkepa
dermal dermis njangan,
dalam membent
(derajat uk
IIB) jaringan
Semua yang Nyala api yg Kulit Sedikit hipertrofi
diatas, dan berkepanjang terkelupas, nyeri k,
Ketebalan bagian lemak an, listrik, avaskular, pembent
penuh subkutan, kimia, dan pucat, kuning ukan
(derajat dapat uap panas sampai coklat kontrakt
III) mengenai ur
jaringan ikat
7
otot, tulang Tidak
dapat
beregene
rasi
sendiri,m
embutuh
kan
tandur
kulit

2. Keparahan luka bakar


Cedera luka bakar dapat berkisar dari lepuh kecil sampai luka bakar
masif derajat III. Luka bakar dikategorikan kedalam luka bakar :
- Cedera luka bakar minor/ ringan
Cedera ketebalan partial <15% dari luas permukaan tubuh total
orang dewasa, <10% luas permukaan tubuh total anak-anak, atau cedera
ketebalan penuh <2% luas permukaan tubuh total.Biasanya mendapat
perawatan awal di UGD,kemudian dipulangkan dengan instruksi
dibagian rawat jalan.
- Cedera luka bakar sedang/ moderat/ pertengahan
Cedera ketebalan partial dengan 15% sampai 25% dari luas
permukaan tubuh total (LPTT) pada orang dewasa, 10% sampai 20%
LPTT pada anak-anak, atau cedera dengan ketebalan penuh kurang dari
10%LPTT yang tidak berhubungan dengan komplikasi. Umumnya
ditangani dibagian rawat inap.
- Cedera luka bakar berat/mayor
Biasanya dibawa ke fasilitas perawatan luka bakar khusus, setelah
mendapatkan perawatan kedaruratan ditempat kejadian.Cedera luka
bakar mayor adalah :
 cedera ketebalan partial >25%LPTT orang dewasa atau
20%LPTT anak-anak
 cedera ketebalan penuh 10%LPTT atau lebih

8
 Luka bkar yang mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kaki, dan
perineum
 cedera inhalasi
 cedera listrik
 luka bakar yang berkaitan dengan cedera lain misalnya: cedera
jaringan lunak, fraktur, trauma lain.(long.C Barbara,1996)

2.4 TANDA DAN GEJALA


1. Derajat Pertama
-Kulit kemerahan
-Peradangan atau bengkak ringan
-Nyeri yang masih dapat ditahan
-Kulit kering dan mengelupas, biasanya saat luka bakar mulai sembuh
2. Derajat Kedua
-Melepuh
-Memerah
-Terasa perih
3. Derajat Tiga
-Timbul area putih atau coklat gelap pada kulit
-Kulit kasar dan terkelupas
-Ada penebalan kulit yang tampak seperti lilin dan meluas

2.5 PENANGANAN KEGAWATDARURATAN


Pertolongan Pertama
 Memindahkan korban dari daerah kebakaran atau sumber api.
 Mematikan api pada tubuh, yaitu dengan menyelimuti atau menutup bagian yang
terbakar.
 Mendinginkan bagian yang terkena luka bakar dengan merendam atau
menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya 15 menit.
 Mewaspadai hambatan pada jalan napas atas, terutama pada anak-anak yang
ditandai dengan bengkak di wajah, bulu hidung terbakar, atau sesak.
 Menutup luka bakar dengan perban yang steril namun sebelumnya luka
dibersihkan terlebih dahulu.
 Memberikan air minum kepada klien agar tidak kehilangan cairan.

9
Pertolongan Luka Bakar Ringan
 Segera merendam luka ke dalam air dingin.
 Untuk luka bakar kimia sebaiknya dicuci dengan air sebanyak dan selama
mungkin.
 Membersihkan luka secara hati-hati dengan sabun dan air untuk membuang
semua kotoran yang melekat.
 Jika kotoran sukar dibersihkan, daerah yang terluka diberi obat bius dan digosok
dengan sikat.
 Menutupi luka dengan perban pembalut steril untuk melindungi luka dari
kotoran dan menjadi lebih buruk.
 Jika daerah yang terluka telah benar-benar bersih dapat dioleskan krim
antibiotik, misalnya sulfadiazin.
 Jika diperlukan, untuk mencegah infeksi bisa diberikan antibiotik per oral dan
pereda nyeri.
 Menjaga kebersihan di daerah yang terluka.
 Membuang lepuhan yang telah pecah.
 Melakukan pembidaian pada luka bakar di daerah persendian.
 Mengantung lengan atau tungkai yang mengalami luka bakar pada posisi yang
lebih tinggi dari jantung.
 Mengoleskan lotion atau mederma gel yang mengandung aloe vera atau vitamin
E setelah luka bakar dingin.

Pertolongan Luka Bakar Berat


 Di ruang emergency, dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi pernapasan,
pengobatan difokuskan untuk menggantikan cairan yang hilang dan untuk
mencegah infeksi. Korban penderita luka bakar berat biasanya diberikan oksigen
bertekanan tinggi melalui selang yang dimasukkan melalui tenggorokan untuk
membantu menghadapi efek dari karbon monoksida dan membantu bernafas.
Selang tersebut perlu dipasang jika cedera mengenai wajah atau jika
pembengkakan pada tenggorokan menyebabkan terganggunya fungsi
pernapasan. Jika tidak terjadi gangguan sistem pernapasan maka yang perlu
dilakukan hanya memberikan oksigen tambahan melalui masker.
 Setelah daerah yang terluka dibersihkan, lalu dioleskan krim atau salep
antibiotik dan dibungkus dengan perban steril. Perban biasanya diganti sebanyak
2 - 3 kali sehari.
 Luka bakar yang luas sangat rentan terhadap infeksi berat karena itu biasanya
diberikan antibiotik melalui infus. Penderita mungkin perlu diberikan booster
tetanus. Luka bakar luas bisa menyebabkan hilangnya cairan tubuh, karena itu
untuk menggantikannya diberikan cairan melalui infus.
 Kulit yang terbakar akan membentuk permukaan yang jeras dan tebal yang
disebut jaringan parut yang bisa menyebabkan terhalangnya aliran darah ke
daerah tersebut. Untuk mengurangi kontraksi pada jaringan sehat di bawahnya,
biasanya dilakukan pemotongan jaringan parutnya.
 Apabila luas luka bakar tidak lebih dari 2 cm dan terjaga kebersihannya, luka
bakar yang dalam pun bisa pulih dengan sendirinya. Tetapi jika lapisan kulit di
bawahnya mengalami kerusakan yang luas, biasanya perlu dilakukan
pencangkokan kulit (skin graft).
10
BAB III
KONSEP DASAR ASKEP

1. Pengkajian
a) Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area
yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
b) Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi
perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik);
takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema
jaringan (semua luka bakar).
c) Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
d) Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin
hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot
dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam
sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus
lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
e) Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
f) Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam
(RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal;
kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur
membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
g) Nyeri/kenyamanan:

11
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
h) Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera
inhalasi).
Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan
menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada;
jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme,
oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema
laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
i) Keamanan:
Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian
kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan
kehilangan cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong;
mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema
lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus;
lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih
dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut
sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar

12
(eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan
luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot
tetanik sehubungan dengan syok listrik).
j) Pemeriksaan diagnostik:
(1) LED: mengkaji hemokonsentrasi.
(2) Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini
terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24
jam pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti jantung.
(3) Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal,
khususnya pada cedera inhalasi asap.
(4) BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
(5) Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan
kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
(6) Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
(7) Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada
luka bakar masif.
(8) Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.

2. Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning and
documenting patient care mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan sebagai
berikut :
1 Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka
bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan
pengembangan dada.
2 Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan
cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status
hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan. Kehilangan perdarahan.
3 Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap
atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar

13
sirkumfisial dari dada atau leher.
4 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat;
kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder
tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
5 Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema.
Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka.
6 Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan, perubahan/disfungsi
neurovaskuler perifer berhubungan dengan Penurunan/interupsi aliran darah
arterial/vena, contoh luka bakar seputar ekstremitas dengan edema.
7 Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
status hipermetabolik (sebanyak 50 % - 60% lebih besar dari proporsi
normal pada cedera berat) atau katabolisme protein.
8 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler,
nyeri/tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan.
9 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Trauma : kerusakan
permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam).
10 Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis
situasi; kejadian traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.
11 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan Salah interpretasi informasi Tidak mengenal sumber
informasi.

Rencana Intervensi
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawata
Kriteria Intervensi Rasional
n
Hasil
Resiko bersihan Bersihan jalan Kaji refleks Dugaan cedera inhalasi
jalan nafas tidak nafas tetap gangguan/menelan; perhatikan
efektif efektif. pengaliran air liur,
berhubungan Kriteria Hasil : ketidakmampuan menelan, Takipnea, penggunaan otot
dengan Bunyi nafas serak, batuk mengi. bantu, sianosis dan perubahan
obstruksi vesikuler, RR Awasi frekuensi, irama, sputum menunjukkan terjadi

14
trakheobronkhia dalam batas kedalaman pernafasan ; distress pernafasan/edema
l; oedema normal, bebas perhatikan adanya paru dan kebutuhan
mukosa; dispnoe/cyanos pucat/sianosis dan sputum intervensi medik.
kompressi jalan is. mengandung karbon atau
nafas . merah muda. Obstruksi jalan nafas/distres
pernafasan dapat terjadi
Auskultasi paru, perhatikan sangat cepat atau lambat
stridor, mengi/gemericik, contoh sampai 48 jam setelah
penurunan bunyi nafas, batuk terbakar.
rejan.
Dugaan adanya hipoksemia
Perhatikan adanya pucat atau atau karbon monoksida.
warna buah ceri merah pada Meningkatkan ekspansi paru
kulit yang cidera optimal/fungsi pernafasan.
Tinggikan kepala tempat tidur. Bilakepala/leher terbakar,
Hindari penggunaan bantal di bantal dapat menghambat
bawah kepala, sesuai indikasi pernafasan, menyebabkan
nekrosis pada kartilago
telinga yang terbakar dan
Dorong batuk/latihan nafas meningkatkan konstriktur
dalam dan perubahan posisi leher.
sering. Meningkatkan ekspansi paru,
Hisapan (bila perlu) pada memobilisasi dan drainase
perawatan ekstrem, sekret.
pertahankan teknik steril. Membantu mempertahankan
jalan nafas bersih, tetapi
harus dilakukan kewaspadaan
Tingkatkan istirahat suara karena edema mukosa dan
tetapi kaji kemampuan untuk inflamasi. Teknik steril
bicara dan/atau menelan sekret menurunkan risiko infeksi.
oral secara periodik. Peningkatan
sekret/penurunan
Selidiki perubahan kemampuan untuk menelan
perilaku/mental contoh menunjukkan peningkatan
gelisah, agitasi, kacau mental. edema trakeal dan dapat
mengindikasikan kebutuhan
Awasi 24 jam keseimbngan untuk intubasi.
cairan, perhatikan Meskipun sering

15
variasi/perubahan. berhubungan dengan nyeri,
perubahan kesadaran dapat
menunjukkan
terjadinya/memburuknya
Lakukan program kolaborasi hipoksia.
meliputi : Perpindahan cairan atau
Berikan pelembab O2 melalui kelebihan penggantian cairan
cara yang tepat, contoh masker meningkatkan risiko edema
wajah paru. Catatan : Cedera
Awasi/gambaran seri GDA inhalasi meningkatkan
kebutuhan cairan sebanyak
35% atau lebih karena
edema.
O2 memperbaiki
Kaji ulang seri rontgen hipoksemia/asidosis.
Pelembaban menurunkan
pengeringan saluran
Berikan/bantu fisioterapi pernafasan dan menurunkan
dada/spirometri intensif. viskositas sputum.
Data dasar penting untuk
pengkajian lanjut status
pernafasan dan pedoman
Siapkan/bantu intubasi atau untuk pengobatan. PaO2
trakeostomi sesuai indikasi. kurang dari 50, PaCO2 lebih
besar dari 50 dan penurunan
pH menunjukkan inhalasi
asap dan terjadinya
pneumonia/SDPD.
Perubahan menunjukkan
atelektasis/edema paru tak
dapat terjadi selama 2 – 3
hari setelah terbakar
Fisioterapi dada mengalirkan
area dependen paru,
sementara spirometri intensif
dilakukan untuk memperbaiki
ekspansi paru, sehingga
meningkatkan fungsi

16
pernafasan dan menurunkan
atelektasis.
Intubasi/dukungan mekanikal
dibutuhkan bila jalan nafas
edema atau luka bakar
mempengaruhi fungsi
paru/oksegenasi.
Resiko tinggi Pasien dapat Awasi tanda vital, CVP. Memberikan pedoman untuk
kekurangan mendemostrasi Perhatikan kapiler dan penggantian cairan dan
volume cairan kan status kekuatan nadi perifer. mengkaji respon
berhubungan cairan dan kardiovaskuler.
dengan biokimia Awasi pengeluaran urine dan
Kehilangan membaik. berat jenisnya. Observasi Penggantian cairan dititrasi
cairan melalui Kriteria warna urine dan hemates untuk meyakinkan rata-2
rute abnormal. evaluasi: tak sesuai indikasi. pengeluaran urine 30-50
Peningkatan ada manifestasi cc/jam pada orang dewasa.
kebutuhan : dehidrasi, Urine berwarna merah pada
status resolusi Perkirakan drainase luka dan kerusakan otot masif karena
hypermetabolik, oedema, kehilangan yang tampak adanyadarah dan keluarnya
ketidak elektrolit mioglobin.
cukupan serum dalam Peningkatan permeabilitas
pemasukan. batas normal, Timbang berat badan setiap kapiler, perpindahan protein,
Kehilangan haluaran urine hari proses inflamasi dan
perdarahan. di atas 30 kehilangan cairan melalui
ml/jam. Ukur lingkar ekstremitas yang evaporasi mempengaruhi
terbakar tiap hari sesuai volume sirkulasi dan
indikasi pengeluaran urine.
Penggantian cairan
Selidiki perubahan mental tergantung pada berat badan
pertama dan perubahan
selanjutnya
Observasi distensi Memperkirakan luasnya
abdomen,hematomesis,feces oedema/perpindahan cairan
hitam. yang mempengaruhi volume
Hemates drainase NG dan sirkulasi dan pengeluaran
feces secara periodik. urine.
Lakukan program kolaborasi Penyimpangan pada tingkat
meliputi : kesadaran dapat

17
Pasang / pertahankan kateter mengindikasikan ketidak
urine adequatnya volume
sirkulasi/penurunan perfusi
Pasang/ pertahankan ukuran serebral
kateter IV. Stres (Curling) ulcus terjadi
Berikan penggantian cairan IV pada setengah dari semua
yang dihitung, elektrolit, pasien yang luka bakar
plasma, albumin. berat(dapat terjadi pada awal
minggu pertama).
Awasi hasil pemeriksaan
laboratorium ( Hb, elektrolit,
natrium ). Observasi ketat fungsi ginjal
dan mencegah stasis atau
Berikan obat sesuai idikasi : refleks urine.
- Diuretika contohnya Memungkinkan infus cairan
Manitol (Osmitrol) cepat.
Resusitasi cairan
menggantikan kehilangan
- Kalium cairan/elektrolit dan
membantu mencegah
- Antasida komplikasi.
Mengidentifikasi kehilangan
darah/kerusakan SDM dan
Pantau: kebutuhan penggantian
- Tanda-tanda vital setiap cairan dan elektrolit.
jam selama periode
darurat, setiap 2 jam Meningkatkan pengeluaran
selama periode akut, dan urine dan membersihkan
setiap 4 jam selama tubulus dari debris
periode rehabilitasi. /mencegah nekrosis.
- Warna urine. Penggantian lanjut karena
- Masukan dan haluaran kehilangan urine dalam
setiap jam selama jumlah besar
periode darurat, setiap 4 Menurunkan keasaman
jam selama periode akut, gastrik sedangkan inhibitor
setiap 8 jam selama histamin menurunkan
periode rehabilitasi. produksi asam hidroklorida
- Hasil-hasil JDL dan untuk menurunkan produksi

18
laporan elektrolit. asam hidroklorida untuk
- Berat badan setiap hari. menurunkan iritasi gaster.
- CVP (tekanan vena Mengidentifikasi
sentral) setiap jam bial penyimpangan indikasi
diperlukan. kemajuan atau penyimpangan
- Status umum setiap 8 dari hasil yang diharapkan.
jam. Periode darurat (awal 48 jam
pasca luka bakar) adalah
Pada penerimaan rumah sakit, periode kritis yang ditandai
lepaskan semua pakaian dan oleh hipovolemia yang
perhiasan dari area luka bakar. mencetuskan individu pada
Mulai terapi IV yang perfusi ginjal dan jarinagn tak
ditentukan dengan jarum adekuat.
lubang besar (18G), lebih
disukai melalui kulit yang
telah terluka bakar. Bila pasien
menaglami luka bakar luas
dan menunjukkan gejala-
gejala syok hipovolemik,
bantu dokter dengan
pemasangan kateter vena
sentral untuk pemantauan
CVP. Inspeksi adekuat dari luka
Beritahu dokter bila: haluaran bakar.
urine < 30 ml/jam, haus,
takikardia, CVP < 6 mmHg,
bikarbonat serum di bawah Penggantian cairan cepat
rentang normal, gelisah, TD di penting untuk mencegah
bawah rentang normal, urine gagal ginjal. Kehilangan
gelap atau encer gelap. cairan bermakna terjadi
melalui jarinagn yang
Konsultasi doketr bila terbakar dengan luka bakar
manifestasi kelebihan cairan luas. Pengukuran tekanan
terjadi. vena sentral memberikan data
tentang status volume cairan
intravaskular.
Tes guaiak muntahan warna
kopi atau feses ter hitam.

19
Laporkan temuan-temuan Temuan-temuan ini
positif. mennadakan hipovolemia dan
perlunya peningkatan cairan.
Berikan antasida yag Pada lka bakar luas,
diresepkan atau antagonis perpindahan cairan dari ruang
reseptor histamin seperti intravaskular ke ruang
simetidin interstitial menimbukan
hipovolemi.

Pasien rentan pada kelebihan


beban volume intravaskular
selama periode pemulihan
bila perpindahan cairan dari
kompartemen interstitial pada
kompartemen intravaskuler.
Temuan-temuan guaiak
positif ennandakan adanya
perdarahan GI. Perdarahan
GI menandakan adaya stres
ulkus (Curling’s).
Mencegah perdarahan GI.
Luka bakar luas mencetuskan
pasien pada ulkus stres yang
disebabkan peningkatan
sekresi hormon-hormon
adrenal dan asam HCl oleh
lambung.

Resiko Pasien dapat Pantau laporan GDA dan Mengidentifikasi kemajuan


kerusakan mendemonstra kadar karbon monoksida dan penyimpangan dari hasil
pertukaran gas sikan serum. yang diharapkan. Inhalasi
berhubungan oksigenasi asap dapat merusak alveoli,
dengan cedera adekuat. mempengaruhi pertukaran
inhalasi asap Kriteroia Beriakan suplemen oksigen gas pada membran kapiler
atau sindrom evaluasi: RR pada tingkat yang ditentukan. alveoli.
kompartemen 12-24 x/mnt, Pasang atau bantu dengan Suplemen oksigen
torakal warna kulit selang endotrakeal dan meningkatkan jumlah
sekunder normal, GDA temaptkan pasien pada oksigen yang tersedia untuk

20
terhadap luka dalam renatng ventilator mekanis sesuai jaringan. Ventilasi mekanik
bakar normal, bunyi pesanan bila terjadi diperlukan untuk pernafasan
sirkumfisial nafas bersih, insufisiensi pernafasan dukungan sampai pasie dapat
dari dada atau tak ada (dibuktikan dnegna hipoksia, dilakukan secara mandiri.
leher. kesulitan hiperkapnia, rales, takipnea
bernafas. dan perubahan sensorium).
Anjurkan pernafasan dalam Pernafasan dalam
dengan penggunaan spirometri mengembangkan alveoli,
insentif setiap 2 jam selama menurunkan resiko
tirah baring. atelektasis.
Pertahankan posisi semi
fowler, bila hipotensi tak ada. Memudahkan ventilasi
dengan menurunkan tekanan
Untuk luka bakar sekitar abdomen terhadap diafragma.
torakal, beritahu dokter bila
terjadi dispnea disertai dengan Luka bakar sekitar torakal
takipnea. Siapkan pasien dapat membatasi ekspansi
untuk pembedahan eskarotomi adda. Mengupas kulit
sesuai pesanan. (eskarotomi) memungkinkan
ekspansi dada.
Resiko tinggi Pasien bebas Pantau:
infeksi dari infeksi. - Penampilan luka bakar Mengidentifikasi indikasi-
berhubungan Kriteria (area luka bakar, sisi indikasi kemajuan atau
dengan evaluasi: tak donor dan status balutan penyimapngan dari hasil
Pertahanan ada demam, di atas sisi tandur bial yang diharapkan.
primer tidak pembentukan tandur kulit dilakukan)
adekuat; jaringan setiap 8 jam.
kerusakan granulasi baik. - Suhu setiap 4 jam.
perlinduingan - Jumlah makanan yang
kulit; jaringan dikonsumsi setiap kali
traumatik. makan. Pembersihan dan pelepasan
Pertahanan Bersihkan area luka bakar jaringan nekrotik
sekunder tidak setiap hari dan lepaskan meningkatkan pembentukan
adekuat; jarinagn nekrotik granulasi.
penurunan Hb, (debridemen) sesuai pesanan.
penekanan Berikan mandi kolam sesuai
respons pesanan, implementasikan
inflamasi perawatan yang ditentukan

21
untuk sisi donor, yang dapat Antimikroba topikal
ditutup dengan balutan membantu mencegah infeksi.
vaseline atau op site. Mengikuti prinsip aseptik
Lepaskan krim lama dari luka melindungi pasien dari
sebelum pemberian krim baru. infeksi. Kulit yang gundul
Gunakan sarung tangan steril menjadi media yang baik
dan beriakn krim antibiotika untuk kultur pertumbuhan
topikal yang diresepkan pada baketri.
area luka bakar dengan ujung
jari. Berikan krim secara Temuan-temuan ini
menyeluruh di atas luka. mennadakan infeksi. Kultur
Beritahu dokter bila demam membantu mengidentifikasi
drainase purulen atau bau patogen penyebab sehingga
busuk dari area luka bakar, sisi terapi antibiotika yang tepat
donor atau balutan sisi tandur. dapat diresepkan. Karena
Dapatkan kultur luka dan balutan siis tandur hanya
berikan antibiotika IV sesuai diganti setiap 5-10 hari, sisi
ketentuan. ini memberiakn media kultur
untuk pertumbuhan bakteri.
Tempatkan pasien pada Kulit adalah lapisan pertama
ruangan khusus dan lakukan tubuh untuk pertahanan
kewaspadaan untuk luka bakar terhadap infeksi. Teknik steril
luas yang mengenai area luas dan tindakan perawatan
tubuh. Gunakan linen tempat perlindungan lainmelindungi
tidur steril, handuk dan skort pasien terhadap infeksi.
untuk pasien. Gunakan skort Kurangnya berbagai rangsang
steril, sarung tangan dan ekstrenal dan kebebasan
penutup kepala dengan masker bergerak mencetuskan pasien
bila memberikan perawatan pada kebosanan.
pada pasien. Tempatkan radio
atau televisis pada ruangan
pasien untuk menghilangkan Melindungi terhadap tetanus.
kebosanan.
Bila riwayat imunisasi tak
adekuat, berikan globulin Ahli diet adalah spesialis
imun tetanus manusia (hyper- nutrisi yang dapat
tet) sesuai pesanan. mengevaluasi paling baik
Mulai rujukan pada ahli diet, status nutrisi pasien dan

22
beriakn protein tinggi, diet merencanakan diet untuk
tinggi kalori. Berikan emmenuhi kebuuthan nutrisi
suplemen nutrisi seperti ensure penderita. Nutrisi adekuat
atau sustacal dengan atau memabntu penyembuhan
antara makan bila masukan luka dan memenuhi
makanan kurang dari 50%. kebutuhan energi.
Anjurkan NPT atau makanan
enteral bial pasien tak dapat
makan per oral.
Nyeri Pasien dapat Berikan anlgesik narkotik Analgesik narkotik
berhubungan mendemonstra yang diresepkan prn dan diperlukan utnuk memblok
dengan sikan hilang sedikitnya 30 menit sebelum jaras nyeri dengan nyeri
Kerusakan dari prosedur perawatan luka. berat. Absorpsi obat IM
kulit/jaringan; ketidaknyaman Evaluasi keefektifannya. buruk pada pasien dengan
pembentukan an. Anjurkan analgesik IV bila luka bakar luas yang
edema. Kriteria luka bakar luas. disebabkan oleh perpindahan
Manipulasi evaluasi: interstitial berkenaan dnegan
jaringan cidera menyangkal Pertahankan pintu kamar peningkatan permeabilitas
contoh nyeri, tertutup, tingkatkan suhu kapiler.
debridemen melaporkan ruangan dan berikan selimut Panas dan air hilang melalui
luka. perasaan ekstra untuk memberikan jaringan luka bakar,
nyaman, kehangatan. menyebabkan hipoetrmia.
ekspresi wajah Tindakan eksternal ini
dan postur Berikan ayunan di atas temapt membantu menghemat
tubuh rileks. tidur bila diperlukan. kehilangan panas.
Menururnkan neyri dengan
mempertahankan berat badan
Bantu dengan pengubahan jauh dari linen temapat tidur
posisi setiap 2 jam bila terhadap luka dan
diperlukan. Dapatkan bantuan menuurnkan pemajanan
tambahan sesuai kebutuhan, ujung saraf pada aliran udara.
khususnya bila pasien tak Menghilangkan tekanan pada
dapat membantu membalikkan tonjolan tulang dependen.
badan sendiri. Dukungan adekuat pada luka
bakar selama gerakan
membantu meinimalkan
ketidaknyamanan.
Resiko tinggi Pasien Untuk luka bakar yang Mengidentifikasi indikasi-

23
kerusakan menunjukkan mengitari ekstermitas atau indikasi kemajuan atau
perfusi jaringan, sirkulasi tetap luka bakar listrik, pantau penyimpangan dari hasil
perubahan/disfu adekuat. status neurovaskular dari yang diharapkan.
ngsi Kriteria ekstermitas setaip 2 jam.
neurovaskuler evaluasi: Pertahankan ekstermitas Meningkatkan aliran balik
perifer warna kulit bengkak ditinggikan. vena dan menurunkan
berhubungan normal, pembengkakan.
dengan menyangkal Beritahu dokter dengan segera
Penurunan/inter kebas dan bila terjadi nadi berkurang, Temuan-temuan ini
upsi aliran kesemutan, pengisian kapiler buruk, atau menandakan keruskana
darah nadi perifer penurunan sensasi. Siapkan sirkualsi distal. Dokter dapat
arterial/vena, dapat diraba. untuk pembedahan eskarotomi mengkaji tekanan jaringan
contoh luka sesuai pesanan. untuk emnentukan kebutuhan
bakar seputar terhadap intervensi bedah.
ekstremitas Eskarotomi (mengikis pada
dengan edema. eskar) atau fasiotomi
mungkin diperlukan untuk
memperbaiki sirkulasi
adekuat.
Kerusakan Memumjukkan Kaji/catat ukuran, warna, Memberikan informasi dasar
integritas kulit regenerasi kedalaman luka, perhatikan tentang kebutuhan
b/d kerusakan jaringan jaringan nekrotik dan kondisi penanaman kulit dan
permukaan kulit Kriteria hasil: sekitar luka. kemungkinan petunjuk
sekunder Mencapai tentang sirkulasi pada aera
destruksi penyembuhan Lakukan perawatan luka bakar graft.
lapisan kulit. tepat waktu yang tepat dan tindakan
pada area luka kontrol infeksi. Menyiapkan jaringan untuk
bakar. penanaman dan menurunkan
Pertahankan penutupan luka resiko infeksi/kegagalan
sesuai indikasi. kulit.

Kain nilon/membran silikon


mengandung kolagen porcine
Tinggikan area graft bila peptida yang melekat pada
mungkin/tepat. Pertahankan permukaan luka sampai
posisi yang diinginkan dan lepasnya atau mengelupas
imobilisasi area bila secara spontan kulit
diindikasikan. repitelisasi.

24
Menurunkan pembengkakan
Pertahankan balutan diatas /membatasi resiko pemisahan
area graft baru dan/atau sisi graft. Gerakan jaringan
donor sesuai indikasi. dibawah graft dapat
mengubah posisi yang
Cuci sisi dengan sabun ringan, mempengaruhi penyembuhan
cuci, dan minyaki dengan optimal.
krim, beberapa waktu dalam Area mungkin ditutupi oleh
sehari, setelah balutan dilepas bahan dengan permukaan
dan penyembuhan selesai. tembus pandang tak reaktif.
Lakukan program kolaborasi :
- Siapkan / bantu prosedur Kulit graft baru dan sisi
bedah/balutan biologis. donor yang sembuh
memerlukan perawatan
khusus untuk
mempertahankan kelenturan.

Graft kulit diambil dari kulit


orang itu sendiri/orang lain
untuk penutupan sementara
pada luka bakar luas sampai
kulit orang itu siap ditanam.

25
BAB IV
PENUTUP

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan


kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi.
Luka bakar dapat tejadi pada setiap orang dengan berbagai faktor
penyebab seperti :panas, sengatan listrik, zat kimia, maupun radiasi. Penderita
luka bakar memerluakn penanganan yang serius secara holistik/ menyeluruh dari
berbagai aspek dan disiplin ilmu. Pada penderita luka bakar yang luas dan dalam
memerluakn perawatan luka bakar yang lama dan mahal serta mempunyai efek
resiko kematian yang tinggi.
Dampak luka bakar bagi penderita dapat menimbulkan berbagai masalah
fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarganya.Perawat sebagai tim
yang paling banyal berhubungan dengan asien dituntut untuk terus
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu merawat
pasien luka bakar secara komprehensif dan optimal.
Prinsip-prinsip penanganan pasien luka bakar selama perawatan dirumah sakit
termasuk :
1. Pemberian terapi cairan dan nutrisi yang adekuat
2. Pencegahan infeksi
3. Penanganan/penyembuahn luka
4. Pencegahan kontraktur/ deformitas
5. Rehabilitasi lanjut
Tingkat keberhasilan perawatan penderita luka bakar sanagt dipengaruhi
oleh cara penanganan, kerjasama dan kecekatan tim kesehatan yang merawat
disamping faktor-faktor lain (usia penderita, riwayat kesehatan, penyebab luka
bakar,cedera lain yang menyertai dan kebiasaan hidup)
Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi maka makin
berkembang pula tehnik/ cara penanganan luka bakar sehingga makin
meningkatkan kesempatan untuk sembuh bagi penderita luka bakar

26
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Yulia Ratna Sintia. 2013. Luka Bakar : Konsep Umum dan Investigasi Berbasis
Klinis Luka Antemortem dan Postmortem. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Grace, P.A & Borley, N.R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah edisi ketiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Gurnida, Dida dan Melisa Lilisari. 2011. Dukungan Nutrisi pada Penderita Luka Bakar.
Bagian Ilmu Kesehatann Anak,Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Rumah
Sakit Hasan Sadikin,Bandung.
Hardisman. 2014. Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta : Gosyen Publising.
Moenadjat Y. 2009. Luka bakar masalah dan tatalaksana. Jakarta : Balai penerbit FKUI
Mohamad, Kartono. 2005. Pertolongan Pertama. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Rahayuningsih. 2012. Penatalaksanaan Luka Baka

27

Anda mungkin juga menyukai